Toyota Resmi Memulai Layanan Ridesharing di Hawaii

Ide layananan ridesharing sebetulnya telah digagas sejak awal 90-an, namun baru setelah perangkat bergerak menyebar luas lalu mayoritas kendala network serta komunikasi berhasil diatasi, barulah app-app ridesharing mulai bermunculan di tahun 2012. Saat itu, layanan transportasi ini umumnya digarap oleh perusahaan San Francisco seperti Lyft, Uber, Wingz dan Sidecar.

Baru bertahun-tahun setelah itu, layanan serupa dibuntuti oleh satu raksasa otomotif asal Jepang. Hari selasa kemarin, Toyota mengumumkan dimulainya layananan ridesharing bernama Hui yang mempersilakan kita menyewa beragam jenis mobil buatan mereka. Sebelum bisa menggunakannya, yang perlu Anda lakukan adalah melakukan reservasi melalui aplikasi mobile Hui – tersedia buat perangkat Android dan iOS.

Toyota memilih ibu kota Hawaii, Honolulu, sebagai tempat peluncuran perdana Hui. Layanan ini dikelola oleh Servco Pacific sebagai distributor resmi Toyota di negara bagian Hawaii, lalu aplikasinya sendiri dikembangkan oleh tim Toyota Connected North America dan menggunakan Mobility Service Platform.

Di momen peluncurannya, perusahaan asal Aichi Prefecture itu menyediakan 70 unit kendaraan bermerek Toyota dan Lexus yang ditempatkan di 25 lokasi di kota Honolulu. Saat ini, Anda dapat memilih model Toyota Prius, Prius Prime, Camry XSE serta Lexus RX 350 dan RX F Sport. Toyota juga memastikan Anda tidak akan melewatkan lokasi Hui dan tak akan kebingungan dengan memberikan petunjuk jelas soal mobil yang bisa diambil serta di mana tempat pengembaliannya.

Kendaraan-kendaraan Hui memanfaatkan teknologi Smart Key Box, berfungsi untuk menciptakan ‘kunci digital’ buat mengakses, membuka, serta menyalakan mobil berbekal smartphone. Biaya sewanya disuguhkan mulai US$ 10 per jam atau US$ 80 per hari. Bergantung dari jenis mobilnya, harga bisa naik hingga US$ 20 per jam atau US$ 160 per hari. Uang yang Anda keluarkan itu sudah termasuk biaya asuransi, perawatan, dan bensin.

Ketika menyewa mobil, Anda akan diberikan kartu bensin buat mengisinya tanpa perlu mengeluarkan uang lagi. Sewaktu mengembalikan kendaraan, Anda diminta untuk setidaknya menyisakan bensin seperempat tanki sehingga pengemudi berikutnya tidak perlu membuang-buang waktu mencari-cari SPBU.

Selain Smart Key Box, ada banyak fungsi lain yang Toyota benamkan dalam aplikasi mobile Hui, dari mulai sistem identifikasi pengguna dan autentikasi, sejumlah metode pembayaran, serta beragam tool pengelolaan armada.

Perlu Anda ketahui bahwa Toyota bukanlah perusahaan pertama yang menawarkan layanan ridesharing di wilayah Hawaii. Di sana sudah ada Zipcar dan Enterpirse. Ridesharing – entah apakah menawarkan mobil, motor atau sepeda – telah jadi bisnis besar di Amerika.

Via DigitalTrends.

It’s a Payment War, not a Ridesharing Battle

As it became official today — Kudo has just been acquired by Grab. This just confirmed my theory that I fought for in a WhatsApp conversation with a startup friend: This SE Asia region war isn’t in the ridesharing space, but actually in the payment space — and Uber might be losing out.

Let’s look back and track how the two companies are doing it:

Go-Jek — yes they started with a ridesharing, and then expanded even more successfully in the food delivery space: GoFood. After that it keeps adding more use-cases (Go Massage, Go Glam, and more) and became an on-demand platform (for platform play, see WeChat in China).

At first, I was thinking that Go-Jek was aiming to become WeChat indeed — adding all things into one app and become the go to platform in our daily life. I heard they are even on the verge of closing a $1B round from Tencent (HA!).

But after launching their payment platform, GoPay, and basically just subsidize the whole lot of use-cases for the sake of people pumping money inside its wallet. Now, I’m confirmed that in fact this is a payment war.

It is the war to actually banking the unbanked.

If you think about it Go-Jek (and possibly Grab) are creating its own ecosystem with its drivers — they are essentially the drivers’ bank by holding their income and in fact even enabling them to buy things through its payment system. Imagine this: whatever things that Go-Jek sell to its drivers — most likely they might buy it e.g. micro insurance or even a loan.

With Go-Jek present in technically all big cities in Indonesia and potentially all cities soon, it has the (huge) potential to become THE bank for people who are usually out of reach from the traditional banks.

Now on top of that growing ecosystem is also all the middle class who are becoming more and more used to using Go-Jek, that having millions on its GoPay system are a norm rather than the exception today.

Back to the big news of the day (congratulations for Albert and Agung — you two never cease to amaze me, and can’t thank you guys enough to be our early paying customers), at the other side of the arena, Grab is a bit too late in expanding its use-cases, such as its GrabFood (May 2016) and even its payment system.

While its ride-sharing market share isn’t that far from Go-Jek, it has to add more users and more use-cases to its platform to make the payment (or digital bank) works. Kudo, who’s basically went from 0 to $100m (the unconfirmed value of the acquisition) in just 2 years, has tens of thousands agents on the field who are giving access to:

a) e-commerce for those who aren’t familiar with it and doesn’t even trust it and,

b) banking the unbanked, again, by its payment platform

By buying Kudo, Grab gained access to its ever expanding ground workers who are acquiring more and more users. While this might not beat GoPay, yet, it is a step in the right direction and in my opinion — they might be buying Kudo while it still can (in terms of valuation) 🙂

I’m going to close this post with two predictions:

1) Similar players to Kudo such as Ruma (one of the most awesome — yet under the radar startup by the way!) and or players like Kioson might be on the radar of Go-Jek to expand its payment user base

2) In the (near) future, Go-Jek might not be acquired by a “similar” player such as Uber and or Didi but in fact payment players such as Ant Financial.

What do you think? 🙂


Disclosure: This post is originally written by Joshua Kevin and has been republished with permission. He’s Founder of Talenta.co. Read the original post in here.

Hadirkan Opsi Penyewaan Mobil untuk Mitra Pengemudi, Grab Resmikan Kemitraan dengan Tokyo Century

Bertujuan untuk memperluas wilayah layanan dan investasi strategis, Grab resmi melakukan penandatanganan MoU dengan Tokyo Century Corporation, salah satu perusahaan penyedia layanan finansial ternama. Nantinya kemitraan strategis Grab dan Tokyo Century akan memfokuskan kolaborasi dalam opsi penyewaan kendaraan baru untuk para mitra pengemudi GrabCar di enam negara, yaitu Singapura, Malaysia, Filipina, Indonesia, Thailand, dan Vietnam.

“Kami sangat senang dapat mengumumkan kemitraan hari ini dengan Tokyo Century, yang akan membantu kami untuk memenuhi tuntutan pengguna yang semakin bertumbuh, dan memperluas kepemimpinan pasar kami lebih jauh lagi dengan meningkatkan opsi penyewaan mobil untuk para mitra pengemudi GrabCar yang sangat kami hargai di seluruh platform kami,” ungkap President untuk Grab Ming Maa dalam rilisnya.

Salah satu alasan utama Tokyo Century melancarkan kemitraan strategis ini adalah semakin meningkatnya demand ridesharing di Asia Tenggara. Dan Grab dinilai telah mampu mewujudkan kesempatan tersebut melalui aplikasi dan pengemudi yang telah menjadi mitra dari Grab sejak awal hingga saat ini.

“Melalui kemitraan ini, kami akan mengakselerasi pertumbuhan bisnis kami di area mobilitas baru seperti ridesharing, mengembangkan layanan finansial dengan memanfaatkan teknologi terdepan dari platform digital Grab, dan memperluas layanan pendanaan kendaraan bermotor di seluruh Asia Tenggara,” kata Senior Managing Executive Officer untuk Tokyo Century Yasushi Yoshino.

Hal tersebut kembali ditegaskan oleh Ming Maa yang memiliki komitmen untuk memberikan jaringan platform ridesharing terbesar khususnya di kawasan Asia Tenggara.

“Dengan portofolio transportasi terluas di seluruh Asia Tenggara, Grab merasa sangat bangga dapat menghadirkan jaringan kendaraan terbesar untuk platform tumpangan apa pun di Asia Tenggara,” kata Ming Maa.

Saat ini Grab tengah gencar mempromosikan pembayaran cashless untuk semua layanan transportasi, termasuk GrabPay Credits, dengan nominal saldo yang dapat di-top-up menggunakan berbagai metode.

Application Information Will Show Up Here

UberPOOL Kini Siap Antar Penumpang ke Wilayah Jabodetabek

Hari ini Uber baru saja mengumumkan perluasan cakupan lokasi penurunan perjalanan UberPOOL ke seluruh wilayah kota Jakarta, Bekasi, Depok, Tangerang dan Bogor, sementara lokasi penjemputan tetap berada di sebagian kota Jakarta.

Cakupan area penjemputan UberPOOL di Jakarta / Uber
Cakupan area penjemputan UberPOOL di Jakarta / Uber

Sejak diluncurkan pada Mei lalu di Jakarta, UberPOOL menawarkan kepada pengguna sistem ridesharing yang memasangkan penumpang satu dengan yang lainnya dari area yang sama ke tujuan searah. Dinilai dengan “model borongan” ini konsumen akan menghemat hingga 25 persen, dibandingkan dengan biaya perjalanan reguler dengan UberX.

Uber percaya bahwa UberPOOL adalah masa depan transportasi masal. Sistem yang diterapkan mampu mengangkut lebih banyak orang dalam jumlah mobil lebih sedikit, dan seiring berjalannya waktu akan membantu mengurangi kepadatan lalu lintas dan polusi udara.

Dari data yang dihimpun Uber, penggunaan UberPOOL di seluruh dunia sejak pertama diluncurkan hingga awal 2016 telah berhasil mengurangi perjalanan berkendara sejauh 144,8 juta kilometer – hampir setara dengan jarak Bumi ke Matahari – menghemat konsumsi BBM sebanyak 6,8 juta liter, dan mengurangi emisi karbon dioksida sebesar 16.000 metrik ton.

UberPOOL bukanlah satu-satunya yang memberikan layanan ridesharing tersebut, karena di wilayah Jabodetabek juga ada pemain lokal Nebengers yang memberikan layanan yang sama. Pesaing Uber pun, GrabHitch juga tak lama lagi tersedia di Jakarta.

Application Information Will Show Up Here

Karpul dan Misinya Mengurangi Kemacetan Lewat “Carpooling”

Salah satu momok hidup di kota besar yang padat penduduknya adalah tingkat kemacetan tinggi. Berbagai solusi coba dihadirkan, baik dari pemerintah atau pihak swasta, untuk mengurangi tingkat kemacetan yang ada. Paling baru, datang dari startup Indonesia bernama Karpul yang ingin turut membantu mengurangi tingkat kemacetan melalui carpooling.

Karpul adalah aplikasi yang mempertemukan pemilik kendaraan dengan calon penumpang yang memiliki rute searah. Sederhananya, pengguna Karpul bisa saling berbagi tumpangan.

Karpul sendiri berdiri di tahun 2015, namun aplikasinya baru tersedia untuk diunduh dalam tahap beta pada 23 Mei 2016 di Google Play.

Ada dua orang yang paling berperan dalam lahirnya layanan Karpul, mereka adalah Arief Witjaksono dan Gretel Griselda. Arief kini menjabat sebagai CEO Karpul sedangkan Gretel kini menjabat sebagai CMO Karpul. Keduanya memutuskan untuk mendirikan Karpul berangkat dari semangat untuk mengurangi tingkat kemacetan di Jakarta yang tak kunjung usai.

Gretel mengatakan, “Karpul didirikan berawal dari kepedulian terhadap kemacetan lalu lintas, khususnya di kota Jakarta. Pada saat kami mendesain aplikasi ini kami juga memiliki keprihatinan terhadap implementasi kebijakan 3 in 1 dengan banyaknya joki yang beredar sehingga kebijakan carpooling ini tidak dapat terimplementasi dengan optimal.”

“Melalui Karpul, kami ingin memperkenalkan kembali the true meaning of carpooling kepada masyarakat Indonesia. Kami percaya bahwa carpooling adalah salah satu solusi terbaik untuk mengurangi jumlah kendaraan di jalanan,” lanjutnya.

Pendekatan kepada pengguna ala Karpul

Bila mekanisme layanan Karpul mengingatkan Anda dengan Nebengers, Anda tidak salah. Gretel juga mengakui hal ini. Tapi Gretel menegaskan bahwa ada konsep pendekatan yang berbeda antara layanannya dan Nebengers, terutama dari sisi fitur seperti Halaman Profil, Rating, Female Only Option, dan Message Board.

Gretel mengatakan, “Kami mendesain aplikasi Karpul sebagai marketplace [dan] untuk meminimalisir risiko keamanan, Karpul menyiapkan fitur-fitur seperti Halaman Profil, Female Only Option, Rating System, Message Board, dan banyak lagi.”

“Setiap driver maupun passenger dapat saling melihat halaman profil sebelum memutuskan berbagi kendaraan. Pada akhir trip, driver dan passenger [bisa] saling memberikan Rating [yang] dijadikan salah satu informasi tercantum pada halaman profil setiap user,” jelas Gretel lebih jauh.

Karpul saat ini masih fokus untuk pemasaraan di wilayah Jakarta demi mengembangkan basis penggunanya / Karpul
Karpul saat ini masih fokus untuk pemasaraan di wilayah Jakarta demi mengembangkan basis penggunanya / Karpul

Gretel juga menegaskan bahwa Karpul bukanlah layanan on-demand, jadi tidak ada yang namanya mitra pengemudi. Baik driver ataupun passenger akan dianggap sama posisinya, yakni sebagai pengguna.

Gretel  menjelaskan, “Sebelum user melakukan registrasi, Karpul memiliki syarat dan ketentuan yang harus disetujui terlebih dahulu. Dokumen tersebut menjabarkan hak dan tanggung jawab dari Karpul maupun pengguna.”

“Pada aplikasi ini, driver merupakan pemilik kendaraan dan bukan untuk mencari mata pencaharian […] karena driver yang melakukan post trip [tidak mengambil order dari penumpang]. Sifatnya lebih ke memberikan tumpangan ke orang yang searah. […] Untuk tarif, sepenuhnya ditentukan oleh driver karena kami menyadari bahwa setiap pemilik kendaraan memiliki konsiderasi yang berbeda dalam berbagi perjalanan,”  tambah Gretel.

Bisnis dan rencana ke depan Karpul

Visi Karpul adalah menjadi layanan ridesharing berbasis komunitas terbeser dan menjadikan carpooling sebagai metode alternatif transportasi utama di Indonesia. Untuk mewujudkannya, pihak Karpul akan mulai memperkenalkan budaya carpooling dan memposisikan diri sebagai marketplace kepada masyarakat.

Namun, di tahap awal ini mereka akan fokus pada pemasaran di wilayah Jakarta terlebih dahulu dan terus mengembangkan basis pengguna aktif mereka. Terkait monetisasi, Gretel mengungkap ada rencana untuk setiap passenger yang diberikan tumpangan, Karpul akan menarik satu Karpul coin kepada pihak driver. Tapi, ini masih belum final.

“Kami masih berfokus pada membangun user yang aktif, khususnya di area perkantoran Jakarta, sambil terus mendengarkan feedback. Saat ini kami masih belum menentukan target spesifik terkait jumlah user itu sendiri. Dari feedback yang kami dapat, kami akan terus meneruskan melakukan improvement terhadap aplikasi Karpul untuk memastikan tingkat kepuasan user,” ujar Gretel.

Sebagai informasi, selain Karpul dan Nebenger, masih ada satu lagi startup yang bermain di kolam yang sama. Namanya adalah Omprengan.

Application Information Will Show Up Here

Layanan Uber Bakal Semakin Terintegrasi ke Aplikasi Lain

Guna memberikan akses yang lebih mudah kepada para pelanggannya, Uber baru-baru ini memperkenalkan dua cara baru bagi developer untuk mengintegrasikan layanan Uber ke dalam aplikasinya masing-masing, yakni Ride Request Widget dan Trip Branding.

Ride Request Widget merupakan penyempurnaan dari fitur Ride Request Button yang sudah diperkenalkan lebih dulu di akhir tahun kemarin. Fitur ini pada dasarnya memungkinkan pengguna untuk mengakses layanan Uber dari dalam aplikasi lain, tanpa mengutik aplikasi Uber itu sendiri sama sekali.

Jadi ketika sebuah aplikasi sudah mengintegrasikan Ride Request Widget, aplikasi tersebut akan menampilkan versi mini dari Uber, dimana pengguna bisa melakukan pemesanan hingga memilih jenis kendaraan yang diinginkan. Usai memesan, estimasi waktu penjemputan akan ditampilkan, kemudian berganti menjadi estimasi waktu tiba di lokasi saat pengguna sudah memasuki kendaraan yang dipesan.

Uber Ride Request Widget

Selain memudahkan, fitur ini sengaja dirancang untuk mengakomodasi pengguna yang kerap mendapati koneksi internet kurang memadai. Oleh karena itu, widget Uber dalam aplikasi lain ini tak akan menampilkan peta sama sekali, diganti menjadi sebuah grafik yang sederhana.

Lain halnya dengan Trip Branding, fitur ini didesain agar aplikasi Uber dapat terhubung ke penyedia layanan lain. Sejauh ini sudah ada tiga mitra yang digandeng Uber, yaitu Hilton, Zomato dan Citymapper.

Bagaimana cara kerja dari fitur Trip Branding ini? Dalam kasus Hilton, konsumen akan dibantu melakukan pemesanan layanan Uber lewat situs atau aplikasinya. Setelahnya, selagi konsumen memantau perjalanannya dalam aplikasi Uber, akan muncul link di bagian bawah yang bakal menampilkan detail merinci dari reservasi kamar hotel yang sudah dilakukan.

Uber Trip Branding

Untuk Zomato, tahap-tahapnya juga serupa, tapi link di aplikasi Uber tadi akan menampilkan daftar menu dari restoran yang dituju, sehingga pengguna pun bisa langsung merencanakan apa yang hendak disantap setibanya di lokasi.

Untuk Citymapper, fitur Trip Branding memungkinkan pengguna Uber untuk melihat informasi transportasi umum lain setibanya di lokasi. Semuanya bisa dinikmati hanya dengan satu tap pada link unik tersebut, dan ini baru contoh dari tiga mitra Uber yang sudah bergabung – masih ada partner lain yang bakal ikut berpartisipasi.

Baik Ride Request Widget maupun Trip Branding tentunya membutuhkan partisipasi langsung dari pihak developer aplikasi terkait. Namun sebagai konsumen pastinya kita nanti bakal mendapatkan pengalaman yang lebih sempurna: sanggup memesan Uber dari aplikasi lain, sekaligus memeriksa informasi merinci layanan-layanan lain dari aplikasi Uber sendiri.

Sumber: Engadget dan Uber 1, 2.

Pernyataan Resmi Uber Menanggapi Demonstrasi Layanan Ridesharing

Kejadian demonstrasi besar-besaran oleh para pengemudi taksi dan angkutan umum lainnya di Jakarta, menolak keberadaan layanan transportasi berbasis aplikasi menjadi salah satu gejolak besar dalam tatanan industri teknologi tanah air. Begitu pun dirasakan oleh tim Uber di Indonesia. Melalui pernyataan resminya tim Uber telah memberikan pernyataan resminya terkait tanggapan aksi tersebut.

Dalam rilis yang kami terima, tim Uber menuliskan:

“Minggu ini kami sangat sedih dengan terjadinya peristiwa kekerasan dan perusakan yang terjadi di Indonesia dan kami juga bersimpati terhadap dengan keluarga yang terkena dampak dari peristiwa tersebut. Pengguna dan mitra pengemudi kami telah bersama-sama memberikan dukungan kepada kota Jakarta. Kami bekerja sama dengan Bapak M. Iqbal, Kabid Humas dan Bapak Mamat Surahmat, Direktur Intelijen dan Keamanan, dari Polda Metro Jaya agar menyampaikan pengumuman untuk menenangkan seluruh mitra pengemudi, dan kami juga telah menonaktifkan harga ramai (surge) untuk membantu masyarakat bisa tetap menuju ke lokasi tujuan mereka secara aman, dapat diandalkan dan terjangkau.”

Tim Uber juga kini tengah melanjutkan negosiasi bersama Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara dan Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Luhut Panjahitan untuk memastikan kepatuhan pada peraturan di Indonesia.

Hingga saat ini Uber mengaku telah melakukan pemenuhan persyaratan regulasi sebagai layanan berbasis aplikasi, berupa:

  • Membangun kerja sama dengan perusahaan rental resmi atau koperasi.
  • Memastikan semua kendaraan telah lolos Uji Kelayakan Kendaraan (KIR) dan mendapatkan sertifikat KIR.
  • Memastikan semua pengemudi memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM A Umum).

“Kami tetap berkomitmen untuk bekerja sama dengan Pemerintah guna memastikan manfaat penuh dari ridesharing baik bagi para pengguna maupun pengemudi yang tersedia untuk siapa pun dan di mana pun,” pungkas tim Uber.

Dari demo sebelumnya tuntutan para pengemudi taksi adalah seputar argo yang diterapkan jauh lebih rendah (dikarenakan lolosnya Uber dan layanan sejenis dari administrasi sebagai kendaraan umum), batasan trayek, serta perizinan KIR. Regulasi pasar terkait dengan sharing economy memang masih menjadi masalah pelik, tak cuma di Indonesia, tetapi juga di negara lain.

Uber Indonesia Klaim Berkomitmen Rampungkan Empat Permintaan Pemerintah DKI Jakarta

Hari ini Uber Indonesia mengundang media mengunjungi kantor baru mereka yang terletak di kawasan Thamrin Jakarta. Dalam acara temu media tersebut, Juru Bicara Uber Asia Tenggara dan India Karun Arya menyampaikan beberapa poin penting terkait perkembangan empat permintaan khusus oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) perihal izin legal dari Pemerintah DKI Jakarta.

“Kami mengakui sebelumnya kami tidak mengetahui permintaan apa saja yang wajib kami penuhi, namun demikian usai pertemuan yang digelar minggu lalu dengan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama secara tegas mengatakan Uber Indonesia wajib untuk memenuhi empat permintaan tersebut,” kata Karun.

Terkait pemberitaan yang diinfokan Uber Indonesia kepada media tentang pengakuan legalitas Uber Indonesia oleh Pemerintah DKI Jakarta, kemudian dibantah oleh Ahok sendiri, Karun menegaskan tidak ada kesan mixed message atau salah memberikan informasi kepada media.

“Kami mengerti 150% apa yang diinginkan oleh Gubernur DKI Jakarta katakan terkait pemberitaan yang kami kirimkan ke media. Untuk itu Uber Indonesia berupaya untuk memenuhi permintaan dari pemerintah DKI Jakarta dan pihak terkait,”

Bekerja sama dengan BKPM, Dishub, dan pemerintah DKI Jakarta

Saat ini yang tengah dikembangkan oleh Uber Indonesia terkait dengan empat hal yang diminta untuk segera diselesaikan oleh pemerintah DKI Jakarta masih dalam proses. Uber Indonesia bersama dengan BKPM, Pemerintah DKI Jakarta, dan Dishub memastikan bahwa permintaan tersebut dapat diselesaikan sesuai dengan permintaan.

“Kami sudah membuat beberapa kemajuan, di antaranya adalah asuransi. Saat ini semua partner pengemudi Uber wajib untuk mendapatkan asuransi sebelum bisa secara resmi menjadi pengemudi Uber. Artinya saat ini sudah 25% permintaan tersebut kami penuhi,” kata Karun.

Permintaan selanjutnya adalah untuk aplikasi Penanaman Modal Asing (PMA) atau PT. Saat ini Uber Indonesia telah mengantongi ijin secara internal dari BKPM, namun untuk benar-benar mendapatkan PMA saat ini masih dalam proses yang masih dikoordinasikan Uber Indonesia dengan BKPM.

“Secara reguler kami tengah menuntaskan perihal tersebut dan kami optimis dapat segera selesai dalam waktu beberapa minggu ke depan,” kata Karun.

Permintaan selanjutnya yang terbilang baru adalah mengenai pajak, serta pajak yang nantinya akan dikenakan kepada para pengemudi (NPWP). Untuk bisa memenuhi permintaan tersebut secara akurat Uber Indonesia wajib menentukan berapa besar jumlah pajak yang akan dikenakan (persentasenya).

Permintaan terakhir yang tengah dijajaki oleh Uber Indonesia adalah inspeksi kendaraan (KIR). Terkait dengan hal tersebut, Ahok telah meminta Dishub untuk bekerja sama dengan Uber Indonesia untuk menciptakan proses yang lancar dan tepat agar proses inspeksi bisa lebih efisien dan nantinya semua kendaraan yang digunakan oleh partner pengemudi telah lulus uji kelayakan dan mendapatkan stiker dari pihak Dishub.

“Penggunaan stiker tersebut nantinya akan bersifat esensial bagi Uber Indonesia karena akan menjadi bukti nyata bahwa kendaraan milik partner pengemudi Uber Indonesia telah lolos uji kelayakan dan dapat segera beroperasi.”

Terkait timeline atas batas waktu yang ditentukan oleh pemerintah DKI Jakarta, atau yang ingin dicapai oleh Uber Indonesia, Karun menyebutkan pihak Uber Indonesia secara agresif ingin secepatnya menyelesaikan semua permintaan tersebut.

Penambahan fitur baru untuk keselamatan penumpang dan pengemudi

Di kesempatan yang sama, Uber Indonesia secara eksklusif mengundang Head of Global Trust Uber Bhav Bhasin untuk menyampaikan beberapa fitur baru terkait dengan keselamatan penumpang dan tentunya pengemudi.

Beberapa fitur yang pada akhir tahun ini bisa segera di aplikasikan di Indonesia adalah fitur adalah Phone number Anonymisation. Secara acak dengan menggunakan unique number nomor ponsel pengemudi serta penumpang tidak akan terlihat di aplikasi Uber. Saat ini fitur tersebut masih dalam versi Beta dan rencananya jika bisa segera dirampungkan pada akhir tahun 2015 atau awal tahun 2016.

“Kami memiliki tim khusus yang bertanggung jawab memastikan keamanan dalam kegiatan operasional harian di seluruh dunia, sekaligus mengeluarkan solusi dan kebijakan untuk menjamin keselamatan tiap pengguna maupun pengemudi. Tim ini terus bekerja keras setiap harinya agar baik pengendara maupun pengemudi terus dapat menikmati dan merasakan pengalaman berkendara yang nyaman, aman dan menyenangkan,” ujar Bhasin.