Samsung Beri Dukungan Pembaruan Keamanan Android Selama 4 Tahun

Belum lama ini, Samsung mengumumkan akan menggulirkan pembaruan OS versi terbaru One UI 3.1 yang berbasis Android 11 ke pengguna smartphone flagship dan beberapa model kelas menengah tahun lalu. One UI 3.1 ini memulai debutnya pada seri Galaxy S21 dan pembaruan tersebut membawa rangkaian fitur baru.

Sebelumnya Samsung sempat menjanjikan bahwa smartphone flagship-nya akan mendapatkan tiga generasi pembaruan OS Android sejak perangkat tersebut dirilis. Sementara, nasib smartphone kelas menengah ke bawah tidak jelas, biasanya bisa mendapatkan satu pembaruan OS Android saja sudah cukup bagus.

Kali ini, Samsung mengumumkan kebijakan baru terkait pembaruan keamanan Android. Sebelumnya smartphone dan tablet Samsung akan mendapatkan pembaruan keamanan bulanan atau per kuartal selama setidaknya dua tahun, namun mulai sekarang perangkat yang dirilis mulai tahun 2019 dan seterusnya akan menerima pembaruan keamanan Android selama empat tahun.

Ya, ini kabar yang bagus bagi pengguna smartphone Samsung. Meski perlu dicatat, bahwa pembaruan keamanan ini berbeda dengan pembaruan utama OS Android. Walaupun tidak menawarkan fitur baru, tetapi tetap cukup penting daripada tidak menerima sama sekali.

Sayangnya Samsung tidak menjelaskan frekuensi pembaruan yang diberikan, namun biasanya untuk smartphone flagship terbaru akan mendapatkan setiap bulan sampai periode waktu tertentu. Sedangkan, untuk smartphone kelas menengah dan ke bawah akan mendapatkan tiga bulan sekali atau lebih untuk perangkat model lama.

Tercatat ada 130 lebih model yang menerima pembaruan keamanan Android empat tahun, daftarnya sebagai berikut:

  • Smartphone lipat: Fold, Fold 5G, Z Fold2, Z Fold2 5G, Z Flip, Z Flip 5G
  • Seri Galaxy S: S10, S10+, S10e, S10 5G, S10 Lite, S20, S20 5G, S20+, S20+ 5G, S20 Ultra, S20 Ultra 5G, S20 FE, S20 FE 5G, S21 5G, S21+ 5G, S21 Ultra 5G
  • Seri Galaxy Note: Note10, Note10 5G, Note10+, Note10+ 5G, Note10 Lite, Note20, Note20 5G, Note20 Ultra, Note20 Ultra 5G
  • Seri Galaxy A: Galaxy A series: A10, A10e, A10s, A20, A20s, A30, A30s, A40, A50, A50s, A60, A70, A70s, A80, A90 5G, A11, A21, A21s, A31, A41, A51, A51 5G, A71, A71 5G, A02s, A12, A32 5G, A42 5G
  • Seri Galaxy M: M10s, M20, M30, M30s, M40, M11, M12, M21, M31, M31s, M51
  • Seri Galaxy XCover: XCover4s, XCover FieldPro, XCover Pro
  • Tablet Galaxy Tab: Tab Active Pro, Tab Active3, Tab A 8 (2019), Tab A with S Pen, Tab A 8.4 (2020), Tab A7, Tab S5e, Tab S6, Tab S6 5G, Tab S6 Lite, Tab S7, Tab S7+

Sumber: GSMArena

Huawei Umumkan Smartphone Foldable Mate X2, Bawa Layar Sekunder dan Lensa Periscope

Pada bulan Februari 2019, Huawei memperkenalkan smartphone foldable Mate X dan Mate Xs setahun kemudian. Untuk tahun 2021, Huawei baru saja meluncurkan Mate X2 yang hadir dengan desain berbeda.

Bila Mate X dan Mate Xs mengemas satu layar foldable OLED 8 inci di bagian dalam, Mate X2 memiliki dua layar di dalam dan di luar. Pendekatannya mirip seperti smartphone foldable Samsung seri Galaxy Fold.

Layar utama Mate X2 tetap berukuran 8 inci dengan panel OLED dan resolusi yang sama 2200×2480 piksel yang dilipat secara vertikal, bedanya refresh rate yang digunakan meningkat menjadi 90Hz dan mendukung color space DCI-P3. Huawei menjelaskan, layar utamanya ini menggunakan ‘magnetically-controlled nano optical layer‘ yang pertama digunakan di industri dan dapat meminimalkan pantulan cahaya atau silau dengan reflektifitas di bawah 1,5%.

Sementara, layar sekundernya juga pakai panel OLED 90Hz, berukuran 6,45 inci dengan resolusi 2700×1160 piksel dalam rasio 21:9. Huawei merancang agar engselnya memungkinkan smartphone ini dapat terlipat dengan mulus tanpa celah. Engsel Mate X2 ini terbuat dari liquid metal berbasis Zirconium dan carbon fiber untuk mengurangi berat perangkat.

Huawei-Mate-X2-2

Selain membawa perubahan desain dan layar, aspek kamera dan performa juga meningkatkan signifikan. Tersemat empat unit kamera belakang dengan label optik Leica, kamera utama sama seperti yang terdapat pada Mate 40 dan P40 series, yakni 50mm 1.22µm f/1.9 dengan sensor besar 1/1.28″.

Ditemani kamera 12MP dengan lensa telephoto 70mm f/2.4 yang memberikan kemampuan 3x optical zoom. Lalu, kamera 8MP dengan lensa telephoto periscope 240mm f/4.4 dengan kemampuan 10x optical zoom. Satu lagi, kamera 16MP dengan lensa ultrawide 17mm f/2.2. Sedangkan, kamera depannya 16MP f/2.2.

Untuk performa, Huawei Mate X2 ditenagai chipset Kirin 9000 5G yang dibuat pada teknologi proses 5nm. Terdiri dari CPU octa-core meliputi 1x Cortex-A77 3.13 GHz, 3x Cortex-A77 2.54 GHz, dan 4x Cortex-A55 2.05 GHz, serta GPU Mali-G78 MP24. Didukung RAM 8GB dengan penyimpanan internal 256GB atau 512GB.

Smartphone ini masih menjalankan EMUI 11 berbasis Android 10 dan tanpa Google Mobile Service (GMS). Namun Huawei berjanji, Mate X2 akan menjadi salah satu smartphone pertama yang akan diperbarui ke sistem operasi terbaru Huawei yakni HarmonyOS yang rencananya keluar pada bulan April.

Saat ini, Huawei Mate X2 tersedia di Tiongkok dengan harga CNY 17.999 atau sekitar Rp39,3 jutaan untuk versi 256GB. Serta, CNY 18.999 atau Rp41,5 jutaan untuk versi 512GB, warna yang tersedia meliputi blue, pink, black, dan white.

Sumber: GSMArena

OPPO Hadirkan Layanan Baru Bagi Para Pengguna Seri Reno5

OPPO Indonesia mengawali tahun 2021 ini dengan semangat yang positif. Dua ponsel terbaru mereka yang dirilis belum lama ini, Reno5 dan Reno5 5G, mendapatkan sambutan baik dari konsumen tanah air. Utamanya Reno5, yang berhasil mencetak rekor penjualan terlaris dari semua seri Reno yang pernah dirilis di Indonesia.

Sebagai ungkapan terima kasih atas respon baik konsumen, OPPO pun mencoba meningkatkan kualitas layanan purna jual mereka dengan mengumumkan layanan Service Day. Layanan ini hadir dengan berbagai promo dan program menarik yang khusus dipersiapkan untuk pengguna seri Reno5.

“Tanggapan baik konsumen kepada perangkat seri Reno5 di Indonesia membuat kami berupaya untuk memberikan rasa terima kasih melalui program Service Day. Pengguna seri Reno5 dapat memanfaatkan diskon khusus untuk spare part dan aksesori yang dapat diperoleh tanggal 10 tiap bulannya. Program ini berlangsung pada OPPO Service Center di seluruh wilayah Indonesia,” ucap Aryo Meidianto, PR Manager OPPO Indonesia.

Dalam kamus OPPO, layanan rupanya bukan sekadar tentang perbaikan, tapi juga menyangkut nilai ekstra macam kenyamanan yang konsumen dapat ketika menggunakan produknya. Maka dari itu, pada OPPO Service Day, konsumen tak hanya dapat menikmati diskon biaya perbaikan saja, melainkan juga layanan yang bakal memanjakan mereka saat tiba di OPPO Service Center.

Di samping itu, semua pengguna perangkat Reno5 dapat menikmati layanan gratis pembersihan perangkat dan peningkatan versi software pada Service Day demi menikmati kinerja ponsel yang semakin optimal lagi.

OPPO Service Day

OPPO Service Day ini berlangsung pada tanggal 10 setiap bulannya di seluruh OPPO Service Center di wilayah Indonesia, termasuk yang baru saja diresmikan belum lama ini di Plaza Indonesia, Jakarta Pusat. Manfaat yang bisa dinikmati oleh konsumen Reno5 mencakup diskon 10% untuk penggantian perangkat keras, serta diskon untuk berbagai aksesori (adaptor, kabel data, earphone, hingga OPPO Watch) yang tersedia di Service Center.

Selain memberikan potongan harga, OPPO Juga menyiapkan sejumlah kejutan mulai dari pelayanan maupun hadiah langsung yang bisa didapatkan oleh konsumen. OPPO Service Day rupanya sudah dilaksanakan di lebih dari 20 negara dan 300 service center OPPO di seluruh dunia. Saat ini, terhitung sudah lebih dari 10.000 pengguna yang menikmati keuntungan dari program ini.

Dalam pelaksanaannya, tentu saja OPPO sudah memperhatikan aspek-aspek krusial, seperti misalnya protokol kesehatan yang akan terus dijalankan di semua OPPO Service Center, mulai dari selalu mengenakan masker, memeriksa suhu tubuh, membersihkan ruangan setiap hari dengan disinfektan, mengatur jarak duduk, dan menyediakan hand sanitizer untuk pelanggan.

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial yang didukung oleh OPPO.

Cerita Dua Kreator Profesional Mengenai Pengalamannya Syuting Iklan Menggunakan Samsung Galaxy S21 Series

Hampir semua ulasan yang saya baca dan tonton mengenai Samsung Galaxy S21 Series 5G di internet menunjukkan sentimen yang positif, terutama terhadap kemampuan kameranya. Yang mungkin jadi pertanyaan adalah, bagaimana jika yang dimintai pendapat adalah mereka yang memang bekerja secara profesional di bidang fotografi maupun videografi?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, Samsung Indonesia pun menggelar workshop online bertajuk “Make Storytelling Epic” pada tanggal 19 Februari kemarin. Dua narasumber sekaligus mereka hadirkan, yakni Muhammad Fenno yang sehari-harinya bekerja sebagai seorang Digital Creator, dan Taba Sanchabachtiar yang sudah malang-melintang sebagai Creative Director.

Kedua narasumber membagikan pengalamannya membuat video menggunakan Galaxy S21 Series 5G. Dari tangan Muhammad Fenno, lahirlah dua video bertajuk “Epic Couple Ride” dan “Epic Duel” berikut ini.


Seperti yang bisa kita lihat, kedua video menampilkan adegan bersepeda, dan Fenno rupanya ditantang untuk mengambil semuanya dalam keadaan bergerak, tanpa mengandalkan bantuan perlengkapan lighting tambahan. Hasilnya bisa dibilang cukup mencengangkan, sekaligus berhasil menunjukkan kapabilitas kamera milik Galaxy S21 Series 5G di kondisi low-light.

Pada video yang pertama misalnya, kita dapat melihat adegan yang menunjukkan para pesepeda mengutak-atik smartwatch-nya, dan di situ ternyata tidak ada efek backlight yang biasanya muncul ketika mengambil gambar benda bercahaya dalam kondisi gelap. Kita juga bisa melihat bagaimana fitur Director’s View bekerja, memungkinkan pergantian antara satu lensa ke yang lain secara seamless selagi perekaman terus berlangsung.

“Ini pertama kalinya saya menggunakan smartphone untuk pengambilan video bersepeda. Saya kagum terutama dengan fitur-fitur seperti Director’s View dan Pro Video Mode yang sangat praktis namun tetap memberikan saya kebebasan untuk berekspresi tanpa perlu repot-repot mengganti lensa pada kamera seperti yang biasa saya lakukan ketika mengambil gambar menggunakan kamera DSLR. Fitur-fitur yang ditampilkan oleh Samsung Galaxy S21 Ultra 5G ini memang bukan fitur main-main yang gimmicky, karena memang terasa sekali fungsinya, bahkan bagi seorang Digital Creator seperti saya sekalipun,” ujar Muhammad Fenno.

Juga menarik adalah kesan Fenno terhadap ketahanan baterai S21 Ultra 5G. Untuk video Epic Couple Ride tadi, smartphone sudah dipakai syuting sejak sekitar jam 5 pagi, dan baru selesai mendekati jam 9 pagi. Selama pengambilan gambar, tiga lensa kameranya juga menyala terus menggunakan fitur Director’s View tadi. Namun ternyata saat semuanya sudah selesai, indikator baterainya masih menunjukkan angka 40%.

Beralih ke Taba Sanchabachtiar, beliau ditugaskan untuk menangkap momen yang terjadi di backstage selama acara launching Galaxy S21 Series 5G berlangsung. Berikut video yang dihasilkan oleh timnya.

Di video tersebut, lagi-lagi kita bisa melihat kemampuan kamera S21 Series di kondisi low-light, spesifiknya di suasana balik panggung dengan lorong-lorong yang sempit dan sumber pencahayaan yang minim. Dalam kondisi yang sangat challenging seperti itu, kamera S21 Series pun tetap dapat mempertahankan kinerja autofocus-nya dengan baik.

“Bagi saya, fitur Director’s View merupakan salah satu fitur yang patut diacungi jempol. Dengan mengaktifkan semua kamera, sehingga pengguna dapat mengganti lensa yang diinginkan secara seamless pada saat merekam. Bagi Creative Director seperti saya, hal ini sangat memudahkan untuk menyampaikan story dengan perubahan berbagai angle, bikin story tambah epic dan juga sangat memudahkan tanpa harus repot-repot mengganti lensa. Fitur ini tidak hanya menunjukkan Samsung memiliki performa kamera yang mumpuni, tetapi juga prosesor yang powerful,” ucap Taba.

Taba juga sempat bercerita mengenai kepraktisan fitur Single Take untuk pengguna yang tergolong awam. Beliau mencontohkan Pevita Pearce, yang sempat mengaktifkan fitur tersebut untuk mengabadikan aksi para dancer di panggung. Jadi supaya tidak ada satu pun momen yang terlewatkan, Pevita hanya perlu mengarahkan kamera selama beberapa detik, dan perangkat yang akan bekerja sendiri mengambil foto maupun video dengan berbagai efek yang relevan.

Kedua narasumber sejatinya ingin membuktikan bahwa untuk kebutuhan profesional pun kamera S21 Series 5G sudah bisa diandalkan dengan baik. Yang mereka lakukan pada dasarnya tidak lain dari syuting iklan, dan itu merupakan pencapaian yang cukup mengesankan untuk sebuah smartphone.

5G dan Implikasinya Terhadap Fitur-Fitur Gadget

Hari demi hari, kita semakin sering mendengar kata 5G disebut. Teknologi jaringan seluler generasi kelima ini memang masih belum bisa dibilang mainstream, tapi cepat atau lambat hal itu pasti akan terjadi, sama halnya seperti ketika 4G mengambil alih status mainstream dari 3G.

Di titik ini, sebagian besar dari kita mungkin sudah paham betul mengenai kelebihan yang ditawarkan 5G, tapi tidak ada salahnya kita mengingat kembali. Satu keunggulan utamanya tentu adalah soal kecepatan. Dalam skenario yang paling ideal menggunakan spektrum mmWave (millimeter wave), 5G tercatat bisa mencapai kecepatan download setinggi 1,8 Gbps, dan ini rupanya masih jauh dari kapabilitasnya secara teoretis.

Namun seperti yang saya bilang, kita semua mungkin sudah tahu soal itu. Yang lebih menarik untuk dibahas adalah bagaimana implikasi 5G dapat berujung pada lahirnya fitur-fitur baru yang spesifik pada beragam gadget yang kita gunakan sehari-harinya.

Kalau kita ingat-ingat, dulu sebelum ada jaringan 3G, ponsel hanya kita gunakan untuk sebatas mengirim SMS atau MMS. Barulah ketika 3G sudah mainstream, aplikasi chatting macam BBM atau WhatsApp mulai bertambah populer. Kemudian pada saat 4G sudah tersedia, giliran fitur video call yang jadi pilihan khalayak. Ini membuktikan bahwa setiap generasi akan menghadirkan fitur-fitur anyar yang bermanfaat, dan 5G tentu tidak akan luput dari itu.

Guna mengeksplorasi topik ini lebih jauh, saya pun memutuskan untuk berkonsultasi dengan dua sosok yang sudah mengikuti perkembangan industri telekomunikasi sejak lama, khususnya di Indonesia. Mereka adalah Shannedy Ong, Country Director Qualcomm Indonesia, dan Lucky Sebastian, seorang pakar yang sudah tidak asing lagi di kalangan komunitas pencinta gadget.

Dari penerus VoLTE sampai hilangnya expansion slot smartphone

Layanan cloud gaming seperti Microsoft xCloud bakal sangat terbantu oleh adanya 5G / Microsoft
Layanan cloud gaming seperti Microsoft xCloud bakal sangat terbantu oleh adanya 5G / Microsoft

Kita mulai dari yang paling sederhana dulu, yakni fitur panggilan telepon (audio). Di saat 5G sudah menjadi mainstream, panggilan telepon kemungkinan besar akan dialihkan ke jaringan 5G sepenuhnya, meneruskan standar VoLTE (Voice over LTE). Untuk panggilan video, hampir bisa dipastikan 5G bakal meningkatkan kualitasnya secara cukup signifikan. Kita tidak perlu terkejut seandainya video call dalam resolusi 4K bakal menjadi standar ke depannya.

Lanjut ke aspek lain, yaitu gaming, Lucky berpendapat bahwa 5G bakal menjadikan layanan cloud gaming seperti Google Stadia atau Microsoft xCloud kian populer lagi. Pasalnya, seperti yang kita tahu, layanan-layanan semacam ini benar-benar bergantung pada sepenuhnya kecepatan dan kestabilan koneksi internet, dan dua hal tersebut memang merupakan keunggulan utama yang ditawarkan oleh 5G.

Ketika gaming sudah bisa disalurkan melalui cloud, itu berarti smartphone tidak lagi memerlukan chipset yang luar biasa kencang, sebab semua pemrosesannya berjalan di server. Namun itu bukan berarti spesifikasi smartphone 5G ke depannya bakal lebih jelek daripada yang ada sekarang.

Justru sebaliknya, spesifikasi smartphone 5G kelas low-end nantinya malah bisa setara dengan ponsel kelas mid-end sekarang. Tren ini sudah mulai dibuktikan dengan munculnya chipset Qualcomm Snapdragon 480, yang kalau menurut Lucky arsitekturnya sudah bisa disetarakan dengan chipset Snapdragon seri 6 atau 7.

Kalau gaming bisa dialihkan ke cloud, bagaimana dengan produktivitas? Saya membayangkan kehadiran 5G nantinya bisa membantu memopulerkan layanan cloud video editing. Jadi bukan sekadar menyimpan videonya ke cloud saja, tapi juga langsung menyuntingnya secara online menggunakan perangkat apapun yang memiliki browser.

Proses rendering bisa dipercepat berkali-kali lipat karena mengandalkan keperkasaan komputer server, bukan perangkat yang kita gunakan, dan hasilnya bisa langsung diunduh dalam hitungan detik berkat 5G. Dalam skenario seperti ini, seorang video editor profesional pada dasarnya dapat bekerja di mana saja dan kapan saja, tidak perlu harus membawa-bawa laptop seharga puluhan jutanya ke mana-mana.

Satu hal menarik diungkapkan oleh Shannedy. Ia membayangkan bagaimana nantinya kombinasi 5G dan AI (artificial intelligence) dapat mewujudkan skenario video atau voice call dengan lawan bicara yang berbeda bahasa. Jadi kita hanya perlu berbicara menggunakan bahasa ibu masing-masing, dan smartphone kita akan menerjemahkannya secara instan, bukan lagi sebatas menampilkan caption terjemahan secara real-time.

Bisa dibayangkan betapa bergunanya fitur terjemahan instan ini untuk bidang-bidang seperti pendidikan atau kesehatan. Seandainya saya tertarik mengikuti kelas online mengenai winemaking, saya bisa langsung berguru pada para ahlinya di Itali, dan interaksi kami tidak akan terganggu sama sekali berkat fitur terjemahan instan semacam ini.

Standalone VR headset macam Oculus Quest 2 bakal 'naik kelas' dengan bantuan 5G / Oculus
Standalone VR headset macam Oculus Quest 2 bakal ‘naik kelas’ dengan bantuan 5G / Oculus

Kedua narasumber juga sependapat mengenai dampak positif 5G terhadap perkembangan teknologi virtual reality. Menurut Lucky, salah satu problem yang dialami konsumen saat ini adalah resolusi konten VR yang terbilang rendah. Di saat kecepatan download dan upload sudah tidak lagi menjadi penghambat, konten VR dalam resolusi 8K pun dapat disajikan dengan mudah.

Ketika problem-problem seputar teknologi VR ini sudah bisa diatasi dengan adanya 5G, tentu kita juga akan menyaksikan kemunculan berbagai layanan baru berbasis VR dari berbagai bidang. Dalam kasus kursus winemaking saya tadi, bukan tidak mungkin kelasnya dilangsungkan lewat medium VR, sehingga sesi belajar membuat wine yang saya ikuti bisa semakin interaktif lagi ketimbang sebatas video call biasa.

Juga menarik adalah opini Lucky mengenai kuota data. Ia memperkirakan bahwa ke depannya sistem kuota data kemungkinan akan hilang di saat 5G sudah benar-benar matang. Dengan kata lain, paket internet 5G dapat kita gunakan tanpa batasan kuota sedikit pun, dan itu dimungkinkan berkat bandwidth 5G yang lebar, serta dapat menampung koneksi berkali lipat lebih banyak.

Di titik itu, 5G tentu dapat menjadi fondasi yang sangat kuat untuk machine-to-machine communication. Keberadaan perangkat seperti 5G CPE (atau bisa juga kita sebut 5G router) bakal membantu mewujudkan konsep rumah pintar yang benar-benar wireless. Jadi ketimbang sepenuhnya mengandalkan internet kabel, konsumen juga punya opsi untuk menggunakan 5G sebagai sumber koneksi internet utama di kediamannya masing-masing.

Sebaliknya, apakah kehadiran 5G juga bakal berdampak pada ditinggalkannya sejumlah fitur lawas? Bisa jadi demikian. Salah satu yang langsung terpikirkan adalah expansion slot pada smartphone. Menurut Lucky, kehadiran 5G akan membuat fitur ini jadi tidak lagi relevan. Pasalnya, kecepatan akses ke cloud menggunakan jaringan 5G akan sama gegasnya dengan kecepatan perangkat mengakses media penyimpanan internal.

Di awal tahun 2021 ini, kita bahkan sudah melihat semakin banyak pabrikan yang tak lagi menyertakan expansion slot pada smartphone bikinannya. Lihat saja Samsung; dari tiga model Galaxy S21 yang mereka rilis, tidak ada satu pun yang bisa konsumen jejali dengan kartu microSD. Bukti lainnya datang dari OPPO; Reno5 5G yang mereka luncurkan belum lama ini tidak dilengkapi slot microSD, sedangkan Reno5 biasa punya.

Sepenting itukah 5G?

5G jadi kian relevan di era perekaman video 8K / Samsung
5G jadi kian relevan di era perekaman video 8K / Samsung

Pertanyaan di atas boleh dibilang adalah pertanyaan klise yang sebelumnya juga sering ditanyakan ketika 4G baru mulai diimplementasikan. Memang mudah sekali mengabaikan premis yang ditawarkan suatu teknologi baru jika kita belum pernah mencobanya, tapi begitu kita sudah menjajal, mungkin akan sulit untuk kembali ke skenario sebelumnya.

Sekarang mungkin kita sudah cukup puas dengan kecepatan menggunggah video 1080p menggunakan jaringan 4G. Namun kenyataannya sudah semakin banyak smartphone yang mampu merekam video 4K maupun 8K, dan ukuran video yang semakin besar ini bakal membuat 4G megap-megap.

Di setiap pergantian generasi, selalu ada yang namanya masa transisi. 5G tidak akan langsung menggantikan 4G dalam sekejap, sebab cakupan areanya juga akan diperluas secara bertahap sebelum akhirnya mampu menjangkau semuanya.

Menurut Shannedy, ketika 5G sudah mencapai skala ekonominya, semua smartphone dari kelas premium hingga low-end akan menawarkan konektivitas 5G. Di saat 5G sudah tersedia secara luas dan harga smartphone-nya sudah sangat terjangkau, maka tidak ada lagi alasan untuk tetap menggunakan smartphone 4G. Sama halnya dengan saat ini, hampir tidak ada lagi smartphone yang hanya memiliki konektivitas 3G.

Kesimpulannya, 5G mungkin belum terkesan penting sekarang, dan saya tidak heran seandainya sebagian besar konsumen masih bersikap tidak acuh. Namun satu hal yang harus selalu kita ingat adalah, 5G itu tidak akan hanya dinikmati oleh pengguna smartphone saja. Jaringan infrastruktur transportasi, kesehatan, industri berat, pertanian, dan lain sebagainya, semuanya juga akan terbantu oleh kehadiran 5G.

Di artikel ini pun saya baru membahas mengenai fitur-fitur anyar yang bisa 5G hadirkan di smartphone maupun gadget lain secara umum. Saya sama sekali belum membahas dampak positifnya di segmen lain, seperti misalnya otomotif. Mungkin ini bisa jadi topik pembahasan kita berikutnya.

Gambar header: Depositphotos.com.

Daftar Smartphone Samsung yang Akan Mendapatkan Pembaruan One UI 3.1

Dukungan pembaruan perangkat lunak pada sebuah smartphone sangatlah penting. Bukan hanya untuk mendapatkan fitur baru, tetapi juga meningkatkan keamanan, dan perbaikan bug.

Baru-baru ini Samsung telah mengumumkan akan menghadirkan pembaruan besar versi terbaru One UI 3.1 yang berbasis Android 11 ke pengguna smartphone flagship dan kelas menengah tahun lalu. One UI 3.1 sendiri memulai debutnya pada flagship terbaru Galaxy S21 series dan pembaruan tersebut akan membawa fitur kamera baru, multi-microphone recording, eye comfort shield, private share, dan auto-switch untuk Galaxy Buds.

Tool Eraser

Selain itu, fitur kamera andalan Samsung yakni Single Take juga turut ditingkatkan yang dapat secara otomatis merekam berbagai format foto dan video untuk mengabadikan momen secara lengkap. Tambahan fitur baru lainnya ada tool object eraser, yang memungkinkan Anda menghapus objek yang tidak diinginkan pada foto.

Untuk fitur multi-microphone recording ini dapat dijumpai pada mode video Pro dan sangat berguna bagi video content creator. Sebab selain mikrofon bawaan, kita juga bisa memilih mikrofon eksternal yang dicolok lewat USB atau TWS yang terhubung lewat Bluetooth.

One-UI-3.1-Press-Release_main_4-multi-mic-recording

Sementara, fitur eye comfort shield akan menyesuaikan cahaya biru secara otomatis sepanjang hari untuk menjaga mata tetap segar dan membantu pengguna lebih mudah tertidur di malam hari. Lalu, private share memungkinkan menghapus metadata seperti lokasi pada foto saat membagikannya.

Pembaruan One UI 3.1  akan meluncur secara bertahap, daftar smartphone Samsung yang telah dikonfirmasi akan mendapatkannya sebagai berikut:

  • Galaxy S20 series
  • Galaxy Note20 series
  • Galaxy Z Flip 4G and 5G
  • Galaxy Z Fold2
  • Galaxy S10 series
  • Galaxy Note10 series
  • Galaxy Fold
  • Galaxy A71
  • Galaxy A51
  • Galaxy A90
  • Galaxy A80
  • Galaxy A70
  • Galaxy A50

Sumber: GSMArena

Sambut Hari Valentine, OPPO Luncurkan Reno5 Limited Edition Duo Box

Sebagian orang memanfaatkan perayaan hari Valentine yang jatuh di tanggal 14 Februari untuk mengungkapkan rasa sayang kepada orang-orang terdekatnya. Yang paling umum tentu adalah antar pasangan, dan cara mereka mengungkapkan kasih sayangnya tentu bisa berbeda-beda.

Ada yang memilih mengungkapkan rasa sayangnya lewat makanan, lalu ada juga yang lebih memilih menggunakan bunga maupun barang lainnya. Dalam beberapa kesempatan, terkadang smartphone baru pun juga dapat menjadi salah satu opsi. Melihat adanya tren seperti ini, OPPO Indonesia pun memutuskan untuk menghadirkan edisi terbatas OPPO Reno5 Duo Box.

Sesuai namanya, paket pembelian Reno5 Duo Box ini meliputi 2 unit OPPO Reno5. Reno5 sendiri merupakan seri smartphone terbaru dari OPPO yang hadir membawa fitur fotografi sekaligus videografi yang inovatif. Dua di antaranya yang menjadi andalan adalah AI Mixed Portrait yang menghadirkan efek eksposur ganda pada smartphone untuk pertama kalinya, dan AI Highlight Video yang mampu meningkatkan kualitas video secara signifikan dalam berbagai kondisi cahaya.

OPPO Reno5 Limited Edition Duo Box

Dibandingkan generasi sebelumnya, Reno5 juga lebih unggul berkat kehadiran chip NFC yang terintegrasi, serta baterai 4.300 mAh yang mendukung teknologi pengisian daya cepat 50 W. Tentu saja Reno5 juga hadir dalam desain yang ramping sekaligus ringan, dengan dua pilihan warna yang pantas menjadikannya sebagai trendsetter.

“OPPO Reno5 Limited Edition Duo Box ini hadir sebagai perangkat yang dibuat khusus untuk merayakan hari kasih sayang. Edisi terbatas ini dibungkus dengan sebuah kotak cardboard khusus yang dapat difungsikan menjadi sebagai proyektor. Mengobati kerinduan konsumen akan hiburan layar lebar yang kini dapat dilakukan bersama dengan orang tersayang cukup di rumah saja,” ujar Aryo Meidianto, PR Manager OPPO Indonesia.

OPPO Reno5 Limited Edition Duo Box sudah dijual secara terbatas mulai tanggal 15 hingga 25 Februari 2021. Konsumen yang tertarik bisa langsung membelinya melalui official store OPPO Indonesia di Shopee dengan harga Rp9.998.000. Pembeli juga akan langsung mendapatkan dua akses gratis paket premium VIU yang berlaku selama 12 bulan.

Samsung Jelaskan Cara Kerja Teknologi HDR Baru Smart-ISO Pro Pada Sensor Gambar ISOCELL

Pemandangan dengan kontras tinggi kadang dapat dijumpai disela-sela kegiatan sehari-hari. Meski terlihat menakjubkan pada pandangan mata kita, namun tidak mudah untuk mengabadikannya dengan kamera smartphone. Entah itu hasilnya cenderung overexposure atau underexposure, di mana area bayangan terlihat terlalu gelap dan sorotan langit terlalu terang yang menyebabkan hilangnya detail informasi penting.

Untuk memaksimalkan rentang dinamis pada kamera smartphone, Samsung memperkenalkan teknologi High Dynamic Range (HDR) baru untuk sensor gambar ISOCELL buatannya yang disebut Smart-ISO Pro. Untuk memahami cara kerjanya, Samsung menjelaskan cara sensor gambar menangkap cahaya, dalam fotografi digital – conversion gain menentukan sensitivitas cahaya dari sensor dan digunakan untuk mengubah cahaya menjadi voltage.

Saat memotret di lingkungan dengan cahaya redup, detail di area gelap bisa hilang jika conversion gain terlalu rendah. Sebaliknya, sensor juga mungkin tidak dapat mempertahankan informasi warna yang memadai jika conversion gain terlalu tinggi saat memotret di lingkungan terang.

Sebagian besar sensor gambar seluler memiliki conversion gain tetap, imbasnya sulit bagi kamera smartphone untuk secara konsisten menghasilkan foto berkualitas di lingkungan pencahayaan dengan kontras tinggi. Namun dengan teknologi Smart-ISO Pro, sensor memiliki dua tingkat conversion gain yaitu mode ISO tinggi dan rendah untuk meningkatkan dynamic range, sehingga memungkinkan kamera untuk memilih pengaturan yang optimal sesuai kondisi.

Saat pencahayaan rendah, mode ISO tinggi akan mengubah cahaya menjadi voltage dengan conversion gain yang lebih tinggi untuk mempertahan detail pada bayangan sekaligus mengurangi noise. Sementara, mode ISO rendah akan memaksimalkan kapasitas setiap piksel untuk mencegah oversaturation dan meningkatkan reproduksi warna di area yang cerah.

Singkatnya kamera smartphone akan menjepret dua kali, satu dengan mode ISO tinggi dan satu lagi dalam mode ISO rendah. Kemudian menggabungkannya menjadi satu gambar dengan rentang dinamis tinggi untuk mempertahankan detail termasuk pada area gelap dan terang, serta warna yang seperti aslinya berkat dukungan kedalaman warna 12-bit.

Sumber: Samsung

OPPO Reno5 5G dan Tren Mobile Gaming di Era 5G

Melihat tren 5G, sebagian dari kita mungkin bertanya dalam hati: “Mengapa saya butuh 5G?” “Saya sudah bisa streaming video dengan lancar menggunakan 4G, jadi buat apa 5G?” Memang mudah mengabaikan premis yang ditawarkan suatu teknologi baru jika kita belum pernah mencobanya, tapi begitu kita sudah menjajal, mungkin akan sulit untuk kembali ke skenario sebelumnya.

5G nantinya bakal seperti itu. Ketika kita sudah merasakan betapa cepatnya mengunggah video beresolusi 4K atau bahkan 8K menggunakan jaringan 5G, kita mungkin bakal marah-marah ketika mengulangi hal yang sama di jaringan 4G. Namun kecepatan download dan upload yang ngebut bukan satu-satunya kelebihan yang ditawarkan 5G, melainkan juga latency yang sangat rendah.

Bicara soal latency, sudah pasti sektor yang paling terpengaruh adalah gaming. Menggunakan 5G, latency dapat ditekan hingga serendah 5 milidetik, dan itu berarti nyaris tidak ada jeda antara pergerakan di dalam game dengan input dari Anda sebagai pemain. Bandingkan dengan 4G, yang mungkin hanya bisa mencatatkan latency 50 milidetik dalam kondisi terbaik.

5G sudah terbukti bisa diandalkan untuk turnamen esport sekalipun / Vodafone
5G sudah terbukti bisa diandalkan untuk turnamen esport sekalipun / Vodafone

Reliabilitas 5G untuk gaming bukan lagi sebatas teori. Tahun 2019 kemarin, Vodafone dan ESL sempat mengadakan turnamen esport yang sepenuhnya berlangsung di atas jaringan 5G milik Vodafone di Itali. Kalau dalam konteks gaming kompetitif dan di taraf profesional saja 5G sudah bisa diandalkan sepenuhnya, apalagi dalam konteks casual gaming sehari-hari?

Singkat cerita, industri mobile gaming maupun gaming secara umum akan sepenuhnya terbantu oleh 5G, dan jika Anda rutin bermain game di smartphone, Anda pasti menginginkan 5G nantinya. Saya bilang “nanti” karena memang teknologi jaringan seluler generasi kelima ini masih belum dikomersialkan di Indonesia.

Kapan pastinya jaringan 5G akan tersedia secara resmi di Indonesia masih tanda tanya, tapi dalam acara 5G Academy yang digelar oleh OPPO belum lama ini, para pemain industri telekomunikasi di Indonesia – mulai dari penyedia device, penyedia teknologi, sampai penyedia layanan – sebenarnya sudah sangat siap, dan mereka hanya tinggal menunggu lampu hijau dari pemerintah.

OPPO Reno5 5G Gaming Mode

Dengan kata lain, tidak ada salahnya apabila kita sebagai konsumen sudah mulai mengambil ancang-ancang dari sekarang. Ponsel 5G juga sudah mulai dijual di tanah air, seperti misalnya OPPO Reno5 5G, meski memang konektivitas 5G-nya masih dikunci, dan baru akan dibuka saat jaringannya sudah tersedia.

Berhubung 5G bakal sangat ideal untuk mobile gaming, Reno5 5G otomatis juga telah dibekali dengan performa yang cukup mumpuni. Chipset Qualcomm Snapdragon 765G + RAM 8 GB yang tertanam, dipadukan dengan layar AMOLED 6,4 inci yang memiliki resolusi FHD+ dan refresh rate 90 Hz, pastinya mampu menyuguhkan pengalaman gaming yang smooth – dan tanpa cela seandainya 5G nanti sudah bisa dinikmati.

Supaya pengalaman yang didapat lebih maksimal lagi, solusi berbasis software pun juga ikut diterapkan. Sistem operasi ColorOS 11.1 pada Reno5 5G punya sejumlah fitur yang didedikasikan untuk keperluan gaming, seperti misalnya Gaming Shortcut Mode yang bakal semakin mempercepat waktu loading awal suatu game.

OPPO Reno5 5G

Buat yang khawatir 5G nantinya bakal semakin menguras baterai smartphone, Reno5 5G sudah menyiapkan solusi berupa 65W SuperVOOC 2.0, teknologi pengisian daya cepat yang mampu mengisi penuh baterai perangkat dalam waktu 35 menit saja. Kalaupun sedang terburu-buru, charging selama 15 menit saja sudah bisa mengisi sekitar 60% dari total kapasitas yang dimiliki baterainya (4.300 mAh).

Semua itu tentu saja tanpa melupakan faktor-faktor penting yang memang konsumen cari dari sebuah smartphone, seperti misalnya kamera yang selalu bisa diandalkan setiap saat. Di Reno5 5G, konsumen bakal dimanjakan oleh kombinasi kamera utama 64 megapixel f/1.7, kamera ultra-wide 8 megapixel, kamera macro 2 megapixel, kamera monokrom 2 megapixel, dan kamera selfie 32 megapixel.

Untuk harganya, OPPO Reno5 5G dijual dengan banderol Rp6.999.000. Harganya memang terpaut 2 juta rupiah dibanding Reno5 versi 4G, tapi selisih yang cukup lumayan tersebut pada akhirnya bisa terbayarkan berkat paket lengkap yang lebih future-proof.

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial yang didukung oleh OPPO.

Xiaomi Umumkan Mi TV Q1 75” dan Mi 11 Versi Global

Xiaomi telah mengumumkan Mi 11 untuk pasar global, sebelumnya smartphone flagship pertama dengan chipset Qualcomm Snapdragon 888 ini diperkenalkan perdana di Tiongkok pada 28 Desember 2020. Versi global Mi 11 memiliki sedikit perubahan pada lembar spesifikasinya, yaitu tidak ada varian memori 12GB/256GB dan memiliki adapter charger 55W GaN pada paket penjualannya.

Selebihnya, spesifikasi kedua model Xiaomi Mi 11 ini identik. Termasuk panel AMOLED 10-bit 6,81 inci beresolusi QHD+ dengan refresh rate 120Hz dan kamera utama beresolusi 108MP f/1.9. Harga Xiaomi Mi 11 dibanderol €749 (sekitar Rp12,6 jutaan) untuk varian 8GB/128GB dan €799 (Rp13,5 jutaan) untuk versi 8GB/256GB.

Mi TV

Bersamaan dengan pengumuman flagship Mi 11 versi global, Xiaomi juga memperkenalkan smart TV dengan sistem Android TV 10 bernama Mi TV Q1 75”. Seperti namanya, smart TV ini mengusung panel QLED berukuran 75 inci edge-to-edge dengan resolusi 4K UHD dan mengemas teknologi quantum dot untuk menyuguhkan ‘true-to-life cinematic experience‘ dengan sudut pandang 178°.

Mi TV 1

Panel QLED 4K tersebut ditopang refresh rate tinggi 120Hz, ditambah dengan port HDMI 2.1 dan Auto Low Latency Mode (ALLM), Mi TV Q1 75” siap memanjaman para gamer konsol. Layarnya mampu mengakomodasi rentang warna 100% NTSC dengan 1,07 miliar variasi warna, dan 1.024 corak warna berbeda. Punya fitur 192 zona full array dynamic local dimming dengan rasio kontras mencapai 10.000:1, serta mendukung Dolby Vision dan HDR10+.

Untuk audionya, Mi TV Q1 75” memiliki satu set sistem stereo speaker 30W menggunakan enam speaker, dua tweeter, dan empat woofer dengan dukungan Dolby Audio dan DTS-HD. Port I/O smart TV ini terdiri dari tiga HDMI 2.1, satu port Ethernet, dan dua port USB.

Mi TV 2

Sementara dari sisi perangkat lunak, Mi TV Q1 75” dibangun di atas Android TV 10 terbaru. Pengguna dapat mengakses lebih dari 700.000 film dan acara TV, serta lebih dari 5.000 aplikasi di Play Store. Aplikasi streaming populer seperti Netflix, Amazon Prime Video, dan YouTube menjadi aplikasi bawaan. Bahkan terdapat tombol khusus untuk Netflix dan Amazon Prime Video di remote-nya.

Rencananya Xiaomi Mi TV Q1 75” akan mulai dijual di pasar Eropa mulai bulan Maret, termasuk Prancis, Jerman, Italia, Polandia, dan Spanyol terlebih dahulu. Harga eceran Mi TV Q1 75” dibanderol €1.299 atau sekitar Rp21 jutaan.

Sumber: GSMArena