Peronio Adalah Buku Pop-Up Interaktif yang Bisa Dinikmati dengan Teknologi AR atau VR

Di era serba digital ini, mendapatkan buku pop-up untuk anak-anak semakin mudah. Pun begitu, elemen interaksi yang ditawarkan tidak seutuh yang bisa didapat dengan buku pop-up fisik. Menurut developer asal Brasil, Ovni Studios, masalah tersebut bisa diselesaikan dengan teknologi augmented reality dan virtual reality.

Mereka pun memperkenalkan Peronio, sebuah buku pop-up interaktif yang bisa dinikmati dalam berbagai cara. Yang pertama dan yang paling biasa, anak-anak bisa membacanya langsung di tablet sebagai buku pop-up digital.

Cara kedua adalah dengan mengandalkan teknologi AR: anak-anak dapat mencetak gambar ini lalu menempatkannya di atas meja. Saat dilihat menggunakan tablet atau ponsel, seketika itu pula tampak gambar hologram di atas kertas yang bisa diajak berinteraksi. Metode ini mirip seperti yang diterapkan startup lokal Octagon Studio pada produk AR Flashcard-nya.

Dalam mode AR, gambar hologram akan muncul di atas gambar yang telah dicetak saat dilihat menggunakan ponsel atau tablet / Ovni Studios
Dalam mode AR, gambar hologram akan muncul di atas gambar yang telah dicetak saat dilihat menggunakan ponsel atau tablet / Ovni Studios

Terakhir, Peronio juga bisa dinikmati lewat VR headset macam Google Cardboard atau Samsung Gear VR. Peronio bahkan bisa memadukan elemen AR dan VR secara bersamaan, dengan catatan headset Cardboard yang digunakan punya lubang untuk kamera ponsel sehingga pandangan dapat diarahkan ke kertas fisik di atas meja tadi.

Secara konten, Peronio ingin mengajak anak-anak mengembangkan imajinasinya. Buku ini mengisahkan seorang bocah yang sedang galau hendak jadi apa ia saat sudah dewasa nanti. Aspek edukasi turut disajikan dengan baik, dimana anak-anak akan sedikit belajar soal komponen-komponen mobil saat Peronio mencoba menjadi mekanik, atau belajar tentang fosil di setting arkeologi.

Kalau Anda ingin menghadiahi anak Anda dengan lebih dari sekadar buku pop-up digital biasa, Peronio saat ini sudah bisa diunduh dari App Store maupun Google Play secara cuma-cuma. Namun untuk mendapatkan versi penuhnya, Anda harus menebus in-app purchase seharga $3.

Sumber: UploadVR.

Application Information Will Show Up Here

The Daily 360 Adalah Proyek Jurnalistik VR Hasil Kolaborasi The New York Times dan Samsung

Selama bertahun-tahun, media publikasi telah mendampingi kita memahami dunia dari berbagai sudut pandang. Mediumnya sendiri berevolusi dari sekadar teks di atas kertas menjadi reportase video guna memberikan gambaran yang lebih jelas. Maka dari itu, wajar apabila trennya terus bergeser menuju ke ranah virtual reality, atau setidaknya video 360 derajat.

Publikasi ternama asal AS, The New York Times, adalah salah satu yang pertama menunjukkan keseriusan dan komitmennya terhadap medium baru ini. Bekerja sama dengan Samsung, mereka memperkenalkan The Daily 360, sebuah proyek jurnalistik yang berfokus pada format video 360 derajat.

Sesuai namanya, The Daily 360 menjanjikan konten yang baru setiap harinya. Setidaknya akan ada satu video 360 derajat baru yang bisa kita nikmati, dan topik bahasannya akan berganti dari hari ke hari, disesuaikan dengan aktivitas konsumen; contohnya, topik yang dibahas di akhir pekan adalah seputar traveling.

Samsung sendiri berperan memberikan akses ke teknologi yang dibutuhkan, dalam kasus ini kamera 360 derajat. Berdasarkan pernyataan resmi yang diterima VentureBeat, Samsung akan membekali jurnalis NY Times di berbagai penjuru dunia dengan kamera Gear 360 dan perlengkapan ekstra yang dibutuhkan.

Menariknya, The Daily 360 tidak mewajibkan penonton untuk menggunakan VR headset. Seluruh videonya bisa dinikmati langsung dari browser komputer, atau dari smartphone dan tablet via aplikasi NYTimes; meski tentu saja, pengalamannya akan terasa lebih immersive jika menggunakan headset macam Gear VR.

Silakan tonton trailer The Daily 360 di bawah ini. Oh ada bagian yang cukup menarik, tepatnya mulai detik 53 dimana salah satu calon presiden AS Hillary Clinton terlihat sedikit kebingungan dan menanyakan mengenai benda apa yang sedang berada di depannya – yang tidak lain dari kamera 360 derajat. Hal ini bisa menjadi indikasi bahwa porsi pengguna yang belum mengenal konsep VR masih cukup besar.

Sumber: The New York Times dan VentureBeat.

NBA Akan Siarkan Pertandingan Secara Langsung dalam Virtual Reality

NBA seakan tidak bisa membendung ketertarikannya terhadap konsep virtual reality sebagai medium hiburan baru. Baru sebulan lalu, liga basket paling top sejagat tersebut merilis sebuah dokumenter VR yang digarap bersama Oculus. Sekarang, mereka berniat menyiarkan pertandingan secara langsung dalam format VR.

Ini merupakan kolaborasi divisi digital NBA dengan perusahaan ahli bernama NextVR. Dimulai pada tanggal 25 Oktober mendatang yang merupakan awal musim baru, NBA akan menyiarkan satu pertandingan per minggunya yang bisa dinikmati menggunakan headset Samsung Gear VR.

Ke depannya, petinggi NextVR mengungkapkan bahwa ada rencana untuk menyiarkan lebih dari satu pertandingan tiap minggunya. Sebelum ini, NBA juga sempat bermitra dengan NextVR saat menyiarkan pertandingan pertama NBA musim 2015-2016 dalam wujud VR.

Perlu diketahui, siaran langsung VR ini hanya menyajikan bidang pandang seluas 180 derajat saja. Mungkin alasannya demi faktor kenyamanan; saya pribadi sudah merasa mual membayangkan menonton pertandingan basket dengan bidang pandang seluas 360 derajat. Namun NextVR memastikan akan ada sejumlah konten 360 derajat yang bisa dinikmati nantinya.

Untuk bisa menikmati siaran VR ini, Anda harus terlebih dulu berlangganan NBA League Pass seharga Rp 1,5 juta per tahun – Anda juga akan mendapatkan akses on-demand ke seluruh pertandingan melalui komputer, tablet ataupun smartphone. Beruntung NBA akan menawarkan uji coba gratis pada tanggal 27 Oktober nanti saat San Antonio Spurs berhadapan dengan Sacramento Kings sehingga Anda bisa menjajalnya terlebih dulu sebelum membayar.

Sumber: Engadget dan NextVR.

Suka Komik? Suka VR? Silakan Nikmati Komik Virtual Reality Persembahan Madefire

Dewasa ini, virtual reality seakan menjarah semua medium hiburan, dari video sampai ke game. Dan yang terbaru, VR siap mengubah cara kita mengonsumsi komik. Yup, komik virtual reality; membayangkannya saja susah, bagaimana dengan implementasinya?

Inisiatif ini digawangi oleh sebuah startup bernama Madefire. Sebelumnya, Madefire sudah cukup dikenal akan format komik digital yang mereka juluki dengan istilah “Motion Book”, dimana gambar dan teks statis diubah menjadi interaktif untuk dikonsumsi via perangkat mobile.

Kini mereka mencoba menyematkan elemen-elemen virtual reality ke dalam Motion Book dengan efek suara, musik, transisi dan animasi. Di saat yang sama, Madefire ingin memastikan bahwa Anda masih akan mendapat pengalaman yang sama seperti membaca komik.

Selain musik dan animasi, komik VR Madefire ini juga menerapkan elemen tiga dimensi sehingga pembaca bisa merasa halaman komik sedang berada tepat di hadapannya. Lebih lanjut, beberapa bagian dalam suatu komik juga menyuguhkan adegan 360 derajat, dimana pembaca akan ‘diselimuti’ oleh gambar beserta efek suara.

Kalau Anda punya Samsung Gear VR, Anda bisa mencoba membaca komik VR sekarang juga dengan mengunduh aplikasi Madefire Comics dari Oculus Store. Mengingat aplikasi ini baru preview, konten yang tersedia belum terlalu banyak. Pun begitu, Madefire memastikan setidaknya sebelum pergantian tahun koleksi 10.000 komik yang dimilikinya sudah tersedia dalam bentuk VR.

Buat yang tidak memiliki Gear VR tapi penasaran dengan konsep komik VR, silakan tonton video singkat dari Madefire di bawah ini.

Sumber: TechCrunch dan Marketwired.

Samsung Gear VR Kini Kompatibel dengan Controller Nirkabel Milik Xbox

Meski kelihatannya sepele, kontrol memegang peran yang tak kalah penting dari aspek visual saat membicarakan soal virtual reality. Tanpa kendali yang mudah, kesan immersive yang ditawarkan pasti akan berkurang, apalagi kalau game-nya cukup kompleks macam Minecraft.

Namun bagi pengguna Samsung Gear VR, ada kabar yang cukup menggembirakan. Sebentar lagi Anda bisa bermain menggunakan controller nirkabel Xbox. Tinggal sambungkan via Bluetooth, maka Xbox Wireless Controller siap dipakai menemani sesi VR gaming di mana saja dan kapan saja.

Keputusan Microsoft untuk menghadirkan kompatibilitas Xbox Wireless Controller pada Gear VR ini sebenarnya tidak terlalu mengejutkan. Pasalnya, Oculus yang bertanggung jawab atas software Gear VR juga mengandalkan controller Xbox pada headset Rift besutannya.

Dalam pernyataan resminya, Microsoft mengungkapkan niatnya untuk membuat semua game Gear VR kompatibel dengan Xbox Wireless Controller. Untuk mengawali, baru Minecraft: Gear VR Edition yang bisa dimainkan dengan controller tersebut; kemudian judul-judul populer lain seperti Herobound, Spirit Champion, Omega Agent dan End Space akan menyusul dalam beberapa bulan mendatang.

Untuk mengaksesnya, pengguna hanya perlu meng-update firmware controller ke versi 3.1.1220.0, kemudian game Minecraft: Gear VR Edition dalam edisi yang terbaru pula. Pastikan controller Xbox yang hendak digunakan mengusung konektivitas Bluetooth.

Sumber: Xbox Wire.

Bermitra dengan Oculus, NBA Luncurkan Dokumenter Final Musim Kemarin untuk Samsung Gear VR

Apa jadinya ketika nama terbesar di industri VR berkolaborasi dengan liga basket paling populer sejagat? Pertandingan basket yang epik sudah pasti, ditambah dengan cara penyuguhan yang istimewa yang tidak bisa kita dapatkan di televisi.

Berjudul Follow My Lead: The Story of the 2016 NBA Finals, proyek dokumenter ini merupakan hasil kerja sama langsung antara Oculus dengan NBA. Sesuai judulnya, penonton akan diajak menikmati serunya pertandingan antara Golden State Warriors dan Cleveland Cavaliers dari sudut pandang yang berbeda – 360 derajat dan melibatkan peristiwa-peristiwa di luar lapangan.

Diproduksi oleh studio asal New York, m ss ng p eces, video 360 derajat berdurasi 25 menit ini mengisahkan keseluruhan laga final NBA musim kemarin, mulai dari Game 1 sampai Game 7 yang akhirnya dimenangkan oleh LeBron James dkk. Layaknya konten VR lain, di sini penonton bebas mengeksplorasi dan berfokus pada apapun yang menarik perhatiannya, tidak seperti di televisi dimana kita cuma disuguhi satu atau dua sudut pandang saja.

Maka dari itu, pengalaman yang didapat masing-masing penonton jelas akan berbeda. Mata Anda mungkin tidak bisa lepas dari aksi slam dunk LeBron James, tapi saya mungkin lebih memilih mengamati reaksi penonton di stadion yang bersorak saat atlet berusia 31 tahun tersebut melayang di udara.

Kalau Anda suka menonton pertandingan basket dan punya Samsung Gear VR, Follow My Lead: The Story of the 2016 NBA Finals sudah bisa diunduh sekarang juga melalui Oculus Store secara cuma-cuma.

Sumber: Engadget.

5 VR Headset Pilihan yang Bisa Dibeli di Toko Online

Coba Anda lakukan pencarian dengan kata kunci “VR headset” di toko online, saya yakin pilihan yang muncul jumlahnya seabrek, mulai dari yang sangat murah dan sederhana sampai yang bersifat eksklusif seperti Samsung Gear VR.

Salah satu penyebabnya adalah inisiatif Cardboard yang diluncurkan Google yang memungkinkan semua orang untuk merakit VR headset-nya sendiri dengan berbekal komponen-komponen sederhana seperti kardus, lensa dan velcro.

Kendati demikian, di pasaran masih banyak beredar VR headset dari berbagai brand yang menawarkan fitur dan kenyamanan lebih baik ketimbang hasil rakitan sendiri. Berikut ini adalah 5 VR headset pilihan yang bisa Anda beli sekarang juga melalui toko online.

1. Samsung Gear VR

Samsung Gear VR / Samsung

Jangan terkejut melihat headset yang satu ini nongol di setiap daftar VR headset terbaik. Kolaborasi antara Samsung dan Oculus ini memang cuma kompatibel dengan beberapa model ponsel Samsung saja, akan tetapi kualitasnya memang belum tersaingi, baik dari segi hardware maupun software.

Samsung memang baru-baru ini meluncurkan versi baru Gear VR yang kompatibel dengan Note 7. Namun bagi para pemilik Galaxy S6, S6 Edge, S6 Edge+, S7, S7 Edge dan Note 5; Gear VR generasi pertama ini masih merupakan aksesori yang wajib dibeli.

Beli: Lazada – Rp 1.187.000

2. Lenovo ANT VR

Lenovo ANT VR / Lenovo
Lenovo ANT VR / Lenovo

Kesuksesan Gear VR memicu brand smartphone lain untuk merancang VR headset-nya sendiri. Salah satunya adalah Lenovo dengan ANT VR. Meski harganya terjangkau, desain dan material yang digunakan cukup premium, dan sudut pandang lensa yang ditawarkan cukup lebar di angka 100 derajat.

Sebelum ini Lenovo membundel ANT VR bersama ponsel K4 Note, tapi ANT VR sejatinya juga kompatibel dengan semua ponsel Lenovo terbaru yang memiliki ukuran layar 5 – 6 inci berdasarkan observasi Android Central.

Beli: Lazada – Rp 250.000

3. VR-Park V3

VR-Park V3 / VR-Park
VR-Park V3 / VR-Park

Basisnya Google Cardboard versi kedua, akan tetapi desainnya lebih mirip seperti Gear VR, lengkap dengan head strap sehingga pengguna tak perlu capai-capai menyangganya dengan tangan. Desainnya juga tergolong nyaman, dengan bantalan kulit breathable di belakang dan lekukan untuk mengakomodasi hidung.

Fitur lain adalah pelapis spon supaya sisi belakang ponsel tidak baret ketika diselipkan ke dalam headset, serta kenop untuk mengatur lensa. Headset ini kompatibel dengan ponsel berukuran 4,7 – 6 inci.

Beli: Lazada – Rp 177.000

4. Riem 3 VR

Riem 3 VR / Riem
Riem 3 VR / Riem

Juga berbasis Google Cardboard, Riem 3 punya desain yang lebih futuristis ketimbang VR-Park. Menariknya, Riem telah menambahkan sebuah tombol kapasitif yang diyakini lebih responsif ketimbang model lama yang menggunakan magnetic switch.

Faktor kenyamanan turut diperhatikan, dimana pengguna berkacamata pun tetap bisa mengenakannya dengan nyaman. Sepasang lensanya juga bisa diatur sesuai ukuran layar smartphone, dengan batas maksimum sampai 6 inci.

Beli: Lazada – Rp 135.000

5. VR-Case 4.7

VR-Case 4.7 / VR-Case
VR-Case 4.7 / VR-Case

Sangat unik dibanding yang lain, perangkat ini sebenarnya merupakan casing untuk iPhone 6 atau 6S. Sepasang lensanya berdiameter 33,5 mm tersembunyi di sisi belakang, dan bisa dibawa ke muka layar dengan satu sentuhan pada kenop.

Desain seperti ini memang tidak terlalu immersive mengingat sisi sampingnya terbuka, serta kurang nyaman digunakan dalam waktu lama, tapi tentunya sangat portable dan praktis ketika pengguna hanya sekadar ingin menonton video 360 derajat dari YouTube atau Facebook.

Beli: Lazada – Rp 191.000

Menilik Peran Virtual Reality dan Perangkat Wearable di Dunia Pendidikan

Perangkat seperti Samsung Gear VR, Apple Watch atau fitness tracker lain sepintas terkesan terlahir dari perkembangan tren gaya hidup. Padahal, kalau ditinjau dari sudut pandang lain, perangkat-perangkat yang masuk dalam kategori wearable ini punya peran besar di bidang pendidikan, seperti yang dilaporkan oleh lembaga riset pasar Technavio.

Di tahun 2020 nanti, diperkirakan pasar perangkat wearable di lingkup pendidikan Amerika Serikat akan meningkat sebesar 46 persen. Alasannya sederhana: semakin banyak universitas atau institusi pendidikan lain yang memanfaatkan perangkat seperti VR headset, smartwatch dan fitness tracker untuk meningkatkan partisipasi siswa, dan sebaliknya para siswa menggunakan perangkat wearable sebagai media pengumpul dan analisis informasi.

Mengapa institusi pendidikan bisa begitu tertarik dengan teknologi virtual reality? Well, VR headset terbukti mampu memberikan pengalaman berinteraksi dengan konten secara immersive. Sebagai contoh, menggunakan aplikasi Labster, siswa dapat melangsungkan eksperimen secara virtual maupun simulasi kompleks yang sebelumnya hanya bisa dipraktekkan di fasilitas khusus dengan perlengkapan berharga mahal.

Aplikasi-aplikasi lain, seperti yang direkomendasikan oleh Unimersiv terus menjunjung konsep ini. Aplikasi InCell misalnya, dimana siswa diajak untuk mengeksplorasi sel tubuh manusia. Tentu saja, hal ini hampir mustahil dilakukan di dunia nyata, dan itulah yang membuat citra VR sangat positif di mata institusi pendidikan.

Penerapan menarik lain terkait VR di dunia pendidikan melibatkan universitas-universitas ternama seperti Harvard dan Yale. Mereka memanfaatkan aplikasi YouVisit untuk memberikan tur kampus virtual pada calon-calon mahasiswanya.

Di sisi lain, sejumlah universitas di Amerika Serikat seperti Oral Roberts University menganjurkan para mahasiswa baru untuk menggunakan fitness tracker. Sederhananya, kalau tubuh terasa bugar, konsentrasi belajar pun bisa ditingkatkan, dan inilah yang dituju oleh universitas-universitas tersebut.

Semua ini turut didukung oleh perkembangan pesat ekosistem aplikasi dan konten untuk VR headset maupun perangkat wearable lainnya. Selagi popularitas perangkat wearable terus meningkat, pastinya akan ditemukan cara-cara baru untuk memaksimalkan potensi teknologi tersebut di ranah pendidikan.

Sumber: Technavio dan Samsung. Gambar header: Oculus.

Samsung Gear VR 2016 Hadir Mengusung USB-C dan Desain Baru yang Lebih Apik Sekaligus Fungsional

Samsung Galaxy Note 7 telah resmi diperkenalkan. Kalau melihat infografis perbandingan antara Note 5 dan Note 7, terpampang jelas bahwa phablet terbaru Samsung tersebut hadir mengusung port USB-C ketimbang micro USB. Hal ini pun menjadikannya sebagai perangkat pertama Samsung yang mengemas port USB-C, tapi kemudian apa artinya ini buat Gear VR?

Well, mengingat Gear VR mengandalkan konektor micro USB, maka diperlukan model baru untuk bisa mengakomodasi Note 7. Dan persis seperti itulah yang Samsung lakukan; Note 7 datang didampingi oleh headset Gear VR versi baru yang mengemas konektor USB-C.

Namun tentu saja Gear VR 2016 tidak sekadar mengemas konektor baru saja. Desainnya telah disempurnakan, dimana warna gelapnya kini dapat membantu mencegah pantulan cahaya sehingga pengalaman sinematik yang disuguhkan bisa lebih terasa ketimbang versi sebelumnya.

Touchpad milik Gear VR 2016 kini mulus tanpa garis-garis pembatas model D-pad / Samsung
Touchpad milik Gear VR 2016 kini mulus tanpa garis-garis pembatas model D-pad / Samsung

Di atas touchpad, kini terdapat tombol Home untuk memberikan akses cepat kembali ke Oculus Home. Sebelumnya, pengguna harus menahan tombol Back untuk kembali ke menu utama ini. Desain touchpad-nya sendiri pun juga diperbarui, dimana tidak ada lagi garis pembatas yang membuatnya menyerupai D-pad pada controller milik console.

Kembali ke konektor, Samsung telah melakukan inovasi menarik dimana konektornya bisa dilepas-pasang. Paket penjualan Gear VR 2016 mencakup konektor USB-C dan micro USB, membuatnya tidak cuma kompatibel dengan Note 7 saja, tetapi juga handset lawas macam Note 5, seri Galaxy S6 maupun S7.

Samsung tidak lupa menyematkan port USB eksternal yang memungkinkan perangkat untuk di-charge selagi digunakan. Di samping itu, port ini juga membuka potensi Gear VR untuk disambungkan dengan beragam sensor eksternal, motion controller, memory USB OTG serta “4D experience tool“.

Konektor Gear VR 2016 bisa dilepas-pasang, baik USB-C maupun micro USB / Samsung
Konektor Gear VR 2016 bisa dilepas-pasang, baik USB-C maupun micro USB / Samsung

Gear VR 2016 turut mengusung sepasang lensa baru yang berukuran lebih besar, tepatnya berdiameter 42 milimeter. Sudut pandangnya juga ikut meluas menjadi 101 derajat sehingga display bisa terasa lebih alami di pandangan pengguna.

Gear VR versi baru ini rencananya juga akan mulai dipasarkan bersamaan dengan Note 7, yakni pada tanggal 19 Agustus mendatang. Berdasarkan laporan CNET, banderol harganya tidak berubah dari pendahulunya, masih di angka $99.

Sumber: Samsung dan CNET.

Tidak Hanya Murah, Kacamata VR Ini Juga Canggih dan Punya Desain Menarik

Perlahan namun pasti keberadaan kacamata VR (virtual reality) semakin banyak diminati pengguna. Kehadiran teknologi smartphone yang dipadukan dengan perangkat kacamata VR ini telah memunculkan tren teknologi baru yang disebut sebagai ‘Mobile VR’.

Berbeda dengan kacamata 3D yang hanya menyuguhkan tampilan menjadi lebih dekat, kacamata VR telah memberikan pengalaman seolah-olah pengguna berada dalam lingkungan maya (virtual) dan terlibat lebih jauh di dalamnya karena tampilan visual yang disajikan akan mengikuti gerakan kepala penggunanya.

Keberadaan teknologi Mobile VR semakin booming ketika sejumlah produsen telah merilis produk perangkat kacamata VR ini. Dan kini beberapa pabrikan smartphone bahkan telah memaket produknya dengan perangkat kacamata VR mereka masing-masing.

Jika kacamata VR besutan Oculust Rift, HTC Vive dan Samsung Gear VR dirasa terlalu mahal buat Anda, maka kini ada sejumlah produk alternatif yang mungkin bisa digunakan, salah satunya adalah Eny EVR01.

Kendati ia ditawarkan dengan harga hanya $80 per unitnya, namun produk kacamata VR besutan perusahaan EnyBox ini mampu menjanjikan pengalaman yang tak kalah menarik. Salah satunya karena kacamata VR ini dapat dioperasikan secara mandiri tanpa membutuhkan perangkat smartphone ataupun tablet untuk bisa menayangkan kontennya.

Diotaki dengan prosesor quad-core Rockchip RK3126 yang dapat berlari hingga kecepatan 1.3GHz, perangkat ini juga telah didukung dengan modul grafis Mali-400MP2. Selain mampu menayangkan tampilan 5 inci dengan resolusi 1280 x 720 piksel, ia juga memiliki RAM 1 GB dengan media penyimpanan sebesar 8 GB atau 16 GB, serta tersedia slot micro SD sebagai opsi memory tambahannya.

Eny EVR01-diagram

Untuk mendukung proses kerjanya, kacamata VR Eny EVR01 yang berjalan dengan platform Android 5.1 Lollipop ini juga ditenagai dengan baterai berkapasitas 2,200 mAh yang akan memberikan catudaya untuk bisa dioperasikan selama kurang lebih 3,5 jam secara terus menerus.

Info produk: Sennheiser MX170 Earphone. Diskon 21%, jadi hanya 199.000. 

Sayangnya, tidak tersedia fitur audio terintegrasi sehingga penggunanya harus menambahkan sendiri perangkat audio headset yang dapat disambungkan melalui port audio ataupun koneksi bluetooth ke perangkat ini.

Namun dengan banderol harga yang relatif sangat bersahabat, serta desain yang sangat menawan, perangkat kacamata VR Eny EVR01 ini bisa menjadi perangkat kacamata VR alternatif yang bisa dipilih oleh pengguna.

Eny EVR01-image

Sumber: Liliputing | Gambar Header: EnyBox