Evermos Bukukan Pendanaan Rp584 Miliar, Perkuat Kehadiran di Kota Tier-2 dan 3

Setelah mengantongi pendanaan seri B senilai $30 juta tahun 2021 lalu, startup social commerce Evermos kembali merampungkan pendanaan seri C senilai $39 juta atau setara 584 miliar Rupiah. Putaran pendanaan ini dipimpin International Finance Corporation (IFC).

Investor lainnya yang terlibat di antaranya Jungle Ventures, Shunwei Capital, UOB Venture Management, dan Telkomsel Mitra Inovasi. Putaran pendanaan ini juga melibatkan investor mitra baru seperti SWC Global, Endeavour Catalyst, dan Uni-President Asset Holdings.

Selanjutnya Evermos akan menggunakan dana segar untuk memperkuat jaringan reseller dengan memperdalam penetrasi di pulau Jawa dan melakukan ekspansi ke Sumatera, agar bisa mempercepat brand menjangkau lebih banyak lagi kota tier 2 dan tier 3.

Memberdayakan para reseller

Selain mengembangkan jaringan reseller-nya, Evermos akan terus memberdayakan keterampilan pengecer untuk memperluas pelanggan mereka melalui iklan digital. Perusahaan mencatat penjualan 18x lebih tinggi untuk reseller yang memanfaatkan digital tools, dibandingkan dengan yang mengandalkan jaringan pribadi saja. Evermos rencananya juga akan menerapkan teknologi yang didukung oleh AI.

“Kami tetap berpegang pada komitmen kami untuk mendukung brand lokal sejak hari pertama. Dalam proses memecahkan masalah logistik yang dihadapi brand Indonesia akibat tantangan geografis dan ekonomi yang unik di negara ini, kami menyadari brand menghadapi berbagai tantangan selain distribusi. Oleh karena itu, kami akan terus memanfaatkan inovasi untuk menghubungkan brand lokal dan pelanggan di kota-kota tingkat rendah dengan lebih efisien,” kata Co-founder & CEO of Evermos Ghufron Mustaqim.

Ditambahkan olehnya, prestasi ini mencerminkan kepercayaan investor Evermos dalam menjalankan misi dan dedikasi mereka untuk memberdayakan komunitas, dengan memberikan sumber pendapatan yang berkelanjutan dan fleksibel melalui jaringan distribusi terhubung dan layanan commerce Evermos.

Sejak awal berdirinya, mereka telah berkomitmen untuk mengatasi tantangan logistik, dengan tujuan memastikan adanya kesempatan yang adil bagi seluruh masyarakat Indonesia, tanpa memandang lokasi geografis, tingkat pendapatan, atau gender.

Ini termasuk menjalin hubungan langsung dengan brand lokal untuk mendekatkan mereka dengan konsumen dan menawarkan solusi komprehensif untuk kebutuhan perdagangan khusus setiap brand. Dengan bergabung ke dalam ekosistem Evermos, brand dapat memanfaatkan 500 kota.

Didirikan pada bulan November 2018 oleh Ghufron Mustaqim, Arip Tirta, Iqbal Muslimin, dan Ilham Taufiq, Evermos mengklaim telah mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Sejak pandemi, bisnis mereka telah menunjukan pertumbuhan GMV sebesar 17x lipat dari tahun keuangan 2020 hingga 2022. Tercatat sebanyak 160 ribu reseller yang melakukan transaksi setiap bulannya per Januari 2023.

Produk yang disediakan kebanyakan adalah komoditas busana muslim, produk kesehatan/kecantikan halal, makanan dan minuman, dan lain-lain — sebagian besar mengutamakan produk bernuansa halal. Namun Ghufron menegaskan, tersedia juga kategori fesyen, home & living, herbal & health. Menjadikan produk mereka inklusif untuk semua.

“Investasi kami di Evermos tidak hanya akan mendorong kemakmuran bersama, inklusi keuangan dan digital, tetapi juga akan memberikan kontribusi signifikan dalam memajukan ekonomi digital yang terus berkembang pesat di Indonesia,” kata Country Manajer IFC untuk Indonesia dan Timor-Leste, Randall Riopelle.

Application Information Will Show Up Here

Evermos Announces Over 427 Billion Rupiah Series B Funding, Social Commerce Is in Its Peak

Social commerce startup Evermos has announced its series B funding of $30 million or the equivalent of 427.3 billion Rupiah. This round was led by UOB Venture Management through the Asia Impact Investment Fund II. Several other investors involved include MDI Ventures, Telkomsel Mitra Innovation, Future Shape, and supported by previous investors, including Jungle Ventures and Shunwei Capital.

The fresh funds will be used to strengthen the leadership team, expand and develop technology. We previously reported the Evermos series B round since August 2021, including the participation of 2 Telkom Group’s CVCs.

“Our vision is to empower one million micro-entrepreneurs in the next five years. One of the main factors influencing the way we do business is by measuring the sustainability and social impact of our platform,” Evermos’ Co-Founder & President, Arip Tirta said.

He also said that the company’s income has been mostly supported by individuals and SMEs in tier-2 and 3 cities. In order to strengthen its presence in the area, they are currently running a pilot program “Evermos Village”, involving nearly 100 villages. In this program, less productive local residents are empowered to become reseller partners — including being trained on entrepreneurial principles.

Evermos social commerce concept

Was founded in November 2018 by Arip, Ghufron Mustaqim, Iqbal Muslimin, and Ilham Taufiq; Evermos has acquired around 100 thousand active resellers in 500 cities. They partner with more than 500 brands with 90% of them coming from curated local SMEs.

The products offered are mostly Muslim clothing commodities, halal health/beauty products, food and beverages, and others — most of them prioritize halal products. From a business perspective, they claim to have grown up to 60 times in the last two years.

Evermos facilitates people who want to become resellers. These users can sell the products in the application to their network, via WhatsApp or social media. There is a profit sharing or reward applied. Evermos alone, in addition to providing products, also helps in terms of logistics management, customer support, and technology.

Evermos’ Co-Founder & Deputy CEO, Ghufron Mustaqim said that his business philosophy is based on ‘Economy Gotong Royong‘, prioritizing collaborative economic empowerment. Through the existing reseller network, Evermos wants to be a vehicle for local SMEs to grow their business, on the other hand, it will generate additional income for resellers.

Social commerce potential in Indonesia

The total GMV generated from online trading business continues to grow rapidly in Indonesia – to date, it still has the largest proportion in the region. According to Bain & Co. data, as visualized by Statista, in 2020 the total GMV for online trading businesses in Indonesia has reached $47 billion.

Although the majority come from e-commerce or online marketplaces, social commerce services have quite a big contribution, which is around $12 billion.

Meanwhile, according to McKinsey, the social commerce business is projected to experience rapid growth of up to $25 billion by 2022. Pandemic becomes one of the catalysts, this is related to changes in the way people shop and the job opportunities offered by social commerce.

UOB Venture Management’s Senior Director, Clarissa Loh explained, Evermos’ social commerce model can be a bridge in answering this gap, by enabling its resellers to market the products of local SMEs.

“The Evermos platform also empowers local brands and creates a source of income for the lower middle class people with minimal access and opportunities, but already own and use smartphones (underserved communities),” Clarissa added.

Social commerce players in Indonesia

In Indonesia, there are already several platforms that offer similar services. Throughout 2021, several other social commerce startups also received funding from investors, including:

Startup Funding
RateS Series A
Raena Series A
KitaBeli Series A, 114 billion Rupiah
Super Series B, 405 billion Rupiah
Dagangan Pre-Series A

Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian
Application Information Will Show Up Here

Evermos Umumkan Pendanaan Seri B Lebih dari 427 Miliar Rupiah, Bisnis Social Commerce Menggeliat

Startup social commerce Evermos mengumumkan telah menutup pendanaan seri B senilai $30 juta atau setara 427,3 miliar Rupiah. Putaran ini dipimpin oleh UOB Venture Management melalui Asia Impact Investment Fund II. Beberapa investor lain yang terlibat termasuk MDI Ventures, Telkomsel Mitra Inovasi, Future Shape, dan turut didukung investor sebelumnya yakni Jungle Ventures dan Shunwei Capital.

Dana segar yang diperoleh akan digunakan untuk memperkuat tim kepemimpinan, melakukan ekspansi, dan mengembangkan teknologi. Kabar putaran seri B Evermos sebelumnya kami beritakan sejak Agustus 2021 lalu, termasuk adanya keterlibatan 2 CVC milik grup Telkom.

“Visi kami adalah memberdayakan satu juta pengusaha mikro dalam lima tahun ke depan. Salah satu faktor utama yang memengaruhi cara kami menjalankan bisnis adalah dengan mengukur keberlanjutan dan dampak sosial dari platform kami,” ujar Co-Founder & President Evermos Arip Tirta.

Ia juga mengatakan, bahwa selama ini pendapatan perusahaan banyak disokong dari individu dan UKM d kota tier-2 dan 3. Untuk menguatkan keberadaannya di wilayah tersebut, saat ini mereka tengah menjalankan percontohan program “Desa Evermos”, melibatkan hampir 100 desa. Di program itu, warga lokal yang masih kurang produktif diberdayakan menjadi mitra reseller — termasuk dilatih dengan prinsip kewirausahaan.

Konsep social commerce Evermos

Sejak didirikan pada November 2018 lalu oleh Arip, Ghufron Mustaqim, Iqbal Muslimin, dan Ilham Taufiq; saat ini Evermos telah memiliki sekitar 100 ribu reseller aktif di 500 kota. Mereka bermitra dengan lebih dari 500 brand dengan 90% di antaranya datang dari kalangan UKM lokal yang dikurasi.

Produk yang disediakan kebanyakan adalah komoditas busana muslim, produk kesehatan/kecantikan halal, makanan dan minuman, dan lain-lain — sebagian besar mengutamakan produk bernuansa halal. Dari sisi bisnis, dalam dua tahun terakhir mereka mengklaim mendapati pertumbuhan hingga 60 kali.

Aplikasi Evermos memfasilitasi masyarakat yang ingin menjadi reseller. Para pengguna tersebut selanjutnya bisa menjual produk yang ada di aplikasi ke jaringannya, melalui WhatsApp atau media sosial. Ada bagi hasil atau imbalan yang diterapkan. Pihak Evermos sendiri, selain menyediakan produk, juga membantu dari sisi pengelolaan logistik, dukungan konsumen, dan teknologi.

Co-Founder & Deputy CEO Evermos Ghufron Mustaqim menyatakan bahwa dasar filosofi bisnisnya adalah ‘Ekonomi Gotong Royong‘, mengedepankan pemberdayaan ekonomi kolaboratif. Melalui jaringan reseller yang ada, Evermos ingin menjadi sarana bagi UKM lokal untuk mengembangkan bisnis mereka, di sisi lain akan menghasilkan pendapatan tambahan bagi reseller.

Potensi social commerce di Indonesia

Total GMV yang dihasilkan dari bisnis perdagangan online memang terus bertumbuh pesat di Indonesia – sampai saat ini masih memiliki proporsi terbesar di regional. Menurut data Bain & Co., seperti divisualisasikan Statista, pada tahun 2020 total GMV untuk bisnis perdagangan online di Indonesia telah mencapai angka $47 miliar.

Kendati mayoritas datang dari e-commerce atau online marketplace, layanan social commerce memiliki sumbangsih yang tidak kecil, yakni sekitar $12 miliar.

Sementara itu menurut McKinsey, bisnis social commerce diproyeksikan akan mengalami pertumbuhan pesat hingga $25 miliar pada tahun 2022 mendatang. Kondisi pandemi menjadi salah satu katalisator, hal ini terkait perubahan cara orang berbelanja dan kesempatan kerja yang ditawarkan oleh social commerce.

Senior Director UOB Venture Management Clarissa Loh menjelaskan, model social commerce Evermos dapat menjadi jembatan dalam menjawab kesenjangan ini, dengan memungkinkan para reseller-nya untuk memasarkan produk para UKM lokal.

“Platform Evermos juga memberdayakan brand lokal dan menciptakan sumber pendapatan bagi masyarakat menengah ke bawah yang minim akses dan kesempatan, namun memiliki dan menggunakan smartphone (underserved community),” imbuh Clarissa.

Pemain social commerce di Indonesia

Di Indonesia saat ini sudah ada beberapa platform yang menawarkan layanan serupa. Bahkan sepanjang tahun 2021 ini, beberapa startup social commerce lain turut mendapatkan pendanaan dari investor, meliputi:

Startup Tahapan Pendanaan
RateS Seri A
Raena Seri A
KitaBeli Seri A, 114 miliar Rupiah
Super Seri B, 405 miliar Rupiah
Dagangan Pra-Seri A
Application Information Will Show Up Here