Komunitas Fighting Game Australia Bersatu untuk Menghadapi EVO 2019

Pemain video game kompetitif tentu punya impian untuk menaklukkan kancah turnamen tertinggi dunia, dan di dunia fighting game, itu berarti panggung Evolution Championship Series (EVO). Namun untuk dapat berpartisipasi saja kendalanya cukup besar, sebab EVO hanya digelar di Amerika Serikat. Butuh biaya cukup besar untuk sekadar berangkat ke sana, juga biaya akomodasi selama beberapa hari EVO berlangsung.

Komunitas fighting game di Australia punya ide menarik untuk membantu para talenta potensial berangkat ke EVO. Melalui sebuah sirkuit kompetisi lokal bernama BAM Path to EVO, mereka ingin menyatukan seluruh pemain fighting game Australia dan Selandia Baru (ANZ) dalam sebuah leaderboard nasional yang terpusat. Lewat sistem ini, mereka ingin menemukan talenta-talenta terbaik untuk dikirim sebagai perwakilan negara ke EVO.

Dalam BAM Path to EVO, para pemain fighting game akan bertarung di cabang Street Fighter V, Tekken 7, serta Super Smash Bros. Ultimate. Para pemain terbaik yang muncul kemudian akan maju ke turnamen fighting game nasional bernama Battle Arena Melbourne (BAM). Juara turnamen BAM inilah yang kemudian akan mendapat tiket penerbangan serta akomodasi ke Las Vegas untuk bertanding di EVO 2019.

BAM Path to EVO dicetuskan oleh gabungan tiga komunitas yaitu CouchWarriors, OzHadou, dan Standing Fierce. Tiga komunitas tersebut terletak di kota yang berbeda-beda, namun memiliki passion yang sama untuk memajukan dunia fighting game di wilayah ANZ. Dipimpin oleh CouchWarriors, komunitas-komunitas ini menjalin kerja sama dengan Twitch untuk mengangkat event mereka ke permukaan.

“Menarik sekali melihat bahwa ketika orang-orang bermain secara kompetitif, hal itu dapat mendatangkan perhatian. Sebagai organizer turnamen aneh rasanya berkata bahwa saya terkejut, tapi saya memang terkejut. Kami mendapat jumlah pemirsa yang baik. Kurang lebih berkisar antara 300 – 500 concurrent view, angka yang bagus untuk stream di ANZ,” ujar Daniel Chlebowczyk dari CouchWarriors, dikutip dari Esports Observer.

Pihak Twitch merasa bahwa komunitas fighting game sebetulnya punya ikatan persahabatan yang kuat, tapi mereka terlalu tersebar. Lewis Mitchell, ANZ Partnership Lead di Twitch, berkata, “Setiap kali saya berkumpul dengan komunitas fighting game, mereka selalu merupakan komunitas paling ramah dan terbuka yang pernah saya temui. Inisiatif ini bertujuan membantu mendorong (kegiatan mereka).” Mitchell berharap bahwa dalam waktu dua tahun, komunitas fighting game ANZ sudah bisa bersatu, menjalankan kegiatan sendiri, termasuk mengembangkan model bisnis secara mandiri.

Problem X - EVO 2018
Problem X (Benjamin Simon), juara EVO 2018 setelah mengalahkan Tokido | Sumber: Game Informer

Pertandingan BAM Path to EVO akan berjalan setiap satu minggu sekali. Sebagian pertandingan itu diadakan secara online, tapi ada juga offline event yang dapat memberi poin klasemen. Puncaknya, para pemegang peringkat tertinggi akan bertarung di Battle Arena Melbourne 11 pada tanggal 17 – 19 Mei 2019 nanti.

Sistem BAM Path to EVO cukup mirip dengan Capcom Pro Tour, di mana petarung dari seluruh dunia dapat mengumpulkan poin kualifikasi kemudian maju ke acara puncak yaitu Capcom Cup. Bedanya, Capcom Pro Tour berskala global, sementara BAM Path to EVO skalanya hanya nasional/regional. Twitch dapat membantu mendorong kegitan skala regional seperti ini, dan mungkin saja hal yang sama dapat diterapkan di wilayah lain, misalnya Indonesia.

Sumber: Esports Observer

Nintendo Luncurkan Turnamen Resmi Super Smash Bros. Ultimate dan Splatoon 2

Nintendo punya sedikit rekam jejak buruk di dunia esports. Bukan hanya tidak memfasilitasi para atlet yang bermain Super Smash Bros. secara profesional, mereka juga sempat membuat Super Smash Bros. Melee tidak bisa tampil di turnamen EVO karena alasan hak cipta. Untungnya hal itu tidak berlangsung lama. Suara lantang para penggemar berhasil meluluhkan hati Nintendo, dan kini perusahaan tersebut menjadi sponsor setia EVO.

Di tahun 2019 ini tampaknya Nintendo semakin mantap menunjukkan dukungan terhadap esports. Mereka baru saja mengumumkan pembukaan bukan hanya satu, bukan dua, tapi tiga turnamen esports sekaligus. Tiga turnamen itu adalah Super Smash Bros. Ultimate North America Open 2019, Super Smash Bros. Ultimate European Smash Ball Team Cup 2019, dan terakhir Splatoon 2 North America Inkling Open 2019.

Ini bukan pertama kalinya Nintendo menggelar kompetisi Splatoon 2 berskala besar. Tahun 2018 lalu pun mereka memiliki beberapa turnamen seperti Splatoon 2 US/Canada Inkling Open 2018, Splatoon Koshien 2018, dan sebagainya. Akan tetapi bagi Super Smash Bros. Ultimate yang baru saja dirilis, dua turnamen di atas merupakan turnamen resmi pertama (Super Smash Bros. Ultimate Invitational 2018 tidak dihitung karena saat itu game ini bahkan belum dirilis).

SSBU North America Open 2019 terbuka untuk semua orang yang bertempat tinggal di Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko. Nintendo mengadakan tiga kali Online Qualifier pada bulan Februari dan Maret, dengan masing-masing kualifikasi menghasilkan empat pemain terbaik. Dua belas kontestan itu kemudian akan bertanding di final dalam acara PAX East 2019, kota Boston, tanggal 30 Maret. Nintendo tidak menjelaskan berapa hadiah yang diperoleh pemenang turnamen ini, namun seluruh biaya transportasi dan akomodasi ke PAX East akan ditanggung, dengan nilai setara kurang lebih US$2.300 (sekitar Rp32,5 juta).

Tahukah Anda, apa yang membuat turnamen ini menarik? Nintendo memperbolehkan penggunaan item! Penggunaan item di Smash kompetitif umumnya tidak diperbolehkan karena menambah unsur random. Akan tetapi desainer seri Smash, Masahiro Sakurai, pernah menyatakan bahwa justru item membuat game ini lebih menarik dan menyenangkan. Apakah adanya item merupakan hal yang baik atau buruk, silahkan Anda nilai sendiri.

Di belahan dunia lain, SSBU European Smash Ball Team Cup 2019 menawarkan kompetisi di 12 wilayah benua Eropa dengan format team battle. Wilayah yang termasuk adalah:

  • Inggris Raya dan Irlandia
  • Perancis
  • Jerman
  • Spanyol
  • Portugal
  • Italia
  • Rusia
  • Belanda
  • Belgia
  • Austria
  • Swiss
  • Nordik (Denmark, Finlandia, Norwegia, dan Swedia)

Lain dengan turnamen sebelumnya, SSBU European Smash Ball Team Cup 2019 tidak memperbolehkan penggunaan item (kecuali Smash Ball). Format pertandingan juga berbeda karena ini adalah kompetisi antar tim. Satu tim beranggotakan tiga orang, dan mereka harus bertanding melawan tim-tim lain dalam mode pertarungan 2v2 Smash, Smashdown, serta 3v3 Squad Strike. Final SSBU European Smash Ball Team Cup sendiri akan digelar pada musim semi 2019.

Terakhir, Splatoon 2 North America Inkling Open 2019 akan memulai babak kualifikasi online pada tanggal 10 Februari. Tim beranggotakan tiga pemain dapat adu semprot cat di mode pertarungan Turf War. Delapan tim terbaik kemudian bertanding di Online Qualifier Finals tanggal 2 Maret, dan dari sini akan diambil empat tim untuk maju ke babak final di PAX East 2019. Ya, final Splatoon 2 North America Inkling Open 2019 akan diadakan bersama dengan final SSBU North America Open 2019. Aturan serta fasilitas yang diperoleh pemain pun kurang lebih sama.

Nintendo seolah membuat sebuah pernyataan lewat pengadaan turnamen-turnamen ini, terutama SSBU North America Open. Mereka ingin memfasilitasi esports, sesuai dengan tren yang sedang berkembang serta minat para penggemar. Akan tetapi Nintendo juga tidak ingin melepas suasana inti Smash yang berpusat pada kegembiraan.

Adanya unsur random pasti akan membuat kompetisi sedikit chaos. Bila chaos terjadi saat kita bercanda bersama teman mungkin kita hanya akan tertawa. Tapi bila hal itu terjadi di tengah ketegangan turnamen, di mana para pemain bermain secara profesional dengan mempertaruhkan uang hadiah, masih bisakah kita tertawa?

Sumber: Nintendo of America, Nintendo UK, IGN

Masahiro Sakurai: Super Smash Bros. Ultimate Tidak Didesain untuk Esports Saja

Perdebatan tentang apakah seri Super Smash Bros. layak disebut fighting game atau tidak hingga kini masih terus ada. Akan tetapi faktanya Super Smash Bros. adalah salah satu game paling populer di EVO. Bahkan tidak hanya entri Super Smash Bros. terbaru, tapi Super Smash Bros. Melee yang terbit di GameCube pada tahun 1999 pun masih punya banyak penggemar setia. Dunia esports Super Smash Bros. telah hidup cukup lama, dan tampaknya masih akan terus tumbuh di masa depan.

Ada masa di mana Nintendo tidak begitu mendukung esports, namun masa itu sudah lewat dan kini mereka menjadi sponsor tetap di EVO. Para penggemar Super Smash Bros. mungkin bertanya-tanya, bagaimana pandangan Nintendo terhadap esports saat ini? Bagaimana esports mempengaruhi desain gameplay di game terbaru mereka, Super Smash Bros. Ultimate? Masahiro Sakurai, desainer seri Super Smash Bros., menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dalam wawancara yang diterbitkan oleh Nintendo Everything.

Keajaiban yang mungkin tidak akan terulang

Ketika Super Smash Bros. Ultimate (SSBU) pertama kali diumumkan, hal yang paling menarik perhatian adalah bahwa Nintendo menjanjikan game ini “mengandung semua karakter yang pernah muncul di seri Super Smash Bros.”. Secara keseluruhan, SSBU memiliki 74 karakter saat dirilis, dengan tambahan enam karakter sebagai DLC nantinya. Jumlah ini merupakan yang terbanyak dalam sejarah Super Smash Bros.

Serunya lagi, karakter-karakter itu tidak hanya datang dari game buatan Nintendo saja. Banyak juga karakter tamu dari game lain, seperti Ryu dari Street Fighter, Cloud dari Final Fantasy VII, dan Bayonetta. Menciptakan game dengan roster semasif ini tentu tak mudah, bahkan Masahiro Sakurai menyebutnya sebagai keajaiban.

“Saya harus melewati segala macam perjanjian di berbagai tempat; biasanya kami bisa langsung membuat sekuel begitu saja, tapi kali ini berbeda. Kepada semua staf yang bekerja membuat game ini, dan kepada semua pihak yang memperbolehkan kami menggunakan karakternya, saya sungguh ingin mengucapkan terima kasih,” ujar Sakurai.

Super Smash Bros. Ultimate - Richter Belmont
Richter Belmont, salah satu karakter tamu di Super Smash Bros. Ultimate | Sumber: Nintendo

Proses penciptaan karakter baru di SSBU juga ternyata punya cerita-cerita tersendiri. Para pemain tentu ingin agar tiap karakter punya ciri khas yang mencerminkan game asal mereka, tapi pada praktiknya menciptakan ciri-ciri khas itu bisa sangat sulit. Contoh yang paling sulit adalah karakter Inkling dari Splatoon.

Sakurai menjelaskan, “Mekanisme tinta milik Inkling membuat kami cukup kesulitan di sisi teknis. Setiap karakter dan setiap stage harus bisa dilumuri dengan tinta, jadi bisa dibilang Inkling memberi pengaruh terhadap semua hal lain. Karena itulah karakter ini sangat sulit ditangani.” Mirip seperti di Splatoon, Inkling memiliki kemampuan untuk meningkatkan damage tim dengan memanfaatkan tinta. Jadi peran Inkling lebih ke arah support ketimbang petarung solo.

Tim developer SSBU juga harus jeli memilih karakter untuk mewakili game tertentu. Contohnya pemilihan Simon dan Richter Belmont dari Castlevania. Di beberapa game Castlevania modern, peran mereka tidak begitu terasa, dan mungkin kalah populer dibanding karakter Alucard. Tapi pada akhirnya Simon/Richter berhasil memberi variasi yang menarik, karena mereka bertarung menggunakan cambuk dan berbagai item untuk dilempar. Simon/Richter menjadi karakter dengan gerakan-gerakan simpel, namun efektif untuk pertarungan jarak jauh.

Sayangnya Sakurai tak yakin ia bisa melakukan hal yang sama untuk entri Super Smash Bros. berikutnya. Ia belum tahu kapan Nintendo akan menciptakan sekuel lagi, namun ia berkata, “Pasti akan sulit bagi saya untuk melampaui (SSBU); merealisasikan konsep ‘semua orang ada di sini’ sejujurnya adalah sebuah keajaiban, dan karena itu, saya rasa kami hanya bisa melakukannya sekali ini.” Pencapaian Sakurai dan Nintendo kali ini memang luar biasa, dan layak sekali menyandang kata “Ultimate” di judulnya.

Super Smash Bros. Ultimate - Inkling
Inkling dapat melumuri stage dengan tinta | Sumber: Nintendo

Multiplayer lokal lebih penting dari online

Berbeda dengan generasi sebelumnya yang tersedia untuk Wii U dan 3DS, kali ini tim developer Super Smash Bros. hanya perlu fokus di satu hardware saja, yaitu Nintendo Switch. Sakurai sudah mengetahui spesifikasi Switch sejak SSBU masih ada di tahap desain awal, namun sebenarnya SSBU tidak memiliki banyak fitur yang bergantung pada hardware Switch itu sendiri. Sakurai sempat berencana memisahkan antara permainan di portable mode dan docked mode, namun mengurungkannya karena ternyata layar Switch cukup lebar dan tajam. Bermain di portable mode sama sekali bukan masalah.

Ukuran layar ini juga berpengaruh terhadap desain gameplay, terutama tempo permainan yang kini dibuat lebih cepat. Pada intinya, Sakurai ingin memperpendek waktu di mana seorang pemain tidak bisa mengontrol karakternya (stun), karena itu memunculkan perasaan tidak enak. Caranya antara lain dengan mengubah kecepatan ketika karakter terpental (misalnya akibat Smash Attack).

“Mudah sekali bagi kita untuk kehilangan pandangan atas karakter di layar 3DS yang kecil, jadi saya tidak menerapkan perubahan itu di game sebelumnya. Tapi sebetulnya hal yang sama juga tetap bisa terjadi di Switch. Jadi dengan memunculkan jejak asap yang mengikuti karakter setelah mereka terpental, kami membuat para pemain lebih mudah memantau gerakan karakter mereka.” Sakurai juga menerapkan fitur radar di ujung layar untuk lebih membantu visibilitas.

Super Smash Bros. Ultimate - Screenshot
Layar Switch yang lega turut mempengaruhi desain gameplay | Sumber: Nintendo

Uniknya, percepatan tempo permainan di SSBU ini menimbulkan masalah tersendiri. Karena animasi tiap karakter kini punya jumlah frame lebih sedikit (lebih cepat), maka lag di mode online akan lebih terasa. “Di 3DS tidak ada fitur-fitur yang begitu mendalam, dan kami menyesuaikan kecepatan game dengan ukuran layar yang kecil. Kali ini saya lebih fokus memperbaiki tempo permainan. Pada akhirnya ini membuat kami lebih sulit menjaga konsistensi di mode online. Namun saya merasa bahwa membuat orang-orang berkumpul dan bermain bersama itu lebih penting daripada mode online, jadi saya tetap melakukannya,” kata Sakurai.

Ingin memuaskan penggemar esports maupun pemula

Sakurai dan Nintendo sadar bahwa ada dunia esports Super Smash Bros. di luar sana. Mereka tahu bahwa ada banyak pemain yang sudah sangat ahli. Karena itulah Super Smash Bros. Ultimate memiliki mode khusus yang disebut Elite Smash. Mode ini dirancang untuk memisahkan para veteran dengan para pemula, dan hanya bisa diakses oleh pemain yang memiliki lebih dari 400.000 poin GSP (Global Smash Power).

Sakurai menjelaskan, “Saya rasa lebih mudah bagi para pemain kasual untuk melupakan saja keberadaan Elite Matches, dan itu tidak apa-apa. Sejujurnya, bila (Elite Smash) dapat selalu mencegah para pemain veteran bertemu dengan pemain pemula, itu akan jauh lebih baik.”

EVO 2018 - Leffen
Leffen (William Hjelte) saat menjuarai SSB Melee di EVO 2018 | Sumber: ESPN

Namun selain penambahan fitur Elite Smash, Sakurai sama sekali tidak memberi perlakuan spesial pada para atlet esports. Ia tidak mendesain SSBU agar lebih optimal secara kompetitif. Menurutnya, esports bukan satu-satunya cara untuk menikmati seri Super Smash Bros. Sakurai ingin para penggemar esports merasa puas dengan game ini, tapi ia juga ingin para pemula merasakan kepuasan yang sama.

“Saya paham mengapa orang-orang yang menyukai esports sangat memperhatikan spesifikasi dan produksi game ini, tapi pada akhirnya saya hanya berharap game ini bisa menjangkau segala macam pemain. Saya sangat ingin penggemar esports merasa puas dengan game ini, tapi saya juga ingin para pemula merasakan hal yang sama. Saya berusaha sebisa mungkin mengimplementasikan stage dan item dengan tujuan itu. Menurut pendapat saya tidak ada batasan tentang bagaimana seharusnya Anda bermain; saya tidak fokus hanya memperbaiki bagian-bagian tertentu dari game ini,” jelasnya.

Prinsip inilah yang menjadi landasan Sakurai dalam mendesain elemen-elemen gameplay di SSBU, terutama desain stage dan item. Setiap stage dalam SSBU memiliki wujud alternatif yang disebut Battlefield Form, di mana segala unsur random diminimalkan agar keseimbangan kompetitif tetap terjaga. Ini mengakomodasi para pemain yang ingin bermain serius tanpa bosan melihat stage yang itu-itu saja.

Pertandingan Super Smash Bros. kompetitif biasanya menghilangkan penggunaan item sama sekali, namun Sakurai berpendapat bahwa item justru membuat pertandingan lebih menarik. Lagi pula, seorang pemain yang berkemampuan tinggi tentu bisa memanfaatkan item lebih baik daripada lawannya. Beragam item tersebut juga memberikan efek yang lucu-lucu. Contohnya Fake Smash Ball yang, bukannya memberi kekuatan untuk melakukan Final Smash seperti Smash Ball asli, justru malah membuat semua karakter di sekitarnya terpental.

“Memecahkan Fake Smash Ball dan tertawa bersama-sama adalah esensi Super Smash Bros. yang sebenarnya,” ujar Sakurai.

Sumber: Nintendo Everything

Pakai 8BitDo GBros. Adapter, Nintendo Switch Bisa Dimainkan dengan Controller GameCube Secara Wireless

7 Desember 2018 adalah hari yang telah dinanti-nanti banyak pengguna Nintendo Switch. Pasalnya, di hari tersebut Nintendo akan meluncurkan Super Smash Bros. Ultimate, sekuel dari seri game fighting crossover yang edisi terakhirnya dirilis di Wii U dan 3DS.

Namun para penggemar berat seri ini tahu betul bahwa Super Smash Bros. Melee yang dirilis lebih dari satu dekade lalu di Nintendo GameCube adalah edisi yang paling populer. Salah satu faktornya adalah betapa idealnya controller GameCube untuk membantu pemain menjadi jagoan dalam game tersebut.

Nintendo sendiri menyadari fakta tersebut, dan mereka mengantisipasinya dengan menyiapkan edisi spesial Super Smash Bros. Ultimate yang dibundel bersama sebuah controller GameCube. Masalahnya, bundel ini hanya akan dijual dalam kuantitas yang terbatas.

8BitDo GBros. Adapter

Namun itu bukanlah suatu kendala seandainya Anda masih menyimpan controller GameCube orisinal dengan baik. Anda bahkan bisa menggunakannya secara wireless jika mau dengan bantuan sebuah adaptor bikinan 8BitDo, yang sejatinya sudah tidak asing lagi di kalangan penggemar game retro.

Perangkat bernama GBros. Adapter ini berwujud seperti kapsul dengan dimensi 100 x 35 x 29 mm, dan menyambung ke Switch via Bluetooth layaknya sebuah Wiimote. Dari situ pengguna tinggal menancapkan controller GameCube-nya, dan sesi gaming pun bisa dijalani tanpa harus duduk terlalu dekat ke TV.

Terdapat empat tombol pada adaptornya yang bisa digunakan untuk masuk ke tampilan utama Switch (home) atau mengambil screenshot. Dua sisanya adalah untuk mengganti mode antara Switch atau Windows. Ya, adaptor ini memungkinkan Anda untuk memainkan sejumlah game PC menggunakan controller GameCube jika mau.

8BitDo GBros. Adapter

Selain controller GameCube, adaptor ini juga kompatibel dengan controller NES Classic, SNES Classic, maupun Wii Classic. Pengguna tak perlu repot-repot mengisinya ulang setiap kali selesai bermain, sebab suplai dayanya berasal dari baterai AA, dengan estimasi daya tahan hingga 30 jam penggunaan.

Seperti yang sudah bisa Anda tebak, 8BitDo GBros. Adapter juga akan diluncurkan pada tanggal 7 Desember. Konsumen sudah bisa melakukan pre-order dengan modal $20 saja.

Sumber: Polygon.

Kompetisi Esports Super Smash Bros. Ultimate Akan Tayang di Stasiun Televisi TBS

Stasiun televisi TBS telah cukup lama menjalankan program siaran esports dengan nama Eleague. Kompetisi berbagai game populer, seperti Street Fighter V, Counter Strike: Global Offensive, serta Call of Duty: Black Ops 4 mengisi program tersebut sejak tengah tahun 2016 hingga sekarang. Eleague bahkan telah bekerja sama dengan perusahaan penerbit game seperti Valve dan Blizzard untuk menggelar kompetisi profesional tingkat dunia.

Kali ini pun Eleague kembali merangkul developer besar yang memiliki game kompetitif dengan peminat yang seolah tak pernah surut, yaitu Nintendo dengan Super Smash Bros. Ultimate. Game terbaru dari seri Super Smash Bros. itu sebenarnya belum dirilis, tapi antusiasme para penggemar dari seluruh dunia sudah sangat tinggi. Salah satu alasannya, karena Super Smash Bros. Ultimate akan mengandung jumlah karakter playable terbanyak sepanjang sejarah.

Super Smash Bros. Ultimate | Isabelle
Isabelle dari Animal Crossing muncul di Super Smash Bros. Ultimate | Sumber: Nintendo

Sebagian orang menganggap seri Super Smash Bros. sebetulnya bukan game kompetitif. Bahkan kreatornya sendiri, Masahiro Sakurai, mengakui bahwa ia menciptakan Super Smash Bros. sebagai game yang mudah dimainkan semua orang. Tapi Nintendo sepertinya tak punya kuasa mengatur gairah para penggemar. Seri ini selalu jadi langganan kompetisi utama di kejuaraan fighting game terbesar dunia, Evolution Championship Series (EVO). Gilanya lagi, game yang paling populer justru bukan Super Smash Bros. terbaru, tapi Super Smash Bros. Melee yang dirilis pada tahun 2001 untuk Nintendo GameCube.

Para penggemar maupun pemain Super Smash Bros. kompetitif sudah lama meminta Nintendo untuk lebih memperhatikan aspek esports game tersebut, dan kini sepertinya Nintendo sudah mulai melakukannya. Berkat kerja sama dengan Eleague, Super Smash Bros. Ultimate nantinya akan memiliki tayangan esports di stasiun TBS. Tayangan tersebut diberi nama Super Smash Bros. Ultimate Invitational 2018, dan akan dimulai pada bulan November.

Super Smash Bros. Ultimate | Mega Man
Karakter-karakter cross-over juga muncul, salah satunya Mega Man | Sumber: Nintendo

Sayangnya, Super Smash Bros. Ultimate Invitational 2018 ternyata bukanlah turnamen baru. Menurut keterangan Eleague pada VentureBeat, tayangan ini hanya merupakan siaran ulang dari turnamen Super Smash Bros. Invitational 2018 yang telah diadakan oleh Nintendo saat acara E3 2018, bulan Juni lalu.

Bagi mereka yang sudah mengikuti dunia esports Super Smash Bros. secara dekat, tentunya tayangan ulang ini akan menjadi tidak begitu menarik. Tapi lain halnya dengan orang-orang awam, atau penggemar Super Smash Bros. yang tidak mengikuti dunia esports.

Tayangan Super Smash Bros. Ultimate Invitational 2018 bisa menghadirkan hiburan baru bagi mereka, sementara Nintendo mendapatkan publikasi tanpa banyak usaha ekstra. Siapa tahu bila tayangan ini mendapat rating yang tinggi, Nintendo dan Eleague akan tertarik untuk mengadakan turnamen Super Smash Bros. lainnya di masa depan.

Sumber: VentureBeat.

Nintendo Pemerkan Console Switch Edisi Spesial Super Smash Bros. Ultimate

Setelah kita menyaksikan gencarnya Sony dan Microsoft memperkenalkan console edisi khusus, belakangan Nintendo juga mulai terpicu untuk meramu Switch versi terbatas. Awal minggu ini, perusahaan mengumumkan Switch Pikachu & Eevee Edition buat mengiringi pelepasan Pokémon: Let’s Go. Dan kali ini, Nintendo mengangkat tema Super Smash Bros. dalam meracik produk barunya.

Ada banyak update soal game menarik di presentasi Nintendo Direct kemarin, namun salah satu hal yang cukup mencuri perhatian adalah pengungkapan Switch edisi terbatas Super Smash Bros. Ultimate. Langkah tersebut memperlihatkan pada kita betapa besarnya perhatian Nintendo terhadap permainan itu, mengingat di akhir Agustus silam mereka sudah mengumumkan game edisi deluxe plus controller.

Nintendo Switch Super Smash Bros. Ultimate 1

Pendekatan ala Switch Pikachu & Eevee Edition kembali digunakan dalam meracik edisi ini. Identitas permainan dituangkan pada desain console, khususnya pada unit docking dan controller Joy-Con. Bundel tersebut didominasi oleh warna monokromatis, dan Anda akan menemukan pola ‘plus’ berwarna abu-abu muda yang menjadi logo permainan di Joy-Con. Efeknya cukup keren, terlihat serasi saat controller dicantumkan pada tablet ataupun grip.

Docking-nya sendiri dibekali desain istimewa. Di sana Nintendo membubuhkan ilustrasi karakter-karakter game legendaris bergaya gray scale yang bisa dimainkan di Super Smash Bros. Ultimate – di antaranya ada Kirby, Samus Aran, Mario, Falco, Donkey Kong, Link, Pikachu dan Yoshi. Tim developer Bandai Namco Studios sendiri sejauh ini telah mengonfirmasi 74 tokoh game yang bisa Anda pilih.

Nintendo Switch Super Smash Bros. Ultimate 2

Nintendo sepertinya tidak memodifikasi bagian tablet dari Switch Super Smash Bros. Ultimate. Sebagai pembanding, sisi punggung tablet Switch Pikachu & Eevee Edition dihias oleh siluet Poké Ball dan kedua Pokémon itu dalam beragam gaya.

Edisi spesial ini sangat cocok dipinang oleh mereka yang belum memiliki Nintendo Switch atau fans hardcore Nintendo. Tak seperti pada varian PlayStation 4 versi terbatas (khususnya PS4 Pro 500 Million Limited Edition), tidak ada perbedaan komposisi hardware di dalamnya. Produk ini tentu saja dibungkus dalam packaging khusus, lalu turut dibundel bersama kode unduhan Super Smash Bros. Ultimate.

Hal paling menarik dari penawaran Nintendo ini ialah, Switch edisi Super Smash Bros. Ultimate rencananya akan mulai didistribusikan pada tanggal 2 November 2018, jauh lebih cepat dari perilisan game di tanggal 7 Desember 2018. Belum diketahui apakah mereka yang memesannya mendapatkan akses lebih dulu untuk menikmati permainan. Gerbang pre-order akan dibuka sebentar lagi.

Produk-Produk Spesial yang Nintendo Siapkan Untuk Merayakan Perilisan Super Smash Bros. Ultimate

Nintendo sudah lama mempercayakan Sore Ltd. dan Bandai Namco Studios untuk menangani seri permainan fighting crossover Super Smash Bros. Setelah game terakhir dirilis di Wii U dan 3DS, Nintendo mengumumkan eksistensi sekuelnya di acara presentasi Nintendo Direct di E3 2018. Game berjudul Super Smash Bros. Ultimate itu rencananya akan dilepas di Switch akhir tahun nanti.

Sebagai salah satu permainan eksklusif Nintendo, sang perusahaan hiburan asal Jepang sudah menyiapkan sejumlah produk istimewa untuk merayakan pelepasan Super Smash. Bros Ultimate. Nintendo rencananya akan menyediakan ‘Limited Edition’ untuk gamer Eropa yang disertai oleh gamepad GameCube, kemudian menyiapkan bundel terbatas dengan Switch Pro Controller bertema ‘Ultimate’ buat konsumen di Amerika.

Smash 2

Mari kita bahas edisi spesial Eropa terlebih dulu. Berdasarkan gambar yang sudah dipublikasikan oleh Nintendo, varian ini mempunyai packaging produk berwarna hitam yang memperlihatkan seluruh karakter game – kabarnya 73 tokoh telah dikonfirmasi. Di dalamnya, Anda bisa menemukan satu kopi permainan Super Smash Bros. Ultimate, controller Nintendo GameCube berwarna hitam, dan sebuah adapter.

Smash 1

Mungkin Anda penasaran mengapa Nintendo memilih buat menyertakan controller GameCube di sana? Periferal ini kabarnya merupakan alat kendali favorit para gamer Super Smash Bros. veteran, sejak saat Melee meluncur di console generasi keenam Nintendo itu. Di sana, sang produsen mencantumkan thumb stick dengan posisi asimetris, dua trigger button, dan satu set tombol action yang mempunyai bentuk serta ukuran berbeda.

Smash 3

Edisi Amerikanya memang tidak dibungkus bersama controller GameCube. Namun agar konsumen di wilayah tersebut tidak kecewa, paket Super Smash Bros. Ultimate versi terbatas ini diisi oleh Switch Pro Controller dengan tubuh hitam putih (yang membentuk logo permainan). Selain itu, ada pula steelbook berwarna hitam yang dihias oleh logo api Super Smash Bros. Ultimate.

Kedua edisi terbatas itu kabarnya akan tersedia berbarengan di hari peluncuran Super Smash Bros. Ultimate – pada tanggal 7 Desember 2018 – namun harganya sedikit berbeda. Versi Amerika Super Smash Bros. Ultimate Limited Edition disajikan di harga retail US$ 140. Menariknya, Anda bisa membeli Switch Pro Controller bertema Smash secara terpisah, dijajakan seharga US$ 75.

Edisi Eropa dibanderol sedikit lebih murah, di € 90 (atau kisaran US$ 105). Dan seperti penawaran buat gamer Amerika, controller GameCube juga dapat dibeli terpisah, harganya US$ 30. Tapi ingat, Anda tetap membutuhkan adapter jika belum memilikinya (dijual seharga US$ 20).

Via GameSpot.