Organisasi Esports OG Lepaskan Sumail dan Kembalinya Ceb ke Roster Aktif

Dalam sebuah rilis resmi yang dimuat di laman organisasi esports OG, baru-baru ini mereka memutuskan untuk melepaskan Syed Sumail “SumaiL” Hassan. Di waktu yang sama Sébastien “Ceb” Debs dinyatakan kembali ke dalam roster aktif tim Dota 2 OG.

Dengan kepergian SumaiL, Ceb mengisi kekosongan roster tim Dota 2 OG yang ditinggalkan. Padahal dengan bergabungnya SumaiL ke dalam jajaran roster OG, membuat banyak gamers Dota 2 mengharapkan penampilan mereka mencoba memenangkan kembali gelaran turnamen The International.

“Sejujurnya saya menjadi tersinggung dengan fakta bahwa tim-tim lain berpikir bahwa mereka bisa mengalahkan OG,” dinyatakan oleh Sébastien “Ceb” Debs. Seolah-olah Ceb kembali mendapatkan dorongan unutk menyalurkan jiwa kompetisinya sebagai alasannya kembali ke dalam roster aktif Dota 2 tim OG.

Adapun Ceb tercatat sebagai pemain yang akan terus diingat melalui aksinya menggunakan hero Axe di babak final The International 2018 melawan tim PSG.LGD.

Tidak sampai di situ saja, dalam pernyataanya Ceb Menyampaikan bahwa ia merindukan momen bertanding bersama rekan setimnya yang memutuskan untuk tetap aktif bermain Dota 2. Sejak awal tahun 2020 Ceb mengambil peran di organisasi esports OG walaupun tidak sepenuhnya melepaskan diri dari Dota 2, seperti yang dilakukan Jesse “JerAx” Vainikka.

Sébastien “Ceb” Debs | via: ogs.gg
Sébastien “Ceb” Debs | via: ogs.gg

Akhirnya dengan berat hati organisasi esports OG harus melepaskan SumaiL. Tim OG melepas kepergian SumaiL dengan pujian bahwa ia adalah salah satu player terbaik sepanjang sejarah Dota 2 hingga kini. Sampai saat ini terpantau status dari SumaiL adalah free agent, yang berarti sangat memungkinkan ia berlabuh ke tim manapun di region Amerika Utara tentunya.

Kondisi yang tidak ideal yang disebabkan oleh pandemi COVID-19 tidak memungkinkan SumaiL untuk dapat meninggalkan Amerika Serikat dan bergabung ke basecamp tim OG di Eropa. Meskipun menghadapi ancaman ping yang tidak stabil dan perbedaan zona waktu ayng mencolok, bersama OG SumaiL juga sudah turut menyumbangkan capaian di turnamen BLAST Bounty Hunt yang lalu.

Dengan kembalinya Ceb ke dalam roster aktif OG, di atas kertas tim OG kembali memiliki keunggulan atas tim-tim lain dan mencoba mengurangi tantangan dari segi waktu maupun ping tinggi. Sayangnya kabar terbaru dari tim OG adalah kekalahan mereka di gelaran turnamen OGA Dota PIT Season 2 dari Team Nigma dan tersisih ke lower bracket.

 

The International 2018 Bakal Dimeriahkan Pertandingan Tim AI Melawan Tim Profesional

Mengembangkan AI (artificial intelligence) yang dapat bermain catur mungkin sudah terdengar begitu kompleks, tapi itu terkesan tidak ada apa-apanya kalau dibandingkan dengan salah satu proyek yang dikerjakan OpenAI, organisasi nirlaba yang salah satu pendirinya adalah bos Tesla, Elon Musk.

Setahun lalu mereka menciptakan AI atau bot yang mampu mengalahkan sejumlah pemain Dota 2 profesional dalam pertandingan satu lawan satu, termasuk Dendi dan SumaiL. Menjelang perhelatan turnamen akbar The International tahun ini, OpenAI menyiapkan bot-nya untuk kembali menantang para pemain pro, kali ini dalam pertandingan tim.

Dota 2 adalah game yang sangat rumit, saya kira semuanya setuju soal itu. Tingkat kesulitan bermainnya bahkan semakin meningkat ketika kita harus berkoordinasi dengan empat pemain lain. Singkat cerita, mengajari AI untuk bermain Dota 2 sudah sulit, apalagi ditambah mengajari mereka untuk berkoordinasi satu sama lain.

OpenAI menerapkan metode trial-and-error untuk mengajari AI-nya, sehingga seiring berjalannya waktu sang AI bisa menyempurnakan sendiri gaya bermainnya. Tidak tanggung-tanggung, tim OpenAI menjalankan Dota 2 di lebih dari 100.000 CPU, dan setiap harinya sang AI dapat memainkan Dota 2 dengan durasi setara 180 tahun.

Jadi dalam kurun waktu beberapa jam saja, AI pada dasarnya bisa bermain jauh lebih sering ketimbang manusia di sepanjang hidupnya. Namun perlu diingat, cara belajar AI dan manusia sangatlah berbeda, jadi ini bukan berarti AI bisa langsung jadi lebih jago karena punya jam terbang yang jauh lebih lama.

Juga perlu diperhatikan adalah sejumlah batasan yang diterapkan OpenAI selama melatih AI-nya. Yang paling utama adalah penggunaan konfigurasi hero yang sama persis pada kedua tim. Selain itu, beberapa elemen penting seperti warding juga dihilangkan, dan beberapa keputusan, seperti misalnya memilih skill yang hendak dinaikkan levelnya, masih mengandalkan bantuan manusia.

Rencananya pertandingan antara OpenAI melawan tim profesional bakal dilangsungkan pada tanggal 28 Juli mendatang, dan akan disiarkan secara langsung melalui channel Twitch OpenAI.

Sumber: Engadget.

SteelSeries Luncurkan Dua Mouse Gaming Hasil Kolaborasinya dengan SumaiL

SteelSeries, produsen mouse gaming pilihan bintang muda Dota 2 SumaiL, baru saja memperkenalkan dua mouse baru yang diklaim benar-benar didedikasikan untuk para atlet esport. Keduanya adalah Sensei 310 dan Rival 310, dan masing-masing didesain dengan memperhatikan masukan dari sang anggota tim Evil Geniuses tersebut.

Keunggulan utama kedua mouse ini terletak pada sensor optik yang digunakannya. Sensor bernama TrueMove3 yang dikembangkan SteelSeries bersama PixArt ini memiliki spesifikasi 12.000 counts per inch (CPI) dan 350 inches per second (IPS), tapi angka-angka ini sebenarnya belum bisa menggambarkan kapabilitas aslinya.

SteelSeries Sensei 310 / SteelSeries
SteelSeries Sensei 310 / SteelSeries

SteelSeries mengklaim TrueMove3 sanggup menawarkan pengalaman tracking satu banding satu dalam rentang 100 sampai 3.500 CPI. Artinya, jarak yang ditempuh mouse di atas mousepad akan sama persis dengan jarak yang ditempuh kursor di layar, tanpa ada gangguan latency, interpolasi maupun pengaruh terhadap fitur jitter reduction.

Di atas 3.500 CPI, keduanya diyakini masih bisa beroperasi tanpa terasa laggy. SumaiL sendiri mengaku bahwa dia berhasil memenangkan sejumlah turnamen LAN dengan menggunakan prototipe Sensei 310 sejak awal tahun ini.

Selebihnya, kedua mouse sama-sama dibekali switch Omron yang diklaim tahan hingga 50 juta klik, plus grip di kiri-kanan yang terbuat dari silikon murni guna meningkatkan kenyamanan. Prosesor ARM 32-bit dipercaya agar profil pengaturan pengguna – lengkap sampai efek pencahayaan RGB-nya – tetap tersimpan meski digunakan bersama komputer lain.

SteelSeries Rival 310 / SteelSeries
SteelSeries Rival 310 / SteelSeries

Yang membedakan kedua mouse ini adalah desainnya: Sensei 310 mengadopsi desain ambidextrous, sedangkan Rival 310 ditargetkan untuk pengguna tangan kanan – keduanya sama-sama berbobot sekitar 90 gram. Untuk Sensei 310, total ada 8 tombol yang bisa diprogram sesuai kebutuhan, sedangkan Rival 310 hanya punya 6 tombol.

Tentu saja Anda butuh lebih dari sekadar mouse untuk bisa menjadi jagoan Dota 2 seperti SumaiL. Namun seandainya Anda tertarik, SteelSeries Sensei 310 dan Rival 310 saat ini sudah dipasarkan seharga $70.

Sumber: VentureBeat.