Mengelola Inovasi Startup untuk Capaian Tujuan Bisnis

Dalam pengembangan startup, ada beberapa komponen yang menjadi dasar menuju kesuksesan, mulai dari kepemimpinan, tim, hingga varian produk yang dimiliki. Berbagai komponen tersebut harus mampu membentuk sebuah sinergi, sehingga dapat memutarkan sebuah roda yang disebut dengan inovasi. Inovasi menjadi suatu hal yang wajib, karena teknologi sangat dinamis, pun dengan pengembangan produk yang dilandasi dengan sistem berbasis teknologi.

Perusahaan-perusahaan besar seperti FacebookGoogle dan Microsoft pun memperoleh keuntungan bisnis dengan melakukan banyak perubahan inovasi secara berkala atas produk inovasi yang mereka lahirkan.

Terkait dengan inovasi, ada dua hal yang dapat digarisbawahi oleh setiap founder terkait dengan pengembangan produk dan apa yang perlu dilakukan ke depannya. Yakni terkait mempertahankan buaya inovasi dan menempatkan inovasi tersebut pada jalur yang tepat. Berikut rangkumannya:

Budaya inovasi dalam pengembangan produk startup

Disadari atau tidak, startup diawali dan dibangun dari sebuah ide tentang inovasi. Umumnya dimulai ketika founder menemukan sebuah masalah di lingkungannya, lalu mencoba menyelesaikan permasalahan tersebut dengan pendekatan produk teknologi. Dari situ ada sebuah celah yang dapat dimanfaatkan untuk menjadi lahan bisnis.

Sementara itu, terdapat skala prioritas dalam inovasi startup yang digunakan sebagai model bisnis yang memanfaatkan kemampuan teknologi untuk merespons peluang yang ada. Melalui skala prioritas ini, langkah awal dalam proses menemukan pangsa pasar yang sesuai.

Setelah skala prioritas inovasi selesai, lakukan uji hipotesis untuk menemukan solusi atas kendala yang terjadi dalam meluncurkan inovasi startup. Karena dalam tahap ini startup akan dibimbing untuk mengikuti program inkubasi bersama inovator terpilih untuk membantu perkembangan startup.

Menempatkan pada kanal distribusi yang tepat

Program inkubator dan akselerator didesain untuk menempatkan inovasi startup pada jalur yang tepat. Ada beberapa hal yang biasanya menjadi fokus program tersebut, yakni penguatan bisnis secara internal dan eksternal. Di internal, pengembangan termasuk penguatan tim sampai urusan operasional lainnya. Sedangkan di eksternal lebih kepada validasi produk terhadap konsumen, atau menempatkan inovasi yang sudah digalakkan ke jalur yang tepat, dengan tujuan mencapai product-market-fit dan mendapat keuntungan bisnis.

Kanal distribusi yang tepat akan membawakan startup ke dalam sebuah proses yang disebut dengan scale-up. Yakni sebuah tahap kemandirian dalam pengembangan bisnis yang sepenuhnya mengandalkan model bisnis yang telah dijalankan. Proses scale-up baru bisa jalan, jika alur monetisasi berhasil tervalidasi, dan produk mampu menghasilkan traksi yang terus bertumbuh.

Tiga Hal yang Wajib Diperhatikan Ketika Memilih CFO untuk Startup

Persaingan yang ada di lanskap startup digital saat ini memang membuat para founder harus jeli dalam berpikir. Menyusun strategi sebaik mungkin agar bisnisnya memiliki ketahanan dari luar dan dari dalam. Masalah operasional –meskipun kadang tidak terkait langsung dengan konsumen—juga menjadi kritis untuk dipikirkan, terlebih ada kaitannya dengan finansial. Meskipun sudah banyak alat digital berbasis SaaS yang menolong, namun penanganan secara langsung sering kali masih dibutuhkan. Di sini peran seorang CFO (Chief Financial Officer) dipertaruhkan.

Apa yang ditangani CFO cukup menantang, mulai dari mengatur catatan arus kas masuk/keluar, pembukuan hingga kadang penghitungan pajak –urusan pajak juga sangat kompleks, ada pajak pegawai hingga pajak potongan lain dalam proses transaksi bisnis. Nah dari situ seorang founder tidak bisa main-main dalam memilih seorang CFO, tugasnya cukup kompleks dan berada dalam lingkungan yang rumit dalam operasional bisnis.

Berikut ini adalah beberapa kiat yang dapat dilakukan untuk mendapatkan CFO andal untuk startup:

Proses seleksi pegawai

Umumnya seleksi ini dilakukan langsung oleh founder atau CEO startup, karena jabatan CFO akan cukup berpengaruh. Faktor terpenting dalam proses seleksi –di luar kecakapan dan latar belakang kandidat akan ilmu akuntansi dan keuangan—harus disiasati dengan memilih orang yang benar-benar paham kultur startup. Karena mengurus keuangan startup biasanya unik, tidak ada template sama antara satu bisnis dan bisnis lainnya.

Akan sangat membantu jika seorang kandidat tersebut seorang pembelajar, karena mau tidak mau dia harus mempelajari sebuah proses bisnis baru. Pun demikian dengan vertikal bisnis yang dikerjakan oleh startup tersebut.

Harus mampu membuat perencanaan

Sayangnya CFO baru tersebut harus bekerja di sebuah area bisnis yang sangat dinamis. Perubahan dalam bisnis teknologi dapat terjadi sangat cepat. Salah satu kompetensi yang harus dimiliki seorang CFO di sini adalah mampu membuat sebuah proyeksi tentang arus kas untuk bisnis. Mereka akan bekerja dengan CEO sebagai pengambil keputusan utama, mendiskusikan setiap dampak finansial atas tindakan-tindakan bisnis yang dilakukan.

Terkadang di startup CFO juga harus piawai dalam mempresentasikan kondisi finansial bisnis. Fungsinya beragam, salah satunya saat harus menyajikan kondisi finansial kepada investor yang tertarik menyuntikkan dana untuk akselerasi startup.

Mampu membuat keputusan

CEO akan selalu bertanya kepada CFO, bagaimana kondisi finansial saat ini? Kapan memerlukan penggalangan dana? Jika mengadakan kampanye ABC atau XYZ mana yang akan lebih menguntungkan? Dan lain sebagainya. Sayangnya keputusan untuk berbagai hal yang membutuhkan pengeluaran sering kali menitikberatkan pada keputusan CFO. Para pemangku manajemen lainnya selalu beranggapan bahwa seorang CFO memiliki data yang valid untuk analisis risiko bisnis kaitannya dengan kondisi finansial.

Maka dari itu, di sini penting untuk memilih dan menentukan seorang CFO yang piawai dalam memutuskan suatu hal –walaupun dalam praktiknya selalu akan ada diskusi mendalam dengan C-level lainnya.

 

5 Hal yang Perlu Mulai Dibiasakan Founder Startup Baru

Untuk terus berkembang, startup perlu adaptif terhadap beragam dinamika terkait dengan bisnis. Budaya kerja juga menjadi salah satu kunci untuk memajukan laju perkembangan startup. Berbagai faktor perlu dipertimbangkan, mulai dari membangun dari dalam, hingga memperhatikan berbagai perkembangan di luar.

Berikut ini adalah beberapa hal sederhana yang patut dipertimbangkan oleh setiap founder atau penggerak startup baru atau yang masih di tahap awal untuk memastikan bisnisnya melaju dengan baik dan pesat.

Menetapkan tujuan dan arah bisnis

Tujuan harus sangat jelas, membangun startup lebih kompetitif dengan menetapkan value startup. Begitu juga visi dan misi, value perusahaan juga penting untuk mengingatkan semua yang berpengaruh pada perusahaan Anda. Dengan ini, semua pihak dapat merespon baik dengan loyalitas menjaga kondisi startup Anda secara maksimal.

Berdayakan karyawan

Ketika startup Anda membutuhkan pelanggan yang besar, bangunlah tim yang dapat berimprovisasi memperbaiki situasi pasar. Karena akan ada karyawan yang dapat membuat keputusan membantu memecahkan masalah saat startup Anda sedang berjalan.

Posisi karyawan di sini bertugas menyampaikan pengetahuan tentang tujuan perusahaan kepada pasar untuk mengikuti atau menggunakan produk/jasa startup Anda. Sehingga startup semakin  berkembang seiring penyampaian kepada pelanggan tepat sasaran.

Transparansi

Sebagian besar startup yang memiliki ruang kerja bersama menumbuhkan budaya yang transparani. Jika Anda ingin anggota tim dapat mengutarakan pendapat atau ide cemerlang, bisa langsung komunikasi tanpa ada jarak. Dengan ruang kerja ini juga akan tumbuh rasa percaya diri karyawan Anda untuk membangun keharmonisasian tim.

Menyiasati perkembangan tren

Salah satu budaya startup adalah selalu mengikuti perkembangan tren yang ada, untuk merealisasikan produk/layanan apa yang sesuai mengikuti tren tersebut. Terkadang, gagasan hadir melalui pihak eksternal yang secara langsung meningkatkan gebrakan bisnis Anda.

Buatlah eksperimen

Jika Anda tidak berani gagal dalam memulai sesuatu yang baru, harapan untuk mencapai kesuksesan sangatlah kecil. Dalam eksperimen ini, Anda dituntut untuk membuat suatu perubahan dalam pelayanan terhadap pelanggan. Budaya seperti ini sangat sering digunakan oleh startup lainnya, karena dianggap suatu perubahan itu bernilai besar.

Evaluasi Ketika Bisnis Tidak Kunjung Tumbuh dan Berkembang

Salah satu syarat bagi bisnis startup untuk mencapai kesuksesan adalah terus bertumbuh (scaling-up). Baik dari segi fitur atau layanan, pengguna, hingga profit atau pendapatan. Pertumbuhan bisnis harus menjadi perhatian khusus karena berdampak bagi keberlangsungan bisnis. Untuk mengevaluasi pertumbuhan bisnis, berikut beberapa hal yang harus diperhatikan jika lajunya masih jalan di tempat.

Kurangnya peluang

Untuk bisa bertumbuh harus wajib memiliki ruang dan peluang. Jika bisnis menghadapi posisi stuck atau tidak mengalami pertumbuhan dalam waktu yang lama hal yang paling mungkin adalah sudah tidak ada peluang untuk tumbuh. Di sinilah seorang pemimpin harus menganalisis, mulai dari model bisnis, ekosistem, hingga target pengguna. Lakukan ekspansi jika perlu, tambah jumlah layanan jika dibutuhkan.

Kebosanan

Hal selanjutnya yang diperhatikan adalah kebosanan. Dalam menjalankan sebuah bisnis kebosanan bisa melanda banyak aspek, seperti kebosanan pada strategi marketing, kebosanan dengan inovasi yang tidak ada perubahan berarti maupun kebosanan yang melanda orang-orang di dalam tim. Di titik inilah pemimpin perlu mengambil langkah bijak, seperti mencari insight baru dari orang-orang di luar tim, atau melakukan inovasi yang cukup membuat antusiasme secara menyeluruh.

Melihat ke dalam tim

Selanjutnya, jika bisnis tidak kunjung juga mendapatkan pertumbuhan sebagai pemimpin wajib untuk melakukan evaluasi. Tidak ada salahnya mendatangkan satu-dua orang yang memiliki kompetensi lebih untuk mengubah keadaan. Atau paling tidak pemimpin bisa memberikan kebijakan untuk setidaknya mengubah suasana atau memberikan kesempatan anggota tim untuk berkreasi lebih.

Prioritas fokus

Fokus adalah hal penting lainnya yang harus diprioritaskan. Jangan sampai fokus bisnis diletakkan ke hal-hal yang tidak semestinya. Jika di tahap awal fokus bisa diletakkan untuk melakukan eksplorasi pasar dan menggali peluang, target pengguna dan pembenahan model bisnis. Hal tersebut bisa menjadi kunci. Selanjutnya bisa fokus pada bagaimana terus menumbuhkan bisnis.

Mengembangkan Budaya Tanggung Jawab Tim

Bukan menjadi rahasia umum bahwa mengembangkan startup tidak hanya mengembangkan bisnis atau produknya, namun harus pula membangun dan mengembangkan kultur demi menjaga kualitas di dalamnya. Salah satu kultur yang penting dan harus dibangun sedini mungkin adalah kultur akuntabilitas, atau kultur tentang tanggung jawab. Berikut beberapa tips yang bisa dilakukan untuk mulai membangun kultur tanggung jawab ini.

Mencari orang yang tepat

Membangun tim diawali dengan memilih orang-orang yang tepat. Dalam kasus membangun budaya tanggung jawab yang tepat memilih anggota tim harus berdasarkan rekam jejak tanggung jawab mereka. Meski kemampuan teknis dibutuhkan dalam sebuah tim tapi di sisi lain tanggung jawab dan pemenuhan tanggung jawab menjadi penting untuk bisa mencapai tujuan. Untuk itu pastikan Anda mencari orang-orang yang tepat, baik dari segi teknis maupun tanggung jawab.

Untuk mencari orang-orang yang bertanggung jawab bisa dilakukan dengan berbagai macam cara. Misalnya dengan mengerjakan tugas saat seleksi, mewawancarai mereka dengan pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut tentang tanggung jawab, atau cara-cara lain yang bisa dikreasikan.

Menentukan tujuan yang jelas dan terukur

Untuk membangun budaya tanggung jawab salah satu hal yang bisa dilakukan adalah dengan memperjelas tujuan yang ingin dicapai dengan ukuran-ukuran yang cukup jelas untuk dipahami. Bagian terpenting ini berkaitan dengan perbedaan ekspektasi antar anggota tim. Untuk melakukan hal tersebut cara-cara yang bisa ditempuh adalah dengan menuliskan tujuan atau ekspektasi di tempat yang bisa diakses banyak orang, ukuran yang spesifik, dan juga tenggat waktu yang ditetapkan. Kejelasan seperti ini akan membantu pengguna dalam melaksanakan tugas-tugasnya dan mempertanggungjawabkannya.

Mendelegasikan wewenang

Untuk menyiapkan kultur tanggung jawab dan mewariskannya ke anggota tim yang lain sebagai pemimpin seharusnya mulai memberikan wewenang kepada salah satu anggota tim. Berikan tanggung jawab yang lebih ke salah satu dari mereka. Tujuannya untuk melatih mereka memegang tanggung jawab lebih, tanggung jawab untuk membagi pekerjaan dengan rekan satu tim.

Mengukur dan review hasil

Demi mencapai tujuan dan membangun kebiasaan yang baik tugas terpenting bisnis adalah mengukur dan me-review setiap hasil yang dicapai bersama dengan anggota tim. Dalam review ini nantinya diharapkan bisa mendapatkan hasil yang bisa dievaluasi bersama, baik evaluasi positif maupun evaluasi negatif. Dengan demikian jika ditemukan permasalahan bisa dievaluasi bersama sejak dini.

Pertanyaan-pertanyaan untuk Mengukur Perkembangan Tim

Seorang pemimpin tidak hanya bertanggung jawab atas perkembangan profit dan pendapatan bisnis tetapi juga perkembangan seluruh elemen dalam bisnis. Baik dari segi finansial atau manusia-manusia di dalamnya. Selain mengembangkan produk dan berinovasi secara berkala untuk tidak kalah di persaingan pasar seorang pemimpin juga harus mengembangkan orang-orang dalam tim untuk siap menjadi pemimpin di kemudian hari.

Bagi seorang pemimpin, berikut beberapa pertanyaan yang sekiranya bisa dipertanyakan untuk mengukur perkembangan tim dalam bisnis, terutama untuk menyiapkan regenerasi pemimpin.

Apakah Anda melakukan hal kecil tapi berdampak besar bagi mereka?

Jika Anda sudah cukup lama menjadi pemimpin dan mulai meragukan peran serta Anda di dalam tim coba tanyakan pertanyaan di atas. Seharusnya semakin lama memimpin sebuah bisnis, sebuah tim Anda bisa lebih fokus pada hal-hal kecil yang spesifik, namun dalam hal-hal tersebut Anda memberikan sesuatu yang besar. Ini semacam efektivitas kerja Anda, tim Anda telah berkembang untuk mengambil atau mengisi tanggung jawab Anda yang lain.

Seberapa besar bisnis tergantung pada Anda dibanding kuartal sebelumnya?

Masih berkaitan dengan pertanyaan sebelumnya, pertanyaan ini juga membantu Anda mengukur tingkat ketergantungan bisnis terhadap peran serta Anda dalam bisnisnya. Semakin kecil ketergantungannya berarti Anda sudah berhasil memberikan visi dan misi yang jelas bagi setiap tim yang ada.

Apakah Anda mengembangkan generasi selanjutnya sebagai pemimpin bisnis ?

Waktu terus bergerak, Anda sebagai pemimpin tidak lantas akan abadi di posisi Anda. Sebagai seorang pemimpin Anda wajib mencari pengganti Anda, caranya tentu dengan menyiapkan orang-orang yang mampu. Peran Anda tentu diperlukan untuk membentuk karakter, kemampuan dan tanggung jawab calon pemimpin di bisnis  Anda. Hal ini sangat terbantu Jika Anda mengembangkan kultur yang baik di perusahaan Anda.

Apakah Anda membantu memecahkan masalah atau membantu tim menemukan cara mereka untuk memecahkan masalah?

Salah satu cara terbaik untuk mengembangkan kemampuan dan tanggung jawab tim adalah dengan memberikan jam terbang dan tanggung jawab yang lebih bagi tim yang ada. Salah satu kebiasaan baik yang bisa dicoba adalah dengan tidak membantu memecahkan masalah, tapi bantu mereka menemukan jalan untuk mencari solusi.

Mengelola Pekerja Remote di Lingkungan Kerja

Melakukan kerja secara remote bukan menjadi hal baru. Banyak startup bahkan perusahaan mempekerjakan talenta-talenta berbakat secara remote. Kebutuhan akan talenta yang mendesak menjadi salah satu faktor utama. Tidak hanya pekerja yang harus mengantisipasi tren bekerja secara remote bisnis juga harus mengantisipasinya dengan menyiapkan trik manajemen yang baik.

Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan untuk membantu proses memanajemen para pekerja remote.

Mendorong komunikasi lebih efektif

Sebagai unsur utama bekerja secara remote komunikasi harus dijaga dan dilakukan secara efektif. Mulai dari berkomunikasi untuk memberikan brief pekerjaan hingga informasi mengenai progres pekerjaan. Gunakanlah teknologi yang sekiranya mudah diakses dengan banyak fungsi kolaborasi. Jangan lupa untuk selalu mencatat dan menentukan deadline pekerjaan.

Untuk menjaga unsur kemanusiaan jangan lupa untuk menghubungi atau berkomunikasi ringan untuk meningkatkan hubungan personal. Ini modal yang baik untuk sama-sama membangun kepercayaan.

Tetapkan ekspektasi

Kunci dari berlangsungnya hubungan kerja sama profesional secara remote adalah kepercayaan. Pekerja percaya apa yang dilakukan akan mendapatkan timbal balik yang setimpal, bisnis percaya talenta yang mereka rekrut mampu mengerjakan pekerjaan yang diberikan. Hubungan kepercayaan ini yang nantinya menjadi dasar kuat untuk hubungan profesional yang baik.

Untuk bisa tetap memanajemen pekerjaan dengan baik, selain menetapkan target, tetapkan juga ekspektasi. Sejauh mana kemampuan maksimal pekerja. Dengan demikian bisnis bisa membagi beban kerja atau membagi jadwal kerja dengan imbang untuk menghindari overload pekerjaan.

Kunjungi atau bertemu dengan tim

Untuk menjaga hubungan profesional tidak ada salahnya untuk menjadwalkan ketemuan. Sekali atau dua kali dalam sebulan dalam sebuah obrolan ringan, hal tersebut akan sangat bermakna. Dengan bertemu secara langsung kedua belah pihak bisa menilai masing-masing secara langsung.

Zona waktu

Internet dan layanan kolaborasi memungkinkan orang saling bekerja sama lintas negara dan benua. Untuk bisa memudahkan proses manajemen sebisa mungkin untuk menyamakan zona waktu. Sebenarnya ini bukan sebuah keharusan, hanya saja jika dibutuhkan deadline harian zona waktu akan berpengaruh. Untuk mengatasi hal ini bisnis bisa memilih para pekerja remote yang berada di zona waktu yang tidak jauh beda. Atau terjadi kesepakatan di awal, zona waktu kerja mengikuti kantor pusat.

Daftar Layanan untuk Memudahkan Menyiapkan Startup di Tahap Awal

Menjalankan bisnis startup tidak terbatas bagi mereka yang paham teknis mengenai teknologi digital dan internet. Jika Anda berasal dari latar belakang non teknis salah satu keharusan adalah mencari co-founder atau mulai membangun tim teknis. Jika masih terkendala satu-satunya adalah mulai belajar teknis. Berikut beberapa daftar tools yang bisa dimanfaatkan untuk mulai mengembangkan bisnis digital.

Landing Pages

Sebagai bisnis digital unsur penting startup adalah rumah digital, dalam hal website. Tempat konsumen dan calon konsumen mencari informasi resmi mengenai bisnis yang sedang dijalankan, informasi mengenai perkembangan, dan kontak resmi bisnis kita. Jika Anda belum memiliki kesempatan untuk mengembangkan website secara penuh, berikut daftar layanan atau tools yang bisa digunakan untuk membangun sebuah landing pages, ada versi berbayar dan versi gratis. Anda bisa mencobanya sesuai dengan kebutuhan.

Manajemen proyek

Banyak startup yang mulai merekrut pekerja freelance untuk membantu pengembangan bisnis mereka. Entah itu bagian teknis, konten, atau desain. Untuk memudahkan pengelolaan beban kerja dan memantau hasil kerja bisa memanfaatkan fitur-fitur dari layanan manajemen proyek yang tersedia. Seperti banyak tools yang ada, ada pilihan gratis dan juga berbayar. Perbedaannya tentu ada fitur. Berikut layanan manajemen proyek yang menyediakan layanan gratis, bahkan ada yang bisa dipasang di server pribadi.

Cloud Storage

Bagi para pemula salah satu kebutuhan mendasar untuk menjalankan sebuah bisnis startup adalah cloud storage. Selain berguna untuk memudahkan kolaborasi dengan anggota yang lain cloud storage juga berguna untuk menyimpan berkas penting, hingga foto-foto yang bisa dengan mudah dibagikan dengan para awak media atau para calon konsumen. Berikut daftar layanan cloud storage yang bisa didapatkan secara gratis, tentu dengan batasan kapasitas.

Form dan survei

Survei merupakan bagian penting bagi startup. Fungsinya untuk mengukur, mengukur penerimaan konsumen dan lain sebagainya. Bagi startup yang berada di tahap awal survei bisa membantu untuk lebih mendekatkan diri dengan konsumen. Jika surveinya tepat sasaran dengan pertanyaan yang matang hasilnya bisa digunakan untuk mengukur potensi pasar. Untuk memudahkan dalam membuat sebuah survei bisa memanfaatkan layanan penyedia formulir atau survei, berikut beberapa di antaranya.

Komunikasi

Salah satu jiwa dalam tubuh startup adalah dinamis. Para pekerja tidak harus berkumpul pada satu tempat untuk menyelesaikan tanggung jawab dan pekerjaan masing-masing. Kedinamisan ini bisa didukung oleh alat komunikasi dan kolaborasi yang komplit. Berikut beberapa daftar layanan komunikasi dan kolaborasi yang bisa digunakan oleh startup di tahap awal

Analisis

Monitoring adalah kunci startup menemukan, menemukan peluang dan potensi pasar, menemukan tren, dan menemukan celah-celah kelemahan di startup. Berikut daftar tools analisis yang bisa digunakan untuk memantau pertumbuhan bisnis.

Event Management

Bagi startup di tahap awal mengadakan acara, temu komunitas, launching, dan acara lainnya penting untuk mengenalkan startup dan mengelola basis pengguna. Untuk memudahkan hal tersebut berikut daftar layanan manajemen acara yang bisa memudahkan dalam pengelolaan pendaftaran dan hal-hal lainnya yang berkaitan dengan acara.

5 Cara Tepat Memperlakukan Pegawai Startup

Apa pun layanan startup yang Anda hadirkan, kepuasan pelanggan tentunya menjadi tujuan utama. Salah satu cara untuk memastikan perusahaan telah memberikan layanan pelanggan terbaik adalah dengan melihat secara langsung seperti apa kepuasan pegawai Anda di perusahaan. Bagaimana Anda memperlakukan pegawai ternyata memberikan pengaruh terhadap kinerja pegawai dan kepuasan pelanggan.

Artikel berikut ini akan membahas 5 hal yang wajib dicermati agar perusahaan Anda bisa memberikan kepuasan pelanggan terbaik.

Berikan pekerjaan yang jelas kepada pegawai

Setiap pegawai perlu memahami secara menyeluruh fungsi dan peranan masing-masing terhadap perusahaan dan bagaimana posisi mereka saat ini bisa membantu perusahaan berjalan dengan baik. Berikan visi dan misi yang jelas tentang perusahaan, dan berikan standardisasi yang tinggi kepada pegawai tersebut agar bisa diterapkan setiap hari di perusahaan.

Hindari memonitor pegawai terlalu sering

Terkadang dalam sebuah startup dengan ruang lingkup yang masih kecil, sang pemilik kerap melakukan micro-managing kepada pegawai. Apakah itu mengawasi pekerjaan, mengatur cara kerja hingga menuntut pegawai untuk menyelesaikan tugas sesuai dengan keinginan dari pemilik. Idealnya ketika Anda telah menyetujui untuk memperkerjakan seorang pegawai untuk posisi tertentu, percayakan kemampuan serta talenta yang dimiliki, berikan kesempatan untuk pegawai tersebut memberikan kontribusi kepada perusahaan.

Bina hubungan baik

Salah satu cara untuk membina hubungan baik dengan pegawai adalah dengan melakukan komunikasi yang cukup rutin. Tanyakan kendala dan keinginan dari masing-masing pegawai yang bisa membantu meningkatkan semangat dan produktivitas kerja.

Beri dukungan

Cara lain yang wajib untuk dicermati adalah dukungan yang diperlukan oleh pegawai. Ketika pegawai mulai menunjukkan prestasi atau inovasi yang menjanjikan, berikan dukungan secara menyeluruh kepada pegawai, agar bisa memberikan kontribusi yang terbaik untuk perusahaan.

Bangun tim yang solid

Lancar atau tidaknya perusahaan berjalan ternyata berasal dari anggota tim yang solid. Dalam hal ini Anda sebagai pemilik dan pemimpin perusahaan, harus bisa melihat dan menempatkan masing-masing pegawai di posisi yang tepat, sesuai dengan kemampuan pegawai tersebut. Ciptakan kolaborasi yang positif yang berasal dari keterampilan serta kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing anggota tim di perusahaan. Ketika masing-masing pegawai telah melihat kekuatan yang mereka miliki, bisa dipastikan pegawai tersebut akan semakin setia, bekerja dengan baik dan lebih semangat untuk bekerja setiap hari.

Lima Tindakan yang Tidak Dilakukan Tim Startup Produktif

Semua orang ingin memiliki tim yang sehat dan efektif, namun sangat sulit bagaimana menciptakannya, terutama saat Anda berhadapan dengan tim besar. Anda tahu bahwa tim produktif adalah kunci kesuksesan dalam berbisnis. Hanya saja Anda perlu pahami bagaimana caranya. Anda tidak harus meminta anggota tim untuk berlama-lama di kantor. Jika Anda masih meminta ini, maka hentikanlah sebab malah akan membuat anggota tim tidak bahagia dan tidak termotivasi.

Artikel ini akan membahas lebih dalam mengeni tindakan yang perlu Anda hindari dalam membentuk tim produktif. Berikut rangkumannya:

1. Terburu-buru dalam semua kondisi

Tim produktif tidak terburu-buru dalam menangani setiap kondisi atau tugas yang harus mereka selesaikan. Penting untuk berhenti, berpikir, kemudian baru bertindak. Kapan pun mereka mendapat tugas, mereka akan bereaksi, lalu memikirkan tugas tersebut, dan akhirnya mengambil tindakan proaktif yang terbaik. Mereka selalu tahu apa yang mereka lakukan.

Sikap tenang dalam berpikir dan bertindak akan membantu anggota tim terutama saat menghadapi situasi yang sulit. Mereka dapat mencari tahu apa yang menjadi pro dan kontra dari setiap tindakan yang bakal dikerjakan. Jika Anda ingin membuat tim lebih produktif, sebaiknya dorong mereka untuk berhenti sejenak, berpikir, dan bertindak.

2. Terlalu sibuk rapat

Rapat itu penting tapi terlalu banyak menghadiri rapat dapat memperlambat pekerjaan dan produktivitas Anda. Anda tidak akan dapat menggunakan jam kerja dengan benar.

Tidak semua pertemuan rapat sifatnya penting. Paling tidak, agar tetap menjaga produktivitas Anda maksimal rapat yang bisa dihadiri adalah satu kali dalam sehari.

3. Menghambat pertumbuhan masing-masing anggota tim

Tidak ada yang lebih baik dari tim produktif dibandingkan rekan kerja yang saling menekan satu sama lain. Jika ingin produktif, maka tim harus menjadi unit yang kohesif. Setiap anggota harus saling membantu rekannya dan perkembangan pribadi masing-masing.

Anda harus membuat anggota tim menyadari bahwa tujuan pribadi dan profesional hanya bisa dicapai dengan membantu satu sama lain. Anda harus selalu berusaha menciptakan lingkungan kerja yang mendukung pertumbuhan semua anggota tim.

4. Membuang waktu untuk membalas email

Pekerjaan membalas email bisa menjadi buang-buang waktu bagi tim produktif. Setiap kali memeriksa atau membalas email penting butuh paling tidak bermenit-menit, belum lagi jika Anda harus memeriksa semua email, folder yang tidak perlu.

Anggota tim produktif dapat dengan cepat memilah email mereka, mana yang penting untuk dibalas, mana yang bisa ditunda.

5. Tidak bekerja keras

Tim produktif yang bekerja keras akan membawa mereka menuju kesuksesan. Mereka tidak pernah mengeluh tentang beban kerja dan bekerja semaksimal mungkin. Kerja keras adalah kunci utama untuk menjadi bagian dari tim produktif dan sukses. Bahkan mereka juga tidak memiliki waktu untuk bergosip.

Ini adalah salah satu metode hebat untuk meningkatkan efisiensi waktu di tempat kerja. Tim selalu fokus selama jam kerja, menyempatkan waktu untuk beristirahat setelah selesai bekerja.