Salah satu perusahaan distributor perangkat komputer dan game di Indonesia, Techno Solution, dalam waktu dekat akan mengadakan sebuah pameran dengan tajuk Technofest 2018. Acara yang digelar di Mangga Dua Mall, Jakarta, tanggal 16 – 25 November itu tak hanya menawarkan penjualan berbagai gaming gear dengan harga khusus, tapi juga berisi berbagai aktivitas game baik kasual ataupun kompetitif.
Beberapa aktivitas itu antara lain coaching clinique untuk game Point Blank, kesempatan mencoba game balap Project Cars 2, meet and greet, serta kesempatan untuk mendapat berbagai hadiah menarik. Tapi bagi Anda yang ingin unjuk kemampuan bermain, aktivitas paling menarik pastinya adalah turnamen game berhadiah jutaan rupiah.
Bekerja sama dengan komunitas Advance Guard, Technofest 2018 membuka dua kompetisi game yang terbagi ke dalam dua weekend. Akhir pekan pertama, tanggal 17 – 18 November, akan diisi oleh turnamen Tekken 7. Sementara akhir pekan berikutnya yaitu tanggal 24 – 25 November dimeriahkan dengan kompetisi Gran Turismo Sport.
Pendaftaran kedua turnamen tersebut tidak dipungut biaya, dan para peserta dapat memenangkan hadiah uang dengan nilai total Rp2.500.000 untuk masing-masing kompetisi. Selain uang tunai, tersedia juga hadiah berupa merchandise dan voucer zGold senilai Rp500.000 untuk empat kontestan terbaik.
Pendaftaran untuk turnamen Tekken 7 dan Gran Turismo Sport sudah dibuka mulai tanggal 22 Oktober lalu, dan akan ditutup pada tanggal 12 November 2018. Ada hal yang patut diperhatikan bagi para peserta turnamen Tekken 7. Pertama, turnamen akan dilaksanakan dengan console PS4, dan setiap pemain diwajibkan membawa controller sendiri. Selain itu peserta juga wajib membawa kabel USB untuk melakukan sinkronisasi Dual Shock 4 dengan console yang disediakan. Aturan terakhir ini tidak berlaku bila peserta membawa wired controller, misalnya arcade fight stick.
Aturan untuk Gran Turismo Sport lebih longgar, namun peserta wajib bermain menggunakan hardware khusus yang disediakan panitia. Hardware itu adalah Driving Simulator berbasis steering wheel keluaran Thrustmaster. Peserta juga tidak boleh mengganti setting apa pun kecuali Steering, dan harus menggunakan mode transmisi manual.
Tertarik untuk ikut berkompetisi? Langsung saja kunjungi tautan berikut:
Surabaya kembali terpilih untuk jadi lokasi sebuah event kompetisi esports besar. Selain laga playoff Mobile Legends Professional League (MPL ID Season 2) yang diumumkan minggu lalu, ibukota provinsi Jawa Timur ini juga akan kedatangan ajang Ultimo Hombre Axis Pyramid League. Menariknya lagi, jarak antara kedua event di atas hanya terpaut seminggu. Arek-arek Suroboyo penggemar esports sepertinya langsung tahu harus menghabiskan akhir pekan ke mana dalam bulan November ini.
Sesuai dengan nama acaranya, Ultimo Hombre Axis Pyramid League adalah kompetisi hasil kerja sama antara organizer Ultimo Hombre Indonesia dan provider seluler Axis. Turnamen ini akan diadakan pada tanggal 24 – 25 November 2018, berlokasi di gedung Surabaya Convention Center (SCC), mal Pakuwon Trade Center.
Mengusung uang hadiah yang mencapai Rp200 juta, turnamen ini mempertandingkan cukup banyak cabang esports. Pertama dan paling utama adalah Mobile Legends: Bang Bang dengan prize pool Rp100 juta. Selain itu ada juga kompetisi PUBG Mobile berhadiah Rp50 juta, cabang Dota 2 berhadiah Rp20 juta, Rp10 juta untuk Counter Strike: Global Offensive, ditambah kompetisi lain-lain seperti Tekken 7 dan FIFA.
Satu hal yang penting untuk diperhatikan, dalam Ultimo Hombre Axis Pyramid League tidak ada tahap kualifikasi online. Semua dilaksanakan langsung di lokasi acara secara offline. Jadi bila Anda memiliki tim dan berencana untuk unjuk gigi di turnamen ini, lebih baik maksimalkan waktu sebelum hari-H untuk berlatih agar dapat tampil maksimal.
Selain peserta kompetisi, Ultimo Hombre juga membuka kesempatan bagi siapa saja untuk berpartisipasi sebagai freelancer untuk membantu jalannya acara. Anda yang punya pengalaman (atau ingin mencari pengalaman) menjadi runner, LO, wasit, atau kru perlengkapan dalam kompetisi esports dapat mendaftarkan diri lewat email ke [email protected]. Lebih jelasnya, silahkan simak pengumuman dari Ultimo Hombre di tautan ini.
Bagi Anda yang belum tahu, Ultimo Hombre adalah esports organizer asal Inggris yang baru saja masuk ke Indonesia pada bulan Juli 2018. Dengan fokus pada penyelenggaraan turnamen amatir, Ultimo Hombre memiliki visi menjembatani ranah esports profesional dan gaming kompetitif kasual. Mereka sebelumnya juga telah sukses mengadakan acara Ultimo Hombre Axis Pyramid League di Jakarta pada bulan Agustus lalu, dengan hadiah Rp150 juta.
Esports punya sejarah yang cukup panjang di Indonesia, bahkan sebelum istilah “esports” itu sendiri populer. Semenjak popularitas game online meledak, para penerbit game serta organizer sudah mencium aroma potensi yang ada dalam game kompetitif. Apalagi berkat persebaran internet yang semakin luas, komunitas gamer yang tadinya bahkan mungkin tidak berpikir bahwa game bisa dimainkan secara profesional, lambat laun mulai terpapar dunia olahraga elektronik tersebut.
Banyak game dan perusahaan berperan terhadap perkembangan esports tanah airnya. Salah satunya cikal bakal yang patut kita kenang adalah Ragnarok Online. MMORPG fenomenal ini memperkenalkan turnamen tingkat dunia bernama Ragnarok World Championship (RWC) pada tahun 2004. Iklim kompetitif itu lalu menular ke Indonesia dalam wujud Ragnarok Indonesia Championship (RIC).
Esports Indonesia sempat stagnan di era akhir 2000-an. Memang muncul beberapa pionir seperti Team nxl> yang berkecimpung di dunia Counter-Strike. Tapi tidak ada ajang kompetitif besar dengan skala nasional seperti sekarang. Bahkan ketika popularitas esports luar negeri meledak akibat Dota 2 dan League of Legends, posisi Indonesia masih sebatas pemirsa saja.
Semua itu mulai berubah ketika League of Legends terbit resmi di Indonesia di bawah bendera Garena. Garena getol mendorong perkembangan esports, dan mereka tak segan-segan menawarkan hadiah miliaran Rupiah bagi tim yang berhasil jadi juara kompetisi. Mulai dari turnamen di acara Indonesia Game Show, hingga berkembang menjadi League of Legends Garuda Series (LGS), kiprah Garena betul-betul menaikkan standar penyelenggaraan turnamen profesional di dalam negeri.
Pertengahan era 2010-an, penetrasi game kompetitif di smartphone menjamur dengan cepat di Indonesia. Negara kita memang disebut-sebut punya pola konsumsi mobile-first, sehingga wajar bila game mobile jauh lebih diminati daripada console atau PC. Moonton dengan Mobile Legends: Bang Bang berhasil meraih lebih dari 20 juta pengguna tanah air. Garena pun tak mau kalah, mereka merilis Arena of Valor yang merupakan buatan Tencent, perusahaan game terbesar di dunia.
Kini kita berada di tahun 2018. Kompetisi olahraga elektronik sudah menjadi hal yang lumrah, tidak hanya di ibukota saja tapi juga di seluruh pelosok Indonesia. Pemain-pemain berbakat muncul dari mana-mana, sebagian di antaranya berkarier bersama tim luar negeri. Penerbit-penerbit game pun seperti berlomba-lamba mengadakan turnamen terbesar, terheboh, dan paling bergengsi.
“Esports is the next big thing in marketing,” demikian kata Baldwin Cunningham dalam tulisannya yang dimuat di Forbes pada tahun 2016. Dua tahun kemudian, ungkapan itu terbukti. Kita telah tiba di saat di mana esports telah menjadi “big thing”, dan menurut para analis, esportsmasih akan terus menjadi lebih besar.
Turnamen esports Indonesia di tahun 2018
Sama seperti olahraga konvensional, esports juga memiliki turnamen atau liga-liga yang terbagi berdasarkan level kompetisinya. Hanya saja, karena jumlah game yang dipertandingkan sangat banyak, mengikuti semua cabang esports terkadang bisa cukup memusingkan.
Seorang penggemar sepak bola biasanya hanya mengikuti satu atau dua liga utama tempat tim favoritnya berada. Sekarang bayangkan bila Anda seorang penggemar esports yang menyukai lebih dari satu game sekaligus.
Saya, contohnya, menyukai Dota 2, Arena of Valor, Mobile Legends: Bang Bang, Overwatch, dan Pro Evolution Soccer sekaligus. Berusaha mengikuti kompetisi esports di kelima game itu sama saja seperti berusaha mengikuti Barclays Premier League, NBA, Bundesliga, Major League Baseball, dan STIHL Timbersports secara bersamaan. Padahal itu belum mencakup semua cabang esports yang ada.
Di bawah ini saya mencoba merangkum beberapa cabang esports populer di Indonesia, beserta kompetisi/liga apa saja yang mereka miliki dan di mana Anda bisa menikmatinya. Jadi Anda yang menggemari esports dapat memilih jadwal tontonan lebih mudah, atau mungkin mencoba menyaksikan kompetisi yang selama ini tidak Anda ikuti. Ada esports apa saja di Indonesia tahun 2018 ini?
Season pass adalah praktik bisnis yang sudah sangat lumrah di dunia fighting game. Di era modern ini rasanya hampir tak ada fighting game yang hanya dirilis sekali tanpa ada penjualan season pass setelahnya. Maklum, selain mendatangkan penghasilan tambahan, season pass juga dapat membuat permainan terasa kembali segar di mata penggemar. Faktor kedua ini penting untuk game kompetitif apa pun, termasuk juga fighting game.
Tekken 7 sebagai salah satu fighting game terpopuler di dunia juga tak luput dari praktik season pass. Sayangnya, Season Pass 1 yang dirilis tahun 2017 kemarin ternyata kurang memuaskan. Dengan isi hanya dua karakter (Geese Howard dan Noctis Lucis Caelum), satu mode tambahan (Tekken Bowling), dua stage baru (Howard Estate dan Hammerhead Station), serta beberapa kostum, banyak orang merasa paket ini terlalu mahal.
Bandai Namco tampaknya telah belajar dari kekurangan mereka dan kini berusaha memberi konten baru yang jauh lebih menarik. Mengikuti keinginan banyak penggemar, season pass kedua kali ini akan menambahkan karakter Lei Wulong dan Anna Williams, serta satu karakter tamu yaitu Negan dari serial TV The Walking Dead.
Lei Wulong si ahli jurus mabuk ini sekarang tampil lebih kasual. Ia tak lagi mengenakan seragam bela diri Cina (qipao) warna biru yang khas, namun justru memakai jaket dengan beberapa atribut kepolisian. Wajahnya pun tampak lebih tua, menunjukkan bahwa jarak kejadian di Tekken 6 dan Tekken 7 cukup berjauhan. Untuk nostalgia, qipao biru milik Lei masih tersedia sebagai kostum DLC.
Sementara itu desain Anna Williams tak berubah drastis, hanya kini ia mengenakan gaun lebih glamor dengan banyak bulu-bulu menghiasi. Ia juga masih terlihat membenci saudarinya, Nina Williams. Satu yang unik, ketika Anna melancarkan Rage Art, ia akan mengeluarkan bazoka untuk meledakkan musuhnya.
Tapi itu belum semua. Masih ada tiga karakter playable tambahan yang belum terungkap, sehingga total ada enam karakter dalam paket Season Pass 2. Selain itu paket ini juga berisi berbagai kostum eksklusif, beberapa di antaranya merupakan cameo dari game VR milik Bandai Namco, Summer Lesson.
Kekurangannya, season pass kedua Tekken 7 dibanderol sedikit lebih mahal daripada season pass pertama, yaitu US$29,99 (Rp250.000 untuk versi Steam). Juga tidak ada tambahan stage ataupun mode baru. Tapi jika diminta memilih, kira-kira menurut Anda mana yang lebih worth it? Stage dan mode baru atau karakter baru? Bagi saya, jelas yang kedua.
Season Pass 2 Tekken 7 dirilis ke pasaran mulai tanggal 6 September 2018. Anda bisa membeli dan memainkannya di PS4 atau PC, namun baru dua karakter tambahan yang saat ini sudah muncul. Empat sisanya akan dirilis secara bertahap dalam beberapa bulan ke depan.
Intip isi Season Pass 2 Tekken 7 lewat video di bawah ini.
Dengan mengadakan acara nonton bareng sesi akhir turnamen The International 2016, MSI sebetulnya tidak berupaya memecahkan rekor atau mengumpulkan penonton sebanyak-banyaknya. Mereka hanya mencoba memberikan alternatif acara gathering yang lebih nyaman. Namun kesuksesan event itu sepertinya mendorong sang produsen hardware gaming buat melangsungkannya kembali tahun ini.
Sesuai jadwal yang diumumkan sebelumnya, MSI Pubstomp The International 2017 Dota 2 dilangsungkan pada tanggal 12 sampai 13 Agustus 2017 minggu kemarin. Selain menyaksikan pertandingan semi-final dan final secara live stream, para peserta disuguhkan bermacam-macam acara seru, dipersilakan mencicipi berbagai jenis perangkat gaming racikan perusahaan Taiwan itu, berjumpa dengan tim Rex Regum Qeon, serta diajak mengikuti talk show bersama NXA Ladies.
Di sebuah meja panjang, MSI memajang belasan mesin gaming, terdiri dari beragam model: laptop GT, GS, GE, PC desktop custom, Vortex hingga unit prototype dari GE Raider. Sebelum live stream dimulai, sebagian besar partisipan pubstomp menggunakan perangkat-perangkat tersebut untuk bermain Dota 2, namun tidak jarang dari mereka yang juga menikmati Overwatch. Saya sendiri mendapatkan kesempatan buat bermain Titanfall 2. Berkat internet super-cepat di Block71 Jakarta, game sebesar 45GB (total instalasi 65GB) itu bisa diunduh dalam waktu kurang dari satu setengah jam.
Bukan MSI namanya jika mereka tidak menyajikan zona virtual reality (mereka adalah produsen laptop pertama yang mengamankan gelar VR ready). Para peserta tampak mengantri dengan antusias demi mencoba game-game virtual reality semisal Space Pirate Trainer, The Lab, Broohaven Experiment, serta Dota 2 VR. PC ransel VR One memang absen dari event ini, namun laptop gaming MSI tak kesulitan untuk menggantikan perannya.
Setelah pengenalan singkat produk-produk dan fitur dari divisi laptop serta komponen, MSI memulai talk show berjudul ‘How to Build, Manage and Grow Your eSports Team’ dengan Nixia, Fram (co-founder sekaligus manager NXA Ladies), dan Yudhi Agus sebagai perwakilan dari Micro-Star International Indonesia. Kebetulan, panitia meminta saya untuk memoderasi sesi ngobrol-ngobrol tersebut.
Banyak hal diungkap oleh Nixia dan Fram, termasuk bagaimana sang gamermemulai kariernya, perjalanan mencari sponsor, momen saat mereka memutuskan untuk mengumpulkan anggota NXA Ladies, hingga cara Nixia dan Fram mengelola individu-individu dengan kepribadian berbeda serta tips menghadapi pergantian pemain.
Di bagian konklusi, Nixia mengutarakan pentingnya konsistensi dan menyarankan kita buat melihat industri gaming dari persepektif yang lebih luas. Selain jadi gamer pro, kita perlu ingat bahwa perkembangan eSport juga membuka kesempatan untuk menjadi broadcaster sampai influencer. Semuanya bisa dijajaki asal kita bersungguh-sungguh.
Talk show tersebut diakhiri oleh Kahoot Quiz, berisi 20 pertanyaan mengenai MSI dan Dota 2. Kuis ini mungkin cukup familier bagi Anda yang pernah mengikuti event MSI: pertanyaan-pertanyaan terpampang di layar dan peserta berlomba-lomba menjawabnya secepat mungkin dari device mereka. Lima orang dengan skor tertinggi keluar sebagai pemenangnya. Mereka membawa pulang keyboard gaming Corsair K55, tas notebook eksklusif, i-Key, hingga dog tag premium Camo Squad.
Bagi-bagi hadiah tak berhenti sampai di sana. Panitia juga mengadakan mini-turnamen Tekken 7, dilaksanakan di sela-sela live stream pertandingan The International 2017. Diikuti oleh 17 partisipan, pemenang pertama memperoleh hadiah terbesar di pubstomp MSI: monitor AOC G24VQ6, panel gaming 24-inci yang menyimpan teknologi AMD FreeSync dan teknologi anti-blue light, dengan waktu respons hanya 1ms.
Jumlah partisipan MSI Pubstom TI 2017 kemarin mungkin tidak sebanyak di tempat lain, tapi aspek terbaik dari acara ini terletak pada tingginya antusiasme mereka. Sepanjang malam, gemuruh teriakan gembira terdengar membahana hingga ke ruang tempat saya mengistirahatkan (sejenak) kelopak mata. Kemudian di sela-sela pertandingan, para peserta tampak tak lelah untuk kembali ke area experience dan memainkan satu atau dua kali match Dota 2.
Dan sampai pagi hari, masih ada puluhan orang menyimak babak final dengan penuh semangat, hingga pada bagian perayaan kemenangan telak 3-0 Team Liquid atas Newbee. Terjaga semalam suntuk sudah pasti menghabiskan hampir seluruh energi para peserta, tapi kegembiraan terlihat jelas di mata mereka. Saya yakin, euforia The International 2017 tidak akan hilang dalam waktu dekat.
Para partisipan punya banyak opini mengenai MSI Pubstom The International 2017 Dota 2, tapi secara senada mereka menyampaikan kepuasannya. Dan saya setuju pada satu hal yang sempat diungkap oleh beberapa orang: tahun depan, MSI harus melaksanakannya lagi.
Seri Tekken sangat populer di kawasan Asia. Sudah lama fans menyebutnya sebagai permainan fighting paling teknis, dipuji karena menyajikan gameplay yang detail, solid dan seimbang. Bermula dari arcade lebih dari dua dekade silam, game milik Namco ini sering dipertandingkan di kompetisi-kompetisi bergengsi, dan kini beridiri setara dengan judul-judul eSport lain.
Sejak 2013, Tekken menjadi bagian permanen dari ajang Evo Championship, bahkan jadi game eksklusif di banyak channel-channel eSport. Melegendanya Tekken ialah buah dari kerja keras Katsuhiro Harada, producer, sutradara dan juga pengisi suara karakter permainan. Dan di TGS kemarin, Venture Beat memperoleh kesempatan buat berbincang-bincang langsung dengan Harada dan desainer Michael Murray, membahas mengenai perjalanan panjang Tekken dan statusnya saat ini sebagai judul kompetitif.
Berdasarkan penjelasan sang producer, evolusi Tekken dari arcade ke eSport merupakan hal yang alami. Sejak awal, kreasi timnya itu sangat mendukung acara-acara turnamen, elemen tersebut sudah ada sebelum meroketnya kepopularitasan eSport. Namun dengan naik daunnya ranah kompetitif, terekspos pula banyak selebriti-selebriti online. Lalu tersedianya versi console memudahkan orang mengadakan ajang latihan, kualifikasi hingga turnamen dari jarak jauh.
Pendekatan ini turut diusung dalam judul terbaru permainan mereka, Tekken 7. Game telah didukung fitur online play, sehingga memungkinkan diadakannya kejuaraan arcade di lokasi berbeda, pertama kali tersedia di franchise ini. Kata Murray, mode online juga akan dihadirkan pada versi console Tekken 7, rencananya segera meluncur pada triwulan pertama atau kedua 2017.
Di inkarnasi terkini, struktur Tekken betul-betul ‘eSport ready‘. Harada menggunakan implementasi Rage Art sebagai sampelnya. Fitur ini membuat karakter Anda lebih berbahaya saat health mereka jatuh di bawah level kritis. Rage Art mendongkrak tingkat keampuhan serangan, bisa digunakan dalam beberapa cara, salah satunya ialah mengeluarkan teknik mematikan yang juga mengaktifkan efek sinematik di mana kamera jadi berpindah-pindah. Dengan begini, pertandingan bukan cuma terasa seru bagi pemain, tapi asik untuk ditonton.
Bandai Namco mengungkapkan rasa hutang budi mereka pada arcade dan tidak berniat melupakan jasa platform ini. Harada mengerti rasa frustasi para gamer di luar Jepang yang harus menunggu versi console dirilis untuk bisa menikmati Tekken 7. Namun ia menyampaikan, tanpa meluncurkannya di arcade terlebih dulu, timnya tidak dapat meneruskan seri permainan melewati Tekken 5. Meski begitu ia mengaku, penyesuaikan akan terus dilakukan, dan terlalu fokus ke arcade juga bukanlah keputusan bijaksana.
Dan dalam menyajikan game ke platform berbeda, tantangan terbesar bagi developer ialah menemukan titik keseimbangan. Jika dirancang sebagai permainan arcade, maka durasi, narasi dan momentum harus disajikan lebih cepat; berbeda dari console.
Kabar gembiranya, filosofi desain Tekken pelan-pelan berubah, Namco kini tak lupa fokus pada kualitas dan kuantitas konten demi memuaskan khalayak eSport.