Menilik Proposisi Nilai dan Strategi Bisnis USS Networks sebagai Brand Aggregator

Berawal dari sebuah pagelaran “Urban Sneaker Society”, USS Networks didirikan pada tahun 2019. Kini mereka berkembang menjadi sebuah group holding yang mengelola 15 IP (intellectual property) & brand menargetkan kalangan Gen Z. Beberapa merek yang dipegang di antaranya Urban Sneaker Society, USS Feed, Outbrake, Cretivox, Menjadi Manusia, dan Sonderlab.

Meskipun cara kerjanya serupa dengan brand aggregator lainnya, namun USS Networks mengklaim memiliki perbedaan cukup mencolok.

Co-founder & CEO USS Networks Sayed Muhammad mengungkapkan, pengalaman dan jaringan yang sudah mereka miliki sejak awal berdiri menjadi salah satu kunci sukses mereka untuk bisa mengembangkan brand yang telah mereka akuisisi.

“Kami memiliki tujuan untuk bisa memperluas jaringan. Dimulai dari sisi pemasaran memanfaatkan jaringan kami, karena secara ekosistem telah memiliki event yang besar, bukan hanya di Indonesia namun di Asia Tenggara yang bisa dimanfaatkan oleh brand sebagai distribution channel. Kami juga memiliki relasi dengan media sampai komunitas dari industri fesyen. Hal tersebut yang membedakan kami dengan platform lainnya,” kata Sayed.

Konsep brand aggregator berkembang cukup pesat dewasa ini. Sudah ada beberapa pemain serupa seperti Hypefast, Tjufoo, Open Labs, dan lainnya. Tidak sekadar fesyen, sektor lain pun juga memiliki brand aggregator-nya sendiri, misalnya Hangry yang masuk di area kuliner.

Tidak berhenti di brand fesyen

Dari sisi produk, USS Networks tidak akan berhenti di produk fesyen saja, ke depannya mereka juga ingin mengakuisisi IP media hingga NFT lebih banyak lagi

Di awal tahun 2022, mereka mengakuisisi pengembang proyek NFT Karafuru. Karafuru sendiri saat ini menduduki peringkat 40 all time transaction di Open Sea dengan total transaksi lebih dari 1,5 triliun Rupiah. Di luar ini, USS Networks masih punya target untuk bisa mengakuisisi 3 s/d 4 brand lain tahun ini.

Selain itu, sejak awal komunitas masih menjadi prioritas bagi USS Networks untuk bisa mengembangkan bisnis. Di sisi lain, proses kurasi memanfaatkan riset juga terus dilakukan  untuk mengakuisisi brand hingga IP yang tepat.

“Kami adalah perusahaan yang profitable dari hari pertama dan terus bertumbuh setiap tahunnya. Pada tahun 2021 kami tumbuh lebih dari 100% YoY dan pada tahun 2022 ini kami perkirakan bisa bertumbuh lebih dari 200% YoY, baik secara revenue maupun profit,” kata Sayed.

Rencana bisnis setelah pendanaan

Bertujuan untuk mengakselerasi bisnis, USS Networks telah mengantongi pendanaan pra-seri A dengan jumlah yang tidak disebutkan. Pendanaan tersebut dipimpin oleh SALT Ventures. Selain itu, Tokopedia dan OCBC NISP Ventura turut berpartisipasi dalam putaran ini.

Bagi SALT Ventures, sektor digital media dan IP merupakan salah satu fokus investasi karena sektor ini sedang bertumbuh besar di Indonesia.

“Kedua founder sangat jeli dalam melihat upcoming trend dan bahkan bisa menciptakan sebuah tren. Itu adalah resep USS Networks dapat bertumbuh sangat cepat dalam 3 tahun terakhir,” kata Managing Partner SALT Ventures Danny Sutradewa.

Dana segar tersebut nantinya akan dimanfaatkan oleh perusahaan untuk mengakuisisi perusahaan IP & brand D2C yang cocok dengan ekosistem USS Networks. Bukan hanya brand asal Indonesia, cakupan mereka telah diperluas hingga pasar regional.

“Karena pengalaman dan jaringan yang kami miliki, proses akuisisi terhadap brand dan IP selama ini tidak menjadi kendala bagi pemilik brand. Mereka sudah memahami konsep yang kami tawarkan, yang pada akhirnya bisa membantu menambah pendapatan brand menjadi lebih besar lagi,” kata Sayed.

LocalBrand Luncurkan Layanan Peminjaman Pakaian

Di usia yang ke enam tahun marketplace fashion LocalBrand meluncurkan sebuah layanan baru bernama Unlimited by LocalBrand.co.id. Melalui fitur baru ini pengguna yang terdaftar di aplikasi LocalBrand bebas meminjam berbagai macam pilihan dari ratusan koleksi LocalBrand. Hal ini ibarat pengguna memiliki lemari pakaian yang bisa diakses secara online, sehingga pengguna bisa bebas memilih, mengenakan, dan mengganti pakaian yang tersedia secara mudah.

Layanan LocalBrand ini sudah bisa digunakan oleh pengguna sejak 21 November 2017, atau bertepatan dengan usia LocalBrand yang keenam. CEO LocalBrand Sayed Muhammad merasa layanan ini sangat tepat untuk anak muda yang selalu ingin tampil berbeda dan tetap fashionable mengikuti tren yang ada tanpa merogoh kocek terlalu dalam. Hal ini terinspirasi dari kalangan muda khususnya para wanita yang cenderung membeli pakaian-pakaian bekas karena ingin selalu tampil berbeda setiap hari namun tidak ingin mengeluarkan banyak uang.

Skema yang diusung di layanan peminjaman pakaian ini adalah berlangganan. Dengan berlangganan Rp399.000 per bulan, pengguna akan mendapatkan akses penuh untuk memilih koleksi yang ada dengan maksimal tiga barang dalam satu kali peminjaman. Peminjaman selanjutnya akan diperkenankan jika pengguna telah mengembalikan peminjaman sebelumnya. Harga tersebut sudah termasuk gratis biaya pengiriman, pengembalian, dan free dry cleaning sehingga pengguna tidak perlu repot-repot untuk mengirim dan mencuci pakaian yang dipinjam.

Disampaikan Media Relation LocalBrand Nesya Dwiriyanti, pihak LocalBrand cukup percaya diri dengan layanan barunya. Hal ini karena layanan peminjaman seperti itu sudah diterapkan di beberapa negara sehingga akan menjadi peluang tersendiri di Indonesia. Terlebih dengan harga yang ditawarkan sangat terjangkau.

“Kami yakin karena layanan ini sudah diterapkan di beberapa negara dan belum ada di Indonesia sehingga ini bisa menjadi peluang besar bagi kami untuk  menambah tren baru di industri fashion tanah air, apalagi biaya yang kami tawarkan sangatlah terjangkau dengan benefit yang diberikan,” lanjut Nesya.

LocalBrand Asia Hubungkan Toko Online dengan Berbagai Marketplace

Seiring dengan pertumbuhan online di Indonesia, jumlah marketplace juga tumbuh kian pesat. Penjual tidak hanya dapat berjualan di media sosial atau toko online miliknya sendiri saja, tapi juga dapat merambah ke marketplace untuk menyasar konsumen lebih luas.

Meskipun demikian, akibat kemudahan tersebut muncul permasalahan baru, yakni penjual memiliki keterbatasan untuk ikut serta ke pelbagai marketplace secara bersamaan lantaran mereka harus memisahkan persediaan barang yang berbeda di setiap marketplace yang didaftarkan.

Menyadari permasalahan tersebut, LocalBrand Asia hadir dengan memposisikan diri sebagai platform SaaS lokal yang menyediakan fitur pembuatan toko online, sekaligus menghubungkannya ke berbagai marketplace. Penjual dapat mengatur stok barangnya dari satu tempat saja, tidak lagi mengontrol secara terpisah.

LocalBrand Asia tidak hanya mengusung kemudahan untuk para penjual saja, namun juga untuk marketplace itu sendiri. Untuk sisi marketplace, pengguna platform berpotensi akan menambah daftar SKU. Data mereka pun akan semakin akurat.

Pasalnya selama ini dinilai banyak terjadi data stok yang tidak akurat sehingga sering saat konsumen belanja ternyata barangnya sudah habis. Kejadian ini terjadi disebabkan data stok tidak diperbarui penjual.

“Pengalaman yang saya miliki selama lebih dari lima tahun di bidang online retail membuat LocalBrand Asia memahami dengan jelas kesulitan yang dihadapi brand untuk berjualan secara online, terutama multiple marketplace. Kami sediakan one stop solutions agar mereka dapat berjualan online secara mudah dan efisien,” terang CEO dan Founder LocalBrand Asia Sayed Muhammad kepada DailySocial.

Berdasarkan hasil survei yang dihimpun LocalBrand Asia, sebanyak 83% penjual telah menyentuh kanal online sebagai sarana penjualannya. Mereka mengaku telah familiar melakukan penjualan online di berbagai kanal sekaligus, seperti media sosial, toko online sendiri, atau di beberapa marketplace sekaligus. Disebutkan malah sebanyak 51% penjual telah menjual produknya di lebih dari tiga marketplace sekaligus.

Tak hanya membantu dalam hal pencatatan stok barang, sambung Sayed, pihaknya juga membantu penjual mengenai cara berjualan yang baik secara online. Caranya dengan menyediakan jasa foto produk, desain, logo, online marketing, hingga fulfillment.

Terkait model bisnis, Sayed mengaku ada dua kategori yang dibidik, subscription fee (platform SaaS) dan premium services.

LocalBrand merupakan peserta GnB Accelerator batch pertama dan sudah mendapatkan pendanaan dari angel investor.

Target LocalBrand Asia

Sayed melanjutkan saat ini perusahaan diklaim telah menjadi satu-satunya platform yang terhubung dengan enam marketplace, di antaranya MatahariMall, Lazada, Elevenia, Bukalapak, dan Blanja. Ditargetkan dalam waktu dekat akan segera menambah tiga situs marketplace lainnya.

Sejak platform LocalBrand Asia resmi diluncurkan untuk publik pada akhir Juli 2017, tercatat mereka telah menghimpun lebih dari 100 penjual. Dia menargetkan sampai akhir tahun ini dapat mengumpulkan 1.000 penjual.

Untuk rencana jangka panjang, Sayed mengungkapkan ambisinya menghubungkan penjual online dengan marketplace di level Asia Tenggara. Dengan demikian, penjual dari Indonesia bisa berjualan di marketplace asal Malaysia, Thailand, atau sebaliknya.

Getting Re-Branded, Local Introduces LocalTalent

It seems that the trend of re-branding in Indonesia’s startup scene won’t stop anytime soon. After a fleet of startups re-branded themselves (DapurMasak into Cookpad, Spavista into Revasi, CERI into RIRI, and iMoney into AturDuit), now it’s time for Local to re-brand itself and all its business units, including LocalBrand, LocalFest, and LocalTaste, as well as the new LocalTalent, which enables users to search for creative workers.

Continue reading Getting Re-Branded, Local Introduces LocalTalent

Local Resmi Ganti Logo dan Luncurkan Bursa Pekerja Kreatif LocalTalent

Pertengahan hingga akhir tahun ini tampaknya dianggap sebagai saat yang tepat bagi startup untuk berbenah diri, melakukan perubahan, atau re-branding. Menyusul  DapurMasak yang berganti Cookpad, Spavista menjadi Revasi, aplikasi CERI menjadi RIRI hingga iMoney ganti nama jadi AturDuit, hari ini startup yang fokus mempromosikan bakat dan karya lokal Local juga melakukan re-branding dengan melakukan perubahan logo untuk semua unit bisnisnya, termasuk LocalBrandLocalFest, LocalTaste, sekaligus resmi luncurkan situs pencari pekerja kreatif LocalTalent.

Continue reading Local Resmi Ganti Logo dan Luncurkan Bursa Pekerja Kreatif LocalTalent

One year after launched, LocalBrand aims global fashion market

When it first launched, LocalBrand was one of the Indonesian startup who was very clear about where they’re going and how they position themselves in the fashion-ecommerce industry. LocalBrand wants to be the platform for Indonesian fashion designers, the be the center stage for Indonesia’s fashion industry.  Continue reading One year after launched, LocalBrand aims global fashion market