Hampir setiap bulannya, realme mengadakan acara peluncuran produk terbarunya. Untuk kali ini, ada empat produk yang mereka keluarkan, yaitu Realme X3 SuperZoom, Narzo, Smartwatch, dan Buds Air Neo. Peluncurannya sendiri diadakan pada tanggal 16 Juni 2020 yang lalu melalui kanal video streaming, Youtube.
Realme X3 SuperZoom merupakan flagship terbaru yang menggantikan sang pendahulunya, Realme X2 Pro. Pada realme X3 SuperZoom, produsen asal Tiongkok ini memasangkan fasilitas baru pada sisi kameranya, yaitu Periscope Zoom yang mampu melakukan zoom hingga 60x. Realme juga mengganti jenis layar pada X3 menjadi IPS, namun masih memiliki refresh rate 120 Hz. Oleh karena itu pula, sensor sidik jarinya dipindah dari in-display menjadi side fingerprint.
Selanjutnya adalah realme Narzo. Realme Narzo sendiri merupakan lini smartphone yang hanya dijual dengan cara online. Pada seri ini, realme mengatakan bahwa mereka akan memberikan kinerja yang tinggi pada segmen harganya. Yang unik, spesifikasi yang diusung cukup mirip dengan realme 6 yang baru saja diluncurkan bulan lalu.
Spesifikasi kedua perangkat smartphone realme adalah sebagai berikut:
Realme juga pernah menjanjikan setelah meluncurkan realme Band, mereka akan mengeluarkan sebuah smartwatch. Kali ini, realme juga memperkenalkan realme Watch yang selain mampu membaca detak jantung, juga bisa mengukur kadar oksigen dalam darah. Selain itu, pengguna bisa mengatur setting lainnya langsung melalui aplikasi realme Link.
Realme Watch juga sudah memiliki sertifikasi IP68 yang tahan air serta debu. Kaca dari jam pintar ini juga sudah dilapisi dengan Gorilla Glass 3, sehingga lebih tahan terhadap goresan. Dan bagi yang suka bosan dengan tampilan yang itu-itu saja, realme pun berjanji akan mengeluarkan 100 watch face secara OTA.
Terakhir, realme memperkenalkan versi terbaru dari perangkat Audio-nya. Realme Buds Air Neo saat ini diluncurkan dengan bentuk yang sama dengan generasi sebelumnya. Realme Buds Air Neo sudah menggunakan driver 13 mm yang mampu mengeluarkan suara bass yang lebih baik. Earphone ini juga masih menggunakan fungsi sentuh yang bisa diatur melalui realme Link.
Realme menjual smartphone X3 dengan harga Rp. 7.999.000. Untuk Narzo, realme menjualnya pada harga Rp. 2.799.000 dari harga Rp. 2.999.000. Realme Watch dilepas dengan harga flash sale Rp. 799.000 dari harga normalnya Rp. 999.000. Terakhir, realme Buds Air Neo ada pada harga flash sale Rp. 499.000 dari harga normalnya, Rp. 699.000
Spesifikasinya mirip, lalu apa bedanya?
Setidaknya tiga perangkat yang diluncurkan oleh realme kali ini memiliki persamaan spesifikasi dibandingkan dengan perangkat sebelumnya. Seperti misalnya realme X3 SuperZoom dan X2 Pro yang sama-sama menggunakan Snapdragon 855+, Narzo dan realme 6 yang menggunakan Mediatek Helio G90T, serta realme Buds Air dan Neo yang masih menggunakan realme R1 Chip hasil kerjasama dengan anak perusahaan Mediatek.
Felix Christian selaku Product Manager realme Indonesia pun menjawab, “Dari segi kamera dan layar tentunya berbeda, tentunya sidik jari pun berbeda. Tapi pastinya lebih nyaman dalam membuka kunci. Soal lainnya juga dari Cooling System yang lebih powerful. Dari segi layar, realme X3 SuperZoom sudah membawa 120Hz Ultra Smooth Display.”
“Di realme X3 SuperZoom kami buat berdasarkan hasil uji dari lab kami dan survey internal. Hasilnya adalah banyak anak muda yang minat dengan kemampuan kameranya. Makanya kami hadirkan lensa periskop yang bisa zoom hingga 60x. kami tambahkan Starry Mode juga berdasarkan masukan dari R&D kami dimana mereka menemukan bahwa anak muda saat ini suka mengeksplor fitur kamera di smartphone nya. Maka kami gabungkan semua menjadi realme X3 SuperZoom.” lanjutnya.
Lalu saat ditanyakan mengenai perbedaan antara realme 6 dengan Narzo, Felix mengatakan bahwa dari segi spesifikasi, bisa dibilang spesifikasinya hampir mirip. Namun realme Narzo lebih fokus online. Ponsel Narzo menjawab kebutuhan yang menginginkan performa dan desain yang menarik. Dari desain belakang sama namun warian warna yang berbeda. Layar dan charging pun berbeda.
Realme Narzo memiliki segmen pasar yang berbeda dan fokus ke anak muda. Karena menurut survei, banyak dari mereka yang menginginkan spek bagus yang mampu menunjang entertainment. Itulah alasan realme Narzo tercipta.
Maka realme benar-benar memperhatikan chipset, G90T yang dikenal gahar. Spek Narzo yang diluncurkan di Indonesia juga sangat berbeda dengan India di mana Narzo versi Indonesia juga lebih baik daripada seri di India. Sebagai informasi, versi India menggunakan Helio G80 dan G70.
Untuk realme Buds Air Neo lebih bagus dari sang pendahulu, dengan bass driver 13 mm. Apalagi dengan harga yang lebih terjangkau namun spek yang lebih ditingkatkan. Dari segi strategi, perangkat ini juga lebih affordable untuk anak muda yang sedang mencari TWS
Selama ini, kita mengenal realme (sengaja huruf “R” nya kecil, karena permintaan vendor) sebagai perangkat smartphone dengan harga yang terjangkau, namun memiliki kinerja serta kualitas yang baik. Spesifikasi yang dikeluarkan memang biasanya cukup tinggi untuk sebuah perangkat mainstream. Namun, sepertinya “permainan” dari realme kali ini berbeda, karena mereka mulai masuk ke pasar flagship.
Perangkat terbaru mereka yang diluncurkan di hari yang sama dengan artikel ini adalah realme X2 Pro. Saat diperkenalkan pertama kali sekitar tiga minggu lalu, saya terkejut dengan spesifikasi yang digunakan. Realme X2 Pro merupakan perangkat mereka yang pertama menggunakan Snapdragon 855+ dan berbagai spesifikasi tinggi lainnya.
Untuk hasil CPU-Z dan Sensor Box adalah sebagai berikut:
Untuk urusan kamera, ternyata realme sudah memasukkan fitur video yang selama ini ditunggu-tunggu, yaitu Ultra Steady Mode yang membuat pengguna tidak perlu lagi untuk membeli gimbal tambahan. Sensornya sendiri masih sama dengan Realme XT, yaitu ISOCELL GW1, membuat perangkat ini terasa lebih premium.
Unboxing
Seperti inilah isi paket penjualan dari realme X2 Pro
Desain
Desain yang dimiliki oleh Realme X2 Pro kurang lebih sama dengan Realme XT. Pada bagian belakangnya, Realme mengklaim bahannya terbuat dari kaca yang terlindungi Gorilla Glass 5. Realme XT menggunakan desain Curved 3D Light-flowing pada bagian belakangnya. Warna dari perangkat yang kami dapatkan adalah Neptune Blue atau biru tua.
Resolusi yang dimiliki oleh Realme X2 Pro memang lebih lebar dari perangkat pendahulunya, yaitu 2400×1080. Layarnya memang terlihat lebih panjang karena memiliki rasio 20:9. Untuk pelindung layarnya, realme sudah memasangkan Gorilla Glass 5 yang lebih tahan terhadap benturan. Rasio layar berbanding badannya juga cukup besar, yaitu 91,7%.
Realme X2 Pro kembali mengusung desain berponi dengan model Waterdrop. Hal ini tentu saja hanya menggunakan sebagian kecil dari bagian atas layar sehingga membuat informasi pada notification bar lebih luas. Dan pada poni tersebut tentu saja disematkan kamera dengan resolusi 16 MP untuk mengambil swafoto. Bagi sebagian orang, mungkin model seperti ini terlihat membosankan karena perangkat sebelumnya menggunakan model layar yang sama.
Pada bagian belakang Realme X2 Pro dapat ditemukan empat buah kamera lengkap dengan LED Flash. Pada bagian yang sama pula, NFC terpasang di sana. Hal ini tentu saja cukup mengejutkan karena X2 Pro merupakan perangkat realme pertama yang menggunakan NFC. Dan dengan menggunakan back case bawaannya pun, NFC masih tetap dapat membaca kartu uang elektronik dengan baik
Pada bagian kanannya dapat ditemukan tombol power untuk menyalakan dan mematikan perangkat serta slot SIM. Pada bagian kirinya dapat ditemukan slot SIM dan tombol volume. Di bagian bawahnya dapat ditemukan port Audio 3.5mm, USB-C, speaker, dan microphone.
Sistem operasi yang digunakan pada Realme X2 Pro sudah menggunakan ColorOS 6.1. Basis sistem operasinya masih sama dengan perangkat sebelumnya, yaitu menggunakan Android Pie 9.0. Dan berbeda dengan yang digunakan pada OPPO, ColorOS 6.1 yang digunakan pada Realme X2 Pro menghadirkan app drawer.
Dolby Atmos
Untuk mendengarkan musik dengan suara yang lebih tajam dan menggelegar, realme sudah menanamkan Dolby Atmos. Dolby Atmos bisa langsung diakses melalui aplikasi pemutar musik seperti Spotify dengan mudah. Nantinya, suara akan berubah cukup drastis antara menggunakan equalizer dan tidak.
Pada pengujian kali ini, saya menggunakan realme Buds Wireless yang merupakan sebuah bluetooth in-ear. Realme Buds Wireless sendiri baru saja diluncurkan pada bulan November 2019 ini. Pairin bluetooth-nya pun juga cukup mudah, tinggal menekan tombol R yang ada diantara volume naik dan turun saja.
Jaringan LTE
Realme selalu mendukung kanal-kanal 4G LTE yang ada di Indonesia pada setiap smartphone mereka. Realme X2 Pro sendiri mendukung band 1(2100), 2(1900), 3(1800), 4(1700/2100), 5(850), 7(2600), 8(900), 12(700), 17(700), 18(800), 19(800), 20(800), 26(850), 34(2000), 38(2600), 39(1900), 40(2300), dan 41(2500) yang digunakan oleh semua operator seluler di Indonesia. Realme X2 Pro menggunakan modem x24 yang mendukung LTE Cat 20 yang mendukung 7 Carrier Aggregation dengan kecepatan download sampai dengan 2000 Mbps.
Kamera
Salah satu unique selling point dari semua realme terletak pada kameranya. Apalagi, realme X2 Pro sudah menggunakan ISOCELL GW1 yang sama dipakai pada realme XT. Kamera selfie-nya pun juga menggunakan ISOCELL S5K3P8.
Gambar yang dihasilkan oleh kamera belakangnya terlihat cukup tajam. Noise yang ada juga sangat terjaga sehingga tidak mengganggu gambarnya. Walaupun begitu, saya tidak melihat adanya peningkatan kualitas gambar dari sang pendahulu, realme XT. Hasil mode malamnya pun juga baik sehingga bagus untuk digunakan di segala kegiatan.
Hasil kamera depannya memang tidak perlu diragukan lagi. Hasilnya cukup tajam dan tidak terlihat noise yang mengganggu. Hasil didalam ruangan pun juga terlihat cukup baik. Akan tetapi, hasilnya akan kurang tajam saat tingkat cahayanya turun.
Kamera makro yang digunakan masih memakai resolusi 2 MP. Namun yang terlihat, warna merahnya terasa “over” sehingga detailnya tidak terlihat sama sekali. Di bawah dapat dibandingkan antara hasil foto makro bunga berwarna merah dengan buah-buahan yang tidak menggunakan warna merah.
Pada realme X2 Pro, fitur Ultra Steady Mode yang sebelumnya ada di perangkat premium OPPO hadir. Tentunya, hal ini akan membuat pemilik realme X2 Pro tidak lagi perlu membeli gimbal tambahan untuk merekam video dengan stabil. Berikut adalah contoh videonya
Pengujian
Menggunakan SoC Snapdragon 855+ memang secara otomatis membuat realme X2 Pro menjadi salah satu perangkat Android terkencang tahun 2019 ini. Snapdragon 855 plus ini menggunakan empat prosesor Kryo 485 Gold yang terbagi dalam dua cluster, satu dengan kecepatan 2,96 GHz dan tiga dengan kecepatan 2,42 GHz. Hal ini tentu akan mempercepat kinerja aplikasi yang hanya bisa menggunakan satu inti prosesor saja.
90HZ: Gimmick?
Dijual dengan tidak menggunakan embel-embel gaming, realme X2 Pro menggunakan layar Super AMOLED yang memiliki refresh rate 90Hz. Hal ini cukup terasa pada saat bernavigasi menggunakan homescreen-nya. Bahkan kami harus kembali mengeluarkan realme XT dan 5 Pro untuk membedakan tingkat smooth dari layarnya.
Pada pengujian yang waktunya cukup terbatas ini, saya hanya bisa memperlihatkan bahwa layar 90Hz yang digunakan pada realme X2 Pro bukanlah gimmick. Alat uji yang saya gunakan memakai alat dari website TestUfo, yang berhasil memperlihatkan bahwa layar dari realme X2 Pro bisa mencapai 90 fps (frame per second).
Selama ini, refresh rate yang ada pada sebuah layar berbanding lurus dengan frame rate yang ditampilkan. Jadi, dengan memiliki layar 90 Hz, realme X2 Pro mampu menjalankan aplikasi dan game yang mendukung sampai 90 fps. Jika game tersebut mampu jalan di atas 90 fps dan spesifikasinya mendukung, namun layar hanya menggunakan refresh rate 90 Hz, seharusnya frame rate yang ditampilkan paling tinggi adalah 90 fps.
Sayangnya, berbagai game yang saya coba hanya mampu menampilkan 60 fps saja. Hal tersebut kemungkinan besar karena para developer yang menggunakan v-sync untuk membatasi frame hingga 60 fps saja. V-sync sendiri digunakan untuk mencegah adanya tearing atau gambar yang terpotong pada saat menjalankan gambar bergerak sehingga membuat frame rate dipatok pada angka tertentu.
Jadi, untuk bisa mencoba layar 90 Hz yang ada, pengguna realme X2 Pro harus menunggu game-game mana saja yang mendukung. Tidak hanya mendukung layar 90Hz saja, namun game tersebut juga harus mendukung seting dari realme X2 Pro pula. Jadi, karena penggunaan layar 90 Hz juga masih baru, yuk kita tunggu saja agar para developer tersebut bisa menjalankannya di semua perangkat.
Gaming dan Sintetis
Dengan menggunakan SoC tersebut, kinerja bermain game sudah pasti tidak perlu diragukan lagi. Game yang kami coba pada perangkat ini adalah PUBG Mobile, LifeAfter, dan CoD Mobile. Sama seperti perangkat dengan layar yang lebar, pengguna masih harus menyesuaikan tombol yang ada karena secara default terletak dipinggir.
Pada pengujian kali ini, kami menghadirkan Snapdragon 730G dan Mediatek Helio G90T untuk mengetahui seberapa kencang ketiganya. Keduanya merupakan cip mainstream terkencang dari dua produsen prosesor terkemuka.
Dan berikut adalah hasil bermain game yang menggunakan aplikasi GameBench (http://www.gamebench.net). Aplikasi ini saya gunakan untuk menghitung berapa frame per detik yang bisa didapat oleh sebuah game. Tentu saja, semua game yang diuji menggunakan seting tertinggi.
Uji Baterai dengan MP4
Pengujian kami kali ini menggunakan video MP4 yang dimainkan secara berulang-ulang. Videonya sendiri menggunakan resolusi 1920×1080 dengan codec H.264 dan berdurasi 120 menit. Kami tidak menggunakan BatteryXPRT karena algoritma penghemat baterai yang sangat ketat pada ColorOS 6.1 versi RealMe X2 Pro ini.
Pengujian berlangsung selama 14 jam 30 menit pada unit yang kami dapatkan. Setelah baterai habis dan perangkat mati, kami langsung menguji Super VOOC dengan charger bawaan Realme X2 Pro yang memakan daya 50 watt. Hasilnya, kami dapat mengisi sampai penuh dalam waktu 30 menit lewat 30 detik dengan kondisi perangkat dimatikan.
Verdict
Akhirnya realme berhasil naik kelas! Setelah mengeluarkan perangkat hanya pada rentang harga satu sampai empat juta rupiah saja, realme akhirnya bisa mengeluarkan perangkat yang memiliki harga di atas lima juta rupiah. Sayang memang, pada saat artikel ini dibuat, harga yang ditetapkan masih simpang siur.
Dengan menggunakan Snapdragon 855+, tenang saja, semua aplikasi dan game akan berjalan dengan lancar setidaknya sampai dua tahun ke depan. Dengan menggunakan pendingin berbasis vapor chamber, smartphone ini tidak mengeluarkan panas yang berlebih. Dan dengan layar 90 Hz, membuatnya akan menjadi perangkat bermain game yang andal saat game-game yang ada sudah mendukung 90 fps.
Menggunakan sensor ISOCELL GW1 membuat perangkat ini memiliki mesin pengambil foto yang andal. Walaupun fitur 64 MP nantinya akan jarang digunakan, teknologi Tetracell-nya lah yang membuat gambar menjadi lebih tajam dan rendah noise. Ultra Steady juga membuat penggunaan perangkat ini menjadi lebih nyaman.
Bagi yang tidak memiliki uang untuk membeli flagship seharga sepuluh jutaan, tentu saja bisa mengalihkan pilihan ke realme X2 Pro. Dengan fitur lengkap serta kamera yang andal, harganya lebih terjangkau dari flagship yang ada di pasaran. Hal ini tentu membuat nyaris semua orang bisa memiliki perangkat flagship di tahun 2019 ini!
Sparks
Snapdragon 855+! Kencang!
Pendingin vapor chamber
Layar 90 Hz
Baterai besar
Kamera resolusi besar dan hasil baik
NFC
Super VOOC hanya 1/2 jam
Slacks
Belum ada sertifikasi tahan air dan debu
Desain yang sama saja dengan perangkat sebelumnya
Belum banyak game yang mendukung realme X2 Pro di 90 Fps
Saat realme masuk ke Indonesia pertama kali, mereka bermain pada pasar low end sampai mainstream. Dengan harga yang ditawarkan, realme berhasil mengagetkan para pesaingnya karena menggunakan spesifikasi yang cukup mumpuni.
Perlahan tapi pasti, realme dalam setahun terakhir ini benar-benar menggempur pasar smartphone di Indonesia dengan perangkat yang memiliki teknologi terbaru, namun terjangkau. Hal tersebut pun sejalan dengan slogan mereka yang berbunyi “Dare to Leap” sehingga berani mengambil langkah untuk bersaing pada pasar mainstream.
Realme juga mengubah slogan mereka pada saat mengeluarkan seri X, dengan bunyi “Leap to Premium“. Hal ini menunjukkan bahwa realme menantang pesaingnya yang memiliki perangkat flagship dengan harga mahal. Terakhir, hal ini mereka wujudkan dari perangkat realme XT.
Baru-baru ini, realme juga sudah mengubah slogan mereka dan berani mengeluarkan perangkat baru. Slogan berbunyi “Full Speed Flagship” menandakan bahwa mereka siap masuk ke pasar premium dengan mengeluarkan perangkat flagship-nya. Hal ini dibuktikan dengan munculnya perangkat baru mereka, realme X2 Pro.
Rencananya, pada tanggal 27 November 2019 nanti, realme akan meluncurkan flagship pertama mereka di Indonesia. Realme X2 Pro sendiri nantinya bakal dipersenjatai dengan Snapdragon 855+, RAM 12 GB, dan internal 256 GB. Selain itu, layar yang digunakan adalah AMOLED dengan refresh rate 90 Hz. Tidak lupa NFC juga hadir pada perangkat ini.
Hal yang menarik pada saat diundang oleh realme pada tanggal 15 November 2019 lalu yang bertempat di Hause Rooftop Jakarta, mereka mendemonstrasikan kecepatan pengisian baterainya. Realme X2 Pro sendiri menggunakan Super VOOC yang memiliki daya 50 watt. Dalam waktu 8 menit, baterainya terisi 32% dari benar-benar kosong. Padahal, baterainya berkapasitas 4000 mAh!
Untuk spesifikasi lengkap mengenai versi mana yang akan didatangkan ke Indonesia serta harganya, tentu saja harus menunggu sampai tanggal 27 November 2019. Oleh karena itu, yuk kita tunggu kehadiran flagship baru dari Realme yang akan hadir dua minggu lagi!
Model baru seri X, X3 SuperZoom sudah meluncur dan bisa didapatkan di Indonesia. Baca selengkapnya di artikel ini. Untuk reviewnya di sini.
Nyaris semua smartphone Android kelas flagship mengandalkan chipset Snapdragon seri 8 bikinan Qualcomm. Tahun lalu, Snapdragon 845 yang menjadi pilihan, baik untuk smartphone flagship yang dirilis di awal atau yang sudah mendekati akhir tahun seperti Google Pixel 3.
Tahun ini, kita sudah melihat deretan ponsel yang memercayakan Snapdragon 855 sebagai otaknya. Namun ternyata 855 tidak menduduki takhtanya terlalu lama, sebab Qualcomm baru saja mengumumkan Snapdragon 855 Plus. Mengapa bukan 865? Sebab peningkatan performa yang diusungnya tidak begitu signifikan.
Seperti halnya 855, 855 Plus mengemas prosesor 8-core Kryo 485, tapi yang clock speed-nya sudah digenjot dari 2,84 GHz menjadi 2,96 GHz. Bukan cuma itu, GPU Adreno 640 milik 855 Plus juga diklaim sanggup menyuguhkan peningkatan performa hingga 15%.
Upgrade performa ini diyakini bakal cukup berpengaruh untuk keperluan gaming, augmented reality maupun virtual reality. Pada kenyataannya, salah satu smartphone pertama yang bakal menggunakan Snapdragon 855 Plus adalah Asus ROG Phone II berdasarkan konfirmasi langsung dari Asus.
ROG Phone, seperti yang kita tahu, dikategorikan sebagai smartphone gaming, dan smartphone gaming sendiri banyak dianggap menawarkan performa yang lebih superior – walaupun mungkin selisihnya tidak banyak. Jadi memilih Snapdragon 855 Plus untuk mengotaki generasi baru ROG Phone merupakan langkah yang rasional bagi Asus.
Di samping peningkatan performa yang marginal, faktor lain yang membuat chipset ini belum pantas menyandang nama “Snapdragon 865” adalah terkait kapabilitas jaringannya. 855 Plus masih mengusung modem 4G LTE Snapdragon X24, sedangkan konektivitas 5G baru bisa diakomodasi apabila dibantu oleh modem terpisah Snapdragon X50.
Terlepas dari itu, saya kira cukup wajar apabila banyak dari kita yang berasumsi bahwa smartphone Android kelas flagship yang dirilis di paruh waktu kedua tahun 2019 ini bakal mengandalkan Snapdragon 855 Plus ketimbang 855 standar. Salah satu kandidat kuatnya tentu saja adalah Google Pixel 4.
Gaung OPPO Reno 10x sepertinya sudah menggema. Hal tersebut dikarenakan OPPO berhasil memikat banyak calon penggunanya dengan meluncurkan sebuah smartphone yang mampu mengambil gambar dengan zoom yang lebih tinggi. Pada firmware terakhir, OPPO Reno 10x bahkan dapat melakukan zoom digital hingga 60x.
Beberapa waktu yang lalu, DailySocial diundang oleh OPPO dalam sebuah acara workshop yang bertajuk Unbox Your Creativity with 10x Zoom. Pada kesempatan tersebut, OPPO meminjamkan beberapa Reno 10x kepada para undangan. Tujuannya tentu untuk melakukan experience kamera dari OPPO Reno 10x.
Kami pun berkesempatan untuk mencoba kameranya. Berikut adalah hasil foto kamera utama saat di malam hari
Lalu bagaimana dengan hasil zoom nya? Berikut adalah hasilnya mulai dari tidak ada zoom, zoom 2x, zoom 6x lensa, zoom 10x hybrid, dan zoom 60x digital
Model: Oki Subrata
Selain itu, kami juga mencoba mengambil beberapa gambar lainnya. Berikut adalah contohnya dengan urutan yang sama dengan di atas
Dalam mengambil gambar, kami sangat menyarankan untuk menggunakan tripod. Hal tersebut dikarenakan sedikit goyang akan membuat hasilnya buram. OIS juga bermain cukup penting pada saat melakukan zoom.
OPPO Reno 10x sendiri sudah direncanakan untuk dijual di Indonesia. Dengan menggunakan Snapdragon 855, tentu saja akan menjadi salah satu smartphone Android terkencang di dunia saat ini. Tidak sabar untuk memilikinya, bukan?
Satu lagi, kami juga mewawancarai salah satu fotografer yang sudah memiliki banyak pengalaman. Beliau pun melakukan experience di Utah dengan menggunakan smartphone OPPO Reno 10x. Yuk simak videonya di bawah ini
Disclosure: Artikel ini adalah didukung oleh OPPO.
Saya masih ingat ketika internet of things diangkat sebagai tema utama di pameran IT konsumen beberapa tahun silam. Ketika itu, konsep ‘kota pintar’ dan IoT tengah menjadi tren di dunia teknologi, dan orang-orang membayangkan segala macam kepraktisan yang bisa dihadirkan olehnya. Namun dilihat dari perspektif ini dan dikomparasi dengan Singapura serta Hong Kong, Indonesia memang tertinggal di belakang.
Tapi keadaan dapat berubah dengan pemanfaatan teknologi yang tepat. Qualcomm Technologies, perusahaan yang telah berkiprah di ranah semikonduktor dan telekomunikasi selama lebih dari tiga dekade, mencoba menawarkan solusi demi membantu Indonesia mewujudkan misi Industri 4.0, termasuk pula pada penerapan internet of things lebih jauh serta pengembangan gagasan kota pintar.
Di acara bertajuk Qualcomm Invention Forum, perusahaan berbagi segala macam hal yang bisa membantu mempercepat tibanya ‘zaman inovasi’, sembari merangkul pihak pemerintah, developer, operator seluler, hingga integrator sistem untuk saling bekerja sama. Satu aspek krusial dari semua itu adalah konektivitas 5G yang sebentar lagi berada dalam genggaman. Dan kita tahu Qualcomm ialah salah satu pionirnya.
5G
Di presentasinya, senior director of business development Qualcomm International Shannedy Ong menyampaikan bahwa durasi peluncuran 5G terbukti jauh lebih cepat dibanding 4G. Dahulu, hanya ada empat operator dan tiga produsen yang segera merangkul 4G begitu teknologi tersedia. Untuk 5G, terhitung ada lebih dari 20 operator dan 20 OEM memberikan dukungannya. Bagi konsumen awam, upgrade ke generasi selanjutnya biasa diaosisasikan dengan lompatan kecepatan akses. Hal ini tidak sepenuhnya keliru, tapi ada banyak aspek esensial lain yang dihidangkan oleh 5G, contoh kecilnya ialah kapasitas lebih besar dan latensi lebih rendah.
Kolaborasi antara Qualcomm, operator dan produsen perangkat memungkinkan direalisasikannya perilisan teknologi 5G di kuartal kedua tahun ini, terutama di wilayah-wilayah seperti Amerika Utara, Eropa, Korea Selatan, Tiongkok, Jepang, Australia dan sejumlah kawasan Asia Tenggara. Tentu saja beragam segmen akan merasakan dampak positifnya: proses manufaktur otomatis, terwujudnya sarana transportasi tanpa pengemudi, medis, keamanan, logistik, pengelolaan energi, dan sudah pasti ia membantu implementasi IoT.
Berdasarkan hasil studi IHS Markit yang diajukan oleh Qualcomm, 5G kabarnya akan mengekspansi ekosistem mobile hingga tercipta industri-industri baru. Sistem ini akan mentenagai ekonomi digital – baik berupa barang maupun jasa – senilai lebih dari US$ 12 trilyun.
Smart city dan IoT
Di presentasinya, senior director Qualcomm Technologies Sanjeet Pandit menjelaskan bahwa smart city dapat terealisasi melalui penggabungan banyak segmen dan vertikal internet of things, di antaranya penerapan IoT di ranah utility monitoring, manufaktur, jaringan sensor dan kamera, tempat tinggal, serta agrikultur. Singkatnya, kota pintar adalah kota-kota yang menyimpan teknologi-teknologi digital di berbagai fungsi.
Smart city harus bisa menopang, mengelola dan mengevolusi diri serta segala layanan di sana dari waktu ke waktu. Mereka juga diharapkan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan warga dan pemerintahnya. Konsep ini diusung agar membuat kehidupan sosial, ekonomi, dan ekologi lebih berkesinambungan, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas penduduk. Gagasan kota pintar juga berguna untuk meminimalkan efek negatif urbanisasi karena teknologi membantu menghemat banyak hal.
Pertanyaan yang kini mungkin muncul adalah, smart city memang memudahkan masyarakat, tapi apakah menguntungkan bagi pihak-pihak yang berkecimpung di sana? Berdasarkan perhitungan Harbor Research, pemasukan dari implementasinya berpeluang meningkat dari US$ 44 miliar di tahun 2018 menjadi US$ 367 miliar di 2025. Penerapan teknologi terbesar di smart city terletak pada aspek pengawasan lewat kamera, pemanfaatan lampu pintar, pengoptimalan fasilitas dan ruang publik, serta transportasi.
Secara keseluruhan, status adopsi gagasan kota pintar masih cukup belia dan akan mencapai puncaknya di sekitar tahun 2025. Lewat dari tahun 2030, penghasilan dari smart city diperkirakan mencapai US$ 7 triliun.
Ada tiga kategori kota pintar, ditakar dari level kerumitan integrasi teknologi: Tempat seperti St. Petersburg dan Sao Paulo masih disebut sebagai smart city sederhana, memiliki sistem siaga dan alarm, pengawasan, dan otomatisasi mendasar; Seoul, Chicago, Toronto serta Beijing masuk ke golongan menengah; kemudian kota-kota semisal Barcelona, Melbourne, Singapura, Dubai, Hong Kong dan London dianggap sebagai smart city ‘kompleks’ karena segala sistemnya sudah saling bersinergi.
Satu faktor yang perlu diingat adalah, IoT dan pernak-pernik pendukung kota pintar harus disesuaikan dengan kondisi di lokasi itu. Menurut Sanjeet Pandit, hal-hal yang bisa dilakukan di kota-kota di Amerika kemungkinan besar tidak cocok buat di Indonesia. Dan di sinilah Qualcomm mencoba memberi jawaban lewat ‘Smart City in a Box’. Singkatnya, Smart City in a Box merupakan solusi menyeluruh (end-to-end) serta terkustomisasi berisi komponen-komponen internet of things untuk membangun kota pintar.
Namun meski solusi sudah ada, Sanjeet Pandit menyampaikan pada saya bahwa pihak mana pun yang ingin membangun kota pintar perlu terlebih dulu mengidentifikasi masalah yang ingin diselesaikan – apakah kemacetan atau problem di layanan publik. Kendala itu harus bersifat umum, dirasakan oleh setidaknya 70 persen penduduk di tempat tersebut. Baru setelah itu mereka bisa mulai mempersiapkan infrastrukturnya.
Akhirnya terjawab sudah tentang merek smartphone terbaru dari Vivo, yaitu IQOO. IQOO resmi diluncurkan pada tanggal 2 Maret 2019 yang lalu di Tiongkok. IQOO sendiri merupakan singkatan dari I Quest On and On. Dan hal ini menandakan secara resmi Vivo mengikuti jejak beberapa brand lain yang telah lebih dulu mengeluarkan sub-brand.
Mirip seperti Pocophone, IQOO ternyata ditujukan untuk konsumen gamer dan yang menginginkan kinerja tinggi. Oleh karena itu, IQOO langsung mengeluarkan perangkat mereka dengan menggunakan Snapdragon 855. Ada empat konfigurasi RAM dan penyimpanan internal yang diperkenalkan: 6/128 GB, 8/128 GB, 8/256 GB, dan 12+256 GB.
Selain menggunakan SoC terkencang saat ini, IQOO memiliki teknologi bernama Multi Turbo. Multi Turbo sendiri memiliki beberapa fungsi seperti AI Turbo, Net Turbo, Cooling Turbo, Center Turbo, dan Game Turbo. AI Turbo meningkatkan kinerja aplikasi sampai 30%. Net Turbo akan memindahkan jaringan 4G dan WiFi secara mulus. Cooling Turbo merupakan teknologi pendingin likuid didalamnya. Terakhir, Game Turbo akan memprioritaskan sistem untuk bermain game.
Untuk layarnya, perangkat ini menggunakan teknologi AMOLED dengan dimensi 6.4 inci bermodel waterdrop serta memiliki rasio 91.7%. Pada sisi dari IQOO terdapat dua buah tombol sentuh yang dapat dipakai untuk membantu saat bermain game. IQOO juga memiliki fasilitas suara surround.
Untuk sisi kamera, smartphone ini masih menggunakan sensor Sony IMX 363 dengan resolusi 12 MP untuk kamera utamanya. Ada juga sebuah kamera wide angle dengan resolusi 13 MP dan kamera 2 MP untuk bokeh. Pada bagian depannya, terdapat kamera swafoto dengan resolusi 12 MP.
Baterai yang dimiliki oleh perangkat ini berkapasitas 4000 mAh dan memiliki charger dengan daya 44 watt. Dengan begini, pengisian baterai diklaim penuh dalam waktu 45 menit saja. Namun, hal ini tidak berlaku untuk konfigurasi 6/128 GB yang memiliki charger dengan daya 22.5 watt.
Harga dari IQOO yang tergolong smartphone gaming juga dijual dengan harga yang lebih terjangkau. Versi 6/128 GB dijual dengan harga 2998 Yuan (Rp. 6,3 jutaan), 8/128 GB dujual dengan harga 3298 Yuan (Rp. 6,9 jutaan), 8/256 GB dijual dengan harga 3598 Yuan (Rp. 7,6 jutaan), dan 12/256 GB dijual dengan harga 4298 Yuan (Rp. 9 jutaan).
Semua varian IQOO akan dijual pada tanggal 6 Maret 2019 di Tiongkok. Mari kita berharap agar Vivo mau memasukkan IQOO ke Indonesia. Tentunya, konsumen di Indonesia masih membutuhkan smartphonegaming dengan harga yang lebih terjangkau, bukan?
Keluarga smartphone Lenovo Z5 saat ini sudah bertambah! Setelah meluncurkan Z5 dan Z5s, Lenovo pun membuat pernyataan yang cukup mengejutkan, di mana mereka mengumumkan varian terbarunya, Lenovo Z5 Pro GT. Ternyata, Z5 Pro GT menggunakan chipset terbaru dari Qualcomm, Snapdragon 855.
Pengumuman tersebut dikeluarkan oleh Chang Cheng, VP Lenovo pada akun Weibo-nya. Mereka akan melakukan pre-order di Tiongkok pada tanggal 22 Januari 2019 jam 10 pagi. Pengumuman tersebut dapat dilihat pada tautan ini.
Lenovo Z5 Pro GT akan dijual dengan harga 2698 Yuan atau jika dikonversikan ke mata uang Indonesia, akan bernilai sekitar Rp. 5,6 jutaan saja. Dengan menggunakan chipset terbaru dari Qualcomm tersebut, tentu saja harga tersebut menjadi cukup terjangkau. Saat ini, kisaran smartphone dengan Snapdragon 845 saja masih ditingkat Rp. 4,2 sampai 12 jutaan.
Selain menggunakan Snapdragon 855, Lenovo Z5 Pro GT menggunakan RAM 6 GB dan penyimpanan internal 128 GB. Layarnya menggunakan Super AMOLED buatan Samsung berdimensi 6,39 inci dengan resolusi 2340 x 1080. Rasio layar berbanding badannya adalah 95.06 persen. Baterainya memiliki kapasitas 3350 mAh.
Lenovo menggunakan model slider untuk smartphone yang satu ini. Saat di-slide ke atas, maka muncul kamera depan dengan resolusi 16 MP + 8 MP. Untuk bagian belakangnya, Z5 Pro GT memiliki kamera 24 MP + 16 MP. Sensor Sony IMX 576 dan 519 pun menjadi andalannya. Pengoperasiannya menggunakan sistem operasi Android 9.0 Pie yang memakai ZUI 10 sebagai antar mukanya.
Qualcomm akhirnya secara resmi mengumumkan chipset generasi baru, Snapdragon 855 yang menjadi saudara termuda Snapdragon 845, menawarkan solusi 5G untuk perangkat mobile masa depan dengan kemampuan paling kompleks yang pernah ada.
Diluncurkan di sebuah acara di Hawaii, Snapdragon 855 membawa beberapa fitur yang paling sidorot, meliputi kinerja yang meningkat tiga kali lipat lebih baik dari chip pendahulunya, kinerja dua kali yang lebih baik dari chip pesaing, hadirnya Gen AI Engine ke-4, computer vision ISP pertama di dunia dan tentunya 3D Sonic Sensor yang akan mendukung pemindaian sidik jari di bawah layar.
Snapdragon 855 dibangun dengan proses 7 nanometer yang membuatnya lebih kuat dan efisien dalam hal konsumsi baterai. Apple 12 Bionic dan Huawei Kirin 980 juga diproses dengan cara yang sama.
Bicara hal teknis, Snapdragon 855 dibekali prosesor octa-core Kryo 485 yang terdiri dari beberapa konfigurasi, antara lain 4x custom A76-based [email protected], [email protected], 4x custom A55-based @1.8GHz. Kryo 485 dikalim mampu berlari 45% lebih cepat dibandingkan Snapdragon 845 dan sedikit lebih efisien berkat proses 7nm. Sedangkan untuk bagian grafis, Qualcomm menggunakan generasi teranyar Adreno 640 “Snapdragon Elite Gaming Platform” yang memberikan peningkatan performa hingga 20%.
Meski sorotan Snapdragon 855 terletak pada kemampuan jaringan 5G, namun modem X50 sendiri tidak akan benar-benar ditanamkan di semua smartphone yang mengadopsi chipset utamanya. Modem 5G ini nantinya akan bersifat sebagai diskrit modul yang penyertaannya akan tergantung pada pabrikan. Dan kecepatannya pun akan tergantung pada ketersediaan dan dukungan jaringan. Tetapi di atas kertas, modem 5G di Snapdragon 855 menawarkan peningkatan kecepatan sampai dengan 50 kali jaringan 4G.
Tetapi jangan lekas kecewa dulu, karena di Snapdragon 855 ini Qualcomm juga membenamkan modem LTE baru bernama Snapdragon X24. Rincian performa modem baru ini sudah keluar sejak Februari lalu. Berdasarkan rincian tersebut, dikatakan bahwa Snapdragon X24 menawarkan kecepatan unduh maksimum 2Gbps. Ini adalah modem LTE tercepat dan paling efisien yang pernah dibuat oleh Qualcomm, tetapi ini benar-benar pembaruan yang sangat iteratif dibandingkan dengan X50, yang sekarang menjadi bintang di keluarga modem Qualcomm.
Snapdragon 855 yang baru juga hadir dengan Engine AI generasi keempat yang diklaim memiliki kinerja 3 kali lebih baik dibandingkan versi sebelumnya. Tak lupa, dijumpai pula Image Signal Processor (ISP) baru, yang disebut dengan Qualcomm Computer Vision (CV), ISP untuk mendukung fotografi dan fitur pengambilan video komputasi.
Snapdragon 855 jelas akan menghadirkan banyak kapabilitas baru bagi sederet flagship langganannya. Yang terdepan kemungkinan besar adalah Samsung Galaxy S10.