[Review] OPPO F11 Jewelry White, Penutup F Series yang Manis

Saya menyukai smartphone F11 series dari OPPO. Baik F11 versi standar yang masih pakai notch, maupun F11 Pro yang tampil futuristik dengan mekanisme kamera depannya yang inovatif.

Setelah sekian lama tertunda, harus antri karena lagi banyak banget perangkat yang harus di-review dan akhirnya datang juga giliran untuk mengeksekusi OPPO F11.

Sebelumnya saya sempat pegang yang warna flourite purple, tapi sudah ditarik. Sebagai gantinya dikasih warna yang terbaru; jewelry white. So, masih tergolong lumayan fresh. Berikut review OPPO F11 selengkapnya.

Putih Mempesona

Review-OPPO-F11-3
OPPO F11 Jewelry White – Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Bila OPPO F11 warna flourite purple dan marble green tampil mencolok, jewelry white terlihat lebih kalem, simple tapi berkelas. Punggungnya memiliki warna bergradasi, dari putih susu pada bagian atas ke ungu muda pada bagian bawah.

Hanya saja bagian kerangkanya tidak dicat senada dengan warna punggungnya melainkan berwarna silver. Bezel samping layar juga berwarna berlawanan, yaitu hitam dan kesannya tidak menyatu.

Review-OPPO-F11-4
OPPO F11 Jewelry White – Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Dari sisi layar, OPPO F11 juga mengusung panel IPS berukuran 6,53 inci yang sama seperti yang ada pada versi Pro-nya. Di-support resolusi 1080×2340 piksel dalam rasio 19.5:9.

Bedanya F11 masih mengadopsi waterdrop screen, di mana tampilan layarnya masih terhalangi oleh notch yang menampung kamera depan 16MP. Earpiece melekat di atasnya, sementara ambient light sensor dan proximity sensor tersembunyi di bawah permukaan layar.

Review-OPPO-F11-5
OPPO F11 Jewelry White – Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Beralih ke bagian belakang, ditemui setup dual-camera yang ditempatkan di tengah bagian atas dengan posisi agak menonjol. Sebuah LED flash berada tepat di bawahnya, diantara fingerprint sensor.

Tombol power berada sendirian di sisi kanan dan di sisi kiri ada tombol volume dan SIM tray berbentuk hybrid SIM. Pada sisi atas hanya ada mikrofon kedua, sementara mikrofon utama, bersama jack audio 3.5mm, port microUSB, dan speaker ada di sisi bawah.

Desain memang soal personal, pada seri sebelumnya yakni F9 series saya masih kurang sreg melihatnya. Tapi pada F11 series, terlepas dari adanya notch atau rising camera – pada dasarnya desain smartphone F11 series memang sudah bagus.

Flourite purple, marble green, atau jewelry white, semua pilihan warna OPPO F11 tampil menarik. Tapi, kalau harus memilih saya akan pilih warna putih atau hijaunya. Alasannya, karena warna gradasi ungu ke biru atau sebaliknya sudah terlalu mainstream alias pasaran.

Android 9.0 Pie; ColorOS 6

User experience yang diberikan oleh ColorOS 6 versi terbaru ini semakin cerdas. Sebab sudah tertanam machine learning dan dilengkapi fitur-fitur berbasis kecerdasan buatan yang akan mempelajari kebiasaan pengguna untuk memberikan pengalaman lebih baik.

Seperti Hyper Boost yang akan meningkatkan performa saat dibutuhkan, meliputi System Boost, APP Boost, dan Game Boost. Di mana sistem akan secara otomatis menyesuaikan pengaturan untuk sistem operasi, aplikasi, dan game.

Review-OPPO-F11-12
OPPO F11 Jewelry White – Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Bagi yang hobi bermain game, OPPO F11 sudah didukung fitur Game Space dan Game Assistant. Game Space akan mengumpulkan semua game yang Anda install pada satu tempat dan menampilkan estimasi daya tahan baterai dan kekuatan sinyal. Tapi yang lebih penting lagi, Anda bisa mengubah mode smartphone ke high performance, memblokir notifikasi, dan mengunci tingkat kecerahan.

Sementara Game Assistant dapat diakses saat kita bermain game, caranya dengan mengusap pinggiran layar maka akan muncul beberapa fitur seperti no notification, reject call, play AFK, screenshot, screen recording, dan messages.

Dari sisi visual, antarmuka ColorOS 6 hadir dengan background berwarna putih dengan ikon aplikasi berbentuk bulat berwarna cerah. Kesannya itu bersih, rapi, dan terlihat menyenangkan. Buat yang ingin lebih personal, terdapat Theme Store untuk menggantikan tampilan default smartphone.

Seperti biasa, pada sisi kiri homescreen terdapat Smart Assistant. Berisi widget, shortcut, dan informasi yang bisa disesuaikan. Bagi pecinta app drawer, ColorOS 6 ini juga sudah menyediakan drawer mode. Soal keamanan, metode fingerprint sensor ataupun face unlock bekerja dengan lancar.

Hardware dan Performa

Review-OPPO-F11-13
OPPO F11 Jewelry White – Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Sama seperti OPPO F11, F11 Pro bergerak dengan chipset Mediatek Helio P70. SoC ini memiliki performa CPU dan GPU yang cukup powerful, dengan fitur kecerdasan buatan (AI) yang turut ditingkatkan.

Dengan CPU octa-core, yang terdiri dari quad-core 2.1 GHz Cortex-A73 dan quad-core 2.0 GHz Cortex-A53, dan GPU Mali-G72 MP3. Disokong besaran RAM 4GB dan memori internal 128GB.

Walaupun besaran RAM-nya 4GB, selisih RAM 2GB (F11 Pro punya RAM 6GB) tidak mempengaruhi performa secara signifikan. Mungkin baru akan terasa setelah cukup lama menggunakannya dan telah menginstal banyak aplikasi. Berikut hasil benchmark dari sejumlah aplikasi:

  • AnTuTu 148.095
  • PCWork 7.971
  • 3DMark Sling Shot 1.702
  • 3DMark Sling Shot Extreme – OpenGL ES 3.1 1.286
  • 3DMark Sling Shot Extreme – Vulkan 1.262
  • Geekbench single-core 1.563
  • Geekbench multi-core 5.991

Kamera Utama 48 MP

Kemampuan fotografi OPPO F11 juga tidak bakal berbeda jauh dengan F11 Pro. Sebab keduanya memiliki konfigurasi dual camera dan fitur kamera yang identik.

Kamera utamanya mengandalkan sensor gambar Sony IMX586 yang berukuran 1/2 inci beresolusi 48 MP dengan piksel 0.8 μm dan aperture f/1.8. Kamera sekundernya 5 MP dengan aperture f/2.4 sebagai depth sensor. Sementara, kamera depannya 16 MP dengan aperture f/2.0.

Mode photo OPPO F11 didukung oleh AI Scene Recognition, yang dapat mengenali 23 scene dan 864 skenario. Ibaratnya mode auto yang lebih advance, Anda cuma harus fokus pada komposisi foto dan tak perlu ambil pusing memikirkan pengaturan.

Pada mode photo kamera belakang ini juga didukung sebuah LED flash, HDR, Dazzle Color, mode Beautification (dari level 0-100), optical zoom sebanyak 2x, dan sejumlah efek filter.

Karena mengimplementasi pola filter warna ‘Quad Bayer‘, di mana setiap 2×2 piksel digabungkan dan bekerja sebagai satu piksel. Resolusi foto yang dihasilkan pun menjadi hanya 12 MP, tapi dengan piksel besar 1,6 μm yang lebih dapat diandalkan di kondisi cahaya rendah.

Review-OPPO-F11-33

Anda dapat memilih memotret dengan resolusi 48 MP dan piksel 0.8 μm dengan mengubah aspek rasio dan resolusi 48 MP ini juga dapat digunakan pada mode expert. Sayangnya meski kita mendapatkan foto beresolusi tinggi, namun kita kehilangan dukungan AI Image Processing dan hampir kehilangan semua fitur yang ada.

Beralih ke antarmuka kameranya, ada lima mode yang tersedia yaitu photo, portrait, video, night, pano, expert, time-lapse, slo-mo, dan Google Lens. Sebagai informasi, fitur AI Scene Recognition tidak bekerja di kamera depan, sedangkan fitur Beautification hanya bekerja di mode photo dan portrait (tidak bekerja di video).

Soal perekam videonya, kamera depan dan belakang OPPO F11 dapat merekam video pada resolusi 1080p. Menariknya fitur zoom 2x juga tersedia, sangat membantu untuk mengambil close up maupun makro. Satu lagi, tersedia efek filter yang bisa digunakan untuk menekankan tema cerita video kita.

Berikut hasil foto dari OPPO F11:

Verdict

Review-OPPO-F11-16
OPPO F11 Jewelry White – Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Selain rising camera, OPPO F11 tidak mengalami distorsi maupun mengalami penguatan dibanding versi Pro-nya. Tercatat hanya besaran RAM yang dikurangi menjadi 4GB, tetapi kapasitas penyimpanannya ditambah menjadi 128GB (walaupun ada juga versi yang 64GB).

Adapun soal harga, OPPO F11 varian RAM 4GB dengan penyimpanan 128GB dibanderol Rp3.699.000. Saat ini, tersedia juga varian RAM 4GB dengan penyimpanan 64GB yang dijual Rp3.299.000. Sementara, OPPO F11 Pro RAM 6GB dan penyimpanan 64GB harganya Rp4.699.000.

Satu hal lagi yang perlu dipertimbangkan ialah umur dari smartphone F series itu sendiri. Seperti yang kalian ketahui, OPPO telah merilis Reno series dan me-replace F series dan R series. OPPO F11 dan F11 Pro mungkin merupakan smartphone F series yang terakhir.

Sparks

  • Warna jewelry white tampil mempesona
  • Harga sangat terjangkau, terutama versi penyimpanan 64GB
  • Kamera sama bagusnya dengan OPPO F11 Pro

Slacks

  • Sebagai smartphone F series terakhir, umurnya mungkin pendek
  • Masih pakai port microUSB, belum type-C

Menjajal Kamera Xiaomi Redmi Note 7 dan Bermain dengan Redmi 7 di Kota Tua

Xiaomi kembali mengadakan sesi experience dengan menggunakan dua perangkat terbarunya, Xiaomi Redmi Note 7 dan Redmi 7. Kali ini, Xiaomi mengambil tema sejarah dengan mengunjungi Museum Sejarah Jakarta di Kota Tua. Tempat wisata yang sudah sangat dikenal di Jakarta ini pas untuk menjadi sasaran kamera dari Xiaomi Redmi Note 7.

Acara pun dibuka oleh Andi Rengreng selaku PR Manager Xiaomi Indonesia. Acara yang dilakukan pada hari Jumat tanggal 21 Juni 2019 tersebut terbagi ke dalam dua sesi. Sesi Xiaomi Redmi Note 7 akan membuktikan bagaimana kamera yang dimiliki bisa mengambil gambar, baik dalam kondisi cukup cahaya mau pun kurang. Sesi Redmi 7 akan menguji bagaimana Snapdragon 632 untuk digunakan dalam bermain game.

Xiaomi Launch

Xiaomi Redmi Note 7 menggunakan sensor buatan Samsung dengan ISOCELL GM1 yang memiliki resolusi 48 MP. GM1 sendiri merupakan sebuah sensor 12 MP yang mampu menggunakan teknologi tertentu sehingga bisa menghasilkan gambar 48 MP. Resolusi tersebut pun juga bisa diperbaiki lagi dengan menggunakan AI yang ada pada aplikasi kameranya.

Kami berhasil mengambil beberapa gambar pada saat melakukan tur di Museum Sejarah Jakarta. Dan pada saat berada didalam ruangan, kami juga berkesempatan untuk menggunakan mode malam (Night Mode). Mode ini diciptakan untuk mengambil gambar pada saat cahaya berkurang yang kerap membuat hasil foto menjadi tidak tajam dan terang.

Beberapa contoh pengambilan gambar tersebut dapat dilihat pada galeri berikut ini

Setelah sesi Xiaomi Redmi Note 7 selesai, kami pun diajak ke sebuah restoran bernama Histeria. Di sana, sesi Redmi 7 pun dimulai. Xiaomi sendiri ingin agar Snapdragon 632 yang digunakan tidak dianggap remeh. Snapdragon 632 sendiri pernah kami bahas pada sebuah artikel sebelumnya dan bisa dilihat pada tautan ini.

Saat dimulai, kami pun diminta untuk menonton sebuah video dari Youtube dan melakukan chatting dengan menggunakan split screen. Tidak ada lag yang terasa pada saat pengoperasiannya. Redmi 7 pun dapat digunakan dengan semestinya. Sayangnya, dengan layar sebesar itupun, tampilannya akan terganggu saat mengetik dan menggunakan split screen.

Terakhir adalah sesi bermain dengan menggunakan game PUBG. Ternyata, masih banyak orang yang skeptis akan lancarnya PUBG yang dijalankan pada platform Snapdragon 632. Padahal, penggunaan teknologi CPU cepat dari ARM (Cortex A73) sudah diimplementasikan di sini.

Dengan GPU Adreno 506, PUBG pun langsung menetapkan bahwa grafis ada pada profile paling bawah. Tak apa, kami pun bisa melakukan seting agar grafis dapat berjalan lebih lancar lagi. Dan hasilnya, kami tidak menemukan masalah saat bermain PUBG. (Sayangnya, saya mati saat bertanding karena zona yang mengecil… huh!).

Setelah bermain, kami tidak menemukan adanya hawa panas yang muncul dari perangkat Redmi 7. Dengan harga satu jutaan saja, smartphone ini bisa menjadi pilihan bagi mereka yang memiliki dana pas-pasan untuk membeli sebuah perangkat Android.

OPPO Umumkan A1K, Berada Antara A5s dan A3s

Pada segmen entry-level, sebelumnya OPPO menjagokan A5s yang merupakan penerus dari A3s. Kini OPPO punya jagoan baru yang disebut OPPO A1K untuk menjawab kebutuhan anak muda yang aktif dalam media sosial.

Smartphone OPPO A1K ini hadir dengan tiga keunggulan utama, sistem antarmuka ColorOS 6 terbaru, baterai besar 4.000 mAh, dan teknologi kecerdasan buatan.

OPPO-A1K

OPPO seri A1K ini hadir dengan fitur-fitur yang cocok untuk menjawab kebutuhan anak muda di zaman sekarang, apalagi kalangan ini aktif melakukan kegiatan di media sosial dan selalu up-to-date.” Ujar Aryo Meidianto A, Public Relations Manager OPPO Indonesia.

Menurut survei yang dilakukan oleh OPPO, pada rentang umur 16 sampai 22 tahun – pengguna anak muda sangat menyukai kegiatan di media sosial dan chatting. Makanya mereka membutuhkan smartphone dengan baterai yang besar dan kamera yang mumpuni.

OPPO A1k sudah menjalankan Android 9.0 Pie dengan antarmuka ColorOS 6 yang membawa berbagai macam fitur baru seperti Smart Driving, Smart Bar, dan Smart Assistant.

Smart Driving merupakan fitur yang dapat meningkatkan keamanan dan kenyamanan dalam berkendara dengan melakukan pembatasan terhadap notifikasi dan mengizinkan panggilan ke beberapa kontak yang didaftarkan.

Ada juga fitur riding mode yang akan mensenyapkan notifikasi kecuali panggilan masuk. Riding mode akan mengubah antarmuka panggilan masuk dengan menampilkan ikon besar yang mudah untuk dijangkau saat berkendara. Tentu saja, sebaiknya tidak menggunakan smartphone saat berkendara.

Selain itu, OPPO A1k memiliki fitur Smart Bar yang memungkinkan kita menonton video streaming dan chatting dalam waktu yang bersamaan. Layarnya sendiri berukuran 6.1 inci dengan notch berbentuk mini waterdrop screen, disokong resolusi HD+ dalam rasio 19.5:9.

Soal fotografi, OPPO A1K membawa satu kamera belakang 8MP dan kamera depan 5MP. Lengkap dengan fitur HDR Smart Technology yang berfungsi untuk menghasilkan gambar dengan dynamic range yang lebih luas dan lebih kaya warna.

Dapur pacunya mengandalkan chipset Mediatek MT6762 Helio P22, dengan besaran RAM 2GB dan memori internal 32GB. Berkat kapasitas baterai besar 4000 mAh dan sistem Smart Management, daya tahan baterainya memang lebih lama.

Bila tertarik, OPPO A1K tersedia dalam dua pilihan warna bernuansa klasik yaitu hitam dan merah. Harganya Rp1.799.000 dan untuk mendapatkannya bisa dipesan secara pre-order pada tanggal 20 Juni 2019 eksklusif melalui situs daring Akulaku.com.

Kalau dilihat dari kombinasi harga dan spesifikasinya, A1K jelas merupakan versi ekonomis dari A5s – meskipun pemangkasan fiturnya cukup signifikan. Serta, menjadi alternatif dari A3s yang secara fitur dan spesifikasi masih cukup menarik sebagai smartphone satu jutaan.

Lebih Dekat dengan Reno, Seri Smartphone Terbaru OPPO

Setelah melalui serangkaian acara, dari ‘nobar’ live streaming dan beberapa kali product experience, OPPO akhirnya secara resmi menghadirkan Reno series di Indonesia yaitu OPPO Reno dan Reno 10x Zoom.

Nah bila F series mengandalkan kemampuan selfie, Reno series lebih menonjolkan kekuatan kamera belakangnya. Terutama Reno 10x Zoom yang tak hanya menawarkan kamera beresolusi tinggi dan mode wide angle, tapi juga kebolehan memperbesar gambar 10x hybrid zoom.

Bedanya Reno dan Reno 10x Zoom

OPPO-Reno

Kedua smartphone Reno series di kemas dengan desain simetris dalam balutan warna Ocean Green atau Jet Black. Meski tampil identik, jarak perbedaan kemampuan kedua smartphone ini sangat jauh.

OPPO-Reno

Dari ukuran layar, Reno mengusung desain full panoramic screen dengan panel OLED 6,4 inci beresolusi 1080×2340 piksel dalam rasio 19.5:9. Sementara, layar Reno 10x Zoom berukuran sedikit lebih besar yakni 6,6 inci dan permukaan layarnya sudah berlapis Corning Gorilla Glass 6.

Kamera depan 16 MP mereka tersembunyi dalam struktur pivot-siring, bersama LED flash kamera belakang. Kamera depan akan mencuat ke atas saat pengguna selfie atau vlog, menggunakan LED flash kamera belakang, dan membuka kunci smartphone (face unlock).

Tidak perlu menahan diri untuk tidak menggunakan kamera depan, karena mekanisme tersebut diklaim OPPO mampu bertahan hingga 200.000 kali. Artinya, kalau sehari 100 kali maka bisa bertahan hingga 5 tahun.

Beralih ke bagian dapur pacu, smartphone Android 9.0 Pie dengan ColorOS 6 ini berada di level yang berbeda. Reno harus puas dengan Snapdragon 710, bersama RAM 6GB dan storage 256GB.

Sementara, Reno 10x Zoom mengandalkan chipset Qualcomm paling mutakhir saat ini yakni Snapdragon 855 bersama RAM 8GB dan storage 256GB.

Kapasitas baterai Reno 3.765 mAh dan 4.065 mAh Reno 10x Zoom sudah didukung VOOC Flash Charge. Isi ulangnya melalui port USB Type-C, bukan lagi microUSB seperti yang ada pada F series.

Kemampuan Kamera Belakang

Selain perbedaan kekuatan chipset, pengalaman mobile fotografi kedua smartphone ini juga berada di level yang berbeda. Reno biasa masih sebanding dengan F11 series, mengandalkan konfigurasi dual camera dengan kamera utama 48 MP (f/1.7) dan 5 MP (f/2.4) sebagai depth sensor.

Sementara, Reno 10x Zoom mengandalkan konfigurasi triple camera. Kamera utamanya yang berada di atas menggunakan sensor Sony IMX586 beresolusi tinggi 48 MP (f/1.7) dengan ukuran per piksel 0.8µm. Dilengkapi OIS dan triple focus yakni laser, phase, dan contrast detection focus.

Kamera yang ditengah 8 MP (f/2.2) dengan lensa ultra wide 16mm. Sedangkan yang paling bawah 13MP dengan struktur periscope dan lensa telephoto 130mm yang memberikan kemampuan hybrid zoom 10x dan digital zoom hingga 60x.

Verdict

OPPO-Reno

Misi OPPO adalah menghadirkan pengalaman terbaik melalui inovasi teknologi dan produk seri baru Reno akan menggantikan F series dan R series. OPPO juga tidak membatasi definisi Reno dan membebaskan definisinya sesuai kreativitas penggunanya.

Buat yang tertarik, OPPO Reno dapat dipesan dari tanggal 17 Juni hingga 21 Juni 2019 dan akan dijual perdana pada 22 Juni 2019. Sementara untuk OPPO Reno 10x Zoom, pemesanan awal dapat dilakukan mulai 17 Juni sampai 27 Juni 2019 dan akan mulai dijual perdana pada 28 hingga 30 Juni 2019.

Pada masa pemesanan awal, konsumen akan mendapatkan cashback hingga 1 juta rupiah, gratis VOOC Car Adapter dan VOOC Type C Cable senilai 700 ribu rupiah, cicilian 0% dan cashback hingga 700 ribu rupiah menggunakan kartu kredit dari Bank BCA, BNI, CIMB Niaga, dan Mandiri, serta special bundling dari XL Prioritas dan Indosat Ooredoo.

Khusus untuk O-Fans, OPPO juga memberikan penawaran tukar tambah melalui Joy Exchange dengan tambahan cashback maksimal 1,5 juta rupiah, jika mereka menukarkan perangkat smartphone OPPO mereka dengan Reno series.

 

ASUS Berikan Zenfone 6 ke Developer, Google Camera Mod pun Muncul!

Smartphone buatan ASUS mungkin bukan yang pertama dilirik para developer pihak ketiga. Hal tersebut terbukti dengan minimnya sistem operasi pihak ketiga seperti Lineage OS yang dapat ditemukan untuk vendor smartphone dari Taiwan ini. Harga, spesifikasi, dan ketersediaannya mungkin menjadi sebuah masalah utama.

Tahun lalu, ASUS meluncurkan ASUS Zenfone Max Pro M1 dengan spesifikasi yang cukup tinggi namun memiliki harga yang sangat terjangkau. Smartphone yang satu ini pun seperti menjadi sebuah titik balik para developer untuk menggarap ekosistem dari ASUS. Saya merupakan salah satu orang yang pertama kali dihubungi oleh beberapa developer asal India untuk mencoba melakukan pembukaan bootloader.

Asus ZenFone 6

Percobaan tersebut gagal, namun developer-developer tersebut tidak pantang menyerah, sehingga seminggu setelah peluncuran perangkat tersebut, bootloader pun mudah terbuka. Selain itu, metode root juga mulai terbuka, sehingga modifikasi pun mulai dapat dilakukan. Salah satu yang paling digemari oleh para pengguna Max Pro M1 adalah penggunaan Google Camera Mod.

Modifikasi Google Camera yang dicanangkan oleh BSG ini membuat kualitas gambar hasil kamera Max Pro M1 pun menjadi sangat baik. Setelah itu, muncul beberapa hasil developer berupa sistem operasi pihak ketiga dan bahkan modifikasi Google Cam tanpa root. Sayangnya, hal tersebut tidak berlaku bagi flagship mereka seperti Zenfone 5 dan 5z.

Asus ZenFone 6 / Asus

Saat ini, ASUS ternyata sudah mengirimkan unit Zenfone 6 kepada para developer. Hal tersebut dilakukan dengan bekerja sama melalui salah satu portal developer untuk smartphone Android, XDA-Developers. ASUS pun meminta mereka untuk merekomendasikan siapa saja yang bisa dimasukkan ke dalam sebuah program percobaan. ASUS juga langsung mengeluarkan source code Zenfone 6 yang bisa langsung diolah oleh para developer.

Salah satu developer yang dianjurkan oleh XDA adalah Arnova8G2. Developer yang satu ini sudah sangat terkenal dalam modifikasi Google Camera. Arnova juga sering memberikan beberapa perbaikan agar aplikasi Google Camera Mod dapat dijalankan pada beberapa perangkat.

Google Camera 6

Baru-baru ini, aplikasi Google Camera buatan Arnova8G2 pun muncul. Salah satu log perubahan yang ditulis adalah kompatibilitas dengan smartphone Zenfone 6. Tentunya, hal ini erat kaitannya dengan pemberian unit Zenfone 6 tersebut.

Aplikasi tersebut saat ini sudah mendukung resolusi 48 MP yang ada pada beberapa kamera smartphone saat ini, termasuk Zenfone 6. Selain itu, fitur standar dari Google Cam seperti HDR+ Enhanced, RAW, mode Portrait, Video, Photobooth, Timelapse, serta Night Sight juga sudah berjalan dengan lancar. Dan tentunya, kemampuan kamera untuk berputar menjadi pengambil gambar swafoto juga sudah didukung.

Celso

Hal ini tentunya menjadi sebuah kabar gembira bagi para calon pengguna Zenfone. Walaupun begitu, Zenfone 6 belum bisa ditemui di regional Asia untuk beberapa waktu ini. Kabarnya, ASUS masih bakal menjual Zenfone 6 untuk kawasan Eropa terlebih dahulu.

Sumber: XDA Developer

Google Ungkap Gambar Teaser Pixel 4

Jauh sebelum Google Pixel 3 dan Pixel 3 XL dirilis tahun lalu, bocorannya sudah menyebar ke mana-mana. Tahun ini sepertinya petaka tersebut bakal kembali terulang kalau melihat sejumlah bocoran yang telah beredar, akan tetapi kali ini Google sudah menyiapkan cara untuk setidaknya bisa mengantisipasi ‘kegaduhan’ yang timbul.

Tanpa ada yang menyangka, Google melalui akun Twitter-nya malah mengunggah gambar teaser dari Pixel 4. Gambar tersebut memang hanya menampilkan sisi belakang Pixel 4, tapi setidaknya ada banyak yang bisa kita pelajari, dan kita pun bisa berspekulasi terkait keunggulan-keunggulan yang ditawarkannya.

Yang paling mencuri perhatian adalah tonjolan kamera besar di ujung kiri atasnya. Bentuknya kotak, dan kalau kita terangkan gambarnya, kita bisa melihat sepasang lensa di baliknya, diikuti oleh semacam sensor kecil dan sebuah LED flash di atas dan bawahnya.

Ini jelas merupakan perubahan besar buat seri Pixel, mengingat sebelum-sebelumnya tidak pernah ada Pixel yang mengemas lebih dari satu kamera belakang. Pixel 3 dan Pixel 3 XL memang punya total tiga kamera, tapi dua di antaranya berada di depan.

Yang masih misterius adalah fungsi dari kamera kedua tersebut. Kecil kemungkinan fungsinya cuma untuk menciptakan efek blur, sebab Google selama ini sudah berhasil melakukannya dengan satu modul kamera saja. Berhubung semua ini baru teaser, tentu saja Google masih enggan menyingkap detail lebih lengkapnya.

Hal menarik lain yang bisa kita temukan adalah absennya sensor sidik jari di sisi belakang Pixel 4. Sejak generasi pertama sampai ketiga, Pixel selalu mengandalkan sensor sidik jari di belakang. Apakah ini berarti Pixel 4 bakal mengunggulkan sensor sidik jari di bawah layar? Atau mungkin malah mekanisme face unlock macam yang ditawarkan iPhone terbaru?

Semua ini baru akan terjawab secara resmi pada musim semi mendatang, sesuai dengan janji Google yang berencana merilis versi baru Assistant bersamaan dengan Pixel generasi anyar.

Sumber: The Verge.

[Review] Vivo V15 Pro; Perekam Video Mumpuni, Performa Cekatan

Kalau ada versi ‘Pro’, kenapa harus memilih yang ‘standar’? Utamanya buat Anda yang merasa memiliki kebutuhan ber-smartphone yang sudah sangat tinggi.

Ya, setelah mengulas Vivo V15 – kali ini Dailysocial akan lanjut me-review Vivo V15 Pro. Versi Pro ini memiliki kemampuan kamera yang lebih bisa diandalkan, performa jauh lebih superior, dan dilengkapi beberapa fitur premium yang tidak ada di versi biasa.

Vivo V15 Pro sendiri dijual dengan harga Rp5.699.000, sementara Vivo V15 dibanderol Rp4.399.000. Dengan selisih harga Rp1,3 juta, apa yang membuat Vivo V15 Pro begitu worth untuk dibeli?

AI Triple Camera

Vivo V15 Pro mengemas tiga kamera belakang, kamera utamanya menggunakan sensor berukuran 1/2,25 inci, resolusinya 48 MP dengan pixel berukuran 0,8μm, dan aperture f/1.8. Vivo mengadopsi teknologi ‘Quad Pixel‘ yang menggabungkan empat piksel menjadi satu pixel.

Kita diperbolehkan memilih, memotret pada resolusi tinggi 48 MP tapi dengan pixel berukuran 0,8μm atau membidik pada resolusi 12 MP dengan ukuran pixel 1,6μm yang lebih besar dan lebih peka terhadap cahaya.

Bandingkan dengan Vivo V15, jepretan 12 MP yang dihasilkan menggunakan pixel berukuran 1,12µm. Kalau ukuran pixel-nya lebih besar, artinya cahaya yang masuk lebih banyak dan pada akhirnya mempengaruhi kualitas foto terutama di kondisi minim cahaya.

Dengan aperture f/1.8 yang cukup besar dan AI Super Night mode, Anda bisa mengabadikan keindahan malam hari. Pastikan pegang smartphone dengan stabil, karena kamera akan menggunakan shutter speed rendah (beberapa detik).

Review-Vivo-V15-Pro-18

Beralih ke kamera kedua, resolusinya 8 MP dengan aperture f/2.2 dan lensa ultrawide 13mm yang menyuguhkan sudut pandang yang ekstra lebar hingga 120 derajat. Anda dapat memasukkan area yang luas dalam foto dan berguna saat foto grup dengan banyak orang yang berjejer. Bila tidak menyukai efek distorsi yang dihasilkan, Anda bisa mengaktifkan fitur ultra wide-angle correction untuk mendapatkan foto yang minim distori.

Satu kamera lagi 5 MP dengan aperture f/2.4 sebagai depth sensor. Kamera pada V15 Pro juga dilengkapi fitur-fitur berbasis kecerdasan buatan, seperti AI Scene Identification, AI Portrait Framing, AI Beauty, dan AI Body Shaping.

Bila AI Scene Identification diaktifkan, kamera akan mengidentifikasi subjek foto dan situasi, lalu secara otomatis menyesuaikan pengaturan. Sementara, AI Portrait Framing akan membantu memberikan komposisi foto yang menarik. Berikut beberapa hasil bidikan Vivo V15 Pro:

Perekam Video 4K dan 1080p 60 fps

Review-Vivo-V15-Pro-10

Kalau Anda berminat bikin konten video, V15 Pro dapat menjadi peralatan yang tepat. Smartphone ini punya capability video yang tergolong mumpuni, pertama karena mampu merekam video 4K 30 fps.

Artinya Anda bisa memproduksi footage yang berkualitas, footage 4K sendiri merupakan aset yang bernilai tinggi. Tentu saja, karena keterbatasan sensor kamera smartphone yang kecil – V15 Pro lebih optimal bila digunakan di luar ruangan dengan cahaya yang ideal.

Lalu untuk mendapatkan gerakan yang smooth, Anda bisa berinvestasi dengan membeli gimbal smartphone. Sebut saja seperti DJI Osmo Mobile 2, Zhiyun Smooth 4, dan Moza Mini – harganya tidak terlalu mahal.

Fitur video yang kedua, 1080p pada 60 fps. Selain menyuguhkan gerakan yang lebih nyata, merekam video dengan frame rate tinggi memiliki banyak keuntungan. Seperti untuk slow motion dan fleksibilitas dalam mengedit video, karena pada 60 fps – satu detik dapat bernilai dua detik.

Wide-angle view sangat penting dalam video dan mode wide-angle pada kamera belakang V15 Pro tersedia untuk foto maupun video. Sudut pandangnya di mode video memang tidak seluas pada mode foto, tapi sudah cukup lebar dan ideal untuk bikin konten.

Satu lagi, fitur ini mungkin bakal sangat disukai oleh vlogger cewek yaitu AI Beauty dan AI Body Shaping yang bekerja pada mode video. Bisa untuk membuat wajar tampak sedikit lebih cerah dan membuat bentuk tubuh terlihat proporsional di depan kamera, Anda dapat mengatur preferensi secara manual.

32 MP Pop-up Camera

Fitur andalan V15 yaitu 32 MP Pop-up camera juga hadir pada V15 Pro. Harus diakui, kamera depan dengan mekanisme ‘pop-up‘ ini terasa futuristis dan smartphone dengan notch sudah ada di titik jenuh.

Sejauh ini kinerja kamera depan sangat lancar, saya tidak menemukan kasus kamera depan yang macet atau tidak muncul saat dibutuhkan. Menurut Vivo, sistem pop-up ini sudah teruji dan mampu bertahan hingga 300.000 kali.

Kamera depannya ini beresolusi 32 MP dengan ukuran pixel 0.8µm, dan aperture f/2.0. Lengkap dengan fitur-fitur berbasis kecerdasan buatan seperti AI Beauty, AI Body Shaping, dan AI Portrait Lighting.

Tidak ada mode wide-angle di kamera depan, tapi sudut pandangnya sudah lumayan luas mencakup kepala sampai dada atas. Video yang direkam bisa disimpan pada 1080p 30fps, fitur AI Beauty, AI Body Shaping, dan sejumlah efek juga tersedia.

Hardware & Performa

Review-Vivo-V15-Pro-9

Pusat dari V15 Pro mengandalkan chipset Qualcomm Snapdragon 675 AIE dengan pengolah grafis Adreno 612. Daya tempurnya ditopang RAM sebesar 6 GB dan penyimpanan internal 128 GB.

Snapdragon 675 AIE sendiri dibangun berdasarkan proses fabrikasi 11 nm. SoC ini terdiri dari CPU octa-core yang meliputi dual-core 2.0 GHz Kryo 460 Gold dan hexa-core 1.7 GHz Kryo 460 Silver.

Seberapa kencang bila dibandingkan chipset MediaTek Helio P70 yang ada pada Vivo V15? Sebagai gambaran, biarlah hasil benchmark dari aplikasi AnTuTu yang bicara. V15 yang saya review sebelumnya memperoleh nilai 141.022 poin, sementara V15 Pro mendapatkan 175.339 poin.

Sementara, di PC Work 2.0 performance – V15 Pro mendapatkan nilai 7.616 poin, 3DMark Sling Shot 1.744 poin, 3DMark Sling Shot Extreme – OpenGL ES 3.1 1.075 poin, 3DMark Sling Shot Extreme – Vulkan 1.164 poin, Geekbench 4 single-core 2.394 poin, dan multi-core 6.542 poin.

Berdasarkan pengujian, smartphone Android 9.0 Pie dengan Funtouch 9 ini sangat cekatan dalam menjalankan tugas-tugas yang diberikan. Pergerakan antarmuka dan berpindah dari satu aplikasi ke aplikasi lainnya juga responsif.

Sampai batas tertentu, Snapdragon 675 ialah chipset yang benar-benar powerful. Kecuali bila Anda memiliki kebutuhan khusus, misalnya untuk mengedit video di smartphone atau bermain game dengan grafis tinggi – maka saya sarankan memilih smartphone dengan Snapdragon 845.

Fitur-fitur Premium

Vivo V15 Pro adalah smartphone yang penuh dengan elemen kekinian dan dilengkapi beberapa fitur premium. Dari luar, smartphone juga cukup modis dengan pilihan warna topaz blue atau coral red.

Berkat mekanisme kamera depan pop-up, Vivo mengemas desain Ultimate All Screen pada V15 Pro – layar berukuran 6,39 inci Full HD+ tampil nyaris tanpa bezel. Panel yang digunakan ialah Super AMOLED untuk mengakomodasi fitur Screen Touch ID dan Always On Display.

Review-Vivo-V15-Pro-14

Fingerprint sensor bekerja cukup cepat, tak perlu menekan tombol power untuk membuka kunci layar. Screen Touch ID pada V15 Pro masih berbasis optical dan belum ultrasonic, hanya ada satu area saja – tapi pada unit V15 Pro yang saya review sepertinya ada sedikit bug.

Ketika menambahkan sidik jari jempol kanan, saya kombinasikan dengan jempol kiri di fase tertentu. Proses pendaftarkan berhasil dan ternyata kedua jempol tangan kanan dan kiri saya bisa membuka kunci layar smartphone, padahal hanya satu jempol kanan yang saya daftarkan. Semoga saja, celah ini segera diperbaiki oleh Vivo.

Selain sidik jari, V15 Pro dapat mengenali pemiliknya dengan wajah. Fitur face unlock yang sempat absen pada V15, tetap dimiliki V15 Pro. Ada dua metode yang disediakan, pertama saat menekan tombol power maka kamera depan akan langsung nongol. Cara ini sangat instan, tapi juga cukup riskan – bagaimana bila tombol power tidak sengaja kita tekan?

Saran saya, pilih metode face unlock yang kedua. Di mana ketika menekan tombol power, Anda harus usap ke atas agar kamera depan muncul. Proses pengenalannya terbilang cepat dan kinerjanya konsisten.

Review-Vivo-V15-Pro-12

Melihat apa yang ditawarkan V15 Pro, kapasitas baterai 3.700 mAh yang dimilikinya tidak akan mampu mengimbangi kehebatannya. Tapi itu bukan masalah besar, karena smartphone ini sudah dibekali dengan teknologi dual engine fast charging yang mempersingkat proses isi ulang. Satu-satunya elemen jadul pada V15 Pro adalah port microUSB yang digunakan.

Satu lagi yang harus diketahui, bentuk SIM card pada V15 Pro bertipe hybrid. Artinya Anda harus merelakan slot kartu SIM kedua dan tidak bisa menggunakan fungsi dual SIM jika ingin menambah kapasitas memori lewat penggunaan microSD.

Verdict

Review-Vivo-V15-Pro-13

Kebutuhan ber-smartphone tiap orang memang berbeda-beda, tapi buat Anda yang sedang mencari smartphone premium dengan cita rasa flagship – Vivo V15 Pro jelas salah satunya.

Dibanderol Rp5.699.000, memang bukanlah uang yang sedikit. Namun menurut saya harganya worth it karena menimbang fitur premium dan kelengkapan elemen kekiniannya.

Berbekal konfigurasi yang ada, smartphone ini memberikan respon yang cekatan dan mampu menjalankan semua aplikasi serta tugas yang diterima tanpa masalah sedikit pun sampai pada batas tertentu.

Sparks

  • Kamera depan pop-up yang futuristis
  • Panel Super AMOLED
  • Ada fitur face unlock
  • Ada fitur Screen Touch ID
  • Snapdragon 675 yang kencang

Slacks

  • Port micro USB
  • Slot SIM hybrid
  • Ada bug pada fitur Screen Touch ID

Oppo Reno Bakal Gantikan Seri F Sekaligus Seri R

Sejak Oppo Reno diperkenalkan bulan lalu, sudah banyak yang memprediksi bahwa seri tersebut bakal menggantikan seri F ke depannya. Bukan hanya itu, berhubung Reno sendiri menjalani debut perdananya bersama dua varian sekaligus, tidak sedikit pula yang meragukan potensinya menjadi pengganti seri R di segmen flagship.

Realisasinya sebenarnya cuma tinggal menunggu waktu, dan indikasi kuatnya bisa dilihat dari laporan terbaru yang diterima oleh 91mobiles. Narasumber mereka mengatakan bahwa divisi mobile Oppo belum lama ini telah merayakan satu dasawarsa kiprah mereka di Tiongkok, dan dalam rangka itu pula mereka ingin menerapkan perubahan pada lineup produknya.

Ke depannya, seri F bakal di-discontinue dan digantikan sepenuhnya oleh seri F. Bukan cuma di Tiongkok, Oppo juga bakal memberlakukannya di India, dan kemungkinan besar juga di negara-negara lain tempat mereka memasarkan produknya.

Yang dimaksud sebagai pengganti seri F tentunya adalah Reno varian standar yang ditenagai oleh chipset kelas menengah, Qualcomm Snapdragon 710. Kalau benar, ini berarti Oppo F11 dan Oppo F11 Pro bakal menjadi model terakhir dari Oppo seri F.

Di sisi lain, Oppo Reno 10x Zoom dengan kamera ala periskop dan performa kelas flagship kemungkinan besar akan menjadi penerus Oppo seri R, yang terakhir diwakilkan oleh Oppo R17 Pro. Wacana ini juga sejalan dengan rencana Oppo untuk men-discontinue seri R sebelum ini.

Oppo Reno

Lalu bagaimana dengan seri Find? Well, meski belum ada update mengenainya, saya kira seri tersebut tidak akan terpengaruh oleh kehadiran Reno. Pasalnya, kalau kita lihat riwayat perjalanan Oppo selama ini, seri Find selalu mereka pakai sebagai medium untuk mendemonstrasikan terobosan terbaru yang mereka prediksi bakal menjadi mainstream.

Oppo Find X yang dirilis tahun lalu adalah contoh terbaiknya. Kalau bukan karena ponsel tersebut (dan konsep Vivo Apex tentunya), dunia mungkin bakal lebih terlambat mengenal smartphone dengan kamera depan model pop-up, yang di tahun 2019 ini semakin sering dipilih sebagai alternatif yang lebih baik terhadap notch, termasuk halnya oleh flagship sekelas OnePlus 7 Pro.

Sumber: 91mobiles.

Menjajal Zoom Kamera OPPO Reno 10X

Gaung OPPO Reno 10x sepertinya sudah menggema. Hal tersebut dikarenakan OPPO berhasil memikat banyak calon penggunanya dengan meluncurkan sebuah smartphone yang mampu mengambil gambar dengan zoom yang lebih tinggi. Pada firmware terakhir, OPPO Reno 10x bahkan dapat melakukan zoom digital hingga 60x.

OPPO Reno 10x Launch

Beberapa waktu yang lalu, DailySocial diundang oleh OPPO dalam sebuah acara workshop yang bertajuk Unbox Your Creativity with 10x Zoom. Pada kesempatan tersebut, OPPO meminjamkan beberapa Reno 10x kepada para undangan. Tujuannya tentu untuk melakukan experience kamera dari OPPO Reno 10x.

Kami pun berkesempatan untuk mencoba kameranya. Berikut adalah hasil foto kamera utama saat di malam hari

Lalu bagaimana dengan hasil zoom nya? Berikut adalah hasilnya mulai dari tidak ada zoom, zoom 2x, zoom 6x lensa, zoom 10x hybrid, dan zoom 60x digital

Model: Oki Subrata

Selain itu, kami juga mencoba mengambil beberapa gambar lainnya. Berikut adalah contohnya dengan urutan yang sama dengan di atas

Dalam mengambil gambar, kami sangat menyarankan untuk menggunakan tripod. Hal tersebut dikarenakan sedikit goyang akan membuat hasilnya buram. OIS juga bermain cukup penting pada saat melakukan zoom.

OPPO Reno 10x sendiri sudah direncanakan untuk dijual di Indonesia. Dengan menggunakan Snapdragon 855, tentu saja akan menjadi salah satu smartphone Android terkencang di dunia saat ini. Tidak sabar untuk memilikinya, bukan?

Satu lagi, kami juga mewawancarai salah satu fotografer yang sudah memiliki banyak pengalaman. Beliau pun melakukan experience di Utah dengan menggunakan smartphone OPPO Reno 10x. Yuk simak videonya di bawah ini

Disclosure: Artikel ini adalah didukung oleh OPPO.

Samsung Galaxy A2 Core Tawarkan Fitur-Fitur Esensial di Harga Satu Jutaan

Samsung mungkin bukan brand pertama yang muncul di kepala ketika kita sedang mencari smartphone terjangkau. Di kelas ini, nama-nama Tiongkok terlihat mendominasi, tapi Samsung juga pelan-pelan mencoba menerobosnya lewat lini Galaxy M dan Galaxy A. Dan baru saja sang raksasa elektronik Korea Selatan itu memperkenalkan satu alternatif handset entry-level di Indonesia.

Minggu ini Samsung resmi meluncurkan Galaxy A2 Core, sebuah ponsel pintar yang berjalan di sistem operasi Android Oreo Go. Galaxy A2 Core menyuguhkan fitur-fitur krusial buat menunjang aktivitas sehari-hari dan berkomunikasi, serta dihidangkan di harga super-ekonomis. Perangkat ini cocok bagi mereka yang baru beralih dari feature phone ataupun sebagai pemberian untuk pengguna pemula.

Galaxy A2 Core 1

“Samsung berkomitmen untuk menyediakan teknologi dan inovasi yang bisa dimiliki dan memenuhi kebutuhan konsumen dari setiap segmen. Hari ini kami menghadirkan Galaxy A2 Core, ponsel dengan fitur esensial namun pintar mendukung keseharian penggunanya yang ingin selalu terhubung,” kata head of IT & mobile business Samsung Denny Galant di rilis pers.

Galaxy A2 Core 2

Ia menjelaskan bahwa dengan mengeluarkan uang yang tak begitu banyak, Samsung menawarkan konsumen smartphone berkinerja cukup gesit yang bisa menemani mudik, saling berkirim pesan sembari mengabadikan momen bersama keluarga dan teman. Dari sisi penampilan, Galaxy A2 Core memang belum memenuhi standar desain ‘smartphone tahun 2019′. Layar 5-incinya masih mengusung rasio 16:9 (beresolusi 540x960p), dan belum ada notch maupun tampilan full-screen.

Galaxy A2 Core 5

Melihat ke dalam, smartphone dibekali chip Exynos 7870 dengan CPU octa-core-nya, yang kata Samsung merupakan upgrade dari seri terdahulu di kelas yang sama. Selain itu ada RAM sebesar 1GB, memori internal 8GB dan baterai 2.600mAh. Spesifikasinya memang tergolong rendah bahkan untuk standar entry-level, tetapi produsen tetap menjanjikan ‘kinerja cepat dalam membuka atau mengakses aplikasi-aplikasi favorit’. Untuk fotografi, Galaxy A2 Core mengandalkan kamera 5-megapixel di depan dan belakang.

Galaxy A2 Core 3

Sebagai bentuk penyesuaian terhadap susunan hardware di atas, Samsung melengkapi smartphone dengan app-app pre-load versi lite yang lebih sedikit memakan memori dan ruang penyimpanan. Satu aspek lain yang jadi andalan Samsung adalah layanan purna jual melalui pusat servis dan ‘smart service‘ – diposisikan di 322 titik dan tersebar di 111 kota.

Samsung Galaxy A2 Core tersaji dalam tiga pilihan warna, yakni biru, merah dan abu-abu. Produk dijajakan seharga Rp 1,1 juta, dan Anda dipersilakan untuk melakukan pemesanan di toko-toko online selama periode flash sale berlangsung, dimulai tanggal 27 Mei 2019.