Program Inkubasi BNVLabs Gandeng 8 Startup Mitra (UPDATED)

Program inkubasi Bank Bukopin dan Kibar, BNVLabs, mengumumkan delapan startup mitra yang beberapa di antaranya akan mengikuti mentoring selama tiga bulan. Mereka berpeluang menjadi mitra bisnis bank dalam jangka panjang. Delapan startup tersebut adalah eFishery, 8Villages, Iwak, Riliv, Jojonomic, Reblood, Olride, dan Pasienia.

Selama masa inkubasi, peserta dapat bekerja di coworking space BNVLabs dan menerima berbagai bentuk dukungan dari Bank Bukopin. Bentuk dukungan berupa bantuan jaringan dari mitra-mitra bank.

Dalam sesi mentoring, peserta akan dibantu Agent of Change untuk memperkenalkan kepada mereka mengenai regulasi seputar perbankan yang kemungkinan besar bakal bersentuhan dengan model bisnis mereka. Agent of Change adalah tim khusus yang dipilih dari berbagai divisi Bank Bukopin, bertugas menjembatani dunia perbankan dengan startup mitra agar tetap sinkron.

Sebelum pemilihan startup, tim BNVLabs melakukan roadshow ke beberapa kota di antaranya Jakarta, Yogyakarta dan Surabaya selama dua bulan.

Bila diperhatikan, startup mitra ini belum terfokus di segmen fintech, menyesuaikan bisnis Bank Bukopin itu sendiri. Mereka bergerak di segmen pertanian, pariwisata, kesehatan dan pendidikan, serta sistem pembayaran.

“Keempat segmen startup ini untuk sementara akan jadi fokus BNVLabs. Kami menilai seluruh startup ini memiliki potensi besar untuk dorong bisnis Bukopin dengan memberikan nilai lebih kepada nasabah kami,” terang Direktur Pengembangan Bisnis dan TI Bank Bukopin Adhi Brahmantya, Kamis (20/7).

CEO Pasienia Fadli Wilihandarwo mengatakan bergabungnya Pasienia sebagai mitra BNVLabs menjadi kesempatan bagi perusahaan untuk menjaring mitra bisnis yang kuat, sekaligus upaya Pasienia dalam menjalankan startup yang berkesinambungan.

“Mencari mitra adalah hal yang penting untuk dilakukan saat ingin berbisnis startup. Bermitra dengan Bukopin adalah nilai lebih yang bisa kami dapatkan karena banyak peluang yang bisa dilakukan. Tentunya ini juga bernilai dibandingkan hanya memberi suntikan dana saja,” ucapnya.

Pasienia adalah aplikasi yang menghubungkan antar pasien yang tengah menjalankan proses pengobatan. Mereka dapat berbagi informasi terkait penyakit yang diderita berdasarkan pengalaman masing-masing dan menghubungi dokter untuk berkonsultasi. Diklaim saat ini Pasienia sudah menjaring 8 ribu pengguna.

Menurut Fadli, salah satu bentuk kolaborasi dengan Bank Bukopin yang kemungkinan terjadi adalah menghadirkan layanan dompet elektronik. Fitur tersebut selama ini belum ada di dalam aplikasi dan diharapkan akan membantu bisnis Pasienia ke depannya.

Pemenang Startup Sprint Surabaya Akan Kunjungi Silicon Valley

Startup Sprint Surabaya telah mencapai babak final, setelah pada 20 Desember 2015 lalu diumumkan tiga tim terbaik yakni Riliv, Masaku, dan Reblood. Pemenang Startup Sprint Surabaya berhak mendapatkan uang senilai Rp 50 juta dan juga kesempatan mengunjungi Silicon Valley di Amerika Serikat untuk belajar langsung dan bertukar pengalaman dengan para penggiat startup senior.

Riliv, Masaku, dan Reblood berhasil masuk ke babak final setelah sebelumnya berhasil menyingkirkan lebih dari 100 tim startup di babak awal untuk kemudian mengikuti sejumlah rangkaian kegiatan bootcamp dan mentoring. Ketiga startup ini sejatinya berangkat dari tiga latar belakang permasalahan berbeda.

Yang pertama adalah Riliv. Sebuah media sosial yang dirancang khusus untuk orang-orang yang sedang menghadapi masalah psikologis. Pengguna dapat menggunakan Riliv untuk menceritakan permasalahan mereka secara langsung dengan para ahli, dalam hal ini melibatkan mahasiswa psikologi maupun psikolog profesional yang disebut dengan Reliever.

Finalis selanjutnya adalah Masaku. Sebuah pengembang aplikasi pesan makanan yang menghubungkan industri rumahan dengan konsumen. Dan finalis terakhir adalah Reblood, sebuah aplikasi yang menghubungkan PMI dan pendonor darah untuk menjamin ketersediaan stok kantong darah. Ketiganya telah dinilai mampu menunjukkan kepekaan anak muda Surabaya akan permasalahan sosial di masyarakat dengan menghadirkan solusi lewat teknologi.

Chief Executive KIBAR Yansen Kamto sebagai salah satu inisiator Start Surabaya menuturkan bahwa Startup Sprint dilaksanakan sebagai tahap lanjutan untuk mendorong berkembangnya ekosistem startup teknologi di Surabaya, setelah sebelumnya Start Surabaya berhasil menjalankan co-working space, program mentoring, dan sesi networking sejak Januari 2015.

Menanggapi berbagai kegiatan yang dilaksanakan Yansen menambahkan:

“Kami ingin mencari anak muda yang punya mimpi menjadikan Startup dari Indonesia sebagai pemain global. Anak muda yang mau menghadirkan solusi bagi masalah dunia, bukan lagi sekedar masalah bangsa dan menjadi inspirasi bagi generasi berikutnya. Semua harus dimulai dengan memiliki pola pikir global. Tujuan kita ke Silicon Valley adalah untuk belajar dan bertukar pikiran, bukan hanya menyontek dan meniru. Founder startup Indonesia akan memiliki karakter sendiri, tidak melulu mengikuti gaya Silicon Valley.”

Program Startup Sprint ini diharapkan mampu menularkan semangat jiwa muda yang peduli pada permasalahan sosial dan turut andil dalam melakukan perubahan melalui inovasi teknologi, dari Surabaya untuk Indonesia lebih baik.

Masaku akhirnya terpilih menjadi juara

Dalam acara grand final yang baru selesai beberapa jam lalu akhirnya Masaku terpilih sebagai pemenang dan berhak mendapatkan hadiah serta kesempatan berkunjung ke Silicon Valley. Meski demikian para dewan juri menganggap ketiga tim sudah layak disebut sebagai pemenang.

finalis-dan-juri

Nantinya ketika di Silicon Valley, Masaku (yang dinobatkan sebagai perwakilan atau ambassador) juga diminta untuk menceritakan keunggulan kedua finalis Startup Sprint lainnya.

Para finalis diharapkan bisa berekspansi ke ranah internasional. Salah satu masukan dari dewan juri adalah dengan mengganti brand startup agar mudah dikenal secara internasional. Masaku misalnya, bisa diganti dengan nama baru Delihome atau sejenisnya yang lebih mendunia dari sisi istilah.

Hal menarik lainnya dari acara grand final Startup Sprint kali ini adalah adanya kesamaan persepsi dari semua finalis soal akuisisi. Ketiga finalis sepakat untuk menolak jika nantinya ada tawaran untuk akuisisi bisnis mereka.