OPPO Resmi Luncurkan Reno5 F dan OPPO Band

Lengkap sudah keluarga seri OPPO Reno5 untuk pasar Indonesia. OPPO baru saja meluncurkan Reno5 F secara resmi, dan perangkat ini melanjutkan jejak pendahulunya sebagai model yang paling terjangkau dari lini Reno5 Series.

Sesuai janji, Reno5 F dijual dengan harga yang sama persis seperti Reno4 F sebelumnya, tepatnya Rp4.299.000. Dengan begitu segmentasinya pun sangat jelas jika disandingkan dengan kedua kakaknya yang lebih mahal, yakni Reno5 dan Reno5 5G.

Sebelumnya, OPPO sudah sempat membahas mengenai desainnya secara cukup mendalam. Perangkat lagi-lagi mengedepankan gaya yang stylish tanpa mengorbankan fungsi, dan itu bisa kita lihat dari penambahan teknologi multi-cooling system pada Reno5 F yang diyakini mampu meningkatkan efisiensi pembuangan panas hingga 21,9%. Di saat yang sama, fisiknya tetap terkesan ringkas dengan tebal hanya 7,8 mm dan berat 172 gram.

Urusan performa, Reno5 F memercayakannya pada chipset MediaTek Helio P95 dan RAM LPDDR4X sebesar 8 GB. Storage internalnya tercatat mempunyai kapasitas 128 GB, dan pengguna masih bisa memperluasnya dengan bantuan kartu microSD.

Satu upgrade yang paling signifikan adalah terkait baterainya. Bukan cuma naik kapasitasnya menjadi 4.310 mAh saja, tapi dukungan fast charging-nya pun turut ditingkatkan menjadi 30 W sehingga baterainya dapat terisi penuh dalam waktu 56 menit. Kalau perlu gambaran, charging selama 5 menit saja sudah bisa memberikan daya yang cukup untuk menonton video YouTube selama hampir 3 jam.

Untuk layarnya, Reno5 F menggunakan panel AMOLED 6,43 inci dengan resolusi 2400 x 1080 pixel. Di baliknya tentu sudah tertanam sensor sidik jari, dan OPPO pun tak lupa melapisi layarnya dengan kaca Gorilla Glass 3+. Lubang kameranya yang ada di ujung kiri atas mengecil jika dibandingkan pendahulunya.

Kendati demikian, resolusi kamera depannya itu justru telah ditingkatkan menjadi 32 megapixel. Di belakang, kita bisa melihat empat kamera dengan konfigurasi sebagai berikut: kamera utama 48 megapixel, kamera ultra-wide 8 megapixel, kamera macro 2 megapixel, dan kamera monokrom 2 megapixel.

Berhubung ini seri Reno, OPPO tentu juga menjejalkan sederet fitur fotografi dan videografi berbasis AI. Dua yang baru pada Reno5 F adalah Dynamic Bokeh dan Night Plus. Secara sederhana, Dynamic Bokeh berfungsi untuk menambahkan semacam efek motion blur (seperti sedang panning) pada detail latar belakang, lalu di saat yang sama subjek foto akan dioptimalkan menggunakan algoritma low-light HDR. Night Plus sendiri pada dasarnya merupakan koleksi filter yang dirancang untuk meningkatkan kualitas foto pemandangan di malam hari.

Secara default, OPPO Reno5 F sudah menjalankan ColorOS 11 yang berbasis Android 11. Tentunya ada banyak peningkatan yang dihadirkan dari sisi perangkat lunak, tapi yang paling menarik adalah fitur-fitur untuk keperluan gaming. Ada dua fitur yang menurut saya sangat menarik untuk disoroti, yaitu Gaming Shortcut Mode dan Bullet Screen Message.

Sesuai namanya, Gaming Shortcut Mode diciptakan untuk memberikan akses cepat ke dalam game. Caranya adalah dengan mengurangi waktu loading di awal, sehingga perangkat bisa secara otomatis melompati logo splash screen maupun bagian intro dari suatu game. Bullet Screen Message di sisi lain diciptakan untuk menampilkan notifikasi pesan teks tanpa mengganggu jalannya permainan. Jadi ketimbang menampilkan banner seperti biasanya, notifikasi pesan akan ditampilkan dalam bentuk running text yang bergerak secara horizontal.

Buat yang tertarik, Reno5 F akan dijual mulai tanggal 2 April mendatang dengan banderol Rp4.299.000. Alternatifnya, OPPO juga akan membuka flash sale Reno5 F di Lazada pada tanggal 27 Maret hingga 1 April. Selama flash sale, konsumen berhak mendapatkan bonus berupa limited 3-in-1 giftbox yang terdiri dari earphone wireless, smart bracelet, dan phone holder.

OPPO Band

Pada kesempatan yang sama, OPPO Indonesia juga memperkenalkan perangkat wearable keduanya, yakni OPPO Band. Perangkat ini merupakan sebuah fitness tracker yang berfitur lengkap, dan desainnya juga tampak trendi dengan pilihan warna hitam atau lavender.

Namun daya tarik utamanya sebenarnya terletak pada layarnya. Tidak main-main, OPPO Band mengemas layar AMOLED 1,1 inci dengan resolusi 126 x 294 pixel dan 100% coverage warna DCI-P3. AMOLED memang cukup umum kita jumpai di smartwatch, tapi masih tergolong langka di kategori smart band semacam ini.

Dari segi fitur, OPPO Band hadir membawa fitur pemantauan kadar oksigen dalam darah (SpO2) secara nonstop, yang bahkan masih akan bekerja di saat pengguna tidur. Heart-rate monitoring tentu juga tersedia dan berlangsung secara real-time berkat sensor optik yang tersematkan di belakang OPPO Band.

Total ada 12 mode latihan dasar yang didukung, termasuk halnya berenang karena perangkat ini memang tahan air hingga kedalaman 50 meter. Untuk urusan kustomisasi, OPPO Band hadir membawa lebih dari 40 tampilan (watch face) yang bisa diganti-ganti secara mudah.

Hal lain yang cukup mengejutkan dari OPPO Band adalah baterainya. Dalam sekali pengisian, ia diklaim sanggup beroperasi sampai 12 hari nonstop. Tentunya ini bisa berbeda tergantung pemakaian; bisa lebih singkat, bisa juga lebih lama, seperti yang dibuktikan oleh PR Manager OPPO Indonesia, Aryo Meidianto.

Saat mempresentasikan OPPO Band, Aryo sempat bercerita bahwa baterai OPPO Band yang dikenakannya masih tersisa 3%. Padahal, terakhir kali ia mengisi ulang perangkat tersebut adalah di tanggal 5 Maret, alias sekitar 19 hari yang lalu.

OPPO mematok harga yang cukup kompetitif untuk OPPO Band: Rp549.000 Rp649.000. Pemasarannya dijadwalkan berlangsung mulai 10 April, akan tetapi sebelumnya akan ada program flash sale terlebih dulu di Shopee pada tanggal 4 – 9 April.

*Koreksi: Ada perubahan harga OPPO Band dari Rp549.000 menjadi Rp649.000 berdasarkan keterangan resmi yang langsung kami terima dari OPPO Indonesia.

OnePlus 9 dan OnePlus 9 Pro Resmi Dirilis, Semakin Mahal dan Semakin Flagship

Di titik ini, OnePlus sudah tidak pantas lagi menyandang titel “flagship killer“. Sebaliknya, OnePlus secara perlahan telah membangun image-nya menjadi brand flagship, dan sentimen tersebut tersirat jelas pada dua smartphone terbarunya: OnePlus 9 dan OnePlus 9 Pro.

Keduanya adalah ponsel pertama yang OnePlus kembangkan bersama Hasselblad, dan kita pun bisa melihat logo Hasselblad terpampang jelas pada modul kameranya. Tidak mengherankan apabila OnePlus kemudian menghabiskan banyak waktu membahas kapabilitas kameranya, meski sejauh ini keterlibatan Hasselblad baru sebatas software dan color science.

Namun itu bukan berarti duo OnePlus 9 ini mengusung hardware yang biasa saja. OnePlus 9 Pro misalnya, datang membawa kamera utama 48 megapixel dengan sensor IMX789 berukuran 1/1,4 inci hasil kolaborasinya langsung bersama Sony. Bukan cuma itu, ia juga mengemas kamera ultra-wide 50 megapixel yang sangat istimewa, dengan sensor Sony IMX766 berukuran 1/1,56 inci. Kalau melihat kode nama dan spesifikasinya, sepertinya ini merupakan sensor yang sama seperti yang digunakan oleh OPPO Find X3 Pro.

Melengkapi sistem kameranya adalah kamera telephoto 8 megapixel dengan 3,3x optical zoom dan kamera monokrom 2 megapixel. Mungkin inilah bagian yang paling mengecewakan dari OnePlus 9 Pro. Di saat pabrikan seperti OPPO justru mencoba menghadirkan sesuatu yang unik dalam bentuk kamera microlens, OnePlus masih menyematkan kamera monokrom yang kemungkinan besar tidak akan pernah dipakai oleh penggunanya (karena lebih baik menggunakan kamera utamanya, lalu menambahkan filter hitam-putih).

Kabar baiknya, kamera ultra-wide yang sama juga bisa kita jumpai pada OnePlus 9. Kamera utamanya pun sama-sama memiliki resolusi 48 megapixel, akan tetapi sensor yang digunakan berbeda, yakni Sony IMX689 dengan ukuran penampang 1/1,43 inci, dan juga tidak ada OIS di sini. Meski begitu, perbedaan terbesar yang bakal paling terasa adalah absennya kamera telephoto pada OnePlus 9.

Kedua ponsel sama-sama dibekali kamera depan 16 megapixel. Urusan video, meski keduanya sama-sama mampu merekam dalam resolusi maksimum 8K 30 fps, cuma OnePlus 9 Pro saja yang menawarkan mode perekaman 4K 120 fps, sedangkan OnePlus 9 cuma mentok di 60 fps untuk mode 4K.

Beralih ke layar, OnePlus 9 Pro mengemas panel AMOLED 6,7 inci dengan resolusi 1440p dan tingkat kecerahan maksimum 1.300 nit. Panel ini sudah mengadopsi teknologi LTPO (low-temperature polycrystalline oxide), yang berarti refresh rate-nya bisa diatur secara otomatis antara 1 Hz – 120 Hz demi meningkatkan daya tahan baterai selagi tetap menyajikan pengalaman penggunaan yang mulus. Supaya terasa makin mulus, touch sampling rate-nya juga ikut digenjot menjadi 360 Hz.

OnePlus 9 di sisi lain memiliki layar AMOLED yang berukuran sedikit lebih kecil: 6,55 inci dengan resolusi 1080p, refresh rate 120 Hz, touch sampling rate 240 Hz, dan tingkat kecerahan maksimum 1.100 nit. Permukaan layar ini juga rata, tidak seperti milik OnePlus 9 Pro yang melengkung di sisi kiri dan kanannya.

Meski kamera dan layarnya berbeda, OnePlus 9 dan OnePlus 9 Pro mengemas dapur pacu yang sama persis, dengan chipset Snapdragon 888 yang menjadi otaknya, ditambah RAM LPDDR5 sebesar 8 GB atau 12 GB, serta storage internal UFS 3.1 berkapasitas 128 GB atau 256 GB. Kapasitas baterai yang diusung pun juga identik — 4.500 mAh — dan keduanya sama-sama mendukung fast charging dengan output maksimum 65 W menggunakan adaptor yang termasuk dalam paket penjualan.

Wireless charging turut menjadi fitur standar, namun khusus untuk OnePlus 9 Pro, ada aksesori opsional yang dapat dibeli untuk mewujudkan pengisian secara nirkabel dengan output 50 W, sehingga charging dari 1% sampai 100% hanya memerlukan waktu sekitar 43 menit saja.

Dari tadi saya sama sekali belum membahas desainnya, sebab memang tidak ada elemen-elemen tertentu yang benar-benar mencolok. Kalau Anda suka dengan desain OnePlus 8T, Anda semestinya juga akan suka dengan desain kedua ponsel ini. Satu hal yang mungkin perlu dicatat terkait fisiknya adalah, yang mengantongi sertifikasi ketahanan air IP68 di sini hanyalah OnePlus 9 Pro.

Di Amerika Serikat, OnePlus 9 dan OnePlus 9 Pro saat ini telah dipasarkan masing-masing dengan harga mulai $729 (± Rp10,5 jutaan) dan $969 (± Rp14 jutaan). Keduanya sama-sama hadir dalam tiga pilihan warna yang berbeda, dan konsumen harus lebih teliti dalam memilih karena tekstur permukaannya bisa berbeda antara glossy atau matte.

OnePlus 9R

Dalam kesempatan yang sama, OnePlus turut mengumumkan OnePlus 9R, model khusus yang hanya akan dijual di India saja. Ponsel ini bisa dibilang adalah OnePlus 8T yang sudah disempurnakan lebih jauh lagi, dengan spesifikasi yang disesuaikan dengan standar tahun 2021.

Layarnya merupakan panel AMOLED 6,55 inci dengan resolusi 1080p dan refresh rate 120 Hz yang sama seperti milik OnePlus 8T maupun OnePlus 9. Bedanya, performanya berada di tengah-tengah; OnePlus 9R ditenagai oleh chipset Snapdragon 870 yang lebih kencang daripada Snapdragon 865 milik OnePlus 8T, tapi lebih inferior ketimbang Snapdragon 888 milik OnePlus 9.

Tidak ada logo Hasselblad pada modul kameranya. Pada kenyataannya, ia mengemas sistem kamera yang identik dengan milik OnePlus 8T: kamera utama 48 megapixel (Sony IMX586), kamera ultra-wide 16 megapixel, kamera macro 5 megapixel, kamera monokrom 2 megapixel, dan kamera selfie 16 megapixel.

Kemiripannya dengan OnePlus 8T terus berlanjut sampai ke baterainya, yang ternyata juga memiliki kapasitas 4.500 mAh dan mendukung fast charging 65 W. Seperti 8T, OnePlus 9R juga tidak dilengkapi dukungan wireless charging sama sekali.

Di India, ponsel ini akan dijual dengan harga 40.000 rupee (± Rp7,95 jutaan) untuk varian 8 GB/128 GB, atau 44.000 rupee (± Rp 8,75 jutaan) untuk varian 12 GB/256 GB.

Sumber: OnePlus.

Poco F3 dan Poco X3 Pro Resmi Diungkap, Lagi-Lagi dengan Spesifikasi Mengesankan

Poco baru saja memperkenalkan dua smartphone baru yang sangat menarik, yaitu Poco F3 dan Poco X3 Pro. Seperti yang sudah bisa kita tebak dari Poco, keduanya menawarkan spesifikasi dan fitur yang mengesankan dalam harga yang terjangkau.

Kita mulai dari Poco F3 dulu, yang pada dasarnya merupakan penerus dari Poco F2 Pro. F3 adalah flagship Poco untuk tahun ini, jadi wajar apabila spesifikasinya tidak main-main: Qualcomm Snapdragon 870, RAM LPDDR5 6 GB atau 8 GB, dan storage internal UFS 3.1 sebesar 128 GB atau 256 GB.

Poco menanamkan layar AMOLED 6,67 beresolusi FHD+ (2400 x 1080 pixel) pada F3, dan panelnya ini juga telah mendukung refresh rate 120 Hz sekaligus touch sampling rate 360 Hz. Tingkat kecerahan maksimumnya tercatat di angka 1.300 nit, dan layar ini juga sudah mengantongi sertifikasi HDR10+.

Secara estetika, Poco F3 kelihatan sangat mirip seperti Redmi K40, dengan permukaan depan sekaligus belakang yang sudah dilapisi oleh kaca Gorilla Glass 5. Tebal bodinya cuma 7,8 mm, dan bobotnya tidak lebih dari 196 gram. Meski ringkas, F3 tetap mengusung baterai berkapasitas cukup besar — 4.520 mAh — yang mendukung fast charging 33 W.

Tiga buah kamera di belakangnya terdiri dari kamera utama 48 megapixel (Sony IMX582), kamera ultra-wide 8 megapixel, dan kamera macro 5 megapixel. Kamera depannya yang mengdadopsi model hole-punch mempunyai resolusi 20 megapixel serta sudah mendukung fitur Night Mode. Beberapa fitur lain yang patut disoroti dari F3 mencakup speaker Dolby Atmos dan fitur Audio Zoom saat merekam video.

Di pasar Eropa, Poco F3 akan segera dijual dengan harga €349 (± Rp6 jutaan) untuk varian 6 GB/128 GB, dan €399 (± Rp6,9 jutaan) untuk varian 8 GB/256 GB. Pilihan warna yang tersedia ada tiga: Arctic White, Night Black, dan Deep Ocean Blue.

Poco X3 Pro

Untuk Poco X3 Pro, dari namanya sudah kelihatan bahwa ia merupakan upgrade dari Poco X3 NFC, yang rupanya begitu laris dengan angka penjualan melebihi 4 juta unit dalam kurun waktu hanya 7 bulan. Desainnya memang tampak identik (terlepas dari pilihan warnanya), akan tetapi jeroannya sudah banyak berubah.

Perubahan terbesarnya terletak pada chipset-nya. Poco X3 Pro merupakan ponsel pertama yang ditenagai Qualcomm Snapdragon 860, chipset baru tapi lama yang diklaim menawarkan peningkatan dibanding Snapdragon 855+. Jadi kalau Snapdragon 870 bisa kita anggap sebagai Snapdragon 865+ yang di-overclock, maka Snapdragon 860 ini juga dapat dilihat sebagai Snapdragon 855+ yang digenjot clock speed-nya.

Dari situ kita bisa mendapat gambaran kasar performanya seperti apa, dan kita semestinya juga dapat menjadikan deretan smartphone flagship keluaran tahun 2019 sebagai acuan. Satu hal yang perlu dicatat adalah, Poco X3 Pro sama sekali tidak mendukung konektivitas 5G.

Kamera juga merupakan sektor yang menerima pembaruan pada Poco X3 Pro. Kamera utamanya mengemas sensor yang sama seperti milik Poco F3, yakni Sony IMX582 dengan resolusi 48 megapixel. Tiga sisanya adalah kamera ultra-wide 8 megapixel, kamera macro 2 megapixel, dan depth sensor 2 megapixel. Di depan, ada kamera selfie 20 megapixel yang menghuni lubang kecil pada layar.

Untuk layarnya, X3 Pro sama persis seperti X3 NFC: 6,67 inci dengan resolusi FHD+, refresh rate 120 Hz, dan touch sampling rate 240 Hz. Yang sedikit berbeda, proteksi layarnya telah di-upgrade menjadi kaca Gorilla Glass 6. Berhubung layarnya masih IPS LCD, sensor sidik jarinya masih disatukan dengan tombol power di sisi kanan.

Juga tidak berubah dibanding X3 NFC adalah baterainya: 5.160 mAh dengan dukungan fast charging 33 W menggunakan adaptor yang termasuk dalam paket penjualan. Penjualannya sendiri akan segera dimulai di kawasan Eropa dengan harga €249 (± Rp4,3 jutaan) untuk varian 6 GB/128 GB, dan €299 (± Rp5,1 jutaan) untuk varian 8 GB/256 GB.

Sejauh ini belum diketahui kapan Poco bakal membawa kedua smartphone barunya ini ke Indonesia, tapi kalau melihat riwayat peluncuran sebelum-sebelumnya, semestinya tidak akan terlalu lama dari sekarang.

Sumber: GSM Arena dan Poco.

OPPO Reno5 F Buktikan Bahwa Desain yang Ringkas Dapat Dicapai Tanpa Kompromi

Setiap orang memiliki preferensinya masing-masing terkait desain smartphone. Ada yang suka dengan bentuk yang menyiku, ada yang tidak. Ada yang suka dengan warna-warna pastel, tapi ada juga yang hanya mau membeli ponsel berwarna hitam. Namun kalau kita diharuskan sepakat mengenai satu hal, saya kira jawabannya adalah terkait bodi yang tipis, sebab ini berpengaruh langsung terhadap faktor kenyamanan.

Semakin tipis, semakin nyaman, itu gagasan sederhananya. Namun tentu masih ada faktor lain yang harus dipertimbangkan, seperti misalnya ketahanan fisik. Tipis tapi ringkih jelas bukan kombinasi yang ideal, demikian pula tipis tapi cepat panas. Singkat cerita, produsen smartphone tidak bisa semudah itu menciptakan rancangan yang tipis tanpa memperhatikan faktor-faktor lainnya.

Kuncinya tentu adalah keseimbangan; bagaimana bodi smartphone bisa tetap terasa tipis dan nyaman dalam genggaman tanpa mengorbankan banyak faktor. Salah satu contohnya bisa kita lihat pada OPPO Reno5 F, smartphone kelas menengah baru yang akan dirilis secara resmi di Indonesia pada tanggal 24 Maret mendatang.

Di atas kertas, perangkat ini tercatat memiliki tebal 7,8 mm dan berat 172 gram. Menariknya, angka-angka ini justru sedikit lebih tinggi daripada yang pendahulunya tawarkan, yang berarti Reno5 F memang sedikit lebih tebal dan lebih berat dibanding Reno4 F. Meski begitu, kompromi tersebut terkesan sangat pantas jika melihat dampak positifnya terhadap sejumlah faktor lain.

Faktor yang paling utama adalah sistem pendingin perangkat. Pada Reno5 F, cover penutup baterainya memiliki ketebalan 0,55 mm, dan bagian layarnya juga sudah dibekali pelat grafis setipis 0,1 mm untuk membantu membuang hawa panas yang dihasilkan oleh komponen-komponen di dalamnya secara lebih efisien.

Menurut OPPO, efisiensi pembuangan panasnya bisa sampai 30% lebih baik daripada sebelumnya, dan berhubung panas adalah musuh terbesar kebanyakan perangkat elektronik, otomatis ini punya dampak langsung terhadap kinerja Reno5 F. Semakin dingin suhu perangkat, semakin lama prosesor dapat mempertahankan batas maksimum clockspeed-nya. Hasil akhirnya, performa perangkat pun dapat terasa lebih konsisten.

Karena masih tergolong sangat tipis, Reno5 F tentu akan terasa nyaman dalam genggaman. Namun supaya lebih nyaman lagi, OPPO menyematkan panel belakang berbahan komposit yang memiliki tekstur matte. Yang menarik, penampang belakangnya ini justru tampak memiliki finish glossy apabila kita lihat dari kejauhan. Bahan komposit sendiri dipilih karena memiliki transparansi yang sebanding dengan kaca, tapi di saat yang sama lebih tahan pecah atau retak.

Transparansi ini penting mengingat OPPO menawarkan dua varian warna untuk Reno5 F, yakni Fantastic Purple dan Fluid Black. Keduanya dapat menampilkan gradasi warna yang berbeda-beda tergantung dari mana arah kita melihatnya, atau dari arah mana cahaya datang. OPPO menamai rancangan ini dengan istilah Flowing Light Design.

Untuk bagian depannya, OPPO menyematkan layar AMOLED 6,43 inci beresolusi 2400 x 1080 pixel dengan sebuah lubang kamera kecil berdiameter 5,69 mm di ujung kiri atas. Perubahan bentuk lubang kamera ini memang terkesan sepele, tapi membuat tampilan keseluruhan Reno5 F jadi lebih modern.

OPPO tidak lupa menyematkan teknologi Sunlight Screen dan Moonlight Screen pada Reno5 F. Sunlight Screen, sesuai namanya, dirancang untuk meningkatkan visibilitas layar sehingga dapat tetap terlihat dengan jelas di siang hari, bahkan ketika sedang berada di bawah terik matahari langsung.

Sebaliknya, Moonlight Screen secara otomatis akan meredupkan layar dengan tingkat kecerahan paling rendah 2 nit. Tidak kalah penting adalah fitur AI Backlight, di mana AI akan mempelajari kebiasaan pengguna sepanjang hari, lalu memanfaatkan informasi tersebut untuk menyesuaikan tingkat kecerahan layar secara presisi.

Berhubung layar yang digunakan berjenis AMOLED, OPPO pun bisa menyembunyikan sensor sidik jari di baliknya. Bukan sembarang sensor tentu saja, melainkan sensor generasi ketiga yang menurut OPPO mampu membedakan antara sidik jari asli atau palsu, dengan memperhatikan faktor-faktor seperti penyerapan maupun reflektivitas cahaya.

Lebih lengkapnya soal OPPO Reno5 F baru bisa kita pelajari saat perangkatnya resmi diluncurkan ke publik pada tanggal 24 Maret nanti. Satu hal yang pasti, Reno5 F bakal mengusung banderol harga yang lebih terjangkau daripada Reno5 dan Reno5 5G. Jadi buat yang memiliki budget lebih terbatas, Anda bisa menantikan kehadiran Reno5 F ini.

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial yang didukung oleh OPPO.

Nokia 5.4 Resmi Diluncurkan di Indonesia, Prioritaskan Aspek Keamanan di Atas Spesifikasi

Menjelang akhir tahun 2020 kemarin, HMD Global memperkenalkan Nokia 5.4 sebagai penawaran terbarunya di segmen menengah ke bawah. Tiga bulan berselang, smartphone tersebut sudah resmi mendarat di Indonesia melalui sebuah acara peluncuran singkat yang digelar via Zoom.

Kalau kita tinjau spesifikasinya, smartphone ini sebenarnya terkesan biasa saja, apalagi setelah mempertimbangkan harga jual resminya yang dipatok di angka Rp3.599.000. Layarnya memiliki bentang diagonal 6,39 inci, dengan resolusi 1560 x 720 pixel alias HD+. Dibandingkan pendahulunya, layar milik Nokia 5.4 ini bakal kelihatan lebih tajam bukan karena resolusinya meningkat, melainkan karena ukuran layarnya mengecil.

Urusan performa, Nokia 5.4 mengandalkan chipset Qualcomm Snapdragon 662, RAM 6 GB, dan kapasitas penyimpanan internal sebesar 64 GB. Baterainya tercatat memiliki kapasitas 4.000 mAh, serta sudah mendukung fitur fast charging dengan output maksimum sebesar 10 W.

Lalu kalau soal kameranya, modul membulat yang diposisikan di atas sensor sidik jarinya itu terdiri dari kamera utama 48 megapixel, kamera ultra-wide 5 megapixel, kamera macro 2 megapixel, dan depth sensor 2 megapixel. Untuk kamera depannya yang sudah mengadopsi model hole-punch, Nokia 5.4 menggunakan sensor beresolusi 16 megapixel.

Nokia 5.4
Nokia 5.4 hadir dalam dua pilihan warna: Polar Night dan Dusk / HMD Global

Lantas apa nilai ekstra yang bisa Nokia 5.4 tawarkan kalau bukan spesifikasinya? Kalau menurut Karel Holub, General Manager HMD Global untuk region Indonesia, jawabannya adalah komitmen mereka untuk urusan software update. Jadi sampai setidaknya dua tahun dari sekarang, pengguna Nokia 5.4 dipastikan bakal menerima pembaruan perangkat lunak secara rutin.

Strategi ini sebenarnya sudah HMD jalankan sejak lama, termasuk juga untuk ponsel-ponsel mereka yang lain. Gagasan utama yang hendak diangkat adalah, dengan terus menerima versi Android terbaru — kalau dua tahun dari sekarang berarti semestinya termasuk Android 12 dan Android 13 — konsumen jadi tidak perlu berganti smartphone setiap tahun.

Bukan cuma itu, HMD juga menjanjikan security update secara rutin setiap bulan selama tiga tahun. Ditambah lagi dengan inisiatif HMD untuk menggunakan data center yang berlokasi di Finlandia — yang otomatis berada di bawah perlindungan General Data Protection Regulation (GDPR) di Eropa — pengguna jadi bisa merasa lebih terjamin soal keamanan datanya.

Dalam presentasinya, Karel cukup bangga menyebut Nokia sebagai satu-satunya brand di Indonesia yang berkomitmen untuk menyediakan peningkatan software dengan jangka waktu selama itu di rentang harga ini. Yang mungkin jadi pertanyaan adalah seberapa efektif proposisi semacam ini dalam menarik minat konsumen Indonesia, yang sebagian besar mungkin masih belum begitu melek soal privasi?

Nokia 5.4

HMD terkesan cukup antusias. Namun yang pasti menarik melihat mereka mencoba menawarkan nilai yang berbeda dari angle keamanan seperti ini, terlebih di saat pabrikan-pabrikan lain saling beradu spesifikasi dalam harga yang semurah mungkin. Buat yang tertarik meminang Nokia 5.4, HMD juga akan mengadakan program pre-order yang akan berlangsung mulai 26 Maret sampai 1 April mendatang.

Selama program pre-order berlangsung, Nokia 5.4 dihargai Rp3.099.000, dan 100 pembeli pertamanya berhak mendapatkan bonus Nokia Essential True Wireless Earphone E3100, paket data Indosat sebesar 60 GB, dan gratis berlangganan Amazon Prime Video selama satu bulan. Selain di gerai offline atau platform e-commerce, Nokia 5.4 kabarnya juga bakal bisa dipesan langsung melalui situs resmi Nokia.

Samsung Galaxy A52, A52 5G, dan A72 Resmi Diumumkan

Samsung telah mengumumkan smartphone kelas menengah Galaxy A series terbarunya, Galaxy A52 dan A72. Penerus Galaxy A51 dan A71 ini membawa perubahan desain dan sejumlah peningkatan, khusus untuk Galaxy A52, Samsung menyediakan versi 4G dan juga 5G.

“Samsung senantiasa berupaya untuk memberikan perangkat yang konsumen inginkan dan perlukan. Oleh karena itu kami memberikan visi melalui Galaxy A series untuk mendemokrasikan inovasi Galaxy untuk semua orang. Galaxy A52, A52 5G, dan A72 mengemban filosofi brand yang dimiliki oleh Galaxy: inovasi terkini, layanan serta fitur, dengan harga yang terjangkau,” ujar Dr. TM Roh, President and Head of Mobile Communications Business, Samsung Electronics.

Galaxy-A52-5
Samsung Galaxy A52

Mulai dari Galaxy A52, Samsung tetap mempertahan layar Super AMOLED berukuran 6,5 inci dengan resolusi 1080×2400 piksel dalam rasio 20:9. Dibanding Galaxy A51, A52 membawa peningkatan berupa refresh rate lebih tinggi 90Hz, mendukung kecerahan maksimum 800 nit, dan diproteksi Gorilla Glass 5.

Dari sisi penampilan, perubahan tampak di sisi belakang, terutama desain kamera belakangnya yang mirip seperti Galaxy Note 20 series dan punya bodi water-resistance dengan sertifikasi IP67. Untuk konfigurasi kameranya, terdapat kamera utama 64MP F1.8 OIS, 12MP F2.2 dengan lensa ultrawide 123 derajat, 5MP F2.4 untuk macro, dan 5MP F2.4 sebagai depth sensor.

Nah yang membedakan Galaxy A52 4G dan versi 5G ialah dapur pacurnya. Model 4G mengandalkan chipset Snapdragon 720G, sedangkan model 5G ditenagai chipset Snapdragon 750G dengan modem 5G terintegrasi Snapdragon X52.

Selain itu, Galaxy A52 5G memiliki layar dengan refresh rate 120Hz. Spesifikasi lainnya bisa dikatakan identik, smartphone Android 11 di atas One UI 3.1 membawa baterai 4.500 mAh yang didukung fast charging 25W.

Beralih ke Galaxy A72, perangkat ini mengemas desain yang sama seperti A52 tetap dengan layar sedikit lebih besar 6,7 inci FHD+. Menggunakan panel Super AMOLED dengan refresh rate 90Hz, tingkat kecerahan maksimum 800 nit, dan juga diproteksi Gorilla Glass 5.

Yang sedikit membingungkan ialah, dapur pacu Galaxy A72 sama seperti A52 yaitu mengandalkan chipset Snapdragon 720G. Padahal pendulunya Galaxy A71 sudah ditenagai chipset Snapdragon 730G.

Perubahan lain terjadi di sektor kamera, di mana Galaxy A72 kini dilengkapi kamera sekunder 8MP F2.4 OIS dengan lensa telephoto yang menyuguhkan kemampuan memperbesar gambar 3x optical zoom. Kamera utamanya 64MO F1.8 OIS, ditemani 12MP F2.2 dengan lensa ultra wide, dan satu lagi 5MP F2.4 dengan lensa macro. Kamera depan Galaxy A52, A52 5G, dan A72 sama-sama 32MP F2.2.

Proses fotografinya didukung Scene Optimizer yang memanfaatkan teknologi AI untuk menangkap gambar dengan pengaturan optimal untuk 30 kategori gambar berbeda seperti, makanan, pemandangan, hewan peliharaan, dan lainnya. Juga dapat secara instant mengubah momen-momen favorit dari video 4K ke foto 8MP menggunakan fitur 4K Video Snap.

Nantinya Galaxy A series terbaru ini akan tersedia dengan warna Awesome Violet, Awesome Blue, Awesome Black, dan Awesome White. Untuk harga di Indonesia belum terungkap, tetapi sebagai gambaran di Inggris Galaxy A52 dibanderol mulai €350 dan €430 untuk Galaxy A52 5G, sedangkan Galaxy A72 dibanderol mulai €450.

Sumber: GSMArena

[Review] Infinix Hot 10 Play, Smartphone Pemula Cocok untuk Belajar Online

Infinix Hot 10 Play adalah smartphone entry-level terbaru dari Infinix yang diperkenalkan pada bulan Januari 2021 lalu. Perangkat ini ditenagai oleh chipset MediaTek Helio G25 dan menjalankan Android 10 (Go Edition) di atas XOS versi 7.0.

DS Gadget sudah kedatangan smartphone yang dibanderol dengan harga Rp1.349.000 tersebut. Unit review Infinix Hot 10 Play yang saya ulik berwarna Obsidian Black dengan konfigurasi RAM 2GB dan penyimpanan internal 32GB.

Dengan spesifikasi tersebut, apakah ponsel pintar ini dapat diandalkan untuk memenuhi kebutuhan dasar ber-smartphone di tahun 2021? Berikut review Infinix Hot 10 Play selengkapnya.

Performa

Review-Infinix-Hot-10-Play-8

Mari lompat bahas aspek performa yang menjadi kekhawatiran utama ketika membeli smartphone entry-level. Salah satu faktor yang mempengaruhi performa ialah chipset dan kabar baiknya Infinix Hot 10 Play menggunakan model chipset yang cukup baru yaitu MediaTek Helio G25.

SoC ini diperkenalkan pada pertengahan tahun 2020 lalu, dalam pengumumannya MediaTek mengatakan bahwa Helio G25 dirancang untuk memberikan pengalaman gaming yang lebih baik di smartphone terjangkau. Lebih detail, Helio G25 sudah dibuat pada proses teknologi 12nm dan mengemas CPU octa-core meski semuanya masih menggunakan Cortex-A53, empat inti berjalan pada 2GHz dan sisanya 1,5GHz.

Berpadu dengan GPU PowerVR GE8320 650MHz, RAM 2GB, dan penyimpanan internal 32GB yang bisa diperluas lewat kartu microSD. Walaupun pas-pasan, tetapi kombinasi tersebut cukup baik di kelas di bawah 1,5 jutaan. Sebagai informasi, perangkat dengan konfigurasi yang mirip seperti Infinix Hot 10 Play adalah Xiaomi Redmi 9A.

Untuk sistem operasinya, Infinix Hot 10 Play menjalankan XOS 7.0 berbasis Android 10 (Go Edition) yang dirancang untuk smartphone pemula. Google juga sudah membuat versi ringan berlabel Go dari sejumlah aplikasi buatannya. Dengan ukuran file lebih kecil dan lebih hemat kuota internet meski beberapa fitur dipangkas, meliputi Google Go, Google Assistant Go, Gallery Go by Google Photos, Google Maps Go, dan Gmail Go.

Review-Infinix-Hot-10-Play-10

Sebagai smartphone entry-level, tentunya skenario penggunaan yang saya coba adalah menjalankan rangkaian aplikasi untuk tugas sehari-hari. Mulai dari aplikasi wajib seperti WhatsApp, Instagram, Netflix, dan Zoom untuk pertemuan virtual atau belajar online, serta aplikasi belanja dan transportasi online.

Secara mengejutkan Infinix Hot 10 Play dapat menjalankan sederet aplikasi tersebut dengan cukup baik. Namun jangan berharap akan responsivitas yang tinggi, hal yang wajar bila menemukan sedikit jeda dan proses loading yang agak lama. Berikut hasil benchmark dari Infinix Hot 10 Play:

Untuk gaming, bisa menjalankan Mobile Legends: Bang Bang dengan lancar rasanya sudah menyenangkan. Termasuk mendukung mode HD dan grafis pada level high. Chipset MediaTek Helio G25 sendiri memang mendukung teknologi gaming HyperEngine yang mengoptimalkan sumber daya CPU dan GPU saat bermain game.

Desain, Layar, dan Kamera

Sekarang beralih ke aspek desain, layar, dan kamera. Penampilan Infinix Hot 10 Play terlihat modern dengan layar besar mencapai 6,82 inci dan memiliki notch bergaya waterdrop untuk menempatkan kamera depan 8MP. Layar 6,82 inci tersebut menggunakan panel IPS yang ditopang resolusi HD+ (720×1640 piksel) dengan kerapatan 263 ppi dalam aspek rasio 20.5:9. Kualitas layarnya bagus, enak dilihat diberbagai sudut dan sudah dibekali fitur adaptive brightness, Eye Care, dan dark theme.

Meski membawa kapasitas baterai jumbo 6.000 mAh, namun ketebalannya masih cukup tipis di angka 8,9 mm dengan bobot 207 gram. Berkat rasio layar yang memanjang 20.5:9, perangkat ini tetap mudah dipegang dengan satu tangan. Dalam paket penjualannya sudah dilengkapi case mika plastik transparan.

Keunggulan baterai 6.000 mAh tersebut menawarkan waktu bermain game hingga 13,8 jam. Infinix turut membekali teknologi Power Marathon dengan dua mode power saving yaitu power boost dan ultra power saving. Sayangnya keunggulan tersebut disertai kekurangan, Infinix Hot 10 Play masih menggunakan port lawas microUSB 2.0 dan belum dilengkapi teknologi pengisian cepat.

Bagian belakang memiliki desain yang cukup menarik, balutan warna Obsidian Black terlihat seperti biru tua gelap bertabur partikel mutiara kecil yang berkilau saat dilihat pada sudut tertentu. Modul dual camera-nya dibingkai persegi panjang dan susunannya seolah memiliki empat kamera, dua bulatan ekstra terdiri dari flash dan satu lagi untuk label AI.

Kemampuan kameranya tidak begitu istimewa, kamera utamanya 13MP f/1.8 dan satu lagi tidak disebutkan resolusinya tetapi berfungsi sebagai depth sensor. Meski terbatas, ternyata hasil fotonya lumayan dan cukup untuk mengabadikan momen sehari-hari dan dibagikan ke media sosial. Saran saya, belajar komposisi, coba berbagai sudut pengambilan, dan bila perlu edit serta permanis dengan preset menggunakan aplikasi edit foto.  Selain itu, baik kamera depan dan belakangnya mendukung perekaman video sampai 1080p.

Tak jauh dari kamera, terdapat area sensor sidik jari konvensional yang dapat membuka kunci layar dengan cepat dan akurat. Selain itu, fitur face unlock-nya juga bekerja dengan cepat dan berfungsi dengan baik di dalam ruangan dengan kondisi cahaya dari lampu.

Verdict

Review-Infinix-Hot-10-Play-3

Gaung Infinix mungkin tidak selantang brand smartphone internasional yang menduduki peringkat lima besar di Indonesia, namun kualitas produk Infinix tentu tidak boleh diremehkan. Infinix Hot 10 Play misalnya berhasil membuktikan keandalannya sebagai smartphone entry-level.

Singkatnya smartphone pemula ini cocok untuk para murid belajar online dan terbukti bisa memainkan game MOBA Mobile Legends dengan lancar. Kekuatannya cukup untuk tugas sehari-hari, namun jangan menuntut performa yang responsif dan kamera yang apik.

Kompetitor terdekat Infinix Hot 10 Play ialah Xiaomi Redmi 9A yang berada di kisaran harga yang sama. Sebetulnya bila ingin menabung sedikit lebih lama, menambah beberapa ratus ribu bisa mendapatkan smartphone entry-level dengan chipset MediaTek Helio G35 seperti Realme C11 dan Xiaomi Redmi 9C yang membawa RAM 4GB.

Sparks

  • Harga sangat terjangkau Rp1.349.000
  • Desain menarik dengan warna Obsidian Black
  • Layar bagus, meski resolusinya sebatas HD+
  • Performa cukup baik berkat chipset MediaTek Helio G25

Slacks

  • Masih pakai port microUSB
  • Kamera sederhana

Xiaomi Luncurkan Mi 11 di Indonesia: Smartphone Android Snapdragon 888 Pertama

Xiaomi ternyata tidak melupakan konsumen yang berada di kelas premium. Janji sang Country Director, Alvin Tse untuk membawa perangkat flagship tidak berhenti di Xiaomi Mi 10. Kali ini, Xiaomi meluncurkan perangkat barunya di akhir kuartal pertama tahun 2021. Perangkat tersebut adalah Xiaomi Mi 11.

Xiaomi Mi 11 merupakan smartphone Android pertama yang memakai SoC Snapdragon 888 dari Qualcomm. Selain pertama kali di Indonesia, Xiaomi juga mengklaim mereka yang pertama pula di dunia. “Mi 11 menjadi flagship pertama di Indonesia yang menggunakan Snapdragon 888 memiliki performa terbaik di pasaran berkat chipset terbaru, kamera 108MP, hiburan terbaik dari layar dan dual speaker, serta pengisian daya tercepat 55W. Mi 11 akan menjadi flagship terbaik tahun 2021,” kata Country Director Xiaomi Indonesia Alvin Tse.

Mi 11 launch - launch

Xiaomi juga kembali membawa kamera dengan resolusi 108 MP yang sama dengan Mi 10 dan Mi 10T Pro, yaitu dengan sensor ISOCELL Bright HMX. Layar depannya sudah dilindungi dengan Gorilla Glass Victus dan bagian belakangnya dengan Gorilla Glass 5. Xiaomi juga pertama kali membawa perangkat dengan resolusi 2K ke Indonesia dengan Mi 11.

Spesifikasi untuk Mi 11 bisa dilihat pada tabel berikut ini

Xiaomi Mi 11
SoC Snapdragon 888
CPU 1 x 2.84 GHz Cortex X1 + 3 x 2.42 GHz Cortex A78 + 4 x 1.80 GHz Cortex A55
GPU Adreno 660
RAM 8 GB
Internal 256 GB UFS 3.1
Layar AMOLED 6.5″ 3200 x 1440 120 Hz
Kamera 108MP/27 MP Utama, 13 MP Ultrawide, 5 MP Telephoto, 20 MP Selfie
Kapasitas Baterai 4600 mAh diisi dengan 55 watt via kabel atau 50 watt nirkabel
OS Android 11 dengan MIUI 12

Selain smartphone, Xiaomi juga menghadirkan tiga buah AIoT lainnya. Ketiganya adalah Mi Robot Vacuum-Mop Essential, Mi Vacuum Cleaner Light, dan Mi Vacuum Cleaner Mini. Mi Robot Vacuum-Mop Essential menawarkan cara yang efisien dan mudah untuk membersihkan lantai yang mampu menyapu sekaligus mengepel lantai untuk ruangan yang berukuran hingga 90 meter persegi dan dapat dikendalikan hanya melalui layar smartphone.

Mi 11 launch - AIoT

Mi Vacuum Cleaner Light memiliki daya sedot yang cukup tinggi dan portabilitas dalam membersihkan rumah. Bobotnya dijanjikan lebih ringan dari tiga botol air dan bisa dioperasikan hingga 45 menit dalam sekali pengisian daya. Terakhir, Mi Vacuum Cleaner Mini merupakan penyedot debu yang memiliki ukuran ringkas dan bisa digunakan untuk membersihkan lipatan pada sofa atau jok mobil.

Xiaomi menjual Mi 11 8/256 GB dengan harga Rp. 9.999.000. Untuk Mi Robot Vacuum-Mop Essential dijual pada harga Rp. 2.299.000, Mi Vacuum Cleaner Light di harga Rp. 1.499.000, dan Mi Vacuum Cleaner Mini dengan harga Rp. 649.000. Semuanya dijual pada tanggal 23 Maret 2021 dari jam 00.00 secara flash sale.

Mi 11 launch - Mi11

Panas?

Sayang memang, saya belum memegang perangkat Mi 11 untuk diuji. Namun dari beberapa berita yang saya baca, Mi 11 menghasilkan panas yang cukup mengganggu. Hal ini pun saya tanyakan kepada Alvin pada saat sesi tanya jawab untuk mengetahui tanggapan dari Xiaomi sendiri.

Alvin mengatakan bahwa dari perspektif mereka, Snapdragon 888 adalah SoC yang paling kencang dengan arsitektur yang paling canggih. Penggunaan SoC ini juga baru dimulai dan akan ada waktu untuk melakukan optimalisasi. Alvin berharap bahwa Snapdragon 888 akan lebih bertenaga dan seimbang pada kinerja dan efisiensi daya yang lebih baik.

Selain itu, saat kita menginginkan kinerja terbaik dan mengimbanginya dengan panas yang dihasilkan pada tingkat tertentu, akan sangat penting pada sebuah smartphone untuk dipasang sebuah batasan. Saat batasan tersebut dilewati maka untuk menurunkan panasnya, CPU akan diturunkan sedikit tanpa mengganggu pengalaman menggunakanannya. Hal ini sangat wajar bagi perangkat yang menggunakan cip terkencang pada semua merek.

Pada saat menggunakan perangkat yang memakai cip terkencang, cuaca juga berpengaruh. Di area Asia Tenggara, suhu bisa mencapai 40 derajat celcius dan hal tersebut bisa membuat pengalaman menggunakan perangkat menjadi kurang nyaman. Hal tersebutlah yang membuat batasan tersebut penting agar perangkat masih nyaman digunakan.

Mi 11 launch - Alvin

Alvin juga mengatakan bahwa karena Xiaomi Indonesia merupakan yang pertama meluncurkan smartphone dengan Snapdragon 888, mereka memiliki banyak waktu untuk melakukan penyesuaian. Hal tersebut dilakukan dengan mengambil feedback dari para pengguna serta bekerja sama dengan Qualcomm. Hal ini untuk mengoptimalkan penggunaan Xiaomi Mi 11 yang memakai Snapdragon 888.

IP Rating: Kapan punya fitur tahan air?

Mi 11 merupakan sebuah smartphone flagship dari Xiaomi yang akan melawan perangkat premium dari merek lainnya. Namun yang saat ini belum terlihat dari Xiaomi adalah kemampuannya untuk bisa dibawa ke dalam air. Hal tersebut membutuhkan standarisai dengan IP Rating.

Alvin mengatakan bahwa untuk bisa melakukan hal tersebut, Xiaomi perlu mengubah struktur internal dari sebuah smartphone. Karena untuk bisa tahan air, mereka harus yakin bahwa tidak ada satu lubang pun yang bisa kemasukan air. Hal tersebut berarti spesifikasi CPU, RAM, dan lain sebagainya akan diubah. Nah, pilihannya apakah ingin memiliki perangkat dengan kinerja tinggi yang memiliki dimensi ramping atau tahan air.

Pada perangkat yang memiliki dimensi yang lebih tebal, mungkin saja bisa memiliki IP Rating untuk tahan air. Untuk menutup agar air tidak masuk ke dalam smartphone, serta mengatur board dan peripheral lainnya tentu saja akan menaikkan biaya produksinya. Oleh karena itu, Alvin mengatakan bahwa Xiaomi membuatnya lebih seimbang pada Mi 11 dan kali ini belum memiliki fitur tahan air.

Kelangkaan chip dari Qualcomm, apa efeknya ke Xiaomi?

Tahun 2021 memang merupakan tahun yang cukup sulit bagi para produsen chip. Hal tersebut dikarenakan saat ini sedang terjadi kelangkaan bahan baku chip sehingga akan berpengaruh pada tingkat produksi sebuah smartphone. Hal ini juga termasuk dari Qualcomm sebagai produsen chip Snapdragon. Apa dampaknya secara langsung ke Xiaomi?

Alvin menjawab bahwa kelangkaan chip terjadi karena memang banyak industri baru yang membutuhkannya seperti mobil listrik. Oleh karena itu, butuh waktu bagi para produsen cip untuk bisa memenuhi permintaan dari pasar. Xiaomi, menurut Alvin, akan berusaha sebaik mungkin untuk bisa membawa produk yang tepat dengan volume yang pas ke Indonesia.

Xiaomi saat ini sudah menjadi produsen smartphone peringkat ke 3 di dunia. Hal ini membuat Xiaomi memiliki pengaruh lebih pada pasokan chipset tersebut mengingat jumlah produksi dan pengapalannya. Semoga hal tersebut tidak akan mengganggu pasokan produk dari Xiaomi kepada para konsumennya.

Vivo Resmikan iQOO Neo5, Unggulkan Layar OLED 120 Hz dan Chipset Snapdragon 870

Vivo baru saja memperkenalkan iQOO Neo5 secara resmi. Smartphone gaming ini adalah penerus iQOO Neo3 yang dirilis tahun lalu. Kenapa tidak ada iQOO Neo4? Kemungkinan besar terkait kepercayaan seputar angka 4 yang bermakna negatif, sama kasusnya seperti ROG Phone 5 yang juga dirilis belum lama ini.

Dibanding pendahulunya, iQOO Neo5 membawa sejumlah upgrade yang signifikan. Yang paling utama adalah layarnya, yang tadinya masih menggunakan panel IPS LCD, dan kini telah diganti menjadi panel OLED pada iQOO Neo5. Panel OLED tersebut memiliki ukuran 6,62 inci, dengan resolusi 1080p+ dan refresh rate maksimum 120 Hz.

Menariknya, refresh rate-nya ini justru menurun jika dibandingkan dengan sebelumnya (144 Hz). Namun saya pribadi lebih memilih OLED 120 Hz daripada IPS LCD 144 Hz, apalagi mengingat tingkat kecerahan layarnya bisa sampai seterang 1.300 nit. Lebih lanjut, Vivo juga telah membekali iQOO Neo5 dengan touch sampling rate yang terbilang fenomenal, yakni 1.000 Hz.

Terkait performanya, iQOO Neo5 datang mengusung chipset Snapdragon 870, bukan Snapdragon 888 yang lebih kencang (sekaligus lebih panas) seperti yang ada pada iQOO 7. Prosesor tersebut ditandemkan dengan pilihan RAM 8 atau 12 GB, tidak ketinggalan pula storage internal UFS 3.1 sebesar 128 atau 256 GB.

Dibandingkan pendahulunya, iQOO Neo5 punya sistem pendingin yang lebih efektif, dengan ukuran pelat penyalur panas dua kali lipat lebih luas. Suplai baterainya sendiri berasal dari modul sebesar 4.400 mAh yang mendukung fast charging dengan output maksimum sebesar 66 W.

Untuk kameranya, iQOO Neo5 mengandalkan trio kamera belakang yang terdiri dari kamera utama 48 megapixel f/1.79 (Sony IMX598), kamera ultra-wide 13 megapixel f/2.2, dan kamera monokrom 2 megapixel. Kamera depannya menggunakan sensor 16 megapixel dan lensa f/2.0. Tidak ada yang benar-benar wah di atas kertas, tapi sudah sewajarnya untuk ukuran smartphone gaming.

Yang istimewa, semua itu ditawarkan dalam harga yang lebih murah lagi ketimbang iQOO Neo3, yang sendirinya sudah termasuk sangat terjangkau untuk ukuran smartphone yang mengemas chipset flagship. Di Tiongkok, iQOO Neo5 akan dipasarkan dengan harga mulai 2.499 yuan (± Rp5,5 jutaan).

Sumber: GSM Arena dan GizmoChina.

OPPO Ungkap Desain dan Layar Reno5 F, Tampil Beda dari Reno5 Series

Dalam waktu dekat, OPPO akan meluncurkan perangkat ketiga dari Reno5 series di Indonesia yaitu Reno5 F yang memiliki posisi yang sangat berbeda dari saudaranya. Mulai dari tagline baru ‘Picture Life in Speed‘, di mana OPPO berupaya menawarkan perangkat dengan keunggulan kecepatan pada level harga yang sangat sesuai.

Lewat acara OPPO Reno5 F: 1st Appearance pada 16 Maret 2021, OPPO untuk pertama kalinya mengungkap penampilan Reno5 F ke publik. Serta, membahas teknologi pada desain dan layar yang diusungnya. Rencananya OPPO akan merilis Reno5 pada 24 Maret mendatang.

OPPO-Reno5-F-14

Perangkat Reno5 F ditujukan untuk pasar anak muda dengan rentang usia 18–25 tahun, mahasiswa atau orang pertama kali bekerja yang memasuki tahapan lain dalam kehidupan mereka,” ujar Aryo Meidianto, PR Manager Oppo Indonesia.

Desain

OPPO-Reno5-F-16

Reno5 F mengunggulkan bodi tipis dengan ketebalan di angka 7,8mm dan berat 172 gram. Bila dibandingkan dengan pendahulunya, Reno4 F memang lebih tipis dan ringan, masing-masing di angka 7,48mm dan 164 gram. Namun Reno5 F membawa perbaikan dan teknologi baru seperti multi-cooling system.

Terkait multi-cooling system, penutup baterai Reno5 F dibuat setebal 0,55mm, sedangkan bagian layar dilengkapi pelat grafit 0,1mm tipis yang membantu membuang panas. Reno5 F juga melakukan optimasi ukuran motherboard dan memperkuat komponen struktural di dalamnya.

Selain itu, paduan aluminium yang digunakan memiliki konduktivitas termal tinggi sehingga meningkatkan efisiensi pembuangan panas sebesar 30% dan banyak lagi. Singkatnya, aspek gaming bakal menjadi fitur yang disorot pada Reno5 F.

OPPO-Reno5-F-15

Lanjut ke bagian belakang, Reno5 F menggunakan Flowing Light Design yang menonjolkan sudut lengkung dalam balutan warna Fluid Black dan Fantastic Purple. Perangkat ini menampilkan tekstur matte dalam penampang material glossy dan dibuat dari panel komposit yang mana bahannya memiliki transparansi tinggi sebanding dengan kaca tetapi lebih tahan terhadap pecah dan retak.

Untuk warna Fluid Black sendiri menampilkan gradasi halus dari warna hitam gelap ke warna hitam yang lebih terang yang mengkilap menimbulkan kilau perak. Sementara pada Fantastic Purple, OPPO untuk pertama kalinya menggunakan proses Liquid Crystal Coating dan menampilkan gradasi warna ungu ke hijau.

Layar

OPPO-Reno5-F-17

Balik ke depan, Reno5 F mengemas single punch-hole AMOLED display berukuran 6,43 inci FHD+ dalam aspek rasio 20:9 dan memiliki rasio layar-ke-bodi 90,8%. Yang istimewa, Reno5 F menawarkan All-day AI Eye Comfort dengan kombinasi fitur Sunlight Screen dan Moonlight Screen.

Teknologi Sunlight Screen akan meningkatkan visibilitas layar sehingga pengguna dapat melihat layar mereka dengan jelas di siang hari bahkan saat di bawah terik matahari. Sementara pada malam hari, Moonlight Screen secara otomatis meredupkan layar dengan mengatur kecerahan terendah pada 2 nit, dengan tingkat kecerahan dan temperatur warna yang lebih rendah, layar terasa lebih lembut di mata.

Selain itu, fitur AI Backlight akan secara otomatis menyesuaikan pengaturan lampu latar sepanjang hari dengan mempelajari pola dan kebiasaan pengguna dalam menyesuaikan kecerahan secara manual dalam kondisi pencahayaan yang berbeda. Tak lupa, Reno5 F juga dipastikan dilengkapi fitur In-Display Fingerprint 3.0 untuk membuka kunci layar dengan praktis.