TeamNXL Tunjuk CCO dan COO Baru Untuk Fokus Kembangkan Bisnis

Tanggal 4 Oktober 2020 lalu, TeamNXL,mengumumkan penunjukkan Yohanes Auri sebagai pengisi posisi Chief Commercial Officer (CCO) di dalam manajemen organisasi. Yohanes Auri sendiri merupakan salah satu sosok pengusaha muda ternama, yang merupakan founder dari advertising/digital agency Flux Design dan Idenya Flux. Selain itu, TeamNXL sebelumnya juga sempat menunjuk Henry Louis “TwoJ”, ex-pro player League of Legends, untuk mengisi posisi Chief Operating Officer (COO) di dalam tubuh manajemen TeamNXL.

Mengutip blog post resmi TeamNXL, alasan penunjukkan dua sosok tersebut sebagai bagian manajemen adalah merupakan salah satu bentuk proses perubahan TeamNXL dari sekadar tim hobi menjadi bisnis. “15 tahun belakangan, saya menjalani ini semua (TeamNXL) sebagai hobi yang berkelanjutan. Kini, menimbang posisi esports yang sudah menjadi industri, saya merasa penting untuk shifting TeamNXL dari sekadar hobi menjadi bisnis. Dengan pengalaman yang ada sebagai pelaku selama ini, kami ingin menjalankan model bisnis yang kami rancang bersama-sama.” Tulis Richard Permana selaku Founder dan CEO TeamNXL di blog post .

Dalam rilis TeamNXL menjelaskan bahwa salah satu tugas Yohanes Auri selaku CCO adalah untuk mengatur sisi kreatif untuk setiap brand yang akan bekerja sama dengan TeamNXL.  Yohanes Auri adalah salah satu sosok pengusaha muda, yang namanya mendapat cukup banyak sorotan dalam prosesnya membangun Flux Design/Idenya Flux. Dalam 5 tahun, Yohanes Auri berhasil membangun bisnisnya dari sekadar “usaha di kamar tidur” menjadi perusahaan dengan omset miliaran rupiah.

Tercatat, Yohanes Auri bersama Idenya Flux sempat menangani beberapa rekan ternama seperti Sriwijaya Air, AIA, Siloam Hospital, Delfi, dan sebagainya. “Pertama saya mau branding TeamNXL agar dapat lebih diterima oleh kalangan gamers mobile. Dahulu TeamNXL terkenal di skena PC, sementara sekarang pasar gaming ada di mobile. Saya akui TeamNXL sekarang agak ketinggalan, jadi tugas saya adalah untuk meningkatkan brand image TeamNXL agar dapat lebih diterima oleh gamers mobile. Kedua, saya juga akan coba membawa TeamNXL ke beberapa brand yang sudah pernah saya pegang via Idenya Flux.” Yohanes Auri menjabarkan sedikit strateginya untuk mengembangkan TeamNXL ke depan.

Sementara dari sisi lain, Henry Louis selaku COO akan fokus kepada aspek bisnis dari TeamNXL, termasuk strategi dalam membangun revenue stream, memperhatikan perkembangan tim, dan lain sebagainya. Dalam blog post, ditulis bahwa Henry Louis memiliki 2 target untuk mengembangkan TeamNXL, yaitu membangun divisi mobile games yang benar-benar kuat, dan merekrut lebih banyak talent agar NXL semakin banyak dilirik.

Sumber: Garena Indonesia
Henry Louis “TwoJ” atau akrab disapa Juju (tengah memegang Piala), mantan pemain profesional League of Legends Indonesia yang sempat bermain bersama tim Fortius, kini mengemban kewajiban sebagai Chief Operation Officer dari TeamNXL | Sumber: Garena Indonesia

“Jadi TeamNXL nantinya tidak hanya menjadi sebuah tim esports, tapi juga talent agency. Untuk itu, saya sudah merekrut talent yang cukup besar, bisa dibilang cukup famous, dan kami merasa beruntung mendapatkan dia sebagai bagian dari TeamNXL.” Ucap Henry membahas strateginya seraya memberi sedikit bocoran soal apa yang sudah ia lakukan sejauh ini.

“Lebih lanjutnya, soon akan kami kerjakan tahun 2021. Sebagai awal yang baru bagi TeamNXL, kami tentu harus mempersiapkan lebih dulu plan marketing, dan hal lainnya. Tapi kalau untuk short-term, bisa dapat sponsor dan investment menjadi salah satu target utama.” Henry juga menjelaskan soal bagaimana ia akan mencapai dua target yang disebutkan sebelumnya.”

Nama TeamNXL memang terbilang cukup besar di Indonesia, terutama jika melihat rekam jejak prestasi mereka dalam sejarah esports Counter-Strike Indonesia. Namun demikian, nama TeamNXL terbilang meredup saat ada perubahan tren di skena esports lokal, dari PC menjadi mobile games. Tahun 2019 lalu, TeamNXL membuka NXL Esports Center, yang menjadi semacam hub bagi pemain esports PC, dan para penggemar TeamNXL.

CS:GO Jadi Free-to-Play dan Pengaruhnya terhadap Esports

6 Desember 2018, Valve mengumumkan bahwa Counter Strike: Global Offensive (CS:GO) berubah jadi game Free-to-Play (FTP). Kabar ini memang menggemparkan dunia persilatan meski memang bukan yang pertama kali dilakukan oleh Valve. Sebelumnya, Team Fortress 2 (TF2) juga menerapkan sistem bisnis yang serupa. 23 Juni 2011, TF2 berubah menjadi FTP setelah sebelumnya berbayar.

Lalu bagaimana dengan para pemain yang telah membeli CS:GO sebelumnya? Buat mereka yang telah membeli, para pemain tersebut akan secara otomatis mendapatkan Upgrade Prime Status. Para pemain dengan Prime Status akan ditandingkan (matchmaking) dengan pemain yang sama berstatus Prime. Mereka juga berhak untuk menerima in-game items yang eksklusif.

Keputusan CS:GO jadi FTP tentu mengundang perdebatan di antara komunitasnya karena memang ada dampak positif dan negatifnya. Lalu bagaimanakah perubahan sistem bisnis ini akan berpengaruh terhadap scene esports CS:GO?

Richard Permana (kanan). Sumber: Richard "nxl> frgd[ibtJ]" Permana
Richard Permana (kanan). Sumber: Richard “nxl> frgd[ibtJ]” Permana
Saya pun menghubungi 2 orang yang termasuk dalam ikon esports CS:GO Indonesia untuk menanyakan pendapatnya. Pertama adalah Richard Permana, yang mungkin bisa dibilang sebagai salah satu orang paling berjasa dalam perkembangan esports CS:GO Indonesia ataupun esports secara luas. Ia adalah pemain sekaligus CEO dari TEAMnxl> yang merupakan salah satu organisasi esports Indonesia yang masih eksis dari 2006 sampai sekarang.

Sedangkan yang kedua adalah Kevin “xccurate” Susanto yang merupakan satu dari 2 pemain CS:GO profesional kebanggaan Indonesia yang bermain di tim luar negeri. Ia bersama Hansel “BnTeT” Ferdinand bermain untuk tim Tiongkok bernama TyLoo. Keduanya tak hanya bisa dibilang pemain CS:GO terbaik asal Indonesia, tapi juga Asia Tenggara.

Kevin Susanto. Sumber: HLTV
Kevin Susanto. Sumber: HLTV

Dampak Positif dan Negatif Free-to-Play

Baik Richard dan Kevin sama-sama setuju bahwa berubahnya CS:GO jadi FTP merupakan kabar baik buat game FPS yang dirilis di 22 Agustus 2012. “Lebih bagus soalnya jadi lebih banyak orang yang tertarik untuk bermain CS:GO.” Ujar Kevin.

Richard juga menambahkan bahwa Valve sebenarnya tidak butuh pendapatan dari user yang membeli game ini karena mereka bisa mencari revenue dari in-game item. Dengan jadi gratis, CS:GO juga mungkin akan lebih menarik bagi pasar Indonesia yang suka game-game gratisan.

“Harusnya dari dulu (jadi gratis)… Hahaha.” Kata Richard sambil tertawa.

Penambahan jumlah pemain ini juga terbukti dengan data yang kami lihat di SteamCharts ataupun SteamDB. Dari SteamCharts, jumlah pemain tertinggi di November 2018 mencapai 546.031 sedangkan, di Desember 2018, angka tersebut naik ke 692.891 pemain. Sedangkan di SteamDB, terlihat tren yang serupa. Ada kenaikan jumlah pemain di bulan Desember 2018.

Namun begitu, kenaikan jumlah pemainnya memang tidak signifikan (setidaknya sampai artikel ini ditulis). Bahkan di kedua situs tadi, data dari 7 hari terakhir bukan merupakan periode dengan jumlah pemain tertinggi. Namun demikian, angka ini masih bisa saja berubah mengingat baru satu hari CS:GO digratiskan.

Fluktuasi pemain CS:GO. Sumber: SteamCharts
Fluktuasi pemain CS:GO. Sumber: SteamCharts

Kevin berharap bahwa dengan perubahan sistem bisnis ini, CS:GO bisa booming kembali seperti saat CS:GO jadi satu-satunya game FPS kompetitif. “Saya sih berharap seperti itu (booming lagi). Apalagi ada mode baru juga, Battle Royale Danger Zone. Sebenarnya, CS:GO itu seru banget (tapi) mungkin karena dulu berbayar orang-orang jadi malas untuk bermain. Apalagi CS:GO itu tidak terlalu mudah jadi harus benar-benar sering bermain untuk jadi pro (player).” Ungkap Kevin.

Sedangkan Richard sendiri sedikit pesimis bahwa CS:GO akan kembali ke puncak kejayaannya. Ia beranggapan bahwa, di Indonesia, CS:GO tetap tidak akan seramai game mobile karena bermain CS:GO butuh perangkat yang tidak murah – setidaknya dibandingkan perangkat mobile.

Penambahan jumlah pemain memang bisa dibilang sebagai dampak positif dari gratisnya CS:GO yang mungkin kehilangan popularitasnya gara-gara Fortnite ataupun PUBG di PC ataupun maraknya game-game kompetitif di platform mobile.

Namun demikian, dengan berubah jadi gratis, jumlah cheaters ataupun trolls (orang-orang yang sekadar ingin mengganggu jalannya permainan) di CS:GO juga kemungkinan besar akan bertambah besar. “Yup! Bener (cheater dan trolls akan semakin banyak). Siap-siap aja.” Kata Richard.

Patch CS:GO 7 Desember 2018. Sumber: Counter-Strike.net
Patch CS:GO 7 Desember 2018. Sumber: Counter-Strike.net

Ia juga menambahkan semoga Valve terus meningkatkan sistem keamanan game mereka (VAC) untuk menekan hal tersebut. Jumlah orang-orang yang tidak serius bermain memang tak dapat dihindari dan komunitas CS:GO di Reddit sendiri sudah merasakannya. Mereka pun meminta sebuah fitur dari Valve agar para pemain gratisan bisa diblok di Community Server dan Valve mengabulkan fitur tersebut (di patch 7 Desember 2018).

Saya pribadi, yang telah berkecimpung di industri game dari 2008, memang tak melihat CS:GO akan kembali ke puncak kejayaannya jika tak ada peningkatan dari dukungan ekosistemnya, seperti esports-nya.

Dampaknya terhadap Esports Scenes?

Dampak kenaikan jumlah pemain mungkin memang juga akan berdampak positif terhadap dunia esports CS:GO. Sampai hari ini, ajang kompetitif CS:GO memang bisa dibilang lebih buruk dari pada saudaranya, Dota 2 yang sama-sama besutan Valve.

Kenapa? Karena para pemain profesional Dota 2 punya tujuan akhir The International (TI) yang merupakan piala dunianya game tersebut. Sedangkan CS:GO tak punya kompetisi semacam itu. Baik Dota 2 dan CS:GO sama-sama punya jenjang kompetisi Major dan Minor namun hanya Dota 2 yang punya jenjang di atas Major.

Sumber: Counter-Strike.net
Sumber: Counter-Strike.net

Apakah dengan naiknya popularitas CS:GO yang jadi gratis ini akan membuka peluang agar Valve membuat turnamen yang setara TI? Richard dan Kevin setuju bahwa bertambahnya jumlah pemain bisa berpengaruh pada munculnya turnamen CS:GO setingkat TI. Sayangnya, keduanya juga mengaku belum mendapatkan kepastian soal hal tersebut.

Di satu sisi, munculnya ajang kompetitif berskala besar memang dipengaruhi oleh jumlah pemain di game tersebut mengingat butuh dana yang tidak kecil juga untuk menggelar turnamen berskala internasional. Namun demikian, jumlah pemain juga bukan jadi satu-satunya faktor penentu. Keseriusan developer atau publisher game menggarap esports scene game itu juga berpengaruh besar terhadap ekosistemnya.

Coba saja kita bandingkan dengan TF2 yang saya sebutkan di awal artikel. TF2 yang berubah dari berbayar jadi gratis tidak serta merta membuat ekosistem esports-nya hidup. Jika memang Valve ataupun stakeholders lainnya tak ada keinginan untuk membesarkan ekosistem esports CS:GO, jumlah pemain yang bertambah tak akan berdampak apapun.

Hubungan antara ekosistem esports dan popularitas sebuah game memang saling terkait erat. Ajang esports memang dapat berfungsi sebagai alat pemasaran bagi game tersebut namun para stakeholders esports juga kecil kemungkinannya akan menggelontorkan dana besar jika game tersebut tak punya angka pemain yang masif. Perdebatan ini memang seperti perdebatan mana yang lebih dulu antara ayam dan telur.

C9. Sumber: VPEsports
C9. Sumber: VPEsports

Selain soal skala, ada perbedaan besar juga antara dunia persilatan ajang kompetitif CS:GO dan Dota 2. Juara-juara TI berasal dari regional yang berbeda-beda, dari mulai Amerika Utara, Eropa, ataupun Asia (Tiongkok). Namun pemerataan juara ini tak terjadi di CS:GO. Sampai artikel ini ditulis, Amerika Utara baru 1x menang kejuaraan setingkat Major. Selebihnya, kejuaraan setingkat Major hanya dimenangkan oleh tim-tim Eropa.

Apakah hal ini akan berubah dengan berubahnya CS:GO jadi FTP, mengingat pemainnya sekarang bisa berasal dari berbagai kalangan seperti Dota 2? Richard beranggapan CS:GO masih akan didominasi oleh para pemain Eropa meski sudah jadi FTP. “Region lain benar-benar harus jadi sebuah tim yang benar-benar bisa perform, dengan work rate yang tinggi.”

Soal dominasi ini, menurut saya, bisa jadi akan sedikit merata setelah CS:GO berubah jadi FTP. Namun, berhubung butuh waktu yang lama untuk benar-benar berada di puncak ajang kompetitif, mungkin tim-tim baru tidak akan serta merta tampil memukau dalam waktu dekat.

Lain waktu, mungkin kita akan berbincang-bincang lebih detail dengan Kevin untuk cari tahu kenapa dominasi tim-tim Eropa begitu kuat di CS:GO karena ia bersama timnya yang benar-benar sudah merasakan panasnya panggung CS:GO kelas internasional.

Danger Zone: Battle Royale CS:GO

Selain perubahan sistem bisnisnya, ada satu update lagi yang tak kalah penting kemarin yaitu mode Battle Royale di CS:GO. Genre Battle Royale sendiri memang sedang berada di puncak popularitasnya berkat Fortnite dan PUBG. Valve nampaknya benar-benar ingin menaikkan popularitas CS:GO di kalangan yang lebih luas dengan update kali ini.

Namun bagaimana pendapat Richard dan Kevin soal mode ini? Richard mengaku cukup positif dengan mode tersebut karena ia melihat Valve berani mengikuti tren dan keinginan komunitas tertentu. Hal ini ia anggap positif karena, menurutnya, CS sudah seperti mother of FPS esports.

Sedangkan Kevin juga setuju bahwa mode ini memang positif namun ia berharap ke depannya ada patch-patch baru untuk membuat Battle Royal CS:GO lebih mantab.

Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda setuju dengan semua pendapat yang ada di sini? Apakah sistem FTP dan mode BR akan membuat CS:GO kembali ke puncak kejayaannya lagi? Kita tunggu saja ya!

Marlo Ernesto, Putra dari Presenter Terkenal Terpilih Jadi Sniper-nya Tim NXL

Berkat prestasi-prestasi yang didulang para gamer profesional lokal, semakin banyak orang awam menyadari bahwa gaming bukanlah industri sepele. Kini ada banyak tim terkenal di tiap ‘cabang olahraga’, namun kita tidak boleh melupakan jasa para pionir yang telah membangun pilar eSport di tanah air. Apalagi, beberapa dari mereka hingga kini masih terus berkiprah di sana.

Akhir minggu lalu, saya mendapatkan kabar gembira dari tim yang memulai sepak terjangnya sejak era Counter-Strike lebih dari satu dekade silam, NXL. Sang kapten sekaligus CEO menghubungi saya langsung dan mengabarkan bahwa timnya telah diperkuat oleh satu anggota baru yang istimewa. Ia adalah putra seorang presenter televisi terkenal Andy F. Noya.

Marlo Randy Ernesto Noya, lebih dikenal dengan nama Marlo Ernesto, ialah anak ketiga dari pembawa acara Kick Andy itu. Marlo lahir di tahun 1996, dan kabarnya mulai terjun ke gaming sejak usia delapan tahun, dan tidak lama, ia segera tertarik pada eSport. Marlo mengaku, saat itu ia mengikuti kakaknya bermain Stargate Online dan Ragnarok Online di iCafe. Marlo juga punya banyak pengalaman sebagai YouTuber, ranah yang ia tekuni dari tahun 2011.

Langkah Marlo menggeluti Counter-Strike: Global Offensive dilakukan empat tahun silam. Meski boleh dibilag tidak terlalu lama, dalam masa ‘pengawasan’, Richard mengaku melihat mahirnya Marlo dalam bermain serta memecahkan situasi-situasi sulit. Akhirnya NXL memutuskan buat merekrut Marlo sebagai personel baru mereka, mengontraknya selama setahun.

Di NXL, Marlo (dengan nickname Ernesto di dalam permainan) memperkuat tim sebagai penembak jitu. Richard berharap agar kemampuan Marlo terus berkembang sehingga ia dapat menjadi ‘sniper yang melegenda di dunia Counter-Strike dan menjelma jadi peman serbabisa di kawasan Asia Pasifik’.

Marlo sendiri punya keinginan untuk membantu NXL mencapai target-targetnya, salah satunya ialah untuk mendukung mereka kembali menjadi tim eSport nomor satu di nusantara serta berkesempatan mewakilkan Indonesia di ajang-ajang internasional. Target jarak dekatnya tentu saja adalah ‘memenangkan setiap turnamen yang NXL ikuti’.

“Saya sangat berterima kasih pada Tuhan karena sudah diberikan kesempatan seperti ini dan juga saya ingin berterima kasih kepada orang-orang terdekat yang selalu mendukung saya,” tutur Marlo. “Saya sangat bahagia akhirnya dapat bermain CS:GO di level lebih tinggi bersama NXL – tim impian saya sejak awal terjun ke Counter-Strike. Saya berharap, kedatangan saya di NXL dapat membawa kemenangan bagi tim.”

Belum lama, tim NXL juga terpilih jadi brand ambassador baru MSI. Dan mewakilkan DailySocial, saya mengucapkan selamat pada NXL atas pencapaian-pencapaian penting ini. Semoga sukses selalu.

Marlo Ernesto

Update: Ada sedikit modifikasi pada judul, dimaksudkan agar lebih informatif.

NXL Beri Update Soal Perjalanan Mereka ke Turnamen di Shanghai

Sebulan telah berlalu sejak kita mendengar kabar mengenai kiprah tim NXL di Zowie Extremesland Asia 2016 yang terhalang kendala pembuatan visa. Jika mengikuti perkembangannya via sosial media mereka, Anda pasti sudah mendengar berita gembira. Para jawara CS:GO ini akhirnya bisa berangkat ke Shanghai untuk mengikuti babak selanjutnya di perhelatan tersebut.

Langsung dari Shanghai, kapten tim sekaligus CEO NXL Richard Permana memberi update soal perjalanan mereka hingga bisa sampai di sana, setelah paspor Albert ‘FrostMisty’ Giovanni tertahan selama berminggu-minggu di kedutaan China terkait ‘masalah keamanan’ acara G20. Richard menyampaikan, jalan keluar dapat mereka peroleh berkat bantuan dari pemerintah melalui Kementerian Luar Negeri dan MPR.

Ketika mengetahui masalah ini, tim BenQ selaku penyelenggara turnamen memberikan deadline ke NXL. Nasib baik tampaknya memihak para atlet esport, dan selepas penantian panjang, urusan visa pun beres. Tapi ada problem lain menanti mereka: ujian skripsi Hansel ‘BnTeT’ Ferdinand di UPH bentrok dengan jadwal kepulangan tim. Alhasil, banyak pihak harus dilibatkan demi memperoleh izin reschedule – orang tua, rekan satu grup ujian, kepala jurusan, wakil kepala jurusan, pihak IeSPA sampai BenQ.

NXL baru saja menyelesaikan pertandingan melawan Renegades sebagai perwakilan Amerika-Australia. Sayang sekali tim kesayangan kita ini harus mengakui keunggulan Renegades, setelah sebelumnya berhasil menumbangkan tim Jepang, Rascal Jester.

NXL

Richard sempat bilang bahwa Renegades merupakan lawan berat, tim kelas dunia. Dan selain Renegades, sang team leader NXL menjelaskan ada banyak lawan lain yang sama sekali tidak boleh disepelekan, contohnya tim-tim asal Tiongkok, rival sesama negara Asia Tenggara, serta The Mongolz. Meski sempat terjatuh, fans tak perlu khawatir, NXL masih punya satu kesempatan lagi untuk kembali berjuang – kali ini akan berduel dengan tim EHOME.

Seusai Zowie Extremesland Asia CS:GO 2016, jangan dikira NXL punya banyak waktu untuk bersantai-santai. Yang terjadi malah sebaliknya. Mereka hanya diberi satu setengah minggu buat bersiap-siap menghadapi e-Sports World Championship yang diselenggarakan International e-Sports Federation di Auditorium Ancol, Jakarta.

Kendala-kendala yang belakangan menghambat kiprah NXL di laga internasional memang Richard akui menggangu konsentrasi kawan-kawannya. Salah satu contohnya, mereka sempat kalah dan turun ke posisi lower bracket dalam babak kualifikasi IeSF World Championship. Untung saja NXL bisa membalikkan keadaan.

“Hal ini mungkin mendandai galaunya NXL saat itu, apalagi dengan berbagai situasi yang harus dijalani dan dihadapi bersama-sama,” tutur Richard Permana.

Catatan: DailySocial ialah media partner tim NXL.

Perjalanan NXL ke Grand Final Extremesland Terancam Gagal Karena Perubahan Aturan Mendadak

Keberhasilan NXL menjuarai kualifikasi Zowie Extremesland Asia CS:GO 2016 memberikan kesempatan bagi jawara eSport lokal ini untuk mewakili Indonesia dalam sesi grand final yang akan dilangsungkan di Shanghai bulan September besok. Sayang sekali, belum lama ini terdengar kabar kurang baik yang mengancam perjalanan NXL menuju laga internasional tersebut.

Lewat sosial media, minggu lalu NXL mengabarkan bahwa dua anggota mereka yakni Albert Gionvanni dan pemain cadangan Steven, kesulitan mendapatkan visa karena permohonan mereka di-cancel. Jika Albert dan Steven tak bisa berangkat, seluruh tim NXL kemungkinan akan gagal tanding di final. Perlu Anda tahu, pembatalan visa berbeda dari penolakan, sebab dengan begitu mereka baru diizinkan terbang di bulan Oktober, saat kompetisi sudah selesai.

Penyebabnya sangat sepele, dan melihat krusialnya event ini bagi NXL, sangat membuat mereka frustasi: visa tertahan karena peraturan baru terkait akan dilaksanakannya pertemuan G20 di Tiongkok bulan September 2016 serta alasan ‘masalah keamanan’. Regulasi tersebut berlaku secara sementara (mulai 10 Agustus sampai G20 rampung), penjabarannya ialah sebagai berikut:

  • Pemohon harus menyertakan paspor lama mereka.
  • Pemohon yang paspornya kosong tidak akan mendapatkan visa.
  • Paspor yang mempunyai visa Arab tidak akan diberi visa Tiongkok.
  • Pemohon yang tidak mempunyai paspor lama tidak akan memperoleh visa.

Peraturan tersebut menjadi kendala bagi dua anggota tim NXL. Albert tidak punya paspor lama karena paspor miliknya sekarang merupakan paspor pertama dan satu-satunya. Sedangkan Steven menggunakan paspor anak-anak dan sama sekali belum mendapatkan visa karena ia memang belum pernah pergi ke luar negeri. Petugas Kedutaan China ‘khawatir’, Steven menyimpan paspor lain.

NXL sudah mencoba memberikan penjelasan pada petugas consulate general, tapi tidak menghasilkan jalan keluar. Probabilitas selanjutnya adalah visa keempat anggota tim akan ditangguhkan dan baru bisa diperoleh di bulan Oktober. Kabar gembiranya, IeSPA mendukung penuh agenda NXL buat berangkat ke final di Shanghai dan telah mengeluarkan surat permohonan pengajuan rekomendasi pada Deputi Bidang Pembudayaan Olahraga RI.

Tentu saja kita berharap semua masalah ini bisa segera teratasi, memberikan NXL kesempatan untuk bertanding di grand final Extremesland Asia CS:GO 2016.

Ada kabar bahwa perubahan regulasi mendadak karena konferensi G20 juga menyusahkan para pemohon visa beasiswa, dan juga menyebabkan ratusan pabrik di Tiongkok tutup.

Kondisi Ekosistem eSport di Indonesia Menurut Pandangan Tim NXL

Penetrasi eSport di tanah air yang terbilang cepat merupakan dampak dari beberapa aspek: lebih banyak orang kini memahami potensi gaming, pemerintah mulai mengakuinya, dan makin banyak gamer lokal mengerti cara menakar kualitas permainan video. Namun rasanya belum lengkap jika kita belum meminta pendapat dari salah satu pemain berpengalaman di ranah itu.

Belum lama, saya mendapatkan kesempatan untuk berbincang-bincang bersama founder sekaligus kapten tim NXL, Richard Permana terkait kondisi eSport di Indonesia. Ayo disimak.

NXL 6

Menurut Anda, apakah ekosistem eSport di negara ini sudah ideal? Dan melihat kecemasan orang tua, apakah dunia pro-gaming bisa dijadikan karier?

Bagi kebanyakan tim tentu belum ideal. Hanya mereka yang benar-benar berani berjuang serius yang dapat menikmati hasilnya, itu pun mungkin belum seberapa.

Tapi beberapa judul permainan seperti League of Legends dan PointBlank terbukti sangat menjanjikan karena Garena berkomitmen penuh untuk memajukan eSport. Dalam kasus ini, eSports bisa dijadikan karier mereka karena game-game tersebut merupakan judul global dan didukung publisher-nya.

Di permainan yang saya geluti, yaitu CS:GO, ekosistemnya belum cukup memuaskan. Di sini, ia minim turnamen online dan belum banyak konten lokal. Jumlah penonton live-stream pun belum optimal.

NXL 5

Bagaimana perbedaan keadaan eSport ketika Anda pertama terjun di dalamnya dengan kondisi saat ini? Sudah adakah perkembangan signifikan?

Tentu saja ada perbedaan. Buat sekarang, tersedianya jejaring sosial sangat membantu, terutama untuk berinteraksi dan bertukar informasi dengan para fans. Pemerintah sendiri hadir dalam sebuah wadah bernama IeSPA, dan pelan-pelan dukungan mereka bisa kami rasakan. Oh, bulan Oktober nanti kebetulan akan ada event World Championship di Ancol.

NXL 4

Selain dukungan sponsor, sebetulnya apa yang paling dibutuhkan tim eSport lokal saat ini?

Dalam game yang kami geluti, Counter-Strike: Global Offensive, komunitas merasa rindu pada event-event besar rutin setiap bulan, juga pertandingan level menengah atau kecil setiap dua minggu, dan sebagainya. Kalaupun event sudah ada, kita butuh penonton untuk memuaskan sponsor acara tersebut, bukan hanya fokus pada peserta pertandingan.

Kehadiran pemerintah melalui IeSPA sudah sangat kami syukuri, dan kami tidak mau menaruh harapan terlalu tinggi. Saya rasa saat ini masih banyak hal penting yang perlu pemerintah benahi selain eSport, kecuali mereka serius untuk terjun langsung dalam pengembangan industri ini.

NXL 3

Untuk Anda sendiri, seperti apa keadaan paling ideal yang dapat membuat eSport berkembang subur di Indonesia?

Mungkin di setiap kota besar, pemerintah menyediakan bangunan khusus untuk eSports, di mana di dalamnya komunitas bisa bebas berlatih tanding secara rutin dan profesional. Kami sendiri melihat kebutuhan akan perlengkapan turnamen berstandar high-end, contohnya PC berspesifikasi mumpuni, monitor dengan refresh rate tinggi, dukungan caster dan lokasi yang menarik, serta tersedianya ‘coaching clinic‘ buat membantu para pemain baru.

NXL 2

Apakah Anda tidak merasa khawatir jerih payah tim NXL akan terlupakan oleh pemerintah di masa yang akan datang?

Ketika kami berlatih, bertanding dan menjadi juara di luar negeri, kami selalu bentangkan bendera Merah Putih. Kami semua sudah tahu dan sepakat, besar peluang kami tidak akan mendapatkan penghargaan dalam bentuk apapun. Jujur saja kami tidak berharap apa-apa, perjuangan ini murni untuk sumbangsih bagi negeri dan tim, keluarga, sponsor, serta memberikan contoh yang baik buat fans dan komunitas eSport Indonesia.

Terima kasih Richard!

Catatan: DailySocial ialah media partner tim NXL.

Diary Tim NXL di Laga AGES 2016

Tim CS:GO NXL mempunyai harapan tinggi buat mengukirkan nama mereka sebagai pemenang kompetisi eSport bergengsi di Asia Tenggara, AGES 2016. Selama kiprah mereka di ranah gaming profesional, NXL berhasil menjaga rekor kemenangan mutlak dalam laga LAN. Namun nasib berkata lain, mereka yang telah berlatih begitu keras harus pulang tanpa membawa piala.

Fans mungkin merasa kecewa, tapi tentu saja, tidak ada yang lebih sedih menghadapi pahitnya kekalahan dibanding personel NXL sendiri. Belum lama, saya berkesempatan menghubungi sang team leader Richard Permana untuk mencari tahu perjalanan dan pengalaman mereka selama bertanding di ASEAN Games for eSport 2016.

NXL Article 6 3
Di turnamen LAN, banyak faktor eksternal yang bisa memengaruhi performa permainan.

Seperti yang sudah Anda tahu, turnamen kelas internasional bukan merupakan hal baru bagi tim pemenang ACG Beijing 2013, BenQ League 2014 Malaysia sampai BenQ CS:GO Asia Cup 2015 tersebut. Mereka sudah terbiasa menghadapi ketatnya jadwal, kelelahan, dan kurang tidur. Namun baru di AGES 2016 ini formasi baru NXL diuji keampuhannya. Di sana, kompetisi CS:GO hanya berlangsung dua hari saja.

Tim tiba di Malaysia hari Jumat tanggal 27 Mei pukul lima sore, namun baru sampai di hotel jam 11 malam karena harus menunggu kontingen negara lain. Bus sudah menunggu keesokan paginya, membawa mereka buat melakukan registrasi ulang. Di pertandingan pertama, NXL memperoleh kesempatan untuk berhadapan melawan Signatur Gaming dari Thailand. Richard menjelaskan, mereka ini adalah salah satu tim kuat di kawasan Asia Tenggara.

NXL Article 6 2
Agil Baskoro alias Roseau.

Sayang sekali, Richard mengaku performa mereka kurang optimal. Rasa grogi di awal pertandingan memang wajar, tetapi menyebabkan kesalahan yang berujung pada kekalahan. Richard bilang, “Kami kalah di partai pertama, turun ke lower bracket yang artinya adalah nyawa terakhir.”

Di pertandingan kedua, NXL sukses menyapu bersih tim Malaysia. Skornya mencengangkan: 16 lawan 1 – tak masalah karena jarak level yang terlampau jauh. Tetapi ada kejutan menanti di match selanjutnya: Fortius.

NXL Article 6 1
Para pemain dituntut untuk bisa beradaptasi, termasuk saat diberikan meja yang sempit.

“Dulu saya pernah berkeinginan untuk mengirimkan dua wakil dari Indonesia ke AGES agar tim CS:GO nusantara bisa memperoleh award atau masuk ke delapan besar, supaya mereka bisa membawa pulang hadiah sebagai modal,” kata Richard. “Namun saya sedih harus melihat dua tim Indonesia saling membantai di panggung utama. Kalah di sana mengakibatkan mereka harus pulang, dan itu pun belum masuk delapan besar.”

Fortius juga harus turun ke lower bracket akibat kalah dari MiTH Thailand. Menghadapi Fortius, NXL unggul yaitu 16 melawan 7. Bagi Richard, ini bukanlah kemenangan yang ia harapkan.

NXL Article 6 4
Menjaga rekor tak terkalahkan ialah salah satu beban terberat yang dipikul NXL.

Selanjutnya, NXL tanding dengan Hanoi Vortex. Sejumlah kesalahan masih terjadi, tapi para jawara CS:GO Indonesia ini berhasil menyingkirkan tim asal Vietnam tersebut, memberikan mereka kesempatan untuk berduel kembali melawan Signature Gaming.

Di match kelima di hari Sabtu itu, NXL bertanding lebih baik dan efektif, membuat mereka unggul di awal. Sayang sekali, di saat 14 lawan 14, seorang personel NXL lepas kendali karena terpancing gerakan lawan. Richard menuturkan, “Akibatnya, pengalaman kali ini harus dibayar mahal. Di hari itu, perjalanan kami terhenti.”

NXL Article 6 6
Seluruh anggota NXL dan perwakilan dari IeSPA.

Tapi seperti kata Nelson Mandela, ‘Seorang pemenang adalah pemimpi yang tidak pernah menyerah’, dan Richard serta kawan-kawan tidak mau berlarut-larut memikirkan kekalahan. Kerja keras tanpa henti NXL-lah yang bisa membuat mereka melangkah sejauh ini. NXL tentu sudah melakukan analisis dan evaluasi, mencari tahu apa penyebab mereka kalah. Sebagai awalnya, Richard sudah mulai menerapkan kebijakan serta strategi baru.

Dan apapun yang terjadi, saya yakin para pecinta serta pemerhati eSport di Indonesia akan terus mendukung para maestro CS:GO itu dan merasa terhormat bisa diwakilkan NXL di turnamen-turnamen bergengsi dunia.

Edit: Ada kekeliruan penulisan skor saat NXL melawan Fortius, telah diperbaiki.

Catatan: DailySocial ialah media partner tim NXL.

Tips Bermain CS:GO Untuk Pemula Persembahan Tim NXL

Tepat pada hari ini, Jumat 27 Mei, tim Counter-Strike: Global Offensive NXL berangkat ke Kuala Lumpur untuk mengikuti kejuaraan eSport paling bergengsi di Asia Tenggara, AGES 2016. Namun di tengah kesibukan mereka, Richard Permana dan kawan-kawan masih sempat meluangkan waktu merespons permintaan saya buat berbagi tips bermain CS:GO khusus bagi para pemula.

Lima jawara CS:GO dari Indonesia itu dengan senang hati memberi jawabannya, dan di sini kita bisa melihat kira-kira apa aspek paling penting dan mendasar bagi tiap-tiap personel NXL:

 

Vega ‘Soifong’ Tanaka

NXL Article 5 4
NXL Soifong.

Menurut Soifong, sangat krusial bagi kita untuk memilih periferal dan menentukan setting software. Harus ‘pasti dan dikuasai’. Vega menekankan agar pemain tidak menggonta-ganti mouse, tentukan satu tipe yang cocok dan nyaman digunakan.

Selanjutnya, Anda disarankan mempelajari setup kartu grafis, aplikasi/software gaming gear, bagaimana cara menonaktifkan fitur mouse acceleration, serta memahami opsi visual di dalam permainan. Jika semuanya sudah dilakukan, cari level sensitivitas mouse yang enak, atau silakan tiru setting gamer profesional lain.

Albert ‘FrostMisty’ Giovanni

NXL Article 5 3
NXL FrostMisty.

“Jangan lewatkan tutorial,” kata Albert singkat. Jika sudah mengerti, Anda bisa masuk ke tahap ‘mapping‘ ketika bemain secara casual supaya mengetahui dari mana biasanya lawan keluar; kemudian mempelajari tempat planting bom serta cara melindunginya, dan di mana lokasi sempurna untuk menjaganya.

Albert menyampaikan pentingnya belajar menembak: teknik spray buat jarak dekat, serta metode burst dan tapping untuk baku tembak jarak jauh.

Baskoro ‘Roseau’ Dwi Putra

NXL Article 5 1
NXL Roseau.

Baskoro menjelaskan bahwa pertama-tama gamer harus mengatur tingkat sensitivity mouse supaya cocok dengan cara kita bermain, dan sebaiknya jangan mengikuti orang lain karena masing-masing individu berbeda (bertolak belakang dari saran Vega, artinya kedua cara dibenarkan). Setelah itu para pemula sebaiknya berlatih recoil dari masing-masing pistol, senapan serbu, SMG, dan senapan penembak runduk.

Pemahaman akan recoil dapat diasah dengan cara melawan bot di aim-botz atau map latihan yang tersedia di Workshop.

“Sesudah itu, baru jajal deathmatch dan casual, lalu kalau sudah jago banget baru deh mulai kompetitif. Goodluck,” tutur Roseau.

Bagas ‘Banteng’ Gunadi

NXL Article 5 5
NXL Banteng.

Anggota terbaru tim NXL ini menganjurkan agar kita bermain di mode Weapon Course di depan halaman CS:GO terlebih dulu – di bawah pilihan Offline With Bots. Dengannya gamer bisa belajar banyak hal, dari mulai melatih kemampuan tapping, burst, melempar granat, cara memberondong musuh, serta menanam dan menjinakkan C4. Cara berlari, jongkok dan berjalan pelan, semuanya ada disana.

Jika sudah mengerti, tinggal mencoba langsung di mode casual atau deathmatch.

Richard ‘frgd[ibtJ]’ Permana

NXL Article 5 2
NXL frgd[ibtJ].
Dengan jam terbang yang tinggi, saran dari kapten tim NXL ini sedikit berbeda dari rekan-rekannya. Richard menyampaikan, “Jadikan YouTube sebagai perpustakaan Anda, subscribe di channel-channel yang berhubungan dengan permainan. Praktekkan ilmu mereka, tampilkan dalam latihan. Lalu apabila efektif, maka lanjutkan ke dalam tim dan pertandingan.”

Kemudian masukkan lainnya juga tidak kalah penting: jangan malas belajar. Kita harus selalu mau cari tahu dan mengeksplorasi hal-hal yang tidak disukai dalam permainan. Jangan lupa untuk mendengarkan kata-kata komentator dan analisis dari para ahli CS:GO. Cara ini sangat membantu Anda mendapatkan pemahaman-pemahaman baru.

Terimakasih pada Richard, Bagas, Baskoro, Albert dan Vega. Semoga sukses di ASEAN Games for eSport 2016.

Catatan: DailySocial ialah media partner tim NXL.

Apa yang Disiapkan NXL Buat Hadapi AGES 2016?

Minggu lalu, Richard Permana menjelaskan krusialnya ASEAN Games for eSport bagi NXL. Perubahan pada formasi akan menjadi tantangan besar bagi tim CS:GO kebanggaan Indonesia itu dalam menghadapi lawan-lawan beratnya. Untuk artikel kali ini, saya bertanya pada semua anggota NXL: hal-hal apa yang paling mereka butuhkan untuk menghadapi AGES 2016?

Jawabannya lebih baik dari yang saya harapkan. Ternyata persiapan NXL buat menyongsong turnamen besar itu tak hanya soal mengasah kemampuan dan mempersiapkan gaming gear favorit saja.

Vega ‘Soifong’ Tanaka

NXL Article 4 6
NXL Soifong.

Pro gamer dengan spesialisasi pada peran support ini sangat religius. Ia bilang, “Butuh penyertaan Tuhan, itu yang pertama dan paling utama.”

Buat turnamen besar nanti, Vega tidak terlalu menuntut. Menurutnya, periferal gaming SteelSeries yang ia gunakan sehari-hari untuk latihan sejak ‘zaman dahulu kala’ sudah bisa menjadi peralatan tempur ampuh. Selanjutnya saat mendekati pertandingan nanti, ia hanya menginginkan segelas kopi atau minuman energi seperti Red Bull supaya tidak mengantuk dan ada tambahan tenaga dalam menyelesaikan match.

Baskoro ‘Roseau’ Dwi Putra

NXL Article 4 3
NXL Roseau.

Baskoro sendiri sepertinya tak begitu terbebani dengan AGES 2016. Gamer support Counter-Strike: Global Offensive ini berkomentar ringan, “Butuh tidur yang cukup pastinya.”

Di sisi gaming gear, Roseau memilih mousepad SteelSeries QcK karena aksesori ini tidak memakan banyak tempat saat bertanding LAN. Umumnya, space di lokasi kompetisi tidak terlalu luas, selain itu QcK juga mudah dibawa-bawa.

Melengkapi perhatian Baskoro terhadap keringkasan, pecinta AK-47 ini memerlukan earphone SteelSeries Flux. Menurutnya, mereka akan bertanding di mall, dan suara pasti akan sangat berisik.

Albert ‘FrostMisty’ Giovanni

NXL Article 4 5
NXL FrostMisty.

“Bawa topi biar santai, lalu biasanya bawa action figure buat panjangan,” kata Albert sembari tertawa.

Sang ‘backstabber’ NXL ini menjelaskan bahwa sudah pasti akan mengusung gaming gear SteelSeries, lalu Albert juga berharap semoga di turnamen nanti penyelenggara menggunakan monitor BenQ, alasannya adalah karena faktor kebiasaan.

Selanjutnya, yang Albert butuhkan ialah lebih banyak latihan, olahraga dan berdoa. Ia juga mengungkapkan pentingnya dukungan keluarga dan fans agar tim NXL semakin semangat.

Bagas ‘Banteng’ Gunadi

NXL Article 4 4
NXL Banteng.

Bagas menyampaikan, “Saya memerlukan penghangat badan agar tidak kedinginan di turnamen LAN; kemudian butuh makan yang cukup, supaya dapat bermain maksimal dan tidak lemas.”

Ia mengharapkan panitia sudah mempersiapkan PC dengan spesifikasi high-end, memastikan tidak ada lag serta penurunan frame rate sewaktu bermain. Seperti kawan-kawannya, Bagas memilih aksesori dan periferal pendukung besutan SteelSeries.

Mungkin Anda sudah tahu, gamer ber-nickname Banteng ini adalah penggemar figurine. Bagas bilang pada saya bahwa ia ingin ada lebih banyak lagi koleksi action figure di meja tempat ia bermain ‘sebagai jimat keberuntungan’.

Richard ‘frgd[ibtJ]’ Permana

NXL Article 4 2
NXL frgd[ibtJ].
Menargetkan podium utama, leader tim NXL ini tentu saja menanggapi AGES 2016 dengan sangat serius. Richard berencana membawa iPod tuanya untuk mendengarkan lagu-lagu rohani. Ia tampaknya tidak terlalu menuntut soal gaming gear. Senada dengan Baskoro, ia cuma perlu cukup tidur dan mempersiapkan baju ‘heat-tech‘ demi menjaga suhu tubuh tetap hangan.

Tak sedikit orang mendeskripsikan Counter-Strike sebagai penjelmaan permainan catur dalam wujud first-person shooter. Analogi ini menarik, karena Richard bilang ia sudah menginstal aplikasi catur di smartphone, berguna untuk ‘pemanasan otak baik saat menyerang atau bertahan’.

Catatan: DailySocial ialah media partner tim NXL.

NXL Targetkan Untuk Jadi Jawara AGES 2016

Di edisi bincang-bincang dengan tim NXL kali ini, saya mencuri sedikit waktu Richard Permana untuk membahas target jangka pendek yang telah mereka tentukan. CEO dari salah satu tim eSport tersukses di Indonesia itu dengan senang hati menjawab lengkap seluruh pertanyaan saya meskipun seharusnya, saat ini mereka sedang berlatih tanding bersama Edward Gaming asal Tiongkok.

Richard, turnamen apa yang akan jadi fokus NXL dalam waktu dekat?

Kita akan fokus ke AGES 2016 (ASEAN Games for eSport), ajang khusus bagi negara-negara Asia Tenggara untuk memperebutkan prize pool yang luar biasa besar di kawasan ini.

NXL Article 3 3
NXL sedang latihan di gaming room-nya.

Mengapa menurut kalian kompetisi tersebut penting?

Sangat penting, dari berbagai sisi, misalnya ini akan jadi ujian pertama line-up terbaru kami di mode LAN se-Asia Tenggara. Seberapa tangguh mental tim kami kali ini? Apakah kami bisa menghasilkan streak enam kali berturut-turut juara pertama di luar negeri? Dari sisi hadiah, jika kami berhasil, tentu akan menjadi modal yang sangat berarti untuk manajemen tim.

Jika jadi juara di sana, apakah itu jadi loncatan buat mengikuti event selanjutnya?

Mungkin sekali. Sebagai contoh, kemarin ada kompetisi di China, kita batal ikut karena manajemen kekurangan dana untuk akomodasi dan hal lainnya. Padahal di sana kami bisa bertemu langsung lawan tanding seperti Tyloo dan ViCi Gaming. Hal-hal seperti ini bisa teratasi dengan adanya prize money dari tournamen-turnamen selanjutnya.

NXL Article 3 2
Richard Permana dan Bagas ‘Banteng’ Gunadi.

Dari sisi publisitas, saya tidak tahu apakah memenangkan event itu dapat sampai terdengar ke panitia ESL, PGL atau DreamHack, untuk memberikan slot tambahan kepada tim Asia Tenggara ketika ada babak kualifikasi CS:GO Asia. Selama ini tim SEA sedikit terpinggirkan buat distribusi slot, padahal banyak tim berpotensi selain NXL di kawasan tersebut; contohnya Signature.Jynx dari Thailand, Mineski dari Filipina, dreamScape dari Singapura, dan lain-lain.

Persiapan seperti apa yang sedang dilakukan tim NXL?

Sejak dihilangkannya Inferno dari map pool resmi, kita bisa membuat map pool baru sendiri, dan memainkan map yang biasanya dilarang atau tidak sepenuhnya kami kuasai. Persiapan sudah berlangsung dari minggu kedua April sampai sekarang, karena kita harus rombak ulang sebagian besar strategi dengan masuknya pemain baru kami, Banteng.

Untuk porsi latihan, biasanya kami semua latihan aim sendiri-sendiri. Jika ada panggilan, baru kami lakukan latihan 1v1, 1v2 1v3, dan sebagainya. Kami lagi lebih banyak fokus ke pertahanan. Map pool sekarang ada tujuh (Nuke, Dust2, Train, Overpass, Mirage, Cache, Cbblestone), akan sangat sulit menguasai semuanya secara berbarengan.

NXL Article 3 45jpg
Richard sedang mengarahkan tim asuhannya.

Bolehkah beri sedikit bocoran mengenai strategi yang akan tim NXL terapkan?

Banteng belum selesai saya ‘eksploitasi’, masih banyak yang belum matang dari permainannya. Tapi kalau bicara bidikan dia, sudahlah, dia seperti memakai cheat. Oleh sebab itu, taktik bertahan dan taktik menyerang akan sama sekali beda, meta game-nya juga berbeda.

Siapa yang kira-kira akan jadi lawan tangguh buat NXL di AGES 2016?

Kami menunggu tantangan pertandingan dari MVP Karnal Malaysia. Kali terakhir kami bertemu dengan mereka di Cyberjaya, berhasil kami taklukkan dengan skor mencolok, namun mereka berkembang sedemikian pesat di match online sehingga bisa mengalahkan kami dan pergi ke Taiwan buat mewakili Asia Tenggara. Yes, saya tertantang untuk membuktikan siapa sebenarnya yang lebih baik sekarang.

NXL Article 3 4
Dari kiri ke kanan: Soifong, FrostMisty, frgd[ibtJ], Roseau, dan Banteng.
Misalnya NXL menjuarai AGES 2016, turnamen apa selanjutnya yang sangat ingin kalian ikuti?

Jelas, memenangkan Minor CS:GO Asia Qualifier selanjutnya secara meyakinkan dengan line up baru ini. Semoga, permainan tim NXL saat itu sudah mantap. Selanjutnya, bisa ikut kompetisi di China, menjuarai ESEA S22 buat merebut tiket ke final di Eropa/Amerika.

Semoga sukses NXL, terimakasih Richard Permana.

NXL Article 3 1

Catatan: DailySocial ialah media partner tim NXL.