Rencana-Rencana PopBox Pasca Perolehan Investasi dari Salim Group

Pasca perolehan investasi dari Salim Group akhir tahun 2017 lalu dengan nilai yang tidak disebutkan, layanan loker pintar PopBox menggandeng elevenia, yang baru diakuisisi Salim Group, menghadirkan fitur baru PopStore.

Fitur ini memudahkan pembeli E-MART, layanan supermarket elevenia dengan harga grosir, mendapatkan barang di hari yang sama (same day delivery). Proses fulfilment ditangani PopStore.

Kepada DailySocial, Co-founder PopBox Greta Bunawan mengungkapkan, kerja sama ini merupakan yang pertama dilancarkan oPopStore dengan layanan e-commerce elevenia.

“PopStore adalah bentuk kerja sama dengan elevenia untuk menjalankan fulfilment dari produk-produk FMCG dengan harga grosir yang dikemas dalam fitur E-MART. Intinya adalah kami membantu mengelola E-MART dengan menyediakan barangnya, pick & pack dan mengirimkan barangnya para pembeli.”

Masih tersedia di Jadetabek, layanan ini diklaim mampu mengatasi masalah pengiriman sekaligus pengemasan agar lebih mudah dan lebih cepat untuk seluruh merchant di elevenia. Disinggung apakah elevenia bakal melancarkan kerja sama dengan layanan e-commerce atau perusahaan lainnya, disebutkan oleh Greta, peluang tersebut masih terbuka.

“Layanan PopStore saat ini masih terbatas di Jakarta, Depok, Tangerang dan Bekasi, namun ke depannya kami memiliki rencana untuk memperluas area jangkauan,” kata Greta.

Rencana PopBox di tahun 2018

Saat ini PopBox telah tersebar di 350 titik di dua negara, yaitu Malaysia dan Indonesia. Selain di Jakarta, loker pintar PopBox juga telah tersedia di Bandung, Surabaya, Semarang, Jogjakarta, Bali, Medan dan Palembang.

Selain berfungsi sebagai tempat penitipan dan penjemputan barang, loker pintar PopBox saat ini juga sudah bisa digunakan sebagai pembelian pulsa, pembelian berbagai produk memanfaatkan metode pembayaran e-wallet dan NFC (near field communication).

Rencana lain yang bakal diluncurkan PopBox adalah PopExpress, sebuah layanan logistik berbasis kurir yang bisa mengantarkan barang ke alamat atau loket pintar.

“Target kita di tahun 2018 ini adalah terus mengembangkan titik network smart locker PopBox sebagai opsi pengiriman dan pengambilan barang, sekaligus memperluas mitra-mitra PopBox lainnya,” kata Greta.

Application Information Will Show Up Here

Rayakan HUT Keempat, elevenia Siapkan Strategi Pasca Akuisisi

Pasca proses akuisisi oleh Salim Group, di HUT-nya yang keempat elevenia kembali hadir dengan wajah baru. Selain mengumumkan sejumlah penambahan fitur, elevenia memperkenalkan CEO baru mereka, Sugiharto Darmakusuma. Dalam sambutannya, Sugiharto mengungkapkan harapannya memimpin elevenia dengan semangat dan strategi baru.

“Meskipun saat ini layanan e-commerce sudah cukup padat di Indonesia, namun dilihat dari luasnya Indonesia saya rasa masih ada ruang untuk elevenia bermain di sektor ini.”

Hadirnya Sugiharto menjadi upaya Salim Group memperkuat layanan elevenia yang dinilai mampu bertahan selama empat tahun ini.

“Kenapa Salim Group mengakuisisi elevenia, karena harus mengadopsi bisnis digital dan tidak bisa selamanya di offline, sambil memanfaatkan data analytics yang ada,” kata Sugiharto.

Sugiharto menambahkan, elevenia ingin berpartisipasi dalam pertumbuhan ekosistem digital di Indonesia. Dengan makin meningkatnya penetrasi internet sampai ke pelosok. elevenia ingin menjangkau lebih banyak penjual, pembeli, dan komunitas di berbagai wilayah di Indonesia.

Fitur baru

Untuk meningkatkan pengalaman pengguna selama mengakses elevenia, perusahaan memberikan pembaruan tampilan yang lebih sederhana namun dilengkapi kategori yang lebih lengkap.

“Kami juga memastikan bahwa dengan koneksi internet yang kurang baik pun elevenia bisa diakses dengan mudah dan cepat,” kata Chief Sales dan Marketing Officer elevenia Edward Kilian Suwignyo. Edward sebelumnya adalah CMO OLX Indonesia.

elevenia juga menghadirkan beberapa fitur baru, seperti layanan logistik drop and pick up Indo Paket yang memanfaatkan gerai Indomaret di berbagai wilayah. Perusahaan juga menyediakan pilihan pembayaran bank yang jumlahnya lebih banyak di fitur Ottopay.

“Berbeda dengan layanan lain yang hanya menyediakan pilihan transfer dari bank ternama, kami menyediakan lebih banyak lagi bank untuk pembeli,” kata Edward.

Fitur lain adalah E-MART, pilihan berbelanja keperluan harian dengan harga grosir. Fitur ini dihadirkan dengan menggandeng PopBox melalui produk terbaru PopStore.

Kepada DailySocial, Co-Founder PopBox Greta Bunawan menyebutkan, melalui PopStore nantinya semua barang grosiran yang dibeli di elevenia akan melalui fulfilment center PopStore untuk kemudian dikirim langsung ke rumah pembeli di hari yang sama (same day delivery). Untuk sementara layanan ini hanya tersedia di Jadetabek.

“Bukan hanya produk dari Salim Group, produk dengan harga grosir ini juga berlaku untuk semua produk yang tersedia di elevenia,” kata Greta.

Disinggung apakah nantinya fitur ini akan berkompetisi dengan produk serupa yang juga diusung Salim Group, IDmarco, Edward menyebutkan nantinya sinergi dengan IDmarco juga akan dilakukan elevenia.

Menatap pasar B2B

Saat ini produk dan layanan elevenia masih difokuskan kepada segmen C2C, namun melihat demand dan peluang ke depannya, tidak menutup kemungkinan elevenia juga akan memperluas segmen dan menyasar pasar B2B.

“Ada rencana kami akan mulai menyasar B2B namun seperti apa implementasinya dan kapan akan kami hadirkan nantikan pengumuman dari kami selanjutnya,” kata Edward.

Di kuartal ketiga dan keempat 2017, elevenia mengklaim memperoleh pendapatan bersih yang positif dengan nilai transaksi bisnis mencapai lebih dari satu triliun Rupiah dari empat juta transaksi. Saat ini 93% penjual di platform elevenia berasal dari kalangan individual.

Disebutkan elevenia saat ini memiliki 1,4 juta pengguna aktif yang mengakses melalui aplikasi.

“Fokus kami tahun ini adalah memiliki bisnis untuk jangka panjang dengan melakukan pendekatan dengan tidak memberikan diskon dan promosi besar-besaran. Fitur tersebut tetap ada tapi tidak diberikan secara masif namun masih fokus untuk melakukan akuisisi pengguna baru,” tutup Edward.

Application Information Will Show Up Here

DStour #39: Desain Ala Jepang di Kantor IDmarco

DStour kembali hadir dengan edisi baru, kali ini mengunjungi kantor mungil dengan desain minimalis, IDmarco. Terletak di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, kantor IDmarco didominasi nuansa ala Jepang dengan kombinasi kayu hingga nuansa pepohonan hijau segar. Kantor yang tidak terlalu luas, namun sarat dengan ruang kerja, standing desk, dan meeting room yang bisa dinikmati oleh semua pegawai.

Dipandu VP Marketing & Business Development IDmarco Regan Dwinanda, simak jalan-jalan ke kantor IDmarco berikut ini.

Layanan Grosir Online IDMarco Tahun Ini Targetkan Sasar Pasar “Business to Retail”

Diluncurkan pada bulan April 2017 lalu, IDMarco, layanan belanja grosir online yang didukung Salim Group, memiliki berbagai rencana untuk tahun 2018 ini.

Kepada DailySocial, VP Marketing & Business Development Regan Dwinanda mengungkapkan, sejak diluncurkan April tahun lalu, akses paling banyak yang dipilih pelanggan adalah melalui mobile browser. Pada akhir Februari mendatang, IDMarco berencana untuk meluncurkan aplikasi mobile untuk memudahkan pembelian.

“Kami juga sudah menghadirkan layanan di seluruh pulau Jawa. Untuk tahun 2018 ini, tepatnya pada bulan Maret mendatang, kami akan memperluas wilayah layanan ke Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi,” kata Regan.

Besarnya peluang penjualan grosir di Indonesia, menjadi satu alasan mengapa IDMarco diluncurkan dengan menargetkan B2R (Business to Retail). Segmen ini diklaim IDMarco tergolong “seksi”, namun masih sedikit pemain yang menyasar segmen ini. Mereka kebiasaan masyarakat Indonesia yang masih banyak memanfaatkan wholesale atau toko grosir tradisional dan modern.

“Intinya adalah IDMarco dengan Indomarco, yang saat ini telah memiliki 1400 titik jaringan distribusi dan tersebar di seluruh Indonesia, ingin menjembatani kebutuhan toko grosir, toko kelontong, korporasi hingga individu yang ingin membeli barang grosir secara mudah dengan harga terjangkau,” kata Regan.

Menjual produk FMCG Salim Group

Produk yang dijual di IDMarco pada umumnya adalah produk-produk FMCG (Fast Moving Consumer Goods) Salim Group, mulai dari Indomie hingga terigu dan minyak goreng. Kebanyakan memang untuk konsumsi masyarakat umum. Dengan minimum pembelian Rp 300 ribu rupiah, pembeli bisa mendapatkan barang yang dipesan dalam waktu dua hari sejak pemesanan dan bebas ongkos kirim.

“Kemudahan tersebut yang kami coba berikan kepada pelanggan jika membeli produk dari IDMarco. [Hal ini] Berbeda dengan layanan lain yang kebanyakan masih memanfaatkan logistik pihak ketiga untuk pengiriman,” kata Regan.

Ditambahkan Regan, melihat kebiasaan pembeli dan penjual grosir yang mengedepankan pembayaran tunai, IDMarco juga memfokuskan kepada pembayaran COD (Cash On Delivery) kepada semua pembeli IDMarco. Pilihan pembayaran lain yang disediakan IDMarco adalah bank transfer dan kartu kredit.

“Ke depannya juga kita akan menambah pilihan pembayaran lainnya melalui gerai Indomaret. Hal tersebut masih dalam rencana kami selanjutnya,” kata Regan.

Keunggulan lain yang diklaim hanya dimiliki IDMarco adalah kesempatan pembeli untuk mendapat produk baru dari Indofood dan anggota Salim Group lainnya melalui IDMarco.

Fokus kegiatan pemasaran di tahun 2018

Untuk memasarkan layanan IDMarco, di tahun 2018 ini kegiatan pemasaran, baik online maupun offline, akan semakin agresif dilancarkan. Untuk memberikan pilihan baru dan lebih ekonomis, IDMarco juga akan menghadirkan paket dalam kemasan sedang hingga kecil kepada pelanggan yang membutuhkan. Paket tersebut dinamakan IDMarco Unit.

“Tahun 2017 lalu kita masih sibuk menyiapkan platform sekaligus melihat respon dari target pasar. Di tahun 2018 ini kita akan serius melakukan kegiatan pemasaran sekaligus menghadirkan aplikasi mobile kepada pelanggan,” tutup Regan.

I.saku Developer Gets E-Money License, Tighten Salim Group Position in Digital Business

Bank Indonesia (BI) site is recently released new name for e-money license. It is for PT Inti Dunia Sukses, effective per October 10th, 2017. The company is well-known as i.Saku e-money’s app developer, which now available in iOS and Android. PT Inti Dunia Sukses is also a part of Salim Group, precisely under Indoritel focusing on Indomaret and few other merchants.

I.Saku app can be used for various transaction including cash deposit, shopping or withdrawal by token. All transactions can be completed on every Indomaret merchants in Indonesia. Various loyalty programs and promos for customer is starting to merge in the app.

Salim Group is getting serious in digital industry

By getting the license, Salim Group shows the desire of being on top in digital industry. As previously informed, Salim Group have ambition in maximizing e-commerce potential. One of which is through the elevenia acquisition, which going to be pushed this year and have an opportunity to compete with players in the top industry.

[Read also: Menelusuri Arah Grup Salim Kuasai Dunia Digital]

In fintech region, Salim Group’s target is getting discovered, post-acquisition of Bank Ina Perdana in particular. They are ambitious in transforming cashless transaction by developing internet banking, mobile banking and e-money. Furthermore, they want to connect it with Indomaret network which now becoming digital transaction payment points.

The next stage of digital financial industry competition

Some players ever promised the license from BI (especially e-money-based e-commerce) have not getting any status update regarding the approval until the late 2017. While previous competition are mostly between on-demand players and telco, the range is getting broader after Lippo Group obtained the license through OVO.

It will comes in vary. While GO-PAY is trying to manouver with its services – rumored to be an agnostic payment system, along with T-CASH – other competitors has their own ways, as Salim Group by using its offline retail to penetrate users. Thus, the fast movement is very important for players in order to win the competition in this current “sexy” business line.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Pengembang i.Saku Dapatkan Lisensi E-Money, Perkuat Salim Group di Bisnis Digital

Situs Bank Indonesia (BI) belum lama ini merilis nama baru untuk pemegang lisensi uang elektronik (e-money). Kali ini ditujukan untuk PT Inti Dunia Sukses, tertanggal efektif lisensi beroperasi sejak 10 Oktober 2017. PT Inti Dunia Sukses dikenal sebagai pengembang aplikasi mobile e-money i.Saku, saat ini sudah tersedia di platform iOS dan Android. PT Inti Dunia Sukses juga merupakan bagian dari Salim Group, tepanya di bawah naungan Indoritel, yang fokus mengelola gerai Indomaret dan beberapa usaha lainnya.

Aplikasi i.Saku saat ini sudah dapat digunakan untuk melakukan berbagai transaksi, termasuk setor tunai, belanja, maupun tarik saldo dengan sistem berbasis token. Semua transaksi tersebut bisa dilakukan melalui seluruh jaringan Indomaret yang tersebar di seluruh Indonesia. Berbagai jenis promo dan program loyalitas untuk pelanggan Indomaret kini juga tampak mulai disatukan ke dalam aplikasi tersebut.

Salim Group yang kian serius di ranah digital

Dengan didapatnya lisensi ini, menunjukkan gairah Salim Group yang semakin kuat di industri digital. Seperti diinformasikan sebelumnya, Salim Group berambisi untuk memaksimalkan potensi e-commerce. Salah satunya melalui akuisisi elevenia, rencananya tahun ini akan digenjot sehingga dapat bersaing dengan para pemain di puncak industri. Sebelumnya melalui joint venture bersama LOTTE Group, Salim juga menginisiasi iLOTTE, sebuah layanan e-commerce yang membawa pengalaman ritel ke ranah online.

[Baca juga: Menelusuri Arah Grup Salim Kuasai Dunia Digital]

Di ranah fintech, sebenarnya target Salim Group ke ranah digital juga sudah mulai tercium, khususnya pasca akuisisi Bank Ina Perdana. Dalam akuisisi tersebut, mereka berambisi ingin mentransformasikan pembayaran secara non tunai dengan mengembangkan layanan internet banking, mobile banking, dan juga e-money. Berikutnya mereka ingin menghubungkannya dengan jaringan gerai Indomaret yang kini sudah menjadi poin pembayaran transaksi digital. Dan benar saja, langkah tersebut kini mulai terealisasi.

Babak selanjutnya persaingan di industri keuangan digital

Beberapa pemain yang sebelumnya dijanjikan BI untuk mendapatkan lisensi (terutama pemain e-commerce yang mengusung sistem e-money) justru sampai akhir tahun 2017 belum ada kabar status persetujuannya. Jika sebelumnya pertarungan banyak dihadapkan antara pemain on-demand dan perusahaan telekomunikasi, kini ranahnya menjadi lebih luas, pasca sebelumnya Lippo Group juga sudah mengantongi izin tersebut melalui OVO.

Artinya bentuknya akan bermacam-macam. Ketika GO-PAY mencoba melakukan manuver bersama berbagai layanan yang dimiliki –dan dikabarkan akan menjadi sistem pembayaran yang lebih agnostik, sama seperti T-CASH—para pesaingnya memiliki cara unik tersendiri, misalnya Salim Group dengan memanfaatkan jaringan “ritel offline” yang dimiliki untuk melakukan penetrasi pengguna. Oleh karena itu, gerak cepat memang dibutuhkan para pemain untuk tetap bisa memenangkan persaingan dalam lini bisnis yang sedang “sexy” ini.

Application Information Will Show Up Here

Elevenia Siap Berkompetisi Melalui Dukungan Salim Group

Tahun 2017 penuh tantangan bagi bisnis e-commerce, hingga beberapa bisnis akhirnya gulung tikar. Namun demikian platform e-commerce Elevenia justru tengah mempersiapkan diri untuk menyambut tahun depan yang lebih menantang bersama konglomerasi Salim Group sebagai pendukungnya untuk meningkatkan daya saing tanpa terjebak perang harga yang mendominasi ruang e-commerce.

Dalam beberapa tahun terakhir, Elevenia terus berjuang dalam mengikuti kompetisi perkembangan industri e-commerce hingga membawa dua perusahaan telekomunikasi besar di baliknya, yakni XL Axiata dan SK PLanet Global memutuskan menghentikan bisnis yang sudah mereka jalani bertahun-tahun dengan menjual saham Elevenia sepenuhnya pada bulan Agustus.

Sementara bagi Elevenia, profil serta rekam jejak dari kepemilikan barunya adalah alasan yang cukup untuk merasa optimis di masa depan.

Sinergi dengan Salim Grup

“Berada dalam grup besar [Salim], tentu akan memberi banyak keunggulan kompetitif bagi Elevenia dalam jangka panjang,” ungkap Chief and Sales Marketing Elevenia Edward Killian Suwignyo dalam wawancara kepada DailySocial.

Akuisisi oleh Salim Group bukanlah hal yang mengejutkan, karena konglomerat terkemuka dari Indonesia tersebut dikenal dengan kepemilikan banyak bisnis di beragam sektor dan sedang mencoba menggali peluang dalam bisnis digital.

Salah satu bagian dari strategi untuk masuk dalam dunia bisnis digital. Salim Group belum lama ini melakukan akuisisi terhadap Ina Perdana, sebuah bank lokal, agar perusahaan bisa menghubungkan layanan lainnya melalui pembayaran digital dan perbankan digital. Salim Group juga belum lama ini bermitra dengan Lotte, perusahaan ritel Korea, untuk bisnis e-commerce di Indonesia.

Elevenia ingin memanfaatkan visi baru yang dimiliki Salim Group. Menurut Edward, Elevenia telah merancang strategi di tahun 2018 yang mencakup pendidikan, pelatihan dan peningkatan bagi penjual dan talenta pendukungnya. Namun, Edward mengungkapkan prioritas utama Elevenia untuk bermitra dengan perusahaan-perusahaan yang bernaung di bawah Salim Grup, demi meningkatkan perkembangan bisnis.

“Saat ini yang terpenting adalah bersinergi dengan perusahaan lain di bawah naungan Salim Group untuk membangun fitur dan layanan yang inovatif, berbeda dan relevan bagi pengguna,” paparnya.

Edward menambahkan mengenai akuisisi, Salim Grup telah menyuntikkan sentuhan dan “motivasi baru” pada Elevenia. Di antara keterlibatan pemilik baru dalam Elevenia adalah dukungan Indomobil, salah satu anak perusahaan Salim Group. Elevania juga telah bermitra dengan produk Indofood untuk mendapatkan tawaran promosi.

Dengan dukungan dari Salim Grup, Elevenia berharap bisa menghadapi persaingan e-commerce yang lebih ketat daripada tahun lalu saat mereka tertinggal dari beberapa kompetitor seperti Tokopedia dan Shopee yang semakin memperkuat posisi mereka dalam pasar setelah menerima dana yang signifikan dari investor.

Kompetisi lebih ketat

Tokopedia pada awal tahun telah mengumumkan perolehan pendanaan sebesar $1,1 miliar dari raksasa internet Alibaba, sementara Shopee Singapura menerima $500 juta, yang sebagian besar dialokasikan untuk Shopee Indonesia. Investasi ini telah memberi kesempatan bagi platform-platform tersebut untuk lebih agresif dalam usaha menarik pelanggan.

Kepada DailySocial di bulan November, Presiden Direktur XL Axiata Dian Siswarini menegaskan bahwa keputusan mereka untuk menjual Elevenia didasari oleh persaingan yang semakin ketat dalam industri e-commerce di negara ini. “Begitu investor datang dengan sejumlah besar uang, kesempatan untuk bersaing semakin kecil,” kata Dian.

Dengan uang berpihak kepada mereka, salah satu strategi yang digunakan pemain utama adalah memberikan diskon besar-besaran kepada pelanggan. Promo akhir tahun adalah refleksi terbaik dalam perang harga antar e-commerce di Indonesia dengan situs-situs seperti Zalora yang menawarkan diskon lebih dari 50 persen untuk produk-produk tertentu sementara Lazada dan Shopee yang menawarkan diskon masing-masing hingga 85 persen dan 90 persen.

Edward mengungkapkan harapan Elevenia untuk bisa lebih kompetitif di tahun ini, tanpa ada rencana untuk terjun mengikuti tren dan bergabung dalam perang harga e-commerce karena platformnya bertujuan untuk menerapkan strategi yang lebih “sehat” dan “jangka panjang”.

Fokus Elevenia di 2018 adalah untuk membangun keunggulan yang kompetitif dan bersifat jangka panjang, bukan sekedar melawan perang harga. Elevenia berkomitmen masih akan berkompetisi dengan cara yang lebih sehat dengan menawarkan promosi-promosi menarik, dengan fokus utama tetap mengembangkan fitur dan layanan baru yang inovatif, berbeda, dan relevan dengan kebutuhan pembeli dan penjual online di Indonesia.


Artikel asli dari Bahasa Inggris, diterjemahkan oleh Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Elevenia Eyes Competitive Edge through Salim Subsidiary Support

Following a bumpy 2017 which led to owners pulling out of its business, e-commerce platform Elevenia is bracing for an exciting year ahead with the backing of new conglomerate owner, Salim Group, by improving its competitiveness without getting dragged in to the price war that is dominating the e-commerce space.

In the last couple of years, Elevenia has struggled to keep pace with the growing competition the e-commerce industry, which has led to its two owners Indonesian telco XL Axiata and South Korean SK Planet Global to exit the business after years by selling their entire stake of the platform in August.

While this was a big blow for the e-commerce firm, the profile and track record of its new ownership is more than enough reason to be optimistic about the future.

Synergy with Salim Group

“Being in a big group [Salim], of course we will do many things that will give competitive superiority for Elevenia in the long term,” says Elevenia Chief and Sales Marketing Edward Killian Suwignyo in an interview with DailySocial.

The takeover by Salim Group did not come as a surprise as it has been known that the prominent Indonesian conglomerate, which controls numerous businesses in diversified sectors, have been trying to delve into digital business opportunities.

As part of its strategy to venture into the digital business, the group recently acquired Ina Perdana, a local bank, to allow the company to link its other services through digital payments and digital banking. The group has also recently partnered with Korean retailer Lotte for a separate ecommerce business in Indonesia.

Salim’s new vision is something Elevenia will be trying to benefit from. According to Edward, Elevenia has outlined its strategy for the 2018 which includes website improvement, training and education for sellers and talent development. However, he said that the main priority for Elevenia partner with its new sister companies under Salim, which would reinforce its development as a business.

“What is most important is to synergize with the other companies under Salim Group to build features and services that are innovative, different and relevant for the users,” he said.

Edward added that since its takeover, Salim Group has injected a “new motivation” and touch to Elevenia. Among the involvement of the new owner in Elevenia’s activities is the support of Indomobil, one of Salim’s subsidiaries, which provided Elevenia with a Renault Kwid as a grand prize in one of its activities. Elevenia has also teamed up with an Indofood product for a promotional offer.

With the backing of Salim Group, Elevenia is hopeful it would be able to deal better with the intense e-commerce competition than it did last year when it fell behind some of its rivals like Tokopedia and Shopee who have been able to reinforce their position in the market after receiving notable funding from investors.

Stiffer competition

Tokopedia announced earlier this year that it has raised a $ 1.1 billion investment from Chinese internet giant Alibaba, while Singapore’s Shopee received $550 million investment, most of earmarked for Shopee operation in Indonesia. These investments have enabled these platforms to be more aggressive in their efforts to attract customers.

Speaking to DailySocial in November, XL Axiata President Director Dian Siswarini made it clear that the decision to sell Elevenia was due to the increasingly tough competition in the rapidly growing e-commerce industry in the country. “Once big investors came with their big money, the opportunity to compete became smaller,” Dian said.

With money on their side, one of the strategies employed by the leading players is giving considerable discounts to customers. The promotions at the end of the year best reflects the price war between Indonesian e-commerce with sites like Zalora offering over 50 percent discounts for selected products while Lazada and Shopee offering up to 85 percent and 90 percent discounts, respectively.

Edward said that while Elevenia expects to be more competitive this year, it does not plan to be jumping in the bandwagon and join in the e-commerce price war as the platform is aiming to employ a “healthier” and more “long term” strategy.

“Our focus in 2018 is to build a competitive advantage that is long term in nature, not merely fighting a discount war. We will still compete in a healthier way by offering interesting promotions, but our main focus is to develop new features and services that are innovative, different and relevant to the needs of online buyers and sellers in Indonesia,” he said.

Application Information Will Show Up Here

Dengan Dana Awal 1,3 Triliun Rupiah, Layanan E-Commerce “Joint Venture” Salim Group dan LOTTE Group Resmi Meluncur

Setelah sempat dirilis dalam versi beta, layanan e-commerce iLOTTE yang merupakan perusahaan hasil joint venture dua konglomerasi besar, Salim Group dan LOTTE Group Korea Selatan, hari ini, (10/10), di Jakarta meresmikan kehadiran mereka.

Mengklaim memiliki konsep berbeda dari layanan e-commerce dan marketplace pada umumnya, kehadiran iLotte diharapkan bisa menjadi angin segar bagi dunia e-commerce di Indonesia saat ini.

“Secara khusus kami tidak ingin bersaing dengan layanan e-commerce dan marketplace lainnya yang sudah hadir di Indonesia, namun kita ingin bersama menjalankan bisnis menawarkan konsep yang berbeda untuk seluruh masyarakat di Indonesia,” kata CEO iLOTTE Phillip Lee.

iLOTTE menawarkan beragam produk dari toko dan perusahan ritel besar seperti LOTTE Shopping Avenue dan LOTTE Mart, layanan online-to-offline (O2O), layanan pembelian secara langsung, dan pembelian melalui permintaan khusus untuk barang-barang impor yang berkualitas tinggi dan diklaim terjamin transparansinya.

“Untuk kepuasan pelanggan yang bermukim di wilayah Jakarta, kami menyediakan fitur Flash Delivery, di mana dalam waktu 3 jam barang sudah bisa diantar ke rumah pembeli,” kata CMO iLOTTE Ardi Sudarto.

Pilihan pembayaran beragam dan integrasi dengan Indomaret

Untuk memudahkan pembeli melakukan pembayaran, iLOTTE menyediakan pilihan pembayaran beragam seperti, bank transfer dengan 9 bank ternama dan ATM bersama, pembayaran kartu kredit, hingga pembayaran melalui Indomaret. Untuk pengantaran, iLOTTE bermitra dengan logistik pihak ketiga.

“Selain produk dari Lotte Mart dan Lotte Shopping Avenue, kami juga menghadirkan produk asli dari Korea Selatan dalam kanal K-Shop. Semua kami hadirkan langsung dari Korsel,” kata Lee.

Fokus kepada brand ternama dan sudah memiliki nama besar, harga yang ditawarkan oleh iLOTTE tergolong premium, iLOTTE juga tidak membuka penjualan kepada personal seller atau kalangan UMKM, demi menjaga kualitas hingga kepercayaan kepada pembeli.

“Dengan beragam merek internasional hingga lokal yang berkualitas, kami ingin menghadirkan pengalaman seru berbelanja offline di mal melalui situs dan aplikasi lengkap iLOTTE,” kata Sudarto.

Untuk memberikan rewards kepada pelanggan, iLOTTE juga menghadirkan iPoints yang cara kerjanya serupa dengan rewards point Lotte Mart dan Lotte Shopping Avenue.

“Dengan iPoints ini semakin banyak pembeli melakukan transaki melalui iLOTTE, semakin besar kesempatan mendapatkan rewards point yang nantinya bisa di transfer kepada pengguna lainnya dengan mudah,” kata Sudarto.

Investasi $ 100 juta untuk iLOTTE

Selama satu tahun penuh Salim Group dan Lotte Group merencanakan dan mempersiapkan peluncuran iLOTTE kepada publik secara resmi. Untuk mendukung kegiatan tersebut mereka telah menggelontorkan uang sekitar $ 100 juta (sekitar 1,3 triliun Rupiah), yang digunakan untuk membangun iLOTTE.

Disinggung tentang adanya konsolidasi dengan elevenia yang baru-baru ini telah dibeli sahamnya 100% oleh Salim Group, menurut VP iLOTTE Steven Calvin, hal tersebut tidak termasuk dalam rencana iLOTTE, namun jika ke depannya dilihat adanya celah atau kesempatan untuk melakukan konsolidasi hingga integrasi, iLOTTE tidak menutup kemungkinan tersebut.

“Fokus kami usai peresmian ini adalah fokus kepada akuisisi pelanggan dengan konsep baru yang mengedepankan kehadiran produk asli dari Korea Selatan hingga groceries.”

Untuk menampung semua produk khusus dari iLOTTE, Salim Group telah memiliki gudang penyimpanan yang terletak di kawasan Sunter Jakarta Utara. Selain di situs resmi, aplikasi mobile iLOTTE juga sudah bisa diunduh di platform Android dan iOS.

Application Information Will Show Up Here

Setelah SK Planet, XL Axiata Putuskan Hengkang dari Elevenia

Setelah sebelumnya diberitakan bahwa SK Planet saat ini dalam proses reposisi bisnis-bisnisnya di luar negeri, termasuk penjualan seluruh sahamnya di Elevenia, XL Axiata (XL) yang memiliki sisa saham sebesar 50% juga hengkang dari layanan e-commerce yang dibangun sejak tahun 2015 lalu.

Saham keduanya disebutkan diserahkan ke PT Jaya Kencana Mulia Lestari dan Superb Premium Pte. Ltd. melalui mekanisme Perjanjian Jual Beli Bersyarat atau CSPA. Kami tidak memiliki informasi lebih lanjut tentang kedua perusahaan ini, tapi dikabarkan memang keduanya berada di bawah kepemilikan Salim Group.

Menurut Presiden Direktur dan CEO XL Dian Siswarini, keputusan melepas Elevenia diambil melalui perhitungan yang cermat. Dalam keterangan resminya, XL berharap keputusan ini mengurangi dampak kerugian yang timbul dari Elevenia.

“Dukungan terrhadap industri e-commerce akan tetap kami lakukan melalui fitur-fitur digital di layanan data yang kami sediakan untuk pelanggan,” kata Dian Siswarini dalam keterangan tertulisnya.

Sempat ingin mempertahankan Elevenia

Sebelumnya XL sudah melakukan peninjauan ulang untuk seluruh bisnis digital yang sudah digeluti perseroan sejak pertama kali terjun pada 2013 silam. Nantinya akan ada beberapa produk yang dipertahankan atau dihentikan.

Dian mengklaim pertumbuhan bisnis Elevenia tiap tahunnya tercatat lebih dari 50%. Meskipun bertumbuhannya baik, saat ini kondisi Elevenia masih merugi dan belum memberikan dampak signifikan bagi perseroan.

Layanan digital XL mencakup tujuh segmen, yaitu digital entertainment (Yonder dan Tribe), business innovation, digital payment (XL Tunai), mobile advertising (m-Ads), komputasi awan (XCloud), internet of things (XL IoT), dan bisnis e-commerce (Elevenia).

Application Information Will Show Up Here