Sony Xperia Pro Diciptakan untuk Kebutuhan Produksi dan Broadcasting Video Profesional

Xperia 1 II, Xperia 10 II, dan Xperia L4, tiga smartphone di tiga kelas yang berbeda ini mengawali kiprah Sony Mobile di tahun 2020. Namun ternyata mereka masih punya satu lagi smartphone yang sedang dikembangkan, dan ponsel ini pun duduk di kelas yang berbeda lagi.

Namanya Xperia Pro, dan seperti yang bisa kita duga, kelasnya adalah kelas profesional. Perangkat ini pada dasarnya lebih pantas dianggap sebagai alat bantu videografer profesional ketimbang smartphone. Spesifikasinya nyaris identik dengan Xperia 1 II, dengan perbedaan hanya pada kapasitas storage internalnya – Pro mengemas 512 GB.

Dua hal yang membuatnya unik adalah dukungan teknologi 5G mmWave dan port micro HDMI. Gunanya untuk apa? Gambaran skenarionya adalah sebagai berikut: berkat sambungan HDMI, Xperia Pro bisa dijadikan sebagai viewfinder suatu kamera video kelas profesional, apalagi mengingat layarnya mengemas panel OLED beresolusi 4K yang mendukung HDR.

Sony Xperia Pro

Selagi tersambung dan menerima sinyal video beresolusi 4K, Xperia Pro juga dapat meneruskan datanya ke suatu broadcast center secara cepat berkat teknologi 5G mmWave. Supaya optimal, Xperia Pro mengandalkan 16 antena di keempat sisinya yang meng-cover 360 derajat, tidak ketinggalan pula sistem pendingin internal yang efisien.

Singkat cerita, Xperia Pro dirancang untuk memaksimalkan potensi 5G mmWave yang sebenarnya, spesifiknya untuk kebutuhan produksi dan broadcasting video kelas profesional. Sony sejauh ini masih sibuk mengembangkannya, dan mereka belum menyinggung sama sekali mengenai jadwal rilis ataupun harga Xperia Pro.

Sumber: Engadget dan Sony.

Honor Umumkan Ketersediaan View 30 Pro, 9X Pro, dan Dua Laptop MagicBook di Luar Pasar Tiongkok

Mobile World Congress tahun ini memang sudah dibatalkan, namun itu tidak mencegah pabrikan mengumumkan produk-produk barunya ke publik, baik secara online atau dengan mengundang media ke event tertutup. Tidak terkecuali Honor, yang baru saja mengumumkan bahwa dua ponselnya siap dilepas ke pasar global.

Kedua perangkat tersebut adalah Honor 9X Pro di kelas mid-range dan Honor View 30 Pro di kelas flagship. Sebagai bagian dari keluarga besar Huawei, kedua ponsel ini tidak dilengkapi akses ke Google Play Store, dan harus mengandalkan Huawei AppGallery sebagai gantinya.

Honor 9X Pro

Hal itu cukup disayangkan mengingat keduanya memiliki spesifikasi yang menggiurkan. Honor View 30 Pro misalnya, selain mengemas chipset Kirin 990, ia juga mengemas tiga kamera belakang yang terdengar mengesankan: 40 megapixel (Sony IMX600) f/1,6 dengan Dual OIS dan laser autofocus, 12 megapixel ultra-wide f/2.2, dan 8 megapixel telephoto f/2.4.

Di pasar Eropa, Honor 9X Pro bakal dipasarkan mulai bulan Maret mendatang dengan banderol mulai 249 euro (± Rp 3,8 juta). Sayang sekali Honor belum mengungkap detail mengenai ketersediaan View 30 Pro.

Honor MagicBook 14

Selain smartphone, Honor juga mengumumkan ketersediaan sepasang laptop-nya, MagicBook 14 dan MagicBook 15, untuk negara-negara di luar kampung halamannya. Dua laptop ini punya banyak kemiripan dengan seri Huawei MateBook D, bahkan webcam yang tersembunyi di balik tombol keyboard-nya pun juga identik.

MagicBook 14 dan 15 masing-masing mengemas layar IPS 14 inci dan 15,6 inci, sedangkan resolusinya sama-sama 1080p. Keduanya sama-sama ditenagai oleh prosesor AMD Ryzen 3500U atau 3700U, lengkap dengan GPU terintegrasi Vega 8 atau Vega 10. Pilihan RAM-nya sendiri mencakup 8 GB atau 16 GB, sedangkan kapasitas SSD-nya sebesar 256 GB atau 512 GB.

Konektivitasnya tergolong melimpah untuk laptop setipis 15,9 mm dan 16,9 mm. Selain sepasang port USB standar, terdapat juga port USB-C (untuk charging sekaligus data) dan HDMI. Keduanya juga sudah dilengkapi sensor sidik jari yang menyatu dengan tombol power. Akhir Maret nanti, Honor akan memasarkan MagicBook dengan harga mulai 600 euro (± Rp 9,1 juta).

Huawei punya tipe baru lainnya, Mate 30 Pro yang gak kalah keren. Baca review-nya.

Sumber: The Verge dan GSM Arena.

Huawei Luncurkan Mate Xs, Ponsel Foldable Keduanya dengan Konstruksi yang Lebih Kokoh

Tepat setahun yang lalu, Huawei memperkenalkan ponsel foldable pertamanya, Mate X. Sayang perangkat itu hanya sempat dipasarkan di Tiongkok saja. Namun sekarang Huawei sudah punya Mate Xs, yang kabarnya bakal dipasarkan secara global.

Sepintas, Mate Xs tampak tidak berbeda, dan Huawei ternyata memang tidak mengubah gaya desainnya. Yang mereka benahi adalah konstruksi layar dan engselnya. Pada Mate Xs, layarnya kini terdiri dari empat lapisan yang berbeda: mulai dari yang paling atas adalah lapisan polyamide, panel OLED fleksibel, lapisan polimer sebagai bantalan, dan lapisan terakhir yang menghubungkan komponen elektroniknya.

Huawei Mate Xs

Hasilnya, kalau menurut Huawei, adalah struktur layar yang lebih kokoh. Untuk engselnya, Huawei bilang bahwa jumlah komponen di dalamnya bertambah dari sekitar 100 menjadi 150, dan lagi-lagi ini dimaksudkan supaya konstruksinya lebih kuat, tapi di saat yang sama juga untuk membuat mekanisme lipatnya jadi lebih mulus.

Selebihnya, perangkat ini cukup identik dengan pendahulunya. Ukuran layar dan resolusinya sama persis; 8 inci saat dibuka, 6,6 inci saat dilipat (plus 6,4 inci sebagai layar belakang). Di sebelah layar belakangnya, terdapat empat modul kamera: 40 megapixel f/1.8, 8 megapixel telephoto f/2.4, 16 megapixel ultra-wide f/2.2, dan modul 3D depth-sensing. Sensor sidik jarinya juga masih disatukan dengan tombol power.

Huawei Mate Xs

Prosesornya sudah di-upgrade menjadi Kirin 990, dan tentu saja 5G sudah didukung sepenuhnya. Melengkapi dapur pacunya adalah RAM 8 GB, storage internal 512 GB, dan baterai 4.500 mAh. Sama nasibnya seperti ponsel Huawei lain belakangan ini, Mate Xs tidak dilengkapi Google Play Services, yang berarti ia harus mengandalkan Huawei AppGallery.

Terlepas dari itu, Huawei masih berniat melepas Mate Xs ke pasar global mulai bulan depan. Di Eropa, mereka mematok harga 2.499 euro untuk Mate Xs, atau sekitar Rp 37,8 juta.

Sumber: 1, 2, 3.

Sony Luncurkan Xperia 1 II dan Xperia 10 II

Setelah lebih dulu meluncurkan smartphone budget-nya, Xperia L4, Sony kini langsung tancap gas memperkenalkan ponsel flagship-nya, yakni Xperia 1 II. Perangkat itu hadir bersama adiknya yang duduk di kelas mid-range, Xperia 10 II.

Jangan bingung dengan namanya, sebab Sony bermaksud supaya kita membacanya “Xperia 1 Mark II” seperti mereka menamai lini produk kameranya. Namun yang sangat menarik di sini adalah, yang diwariskan bukan cuma penamaannya saja, tapi juga teknologi kameranya, spesifiknya lini mirrorless Sony Alpha.

Xperia 1 II mengemas tiga kamera belakang. Tiga-tiganya sama-sama beresolusi 12 megapixel, dengan perbedaan pada luas sudut pandang lensa Zeiss-nya (standar, telephoto, ultra-wide). Yang spesial adalah, Sony telah menyematkan teknologi Real-Time Eye AF miliknya di sini, dan Xperia 1 II juga diklaim sanggup menjepret tanpa henti dalam kecepatan 20 fps.

Khusus kamera utamanya, sensor yang digunakan rupanya berukuran 50% lebih besar dari sebelumnya, sehingga mampu menyerap lebih banyak cahaya dan menghasilkan gambar yang lebih baik. Selain sangat kapabel untuk fotografi, Xperia 1 II juga menawarkan mode video yang sangat lengkap

Sony Xperia 1 II

Kamera depannya sendiri cuma satu, dengan resolusi 8 megapixel. Sama seperti tahun lalu, kamera selfie-nya ini tidak ditempatkan di notch; Xperia 1 II masih mengandalkan desain layar memanjang (aspect ratio 21:9) seperti pendahulunya. Layarnya sendiri merupakan panel OLED 6,5 inci dengan resolusi 4K (persisnya 3840 x 1644 pixel) yang dilapisi kaca Gorilla Glass 6.

Berbekal chipset Qualcomm Snapdragon 865, Xperia 1 II juga merupakan smartphone 5G pertama Sony. Melengkapi spesifikasinya adalah RAM 8 GB dan storage internal 256 GB (plus slot microSD). Baterainya berkapasitas 4.000 mAh, dan seperti pendahulunya, ia tetap memercayakan sensor sidik jari yang menyatu dengan tombol power.

Sony Xperia 10 II

Beralih ke Xperia 10 II, kita tetap bakal menemukan gaya desain yang mirip, tapi tentu dengan spesifikasi yang lebih inferior. Sangat disayangkan ponsel ini masih mengandalkan prosesor Snapdragon 665, bukan 765 yang sudah mendukung 5G. Prosesor itu ditemani oleh RAM 4 GB, storage internal 128 GB, dan baterai 3.600 mAh.

Layarnya sama memanjangnya, tapi ukurannya lebih kecil (6 inci), demikian pula resolusinya (1080p). Sony turut membekali Xperia 10 II dengan trio kamera belakang, meski spesifikasinya berbeda cukup drastis dari kakaknya: 12 megapixel (dengan sensor berukuran standar), 8 megapixel telephoto dan 8 megapixel ultra-wide.

Kedua ponsel ini rencananya bakal dipasarkan mulai musim semi. Sony mematok harga 1.199 euro untuk Xperia 1 II, sedangkan banderol Xperia 10 II masih belum diketahui.

Sumber: Android Police dan Ars Technica.

Realme Ungkap Ponsel 5G Flagship-nya, X50 Pro

Realme terus naik kelas. Tahun lalu mereka merilis X2 Pro yang berspesifikasi flagship. Sekarang, mereka baru saja menyingkap X50 Pro 5G yang bahkan lebih memikat lagi untuk pasar global.

Layar Super AMOLED dengan refresh rate 90 Hz kembali menjadi suguhan, dengan bentang diagonal 6,44 inci dan resolusi 2400 x 1080 pixel. X50 Pro turut mempertahankan kaca Gorilla Glass 5 dan sensor sidik jari di balik layar, tapi yang gres di sini adalah kamera selfie model hole-punch.

Kamera depan itu terdiri dari sepasang modul: 32 megapixel (Sony IMX616) dan 8 megapixel dengan lensa ultra-wide. Beralih ke belakang, kita akan disambut oleh empat buah kamera: 64 megapixel (Samsung ISOCELL GW1) f/1.8, 8 megapixel ultra-wide + macro f/2.3, 12 megapixel telephoto f/2.5, dan 2 megapixel depth sensor.

Realme X50 Pro 5G

Sebagai flagship tahun 2020, X50 Pro memercayakan Snapdragon 865 sebagai otaknya, didampingi oleh pilihan RAM LPDDR5 6/8/12 GB, serta storage UFS 3.0 128/256 GB. Realme pun tak lupa membubuhkan vapor cooling system demi menjaga suhu perangkat selama menjalankan pekerjaan berat, semisal gaming.

Kejutan terakhir Realme X50 Pro adalah dukungan teknologi SuperDart Flash Charge 65W, yang diklaim sanggup mengisi penuh baterai berkapasitas 4.200 mAh-nya dalam waktu 35 menit saja, atau hingga 60% dalam 20 menit. Istimewanya lagi, paket penjualan X50 Pro meliputi charger tipe GaN (Gallium Nitride) yang ukurannya lebih kecil tapi justru lebih efisien.

Realme X50 Pro 5G

Juga tidak kalah menarik sebenarnya adalah sistem operasinya; bukan lagi ColorOS, tapi Realme UI yang sudah berbasiskan Android 10. Selain tentu mengusung tampilan yang lebih fresh, Realme UI juga diyakini bisa meningkatkan performa, spesifiknya memangkas waktu loading aplikasi hingga 14% dan konsumsi RAM hingga 20%.

Di pasar Eropa, Realme X50 Pro 5G akan dijual dengan banderol 599 euro (8GB/128GB), 669 euro (8GB/256GB), dan 749 euro (12GB/256GB). Pilihan warnanya sendiri ada dua: Moss Green dan Rust Red.

Sumber: GSM Arena dan Realme.

Spesifikasi Xiaomi Mi Note 10 dan Xiaomi Mi Note 10 Pro

Siapa penggemar smartphone Xiaomi? Kini Xiaomi Mi Note 10 dan Xiaomi Mi Note 10 Pro bisa Anda jadikan pilihan. Produk inipun secara keseluruhannya memiliki spesifikasi yang hampir sama.

Continue reading Spesifikasi Xiaomi Mi Note 10 dan Xiaomi Mi Note 10 Pro

Samsung Umumkan Smartphone Foldable Galaxy Z Flip, Buat Bold Generation Indonesia

Dulu pernah nggak pakai ponsel lipat atau clamshell yang sempat populer di tahun 2000-an? Diprediksi smartphone foldable juga bakal jadi tren baru dalam beberapa tahun mendatang. Samsung sendiri sudah punya Galaxy Fold – tablet yang bertransformasi menjadi smartphone atau sebaliknya dan sekarang mereka baru saja mengumumkan Galaxy Z Flip di Indonesia.

Samsung Galaxy Z Flip adalah smartphone foldable yang layarnya terlipat secara horizontal. Pertama kali diperkenalkan di ajang Global Unpacked di San Fransisco bersama Galaxy S20 series.

Kata perwakilan Samsung Electronics Indonesia, Galaxy Z Flip diciptakan untuk mendukung gaya hidup dan kebutuhan para bold generation. Mereka yang menjadikan fashion dan kecanggihan teknologi sebagai bentuk ekspresi diri.

PSX_20200221_105433

Di Samsung, kami terus berupaya untuk menghadirkan inovasi yang bukan hanya mampu menjawab kebutuhan masyarakat hari ini, tapi juga menciptakan tren berteknologi untuk masa depan. Inilah mengapa, kami menghadirkan pengalaman ponsel layar lipat yang bukan hanya canggih, tapi juga stylish,” ungkap Denny Galant, Head of Product Marketing, IT & Mobile, Samsung Electronics Indonesia.

Hands-on Samsung Galaxy Z Flip

Samsung Galaxy Z Flip saat terlipat | Photo by Lukman Azis / Dailysocial
Samsung Galaxy Z Flip saat terlipat | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Satu hal yang terlintas dipikiran saya ketika melihat langsung Galaxy Z Flip ialah bisa disimpan di saku depan kemeja. Sebab, dalam posisi terlipat ukurannya sangat ringkas.

Saat dibuka, akan disuguhkan Infinity Flex Display berbekal panel Dynamic AMOLED 6,7 inci beresolusi 2636×1080 piksel dalam aspek rasio 21,9:9 yang asyik buat nonton film. Di pucuk layar ada punch hole, tempat kamera depan 10MP (f/2.4) bersemayam.

Samsung Galaxy Z Flip saat dibuka | Photo by Lukman Azis / Dailysocial
Samsung Galaxy Z Flip saat dibuka | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Layar ini tidak mengandalkan bahan polimer fleksibel seperti sebelumnya, melainkan Ultra Thin Glass (UTG) – kaca tipis hasil rancangan Samsung sendiri. Bezel sekeliling layarnya semacam ada kawat agak tebal dan terlihat agak kaku, karena kompleksitasnya Galaxy Z Flip sendiri masih diracik di Korea.

Yang unik lagi ialah engselnya, “Freestop Hinge” begitu Samsung mengucapnya, dirancang agar Galaxy Z Flip bisa ditekuk secara leluasa, tidak harus terkunci pada sudut-sudut tertentu. Engselnya diklaim mampu bertahan hingga 200.000 kali. Jadi, bila sehari buka tutup smartphone sebanyak 100 kali – artinya bisa bertahan sampai 5 tahun.

Engsel Samsung Galaxy Z Flip | Photo by Lukman Azis / Dailysocial
Engsel Samsung Galaxy Z Flip | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Sistem engsel tersembunyi tersebut didukung mekanisme dual CAM untuk memastikan setiap proses membuka dan menutup berlangsung lancar dan stabil. Juga dilengkapi teknologi pembersih terbaru dari Samsung, menggunakan serat nilon yang dibuat dengan teknologi pemotongan mikro untuk membersihkan berbagai kotoran dan debu.

Android 10; One UI 2

Antarmuka Samsung Galaxy Z Flip | Photo by Lukman Azis / Dailysocial
Antarmuka Samsung Galaxy Z Flip | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Samsung Galaxy Z Flip sudah menjalankan sistem operasi Android terbaru, Android 10 dengan One UI versi 2.1 dengan UX yang diciptakan secara khusus guna memberikan pengalaman baru. Dalam hal ini, Samsung bekerja sama dengan Google untuk merancang mode Flex – user experience yang dirancang khusus untuk smartphone foldable.

Ketika smartphone dibuka dengan posisi 90 derajat, mode Flex secara otomatis membagi layar Galaxy Z Flip menjadi dua layar 4 inci, sehingga pengguna dengan mudah dapat melihat konten pada layar bagian atas dan mengaturnya melalui layar bagian bawah.

Samsung Galaxy Z Flip | Photo by Lukman Azis / Dailysocial
Samsung Galaxy Z Flip | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Soal spesifikasi, Galaxy Z Flip ditenagai oleh SoC Snapdragon 855 Plus, RAM 8 GB dan penyimpanan 256 GB tanpa slot microSD. Kapasitas baterainya 3.300 mAh dan memiliki sistem baterai ganda. Pengisian baterai dapat dilakukan dengan kabel atau nirkabel dan terdapat fitur Wireless PowerShare yang memungkinkan pengguna untuk melakukan pengisian daya terhadap Galaxy Buds, Galaxy Watch atau perangkat kompatibel lainnya secara nirkabel.

Model sedang memegang Samsung Galaxy Z Flip | Photo by Lukman Azis / Dailysocial
Model sedang memegang Samsung Galaxy Z Flip | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Bila tertarik, Samsung Galaxy Z Flip tersedia dalam jumlah terbatas dengan pilihan warna Mirror Purple dan Mirror Black. Kalian dapat langsung pre-oder mulai tanggal 12 -23 Februari 2020 dengan harga Rp21.888.000.

Sony Xperia L4 Hadir Membawa Layar Memanjang dan Tiga Kamera Belakang

Event Mobile World Congress tahun ini boleh dibatalkan, namun itu tak mencegah pabrikan merilis smartphonesmartphone terbarunya. Tidak terkecuali Sony, meski mereka sudah tidak lagi sepopuler dulu.

Mereka baru saja mengumumkan Xperia L4, suksesor dari Xperia L3 yang diluncurkan pada ajang MWC tahun lalu. Seperti yang bisa kita lihat dari gambarnya, perubahan terbesarnya terletak pada layarnya, yang kini memanjang menjadi 6,2 inci dengan aspect ratio 21:9, sedangkan resolusinya tetap di 720p.

Percaya atau tidak, L4 merupakan Xperia pertama yang mengadopsi notch di jidatnya. Poni tersebut menjadi rumah atas kamera 8 megapixel, sedangkan di belakangnya terdapat tiga buah kamera: 13 megapixel, 5 megapixel ultra-wide, dan 2 megapixel depth sensor. Saya pribadi suka dengan keputusan Sony menyematkan kamera ultra-wide ketimbang kamera macro.

Sony Xperia L4

Yang mengecewakan dari L4 adalah performanya. Berbekal chipset MediaTek Helio P22 dan RAM 3 GB, L4 tidak menawarkan peningkatan performa, sebab dua komponen tersebut sama persis seperti yang terdapat pada pendahulunya. Untungnya storage internalnya kini sedikit ditingkatkan menjadi 64 GB.

Baterainya juga agak menggemuk menjadi 3.580 mAh dibanding milik L3. Headphone jack rupanya masih eksis di ponsel ini, demikian pula sensor sidik jari yang diposisikan di samping kanan perangkat.

Rencananya, Sony Xperia L4 bakal dilepas ke pasaran pada musim semi, namun Sony belum mengungkap harga jualnya, yang semestinya masih masuk kategori ramah kantong.

Sumber: Android Central.

Realme C3 Hadir di Indonesia, Membawa Standar Entry Level Baru

Realme pada akhirnya meresmikan penjualan perangkat terbarunya yang menyasar pada pangsa pasar entry level. Perangkat yang diberi nama realme C3 tersebut telah resmi diluncurkan pada tanggal 19 Februari 2020 bertempat di restoran KAUM, Jakarta. Dan seperti yang sudah diberitakan sebelumnya, realme C3 yang hadir di Indonesia berbeda dengan yang ada di India.

Realme C3 sendiri sudah saya uji sebelumnya. Bagi kalian yang belum membaca mengenai review lengkapnya, bisa langsung mengklik pada tautan ini. Sebelum melakukan review, realme juga sudah membawa saya untuk melakukan sneak peek perangkat yang sama.

Realme C3 Launch - Launch

“realme C3 adalah superstar di 4 hal atau kami menyebutnya 4C – Prosesor Canggih, Kamera Cakep, Baterai Cadas dan Layar Cetar. realme C3 menghadirkan prosesor MediaTek Helio G70 pertama di Indonesia yang akan memberikan kinerja tangguh serta cepat untuk pengguna smartphone pada umumnya dan gamer mainstream. realme C3 memiliki dua warna menarik – Blazing Red dan Frozen Blue. Membawa memori internal 3+32GB, realme C3 diluncurkan dengan harga Rp1.699.000 – sebuah harga terbaik untuk anak muda Indonesia yang menginginkan smartphone entry level kinerja terbaik untuk menjalani kebutuhan gaming harian mereka,” kata Palson Yi – Marketing Director realme Indonesia.

Mediatek Helio G70 sendiri merupakan jawaban dari Mediatek atas hadirnya SoC Snapdragon 665 yang digunakan pada beberapa perangkat pada harga yang sama. Dengan menggunakan Helio G70, kinerja gaming memang terlihat cukup lancar, walaupun pada beberapa game harus menggunakan seting terendah. Akan tetapi, frame rate yang akan didapatkan tidak akan serendah perangkat-perangkat terdahulu.

Realme C3 Launch

Harga tersebut memang cukup membuat saya kaget. Pasalnya, sang kakak yang bernama realme 5i juga ada pada rentang harga yang mirip, hanya berbeda Rp. 100.000 saja. Namun pada saat flash sale, harganya dipotong menjadi Rp. 1.549.000 saja. Harga seperti ini memang bisa menjadi daya tarik sendiri bagi mereka yang ingin mengganti smartphone lama.

Realme 5i vs C3?

Realme 5i sendiri saat ini masih menjadi sebuah primadona pada rentang harga satu jutaan. Pasalnya, dengan memiliki harga Rp. 1.7 jutaan, perangkat ini menggunakan SoC dengan kinerja yang mumpuni dan kamera yang bisa menangkap gambar dengan bagus. Selain itu, realme 5i juga memiliki mode malam.

Realme C3 Launch - QnA

Felix Christian selaku Product Manager Realme Indonesia mengatakan bahwa kedua perangkat tersebut memiliki segmen yang berbeda. Realme 5i jual secara online dan persediaannya saat ini tinggal sedikit. Sedangkan realme C3 akan dikuatkan untuk dijual pada pasar offline sehingga cukup yakin bahwa keduanya tidak akan saling “mengganggu” penjualan.

Beda dengan India, kenapa?

Seperti yang sudah dibahas, realme C3 versi Indonesia juga berbeda dengan versi Indonesia. Pada versi India, terdapat dua buah kamera dan memiliki penyimpanan internal serta RAM yang lebih tinggi. Sedangkan versi Indonesia hanya memiliki satu varian saja.

Felix menjelaskan bahwa kebutuhan pada setiap negara tentu saja berbeda. Hal tersebut tentu berimbas ke spesifikasi yang dimiliki oleh penjualan di setiap negara yang sudah pasti berbeda. Hal tersebut juga terlihat pada kedua jenis realme C3 tersebut.

Realme C3 Launch - Games

Di Indonesia hanya tersedia versi RAM 3 dan internal 32 GB. Oleh karena itu, Felix menjelaskan bahwa kompensasi dari RAM yang lebih rendah tersebut adalah hadirnya sensor sidik jari, layar, serta kamera makro pada bagian belakangnya. Selain itu, masalah kinerja pun juga lebih “ngacir”.

Jika konsumen menginginkan perangkat dengan RAM dan internal yang lebih besar, Felix menyarankan untuk mengambil realme 5i. Hal tersebut disebabkan oleh spesifikasi realme 5i yang memang dibuat di atas realme C3.

LG Sematkan Kamera 48 Megapixel pada Smartphone Kelas Menengahnya

LG mengumumkan trio smartphone baru dari lineup kelas menengah mereka, K Series. Ketiganya adalah K61, K51S, dan K41S, dan tema yang hendak diangkat adalah fitur kamera premium pada rentang harga yang kompetitif.

LG K61 adalah pentolannya, dengan kamera selfie 16 megapixel dan konfigurasi empat kamera belakang yang terdiri dari: 48 megapixel, 8 megapixel ultra-wide, 2 megapixel macro, dan 5 megapixel depth sensor. 48 megapixel memang tidak lagi terkesan luar biasa tinggi di tahun 2020 ini, tapi tetap saja ini merupakan kamera beresolusi tertinggi yang pernah LG sematkan ke ponsel bikinannya.

LG K51S / LG
LG K51S / LG

Di bawahnya, ada LG K51S yang mengusung kamera selfie 13 megapixel dan empat kamera belakang berspesifikasi lebih rendah: 32 megapixel, 5 megapixel ultra-wide, 2 megapixel macro, dan 2 megapixel depth sensor. Di bawahnya lagi, LG K41S datang dengan empat kamera belakang yang identik (terkecuali kamera utamanya yang cuma 13 megapixel), serta kamera depan 8 megapixel.

K41S juga merupakan satu-satunya model yang masih dilengkapi notch di saat kedua kakaknya sudah mengandalkan model hole-punch. Terkait layarnya, meski ketiganya sama-sama mengemas panel 6,5 inci, hanya K61 yang panelnya beresolusi 1080p, sedangkan sisanya cuma 720p.

LG K41S / LG
LG K41S / LG

Urusan performa, trio smartphone ini mengandalkan prosesor octa-core. LG tidak menyebutkan detailnya, tapi kemungkinan besar bikinan MediaTek. K61 lagi-lagi unggul sendiri dengan RAM 4 GB, sedangkan K51S dan K41S cuma 3 GB. Ketiganya sama-sama dibekali baterai 4.000 mAh, dan konstruksi perangkatnya diklaim telah memenuhi standar militer (MIL-STD-810G).

Sangat disayangkan LG belum menyingkap harga jual masing-masing model K Series edisi 2020 ini. Mereka cuma bilang banderolnya bakal sangat kompetitif, dan pemasarannya dijadwalkan berlangsung mulai kuartal kedua mendatang.

Sumber: LG.