Siapa Elon Musk? Karir, Bisnis dan Pasangannya

Elon Musk dinobatkan oleh Forbes sebagai orang terkaya pada tahun 2022 ini. Pendiri perusahaan mobil listrik terbesar di dunia, Tesla Inc sekaligus pendiri SpaceX itu memiliki kekayaan sebesar 219 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau Rp 3.175 triliun.

Selain mengenai kekayaannya, apakah kamu sudah tau lebih detail mengenai Elon Musk? Jika belum berikut profil singkat mengenai Elon Musk yang bisa menjadi inspirasi bagimu.

Elon Musk lahir pada 28 Juni 1971 di Afrika Selatan. Ayahnya Errol Musk adalah seorang insinyur elektromekanis, sementara ibunya bernama Myae Musk berprofesi sebagai model.

Dikenal sebagai salah satu pengusaha terkaya di dunia, Elon Musk juga dianggap inovator yang berhasil menciptakan berbagai temuan kontemporer. Di dunia teknologi, Elon Musk diketahui sebagai pendiri beberapa perusahaan sebut saja PayPal, SpaceX, hingga Tesla.

Cerdas Sejak Dini

Mulai mempelajari dasar-dasar pemrograman komputer sejak berusia 9 tahun, membuktikan kecerdasannya Elon sejak kecil. Tiga tahun kemudian atau ketika usianya mencapai 12 tahun, Musk membangun game PC bertema luar angkasa bernama lastar.

Dia kemudian menjual kode untuk Blastar seharga 500 dolar ke majalah komputer. Game yang memuat unsur pesawat ruang angkasa ini masih bisa dimainkan secara online saat ini, sebagaimana dilaporkan Clean Technica.

Elon Musk juga merupakan anak bertipe introvert dan seorang kutu buku. Saat setingkat SMA ia menojol di dua bidang yaitu fisika dan ilmu komputer.

Tahun 1990, Elon Musk masuk ke Queen’s Unversity di Ontario, Kanada. Dua tahun kemudian ia pindah ke University of Pennsylvaia dan mengejar gelar ganda. Elon Musk lulus tahun 1997 dengan gelar sarjana ekonomi dan fisika.

Awal Karir Elon Musk

Sebagai anak yang selalu tertarik dengan sains, komputer, dan hal-hal yang berkaitan dengan ruang angkasa. Elon bercita-cita menekuni bidang tersebut dan benar-benar mewujudkannya pasca kuliah.

Tahun 1995, ketika era internet mulai meningkat, Elon Musk bersama dengan adiknya yang bernama Kimbal mendirikan perusahaan Zip2. Pada 1999, perusahaan ini dijual pada perusahaan komputer Compaq dengan harga sekitar 300 juta dolar.

Elon Musk kemudian beralih mendirikan sebuah layanan keuangan online bernama X.com. Tahun 2000, X.com merger dengan perusahaan rivalnya, confinity dan berubah menjadi PayPal.

PayPal yang dikenal sebagai lyanan transfer uang digital ini kemudian dibeli oleh eBay pada tahun 2002. Elon Musk yang saat itu berusia 31 tahun tercatat sebagai pemegang saham terbesar di PayPal. Setelah PayPal diberli oleh eBay, ia pun memiliki saham eBay sebesar 165 juta dolar.

Kecemerlangan Lahirkan Terobosan Teknologi

Dikutip dari situs DW, Elon Musk memiliki tiga misi utama dalam menjalani kariernya. Ketiga misi itu berhubungan dengan resiko perubahan iklim, risiko ketergantungan pada satu planet, serta risiko usangnya umat manusia.

Atas dasar itulah ia kemudian menciptakan beberapa temuan salah satunya Tesla. Tesla Motors adalah perusahaan yang bergerak di bidang otomotif, khususnya memproduksi mobil listrik yang ramah lingkungan.

Tak hanya Tesla, Elon Musk juga memimpin perusahaan SolarCity yang bergerak di bidang teknologi tenaga surya. Semuanya merupakan perwujudan dari ambisi Elon Musk untuk mengurangi resiko perubahan iklim.

Tahun 2002, Elon Musk mendirikan SpaceX yang merupukan perusahaan transportasi khusus luar angkasa dan bekerja sama dengan NASA. Hal Ini dilatarbelakangi oleh pemikiran bahwa umat manusia mungkin akan terancam punah apabila hanya bergantung pada satu planet.

Elon Musk tak hanya duduk sebagai CEO dan mengurusi hal-hal korporat perusahaan, tapi ia juga terjun langsung dalam berbagai proyek SpaceX. Dengan ilmu fisika dan berbagai kemampuannya, Elon Musk ikut mendesain dan membangun roket sekaligus pesawat ruang angkasa.

Tak hanya itu, Elon Musk memiliki memliki sejumlah perusahaan besar lainnya termasuk The Boring Company. Perusahaan yang berfokus pada pembuatan terowong bawah tanak yang bisa digunakan untuk pejalan kaki, barang, ytilitas, atau kendaraan listrik otonom demi menghindari kemacetan.

Perusahaan yang lahir akibat rasa frustasi yang menimpanya melihat kondisi jaringan transportasi di Los Angeles.

Adapula, Neuralink Corporation, perusahaan pembuat chip untuk ditanamkan ke otak dan sebagai laboratorium penelitian kecerdasan buatan bernama OpenAI.

Inspirasi bagi Iron Man

Karakter superhero Tony Stark dan Iron Man terinspirasi oleh Elon Musk. Bahkan ada rumor bahwa aktor yang memerankannya, Robert Downey Jr., ingin bertemu Mask dan duduk bersamanya untuk inspirasi karakter. Beberapa cuplikan untuk Iron Man 2 juga diambil di SpaceX, dengan Musk menjadi cameo dalam film tersebut.

Musk yang masih lekat dengan dunia perfilman ternyata adalah pemilik Wet Nellie. The Wet Nellie adalah mobil sport merangkap kapal selam Lotus yang muncul di film James Bond tahun 1970-an The Spy Who Loved Me. Musk bahkan dikabarkan berencana membuatnya menjadi mobil sungguhan yang bisa berubah wujud menjadi kapal selam.

Kehidupan Pribadi Elon Musk

Elon Musk adalah seorang ayah dari sebuah keluarga besar. Ia memiliki tujuh anak. Anak terakhirnya lahir pada awal Mei 2020, seorang anak laki-laki dari pacarnya, musisi Kanada Grimes.

Ketujuh anak Musk tersebut adalah Nevada Alexander, anak laki-laki kembar Griffin dan Xavier, anak laki-laki kembar tiga Kai, Saxon dan Damian, dan yang bungsu baru lahir bernama X Æ A-12.

Pasangan Elon Musk beberapa kali berganti, Istrinya yang pertama adalah Justine Musk, yang sekarang lebih dikenal sebagai Justine Wilson, Keduanya menikah pada 2000. Setelah itu, Musk melabuhkan hatinya pada aktris Talulah Riley. Elon Musk kemudian pindah ke Amber Heard, Mereka dilaporkan berkencan pada akhir 2016. pada 2018 Elon Musk dilaporkan berkencan dengan Grimes dan memiliki putra bernama X A-XII. yang terbaru pendiri Tesla ini dikabarkan behubungan dengan Shivon Zilis yang merupakan direktur proyek di perusahaan Neuralink.

Elon Musk adalah seorang pekerja keras, tetapi ia juga dikenal tidak sabaran, sering memecat karyawan yang dianggapnya tidak kompeten. Elon Musk sering membuat tweet kontroversial yang akhirnya berujung pada permintaan maaf. Elon Musk di Twitter sangat aktiv, bahkan karena begitu menyukai twitter Elon Musk berencana untuk membeli twitter.

Salah satunya adalah ketika dia men-tweet dan berkomentar tentang menyelamatkan korban dalam gua di Thailand. Penyelamatan dilakukan oleh penyelam komersial Inggris Vernon Unsworth. Saat itu, Elon Musk menuduh Vernon Unsworth sebagai seorang pedofil.

Setelah Vernon mengajukan gugatan terhadap Elon Musk, kasus tersebut dibawa ke pengadilan. Kontroversi lain yang juga sempat membuat Elon Musk jadi sorotan publik adalah saat ia tersandung kasus ganja.

Pada tahun 2020, Elon Musk kembali menjadi pusat perhatian dengan keputusannya untuk membuka kembali pabrik Tesla Motors di Fremont, California.

Hal ini menimbulkan kontroversi karena Elon Musk diduga melanggar peraturan pemerintah daerah. Saat itu, pabrik Tesla Motors belum dianggap sebagai pabrik/bisnis yang esensial untuk beroperasi di masa pandemi Covid-19. Pabrik ditutup selama dua bulan selama penguncian.

Referensi:

DW

Dapatkan Berita dan Artikel lain di Google News

Elon Musk Ikut Kritik Kasus Apple Store, Tunjukkan Dukungan ke Epic Games

Perseteruan antara Epic Games melawan Apple memang telah berjalan beberapa saat. Meskipun masih belum ada hasil final dalam persidangan ini namun ternyata topik ini masih kerap diperbincangkan oleh banyak orang di dunia maya.

Salah satunya adalah bos dari Tesla dan SpaceX, Elon Musk yang akhirnya mengutarakan sudut pandangnya atas perseteruan Epic dan Apple ini. Lewat cuitan singkatnya Elon menunjukkan ketidaksetujuannya atas apa yang Apple Store lakukan dan mengatakan bahwa apa yang dilakukan Epic Games benar.

Elon menyebut Apple App Store sebagai bukti dari keberadaan pajak global di internet. Hal ini merujuk kepada biaya yang harus diberikan oleh para pengembang game, seperti Epic Games kepada Apple selama game battle-royale mereka, Fortnite, berada di dalam Apple Store.

Pengusaha yang juga berkecimpung di dunia crypto ini menjelaskan bahwa dirinya sebenarnya menyukai produk Apple dan menggunakannya. Namun dirinya memang merasa bahwa pajak sebesar 30% tanpa ada benefit apapun tidak masuk akal.

Tidak hanya berhenti di situ, keesokan harinya Elon juga melanjutkan cuitannya membahas Android dengan Google Play Store-nya. Uniknya, Epic sebelumnya telah membuat gugatan serupa dengan Apple kepada Google.

Dirinya menjelaskan bahwa harusnya keberadaan Android dapat memberikan tekanan kompetitif yang membuat Apple menurunkan biaya yang dibebankan. Namun Android malah melakukan praktek yang sama yang membuat keduanya memonopoli pasar aplikasi mobile bersama-sama.

Beberapa pengikut Elon Musk bahkan menyarankan agar Elon membuat ‘app store’ sendiri dan bahkan Tesla Phone yang nantinya akan memiliki peraturan dan regulasinya sendiri yang berbeda dari Apple dan Google.

Salah seorang fans bahkan punya ide yang lebih gila dengan mengatakan bahwa cara terbaik untuk melampaui Apple dan Google adalah menciptakan infrastruktur mobile terbuka yang mengintegrasikan mata uang crypto dalam tingkatan sistem operasinya.

Hal tersebut memang bukan tidak mungkin dilakukan oleh sang bilionaire eksentrik satu ini. Elon Musk sering mencoba berbagai hal baru untuk memperluas bisnisnya, termasuk yang terakhir adalah masuk ke dalam dunia cryptocurrency. Mungkin saja Tesla Phone akan menjadi nyata di masa depan.

Tesla Ungkap Versi Baru Model S dan Model X dengan Interior yang Dirombak Total

Tesla Model S memang bukan mobil listrik pertama bikinan Tesla, akan tetapi sedan premium itulah yang berhasil melambungkan nama Tesla sampai ke titik ini. Meski sudah dipasarkan sejak tahun 2012, wujud luar dan dalamnya tidak begitu banyak berubah. Namun Tesla rupanya sudah menyiapkan kejutan secara diam-diam.

Mereka baru saja menyingkap versi anyar Model S yang siap mengaspal mulai bulan Maret, dengan sejumlah perombakan di eksterior, dapur pacu, sekaligus interiornya. Perubahan di tampilan luarnya memang tidak terlalu kentara jika tidak benar-benar diamati dan dibandingkan langsung dengan versi sebelumnya. Yang mungkin agak mencuri perhatian adalah klaim bahwa Model S merupakan mobil produksi yang paling aerodinamis yang ada sekarang.

Untuk dapur pacunya, Model S kini hadir dalam varian “Plaid” yang dibekali tiga buah motor elektrik dengan sistem penggerak empat roda. Total output daya yang dihasilkan bisa mencapai angka 1.020 tenaga kuda, dan akselerasi 0 – 100 km/jam mampu dicatatkan dalam waktu 1,99 detik saja. Kalau Anda menilai Model S sudah sangat kencang, maka varian barunya ini bakal lebih ngebut lagi.

Cepat sekaligus efisien sudah menjadi pegangan Tesla selama ini, dan varian anyar Model S ini pun tidak luput dari arahan tersebut. Varian termahalnya, “Plaid+” yang dihargai mulai $139.000, bisa menempuh jarak sejauh 836 km sebelum baterainya perlu diisi ulang. Bahkan varian termurahnya yang dibanderol mulai $79.990 pun sudah bisa menempuh jarak 663 km dalam sekali charge.

Interior baru dan kapabilitas gaming yang lebih mumpuni

Namun semua itu kalah menarik jika dibandingkan dengan perubahan yang Tesla terapkan pada interiornya. Nuansa kabin Model S versi anyar ini jauh lebih minimalis ketimbang sebelumnya. Memang tidak sampai sesimpel interior milik Model 3, tapi kita bisa melihat filosofi desain yang sama di sini.

Perubahan yang paling mencolok bisa dilihat pada layar dashboard-nya, yang kini diposisikan dalam orientasi landscape ketimbang portrait. Layar ini jauh lebih besar daripada iPad Pro sekalipun, dengan bentang diagonal 17 inci dan resolusi 2200 x 1330 pixel. Tidak seperti Model 3, Model S masih mempunyai satu layar ekstra di depan lingkar kemudinya.

Seperti yang bisa kita lihat, setirnya pun juga sudah diperbarui dengan bentuk yang menyerupai setir milik KITT, mobil canggih dari serial TV lawas Knight Rider. Tidak ada lagi tuas di sebelah kiri maupun kanannya, dan semua kontrolnya kini mengandalkan tombol-tombol pada setir.

Juga sangat menarik adalah penambahan layar 8 inci di kabin belakangnya. Mengingat Tesla memang menyediakan sejumlah video game pada sistem infotainment-nya, keputusan ini jelas tidak terdengar mengejutkan. Lalu, supaya penumpang di belakang bisa bermain dengan nyaman, Tesla pun memastikan bahwa sistemnya kompatibel dengan controller nirkabel.

Tesla Model S

Bicara soal game, ada satu pemandangan yang sangat menarik menurut saya. Coba Anda lihat baik-baik layar dashboard-nya, di situ terpampang jelas ada The Witcher 3 yang ditawarkan sebagai salah satu game-nya. Kedengarannya mungkin konyol, tapi apakah ini berarti penumpang Model S nantinya bisa memainkan salah satu RPG terbaik karya CD Projekt Red tersebut?

Baik Tesla maupun CD Projekt Red belum mau berkomentar soal ini, tapi saya yakin Tesla tidak sembarangan mencantumkan detail seperti ini kalau memang maksudnya hanya bercanda. Satu informasi penting yang Tesla beberkan adalah, sistem infotainment yang terintegrasi di kabin Model S ini punya daya komputasi sebesar 10 teraflop, setara dengan yang ditawarkan oleh console next-gen.

Sebagai referensi, PlayStation 5 tercatat mempunyai daya sebesar 10,28 teraflop, sedangkan Xbox Series sebesar 12 teraflop. Meski memang ini tidak bisa dijadikan satu-satunya acuan, setidaknya ini bisa memberikan sedikit gambaran bahwa sistem bawaannya memang cukup kuat untuk menjalankan game sekelas The Witcher 3, yang bisa dibilang tidak terlalu berat jika dibandingkan dengan game AAA yang dirilis dalam satu atau dua tahun terakhir.

Apakah gaming di dalam mobil merupakan masa depan industri otomotif, terutama jika melihat visi akan mobil yang bisa menyetir sendiri sepenuhnya (sehingga kita sebagai penumpang bisa memanfaatkan waktu selama perjalanan untuk bermain game)? Bisa jadi begitu. Kalau perlu bukti lain, coba lihat Sony: salah satu tujuan mereka menciptakan prototipe mobil elektrik adalah untuk bereksperimen dengan konsep “PlayStation untuk mobil”.

Demi menyuguhkan pengalaman hiburan yang terbaik, Tesla pun tidak lupa soal audio. Total ada 22 speaker yang tertanam di kabin Model S yang membentuk sebuah sistem audio berdaya 960 watt, dan Tesla juga melengkapi semuanya dengan teknologi active noise cancellation.

Buat yang lebih suka dengan model SUV ketimbang sedan, tentu mereka bisa memilih Model X yang dibangun di atas platform yang identik, dan yang kebetulan juga sudah diperbarui interiornya dengan arahan yang sama.

Mungkin bakal lucu kedengarannya jika ada yang mengulas kedua mobil ini, lalu menyebutnya sebagai mobil terbaik buat para gamer. Lucu untuk sekarang, tapi bisa saja bakal terdengar biasa di masa yang akan datang.

Sumber: Electrek.

Sedan Elektrik Mewah Lucid Air Siap Mengaspal Tahun Depan

2021 nanti, Tesla Model S bakal kedatangan rival baru yang cukup berat bernama Lucid Air. Kalau namanya kedengaran familier, itu karena Anda sudah pernah membaca beritanya sejak tahun 2016 lalu, tepatnya ketika Lucid Air masih berstatus konsep karya eks karyawan Tesla.

Sekarang, Lucid Motors sudah siap memperkenalkan versi final Air yang akan diproduksi secara massal. Dilihat dari luar maupun dalam, penampilannya ternyata tidak jauh berbeda dari sketsa versi konsepnya ataupun prototipe yang sempat dikendarai oleh YouTuber Marques Brownlee di tahun 2017.

Bicara soal dimensi, Air rupanya sedikit lebih ringkas daripada Model S. Kendati demikian, interiornya masih terkesan sangat lapang. Berhubung ini merupakan mobil elektrik, bagasinya ada di belakang sekaligus depan, dan Lucid mengklaim bagasi depan Air adalah yang paling luas di antara mobil elektrik lain.

Satu elemen desain yang cukup menarik bisa kita dapati pada penutup bagasi depannya. Tampak ada dua ventilasi udara di situ meski tidak ada mesin di baliknya. Usut punya usut, lubang ini disiapkan untuk mengalirkan udara ke arah lampu LED-nya supaya tetap dingin, sekaligus meningkatkan aerodinamika Air secara keseluruhan.

Masuk ke dalam, kita akan langsung disambut oleh dashboard yang minimalis sekaligus futuristis. Untungnya tidak seminimalis mobil-mobil terbaru Tesla, sebab kita masih bisa melihat beberapa tombol dan tuas kendali di samping dua layar besarnya.

Layar yang pertama diposisikan persis di depan pengemudi dan dibagi menjadi tiga zona yang berbeda. Zona yang paling kiri adalah satu-satunya yang tidak dibekali panel sentuh, berfungsi untuk menampilkan berbagai indikator. Zona yang tengah punya peran seperti panel instrumen tradisional, menampilkan informasi-informasi esensial macam kecepatan, sisa jarak tempuh, dan lain sebagainya.

Zona yang paling kanan, yang berada di tengah dashboard, adalah yang menampilkan informasi navigasi serta multimedia. Kalau memerlukan akses yang lebih lengkap ke sistem infotainment mobil, pengemudi atau penumpang depan bisa memanfaatkan layar kedua yang berada di konsol tengah. Layar kedua ini retractable, yang berarti ia bisa disembunyikan saat sedang tidak diperlukan, atau saat hendak mengambil barang yang tersimpan di kompartemen di baliknya.

Secara keseluruhan, saya suka dengan interior mobil ini. Dashboard-nya terkesan jauh lebih familier daripada milik Tesla Model S, tapi di saat yang sama tidak melupakan aspek-aspek yang membuatnya pantas menjadi mobil masa depan. Salah satunya adalah sistem facial recognition, yang akan mengenali wajah pengemudi pada saat mobil dinyalakan, lalu langsung menetapkan opsi-opsi pengaturan sesuai preferensinya.

Beralih ke soal performa, di sini kita bisa paham mengapa mobil ini digadang-gadang sebagai ‘pembunuh’ Tesla. Varian termahalnya, yakni Lucid Air Dream Edition yang dibanderol mulai $169.000, mengemas hanya dua motor elektrik saja, satu di depan dan satu di belakang. Meski begitu, total output daya yang sanggup dihasilkannya mencapai angka 1.080 horsepower, dan akselerasi 0 – 100 km/jam bisa dicatatkannya dengan mudah dalam waktu 2,5 detik saja.

Lucid Air bisa digeber hingga mencapai top speed 270 km/jam. Semua angka ini sesuai dengan klaim awal ketika Air masih berwujud konsep. Yang meleset adalah angka-angka seputar efisiensi dayanya. Meleset dalam artian positif, sebab mobil ini ternyata jauh lebih irit lagi daripada yang diperkirakan empat tahun silam.

Jarak tempuh paling jauh ini bisa didapat melalui varian termahal kedua, yaitu Lucid Air Grand Touring yang dihargai $139.000. Varian ini tidak seberingas Dream Edition – tapi tetap masih sangat ngebut dengan total daya sebesar 800 hp – akan tetapi jarak tempuh maksimumnya mencapai angka 832 km dalam sekali charge.

Yang lebih mengesankan lagi adalah, baterai berkapasitas 113 kWh miliknya ini bisa diisi ulang dengan sangat cepat. Saat disambungkan ke jaringan DC Fast Charging, pengisian selama 20 menit sudah cukup untuk menyuplai daya yang setara dengan jarak tempuh 482 km. Dengan kata lain, 20 menit charging sudah bisa mengisi lebih dari separuh kapasitas baterainya. Anggap saja ini SuperVOOC tapi untuk mobil.

Lucunya, charger bawaan Lucid Air juga bersifat bi-directional, yang berarti mobil ini bisa menerima sekaligus menyalurkan energi listrik. Jadi seandainya diperlukan, Lucid Air dapat berperan sebagai genset dadakan untuk menyalurkan daya ke rumah yang aliran listriknya terputus.

Lalu bagaimana dengan kemampuan berkendara otomatisnya? Secara total, Lucid Air mengemas 32 sensor, termasuk halnya sensor ultrasonik, radar, maupun LIDAR beresolusi tinggi. Dipadukan semuanya, Lucid Air mampu mewujudkan autonomous driving Level 2, setara dengan yang dicatatkan Tesla Autopilot sejauh ini. Ke depannya, Lucid optimis dapat menyuguhkan Level 3 menggunakan hardware yang sama.

Dengan harga setinggi $169.000, Lucid Air pada dasarnya sudah masuk di kelas sedan mewah seperti Mercedes-Benz seri S-Class. Memang mudah sekali membandingkan mobil ini dengan Tesla Model S, akan tetapi Lucid Motors sebenarnya ingin mobil ini bisa menarik perhatian para pemilik mobil mewah seperti Mercy S-Class.

Dalam wawancaranya bersama Bloomberg baru-baru ini, Peter Rawlinson selaku CEO Lucid Motors mengatakan bahwa Air mereka tujukan buat pemilik S-Class yang sempat tertarik dengan mobil elektrik berkat inovasi Tesla, tapi sejauh ini belum sudi meninggalkan sedan mewah kesayangannya itu sepenuhnya.

Semua itu baru bisa terjawab paling cepat kuartal kedua tahun depan, tepatnya ketika Lucid Air Dream Edition mulai mengaspal di Amerika Serikat secara resmi. Memasuki tahun 2022, Lucid berencana memperkenalkan varian termurah Air yang harganya diperkirakan berada di bawah $80.000, tentu saja dengan performa dan efisiensi yang lebih inferior.

Kejutan lain bernama Project Gravity

Dalam livestream peluncuran Lucid Air, Lucid juga sempat membocorkan sedikit tentang mobil kedua yang sedang mereka garap. Sejauh ini baru dinamai Project Gravity, SUV ini dibangun di atas platform yang sama seperti Lucid Air.

Tanpa perlu terkejut, gaya desain yang diadopsi sama minimalisnya seperti Lucid Air. Bentuknya kelihatan gagah dan menggambarkan sebuah SUV yang siap melahap segala medan, berbeda dari Tesla Model X yang sepintas lebih menyerupai crossover berkat atapnya yang melandai.

Sejauh ini belum banyak yang Lucid bagikan mengenai Project Gravity, namun mereka memastikan kabinnya cukup luas untuk menampung tujuh penumpang dewasa sekaligus. Performa dan efisiensi dayanya belum diketahui, tapi kalau boleh menebak, kemungkinan sedikit di bawah Air karena dua hal: wujud SUV yang tidak seaerodinamis sedan, dan bobot yang semestinya lebih berat.

Kalau semuanya berjalan sesuai rencana, SUV mewah bermesin listrik ini akan terealisasikan pada tahun 2023.

Sumber: CNET dan Lucid Motors.

Baterai Mobil Elektrik Generasi Baru Punya Masa Hidup Lebih Lama

Seperti di smartphone, baterai lithium mobil elektrik juga punya umur atau masa hidup. Kalau di smartphone hitungannya adalah beberapa ratus charge cycle, di mobil elektrik hitungannya adalah sekitar 150.000 kilometer atau 8 tahun. Lewat masa hidupnya tersebut, maka kapasitas baterai bakal menurun drastis dibanding saat baterai baru saja diproduksi.

Mengganti baterai bukanlah perkara besar di ranah smartphone, tapi di bidang otomotif, baterai merupakan salah satu komponen termahal dari suatu mobil elektrik. Bayangkan Anda hendak menjual mobil elektrik Anda yang sudah menempuh lebih dari 150.000 km, harganya otomatis bakal sangat anjlok karena baterainya sudah tidak lagi ter-cover garansi dan harus diganti dengan yang baru supaya performa mobil tetap efisien.

Masalah umur baterai inilah yang pada akhirnya menjadi salah satu alasan utama mengapa konsumen masih enggan melirik mobil elektrik. Bagi sebagian orang, mobil ibarat sebuah investasi jangka panjang, dan saya yakin 8 tahun bakal terasa sangat kurang.

Belum diketahui kapan Tesla bakal mengadopsi baterai generasi baru ini / Tesla
Belum diketahui kapan Tesla bakal mengadopsi baterai generasi baru ini / Tesla

Kabar baiknya, baterai mobil elektrik generasi baru sudah siap untuk diproduksi secara massal. Baterai generasi baru ini diklaim punya masa hidup sampai 16 tahun, atau sampai mobil menempuh jarak total sejauh 2 juta kilometer.

Perlu dicatat bahwa angka 2 juta kilometer ini bukanlah jarak tempuh per charge, melainkan jarak tempuh total yang bisa dicatatkan sampai akhirnya efisiensi baterai jadi berkurang drastis.

Baterai generasi baru ini dikembangkan oleh Contemporary Amperex Technology (CATL), produsen baterai asal Tiongkok yang belum lama ini berhasil mengikat kontrak dengan Tesla, mengungguli Panasonic maupun LG Chem (supplier Tesla sebelumnya). Kepada Bloomberg, Zeng Yuqun selaku founder CATL bilang bahwa tahap produksinya siap dilangsungkan begitu ada pabrikan yang memesan.

Terkait ongkos produksinya, Zeng mengklaim ongkosnya hanya sekitar 10% lebih mahal daripada yang dibutuhkan untuk memproduksi baterai generasi sekarang. Sejauh ini belum ada informasi apakah sudah ada pabrikan mobil yang memesan baterai generasi baru ini.

Sumber: Bloomberg.

Game Stardew Valley Akan Hadir di Mobil Tesla

Dirancang seorang diri oleh Eric ‘ConcernedApe’ Barone, Stardew Valley sudah berevolusi dari sekadar alternatif Harvest Moon di menjadi game multi-platform adiktif berfitur lengkap. Tiga tahun sembilan bulan setelah tersedia di Steam, ConcernedApe melepas update raksasa yang dimaksudkan buat memperluas serta memoles aspek gameplay. Kini, Stardew Valley juga bisa dinikmati dari console dan perangkat bergerak.

Meski Stardew Valley telah tersedia di mana-mana, upaya untuk menghadirkan permainan role-playing sekaligus simulasi pertanian ini di lebih banyak platform belum berakhir. Elon Musk selaku bos Tesla Inc. mengumumkan rencana buat meluncurkan Stardew Valley di tiap kendaraan Tesla melalui update software di periode liburan. Selain Stardew Valley, pembaruan juga membawa sejumlah fitur serta game Lost Backgammon.

Perlu Anda ketahui bahwa Stardew Valley bukanlah game pertama yang Tesla hadirkan di produk otomotifnya. Di awal tahun ini, perusahaan sempat meluncurkan Cuphead di mobil-mobilnya. Cuphead ialah permainan run and gun dengan visual 2D unik ala film kartun tahun 1930-an kreasi StudioMDHR. Saya melihat pola menarik di sini. Tesla Inc. sepertinya sengaja memilih judul-judul indie populer.

SV 2

Sedikit sulit membayangkan seperti apa sensasi bermain game via layar di dalam mobil. Untuk mengisi waktu selama perjalanan, umumnya orang menikmati permainan di smartphone atau Nintendo Switch. Saya juga penasaran mengenai versi Stardew Valley yang Tesla sajikan di kendaraannya: apakah versi terbaru yang sudah tiba di PC dan console, atau setara versi Android tanpa dukungan mode multiplayer?

SV 3

Lewat update 1.4, ConcernedApe bermaksud buat menyempurnakan kreasinya dengan beragam konten dan fitur anyar – beberapa di antaranya sudah lama diminta oleh gamer. Selain itu, pembaruan juga ditujukan untuk memoles game serta menumpas bug. Barone bilang, “Saya harap update ini akan meningkatkan pengalaman bermain Stardew Valley, sehingga membuat waktu yang Anda habiskan di lembah jadi lebih mulus dan menyenangkan.”

SV 4

Beberapa konten yang disajikan oleh update 1.4 meliputi kesempatan untuk bekerja jadi penjahit, tambahan 60 item, 24 gaya rambut, 181 baju, 35 topi, 14 celana dan 2 sepatu bot baru, kolam ikan, tipe peta anyar bernama Four Corners dan lain-lain. Daftar lengkapnya bisa Anda baca di laman Steam Stardew Valley.

Tak butuh sistem berspesifikasi tinggi agar bisa menikmati Stardew Valley. Game ini dapat berjalan di hampir seluruh PC ber-OS Windows 10, bahkan saya tidak pernah menemui masalah ketika menjalankannya dari smartphone Android seharga Rp 2 jutaan. Permainan dijajakan secara premium namun bebas dari in-app purchase, di kisaran harga Rp 120 ribu untuk seluruh versi.

Via DualShockers.

Tesla Cybertruck Adalah Pickup Elektrik yang Pantas Mendapat Peran di Film Mad Max

Tesla baru saja menyingkap mobil elektriknya teranyarnya, sebuah pickup berwujud sangar yang mereka juluki Cybertruck. Mobil ini sungguh berbeda dari seluruh karya Tesla selama ini, namun Tesla memastikan semuanya bisa terbayarkan oleh penawaran komprehensif Cybertruck dari sisi utilitas.

Sebelum kita membahasnya lebih jauh, mari menyinggung sedikit soal desainnya. Bentuknya sungguh tidak umum, dengan bagian bak yang menyatu ke bodi. Trapesium beroda, mungkin itu yang akan muncul di benak orang-orang yang kurang menyukai rancangannya. Saya sendiri langsung teringat dengan film atau game bertema post-apocalyptic saat melihat Cybertruck, spesifiknya Mad Max dan Borderlands.

Tesla Cybertruck

Desain eksentrik itu turut dibarengi oleh ketangguhan yang luar biasa. Rangkanya terbuat dari bahan stainless steel khusus, bahan yang sama yang digunakan untuk membangun roket SpaceX. Selain tahan benturan – dibuktikan lewat demonstrasi langsung di atas panggung menggunakan palu godam – rangkanya juga diklaim anti-peluru, setidaknya dari senjata-senjata kecil seperti pistol 9 mm.

Sekali lagi, saya yakin ada banyak orang yang kurang suka dengan desainnya, apalagi jika dibandingkan dengan salah satu calon rivalnya, Rivian R1T, yang jauh lebih tradisional. Namun untuk urusan performa, Cybertruck sama sekali tidak mau main-main.

Tesla Cybertruck

Varian termahalnya, yang dilengkapi tiga motor elektrik dengan sistem penggerak empat roda, disebut mampu mencatatkan akselerasi 0 – 100 km/jam dalam waktu 2,9 detik saja, angka yang tergolong langka bahkan untuk standar mobil sport. Di saat yang sama, utilitasnya juga tidak mengecewakan; selain mampu menggotong kargo hingga seberat 1,5 ton lebih, Cybertruck juga sanggup menderek objek beroda dengan bobot maksimum 6,35 ton.

Efisiensinya pun tidak kalah mengesankan. Tesla bakal menawarkan Cybertruck dalam tiga konfigurasi: single motor RWD, dual motor AWD, dan tri motor AWD, masing-masing dengan klaim jarak tempuh 400 km, 480 km, dan 800 km dalam sekali pengisian. Angka-angkanya cukup masuk akal mengingat panjang bodi Cybertruck mencapai 5,9 meter, yang berarti Tesla punya lebih banyak ruang untuk menanamkan baterai ketimbang mobil-mobil mereka lainnya.

Tesla Cybertruck

Sejumlah fitur lain yang semakin menambah daya tarik Cybertruck adalah sistem Autopilot yang menjadi opsi standar di semua varian, serta air suspension bersifat adaptif. Jadi selagi diperlukan, sasisnya bisa diangkat hingga memiliki ground clearance setinggi 40 cm. Sebaliknya, saat konsumen hendak memasukkan barang ke baknya, Cybertruck dapat menurunkan suspensi belakangnya saja demi semakin memudahkan prosesnya.

Bukan cuma itu, pintu penutup baknya di belakang juga bisa di-extend sampai membentuk tanjakan, sehingga konsumen bisa menaikkan objek beroda, macam sebuah ATV misalnya. Bukan suatu kebetulan, Tesla juga menyingkap ATV elektrik bersamaan dengan Cybertruck.

Tesla Cybertruck

Terakhir, Tesla juga menggambarkan bagaimana Cybertruck dapat diadaptasikan untuk kebutuhan lain, semisal berkemah. Seperti yang bisa kita lihat dari gambar render di atas, baknya yang begitu lapang dapat disulap menjadi tenda dadakan, tidak ketinggalan juga dapur darurat. Konsepnya tidak jauh berbeda dari yang Rivian tawarkan untuk pickup elektriknya.

Cybertruck juga menjadi bukti bahwa Tesla belum mau beralih dari tren interior super-minimalis. Seperti halnya Tesla Model 3 dan Model Y, dashboard Cybertruck benar-benar bersih dari pernak-pernik, menyisakan cuma layar sentuh 17 inci di bagian tengahnya, yang sudah pasti menjadi panel kontrol utama untuk segala fungsi mobil.

Tesla Cybertruck

Masih seputar interior, ciri khas lain Tesla juga masih dipertahankan di sini, yakni kaca depan yang memanjang sampai ke bagian atap, yang menumbuhkan kesan lebih lega di sekujur kabin. Juga menarik adalah fakta bahwa kabin Cybertruck bisa diisi enam orang, bukan hanya lima seperti pickup lain pada umumnya.

Lalu kapan Tesla Cybertruck bakal dijual? Masih lama. Produksinya baru akan dimulai di akhir 2021, dan varian termahalnya malah masih menyusul setahun setelahnya. Pun begitu, Tesla sudah punya rincian harganya: mulai $39.900 untuk varian termurahnya, atau mulai $69.900 untuk varian termahal dengan performa sekelas supercar dan efisiensi luar biasa itu tadi.

Sumber: CNET dan CNN.

Tesla Resmikan Stasiun Supercharger V3 Pertama di Kota Las Vegas

Infrastruktur memegang peranan yang sangat krusial dalam perkembangan mobil elektrik. Lihat saja Tesla, kalau bukan karena jaringan Supercharger (nama stasiun pengisian ulang untuk mobil-mobilnya) yang tersebar luas, mustahil Tesla dapat merebut titel produsen mobil listrik nomor satu.

Selain memperluas distribusinya, Tesla juga tidak lupa menyempurnakan teknologi yang diusung Supercharger. Bulan Maret lalu, Tesla memperkenalkan Supercharger V3, generasi baru teknologi charging mobil listrik yang diklaim mampu mentransfer energi dengan lebih cepat (250 kW dibanding V2 yang hanya 150 kW) sekaligus lebih efisien.

Supercharger V3 juga bukan lagi sebatas wacana ataupun proof-of-concept. Tesla baru saja membuka stasiun Supercharger V3 yang pertama di kota Las Vegas, persis di sebelah kasino legendaris Caesars Palace. Total ada 24 unit charger yang terdapat di area tersebut.

Tesla pun tak lupa menerapkan prinsip “clean, renewable energy” yang selama ini mereka jadikan acuan. Di samping deretan panel surya yang menjadi atap dari stasiun pengisian ulang ini, Tesla juga menggunakan sejumlah unit Powerpack untuk menyimpan energi surplus dan memanfaatkannya di saat dibutuhkan.

Lalu berapa rata-rata waktu yang dibutuhkan konsumen Tesla ketika mampir ke stasiun tersebut? Tesla mengklaim bahwa dalam waktu 15 menit, Supercharger V3 sanggup menyuplai daya yang cukup untuk menempuh jarak 290 km. Ini berarti dengan berbekal 24 unit charger, stasiun Supercharger V3 ini mampu melayani hingga 1.500 konsumen Tesla per harinya.

Menariknya, seperti yang bisa Anda lihat, hampir tidak ada perbedaan fisik antara unit Supercharger V3 dengan versi sebelumnya. Yang berbeda justru adalah kabelnya, di mana V3 mengandalkan kabel berteknologi liquid cooling, yang tak hanya mampu memindahkan energi dengan lebih cepat, tapi juga berujung pada fisik kabel yang lebih tipis dan lebih fleksibel, meski colokannya tetap saja sama persis.

Supercharger V3 sebenarnya sudah diwacanakan oleh Elon Musk beserta anak buahnya sejak tiga tahun lalu. Peningkatan efisiensi yang ditawarkan teknologi charging generasi baru ini juga yang pada akhirnya memungkinkan Tesla untuk memaksimalkan ekosistem clean energy yang menjadi tulang punggung bisnis mereka.

Sumber: Electrek.

Tesla Luncurkan Arcade, Koleksi Game yang Dapat Dimainkan Lewat Sistem Infotainment dalam Mobil

Tesla tidak henti-hentinya membuat kejutan di industri otomotif. Bulan April lalu, mereka merilis update untuk fitur TeslAtari, yang pada dasarnya merupakan koleksi mini game dari era kebesaran console Atari yang dapat dimainkan lewat layar sentuh masif yang terpasang di dashboard setiap mobil bikinan Tesla.

Kemudian di event E3 baru-baru ini – ya, E3 yang serba tentang game itu – Elon Musk selaku pendiri Tesla sempat berbicara tentang rencananya untuk menambahkan lebih banyak game pada sistem infotainment bawaan tiap unit Tesla. Elon bahkan sempat memutarkan video yang menunjukkan seseorang memainkan Cuphead di layar dashboard Model 3 menggunakan controller Xbox, serta sebuah game balap menggunakan setir Model 3.

Semua itu bukan sebatas wacana, sebab Tesla baru saja merilis update yang mendatangkan fitur bernama Arcade pada sistem infotainment-nya. Sebelum ini, TeslAtari hanya bisa diakses lewat menu easter egg, sedangkan sekarang Arcade dapat diakses semudah menu-menu yang lainnya.

Saat dibuka, Arcade bakal langsung menyajikan daftar judul game yang tersedia. Yang paling baru adalah Beach Buggy Racing 2 garapan developer Vector Unit. Di Tesla Arcade, Beach Buggy Racing 2 dapat dimainkan menggunakan lingkar kemudi beserta pedal rem sang mobil itu sendiri – pedal gas tak dibutuhkan atas alasan keselamatan – di samping langsung lewat layar sentuhnya.

Beach Buggy Racing 2 tentunya baru permulaan, sebab di event E3 kemarin Elon Musk juga sempat menyinggung rencana Bethesda untuk mengintegrasikan game Fallout Shelter pada Tesla Arcade. Sejauh ini game yang didukung adalah yang menggunakan engine Unity atau Unreal kalau berdasarkan penjelasan Elon Musk sebelumnya.

Satu hal penting yang harus diperhatikan: tentu saja Arcade tidak dimaksudkan untuk diakses selagi mobil melaju. Fitur ini dimaksudkan sebagai pengisi waktu di kala pengguna sedang menunggu mobil di-charge, atau ketika sedang menunggu seseorang di parkiran.

Sumber: Electrek.

Menilik Upaya Blue Bird Mengurangi Polusi Dengan Menyediakan Taksi Listrik Tesla dan BYD

Menggunakan transportasi umum adalah cara paling efektif untuk mengurangi kemacetan, dan dalam jangka panjang, metode tersebut juga pelan-pelan membantu mengurangi polusi udara. MRT dan LRT memanfaatkan listrik, lalu TransJakarta menggunakan bahan bakar bakar gas. Namun tentu saja kebutuhan kendaraan buat mencapai satu lokasi spesifik masih terbilang tinggi, itulah alasan mengapa metode-metode tradisional tetap diperlukan.

Tepat di awal minggu ini, Blue Bird meluncurkan inisitif pengadaan taksi elektrik pertama di Indonesia sebagai realisasi kampanye ‘birukan langit jakarta’. Perusahaan menyediakan pilihan taksi ramah lingkungan di dua layanan mereka, Blue Bird reguler dan Silver Bird. Opsi taksi reguler memanfaatkan model BYD e6, sedangkan Silver Bird menggunakan Tesla Model X 75D. Keduanya mengusung transmisi otomatis.

BB 2

Presiden direktur Blue Bird Holding Group Noni Purnomo menjelaskan bagaimana langkah mereka ini merupakan bagian dari komitmen dalam mendukung pelestarian lingkukan, sembari terus meningkatkan kualitas layanan serta keyamanan. Di momen awal penyediaan taksi listrik, Blue Bird menyiapkan 25 unit BYD e6 dengan 25 pengemudi serta menurunkan empat unit Tesla Model X yang akan ditangani enam pengemudi. Mereka semua difokuskan untuk beroperasi di wilayah Jakarta dan sekitarnya.

BB 1

 

Tesla Model X dan BYD e6

Demi mendukung pengoperasian taksi listrik, Blue Bird memfasilitasi teknologi quick charge di kantor pusatnya serta telmenentukan titik-titik pengisian baterai kendaraan milik pihak ketiga. Untuk Tesla Model X, pengisian baterai via quick charge (dari kondisi kosong) memakan waktu 40 menit. BYD e6 juga pada dasarnya sudah dibekali sistem fast charge hampir serupa, kabarnya dapat mencapai 80 persen (dari nol) selama 15 menit.

BB 13

BB 8

Di atas kertas, Tesla Model X varian 75D mempunyai jarak maksimal 416-kilometer, dengan pengujian di dunia nyata menghasilkan angka 333-kilometer. Secara teori, kapabilitas ini memungkinkannya menempuh perjalanan bolak-balik Jakarta-Bandung, tetapi untuk sekarang layanan baru diprioritaskan buat pelanggan di ibu kota. Para pengemudi juga diminta cermat memerhatikan daya baterai: jika tersisa kisaran 25 persen, mereka disarankan untuk kembali ke charging station di kantor.

BB 15

Berbicara soal pengemudi, 31 individu itu adalah mereka yang dipilih langsung Blue Bird buat menangani taksi-taksi elektrik pertama di Indonesia. Para driver telah mendapatkan pelatihan khusus – misalnya apa yang perlu dilakukan jika muncul masalah, dari mobil atau faktor eksternal. Kita tahu, salah satu penyakit terburuk Jakarta adalah banjir dan air bukanlah sahabat baik bagi baterai. Seandainya menghadapi genangan, para pengemudi harus dapat memperkirakan, kapan bisa diterobos atau kapan mereka harus mencari rute lain (ketika air melewati batas 30cm).

BB 17

BB 10

Seluruh infrastruktur teknis, penopang servis dan teknisi ahli kendaraan listrik tak lupa Blue Bird siapkan. Kabarnya, pemerintah juga mempermudah proses pengadaan taksi-taksi listrik ini, sebagai bentuk dukungan terhadap program pengurangan penggunaan bahan bakar minyak dan bauran energi nasional. Perusahaan memesan BYD e6 dari Tiongkok dan membeli Tesla Model X dari Inggris (Tesla berbasis di Palo Alto) karena versi ini menyajikan setir di sebelah kanan.

BB 6

Blue Bird memilih kedua nama ini karena baik Tesla maupun BYD telah teruji secara kualitas, lalu skalabilitasnya sesuai dengan pasar Indonesia. Efeknya, konsumen tidak perlu membayar biaya lebih tinggi dari semestinya. Meski demikian, Blue Bird menekankan bahwa mereka tidak menutup pintu kolaborasi bersama brand-brand otomotif penyedia kendaraan listrik lain.

 

Program R&D

Dalam sesi tanya jawab, direktur PT Blue Bird Andrianto Djokosoetono menyampaikan bahwa mereka menggelontorkan dana hampir Rp 40 miliar demi menginisiasi program taksi elektrik. Menariknya, ini semua merupakan bagian dari program divisi riset dan pengembangan. Pemaparan Andrianto mengindikasikan perusahaan tidak mengharapkan adanya balik modal di waktu dekat.

BB 11

Menurut sang direktur, agar kampanye mobil listrik bisa sukses, sesorang harus berani memulai. Dengan melakukannya lebih dulu dari yang lain, Blue Bird berharap dapat menemukan kendala dan tantangan secara dini dalam pengoperasian taksi listrik untuk segara dicarikan solusinya. Dan berbekal pengalaman dan data-data itu, perusahaan nantinya bisa memberikan masukan pada pemerintah mengenai bagaimana idealnya mendorong adopsi kendaraan elektrik.

BB 16

Blue Bird juga akan terus bekerja sama dengan dua produsen mobil untuk mengolah data-data terkait layanan. Setelah dikumpulkan, rencananya segala informasi rinci tersebut akan di-share dalam waktu tiga sampai enam bulan ke depan.

BB 9

 

Tarif

Ongkos adalah aspek paling menarik di pengadaan taksi elektrik ini. Blue Bird memutuskan untuk menyamakannya dengan layanan mereka yang sudah ada. Ongkos buka pintu dan per kilometer BYD e6 tak berbeda dari opsi Blue Bird standar, lalu biaya Tesla Model X setara Silver Bird Alphard: buka pintu Rp 17 ribu dan Rp 9 ribu per kilometer.

Layanan taksi elektrik Blue Bird bisa Anda nikmati mulai bulan Mei 2019.

BB 3

 

Ke depannya

Blue Bird punya agenda untuk terus menambah jumlah taksi listrik mereka hingga 200 unit di 2020. Jika target ini tercapai, perusahaan memperkirakan bisa memangkas emisi karbondioksida sebanyak 434.095-kilogram atau pemakaian BBM sebesar nyaris 1,9 juta liter. Selanjutnya, Blue Bird menetapkan peningkatan sampai 2000 kendaraan dari tahun 2020 sampai 2025. Dan di tahun 2035, perusahaan berhadap taksi-taksi elektrik memperkuat 30 persen dari total armadanya.

BB 14

Upaya lain yang Blue Bird lakukan agar polusi di ibu kota lebih cepat berkurang adalah dengan menjalankan program One Ride One Seed bersama WWF dan Jagha Bumi. Prosedurnya cukup simpel: Untuk setiap satu penumpang layanan taksi elektrik – apapun modelnya – Blue Bird akan menanam satu pohon di area aliran sungai Ciliwung dan wilayah tengah Jakarta. Perusahaan menargetkan 2000 pohon.

BB 12