Tiga Hal yang Bisa Dipelajari dari Pokemon Go Mengenai Startup Internal

Pokemon Go kini menjadi game yang digandrungi oleh banyak kalangan di seluruh dunia dan memberikan banyak hal yang bisa dipetik lewat keberadaannya. Salah satunya terkait dengan perusahaan pengembangnya yang pada musim gugur tahun lalu masih menjadi bagian dari keluarga Google, yakni Niantic Labs.

Lewat Niantic Labs, setidaknya ada tiga hal yang bisa kita pelajari mengenai startup internal yang dikembangkan oleh perusahaan besar.

1. Niantic Labs, yang dikembangkan sebagai startup internal, terbukti bisa sukses hidup mandiri dan lepas dari label anak perusahaan Google. Padahal, tidak lama sebelum lepas, Google telah bertransformasi mendirikan induk perusahaan baru bernama Alphabet untuk menaungi seluruh anak usaha Google.

Perlu diketahui, saat startup dikembangakan secara internal dan menjadi bagian dari korporasi, ada stigma negatif yang kerap muncul di jagat maya yang berkaitan dengan sulitnya mendapatkan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) untuk suatu hasil karya yang telah diciptakan. Pasalnya, kebanyakan startup internal berakhir di pertempuran demi mendapatkan HKI. Namun, Niantic Labs telah membuktikan bahwa memperjuangkan HKI itu masih bisa didapatkan.

2. Niantic Labs berhasil membuktikan bahwa mereka masih bisa meningkatkan sumber pendanaannya di luar eks-induk perusahaan. Pasca berpisah, perusahaan tersebut justru berhasil menggalang kepercayaan dari investor baru untuk menanamkan uangnya seperti dari The Pokemon Company dan Nintendo.

[Baca juga: Tahukah Bahwa Pokemon Go Bagus untuk Pemasaran Bisnis Anda?]

Padahal seringkali muncul stigma negatif dalam pandangan investor baru terkait konflik kepentingan laten yang terjadi di eks-induk startup tersebut berasal. Tapi, Niantic Labs berhasil menyelesaikan isu tersebut dengan baik.Flickr

3. Startup internal bisa meluncurkan Minimum Viable Product (MVP) ketika masih menjadi bagian dari perusahaan. Pada 1 April 2014 silam, Google membuat sebuah game untuk merayakan April Mop yang mengizinkan penggunanya mencari pokemon dari Google Map.

Niantic Labs adalah developer di balik game tersebut. Dengan adopsi yang cepat dan memanfaatkan momentum penggunaan lelucon, dikombinasikan dengan pembelajaran dari integrasi sistem dengan permainan adalah pencerahan untuk Pokemon Go hari ini.

Biasanya perusahaan besar sering tidak ingin mengambil risiko merusak merek untuk merilis MVP, bahkan jika pembelajaran yang bisa diperoleh sangat besar. Mereka lebih suka bermain aman dan tidak mengambil risiko pers buruk. Tapi, Google membahas hal ini dengan meluncurkan produk sebagai lelucon April Mop dan menangkap analisis dalam penelitian ini.

Lewat kehadiran Ingress dan Pokemon Go, Niantic Labs sudah membuktikan bahwa sebuah perusahaan startup internal dapat mendulang kesuksesan berulang kali. Mereka berhasil menyelesaikan isu HKI, membesarkan perusahaan sembari menciptakan game berkonsep Augmented Reality (AR), dimana semua orang pasti akan berburu mencontohnya.

Tidak Memiliki Co-Founder Teknis Bukan Akhir Dari Segalanya

Ide-ide baru terus bermunculan untuk pengembangan produk, sementara kamu hanya seorang diri tidak memiliki co-founder teknis. Ditambah, kamu tidak mengerti coding. Lantas, apakah ini akhir dari segalanya? Tentu saja tidak. Ada dua pilihan yang bisa kamu lakukan, yakni menyewa tenaga ahli sebagai outsourcing atau merekrut co-founder teknis.

Perlu diperhatikan ada beberapa kekurangan dan kelebihan yang masing-masing dimiliki dua opsi tersebut. Saat menyewa tenaga ahli outsourcing, di satu sisi biaya yang dikeluarkan cukup mahal. Sebab, biaya tergantung kesulitan proyek yang ditangani.

Adapun kelebihannya, bila membandingkan antara biaya yang harus dikeluarkan antara menyewa outsourcing dengan merekrut co-founder teknis, akan lebih murah outsourcing sebab tidak melewati proses perekrutan bahkan training.

Sehingga, beban pikiran yang kamu tanggung menjadi lebih ringan dan bisa fokus mengerjakan hal penting lainnya. Hal ini dilakukan oleh Alex Turnbull, pendiri Groove HQ, yang mendirikan aplikasinya dengan menyewa tim outsourcing. Menurutnya, dengan outsourcing, pihaknya tidak harus melakukan training. Dia bisa fokus mengerjakan hal lainnya.

“Saya tidak perlu merekrut dan melatih siapapun. Ketika saya bekerja sama dengan MojoTech, saya tidak perlu mengawasi secara langsung. Saya pun bisa fokus ke hal penting lainnya, yakni berkontribusi secara langsung dalam penciptaan produk,” ujarnya.

Merekrut co-founder teknis dinilai gampang-gampang susah. Tidak bisa sembarangan merekrut. Kamu perlu orang yang tepat dan sudah dikenal luar dalam guna mendapatkan visi misi yang sama.

Butuh waktu dan tenaga untuk merekrut partner bisnis dan tidak ada jaminan kamu akan menemukan sosok tersebut. Agar waktu dan tenaga tidak habis saat mencari sosok tersebut, lebih baik mengembangkan ide bisnis lainnya.

Terus bergerak

Kendati masih belum menemukan co-founder teknis, kamu masih bisa mengembangkan ide cemerlang lainnya. Perlu diketahui, aplikasi terbaik di dunia itu bakal tidak berarti bila tidak didasari strategi pemasaran yang tepat.

Untuk itu, mulai dari menulis visi ke dalam secarik kertas. Gunakan alat bantu seperti Lean Canvas dan buat pemetaan dengan mencari wilayah pasar yang potensial. Kemudian, lakukan diskusi dengan konsumen potensial untuk menguji dan mendapatkan masukan sesuai keinginan mereka.

Hal tersebut perlu bagi perusahaan startup. Bila kamu sudah mulai mendirikan produk sebelum mengerti kebutuhan konsumen, semuanya akan percuma.

Belajar coding

Tidak perlu menjadi seperti Mark Zuckerberg, paling tidak kamu perlu memiliki pemahaman dasar bagaimana coding dan piranti lunak bekerja. Sebagai satu-satunya pendiri, semua keputusan awal akan berhenti di kamu sendiri.

Kamu perlu tahu lebih dari apa yang kamu ketahui saat ini, agar saat memutuskan keputusan nanti dapat tepat sasaran. Bukan tidak mungkin bisa belajar bahasa pemrograman sendiri, sebab ada program gratis yang bisa dipelajari seperti Codeacademy.

Pada akhirnya, bukan karena kamu tidak bisa coding dan tidak memiliki co-founder teknis kamu ditakdirkan untuk gagal. Kamu punya ide. Lakukan observasi, kerjakan, dan buat strateginya. Meski tidak punya partner teknis, tidak ada hal yang lebih menyenangkan karena perusahaan 100% milikmu sendiri.

Melihat Pivot Dari Sudut Pandang Lain

Pivot adalah bagian dari strategi bisnis. Diambil berdasarkan keputusan, biasanya karena terdesak atau pasar yang lain lebih menjanjikan. Tak jarang keputusan pivot ini dipandang sinis beberapa orang, alasanya mungkin kegagalan di satu pasar. Tapi ada sudut pandang menarik dari pivot ini. Ditulis COO Snips.ai Yann Lechelle dalam halaman Mediumnya. Di sana ia menuliskan bagaimana pivot merupakan sebuah seni dan strategi dalam menjalankan startup.

Kemungkinan pivot mungkin tidak sempat dipikirkan sebagian orang dalam menjalankan bisnisnya. Kebanyakan dari founder akan lebih fokus pada pasar yang dituju beserta dengan kesiapan produknya. Tapi pivot bisa datang sebagai kepastian. Mau tidak mau pivot harus dilakukan.

Siapa sangka Slack, Flickr, dan Facebook merupakan produk-produk yang lahir dari pivot. Bahkan Yann dalam tulisannya menyebut orang-orang di balik ketika perusahaan tersebut sebagai ‘pivot artist’.

Pivot, seperti ditulis Yann, sebagai salah satu seni dalam menjalankan startup memiliki beberapa hal yang memang harus disiapkan lebih awal. Isu-isu seperti isu model bisnis yang bisa mempengaruhi pendapatan, isu teknis seperti integrasi atau migrasi, dan juga termasuk isu-isu terkait infrastruktur, talenta, dan modal. Semua itu harus dipikirkan matang-matang sebelum memutuskan untuk melakukan pivot.

Tantangan melakukan pivot juga harus dihadapi oleh CTO. Para CTO harus menyiapkan masa transisi, sekaligus integrasi dari sistem lama ke sistem baru, jika memang ada kaitan antara keduanya. Belum lagi menyisihkan infrastruktur atau sistem mana yang masih bisa dipakai di model yang baru dengan sistem-sistem yang sudah tidak disiapkan lagi. Jadi akan sangat membantu jika di awal pengembangannya teknologinya sudah dirancang untuk digunakan kembali atau reusable.

Pivot pada dasarnya membutuhkan banyak tenaga. Termasuk tim Human Resources yang harus mempertimbangkan tim, karena hal ini sangat mempengaruhi masa-masa transisi bisnis. Disebutkan Yann, ada 2 kelompok yang memegang peranan penting saat masa-masa transisi pivot. Kelompok pertama adalah para founder dan pegawai pertama. Mereka harus menunjukkan kerja keras dan karisma sebagai bentuk role model bagi pegawai lainnya dalam melewati masa-masa sulit transisi.

Kelompok kedua adalah pegawai yang memiliki talenta, ulet, dan memiliki semangat kerja yang tinggi. Biasanya mereka tidak akan terpengaruh banyak para perubahan model bisnis yang terjadi. Mereka akan bekerja maksimal seperti biasa. Dua kelompok inilah yang akhirnya akan mempermudah dan menyelamatkan bisnis dalam masa-masa pivot.

Empat Karakter Pendiri Startup yang Wajib Dimiliki

Nampaknya memang sulit untuk melihat sejak awal seperti apa karakter pendiri startup (founder) yang berkualitas dan profesional. Ketika semua pengetahuan, pengalaman dan latar belakang pendidikan telah dimiliki apakah sudah cukup untuk menjadi seorang Founder yang berkualitas?

Faktanya adalah menjadi seorang founder yang berkualitas harus didukung dengan sikap positif dan kecerdikan serta passion yang sangat besar terhadap ide yang dimiliki. Semua aspek tersebut bisa menjadikan Anda calon founder yang sempurna dengan catatan tidak memiliki sifat atau kebiasaan yang buruk.

Artikel berikut ini akan membahas empat karakter founder yang baik, berdasarkan informasi yang diberikan oleh Founding Partner Kejora Group dan Direktur Jakarta Founder Institute Andy Zain.

Pengalaman bekerja dan wawasan yang luas

Saat ini sudah banyak kalangan mahasiswa yang muncul dengan ide-ide brilian dan menarik yang berhasil menjadi founder startup. Namun, dari data yang ada jumlah tersebut, yang berhasil lepas landas, masih tergolong kecil jumlahnya. Hal ini membuktikan untuk menjadi founder yang baik Anda wajib memiliki latar belakang pendidikan yang cukup serta pengalaman kerja. Dengan demikian Anda sudah terbiasa mengerjakan sebuah proyek, mengikuti struktur perusahaan serta menerapkan manajemen bekerja.

Nantinya pengalaman tersebutlah yang bisa membantu Anda mengembangkan ide menjadi sebuah produk dan pada akhirnya menjalankan bisnis yang ada. Seperti yang ditegaskan Andy Zain.

“Usia 28 tahun ke atas terbilang usia yang pas untuk menjadi seorang Founder, di usia ini biasanya mereka yang telah terjun ke dunia pekerjaan telah terbiasa mengasah kemampuan dalam mengerjakan proyek secara profesional.”

Mengadopsi perubahan

Jika saat ini Anda memiliki rasa keingintahuan yang luas terhadap berbagai hal, menyukai untuk mengikuti perkembangan yang ada, mudah menyerap beragam berita serta pengetahuan terkini, bisa jadi Anda merupakan calon founder yang baik.

Yang perlu diperhatikan adalah kebanyakan founder yang baik adalah mereka yang selalu siap mengadopsi perubahan dan informasi terbaru. Tentu ini didukung dengan kreatifitas dan pemikiran yang positif yang dimilikinya.

Cerdik dan street smart

Satu hal lagi yang membedakan Anda sebagai founder yang baik dengan founder lainnya adalah ketika Anda bisa melihat peluang yang ada dan mengolahnya menjadi potensi atau ide yang kemudian dapat Anda terapkan di produk yang dimiliki. Dalam hal ini adalah kemampuan Anda untuk bisa mengimplementasikan berbagai kemungkinan dengan cepat dan tepat. Seperti yang ditegaskan oleh Andy Zain.

“Founder yang ingin sukses harus memiliki kecerdikan dan street smart yang dengan cepat bisa mengendalikan keadaan dan memberikan solusi terbaik ketika dihadapkan dengan masalah.”

Fleksibel dan mudah bergaul

Sikap ini wajib dimiliki oleh Anda yang ingin menjadi founder yang baik. Permudah pergaulan Anda dengan rekan tim dan Co-Founder Anda dengan fleksibilitas, mudah untuk bekerja sama dan toleransi. Dengan demikian ketika Anda dihadapkan pada kondisi dan situasi yang sulit dan tekanan yang tinggi, Anda mampu untuk bersikap tenang, adil, dan bijaksana menghadapi tantangan yang ada. Seperti yang ditegaskan oleh Andy Zain.

“Jangan paksakan kehendak atau keinginan Anda kepada semua orang, terimalah dengan rendah hati ketika pada akhirnya pendapat Anda sebagai founder bukan yang terbaik dan terapkan pilihan yang pada akhirnya bisa membantu bisnis Anda.”

Lima Hal yang Wajib Dilakukan Saat Pitching Ide Startup

Ada banyak jalan agar proses pitching ide startup Anda bisa berjalan dengan lancar dan mendapatkan respon yang positif dari investor. Salah satu kunci utama kesuksesan pitching ide startup adalah ketika presentasi yang diberikan mudah diingat dan sarat dengan nilai-nilai produk terbaik. Proses pitching ide startup sendiri sebenarnya dimulai sebelum Anda melakukan pertemuan dengan investor. Jadi, coba gali informasi dan riset sebanyak mungkin sebelum pitching dilakukan.

Artikel ini akan memberikan 5 kerangka yang tepat untuk Anda pelaku startup sebelum melakukan pitching ide startup.

Kenali investor Anda

Jika saat ini Anda sudah mengenal baik siapa venture capital (VC) yang akan Anda temui, hal tersebut akan menjadi nilai lebih bagi Anda saat hendak melakukan pitching ide startup. Namun jika undangan tersebut datang dari VC yang belum Anda ketahui, coba pelajari terlebih dahulu latar belakang dan informasi seputar VC tersebut.

[Baca juga: Tips Menyusun “Pitch Deck” untuk Startup]

Hal berikutnya yang perlu dilakukan adalah memahami dengan jelas apa saja kesukaan, minat, dan hal-hal yang dicari oleh investor. Penting untuk Anda menyesuaikan presentasi dengan latar belakang dan pengetahuan dari investor, kesuksesan apa saja yang telah diraih oleh investor, kemudian prioritaskan dan fokuskan hal-hal yang relevan dengan investor tersebut.

Pastikan juga bahwa VC tersebut memiliki dana yang cukup untuk diinvestasikan kepada startup Anda kelak. Jangan lupa juga untuk melakukan pertemuan dengan pihak-pihak yang bisa menentukan langsung apakah startup Anda nantinya layak mendapatkan investasi atau bukan.

Fokus dan langsung ke pokok permasalahan

Sebelum presentasi dimulai awali pertemuan dengan perbincangan kasual dan gunakan kesempatan tersebut untuk Anda memperkenalkan secara rinci dan singkat latar belakang dari startup. Sampaikan tagline atau kata-kata yang bisa mewakili secara langsung produk apa yang ingin Anda tawarkan. Contoh sederhananya adalah “We make Facebook ads easy”. Sederhana namun sarat dengan visi dan misi yang nantinya bisa Anda jelaskan secara rinci.

Metrik perusahaan

Jika saat ini Anda sudah berhasil menarik perhatian investor, langkah selanjutnya yaitu memberikan informasi seputar metrik perusahaan yang baik saat presentasi. Dengan demikian pihak investor bisa melihat langsung nilai dari perusahaan.

Namun jika saat ini startup Anda masih memiliki metrik yang lemah, cobalah untuk memfokuskan masalah yang ada dan bagaimana produk yang Anda buat nantinya bisa menjadi solusi terbaik. Pastikan informasi tentang metrik tersebut terintegrasi dengan cerita dari perusahaan Anda yang sebenarnya dan tentunya masuk akal.

[Baca juga: Sepuluh Poin yang Perlu Dicermati Sebelum Menggalang Dana Melalui Angel Investor]

Yang perlu diperhatikan adalah coba untuk menonjolkan potensi pertumbuhan perusahaan Anda dengan metrik pasar. Ketika traksi Anda lemah, gunakan metrik pasar untuk menggaris bawahi seberapa besar potensi pasar dan ketersediaan yang merupakan salah satu kunci keberhasilan. Buatlah diagram yang bisa menggambarkan pemahaman yang singkat tentang potensi pasar yang Anda targetkan.

Ceritakan produk dan tim

Cara terbaik untuk menjelaskan nilai lebih perusahaan Anda adalah dengan bercerita. Jelaskan dengan lugas dan apa adanya kepada investor tentang produk yang Anda buat, fitur dan teknologi yang Anda adopsi, hingga solusi yang Anda tawarkan terhadap masalah terkait.

Sampaikan juga kendala yang kerap Anda hadapi saat membuat produk, mengembangkan fitur, dan hal-hal lainnya saat pitching di hadapan investor. Jadi, investor bisa melihat sejauh mana Anda dan tim bisa bertahan dan solusi seperti apa yang dipilih untuk keluar dari masalah tersebut. Ketika Anda sudah berhasil membuat investor tertarik, yakinkan kepada mereka bahwa solusi yang Anda berikan adalah yang terbaik.

[Baca juga: Beberapa Hal yang Dilirik Investor dari Sebuah Startup]

Yang tidak kalah penting adalah dengan menunjukkan berapa besar pendapatan yang bisa Anda hasilkan. Di sini Anda bisa menggarisbawahi tiga hal penting, di antaranya adalah yang membedakan produk Anda dengan kompetitor lainnya, Cara melakukan monetisasi, dan informasi terkait pendapatan yang telah Anda dapatkan.

Cara terbaik mengakhiri pitching

Di akhir sesi pitching, sampaikan dengan singkat dan padat rangkuman dari presentasi Anda. Pastikan semua poin-poin penting disampaikan dengan jelas dan menarik. Bila investor menyampaikan beberapa pertanyaan, cobalah untuk bersikap tenang dan jawab dengan percaya diri semua pertanyaan yang dilontarkan oleh investor.

Pastikan untuk melakukan call-to-action usai pertemuan dilakukan. Coba cari tahu langkah apa lagi selanjutnya dan jangan sampai saat Anda keluar dari ruang pertemuan tidak mengetahui apa yang harus dilakukan sebagai tindak lanjut pitching yang telah berlangsung. Tanyakan dengan jelas proses selanjutnya dan pastikan Anda mendapatkan kepastian langsung saat itu juga dari investor.

Tiga Tantangan Terbesar yang Dihadapi Startup Fashion dan Beauty

Memiliki jumlah pengikut di akun media sosial ternyata tidak cukup untuk memperpanjang jalannya bisnis bagi startup yang menyediakan produk kecantikan dan busana. Untuk promosi dan branding, jumlah pengikut yang banyak di media sosial memang dapat membantu memperkenalkan perusahaan, namun jika perusahaan tidak bisa menghadirkan produk yang baik dengan layanan yang cepat dan aman, akan menyulitkan perusahaan untuk berkembang.

Yang perlu diperhatikan adalah dalam hal menjalankan bisnis yang mengedepankan layanan kecantikan dan busana diperlukan trik yang cerdas yang bisa mendongkrak penjualan. Artikel berikut ini akan membahas tantangan terbesar yang kerap dialami oleh startup beauty dan fashion, dan bagaimana mengubah tantangan tersebut menjadi hal yang positif dan membantu startup menuju proses skalabilitas dan monetisasi.

Monetisasi di awal

Pastinya akan menjadi kebanggaan dan prestasi tersendiri jika startup Anda telah berhasil mengumpulkan jumlah pengikut yang banyak di media sosial, namun demikian penting untuk tidak terlalu memfokuskan kepada hal tersebut yang merupakan hal umum dan banyak dilakukan oleh perusahaan lainnya. Cobalah untuk memfokuskan kepada rencana monetisasi dengan mengenal lebih jauh bagaimana consumer behaviour dari pelanggan Anda. Upayakan untuk melakukan monetisasi sejak awal hingga bisnis Anda sudah mendapatkan keuntungan yang stabil, hal ini bisa membantu Anda mengenali pelanggan setia sejak dini.

Kurasi semua calon konsumen potensial Anda sejak awal, lakukan pendekatan yang intens dengan mereka mulai dari jumlah kecil hingga jumlah yang besar. Coba cermati metrik bisnis Anda terkait dengan target pasar, nantinya ketika Anda mulai fokus kepada produk dan penjualan Anda telah mengetahui seperti apa hal-hal yang disukai oleh pelanggan setia sejak awal.

Kualitas produk yang utama

Meskipun saat ini sudah banyak e-commerce dan online shopping yang beredar di kalangan masyarakat, namun masih banyak masyarakat yang menyukai untuk mengunjungi toko atau gerai butik secara langsung untuk melihat, merasakan dan membeli produk kecantikan dan busana. Di sinilah yang kemudian menjadi tantangan Anda pelaku startup fashion dan beauty, bagaimana produk dan layanan yang Anda tawarkan dapat “mengganggu” bisnis yang sudah ada sejak dulu.

Tidak berbeda jauh dengan perusahaan teknologi lainnya, startup yang melayani produk kecantikan dan busana juga wajib memiliki teknologi yang terdepan. Pilihannya tentu ada pada Anda, apakah ingin memperkerjakan tim engineer sendiri atau memiliki untuk menyewa tenaga outsource. Apa pun pilihan Anda pastikan untuk dapat mengolah semua feedback dari pelanggan dan berikanlah produk dan fitur yang disukai oleh semua.

Fokuskan kepada produk kecantikan dan busana yang unik dan terbaik, dengan demikian ketika pelanggan akan mencoba membeli produk yang Anda tawarkan bisa mendapatkan pengalaman yang lebih dan positif yang secara otomatis akan langsung menjadi pelanggan setia Anda.

Gaya pertumbuhan

Sekilas startup yang menjual ragam produk kecantikan dan busana tampak mudah dan menarik dibandingkan dengan startup lainnya, hanya mengandalkan media sosial, foto yang menarik serta produk yang beragam dengan cepat akan mendapatkan pelanggan dengan segala kemudahan yang ditawarkan.

Faktanya adalah menjalankan bisnis fashion dan beauty berbasis teknologi merupakan bisnis yang sulit dan penuh dengan tantangan. Hanya mereka yang berambisi dan cerdas yang mampu unggul dan dengan sukses melewati semua tantangan yang ada.

Beberapa perusahaan dapat tumbuh karena keunggulan yang kompetitif, tapi keindahan dari startup kecantikan dan busana perlu untuk menggabungkan efisiensi struktural dengan keuletan dan kegigihan usaha yang diharapkan oleh pelanggan. Mereka harus memahami dalam ukuran yang sama dua hal yang tidak bisa jauh terpisah adalah logika yang terkesan sulit untuk mencapai pertumbuhan non-linear dan keinginan emosional yang mendorong fashion dan beauty kepada konsumen.

Empat Kesalahan Saat Melakukan Kegiatan Pemasaran Startup

Ada banyak hal yang harus disiapkan saat merintis perusahaan, mulai dari tim yang solid, produk yang dikembangkan, hingga peluang yang masih dalam tahap negosiasi. Di samping itu, hal yang tak kalah penting adalah bagaimana Anda melancarkan strategi pemasaran untuk bisa mempromosikan produk kepada konsumen. Artikel ini akan mengupas mengenai empat kesalahan yang kerap terjadi saat pemasaran startup dan bagaimana meminimalisir kerugiannya seperti yang ditulis oleh Marketing Advisor Techstars Accelerator dan Co-Founder No CMO Moran Barnea.

Tidak memiliki dana tetap untuk pemasaran

Kesalahan pertama yang kerap dilakukan oleh startup saat hendak melancarkan kegiatan promosi atau kampanye pemasaran adalah tidak adanya dana atau biaya pemasaran yang tetap. Sebelum pemasaran dilancarkan, idealnya sudah ada dana yang cukup untuk bisa melakukan kegiatan promosi, apakah itu untuk pembuatan konten pemasaraan yang menarik, mengembangkan blog, atau lainnya. Search engine optimization (SEO) bisa menjadi alat yang paling ampuh untuk startup dalam melakukan pemasaran secara online. Namun satu hal yang perlu diingat, biasanya kegiatan SEO ini membutuhkan dana yang stabil setiap bulannya.

Tidak mencermati aktivitas kompetitor

Kesalahan kedua yakni tidak mencermati dan memperhatikan kegiatan dan aktivitas pemasaran dari kompetitor. Menjadi hal yang penting untuk selalu melihat strategi dan langkah yang diambil oleh pesaing agar bisa menentukan cara yang tepat untuk bersaing dengan sehat. Jika Anda merasa produk yang dibuat tidak memiliki pesaing, itu akan menyulitkan Anda untuk menentukan strategi pemasaran yang tepat.

Tidak memiliki tracking tools yang sesuai

Google Analytics adalah salah satu tool yang paling banyak dipilih oleh perusahaan untuk melihat kinerja pemasaran perusahaan secara online karena bisa digunakan secara mudah dan gratis. Jika saat ini Anda belum memanfaatkan Google Analytics secara menyeluruh, sebaiknya mulai dari sekarang agar traffic dari situs perusahaan dan akun media sosial dapat dicermati dengan detil. Selain Google Analytics, ada juga tool lainnya yang bisa digunakan seperti PIWIK, Clicky, atau Mixpanel.

Tidak membidik target pasar dengan benar

Kesalahan terakhir yang kerap dilakukan adalah tidak membidik target pasar dengan benar. Bila produk yang anda tawarkan adalah sebuah sensor bayi yang dijual secara langsung melalui situs Anda, kampanye pemasaran di Linkedin bukanlah cara yang bagus untuk membidik target pasar Anda.

Lain ceritanya bila Anda adalah startup B2B yang bergerak di bidang keamanan siber. Chief Information Officer (CIO) dan Chief of Information Security Officer (CISO) dari perusahaan teknologi ternama adalah target pasar bisnis Anda. Coba hadiri kegiatan seminar untuk bertemu dengan mereka, terbitkan sesuatu di blog atau koran yang mereka baca, kemudian target ulang mereka kembali melalui Linkedin. Jika target pasar Anda adalah kalangan millenial, coba kerahkan semua kegiatan promosi dan pemasaran Anda melalui media sosial secara intens.

Pada akhirnya, sebagai founder, Anda harus bisa merencanakan kampanye pemasaran di mana target pasar Anda berada agar uang dan waktu yang dialokasikan tidak sia-sia.

Sepuluh Poin yang Perlu Dicermati Sebelum Menggalang Dana Melalui Angel Investor

Sebelum Anda memutuskan bertemu dengan angel investor yang sudah lama diincar dan melakukan penggalangan dana, ada baiknya Anda cermati dahulu apakah ini waktunya startup Anda menggalang dana? Yang perlu diperhatikan adalah, menjadi hal yang percuma melakukan penggalangan dana jika Anda tidak mampu meningkatkan usaha rintisan Anda. Jadi, pastikan produk Anda telah sukses melewati tahap validasi dan memiliki rencana jangka panjang yang jelas untuk terus tumbuh.

Artikel berikut ini akan membahas 10 poin penting yang perlu dicermati sebelum Anda memutuskan untuk melakukan penggalangan dana ke angel investor.

  1. Anda saat ini telah memiliki dana yang cukup jumlahnya untuk operasional dan perkembangan produk. Namun, jika 50% dana yang Anda miliki telah digunakan untuk keperluan tersebut, ada baiknya untuk mulai bersiap melakukan penggalangan dana sebelum uang Anda habis.
  2. Sebagai seorang founder, Anda wajib untuk mempelajari secara menyeluruh proses penggalangan dana dan mengetahui berapa valuasi startup Anda. Jika saat ini Anda sebagai founder belum mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan, ada baiknya untuk mempelajari sejak dini.
  3. Anda telah menyiapkan keperluan yang terkait dengan legalitas dan dokumen-dokumen penting yang dibutuhkan untuk proses penggalangan dana. Pastikan juga Co-Founder Anda telah menyetujui 100% rencana Anda untuk melakukan penggalangan dana.
  4. Pastikan Anda telah memiliki prototipe Minimum Viable Product (MVP) dan Minimum Loveable Proof (MLP) dengan pelanggan yang bersedia membayar produk yang ditawarkan. Hal ini membuktikan jika Anda memiliki pelanggan dalam jumlah banyak yang bersedia mengeluarkan uang untuk menikmati produk yang dibuat. Artinya produk Anda diterima dengan baik dan berpotensi untuk dikembangkan.
  5. Sebagai founder, Anda telah melihat tanda-tanda pertumbuhan yang meningkat secara signifikan dan pendapatan mulai berdatangan.
  6. Bisnis Anda memiliki pasar yang cukup besar untuk membantu mengembangkan pertumbuhan bisnis.
  7. Anda harus paham, proses penggalangan dana merupakan pengalaman yang menguras waktu dan tenaga. Jadi pastikan Anda telah berhasil mencapai 90% Minimum Viable Product (MVP) Anda, agar bisa mendedikasikan waktu dan tenaga secara khusus untuk menggalang dana.
  8. Pastikan Anda memiliki rencana cadangan dan uang simpanan yang cukup jika nantinya proses penggalangan dana tidak berjalan dengan lancar dan memakan waktu yang cukup lama.
  9. Startup Anda memiliki keuntungan atau pendapatan. Jika saat ini Anda belum berhasil mendapatkan keuntungan dari produk yang ditawarkan coba kumpulkan keuntungan sebaik mungkin dalam jumlah yang tidak terlalu besar sebelum melakukan penggalangan dana.
  10. Startup Anda mulai menarik perhatian kalangan investor. Hal ini tentunya akan menjadi sangat bermanfaat meskipun investor tersebut hanya ingin berkenalan dengan Anda sebagai founder. Proses perkenalan tersebut jika berjalan dengan lancar bisa menjadi peluang untuk mendapatkan tambahan dana.

Penggalangan dana bukanlah proses yang mudah bagi founder startup, baik itu melalui venture capital ataupun angel investor. Proses ini akan memakan waktu dan tenaga. Jadi sebagai founder, Anda harus bisa mengenali siapa investor yang ingin didekati dan juga punya sesuatu untuk ditawarkan kepada mereka agar mereka yakin startup Anda memang pantas menerima dana. Contohnya, sebuah MVP atau traksi pengguna yang menunjukkan peningkataan signifikan.

Bila Anda mencoba untuk menggalang dana namun tidak dapat menunjukkan bisnis yang sedang Anda bangun tidak dapat tumbuh, itu sama saja seperti menambah roket pada skateboard yang diarahkan ke dinding. Akhirnya tidak akan bagus.

[Panduan Mudik] Cara Menemukan ATM, Restoran dan Fasilitas Umum Menggunakan Waze

Selain menggunakan Google Maps, Anda juga dapat menemukan ATM, SPBU, kota tujuan atau fasilitas umum lainnya menggunakan Waze. Sebagai pengingat saja, Waze adalah aplikasi peta yang dipoles dengan sentuhan sosial sehingga selain menemukan petunjuk jalan, Anda juga bisa membantu pengguna lain untuk memantau kondisi lalu lintas, kecelakaan, sampai ada tidaknya aparat kepolisian di jalan tertentu.

Untuk menemukan fasilitas umum di Waze tak berbeda jauh dengan di Google Maps. Kita masih akan mengandalkan fitur pencarian yang memang disediakan oleh Waze.

  • Jalankan Waze, dan pastikan posisi Anda sudah terdeteksi oleh aplikasi.
Menemukan ATM di Waze sama mudahnya dengan di Google Maps
Menemukan ATM di Waze sama mudahnya dengan di Google Maps
  • Misalnya Anda ingin mencari ATM, di form pencarian silahkan ketikkan ATM bank yang Anda inginkan. Jika Anda mengenal lokasi tepatnya akan lebih baik.

Screenshot_2016-07-01-10-24-25

  • Tap hasil pencarian.
Waze akan menampilkan beberapa hasil pencarian
Waze akan menampilkan beberapa hasil pencarian
  • Waze kemudian akan menampilkan informasi mengenai fasilitas yang Anda tuju, mulai dari ulasan, nomor telepon, situs dan lain-lain. Untuk mendapatkan informasi peta, silahkan tap tombol Go.
Navigasi ke tempat tujuan
Navigasi ke tempat tujuan
  • Ikuti petunjuk visual dan juga audio yang diberikan.
Waze juga memberikan panduan suara
Waze juga memberikan panduan suara
  • Di sepanjang perjalanan, Anda bisa saling berbagi informasi lalu lintas. Misalnya memberi rating kemacetan, kehadiran polisi, kecelakaan jika  ada, foto dan lain-lain. Informasi yang Anda berikan bakal membantu pengendara lainnya yang hendak melewati jalan tersebut.
Fitur sosial untuk berbagi informasi lalu lintas ke pengguna lain
Fitur sosial untuk berbagi informasi lalu lintas ke pengguna lain
  • Selain ATM, Anda juga bisa menemukan fasilitas publik lainnya. Misalnya tempat makan, mall atau cafe. Caranya sama, gunakan form pencarian dan tap salah satu hasil yang berlokasi di kota tersebut.
Screenshot_2016-07-02-06-53-07
Tidak hanya ATM, Waze juga bisa memberikan petunjuk arah fasilitas publik lainnya

Selamat mudik, dan tetap hati-hati selama di perjalanan.

Sumber gambar header Pixabay.

Tips Blokir Nomor di iPhone dan iPad

Mendapatkan sms atau telepon terus-terusan dari seseorang yang tidak dikenal memang menyebalkan. Untungnya di iPhone, Anda bisa melakukan blokir terhadap nomor-nomor tersebut. Setelah diblokir, Anda tak akan lagi mendapatkan sms atau telepon dari nomor yang bersangkutan. Caranya pun mudah, mari langsung kita coba!

Memblokir nomor telepon dari kontak yang tersimpan

Anda bisa menambahkan nomor telepon yang sudah tersimpan di iPhone ke dalam daftar blokir, caranya:

  1. Buka Settings > Phone, tap pada pilihan Blocked
  2. Tekan tombol Add New untuk memunculkan daftar kontak yang tersimpan
  3. Pilih kontak dan selanjutnya kontak tersebut akan secara otomtatis ditambahkan ke dalam daftar blokir
Tips Blokir Nomor di iPhone dan iPad
Blokir nomor dari aplikasi Settings

Memblokir nomor telepon dari pesan yang diterima

Misal nomor yang ingin ditambahkan tidak tersimpan di kontak, Anda bisa langsung menambahkannya dari pesan yang diterima di aplikasi Messages, caranya:

  1. Buka pesan atau sms dari nomor yang akan diblokir, tekan tombol Details pada pojok kanan atas
  2. Selanjutnya tekan tombol bergambar (i) di sebelah kanan nama pengirim pesan
  3. Tekan pilihan Block this Caller untuk menambahkannya ke dalam daftar blokir. Tekan Block Contact untuk mengkonfirmasi penambahan kontak tersebut.
Tips Blokir Nomor di iPhone dan iPad
Blokir nomor dari sms yang diterima

Meski cara ini terlihat sederhana namun tak sedikit orang yang merasa kebingungan dan tidak tahu bagaimana caranya memblokir nomor yang kerap mengganggu. Ya, terkadang iOS memang suka ‘menyembunyikan’ fitur-fitur yang kurang populer, padahal mungkin fitur tersebut sangat dibutuhkan dan cukup mudah untuk digunakan.

Kini dengan penambahan kontak-kontak ke dalam daftar blokir, Anda tak perlu lagi merasa terganggu dengan layanan promo dari operator ataupun stalker yang terus-terusan mengirim pesan atau bahkan menelepon Anda.

Oh ya, daftar blokir nomor telepon di iPhone atau iPad hanya ada satu. Jadi Anda tak perlu menambahkannya dua kali baik dari Settings atau pesan yang diterima. Penambahan nomor dari pesan yang diterima bertujuan agar lebih cepat dan Anda tak perlu repot-repot menyimpannya terlebih dahulu ke dalam phone book iPhone atau iPad.

Bagaimana menurut Anda akan fitur blokir nomor di iPhone atau iPad ini? Sudah punya daftar siapa saja yang akan dimasukkan? Selamat mencoba!

Sumber gambar header: Pixabay