MediaTek Luncurkan Seri Chipset Gaming Perdananya, Helio G90

Smartphone gaming mungkin masih terkesan gimmicky bagi sebagian besar orang. Namun perkembangan terkini di industri smartphone menunjukkan bahwa kategori ini tidak akan ke mana-mana, apalagi berkat kemunculan ponsel-ponsel gaming baru macam Asus ROG Phone II dan Xiaomi Black Shark 2 Pro.

Untuk bisa menjadi lebih mainstream, smartphone gaming harus bisa merambah lebih banyak kalangan. Dua contoh tadi merupakan opsi yang tersedia di kelas high-end, yang masing-masing mengemas chipset tercanggih Qualcomm untuk saat ini. Di kelas menengah, pilihannya memang masih sangat terbatas, akan tetapi penawaran terbaru dari MediaTek berpotensi membalik keadaan tersebut.

Pabrikan semikonduktor asal Taiwan tersebut baru saja memperkenalkan seri chipset gaming perdananya, diawali dengan dua model, yaitu Helio G90 dan Helio G90T. Keduanya sama-sama merupakan chip octa-core dengan susunan yang mencakup sepasang core ARM Cortex-A76 dan enam core Cortex-A55, tidak ketinggalan juga GPU Mali-G76 dengan kecepatan hingga 800 MHz.

Dukungan atas RAM LPDDR4x hingga yang berkapasitas 10 GB juga merupakan salah satu keunggulan seri Helio G90. Kedua chipset ini juga siap mengolah gambar yang ditangkap oleh sensor kamera beresolusi 64 megapixel, atau hasil perpaduan sensor 24 dan 16 megapixel.

MediaTek Helio G90T

Namun yang sebenarnya menjadi nilai jual utama dari seri Helio G90 adalah teknologi yang MediaTek sebut dengan istilah HyperEngine, yang dirancang untuk menyempurnakan pengalaman gaming dari banyak aspek sekaligus, bukan sebatas dari aspek visual maupun manajemen resource saja.

Yang paling menarik menurut saya adalah dari segi optimasi jaringan. Seri Helio G90 memungkinkan perangkat untuk bertukar koneksi antara Wi-Fi dan LTE secara seamless, dengan proses yang memakan waktu dalam hitungan milidetik saja. Kalau disederhanakan, kedua chipset ini pada dasarnya mampu mengombinasikan koneksi Wi-Fi dan LTE demi memastikan semuanya tetap stabil.

Juga tak kalah menarik adalah fitur yang memungkinkan agar koneksi data tidak terputus ketika ada panggilan telpon yang masuk selagi pengguna asyik bermain. Terakhir, ada fitur yang memungkinkan perangkat untuk terhubung ke dua Wi-Fi band sekaligus (2,4 GHz dan 5 GHz) demi memastikan koneksi selalu lancar sekaligus memangkas latency.

Kapan kita bisa berjumpa dengan ponsel yang ditenagai oleh MediaTek Helio G90 atau G90T? Segera, dan salah satu yang pertama bakal datang dari Xiaomi, setidak untuk pasar India terlebih dulu.

Sumber: The Next Web dan MediaTek.

Xiaomi Black Shark 2 Pro Siap Tandingi Asus ROG Phone II dengan Performa Sekelas

Perang smartphone gaming edisi 2019 resmi dimulai. Belum ada satu bulan sejak Asus mengumumkan ROG Phone II, Xiaomi sudah siap menyerang balik dengan menyingkap Black Shark 2 Pro. Lucunya, Black Shark 2 sendiri baru dirilis beberapa bulan yang lalu, dan versi Pro-nya ini sejatinya cuma membawa sedikit peningkatan dari segi performa.

Seperti halnya ROG Phone II, Black Shark 2 Pro juga menjadi salah satu ponsel pertama yang mengusung chipset Snapdragon 855 Plus yang masih sangat baru, lengkap dengan dukungan sistem liquid cooling. Dibandingkan Snapdragon 855 yang terdapat pada Black Shark 2 standar, 855 Plus unggul berkat clock speed prosesor yang lebih tinggi, serta performa GPU yang naik hingga 15%.

Xiaomi Black Shark 2 Pro

Spesifikasi lainnya juga ikut direvisi sedikit: Black Shark 2 Pro hanya memiliki varian dengan RAM 12 GB, dan pilihan storage berkapasitas 128 atau 256 GB-nya juga sudah di-upgrade dari tipe UFS 2.1 menjadi UFS 3.0. Yang belum berubah adalah layarnya, yang masih mengandalkan panel AMOLED 6,39 inci beresolusi 2340 x 1080 pixel.

Cukup disayangkan layarnya ini masih memiliki refresh rate 60 Hz, jauh di bawah ROG Phone II maupun Razer Phone 2 yang sama-sama mengunggulkan layar dengan refresh rate 120 Hz. Bahkan smartphone yang tidak dikategorikan gaming seperti OnePlus 7 Pro pun mengemas layar dengan refresh rate 90 Hz.

Xiaomi Black Shark 2 Pro

Untungnya kekurangan itu bisa dibayar dengan cara lain: Black Shark 2 Pro menawarkan touch sampling rate 240 Hz, dengan touch latency yang sangat minim di angka 34,7 milidetik. Selisihnya cukup jauh jika dibandingkan dengan touch latency ROG Phone II yang berada di angka 49 milidetik, meski sampling rate-nya sama-sama 240 Hz.

Di dunia gaming, angka-angka seperti ini selalu menjadi pertimbangan penting bagi konsumen walau mungkin selisihnya terdengar kecil di telinga konsumen umum. Dalam kasus touch latency, perbedaan kecil pun sebenarnya bisa berdampak besar pada performa dalam bermain, apalagi kalau konteksnya sudah mengarah ke esport.

Xiaomi Black Shark 2 Pro

Selebihnya, Black Shark 2 Pro juga masih mempertahankan sejumlah fitur unik versi standarnya, semisal Master Touch yang pada dasarnya merupakan fitur macro berbekal layar pressure-sensitive, serta rancangan antena berbentuk huruf “X” yang dapat membantu menjaga stabilitas koneksi meski perangkat sedang digenggam dalam orientasi portrait maupun landscape.

Di Tiongkok, Xiaomi bakal memasarkan Black Shark 2 Pro seharga 2.999 yuan (± Rp 6,1 juta) untuk varian berkapasitas 128 GB, atau 3.499 yuan (± Rp 7,1 juta) untuk varian 256 GB.

Sumber: The Verge.

OPPO Pamerkan Prototipe Smartphone dengan Layar Tanpa Tepi

OPPO punya sejumlah ide inovatif yang siap mereka implementasikan di segmen smartphone dalam waktu dekat. Yang pertama adalah kamera depan di balik layar, yang memungkinkan OPPO untuk menyuguhkan smartphone tanpa bezel, tapi tanpa harus mengandalkan notch ataupun kamera bermekanisme pop-up.

Yang kedua baru saja mereka umumkan, yakni teknologi display bertajuk “Waterfall Screen”. Dari kacamata sederhana, kita bisa menganggap Waterfall Screen sebagai layar tanpa tepi, sebab sisi kiri dan kanan panel layarnya memang melebar sampai ke bagian samping ponsel selagi membentuk sudut vertikal 88°.

OPPO Find X (kiri) disandingkan dengan prototipe ponsel Waterfall Screen (kanan) / OPPO
OPPO Find X (kiri) disandingkan dengan prototipe ponsel Waterfall Screen (kanan) / OPPO

OPPO bilang bahwa ini merupakan kelanjutan dari teknologi Panoramic Arc Screen yang mereka terapkan pada Find X. Jika dibandingkan dengan Find X yang memiliki rasio screen-to-body sebesar 93,8%, ponsel yang mengadopsi Waterfall Screen nantinya bisa mencatatkan rasio screen-to-body sebesar 96,3%. Aspect ratio-nya sendiri tercatat 22,9:9 apabila tepian lengkungannya juga ikut dihitung.

Dari sudut pandang lain, kita sebenarnya juga bisa menganggap Waterfall Screen sebagai versi lebih ekstrem dari layar milik Samsung Galaxy Note 9. Begitu ekstremnya, sampai-sampai Waterfall Screen tidak menyisakan sedikitpun ruang untuk tombol power maupun tombol volume, sedangkan pengguna Note 9 masih bisa menjumpai kedua tombol tersebut di sisi ponselnya masing-masing.

OPPO Waterfall Screen

Konsep desain seperti ini pasti memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Waterfall Screen diharapkan bisa menyajikan pengalaman visual yang lebih immersive, akan tetapi di saat yang sama OPPO juga harus memikirkan alternatif terhadap hilangnya tombol-tombol pada sisi samping smartphone itu tadi.

OPPO memang tidak menyebut kapan mereka berencana merilis smartphone dengan layar seperti ini. Namun kalau melihat sepak terjang OPPO selama ini, terbukti mereka sempat beberapa kali memamerkan prototipe perangkat berteknologi baru sebagai teaser atas ponsel unggulan barunya.

Sumber: The Verge.

Ekspansi Bisnis, Developer TikTok Turut Garap Smartphone

Populer berkat minat tinggi Gen Z terhadap video singkat, tim developer TikTok paham betul bagaimana perangkat bergerak sangat sulit dilepaskan dari keseharian mereka. Di konferensi Creators & Content Marketing beberapa minggu lalu, ByteDance mengungkapkan bahwa 98 persen kalangan generasi Z punya smartphone dan mereka tersambung ke internet selama 10 jam dalam sehari.

Boleh jadi, kondisi ini memberikan ByteDance sebuah ide: bagaimana jika mereka turut menyediakan ponsel pintar dengan milik sendiri demi memenuhi permintaan generasi Z? Tak lagi sekadar keinginan, langkah itu betul-betul ByteDance eksekusi. Di hari Senin kemarin, ByteDance mengumumkan kolaborasinya bersama Smartisan Technology untuk menggarap smartphone sebagai langkah mengekspansi bisnis ke luar ranah app dan video.

Buat sekarang, penampakan, spesifikasi serta harga ‘smartphone TikTok’ masih belum diketahui. Kita hanya dapat berasumsi bahwa produk ini ditujukan bagi konsumen berusia muda dan mungkin dibanderol di harga yang terjangkau. Meski demikian, ada sejumlah informasi yang bisa kita ekstrak dari penyingkapan ini, salah satunya: pengembangan smartphone tidak dilakukan ByteDance dari nol.

Dikonfirmasi oleh juru bicara ByteDance, penggarapan smartphone telah lebih dulu dimulai oleh Smartisan sebelum adanya perjanjian antar kedua perusahaan. Mereka setuju untuk bermitra demi melanjutkan agenda Smartisan dalam rangka memuaskan konsumen setianya. Di awal tahun ini, ByteDance sempat mengambil alih sejumlah paten milih Smartisan, bahkan beberapa staf mereka juga ditransfer ke tim TikTok.

Namanya memang kurang familier di Indonesia, tapi menurut keterangan Reuters, Smartisan ialah produsen produk yang tergolong niche di Tiongkok. Perusahaan didirikan oleh pesohor internet Luo Yonghao di tahun 2012, dan seperti brand lain asal negara itu, Smartisan turut mengembangkan OS-nya sendiri yang merupakan modifikasi dari Android. Melengkapi platform mereka, perusahaan juga menyediakan layanan online semisal Smiling Cloud, Store dan App Store.

TikTok sendiri bukanlah nama asing di telinga pengguna smartphone tanah air. Platform khusus video singkat tersebut kini bisa diakses di 150 negara, didukung oleh 75 bahasa dan kantor cabangnya tersebar di 50 lokasi di dunia. Rekor unduhnya berhasil mengalahkan PUBG Mobile, WhatsApp hingga Instagram. Kepopuleran TikTok mendongkrak nama ByteDance sebagai pemain atas di ranah teknologi, pelan-pelan menyusul Baidu serta Tencent.

Beberapa pertanyaan terakhir saya terkait smartphone TikTok: Seperti apa optimalisasi yang diterapkan ByteDance? Apakah perangkat dibekali OS berbasis Android? Lalu apakah implementasinya mirip konsep HTC First dengan Facebook Home-nya?

Sumber: Reuters.

Google Pixel 4 Bakal Usung Fitur Face Unlock dan Motion Sense

Usai menyingkap tampak belakang Pixel 4, Google kembali memberikan teaser dalam bentuk video yang mendemonstrasikan dua fitur andalan smartphone barunya tersebut. Yang pertama adalah fitur face unlock ala iPhone X, dan ini langsung menjawab pertanyaan mengapa kita tidak melihat adanya sensor sidik jari pada punggung Pixel 4.

Google menjelaskan bahwa face unlock yang ditawarkan oleh Pixel 4 sedikit berbeda karena pengguna tak diwajibkan mengangkat perangkat dan mengarahkannya ke wajah terlebih dulu agar bisa dikenali. Dengan kata lain, posisi ponsel tidak harus benar-benar sejajar dengan wajah pengguna agar sensornya dapat mendeteksi secara jelas.

Face unlock pada Pixel 4 dapat bekerja dalam orientasi apapun, termasuk apabila posisinya terbalik atas-bawah, dan fitur ini pun juga berguna untuk keperluan autentikasi di samping sebatas membuka perangkat. Dari gambar di bawah, dapat kita lihat bahwa komponen-komponen yang digunakan mirip seperti sistem kamera TrueDepth yang terdapat pada iPhone X, XS dan XR; yang mencakup flood illuminator, dot projector, dan kamera infra-merah.

Google Pixel 4 face unlock

Dalam kasus Pixel 4, kamera infra-merahnya sendiri ada dua, dan ini jelas dapat membantu efektivitasnya dalam mengenali wajah pengguna. Kemudian kalau Anda jeli, Anda bisa melihat sebuah komponen bernama “Soli radar chip”, dan ini merupakan kunci dari fitur unggulan kedua yang Pixel 4 tawarkan.

Fitur tersebut dinamai Motion Sense, istilah keren atas kemampuan Pixel 4 dalam membaca beragam pergerakan tangan dan jari pengguna, lalu menerjemahkannya menjadi input untuk mengaktifkan berbagai fungsi. Umumnya, fitur seperti ini mengandalkan kamera agar bisa bekerja, namun di sini Google rupanya lebih memilih menggunakan sistem radar bernama Soli itu tadi.

Soli sendiri merupakan hasil karya tim Google ATAP (Advanced Technology and Projects) yang sempat dipamerkan empat tahun silam bersamaan dengan kain pintar Project Jacquard. Dibandingkan kamera, teknologi radar yang diusung Soli diyakini jauh lebih akurat, sehingga pergerakan kecil dari jari-jari pengguna pun juga dapat dideteksi.

Empat tahun kemudian, implementasi Soli pada perangkat consumer akhirnya bakal segera terealisasi, dengan Pixel 4 yang menjadi panggung atas debut perdananya. Google bilang bahwa Motion Sense yang ditenagai oleh Soli ini bakal terus berevolusi seiring berjalannya waktu, tapi sayangnya, fitur ini hanya akan tersedia buat konsumen Pixel 4 di negara tertentu saja.

Selain menjadi otak di balik fitur Motion Sense, Soli rupanya juga siap membantu menyempurnakan kinerja face unlock dengan cara membangunkan sensor-sensornya secara proaktif ketika ia mendeteksi pengguna hendak meraih ponselnya. Terkait privasi, Google memastikan kedua fitur ini bekerja secara lokal tanpa ada pertukaran data dengan jaringan cloud, sebab semua data yang relevan akan disimpan di dalam security chip Titan M yang juga hadir pada Pixel 4.

Melihat besarnya upaya Google dalam memperkenalkan fitur face unlock milik Pixel 4, saya rasa sangat kecil kemungkinan perangkat ini juga dilengkapi sensor sidik jari di balik layar. Google sepertinya lebih memilih jalur yang sudah diambil oleh Apple dan menyempurnakannya.

Terakhir, teaser terbaru ini juga menjadi jawaban bagi mereka yang masih bertanya-tanya apakah Pixel 4 bakal tetap memiliki notch atau malah mengadopsi tren kamera pop-up. Ternyata bukan dua-duanya, dan memiliki bezel atas sejatinya jauh lebih baik ketimbang memaksakan notch yang luar biasa jelek seperti milik Pixel 3 XL, apalagi jika kehadiran bezel tersebut bisa dibayar dengan fitur baru yang sangat berguna.

Sumber: Google.

Realme X Resmi Hadir di Indonesia

Setelah sukses meluncurkan seri ketiganya, Realme kembali meluncurkan sebuah smartphone. Kali ini, dengan mengusung tema “Dare to Leap“, Realme sedang berusaha untuk membuat sebuah perangkat premium yang memiliki harga terjangkau. Peluncuran kali ini dilaksanakan pada The Maj Senayan pada tanggal 25 Juli 2019.

Realme X - Launch

Smartphone bernama Realme X juga sudah saya review pada tautan yang satu ini. Realme menawarkan semua fasilitas pada perangkat premium pada seri X ini. Hal tersebut seperti layar penuh Super AMOLED, kamera dengan sensor Sony IMX 586, VOOC, internal 128 GB, dan SoC Snapdragon 710.

Pada saat peluncuran, Realme X tidak hanya dihadirkan dengan RAM 8 GB saja. Realme X juga memiliki varian RAM 4 GB yang tentunya memiliki harga lebih murah. Selain itu, Realme X juga hadir dengan tema Spiderman: Far From Home yang telah diputar beberapa hari yang lalu di bioskop-bioskop.

Realme X - Spidey Ed

Realme X dijual dengan cara pre-order melalui e-commerce Shopee mulai tanggal 25 juli 2019. Harga dari varian 8GB dan versi Spiderman adalah Rp. 4.199.000, dengan diskon promo menjadi Rp. 3.999.000. Untuk varian 4 GB harganya adalah Rp. 3.799.000 dengan diskon promo menjadi Rp. 3.499.000.

Tanpa NFC dan microSD?

Pada saat sesi tanya jawab ekslusif, saya sempat menanyakan mengapa tidak terdapat NFC. Saya mengerti bahwa jawaban vendor biasanya akan berujung ke naiknya harga jual. Akan tetapi, dengan harga empat jutaan, tentu saja menambah sedikit harga tidak akan membuatnya menjadi jauh lebih mahal lagi.

Realme X - QnA

Pihak Realme mengatakan bahwa mereka memikirkan segala hal yang dibutuhkan oleh anak muda. Dan saat ini, mereka masih berkembang sehingga masih melihat apa yang bisa ditambahkan pada versi berikutnya. Jika NFC dibutuhkan oleh para pengguna di Indonesia, Realme tentu akan memasukkan feature ini pada versi berikutnya.

MicroSD lagi-lagi menjadi sebuah bottleneck kecepatan sehingga Realme merasa tidak perlu dimasukkan ke perangkat barunya. Selain itu, internal sebesar 128 GB juga sudah menggantikan fungsi microSD. Realme juga sudah merasa bahwa 128 GB cukup untuk menyimpan semua data yang dibutuhkan.

Tidak ada versi 6 GB?

Realme X juga dihadirkan dengan versi 4 GB dan 8 GB saja. Namun, versi 6 GB tidak disertakan sehingga seperti cukup tanggung menghadirkan hanya dua versi RAM saja. Padahal harga keduanya terpaut cukup sedikit.

Realme X

Realme mengatakan bahwa penggunaan RAM 4 GB saat ini sudah mencukupi kebutuhan dalam menggunakan perangkat Android. Akan tetapi, jika ingin lebih baik lagi, maka dihadirkan RAM 8 GB. Hal ini juga menjadi alasan mengapa RAM 6 GB tidak dihadirkan pada seri Realme X.

[Review] Realme X: Cara Realme Tantang Smartphone Flagship

Realme sepertinya belum cukup memenuhi pasarnya dengan smartphone Android Realme 3 Pro yang telah saya review sebelumnya. Kali ini, Realme kembali meluncurkan smartphone Android yang memiliki desain kekinian, yaitu dengan menggunakan kamera selfie mekanik yang muncul pada saat dibutuhkan. Smartphone tersebut adalah Realme X.

Realme X - The Phone

Realme X mengusung slogan “Dare to Leap” yang mengadopsi feature yang ada pada perangkat flagship. Salah satunya adalah peningkatan dibidang kamera, seperti menggunakan sensor Sony IMX 586 dan kamera pop up. Audio dengan Dolby Atmos juga dihadirkan oleh perangkat yang satu ini. Realme pun juga menjual harga yang jauh lebih murah daripada perangkat-perangkat flagship yang ada saat ini.

Sama seperti Realme 3 Pro, Realme X juga menggunakan SoC yang sama. Berikut adalah perbandingan spesifikasi antar keduanya

Realme 3 Pro

Realme X
SoC Qualcomm Snapdragon 710
CPU 2×2.2 GHz Kryo 360 Gold + 6×1.7 GHz Kryo 360 Silver
GPU Adreno 616
RAM 6 GB 8 GB
Internal 128 GB 128 GB
Layar 6,3” 2340×1080 Gorilla Glass 5 6,53” 2340×1080 Gorilla Glass 5
Dimensi 156.8 x 74.2 x 8.3 mm 161.2 x 76 x 8.6 mm
Bobot 172 gram 191 gram
Baterai 4045 mAh VOOC 3 3785 mAh VOOC 3
Kamera utama/depan 16 MP / 25 MP 48 MP / 16 MP
OS Android 9.0 Pie ColorOS 6

Berikut adalah hasil dari pindaian CPU-z dan SensorBox

Sayangnya, perangkat Realme X datang ke meja pengujian DailySocial tanpa perlengkapan dan paket penjualan.

Desain

Jika Anda pernah melihat OPPO F11 Pro, mungkin desain smartphone Realme X akan mengingatkan perangkat yang satu itu. Realme X juga memiliki body yang terbuat dari plastik polikarbonat. Pada bagian belakangnya, Realme menggunakan finishing seperti kaca dan menggunakan warna gradasi. Unit yang kami dapatkan memiliki gradasi biru-hitam.

Realme X - Bawah

Resolusi yang dimiliki oleh Realme X sama dengan Realme 3 Pro, yaitu 2340×1080 yang memiliki rasio 19,5:9. Perbedaannya adalah dimensi layar dari Realme X sebesar 6,53 inci. Layarnya sendiri juga sudah terlindungi dengan Gorilla Glass 5 yang diklaim dapat bertahan saat jatuh dari ketinggian satu meter. Realme X juga telah memiliki anti gores, sama seperti Realme 3 Pro.

Realme X - Atas

Berbicara mengenai layar, kali ini Realme tidak menggunakan notch pada smartphone X. Realme X merupakan perangkat pertama yang menggunakan layar penuh. Jenis layar yang digunakan adalah Super AMOLED dengan rasio layar berbanding badan 91.2%. Selain itu, Realme juga menghadirkan sensor sidik jari bawah layar berbasis optik dari Goodix. Hasilnya, sensor sidik jari ini memang responsif.

Realme X - Kanan

Pada bagian belakang Realme X dapat ditemukan dua buah kamera lengkap dengan LED Flash. Bagian ini cukup menonjol sehingga cukup merisaukan saat smartphone ditaruh di atas meja dan tergeser, membuat kaca lensa dapat baret, walau menggunakan kaca Sapphire. Oleh karenanya, gunakan saja back case transparan bawaannya sehingga dapat membuat bagian kameranya tidak menonjol.

Realme X - Kiri

Pada bagian kiri dari smartphone ini terdapat dua tombol volume. Pada bagian kanannya terdapat tombol daya dan slot SIM tanpa hadirnya tempat untuk microSD. Pada bagian atasnya terdapat modul kamera depan serta microphone kedua. Dan pada bagian bawahnya terdapat slot USB-C untuk mengisi daya, port Audio 3.5mm, serta speaker.

Sistem operasi yang digunakan pada Realme X sama dengan yang digunakan pada Realme 3 Pro. Dengan basis Android 9 Pie, Realme X menggunakan ColorOS versi 6. Dan berbeda dengan yang digunakan pada OPPO, ColorOS 6 yang digunakan pada Realme X menghadirkan app drawer.

Audio juga menjadi bagian yang cukup mengejutkan pada Realme X. Dengan menggunakan Dolby Atmos, membuat suara yang keluar dari lubang 3.5 mm tersebut terasa bagus untuk didengarkan. Hal ini tentu bisa menjadi bahan pertimbangan saat ingin membeli sebuah smartphone yang sekaligus menjadi perangkat untuk mendengarkan musik dan menonton video.

Jaringan LTE

Realme selalu mendukung kanal-kanal 4G LTE yang ada di Indonesia pada setiap smartphone mereka. Realme 3 Pro sendiri mendukung band 1(2100), 3(1800), 4(1700/2100), 5(850), 8(900),  34(2000), 38(2600), 39(1900), 40(2300), dan 41(2500) yang digunakan oleh semua operator seluler di Indonesia. Realme X menggunakan LTE Cat 6 yang mendukung 2 Carrier Aggregation dengan kecepatan download sampai dengan 300 Mbps.

Kamera

Kamera merupakan satu hal yang paling ditonjolkan pada Realme X. Tidak tanggung-tanggung, kamera utamanya menggunakan sensor Sony IMX 586 yang memiliki fasilitas pixel binning hingga 48 MP. Kamera depannya juga memiliki teknologi yang sama dengan menggunakan sensor Sony IMX 471.

Kamera utamanya juga dilengkapi dengan beberapa fasilitas seperti Nightscape dan Chroma Boost. Hasil dari kamera utama ini tentu menjadi lebih baik berkat kedua fasilitas tersebut. Noise yang dihasilkan cukup minim serta saturasi warnanya menjadi pas. Ketajamannya juga cukup baik sehingga dapat diandalkan saat mengambil momen di sekitarnya.

Kamera depannya akan muncul dalam waktu 0,74 detik saat dibutuhkan. Hasil tangkapannya pun juga cukup tajam untuk sebuah kamera depan. Mungkin perangkat ini merupakan smartphone Realme dengan hasil kamera depan terbaik di antara perangkat Realme lainnya.

Kamera pop up yang dimiliki oleh smartphone ini juga sudah dilengkapi dengan sensor jatuh. Saat smartphone terjatuh, kameranya akan langsung menutup sendiri. Pengguna juga akan menerima notifikasi apakah ingin keluar dari aplikasi atau melanjutkan penggunaan kamera tersebut.

Realme X - Kamera Jatuh

Pengujian

Realme X menggunakan chipset high end yang saat ini sepertinya belum terlalu banyak digunakan oleh produsen smartphone, yaitu Snapdragon 710. Snapdragon 710 sendiri menggunakan dua inti Snapdragon Kryo 360 yang berbasis Cortex A75 yang kencang dalam menjalankan sistem operasi Android.

Dengan menggunakan SoC tersebut, kinerja bermain game sudah pasti tidak perlu diragukan lagi. Game yang kami coba pada perangkat ini adalah PUBG Mobile, LifeAfter, dan AoV. Akan tetapi, dengan layar yang lebar, pengguna harus melakukan setting ulang letak tombol virtual. Saya sering kali gagal menembak lawan pada game PUBG Mobile karena tombol tembak tidak tertekan karena letaknya berbeda dari biasanya.

Kami kembali menghadirkan SoC lain untuk pengujian kali ini. Oleh karena Realme X menggunakan SoC yang sama dengan Realme 3, kami pun kembali menghadirkan perangkat tersebut. SoC Snapdragon 845 pun dihadirkan kembali sebagai pembanding kecepatan.

Uji Baterai dengan MP4

Pengujian kami kali ini menggunakan video MP4 yang dimainkan secara berulang-ulang. Videonya sendiri menggunakan resolusi 1920×1080 dengan codec H.264 dan berdurasi 120 menit. Kami tidak menggunakan BatteryXPRT karena algoritma penghemat baterai yang sangat ketat pada ColorOS 6 versi RealMe X ini.

Pengujian berlangsung selama 13 jam 45 menit pada unit yang kami dapatkan. Setelah baterai habis dan perangkat mati, kami langsung menguji VOOC dengan charger bawaan Realme 3 Pro, karena tidak mendapatkan charger aslinya. Hasilnya, kami dapat mengisi sampai penuh dalam waktu 1 jam 34 menit dengan kondisi perangkat dinyalakan.

Verdict

Realme akhirnya menantang vendor-vendor smartphone lain dengan mengeluarkan perangkat yang memiliki feature yang cukup lengkap. Hal ini pun juga ditawarkan dengan harga sekitar 50% dari para pesaingnya. Selain itu, desainnya juga sangat menarik untuk dilihat.

Realme X - Belakang

Kinerja yang ditawarkan pada smartphone ini tidak bisa dipandang sebelah mata. Dengan Snapdragon 710, perangkat ini sudah mampu menjalankan semua aplikasi yang ada dengan sangat baik. Apalagi, cip penyimpanan internalnya sudah memiliki kinerja yang lebih baik dari pendahulunya.

Kamera juga menjadi poin penjualan penting pada Realme X. Dengan menggunakan dua sensor Sony IMX menjamin hasil tangkapannya menjadi bagus dan sedikit noise. Dengan kamera yang ada dan harga yang lebih terjangkau dari smartphone flagship lainnya, membuat Realme X patut diperhitungkan jika Anda menginginkan sebuah perangkat yang bisa mengambil gambar dengan baik.

Sayangnya, saat artikel ini diterbitkan, Realme belum mengeluarkan harga resminya (akan kami update). Update: Smartphone ini dibanderol dengan harga Rp. 4.199.000. Walaupun begitu, rumornya perangkat ini akan memiliki harga empat jutaan rupiah. Dengan segala feature yang ada, membuat Realme X terlihat terjangkau dengan harga tersebut. Bagi yang merasa harga tersebut mahal, saya cukup menganjurkan untuk mengambil Realme 3 Pro.

Sparks

  • Kinerja sangat baik
  • Dolby Atmos
  • Hasil kamera bagus
  • ColorOS 6 yang responsif
  • Pop Up Camera
  • Daya tahan baterai cukup baik
  • VOOC yang mengisi baterai dengan cepat

Slacks

  • Tidak ada NFC
  • Bagian belakangnya mudah meninggalkan bekas sidik jari

Honor 9X dan 9X Pro Hadir Membawa Layar Tanpa Notch Beserta Kamera Pop-up

Pasar smartphone kelas menengah kembali diramaikan berkat penawaran terbaru dari sub-brand Huawei, Honor. Melanjutkan sepak terjang Honor 8X tahun lalu, Honor 9X dan 9X Pro baru saja diperkenalkan secara resmi di Tiongkok, dan keduanya ternyata membawa peningkatan yang cukup signifikan untuk ukuran jeda hanya satu tahun dari pendahulunya.

Perubahan yang cukup drastis ini pun sudah kelihatan dari luar. Baik Honor 9X maupun 9X Pro sama-sama mengadopsi desain tanpa bezel ataupun notch, sehingga cuma menyisakan sedikit bezel di bawah layar. Mengikuti tren yang sedang ramai sekarang, Honor 9X dan 9X Pro juga mengusung kamera depan model pop-up.

Layar tanpa notch ini merupakan panel LCD berukuran 6,6 inci, dengan resolusi 2340 x 1080 pixel. Dibandingkan Honor 8X, Honor 9X dan 9X Pro semestinya mampu menghadirkan peningkatan performa yang signifikan berkat penggunaan chipset Kirin 810 dengan prosesor octa-core, terlebih 9X Pro yang turut dilengkapi sistem liquid cooling.

Honor 9X Pro / Honor
Honor 9X Pro / Honor

Chipset tersebut didampingi oleh pilihan RAM 4 GB atau 6 GB, serta storage internal 64 GB atau 128 GB pada Honor 9X. Honor 9X Pro di sisi lain lebih unggul berkat RAM 8 GB, serta pilihan storage 128 atau 256 GB. Kedua model sama-sama dibekali slot microSD untuk menambah kapasitas penyimpanan hingga 512 GB.

Baterai milik 9X dan 9X Pro tercatat memiliki kapasitas 4.000 mAh, dan kabar baiknya, charging-nya sudah mengandalkan sambungan USB-C, bukan lagi micro USB seperti pada Honor 8X. Juga berubah adalah posisi sensor sidik jarinya, yang pada 9X dan 9X Pro telah dipindahkan ke bagian samping.

Mengenai kamera, Honor 9X mengandalkan kamera belakang 48 megapixel f/1.8, dibantu oleh depth sensor 2 megapixel. Honor 9X Pro juga demikian, tapi yang membedakan, ia turut dilengkapi kamera ketiga yang mengunggulkan perpaduan sensor 8 megapixel dan lensa wide-angle. Kamera depannya yang bermekanisme pop-up itu sendiri memiliki resolusi 16 megapixel dengan lensa f/2.2.

Untuk pemasarannya, Honor 9X dan 9X Pro bakal segera dijual mulai awal Agustus nanti di dataran Tiongkok terlebih dulu. Di sana harganya dipatok mulai 1.399 yuan (± Rp 2,9 juta) untuk varian termurah Honor 9X dengan RAM 4 GB dan storage 64 GB, sedangkan varian termahal Honor 9X Pro dengan RAM 8 GB dan storage 256 GB dihargai 2.399 yuan (± Rp 4,9 juta).

Sumber: Android Authority.

Asus ROG Phone II Resmi Diumumkan, Bawa Peningkatan Signifikan di Balik Tampilan yang Kurang Lebih Sama

Asus ROG Phone yang dirilis tahun lalu membuktikan bahwa smartphone gaming bukan hanya sebatas gimmick dan untuk keperluan marketing saja. Tentu saja ini mendorong Asus untuk menggarap sekuelnya, dan kini ROG Phone II telah siap menyapa dunia.

Dilihat dari luar, ROG Phone II nyaris tidak berbeda dibanding pendahulunya. Asus masih mengandalkan rancangan yang sama, bahkan bezel atas dan bawah layarnya pun masih dipertahankan demi memberi ruang yang cukup untuk sepasang front-facing speaker. Kendati demikian, ROG Phone II masih mengusung sejumlah pembaruan yang signifikan.

Asus ROG Phone II

Kita mulai dari layarnya, yang kini berukuran 6,59 inci, dengan total resolusi 2340 x 1080 pixel pada panel AMOLED-nya. Resolusinya memang bisa dibilang tidak berubah, akan tetapi refresh rate-nya semakin ditingkatkan lagi dari 90 Hz menjadi 120 Hz, seakan tak mau kalah dari layar milik Razer Phone 2.

Bukan hanya itu, layar ini bahkan juga memiliki touch sampling rate sebesar 240 GHz, dan Asus pun tak segan menyebut touch latency-nya adalah yang paling rendah di antara ponsel-ponsel lainnya. Penambahan lain yang tak kelihatan secara kasat mata adalah integrasi sensor sidik jari di balik layar ROG Phone II.

Asus ROG Phone II

Di sektor performa, ROG Phone II patut berbangga menjadi smartphone pertama yang mengemas chipset Qualcomm Snapdragon 855 Plus, yang memang menawarkan peningkatan performa GPU sekaligus prosesor dibanding Snapdragon 855 standar. Tidak kalah penting adalah sistem pendingin vapor chamber yang kembali menjadi andalan dalam memaksimalkan performa perangkat sepanjang waktu.

Mendampingi prosesor itu adalah RAM berkapasitas 12 GB beserta storage internal 512 GB. Juga sangat menarik adalah fakta bahwa Asus berhasil membenamkan baterai berkapasitas 6.000 mAh ke dalam bodi ROG Phone II yang tebalnya masih di bawah 1 cm (9,78 mm tepatnya). Menurut Asus, ROG Phone II siap menemani sesi bermain PUBG hingga 7 jam nonstop dalam sekali pengisian, dan dalam posisi refresh rate layarnya diturunkan menjadi 60 Hz.

Sama seperti sebelumnya, ROG Phone II kembali menghadirkan sepasang port USB-C; satu di bawah, satu lagi di sisi kiri, yang bisa menjadi colokan alternatif saat ponsel sedang dipakai bermain dalam orientasi landscape. Port di bagian samping ini juga kembali menjadi penghubung antara ROG Phone II dan berbagai aksesori yang tersedia.

Asus ROG Phone II

Lanjut ke bagian kamera, ROG Phone II mengandalkan kamera utama 48 megapixel hasil kombinasi sensor Sony IMX586 dan lensa f/1.79. Saat memerlukan perspektif yang lebih luas, kamera keduanya dengan resolusi 13 megapixel dan field of view 125 derajat siap ditugaskan. Untuk para penggemar selfie, Asus telah menyematkan kamera 24 megapixel di sisi depan ROG Phone II.

Satu informasi yang belum disingkap Asus terkait ROG Phone II adalah banderol harganya. Namun semestinya harganya tidak jauh berbeda dari pendahulunya, yang dimulai di angka $899. Pemasarannya sendiri dijadwalkan berlangsung mulai bulan September mendatang.

Sumber: Asus.

Vivo S1; Smartphone Perdana S Series Resmi Hadir di Indonesia

Bila sebelumnya Vivo hanya menawarkan dua seri smartphone di pasar Indonesia, yaitu V dan Y series. Hari ini (16/7/2019) Vivo secara resmi mengumumkan seri smartphone baru; S series yang bertengger diantara V dan Y series.

Mengusung tagline “unlock your style“, smartphone perdana S series mereka disebut S1 dengan target market generasi muda. “S” di sini berarti “style“, di mana Vivo berusaha membawa “style” ke smartphone dengan menghadirkan smartphone berpenampilan stylish dan fitur-fitur yang paling update.

“Riset Vivo menunjukkan segmentasi konsumen muda Indonesia yang menginginkan smartphone stylish dan menawarkan fitur yang sesuai dengan gaya hidup mereka. Kebutuhan inilah yang ingin kami penuhi melalui Vivo S1 dari S series ini.” Ungkap Edy Kusuma, Senior Brand Director PT Vivo Mobile Indonesia.

Kami memadukan tiga elemen utama ketika menciptakan Vivo S1, yang pertama ialah stylish appearance, kedua super camera, dan yang ketiga ialah super experience.” Lanjut oleh Yoga Samiaji, Senior Product Manager PT Vivo Indonesia.

Vivo-S1-1

Vivo juga ikut memperkenalkan dua Vivo Product Ambassador, yaitu penyanyi dan penulis lagu Sheryl Sheinafia dan aktor Jerfi Nichol. Keduanya diyakini Vivo mewakili karakter dan semangat dari konsumen muda Vivo.

Fitur Unggulan Vivo S1

Vivo-S1-8

Vivo S1 ini tersedia dalam dua warna, yakni cosmic green yang tampil mencolok dan skyline blue yang terlihat lebih lembut di mata. Kedua warna tersebut terinspirasi dari warna alami langit dan Vivo menggunakan teknik pelapisan Nano-Ion untuk menghasilkan gradasi warna dengan efek pantulan cahaya.

Vivo-S1-3

AI Triple Camera pada bagian belakang juga terlihat menonjol, kamera utama yang berada di tengah beresolusi 16MP menggunakan sensor Sony IMX499 dengan aperture f1.78. Kamera yang atas 8MP dengan lensa ultra wide dan kamera yang paling bawah 5MP sebagai depth sensor.

Fitur Vivo S1 yang paling menarik dan menjadi daya pikat utama ialah Screen Touch ID yang diturunkan langsung dari Vivo V15 Pro, bahkan Vivo V15 standar tidak memilikinya. Dikemas bersama layar Super AMOLED Ultra All Screen, membentang 6,38 inci dengan resolusi Full HD+ dalam rasio 19.5:9 dan memiliki notch yang menampung kamera depan 32MP.

Vivo-S1-6

Uniknya fitur Screen Touch ID ini tak hanya berfungsi untuk unlock kunci smartphone, tapi juga bisa digunakan untuk mengunci aplikasi. Gaya animasi saat menggunakan sensor sidik jari juga bertambah banyak, total ada tujuh yang bisa dipilih.

Nah yang baru pada Vivo S1 ialah penggunaan chipset MediaTek Helio P65 (MT6768). SoC ini memiliki CPU octa-core, terdiri dari dual-core 2.0 GHz Cortex-A75 dan hexa-core 1.7 GHz Cortex-A55, serta GPU Arm Mali-G52 2EEMC2. Pemrosesannya dibantu oleh besaran RAM 4GB dan penyimpanan internal 128GB yang sangat lapang.

Vivo S1 ini berjalan di atas sistem operasi Android 9 Pie dengan antarmuka FuntouchOS versi 9. Di dalamnya sudah terdapat fitur “dark mode“, yang bila mana diaktifkan latar belakang putih akan berubah menjadi hitam.

Vivo-S1-7

Satu lagi hal yang menjadi unggulan Vivo S1 ialah kapasitas baterainya yang tergolong cukup besar; 4.500 mAh. “One day lasting“, begitu sebutannya dan kalaupun tidak bertahan seharian karena penggunaan smartphone Anda sangat intens, teknologi dual-engine fast charging 18W akan mempersingkat proses pengisian daya.

Harga dan Ketersediaan

Vivo-S1-2

Vivo S1 resmi tersedia di pasar Indonesia dengan harga Rp3.599.000. Pre-order telah dibuka mulai 16 Juli hingga 22 Juli 2019. Bagi yang mengikuti pre-order, akan mendapatkan berbagai benefit tambahan seperti special giftbox senilai IDR 500,000; penawaran spesial paket bundling Telkomsel atau XL; dan garansi resmi selama 24 bulan.

Konsumen juga bisa menikmati promo cicilan spesial melalui Home Credit Indonesia (HCI) atau Kredivo. Sementara, penjualan perdana untuk Vivo S1 akan digelar pada 23 Juli 2019.