Pemprov DKI dan Startup Formalisasi Kolaborasi #KAKI5JKT Memajukan PKL Jakarta

Secara resmi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, melalui pembinaan Dinas Koperasi UMKM dan Perdagangan (KUMKMP), berhasil mengumpulkan 400 pedagang kaki lima (PKL) yang informasi lengkapnya bisa diakses melalui Zomato dan dapat dipesan melalui GO-FOOD (di dalam aplikasi GO-JEK) dan Porter. Semua pedagang kaki lima yang telah tergabung telah mendapatkan sertifikasi oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).

“Kami mau minta masyarakat Jakarta kalau jajan di PKL, jangan beli di PKL yang tidak ada sertifikat BPOM-nya. Jadi ini akan bantu kami, buat pedagang yang masih buat makanan dengan bahan kimia, lambat laun pasti dagangannya tidak laku dan dia akan terpaksa jual makanan dengan bahan yang baik,” tegas Basuki Tjahaja Purnama, Gubernur Provinsi DKI Jakarta saat formalisasi kolaborasi ini.

Warga Jakarta yang memiliki informasi lengkap dan akurat terkait rekomendasi PKL bersih dan terbaik di masing-masing wilayah bisa juga berbagi informasi dengan memanfaatkan Twitter. Para pengguna yang ingin memanfaatkan situs #Kaki5Jakarta bisa mengabadikan rekomendasinya di smartphone, mengaktifkan GEOTAG di aplikasi Twitter, kemudian men-tweet warung kaki lima tersebut dengan format nama tempat, alamat, masakan yang disajikan, dan dilengkapi dengan tagar #KAKI5JKT.

Proses pemetaan potensi lokasi binaan (lokbin) ataupun lokasi sementara (loksem) melalui analisis heatmap, dilakukan oleh Pulse Lab Jakarta (PLJ) dan Twitter Indonesia.

Aktivitas yang telah dilakukan sejak Agustus 2015 ini telah mengumpulkan 2546 tweet dan 800 titik data yang unik meliputi 244 jajanan kaki lima di Jakarta.

“Kolaborasi dengan berbagai pihak mulai dari startup hingga komunitas seperti yang dilakukan pada aktivitas ini tentunya sangat membantu untuk memaksimalkan pemanfaatan teknologi demi menciptakan Jakarta yang lebih efisien dan informatif bagi masyarakat,” kata pihak pengelola UP Jakarta Smart City.

Peran serta startup membantu misi Jakarta Smart City

Tdak diragukan lagi peran serta dan dukungan yang diberikan oleh startup Indonesia untuk membantu pemerintah DKI Jakarta melalui program KAKI5JKT merupakan potensi yang bisa dimanfaatkan untuk memperluas promosi dan pengetahuan serta edukasi kepada warga Jakarta. Ke depannya program ini ditargetkan Pemprov DKI Jakarta sebagai wadah bagi semua PKL di Provinsi DKI Jakarta dan menjadi contoh bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) lainnya agar dapat memaksimalkan penggunaan teknologi dan kolaborasi melalui dukungan UP Jakarta Smart City.

“Dengan bergabung di GO-FOOD, para PKL diharapkan akan dapat meningkatkan usahanya seiring dengan meningkatnya angka penjualan. Sebagai gambaran, total penjualan Bakso Pak Kumis BLOK S meningkat dua kali lipat dari sebelumnya melayani 100 porsi perhari, menjadi 200 porsi sehari semenjak terdaftar di GO-FOOD. Selain itu, GO-FOOD juga membantu pemerintah dalam menentukan UMKM mana yang layak mendapat pinjaman kredit untuk pembinaan,” kata CEO GO-JEK Indonesia Nadiem Makarim.

Sementara itu, Zomato, sebagai situs dan aplikasi restoran listing favorit di Jakarta, menyambut baik gerakan yang dilancarkan oleh Pemprov DKI sebagai bagian dari Jakarta Smart City, seperti yang ditegaskan oleh Country Manager Zomato Indonesia Karthik Shetty.

“Zomato adalah pilihan yang tepat bagi foodies Jakarta untuk mencari informasi mengenai tempat makan di sekitar mereka. Dengan mempertunjukkan Kaki Lima di koleksi spesial, kami menyadari bahwa para Kaki Lima mendapatkan lebih banyak page view dari pada kebanyakan restoran di area dimana mereka berada. Visibilitas ini akan membantu bisnis mereka. Setelah melihat informasi di Zomato, para pelanggan dapat memilih jika mereka ingin datang dan makan di tempat tersebut, lalu mengunggah foto dan ulasan berdasarkan pengalaman mereka, dan membuat pengguna lain juga ingin mencobanya,” jelas Karthik.

Bagi Porter, pengguna dapat mencari dan memesan makanan dari mana saja tanpa harus mengetahui terlebih dahulu PKL mana yang menjual menu tersebut. Fitur ini sangat berguna bagi PKL yang belum dikenal dan membantu pembeli mencari makanan favoritnya. Saat ini Porter memberikan diskon Rp 10.000 untuk pembelian semua PKL berlogo BPOM.

“Dengan program #KAKI5JKT, bukan hanya pedagang telah dikenal saja yang dapat meraup keuntungan lebih. Platform Porter memiliki fitur pencarian agar masyarakat dapat mencari makanan kesukaan mereka dengan mudah. Bahkan, masyakarat bisa dengan nyaman melihat langsung foto setiap makanan. Hal tersebut sejalan dengan tujuan kami, yaitu mewujudkan keinginan pecinta kuliner dan membantu pelaku usaha UKM untuk berkembang,” kata CEO Porter Richard Cahyanto.

Bekasi Kini Punya Patriot Operation Center untuk Pantau Laporan Warganya (Updated)

Bekasi menyusul Bandung dan Jakarta dalam penerapan konsep smart city dengan meluncurkan Patriot Operation Center (POC). Salah satu fungsi POC ini adalah mengelola layanan pelaporan dan aspirasi warga yang terintegrasi melalui aplikasi Pelaporan Online Terpadu (POT) dan  Smart Online Reporting and Observation Tools (SOROT).

Dengan POC berkonsep yang kurang lebih sama dengan Bandung Command Center dan Jakarta City Lounge, Bekasi mencoba memberikan inovasi untuk mewujudkan Bekasi yang lebih aman, nyaman, dan berkelanjutan dengan dukungan teknologi, peningkatan sumber daya manusia dan tata kelola yang lebih baik.

POC ini sendiri berjalan di atas sebuah platform yang dinamakan System Platform (SSP) dan didukung oleh berbagai aplikasi khas Smart City. SSP sendiri merupakan sebuah platform seamless integration sehingga memungkinkan seluruh kota terintegrasi. Platform ini dikembangkan oleh ITB dan Telkomsel.

“Platform ini merupakan dasar dari pembangunan Bekasi Smart City yang terintegrasi. Saat ini sudah dimulai dengan berbagai komponen awal kota seperti  kondisi kesehatan, lingkungan , ekonomi maupun beberapa lalu lintas kota,” ungkap Ketua Tim Peneliti Smart City ITB Suhono Harso Supangkat seperti dikutip dari CNN Indonesia.

Saat ini ada dua aplikasi ujung tombak dalam rangkaian sistem terintegrasi ini. POT dan SOROT. Keduanya disiapkan sebagai media melaporkan kejadian atau aspirasinya kepada pemerintah kota Bekasi. POT dikembangkan oleh Pemkot Bekasi, sedangkan SOROT dikembangkan dari hasil penelitian di ITB.

[Baca juga: ITB dan Telkomsel Bangun Platform Smart City]

Laporan atau aspirasi warga yang disalurkan dari dua aplikasi tersebut akan terintegrasi dengan POC, sehingga Walikota Bekasi dapat memantau dan segera menindak lanjuti laporan atau aspirasi warga dengan cepat.

“Ini masih tahap awal, karena baru menyangkut platform. Banyak dinas yang belum siap , baik infrastruktur maupun ekosistemnya atau  kesiapan sumber daya manusia dan kecukupan tata kelolanya. Selanjutnya pembangunan dillakukan ke beberapa digitalisasai proses lifestyle di beberapa sektor melalui pendekatan gotong royong atau lebih populer disebut co-creation. Termasuk analisis kota melalui big data dan sensor kota,” jelas Suhono.

Pemerintah Kota Bekasi juga jalin kerja sama dengan Qlue

Selain dua aplikasi di atas sistem POC dari Pemkot Bekasi juga mengakomodir pelaporan melalui aplikasi Qlue. Aplikasi yang juga digunakan oleh Pemerintah Provinsi Jakarta untuk sistem pelaporan warganya.

Dari data yang sudah terhimpun, Qlue merilis data aspirasi masyarakat Kota Bekasi periode 11 November 2015 hingga 3 Maret 2016. Dari data tersebut pelaporan masalah terbanyak mengenai iklan liar, dikuti dengan pelanggaran, mengenai sampah, jalan rusak dan fasilitas umum.

Dari total 2.216 laporan yang masuk di Qlue, ada tiga masalah utama yang paling banyak disoroti oleh warga di antaranya iklan liar sebanyak 673 laporan (30,4%), pelanggaran sebanyak 452 laporan (20,4%), dan sampah sebanyak 285 laporan (12,9%).

“Kami senang karena Qlue menawarkan kesempatan untuk dapat menjalin kerjasama dengan pemerintah kota Bekasi dan menjadi bagian program Bekasi Smart City”, ungkap VP Marketing Qlue Ivan Tigana.

Bekasi adalah contoh selanjutnya dari pemerintahan yang peduli dengan perkembangan teknologi dan berusaha mengadopsinya untuk membantu mengelola pemerintahan. Kerja sama yang terjalin dengan pihak ITB juga menggambarkan pentingnya pemerintah berkolaborasi dengan beberapa pihak untuk membuat kota atau daerah menjadi lebih baik.

Update : Informasi mengenai Qlue.

Big Data bisa Jadi Teknologi Penunjang Smart City

Jika kita lihat beberapa tahun ke belakang banyak pemerintahan sudah mulai menjajaki konsep smart city. Ada yang mendekat ke korporasi untuk menjalin kerja sama ada pula yang menggandeng para pengembang lokal untuk memberikan solusi berbasis teknologi untuk memecahkan solusi pemerintahan. Dari semua teknologi yang mungkin bisa menjadi salah satu tulang punggung smart city big data adalah salah satunya. Dengan big data koleksi data masyarakat yang masif dapat membuahkan kebijakan yang berpihak pada kesejahteraan warganya.

Meski teknologi bukan satu-satunya hal penunjang untuk membangun sebuah konsep kota cerdas namun teknologi merupakan pondasi utama. Tanpa mengesampingan teknologi seperti internet of things, cloud dan lainnya big data adalah salah satu teknologi utama yang bisa melengkapi perubahan sebuah (pemerintahan) kota menjadi lebih smart.

Salah satu contoh teknologi big data yang bisa diimplementasikan adalah adanya RFID tag di setiap kendaraan yang bisa dipantau oleh sebuah sistem cerdas yang kemudian dapat disimpulkan pola lalu lintas. Big data berperan penting dalam pengolahan data yang dihasilkan. Informasi tersebut dapat dimanfaatkan oleh pihak yang berwenang untuk mengurai kemacetan dan membuat rute yang lebih efisien dengan mengurangi kepadatan kendaraan di jalanan.

Big data memiliki potensi untuk memberikan data yang akurat dan struktur. Analisis mendalam mengenai data-data transportasi juga bisa dimanfaatkan untuk hal-hal lainnya. Misalkan pola jadwal, letak area parkir yang kosong, dan kepadatan di suatu bus. Bayangkan jika informasi itu diberikan dengan mudah, murah dan jelas. Sebuah informasi yang tentu bisa bermanfaat untuk penduduk kota.

Begitu juga dengan sektor energi dan komoditas, air dan listrik misalnya. Pola penggunaan, distribusi dan pasokan bisa diprediksikan dengan lebih akurat dengan big data. Data histori penggunaan bulanan bisa menjadi salah satu sumber data untuk dianalisis. Informasi yang dihasilkan tentu akan bisa membantu untuk menentukan distribusi energi-energi tersebut dengan lebih bijak, sesuai dengan permintaan dan kebutuhan pengguna.

Informasi ini juga bisa bermanfaat untuk distribusi energi di tempat-tempat publik, seperti jalan, taman, dan lain sebagainya. Berkas informasi real-time dari pejalan kaki misalnya, bisa menjadi salah satu rujukan untuk setiap sumber daya listrik yang akan dialirkan di lampu-lampu jalan atau taman. Secara perlahan hal tersebut bisa menjadi penghematan yang efektif.

Yang disebutkan di atas adalah bagian kecil dari potensi big data yang bisa menjadi pelengkap konsep smart city. Namun kembali ke konsep awal, smart city tak soal teknologi, tapi juga perilaku dan kesadaran penduduk setempat. Selain menjadi pengguna teknologi yang baik, kepedulian untuk menjaga perangkat-perangkat teknologi di tempat umum harus dimiliki semua masyarakat.


Disclosure: DailySocial bekerja sama dengan Bigdata-madesimple.com untuk seri penulisan artikel tentang big data.

Pemprov DKI Gandeng Beberapa Startup Digital untuk Online-kan Perdagangan Kaki Lima

Melalui Dinas Koperasi, UMKM, dan Perdagangan (KUMKMP) dan Jakarta Smart City, Pemerintah Provinsi DKI meluncurkan program #KAKI5JKT melalui kolaborasi dengan Indorelawan serta beberapa startup digital yang bergerak di bidang kuliner, di antaranya Zomato, Porter, dan GO-FOOD. Program #KAKI5JKT disebutkan ingin meningkatkan digital presence dari PKL binaan Dinas KUMKMP yang diharapkan dapat membantu meningkatkan pendapatan PKL, serta memberikan rasa aman kepada masyarakat karena hanya PKL yang telah tersertifikasi BPPOM saja yang akan diikutkan dalam program #KAKI5JKT.

Pendataan dimulai di 18 lokasi binaan dan lokasi sementara yang sudah terdaftar di Dinas KUMKMP dari seluruh wilayah Jakarta. Kepala Dinas KUMKMP Irwandi dalam sambutannya mengatakan:

“Program ini merupakan usaha Pemprov untuk merealisasikan visi-misi Pak Gubernur. Membantu UMKM mengedukasi PKL tentang teknologi terbaru yang memungkinkan PKL ditemukan dan dipesan via smartphone, dan bertujuan agar PKL tertata dengan baik, meningkatkan daya saing PKL, dan menyediakan kuliner sehat dengan harga terjangkau.”

Kepala UP Jakarta Smart City Setiaji menambahkan, “Yang pasti kegiatan ini sangat bermanfaat untuk melengkapi data-data PKL di portal Jakarta Smart City seperti tambahan foto, menu, dan sebagainya. Diharapkan data tersebut akan membantu masyarakat dalam mencari PKL di Jakarta.”

Sejak Senin, 15 Februari 2016, sekitar 400 PKL dapat ditemukan melalui portal Zomato, dan kini warga Jakarta bisa memesan ragam makanan PKL yang sehat dan terjangkau melalui situs Porter dan aplikasi mobile GO-JEK. Ke depannya UP Jakarta Smart City akan terus mendukung semua SKPD di Pemprov DKI agar dapat memaksimalkan kemajuan teknologi demi menciptakan Jakarta yang lebih efisien dan informatif bagi masyarakat.

Para startup digital yang digandeng dalam program ini pun cukup berantusias. Disampaikan oleh Co-Founder Porter Jessica Hendrawidjaja:

“Singkatnya saja mengenai kerja sama dengan Jakarta Smart City, kami dari pihak Porter membantu mendigitalisasikan UKM (pedagang kaki lima) di wilayah Jakarta, yang terdata ada sejumlah 12.000 UKM menurut Dinas KUMKM (Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah). Porter akan memasukkan data-data UKM yang telah direkam oleh tim JSC ke Porter Kakilima, meliputi gambar makanan, nama makanan, nama UKM, harga, lokasi UKM.”

Dari kerja sama ini, Porter mengharapkan para pedagang UKM dapat meningkatkan penjualan mereka dan juga memberikan kemudahan bagi warga Jakarta untuk menemukan dan menikmati berbagai kuliner kaki lima Jakarta dengan memesan secara langsung di Porter Kaki Lima. Kerja sama ini juga ikut mengangkat nama Jakarta sebagai kota yang “tech-savy”, kota pertama di dunia yang bisa mendata hampir seluruh pedagang kakilima secara online.

ITB dan Telkomsel Bangun Platform Smart City

Bertujuan untuk membantu kota-kota di Indonesia menerapkan teknologi smart city, Lembaga Afiliasi Penelitian Indonesia (LAPI) dan Institut teknologi Bandung (ITB) dan Telkomsel membuat smart system platform (SSP). Kemitraan ini dibentuk agar semakin banyak kota-kota besar di Indonesia mulai mengadopsi smart city, untuk lebih memudahkan pengelolaan serta manajemen masing-masing kota.

“Saat ini di Indonesia konsep smart city masih belum banyak diadopsi, dan sebagian besar kota yang berkeinginan mengadopsi konsep ini menemui banyak halangan. Terutama mengenai pemahaman konsep dan cara membangunnya. Ini alasan adanya smart system platform,” kata Peneliti Smart City ITB dan Ketua Forum Smart City Indonesia Suhono Harso Supangkat kepada Detik.

Nantinya teknologi SSP bisa digunakan untuk mendukung penyelesaian masalah-masalah yang kerap dialami di kota-kota besar seperti transportasi, pendidikan dan kesehatan. Terdapat tiga inovasi yang telah dihasilkan oleh SSP buatan ITB ini, di antaranya adalah sensing, understanding, dan acting.

SSP bisa menjadi teknologi yang bisa digunakan dengan mudah oleh pemerintah kota dan kabupaten, SKPD kota dan kabupaten, BUMN, direktorat terkait smart city di pemerintah pusat, pengelolaan perusahaan terkait industri smart city, pelaku industri operator dan pengembang, hingga pengguna teknologi komunikasi dan informatika.

Proses pertama yang nantinya diterapkan yaitu sensing. Di dalamnya termasuk mengetahui dan obeservasi kondisi kota dengan bantuan sensor untuk pengumpulan data. Langkah selanjutnya yang akan dilakukan adalah understanding, yaitu konsep untuk memahami kota dengan lebih baik melalui data yang telah dikumpulkan.

Dan yang terakhir adalah acting, yaitu konsep untuk melakukan tindakan dengan cepat berdasarkan hasil analisis yang dilakukan. Produk pendukung proses acting ini adalah command center yang memanfaatkan teknologi SSP.

XL Resmikan Program XmartCities di NTB

PT XL Axiata Tbk (XL)  melanjutkan program XmartCities di wilayah Indonesia. Kali ini XL bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) meresmikan empat layanan digital baru yang diterapkan di NTB. Empat layanan tersebut meliputi pemesanan pemakaman, pembayaran pajak kendaraan bermotor dengan XL Tunai, konten video dakwah bagi para ulama lokal, dan media komunikasi bagi panti asuhan.

Keempat program tersebut diresmikan langsung oleh Gubernur NTB Dr. TGH. M. Zainul Madji bersama dengan Direktur Digital Services XL Ongki Kurniawan Kamis (11/2).

Dalam rilis yang kami terima, Ongki mengatakan:

“Keempat layanan digital yang kini bisa mulai dimanfaatkan oleh masyarakat ini akan mengantar Provinsi NTB menjadi salah satu provinsi yang terdepan dalam memanfaatkan solusi digital dalam mengatasi problem sosial masyarakat, termasuk dalam menerapkan e-goverment. XL akan berusaha membantu pengembangan kerja sama ini di masa mendatang. XL mendukung program IBP (Internet Broadband Plan) & Smart City yang dicanangkan pemerintah, dengan memfasilitasi masyarakat Lombok dan sekitarnya untuk mendapatkan kemudahan terhadap informasi religi dan sosial,  melalui solusi digital dan jaringan 4G LTE XL.”

Layanan pertama yang termasuk dalam program XmartCities ini adalah layanan pemesanan makam. Layanan ini memungkinkan masyarakat setempat untuk memilih lokasi makan berdasarkan daerah, mengetahui lokasi makam sesuai statusnya,memilih dan memesan makam secara langsung, mengetahui status pemesanan dan mencari lokasi makam berdasarkan nama jenazah baik melalui aplikasi atau pun situs yang telah disediakan.

Layanan pemesanan makam tersebut bisa dinikmati oleh mereka yang berada di wilayah Karang Medain dan Bintaro, Kabupaten Lombok Barat di Demong Jempong dan Pemate, Lombok Tengah di Sengkerang dan Leneng Puah Raya, Lombok Timur di Selong dan Jero Waru, dan Lombok Utara di Nang Sebali Tanjung dan Karang Baru Pemenang.

Layanan selanjutnya adalah dakwah daring. Layanan ini memungkinkan para ulama untuk bisa menyebarkan materi dakwah secara daring dengan menggunakan format video. Saat ini tercatat ada tujuh ulama yang akan secara rutin mengisi konten dakwah di layanan ini, mereka adalah TGH Muh Khairi, KH Zainuddin Sulaiman, TGH Husain Basri, TGH Safwan Hakim, KH Zainudin Sulaiman, TGH Muharror Mahfuz, dan Ustad Satriawan Lc.

Solusi digital selanjutnya yang dibawa XmartCities di NTB adalah implementasi pembangunan situs untuk panti asuhan. Dengan adanya situs panti asuhan ini diharapkan bisa memudahkan proses sosialisasi kepada masyarakat luas mengenai kondisi dan kebutuhan setiap panti asuhan dan memudahkan penyaluran donasi. Dalam proses pembangunan situs panti asuhan ini XL mendapat dukungan teknis dari STIMIK Bumigora, Mataram.

Solusi terakhir yang diusung XmartCities ke Mataram, NTB adalah penggunaan XL Tunai untuk membayar paja kendaraan bermotor. Kerja sama penggunaan XL Tunai ini sudah disahkan awal Juni 2015 silam. Diharapkan melalui program ini XL Tunai bisa menjawab kebutuhan Pemerintah Provinsi NTB untuk meningkatkan tingkat pembayaran pajak, sekaligus mempermudah masyarakat untuk melakukan pembayaran. Ini sekaligus yang pertama di Indonesia untuk model kerja sama layanan seperti ini.

Kota Payakumbuh Gandeng ITB Untuk Realiasikan Smart City

Smart city menjadi visi baru di berbagai pemerintahan di Indonesia. Di era teknologi yang mulai memasuki tahap implementasi ini, banyak pemangku kebijakan menjadikan smart city menjadi salah satu program unggulan dari kota yang ia pimpin. Payakumbuh misalnya, sebuah kota di provinsi Sumatera Barat ini juga akan mengadopsi inisiatif smart city bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB). Continue reading Kota Payakumbuh Gandeng ITB Untuk Realiasikan Smart City

Jakarta Smart City Lounge Diresmikan

Pemprov DKI akhirnya merampungkan ruang Command Center Jakarta Smart City yang diberi nama Jakarta Smart City Lounge. Jakarta Smart City Lounge ini didesain menjadi tempat yang bisa mengakomodasi beragam kepentingan dan menjadi salah satu ruang kreatif yang nantinya dapat dimanfaatkan oleh seluruh pemangku kepentingan kota Jakarta. Continue reading Jakarta Smart City Lounge Diresmikan

XL XmartCity Yogyakarta Suguhkan Situs dan Aplikasi “Layak Anak”

XL Axiata kembali membuktikan komitmennya dalam program XmartCity. Kali ini bersama dengan pemerintah Yogyakarta, XL Axiata meluncurkan situs dan aplikasi Layak Anak. Kedua solusi digital tersebut nantinya akan menyuguhkan informasi mengenai keberadaan kampung ramah anak, statistik layak anak, dan serta berita seputar layak anak.

“Visi XL sangat jelas, yaitu kami membangun layanan ini sebagai wujud dari komitmen kami membantu masyarakat dalam usaha mengatasi berbagai permasalahan sosial melalui teknologi digital, dalam hal ini wanita dan anak anak. Selain itu, Yogyakarta selaku kota wanita, budaya dan pelajar adalah kota yang siap mengaplikasikan teknologi digital dalam kehidupan sehari-hari masyarakatnya. Karena alasan itulah kami sangat mendukung ajakan Pemkot Yogyakarta untuk mengimplementasikan,” terang Direktur Digital Services Ongki Kurniawan.

Lebih jauh mengenai hal ini Ongki menjelaskan bahwa layanan Layak Anak ini bisa diakses di situs layakanak.org atau bisa mengunduh aplikasinya langsung di Google Play bagi mereka yang menggunakan gawai ber-platform Android. Untuk menghadirkan kedua layanan tersebut XL menggandeng STIKIK AMIKOM Yogyakarta.

Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti mengungkapkan hadirnya layanan Layak Anak ini sejalan dengan visi kota Yogyakarta yang memang memiliki visi untuk menjadi kota layak Anak.

“Kota Yogyakarta sendiri memang memiliki visi untuk menjadi kota yang layak anak. Usaha untuk itu telah mendapatkan penghargaan Kota Layak Anak sejak 2009 dari Kementerian‎ Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Tahun ini, penghargaan tersebut berhasil kami dipertahankan. Dengan implementasi sarana digital Layak Anak ini, maka akan semakin kukuh predikat Kota Yogyakarta sebagai kota yang ramah untuk ditinggali dan tempat pendidikan anak-anak. Kantor Pemberdayaan Masyarakat dan Perempuan Kota Yogyakarta berencana menambah 21 kampung ramah anak pada tahun ini sehingga jumlahnya menjadi 136 kampung hingga akhir tahun,” papar Haryadi.

Dari Kampung Ramah Anak hingga agenda kesehatan anak

Ada beberapa fitur utama yang terdapat di layanan Layak Anak ini. Salah satunya adalah fitur Kampung Ramah Anak (KRA). Pada fitur ini masyarakat bisa dengan mudah mengetahui informasi letak kampung ramah anak berada. Dengan informasi tersebut pengguna juga bisa saling mengenal, bertukar informasi dan pengalaman sehingga bisa membangun KRA.

Selain itu ada juga fitur agenda kesehatan anak. Pada fitur ini masyarakat terutama orang tua bisa mengatur agenda rutin dan pokok untuk menjamin kesehatan putra-putrinya. Agenda tersebut bisa seperti  jadwal berkunjung ke Posyandu, suntik Campak, BATITA, dan periksa gigi. Sementara pada bagian informasi berita, masyarakat bisa menyimak berita-berita terbaru mengenai tema anak dan wanita.

Program XL XmartCity Yogyakarta sendiri merupakan program solusi digital yang terintegrasi yang coba diterapkan untuk ikut membantu memecahkan berbagai masalah sosial perkotaan seperti urbanisasi, transportasi, dan kesehatan. Sejauh ini XL dan Pemkot Yogyakarta telah berkerja sama untuk membuat layanan aplikasi informasi yang akurat dan up to date yang bermanfaat bagi masyarakat luas.

Sebelumnya, XL juga telah mengimplementasikan layanan Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan dengan menggunakan sarana e-money XL Tunai.