MediaTek MT9638 Diumumkan, Chipset Smart TV 4K dengan Fitur-Fitur AI

MediaTek telah mengumumkan chipset MT9638 yang dirancang untuk perangkat smart TV 4K. SoC ini hadir dengan integrasi AI processing unit (APU) berperforma tinggi, beserta sederet fitur baru termasuk super resolution AI, picture quality AI, dan voice assistant AI.

Ditambah dengan fitur kecepatan variable refresh rate (VRR) dan MEMC (motion estimation and motion compensation) sehingga gambar grafik tampak lebih halus. Chipset MT9638 memberikan fitur-fitur premium untuk merancang smart TV 4K yang kompetitif kepada para perancang TV global.

Ketika peralatan rumah tangga pintar menjadi semakin canggih dan beragam, smart TV menjadi pusat baru bagi rumah pintar karena para konsumen memanfaatkan fitur multimedia yang didukung AI untuk mengontrol semua perangkat mereka langsung dari smart TV mereka,” ungkap Alex Chen, General Manager of the TV Business Unit, MediaTek.

Dengan picture quality AI, chipset ini memungkinkan menampilkan konten secara real-time dan pengenalan adegan, yang secara otomatis menyesuaikan saturasi warna, kecerahan, ketajaman, kompensasi gerakan dinamis, dan pengurangan suara bising untuk meningkatkan kualitas gambar secara keseluruhan. Sementara, kombinasi super resolution AI dan MEMC akan secara cerdas meningkatkan resolusi melalui penggabungan multi-frame untuk menghasilkan gambar yang lebih jelas pada resolusi asli smart TV.

Lebih lanjut, MediaTek MT9638 mendukung teknologi konektivitas Wi-Fi 6 dan mengemas CPU quad-core Arm Cortex-A55 hingga 1,5GHz dengan GPU Mali-G52. SoC ini mendukung resolusi hingga 4K 60fps dengan dukungan untuk HEVC, VP9, dan konten AV1 terbaru. Selain itu, dukungan tampilan HDR10+ memungkinkan peredupan lokal lampu latar hingga 2.000 zona. Juga hadir dengan dukungan suara Dolby Atmos premium dan DTS Virtual X, antarmuka HDMI 2.1a dan USB 3.0.

MediaTek telah mengirimkan lebih dari dua miliar unit chip TV-nya secara global, mendukung beragam produk dari tingkat pemula hingga kelas unggulan dengan solusi komprehensif yang memenuhi spesifikasi TV global. Rencananya chipset smart TV 4K MT9638 akan menjangkau pasar konsumen pada Q2 2021.

Samsung Ungkap Jajaran TV Premium dan Monitor Tahun 2021

Saat ini, banyak orang yang menghabiskan lebih banyak waktu di rumah dan keberadaan perangkat televisi pun memegang peranan penting, baik untuk hiburan, edukasi, maupun mendukung kegiatan bekerja di rumah. Lewat acara virtual Unbox & Discover kemarin, Samsung mengungkap jajaran produk TV-nya di tahun 2021, meliputi lini MICRO LED, Samsung Neo QLED, Lifestyle TV, monitor, dan soundbar.

Di Samsung, kami dengan bangga senantiasa berinovasi untuk menjadikan hidup sehari-hari konsumen lebih baik. Selama setahun terakhir, teknologi yang awalnya sekadar ‘nice to have’, kini telah menjadi kebutuhan, sebab rumah kita telah menjadi kantor, sekolah, gym, dan lebih lagi. Peran televisi dalam kehidupan kita telah berkembang dan pada tahun 2021, Samsung terus mendefinisikan ulang peran televisi di seputar kebutuhan dan passion konsumen,” ujar James Fishler, Senior Vice President, Home Entertainment Division, Samsung Electronics America.

MICRO LED Hadir ke Rumah

Micro-LED

Kembali pada tahun 2018, Samsung memperkenalkan Micro LED dalam wujud “The Wall” – sistem modul-modul yang dapat dikonfigurasi hingga mencapai ukuran 292 inci. Dengan fleksibilitas seperti itu, The Wall membutuhkan instalasi profesional di rumah atau kantor.

Tahun ini, Samsung mengumpulkan semua kemampuan dari teknologi Micro LED tersebut ke dalam form factor TV tradisional. Sekarang, konsumen dapat menghadirkan pengalaman sinematik di rumah dalam layar edge-to-edge, tanpa memerlukan bantuan profesional untuk merakit dan memasangnya.

MICRO LED juga dapat menjadi layar 4-in-1. Dengan fitur 4Vue (Quad View), pengguna dapat menonton konten dari empat sumber berbeda secara bersamaan. Contohnya bisa memainkan video game sambil streaming panduan.

MICRO LED tersedia dalam ukuran 110 inci dan 99 inci dan secara global akan tersedia mulai akhir Maret 2021. Sedangkan, ukuran 88 inci akan diluncurkan pada musim gugur dan ukuran 76 inci di masa mendatang.

Samsung Neo QLED

Neo QLED_1

Ketika orang-orang beralih ke TV sebagai sarana penyaluran passion, Samsung mengembangkan Samsung Neo QLED untuk meningkatkan pengalaman menonton, apapun tontonannya. Pengalaman menonton di Samsung Neo QLED dimungkinkan berkat Neo Quantum Processor dan Quantum Mini LED terbaru.

Pada ukuran hanya 1/40 kali dari ukuran LED konvensional, Quantum Mini LED menghadirkan kendali pencahayaan yang sangat baik. Dengan warna hitam yang kelam, cahaya yang lebih terang, dan teknologi upscaling yang lebih cerdas.

Samsung Neo QLED dan QLED juga pendamping ideal untuk konsol seperti Xbox Series X. Samsung merupakan Official TV Partner dari Xbox Series X di Amerika Serikat dan Kanada. Samsung juga berpartner dengan AMD untuk mengembangkan TV pertama dengan dukungan Freesync Premium Pro, baik untuk PC dan game konsol untuk menyajikan pengalaman gaming HDR lebih baik.

Bagi yang menggemari fitness, Samsung Neo QLED menghadirkan training kebugaran dan gaya hidup sehat ke rumah dengan Samsung Health. Di tahun 2021, platform fitness ini menambahkan fitur Smart Trainer, dengan kamera opsional yang dijual terpisah, Smart Trainer memanfaatkan AI untuk menganalisis postur dan memberikan feedback secara real-time untuk membetulkan postur ketika menggunakan video instruksional.

Samsung Neo QLED 8K (QN800A dan QN900A) akan tersedia dalam ukuran 65 inci, 75 inci, dan 85 inci. Sementara model 4K-nya (QN90A dan QN85A) akan menyajikan pilihan yang lebih beragam, dimulai dari 50 inci.

Lifestyle TV

Pada kategori Lifestyle TV, Samsung menawarkan layar yang didesain sesuai kebutuhan, selera pribadi, dan style pengguna. The Frame dari Samsung mentransformasikan TV menjadi karya seni yang bisa dipersonalisasikan sesuai dengan estetika dan dekorasi rumah.

Melalui kerja sama yang baru pada Art Store, seperti NAVA Contemporary dan Etsy, The Frame menampilkan lebih banyak karya seni orisinil yang cocok dengan selera individu. The Frame juga menghadirkan ruang penyimpanan foto yang lebih besar, dari 500MB pada 2020 menjadi 6GB di 2021, sehingga dapat menyimpan hingga 1.200 foto dalam kualitas UHD.

Tahun ini ada cara-cara baru untuk mengkustomisasi The Frame, mulai dari pilihan mounting baru seperti Slim Fit Wall Mount hingga lima pilihan bezel dan lebih banyak lagi tawaran dari pihak ketiga. The Frame 2021 dibuat lebih ramping dari sebelumnya, dengan ketebalan hanya 24,9mm.

Samsung juga menawarkan cara baru untuk memajang The Frame 2021 melalui My Shelf, aksesoris baru yang akan diluncurkan secara global tahun ini yang memungkinkan pengguna menciptakan dinding yang diatur dengan sentuhan personal untuk melengkapi layar dan dekor rumah. My Shelf dapat dilekatkan pada The Frame berukuran 55, 65, dan 75 inci, dan akan tersedia dalam 4 pilihan warna: beige, putih, coklat, dan hitam.

Bagi yang merindukan pengalaman di bioskop, Samsung memiliki The Premiere, proyektor triple laser pertama di industri dengan resolusi 4K. Untuk membantu konsumen menggunakan The Premiere di manapun di rumahnya, Samsung akan menawarkan layar yang dapat digulung yang dioptimalkan untuk The Premiere pada tahun ini di Samsung.com.

Selanjutnya The Terrace, TV ini dirancang untuk digunakan di luar ruangan dan tentu sudah weather-resistant, dengan peringkat IP55 untuk melindungi perangkat dari air dan debu. Perangkat ini juga mudah dipasang dan mudah disambungkan ke layanan TV kabel dan jaringan Wi-Fi. The Terrace tersedia dalam ukuran 55 inci, 65 inci, dan model 75 inci.

Smart Monitor

Samsung Flip 75
Samsung Flip 75

Smart Monitor adalah monitor ‘do-it-all‘ pertama dari Samsung yang menggabungkan aspek terbaik dari monitor dan TV. Smart Monitor kompatibel dengan Wi-Fi, Bluetooth, Wireless DeX, dan Apple AirPlay 2, sehingga konsumen bisa bekerja dari mana saja tanpa harus terhubung ke PC.

Dengan fitur AirPlay 2, pengguna dapat menjalankan streaming, mengontrol, dan berbagi konten favorit mereka langsung dari iPhone, iPad, atau Mac ke monitor. Ketika butuh waktu untuk bersantai, pengguna bisa menikmati serial-serial favorit dengan menyalakan platform Smart TV dan mengakses aplikasi streaming favorit.

Untuk mendukung cara belajar dan bekerja yang baru, Samsung memperkenalkan Samsung Interactive Display FLIP 75 inci, papan tulis digital yang dapat digunakan untuk menulis, menggambar, dan mengedit. Dengan resolusi 4K, visual bisa dengan mudah dibaca, satu tim yang terdiri dari 20 orang juga dapat bekerja secara bersamaan, melakukan sinkronisasi perangkat mereka untuk berbagi konten secara real-time.

Soundbar

HW-950A

Lini produk Q Series 2021 menggunakan teknologi eksklusif Q-Symphony, mensinkronisasi audio dari Samsung TV untuk menghadirkan suara 3 dimensi yang disempurnakan. Soundbar ini bahkan mengukur lingkungannya untuk memproyeksikan audio ke arah yang dibutuhkan dengan presisi.

Untuk pengalaman yang imersif, Q950A menghadirkan 11.1.4 channel sound pertama di industri. Fitur baru Bass Boost memungkinkan pengguna untuk menambahkan “lebih banyak boom” dengan satu klik saja. Bagi yang memutar musik dari perangkat mobile, Tap Sound membuatnya semudah mengetukkan perangkat ke soundbar. Q950A juga mendukung beberapa voice assistant, termasuk Amazon Alexa dan Bixby, membuatnya lebih mudah mengendalikan pengalaman menikmati audio ini.

LG Kini Lisensikan Sistem Operasi webOS ke Produsen TV Lain

Berawal sebagai sistem operasi perangkat mobile yang diciptakan oleh Palm, webOS telah berevolusi menjadi platform smart TV yang cukup populer di tangan LG. Kalau Anda pernah membeli smart TV besutan LG selama tujuh tahun terakhir, besar kemungkinan Anda sudah cukup familier dengan tampilan antarmukanya yang menyenangkan.

Ke depannya, kita bakal menjumpai lebih banyak lagi smart TV yang menggunakan sistem operasi webOS. Pasalnya, LG baru saja mengumumkan ketertarikannya untuk melisensikan webOS ke produsen-produsen TV lain.

Dijelaskan bahwa sejauh ini sudah ada lebih dari 20 produsen di seluruh dunia yang berminat menggunakan webOS pada TV besutannya, termasuk brand seperti RCA, Ayonz, dan Konka. LG percaya bahwa langkah ini berpotensi mendisrupsi status quo di industri smart TV, yang selama ini memang dikenal melibatkan banyak sistem operasi dari masing-masing pabrikan.

Bagi para produsen TV, ini berarti mereka punya opsi platform tambahan yang dapat digunakan di samping Android TV, Roku TV, maupun Fire TV dari Amazon. Mengenai alasan mengapa pabrikan harus memilih webOS ketimbang platform lainnya, mungkin user interface yang intuitif bakal menjadi salah satu pertimbangan utama mereka di samping fitur-fitur macam voice search, voice control maupun algoritma AI yang terintegrasi.

LG sendiri sempat memperkenalkan webOS 6.0 pada bulan Januari lalu, dan di versi terbarunya itu, nyaris semua bagian dari tampilan antarmukanya telah dirombak habis. Namun untuk yang dilisensikan ke pabrikan lain, LG rupanya akan tetap menggunakan versi yang berbasiskan webOS 5.0. Pada model TV tertentu yang kompatibel, paket penjualannya juga akan mencakup remote control Magic Motion rancangan LG.

Tidak diketahui sampai kapan taktik menyediakan dua versi webOS yang berbeda untuk TV bikinan sendiri dan TV besutan produsen lain ini bakal LG pertahankan. Paling tidak hal ini justru bakal membantu memudahkan konsumen membuat keputusan; kalau versi terbaru webOS dengan UI yang benar-benar gres merupakan suatu prioritas, maka mereka harus melirik TV bikinan LG sendiri ketimbang yang lain.

Sumber: LG dan The Verge.

Xiaomi Umumkan Mi TV Master 4K dan Varian Extreme Edition 8K

Xiaomi telah meluncurkan TV premium baru berbasis teknologi mini-LED pertamanya berukuran 82 inci. Produk ini hadir dalam dua versi, pertama Xiaomi Mi TV Master dengan resolusi 4K dan yang kedua Extreme Edition dengan resolusi mencapai 8K.

Sesuai namanya, fokus utama Mi TV Master Extreme Edition adalah mengejar kualitas gambar yang ekstrem. Dalam hal ini Xiaomi menggunakan panel 10-bit dengan dukungan HDR10, refresh rate tinggi 120Hz, Dolby Vision, HLG, dan color space mencapai DCI-P3 98%. Selain itu, panel tersebut memiliki tingkat kecerahan 2.000 nits dan rasio kontras 400.000:1.

Xiaomi Mi TV 2

Kedua smart TV ini menjalankan sistem operasi MIUI dan berteknologi mini-LED yang merupakan solusi peredupan lokal tingkat lanjut dengan 960 zona untuk model Extreme Edition. Di mana setiap zona diterangi oleh 16 LED yang dihubungkan ke pengontrol khusus yang dapat mengatur tingkat kecerahan dalam 4.096 level. Ukuran LED ini kecil, masing-masing hanya berukuran sepersepuluh milimeter.

Mengenai dapur pacunya, model Extreme Edition mengandalkan chipset TV high-end Novatek 72685 yang memiliki dua inti Cortex-A73 dan Cortex-A53, serta GPU Mali-G51 MP4. Smart TV ini juga sudah mendukung jaringan 5G dan memiliki AI engine yang dapat menjalankan 22 algoritma untuk meningkatkan kualitas gambar.

Xiaomi Mi TV 3

Beralih ke Xiaomi Mi TV Master, meski sama-sama mengusung layar 82 inci namun resolusinya di 4K. Xiaomi mengandalkan panel 10-bit dengan cakupan color space 93% DCI-P3, namun tetap memiliki refresh rate tinggi 120Hz.

Selain itu, Mi TV Master memiliki 240 zona peredupan lokal dengan 4.096 tingkat kecerahan dan kecerahan maksimumnya 1.000 nits dengan rasio kontras 140.000:1. Untuk otaknya mengandalkan chipset MediaTek 9650 dengan CPU quad-core Cortex-A73 dan GPU Mali G52 MC1.

Sekarang mari bahas harganya, Xiaomi Mi TV Master 82 inci dengan teknologi mini-LED ini dibanderol dengan harga yang relatif terjangkau yaitu CNY 10.000 atau sekitar Rp21 juta. Sedangkan, untuk model Extreme Edition dibanderol cukup tinggi yaitu CNY 50,000 atau sekitar Rp109 jutaan. Kedua model akan tersedia di pasar China dan mulai dijual pada tanggal 21 Oktober mendatang.

Sumber: GSMArena

Realme Ungkap SLED, Teknologi Display TV Hasil Rancangannya Sendiri

Sebagian dari kita mungkin masih menganggap Realme sebagai perusahaan teknologi yang masih bau kencur. Namun pada kenyataannya, Realme bahkan sudah siap berinovasi di area yang bukan merupakan spesialisasi utamanya.

Seperti yang kita tahu, Realme belum lama ini mulai berjualan TV. Sekarang, mereka bahkan sedang bersiap untuk meluncurkan TV dengan teknologi display hasil rancangannya sendiri. Dijuluki SLED, Realme melihatnya sebagai alternatif yang lebih superior ketimbang teknologi QLED bikinan Samsung.

Setidaknya ada dua keuntungan yang bisa konsumen dapatkan dari TV SLED: warna yang lebih kaya dan intensitas blue light yang lebih rendah, yang tentunya telah mendapat pengakuan dari TÜV Rheinland. Menurut Realme, satu-satunya teknologi display di luar SLED yang sanggup memenuhi sertifikasi TÜV Rheinland hanyalah OLED.

Secara teknis, panel SLED mampu meng-cover 108% spektrum warna NTSC, alias jauh lebih tinggi dari LED biasa. Rahasianya terletak pada struktur panelnya. Jadi tidak seperti LED biasa yang menggunakan kombinasi backlight berwarna putih dan filter warna RGB, SLED justru mengandalkan backlight yang langsung menyala dalam warna merah, hijau, dan biru.

Realme SLED TV

Realme juga percaya SLED mempunyai color gamut yang lebih luas daripada QLED, sekaligus lebih nyaman di mata berkat intensitas blue light yang lebih rendah – panel QLED, seperti yang kita tahu, mengandalkan perpaduan backlight berwarna biru dan lapisan quantum dot. Perlu dicatat bahwa panel SLED masih mengemas lapisan polarizer dan liquid crystal seperti panel LED standar.

Belum diketahui kapan Realme bakal merilis TV SLED-nya. Berhubung sejauh ini mereka sudah merilis TV berukuran 32 dan 43 inci, besar kemungkinan mereka akan memulai lini SLED dengan TV 4K berukuran 55 inci, lalu India sebagai negara tujuan pertamanya.

Juga tidak disebutkan adalah rencana ke depan Realme, spesifiknya apakah mereka bakal melisensikan teknologi SLED sehingga pabrikan TV lain juga dapat ikut memakainya, seperti Samsung yang meminjamkan teknologi QLED-nya ke OnePlus tahun lalu.

Buat saya, pertanyaan terbesarnya tetap: “Apa kepanjangan SLED?” Kalau boleh menebak, mungkin “Superior LED”.

Sumber: GizmoChina dan Realme.

Xiaomi Redmi 9C dan Mi TV Stick Hadir di Indonesia

Pasar smartphone entry level sepertinya sedang mendapat perhatian khusus dari para produsen. Kali ini, Xiaomi kembali mengisi pangsa pasar tersebut lewat smartphone terbarunya, Redmi 9C. Xiaomi menyebut smartphone yang satu ini dengan julukan Jagoannya Kamera Kece.

“Redmi 9C adalah pilihan yang tepat bagi pengguna dari Gen-Z yang menikmati hiburan dan mengabadikan momen dari smartphone mereka yang menawarkan value-to-performance terbaik serta desain yang muda dan penuh semangat,” kata Country Director Xiaomi Indonesia, Alvin Tse.

Redmi 9c Mi TV Stick - launch

Xiaomi Redmi 9C hadir dengan tiga buah kamera pada bagian belakangnya. Selain kamera utama, terdapat kamera makro serta depth sensor pada perangkat yang satu ini. Layar dari Xiaomi Redmi 9C juga sudah tersertifikasi TÜV Rheinland dari Jerman sehingga lebih aman terhadap mata.

SoC yang digunakan pada redmi 9C adalah MediaTek Helio G35. Baterai yang terpasang pada smartphone ini memiliki kapasitas besar, yaitu 5000 mAh. Perangkat ini juga dilengkapi dengan sensor sidik jadi pada bagian belakangnya. Untuk mengetahui kinerja dan spesifikasinya, Anda bisa langsung membaca review smartphone ini pada tautan berikut.

Perangkat kedua yang diperkenalkan adalah Mi TV Stick. Mi TV Stick adalah perangkat streaming berukuran 92,4 x 30,4 mm yang bisa dicolok ke TV biasa dan mengubahnya menjadi Smart TV. Alvin Tse sendiri melakukan demo Mi TV Stick dengan menggunakan sebuah konverter HDMI ke RCA yang terhubung ke TV tabung. Hasilnya, TV tabung tersebut langsung menjadi SmartTV.

Redmi 9c Mi TV Stick - 9c

Fitur yang ditawarkan juga mirip seperti sebuah TV Android. Namun, Mi TV Stick hanya mendukung resolusi hingga 1920 x 1080 saja. Selain menjadikan sebuah TV menjadi pintar, Mi TV Stick juga bisa menjadi sebuah Chromecast yang membuat tampilan pada smartphone ditayangkan pada TV.

Redmi 9C dijual dengan harga Rp. 1.449.000 untuk varian 3/32 GB dan Rp. 1.649.000 untuk varian 4/64 GB. Penjualan perdana dari Redmi 9C pada tanggal 15 September 2020. Untuk Mi TV Stick dijual dengan harga yang cukup terjangkau, yaitu Rp. 549.000 dan pertama dijual pada tanggal 17 September 2020.

Tidak ada Gryoscope pada Redmi 9C

Redmi 9C menggunakan chipset yang ditujukan untuk para gamer entry level, yaitu Helio G35. Namun, sepertinya kegembiraan para gamers akan menjadi berkurang karena smartphone ini tidak memiliki fitur gyroscope. Padahal, beberapa game lebih nyaman dengan menggunakan gyroscope.

Mi TV Stick

Alvin pun mengatakan bahwa hal ini memang menjadi sebuah pengorbanan. Agar supaya konsumen bisa merasakan kinerja Helio G35 serta tiga kamera yang ada, gyroscope fisik harus ditiadakan. Namun, Alvin mengatakan bahwa perangkat ini memiliki virtual gyroscope. Namun, virtual gyroscope memang tidak akan seakurat hardware gyroscope.

Harga tidak terlalu jauh dengan Redmi 9

Redmi 9C tampil memukau dengan harganya yang tergolong murah. Namun, sepertinya harga yang ditawarkan terlalu dekat dengan Redmi 9. Kinerja yang ditawarkan Redmi 9 sendiri juga lebih kencang dibandingkan dengan Redmi 9C. Lalu apakah hal ini akan menjadi kanibal bagi Redmi 9C?

Alvin pun menjawab bahwa versi terendah dari Redmi 9C memiliki perbedaan harga Rp. 350.000 dibandingkan dengan versi terendah dari Redmi 9. Perbedaan harga tersebut untuk konsumen pada kelas ini termasuk cukup besar.

Jika dibandingkan dengan Redmi 9C versi 4/64 GB, hal tersebut memang memiliki perbedaan harga sekitar Rp. 150.000 dengan Redmi 9 versi terendah. Namun, Xiaomi masih yakin bahwa Redmi 9C masih menjadi salah satu smartphone terjangkau dengan RAM 4 GB yang terbaik saat ini.

Gelar FanFest, realme Luncurkan Smartphone dan Produk AIoT

Realme kembali menggelar realme FanFest, sebuah acara yang memberikan segala penawaran untuk para realme Fans. Pada acara kali ini, realme pun memperkenalkan beberapa perangkat yang bisa dimiliki oleh para fans-nya hingga akhir bulan Agustus 2020. Apa saja yang diperkenalkan oleh realme kali ini?

fanfest launch 11

Yang pertama adalah sebuah smartphone terbaru yang memiliki nama realme X50 Pro 5G. Perangkat yang satu ini adalah yang pertama dari realme yang menggunakan SoC Snapdragon 865 terbaru yang sudah mendukung konektivitas 5G. Perangkat ini sudah menggunakan RAM besar 12 GB serta internal 256 GB. Dengan baterai 4200 mAh, realme X50 Pro mendukung pengisian cepat dengan nama SuperDart Flash Charge 65 watt yang bisa mengisi baterai sampai penuh hanya dalam waktu 35 menit.

Kamera utama yang digunakan pada perangkat ini masih sama dengan generasi sebelumnya, yaitu ISOCELL GW1 dengan resolusi 64 MP. Yang membedakan adalah kamera utama di bagian depannya yang menggunakan sensor Sony IMX 616 32 MP. Untuk layarnya, realme X50 Pro 5G mendukung refresh rate 90Hz dengan sampling rate 180Hz yang mendukung HDR10+, color gamut DCI-P3 100% dan memiliki kecerahan maksimum 1000nits dan rasio kontras maksimal 2000000:1.

realme X50 Pro 01f

Perangkat kedua yang diperkenalkan adalah realme Smart TV yang hadir dengan dua ukuran, yakni 43 inci dan 32 inci dengan resolusi 1366*768 untuk 32″ (80cm) dan 1920*1080 untuk 43″ (108cm). Untuk yang berdimensi 43 inci, Anda bisa langsung membaca reviewnya pada tautan ini.

Peluncuran TV yang satu ini memang sejalan dengan strategi AIoT dari realme yaitu 1+4+N yang merupakan sebuah ekosistem yang nantinya akan bisa berhubungan antara satu perangkat realme dengan perangkat realme lainnya. 1 core sebagai smartphone yang menjadi inti dari produk realme, sekaligus menjadi pusat utama ekosistem realme AIoT. Basis kedua adalah 4 Smart Hub dengan ide untuk menciptakan pengalaman yang komprehensif dari realme AIoT yang dibagi menjadi 4 sub-kategori – Smart TV, Smart Earphone, Smart Watch dan Smart Speaker. Sementara ‘N’ adalah berbagai macam aksesoris pendukung teknologi.

realme Smart TV 01

Produk AIoT lainnya yang diluncurkan realme kali ini memang cukup mengejutkan. Realme saat ini memperkenalkan realme Adventurer Backpack yaitu sebuah tas ransel yang memiliki dimensi cukup besar. Ransel ini hadir dengan IPX4 water resistance, kapasitas 32L, anti-theft, dan desain klasik.

Untuk yang gemar traveling, realme juga memiliki sebuah solusi. Realme memperkenalkan Adventurer Luggage yang memiliki desain FlexiCube, kapasitas 36L, TSA certified lock, dan roda yang dapat diputar 360°.

realme Adventurer Backpack 03

Terakhir, realme memperkenalkan sebuah earphone baru. Realme Buds Classic adalah namanya. Earphone ini memiliki driver bass 14,2mm, mikrofon HD, control button, dan cable organizer.

Hal yang cukup mengejutkan adalah harga dari realme X50 Pro yang mencapai Rp. 11.999.000. Untuk realme Smart TV dijual dengan harga Rp 2.099.000 untuk 32″ dan Rp 3.299.000 untuk 43″. Realme Adventurer Backpack ada pada harga Rp. 399.000 dan Luggage pada Rp. 899.000. Terakhir, realme Buds Classic dijual pada harga Rp. 119.000.

Apakah Jaringan 5G dikunci?

Realme kali ini memasarkan sebuah smartphone yang sudah diperkenalkan kepada para wartawan pada bulan Maret 2020 yang lalu. Tampil memukau, realme X50 Pro menggunakan semua spesifikasi tertinggi yang ada pada sebuah perangkat Android pada saat ini. Namun, kata 5G pada namanya menimbulkan pertanyaan, apakah dikunci atau tidak?

realme Buds Classic 01

Krisva Angnieszca selaku Manajer Public Relation realme Indonesia pun langsung menjawab pertanyaan yang saya ajukan itu dengan mantap, “Tidak”. Alasannya adalah 5G masih di lock karena di Indonesia frekuensinya belum ada. Melalui realme X50 Pro, realme ingin menyampaikan bahwa mereka siap menyambut era 5G di Indonesia.

Hal ini tentu saja membuat perangkat ini juga tidak bisa dipakai jaringan 5G-nya pada negara yang sudah menggelar jaringan tersebut. Mereka pun akan membuka jaringan 5G tersebut melalui OTA saat Indonesia sudah menggelarnya.

Ransel dan Koper masuk kategori AIoT?

Realme kali ini juga memperkenalkan realme Adventurer Backpack dan Adventurer Luggage dalam kategori AIoT. Namun, AIoT sendiri adalah AI dan Internet of Things. Apa yang membuat mereka masuk dalam kategori tersebut?

realme Adventurer Luggage (1)

Krisva pun menjawab, “Jika melihat strategi realme yang telah kami umumkan sebelumnya yakni, 1+4+N. Kami mengeluarkan koper dan backpack dari kategori N, untuk memberikan produk yang dapat mencakup lifestyle teknologi sehingga memberikan pengalaman lifestyle baru di ekosistem.”

Kedua produk yang masuk dalam kategori N ini tidak memiliki garansi. Namun jika ada kerusakan, realme menyarankan untuk langsung membawa ke pusat servis mereka. Hal ini berarti jika roda dari koper yang ada rusak di perjalanan, realme masih memiliki gantinya.

[Review] Realme Smart TV 43″: Kinerja Mumpuni dengan Fitur Lengkap dan Harga Terjangkau

Setelah meluncurkan begitu banyak produk smartphone dan beberapa perangkat IoT lainnya, realme mulai merambah ke pasar TV. DailySocial pun kedatangan sebuah TV berukuran 43 inci dari realme. Realme Smart TV adalah nama dari perangkat dengan sistem operasi Android yang berslogan “Real Picture Real Sound” tersebut.

TV berukuran 43 inci ini memiliki resolusi 1920 x 1080. Realme Smart TV juga sudah mendukung HDR10 yang saat ini sepertinya merupakan keharusan pada setiap TV di tahun 2020. TV pintar ini juga sudah disematkan Dolby Audio MS12B dengan speaker 24 Watt sehingga suaranya cukup menggelegar. Tidak heran kalau realme memposisikan TV ini sebagai “Best Audio & Visual Smart TV in the price segment” atau TV pintar dengan tampilan dan suara terbaik pada segmen harganya.

Realme Smart TV - TV

Penjualan TV pintar ini juga sebagai strategi 1+4+N yang dimiliki oleh realme. Strategi ini akan membuat realme untuk menjual Smart TV, Smart Earphone, Smart Watch dan Smart Speaker. Dan karena ini merupakan TV pertama yang mereka jual, realme pun menargetkan para konsumen yang menginginkan sebuah TV pintar untuk pertama kalinya.

Menggunakan sistem operasi Android, tentu saja mengharuskan TV ini untuk memakai sebuah SoC. Berikut adalah spesifikasi dari realme Smart TV yang saya dapatkan. Oh ya, realme Smart TV juga hadir dalam dimensi 32 inci.

SoC MediaTek MStar T16
CPU 4 x Cortex A53 1,1 GHz
GPU Mali 470 MP
RAM 1 GB
Internal 8 GB
Layar 43 inci VA 1920×1080
Speaker 24 watt (2 speaker, 1 tweeter, 1 full range speaker)
Dimensi 967.5 × 604 × 233 mm
Bobot 6,8 kg
OS Android 9 dengan AI Pont

Hasil dari CPU-Z nya adalah sebagai berikut:

Ada beberapa hal yang unik pada TV pintar dari realme ini. Hal pertama adalah AI Pont yang terdapat pada menu aplikasinya yang sangat dikenal pada TV buatan Changhong. Selain itu, CPU-Z serta AIDA 64 juga mendeteksi bahwa TV dengan nama Ikebukuro ini diproduksi oleh Changhong. Terakhir, stiker yang ada di belakang TV pintar ini juga menandakan bahwa PT. Changhong Electric Indonesia yang memproduksinya.

SoC yang digunakan juga kurang terdengar, namun banyak digunakan pada produk TV pintar. SoC T16 MSD6683 merupakan buatan anak perusahaan MediaTek bernama Mstar Semiconductor yang diakuisisi pada tahun 2012 silam. Sayangnya, tidak banyak informasi yang bisa didapat mengenai SoC yang satu ini.

Desain

Sepertinya TV dengan bingkai yang tipis sudah menjadi tren saat ini. Hal tersebut pula yang dimiliki oleh realme Smart TV. Tentunya hal tersebut membuat TV pintar ini lebih indah untuk dipakai menonton video. Selain itu, tipisnya bingkai yang hanya 8,7 mm tersebut juga membuat layar yang ada muat dalam dimensi yang lebih ringkas.

Realme Smart TV - Tombol Fisik

TV pintar ini hanya memiliki satu buah tombol power saja pada bagian tengah bawah. Blok tombol ini juga berfungsi sebagai alat penerima infra merah yang dipancarkan dari remote-nya. Setelah TV dinyalakan, nantinya pengguna akan diarahkan untuk menggunakan koneksi Bluetooth pada remote tersebut. Jadi, remote ini memiliki dua konektivitas.

Berbicara mengenai desain remote-nya memang membuat nyaman dalam memakainya. Hal tersebut dikarenakan hadirnya tombol menu serta channel TV yang memudahkan pengguna dalam melakukan setting. Selain kedua tombol tadi, ada tombol daya, Google Assistant, direksional, OK, mutebackhome untuk menampilkan launcher Android TV, Netflix, Amazon Prime, Youtube, dan volume naik turun. Remote ini juga berfungsi sebagai microphone untuk melakukan perintah suara melalui Google Assistant.

Realme Smart TV - Extension 2

Dengan resolusi 1080p, TV ini ternyata sudah mendukung standar HDR10 bit. Untuk suaranya, realme menggunakan solusi Dolby Audio MS12B. Untuk mendukung suara tersebut, realme menyediakan dua buah speaker pada TV ini berukuran 183.3×46.8×45.2 mm. Setiap pasangnya terdiri dari satu speaker full-range dan satu tweeter.

TV ini juga memiliki port untuk video, audio, serta kelengkapan lainnya di bagian belakangnya. Semua port tersebut dibagi menjadi dua tempat. Untuk tempat pertama, TV ini menyediakan sebuah port HDMI, antenna, Digital Output, AV to RCA, USB 2.0, dan Audio 3,5mm. Selanjutnya pada kotak kedua, tersedia port LAN, dua port HDMI, dan USB 2.0.

Realme Smart TV - Extension 1

TV ini menggunakan launcher standar bawaan Android TV dengan basis Android 9 Pie. Namun, pada daftar aplikasinya terdapat AI Pont yang merupakan sebuah application drawer untuk semua yang terinstal pada TV ini. Tidak seperti beberapa Android TV, semua APK yang dipasang melalui sideloading akan muncul pada AI Pont. Tidak ketinggalan, hadir pula Google Play pada TV ini.

Pengalaman Menggunakan realme Smart TV

Seperti biasa, sebuah Android TV memerlukan waktu untuk melakukan boot saat dinyalakan. Realme Smart TV dapat langsung dinyalakan melalui remote-nya dengan menggunakan koneksi infra merah. Pengguna juga bisa langsung menyalakannya melalui tombol yang ada pada bagian bawah TV tersebut.

Saat pertama kali dinyalakan, saya sangat menyarankan untuk menunggu beberapa saat. Hal ini karena realme Smart TV melakukan proses initialization terlebih dahulu seperti membuat icon dan melakukan indexing. Saya pun bisa melihat prosesnya dari awal, di mana semua icon akan muncul satu per satu. Jangan melakukan apa pun pada saat proses ini karena akan membuat lebih lambat.

Realme Smart TV - Remote

Setelah menunggu beberapa saat, TV ini pun memunculkan sebuah pop-upPop-up tersebut merupakan sebuah panduan untuk melakukan setting remote-nya untuk dapat terhubung dengan bluetooth. Jadi saat TV menyala, koneksi yang digunakan adalah bluetooth. Sedangkan infra merah akan digunakan untuk menyalakan TV saat sedang dalam keadaan mati.

Pada TV ini, sudah terpasang aplikasi hiburan seperti Netflix, Prime, dan yang pasti, Youtube. Untuk dapat menonton siaran TV tanpa antenna, pengguna harus melakukan pemasangan aplikasi seperti Vidio, yang nantinya secara otomatis akan membuat icon channel untuk beberapa stasiun TV. Pengguna pun juga bisa melakukan instalasi untuk aplikasi hiburan lainnya melalui Google Play Store.

Realme Smart TV - AI Pont

Aplikasi yang ada pada Google Play Store sudah disesuaikan dengan spesifikasi dari TV ini. Saya melihat begitu banyak game yang bisa dipasang pada realme Smart TV. Selain itu, aplikasi-aplikasi yang ada juga dengan mudah dicari karena sudah dikategorikan satu per satu.

Yang sangat menarik dari realme Smart TV adalah hadirnya Pango Browser. Hal tersebut membuat para pemilik TV ini bisa melakukan penjelajahan internet seperti sebuah perangkat Android. Namun, jangan berharap bisa melakukan download karena hal tersebut sudah dikunci dari sistem Android-nya. Pango Browser sendiri berbasiskan Chromium dengan, sayangnya,  versi 58.

Realme Smart TV - Pango Browser

Browser yang satu ini membuat saya tidak lagi harus memasang aplikasi Puffin yang juga gratis tersedia di Play Store. Saya menggunakan bluetooth keyboard untuk mencoba menjelajah internet dengan Pango. Hasilnya memang cukup nyaman dalam mencari informasi. Remote yang ada sendiri memiliki fungsi sebagai mouse-nya.

Satu hal yang cukup membantu adalah hadirnya AI Pont pada realme Smart TV. Pada kebanyakan TV Android, jika aplikasi yang dipasang tidak kompatibel maka Anda harus mengaksesnya melalui daftar aplikasi yang ada pada setting. AI Pont pun membantu para penggunanya dengan membuatkan icon shortcut sehingga pengguna tidak perlu membuka setting terlebih dahulu. Anda juga tidak perlu lagi memasang launcher pihak ketiga untuk fungsi yang sama dengan AI Pont.

Hal pertama yang saya coba adalah menonton dengan menggunakan Netflix. Saya pun mencoba untuk menggunakan film dengan aksi yang cepat. Sayangnya, yang terjadi adalah ghosting yang sangat terlihat dalam setiap adegannya. Selain itu dalam menjalankan video, Netflix juga sepertinya melakukan loading dengan resolusi yang rendah dulu dan lama kelamaan baru memainkan resolusi tertinggi.

Saya pun menuju setting untuk gambar pada TV ini. Hal yang cukup menyenangkan adalah lengkapnya seting yang ada pada TV ini. Anda bisa mengubah brightness, contrast, gamma, dan lain sebagainya dengan cukup mudah. Dan saya menemukan dua hal yang cukup menarik pada TV ini, yaitu Game mode dan PC mode.

Realme Smart TV - Menu Sound

Dengan menyalakan game mode membuat response time pada TV ini lebih baik. Saya sangat menyarankan Anda untuk menyalakan mode ini setiap saat sehingga terhindar dari ghosting yang lebih parah. Anda juga dapat memainkan beberapa seting lain seperti DNR untuk mengurangi noise, DI Film untuk upscale frame sebuah film, dan Adaptive Luma Control untuk secara otomatis menyesuaikan kontras dan kecerahan dari TV ini.

Lalu apa itu PC Mode? Hal ini pun saya ketahui pada saat realme Smart TV dipasang untuk menjadi monitor Mini PC melalui kabel HDMI. Saat terpasang, skala layar yang ditampilkan Windows seperti lebih lebar dibandingkan dimensi TV ini. Hal tersebut seperti logo Windows yang terpotong pada sisi kiri bawah. PC Mode membuat tampilan terskala dengan baik sehingga pas dengan dimensi layarnya.

Ada hal aneh yang saya rasakan pada saat mendengarkan lagu via Spotify. Pada saat mendengarkan melalui Spotify yang terpasang pada realme Smart TV, saya mendengar suaranya pecah pada volume yang tinggi. Hampir semua lagu dan musik yang terdengar via Spotify suaranya pecah.

Akan tetapi, pada saat saya mendengarkan musik melalui Spotify yang ada pada Mini PC yang terhubung melalui HDMI, tidak ada masalah pada suaranya. Suara dapat terdengar dengan “bulat” dan tidak pecah. Namun bagi para penggemar bass, Anda harus membeli sebuah speaker terpisah karena terdengar cukup kecil pada speaker bawaannya.

Saat menonton video dan mendengarkan musik melalui HDMI, tentu saja kita harus berpindah mode dari Android ke kanal yang tersedia untuk sambungan luar. Satu lagi hal yang menyenangkan adalah kita hanya perlu menekan tombol channel saja pada remote yang ada. Jadi kita tidak perlu dengan susah payah melihat kursor yang ada dan memilih lambang channel di bagian atas.

Mengganti setting saat ada pada mode HDMI juga sangat mudah. Tombol menu yang ada pada remote akan membuka shortcut untuk profile layar dan suara. Anda juga bisa langsung masuk ke setting Android TV dengan menekan tombol yang satu ini.

Selain dari kabel HDMI, TV ini juga sudah memiliki Chromecast. Hal ini dapat membuat sebuah smartphone atau tablet untuk menggandakan tampilannya pada realme Smart TV melalui koneksi WiFi. Sayang memang, realme Smart TV tidak mendukung penggunaan WiFi 5 GHz, sehingga penerimaan tampilan dan suara rentan lag dan terputus.

Bermain game yang tersedia pada Google Play Store juga masih dalam batas yang wajar. Saya menggunakan game Asphalt yang ternyata tidak lag saat dimainkan. Jangan lupa menggunakan Game mode saat bermain agar terhindar dari gambar berbayang yang cukup parah terlihat. Ternyata 4x Cortex A53 berkecepatan 1,1 GHz serta Mali 470 masih mampu memainkan game tersebut.

Dengan RAM hanya 1 GB, jangan berharap bahwa TV ini bisa menjalankan beberapa aplikasi secara bersamaan dengan lancar. Tutuplah aplikasi yang baru dijalankan jika ingin menggunakan aplikasi yang lainnya. Dengan begitu, RAM 1 GB juga akan cukup dalam mengoperasikan TV ini.

Masalah lain yang timbul adalah internal 8 GB yang hanya tersisakan sekitar 4 GB. Tentu saja untuk melakukan pemasangan aplikasi game yang lebih dari satu, membutuhkan ruang yang lebih lebar. Saya sangat menyarankan Anda untuk membeli sebuah USB-3.0 flash disk berkapasitas minimal 8 GB agar dapat berjalan dengan optimal. Jangan menggunakan flash disk USB 2.0 karena kecepatannya belum tentu akan sampai pada kinerja tertingginya, 33 MB/s.

Lalu bagaimana dengan kinerjanya? Saya pun sudah melakukan dua benchmark pada TV ini. Sayang memang, Antutu tidak bisa digunakan pada TV yang satu ini karena realme Smart TV tidak bisa melakukan render aplikasi yang ada pada orientasi portrait dan hanya landscape. Berikut adalah hasil benchmark-nya

Kinerja tersebut sudah cukup untuk mengoperasikan sistem operasi Android TV dengan cukup lancar. Namun, untuk bermain game, hasil seperti ini hanya akan menghadirkan kinerja yang seadanya. Untuk bermain game yang lebih baik, gunakan konsol seperti PS4 atau komputer desktop.

Verdict

Langkah awal realme untuk masuk ke pasar Smart TV memang sudah benar. Dengan menggandeng pemain lama seperti Changhong, membuat produk Smart TV pertama mereka hadir tanpa mengecewakan. Hal tersebut terlihat dari beberapa feature yang ditawarkan sehingga nyaman saat digunakan.

Seperti kebanyakan Android TV yang ada di pasaran, realme Smart TV memiliki fungsi yang cukup baik. Layar dengan resolusi full HD ini lengkap dengan HDR10. Suara yang ada juga memiliki sertifikasi Dolby Audio yang membuatnya lebih baik dari kebanyakan TV dengan harga yang sama. Selain itu, TV ini mampu ditambahkan aplikasi dari Google Play Store.

Kinerja yang ditawarkan oleh TV ini memang terlihat seperti seadanya. Jika dibandingkan, akan sama dengan perangkat Android sekitar 5-6 tahun yang lalu. Kinerja tersebut tentu sudah lebih dari cukup dalam menjalankan konten hingga resolusi full HD. Hasil pengujian saya menunjukkan kinerjanya bisa diandalkan saat menonton dan bermain game.

Sayang memang, seperti kebiasaan dari realme saya harus menunda pemberian harganya. Informasi yang saya dapatkan adalah bahwa versi 32″ akan dijual pada harga dua jutaan dan 43″ yang saya uji akan ada pada harga tiga jutaan. Harga yang cukup bersaing ini membuat banyak pilihan untuk konsumen dalam membeli sebuah Smart TV.

Sparks

  • Kinerja mumpuni tanpa lag dalam memainkan video
  • HDR 10 untuk memainkan video HDR pada Netflix
  • Setting tampilan dan suara yang cukup lengkap
  • Mendukung pemasangan flash disk sebagai perluasan penyimpanan internal
  • Tombol remote yang cukup lengkap
  • AI Pont yang memudahkan pengguna saat instalasi di luar Google Play

Slacks

  • Ghosting
  • Suara pecah pada kondisi tertentu
  • Tidak mendukung WiFi 5 GHz

TV Premium Samsung The Frame dan The Serif Hadir di Indonesia, Bisa Menggantikan Lukisan!

Samsung kembali meluncurkan televisi pintar dan cantik untuk memperkuat posisinya di pasar audio video. Kali ini, TV yang dikeluarkan sudah menggunakan QLED dengan resolusi 4K. Keduanya pun juga bisa menampilkan gambar seni saat sedang di non aktifkan.

Samsung pun mengundang saya dalam rangka peluncuran dua TV tersebut. Acara dilaksanakan pada La Moda Plaza Indonesia pada tanggal 25 November 2019. Pada restoran dengan ruangan yang cukup terbuka di tengah Plaza Indonesia ini, Samsung memperkenalkan dua TV berikut ini.

Samsugn Frame Serif Launch

The Frame

Yang pertama diperkenalkan adalah Samsung The Frame. Sesuai dengan namanya, TV yang satu ini memiliki bingkai layaknya sebuah lukisan. Dengan bingkai yang bisa dibongkar pasang tersebut, nantinya TV ini bisa digunakan sama seperti lukisan pada saat tidak sedang digunakan untuk menonton.

The Frame dilengkapi dengan Intelligent Sensor yang mendeteksi kadar cahaya di ruangan. Sensor ini nantinya akan  menyeimbangkan warna  dan tone layar secara otomatis hingga pada siang maupun malam hari dapat menampilkan gambar karya seni dengan baik, tanpa overbright.

Samsung Frame Serif - Frame

Hingga kini Samsung Art Store memiliki lebih dari 1.000 karya seni dari artis dan fotografer ternama seperti Cezanne, Monet, Bosch, Klimt, Van Gogh dan seniman brilian lainnya. Jika tidak ingin menampilkan karya seni yang bisa diambil dari Samsung Art Store, pengguna juga bisa menampilkan gambar buatan sendiri seperti foto keluarga.

The Serif

Saat pertama saya mendengar The Serif, saya langsung teringat dengan sebuah font. Benar saja, The Serif akan berbentuk seperti huruf kapital I dengan font Sans Serif dari pinggirnya. TV ini sendiri juga memiliki kaki penyangga sendiri sehingga tidak bisa dipasang di dinding.

Samsung Frame Serif - Serif

The Serif memiliki sebuah NFC di bagian atasnya. NFC ini berfungsi untuk memindahkan speaker dari sebuah perangkat ponsel ke The Serif. Nantinya, audio akan terhubung melalui Bluetooth. Hal ini membuat para penggunanya tidak lagi harus repot melakukan pairing yang memakan waktu cukup lama.

Saat mencoba The Serif, hal pertama tentu saja mencoba sebaik apa suara dari TV cantik ini. Dengan volume 100%, ternyata suaranya cukup keras terdengar. Saya pun bisa mendengarkan detail suaranya yang dimainkan dari sebuah smartphone Samsung Galaxy dengan baik. Hal ini tentu saja bisa membuat pemilik The Serif tidak perlu lagi membeli speaker baru, kecuali ingin menghadirkan suara 5.1 sampai 7.1.

Samsung Frame Serif - NFc

Kedua TV tersebut sudah dilengkapi dengan Bixby, yang bisa menerima perintah suara dari remote-nya. Selain itu, keduanya juga sudah memiliki One Invisible Connection agar tidak terlihat kabel yang berantakan.

The Frame 2019 tersedia dalam ukuran 55 dan 65 inci dengan harga Rp. 20.999.000,- hingga Rp. 26.499.000,-. The Serif hadir berukuran 55 inci dalam warna putih termasuk dengan kaki pijakan, tersedia seharga Rp. 19.999.000,-.

Antisipasi Masalah, Huawei Luncurkan Sistem Operasi Bikinannya Sendiri, Harmony OS

Samsung sudah lama punya Tizen, dan sekarang Huawei pun punya Harmony OS. Alasan di balik lahirnya kedua sistem operasi tersebut berbeda. Bagi Huawei, yang menjadi alasan tentu saja adalah potensi diputusnya kerja sama antara Google dan Huawei sebagai imbas langsung dari “trade war” antara Amerika Serikat dan Tiongkok.

Harmony OS adalah solusi yang disiapkan seandainya skenario terburuk itu benar-benar terjadi. CEO Huawei, Richard Yu, menjelaskan bahwa sistem operasi bikinan mereka ini sungguh berbeda dari Android maupun iOS, utamanya berkat arsitektur microkernel yang digunakan.

Huawei Harmony OS

Dari kacamata sederhana, Harmony OS menjanjikan kompatibilitas dengan banyak perangkat sekaligus, termasuk halnya smartwatch ataupun smart TV. Di Tiongkok, Huawei bahkan sudah merilis Honor Vision, smart TV sekaligus perangkat pertama yang menjalankan Harmony OS. Satu OS untuk semua, kira-kira demikian premis simpel yang hendak dihidangkan Harmony OS.

Arsitektur microkernel juga membawa sejumlah keunggulan lain, salah satunya adalah “Deterministic Latency Engine”, yang memungkinkan sistem untuk memprioritaskan aplikasi atau kegiatan sehingga semuanya berjalan dengan kapasitas maksimum. Menurut Huawei, Harmony OS punya performa lima kali lebih gegas ketimbang sistem operasi lain yang tersedia saat ini.

Huawei Harmony OS

Selanjutnya, Harmony OS juga diklaim mampu beradaptasi dengan layout layar yang berbeda secara otomatis, dengan harapan developer tidak perlu membuang waktu terlalu banyak hanya untuk menyesuaikan aplikasinya dengan beragam perangkat yang ukuran layarnya bervariasi. Bicara soal aplikasi, Harmony OS juga dirancang agar dapat menjalankan aplikasi-aplikasi Android, HTML5 maupun Linux.

Versi awal Harmony OS rencananya bakal meluncur ke sejumlah smartwatch dan perangkat pintar, sebelum akhirnya merambah kategori lainnya. Smart TV sudah, mungkin sebentar lagi kita bakal melihat Huawei Watch edisi Harmony OS?

Sumber: Wareable.