Tujuh Cara Melakukan Negosiasi yang Tepat Dengan Klien

Jika startup Anda saat ini menyasar pasar kalangan B2B (Business to Business), negosiasi harga menjadi salah satu kegiatan yang harus disiasati dengan tepat. Yang perlu diperhatikan saat menegosiasikan harga kepada klien pada dasarnya adalah selalu memiliki sikap yang baik dan tentunya bersabar. Jangan paksa klien Anda dengan tuntutan dan permintaan untuk segera mengambil keputusan, namun sisi lain jangan biarkan diri Anda memberikan janji hingga diskon yang pada akhirnya hanya merugikan perusahaan. Intinya adalah negosiasi bisa berakhir dengan hasil yang sesuai dari kedua belah pihak.

Artikel berikut ini akan membahas beberapa poin penting yang perlu dicermati terkait dengan penerapan harga yang pada akhirnya bisa membantu Anda mendapatkan keputusan dari klien.

Lakukan negosiasi bukan manipulasi

Penting untuk selalu memberikan informasi yang benar dan tidak terlalu banyak mengobral janji hingga melakukan manipulasi kepada klien saat proses negosiasi dilakukan. Utarakan dengan jelas dan jujur apa yang ingin ditawarkan oleh perusahaan Anda kepada klien.

Hindari negosiasi dalam keadaan mendesak

Ketika Anda sedang mengalami kendala dan kewalahan dengan situasi yang ada, baiknya untuk tidak melakukan pertemuan dengan klien untuk membicarakan soal harga. Hal ini dapat mengganggu kebijakan Anda dalam mengambil keputusan dan tentunya berimbas kepada perusahaan.

Lakukan persiapan

Ketika Anda menawarkan produk serta harga yang telah ditentukan, pastikan klien Anda mengetahui dengan jelas apa manfaatnya jika produk Anda digunakan. Berikan argumentasi yang jelas dan tentunya mendetil kepada klien, untuk bisa meyakinkan klien untuk memanfaatkan dan membayar produk yang Anda miliki.

Pelajari klien Anda

Jika Anda sudah menargetkan siapa klien yang ingin Anda dekati, baiknya untuk selalu mempelajari dan mengetahui dengan jelas apa saja kendala yang mereka hadapi dan bagaimana produk Anda bisa memberikan nilai lebih kepada mereka. Untuk itu pastikan produk Anda telah siap dipasarkan dan kurangi adanya error atau kesalahan teknis saat proses negosiasi dilakukan.

Cara lain yang bisa dilakukan adalah jika Anda bisa menguraikan dan mengkalkulasi pendapatan yang klien akan dapatkan ketika menggunakan produk yang Anda tawarkan, dengan demikian klien akan memiliki gambaran dengan jelas berapa banyak pengeluaran serta keuntungan yang akan didapatkan.

Tawarkan keuntungan lebih kepada klien

Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk meyakinkan klien Anda adalah dengan memberikan keuntungan lebih di luar diskon atau potongan harga. Tawaran yang bisa diberikan di antaranya memberikan pelatihan gratis kepada pegawai dari perusahaan klien, pilihan pembayaran yang beragam, mempromosikan perusahaan klien dalam media sosial hingga memberikan bonus.

Berikan diskon namun tawarkan nilai lebih

Cara ini bisa Anda lakukan untuk mendapatkan keuntungan dan nilai lebih dari klien. Misalnya dengan memberikan diskon kepada klien, namun meminta klien untuk menawarkan produk Anda kepada perusahaan rekanan atau perusahaan lainnya. Cara lain yang bisa dilakukan adalah memberikan diskon jika klien bersedia untuk mengikuti kontrak dalam waktu yang telah ditentukan.

Jangan memaksakan

Saat semua informasi, diskon serta keuntungan lebih telah ditawarkan kepada klien Anda langkah selanjutnya adalah menunggu jawaban dari klien. Baiknya adalah jadwalkan konfirmasi tersebut dalam waktu tertentu, hal ini penting agar Anda tidak memberi kesan terlalu mendesak dan memaksa klien Anda. Jika klien cenderung terlalu lama memberikan jawaban, idealnya adalah untuk melupakan dan tawarkan produk yang ada ke klien lainnya. Jangan buang waktu Anda menunggu kepastian yang tak kunjung tiba.

Tujuh Langkah Memperluas Jaringan Profesional Anda

Sebagai seorang profesional, dari waktu ke waktu Anda tentu banyak menerima banyak undangan. Mulai dari undangan menghadiri berbagai acara terkait profesi hingga sekedar ‘ngopi’ atau makan siang. Bisa jadi juga, Anda menerima banyak undangan untuk berbicara di berbagai seminar, kuliah umum di universitas, atau event lain.

Tidak sedikit orang yang menganggap acara-acara semacam bukan sebagai prioritas. Apalagi jika load kerja sangat tinggi, tentu saja prioritas adalah fokus bekerja.

Namun, networking adalah salah satu kunci sukses seseorang. Tambahan lagi, networking yang Anda bangun dengan baik akan bertahan sepanjang masa karier Anda, ia akan tetap bermanfaat.

Berikut beberapa tips bagaimana mulai membangun networking dengan baik, yang pada akhirnya akan sangat bermanfaat bagi kelangsungan karier dan bisnis Anda.

1. Mengenal setidaknya tiga orang dengan baik

Menghadiri event, gathering atau seminar startup tujuannya tidak hanya mengumpulkan tumpukan kartu bisnis, bertemu sebentar, minta kartu bisnis, dan pergi. Hal tersebut tidak akan berguna banyak bagi Anda.

Waktu yang Anda habiskan untuk menghadiri acara ini, meninggalkan bisnis Anda sebentar, harusnya juga bermanfaat. Gunakan kesempatan ini untuk mengakrabkan diri dengan satu atau dua orang baru.

Berkenalanlah dengan orang baru, mulai membangun percakapan dengan mereka. Orang suka berbicara tentang passion (bisnis) mereka, cobalah untuk bertanya tentang segala hal yang mereka lakukan. Dari situ, Anda bisa mulai mencari kepentingan pribadi bersama untuk menciptakan ikatan yang lebih kuat.

2. Aktif mendekati orang

Saat acara seperti ini, fokus Anda justru bertemu dengan orang baru. Ini acara networking, bukan nge-date, jadi jangan nempel terus dengan orang yang datang bersama Anda.

Bila mendekati orang baru tidak membuat Anda nyaman, triknya adalah mendekati seseorang yang Anda kenal, yang saat itu berbicara kepada orang yang Anda tidak kenal. Lalu terlibat dengan percakapan mereka.

3. Bergabung atau aktif dengan komunitas atau organisasi profesional

Membantu menjalankan sebuah asosiasi perdagangan atau jaringan kelompok akan membuat Anda  mengenal banyak orang penting, dan mereka akan memperkenalkan Anda kepada orang lain. Dari sini, jaringan Anda akan terus meluas.

4. Menjadi pembicara di sebuah diskusi panel

Menjadi pembicara dalam sebuah panel sama dengan sekali mendayung dua tiga pulau terlewati. Kredibilitas Anda sebagai seorang profesional terdongkrak, plus Anda bisa lebih mengenal orang-orang papan atas yang bergerak di industri.

5. Memanfaatkan media sosial secara maksimal

Berbagi keahlian Anda dengan menuliskan konten berkualitas melalui blog, LinkedIn, Facebook, e-newsletter atau video. Konten dapat berfungsi sebagai pemecah kecanggungan untuk berkomunikasi dengan orang yang baru Anda kenal. Bahkan mengundang orang baru yang ingin mengenal Anda.

6. Buat daftar orang yang ingin Anda kenal

Buatlah daftar orang-orang top di berbagai bidang dalam industri Anda. Orang-orang yang ingin Anda kenal lebih dekat,  kemudian mulailah menjangkau mereka. Rasanya tidak sulit, sebab semua orang memiliki akun media sosial saat ini.

7. Menindaklanjuti perkenalan

Setelah segala usaha yang Anda kerahkan untuk memperluas jaringan Anda, selanjutnya perlu ada follow up. Tak ada salahnya Anda yang memulai inisiatif dengan mengundang untuk minum kopi bersama, atau makan siang. Acara kasual seperti ini akan membuat pertemanan baru Anda makin erat.

Belajar Membangun Startup dari Serial Televisi Silicon Valley

Bukan hanya menghibur namun serial televisi yang saat ini sudah memasuki musim ketiganya di HBO, Silicon Valley, mengajarkan banyak hal penting tentang dinamika membangun startup. Dihadirkan dengan gaya jenaka, Silicon Valley juga sarat dengan anekdot dan kebiasaan yang secara rutin kerap ditemui saat memulai sebuah startup.

Dari serial televisi tersebut kemudian co-founder dan CEO Planted, sebuah platform yang membantu perusahaan mencari tenaga kerja junior non-teknik Susan Zheng, merangkum 7 pelajaran penting terkait dengan dunia startup dari serial televisi Silicon Valley.

Pilih investor dengan bijak

Saat ini mungkin produk Anda merupakan inovasi terbaru dan terbilang memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan, seperti yang terjadi dengan Pied Piper usai memenangkan kompetisi TechCrunch Disrupt. Bukan hanya investor yang tertarik menginvestasikan namun juga perusahaan hingga venture capital kemudian mulai mendekati startup Anda. Yang perlu diperhatikan adalah pilih dengan benar dan tentunya temukan kecocokan dengan investor. Dengan demikian Anda sebagai Founder bisa menerapkan visi dan misi perusahaan sejalan dengan investor yang sesuai dengan Anda.

Jaga hubungan baik

Ketika saat ini sudah banyak investor yang memberikan perhatian lebih kepada startup Anda upayakan untuk selalu membina hubungan baik dengan mereka meskipun Anda tidak memilih mereka sebagai penyandang dana. Hal ini perlu dilakukan agar kredibilitas dan performa Anda sebagai pendatang baru bisa terjaga baik dengan investor dan VC yang kemungkinan bisa menjadi investor Anda di kemudian hari.

Jangan terlalu cepat merayakan keberhasilan

Sebelum Anda mendapatkan kontrak tertulis dengan pihak-pihak terkait jangan terlalu cepat merayakan keberhasilan yang telah didapatkan. Pastikan untuk mencermati dengan benar hal-hal yang perlu dilakukan, langkah strategis yang baiknya dijalankan dan tentunya buat serta pelajari dengan benar ketentuan dalam kontrak yang diberikan kepada Anda dari investor, stake holder dan pihak-pihak terkait lainnya.

Hindari membandingkan gaji

Bekerja di sebuah startup artinya Anda harus siap untuk menerima kenyataan bahwa gaji yang diterima bervariasi dan kemungkinan tidak terlalu besar jumlahnya. Pelajaran penting yang dibagikan dalam serial televisi Silicon Valley adalah, ketika Anda mulai tertarik untuk membandingkan gaji dengan pegawai lain dan kecewa dengan fakta yang ada, dapat mempengaruhi kinerja dan semangat kerja Anda. Untuk itu upayakan selalu menyimpan informasi gaji yang Anda dapatkan dan hindari untuk mencari tahu seberapa besar gaji yang didapatkan rekan kerja Anda.

Tes produk sebelum diluncurkan

Ketika Anda masih belum merasa yakin untuk meluncurkan produk baiknya pikirkan dengan bijak dan mundurkan waktu peluncuran yang telah ditentukan. Tes dan lakukan  uji coba terlebih dahulu sesering mungkin, hingga Anda mendapatkan hasil yang sempurna dan tentunya sesuai dengan yang diinginkan.

SWOT (Strengths Weaknesses Opportunities Threats)

Proses yang satu ini bisa dilakukan untuk menentukan ekuitas yang tepat untuk co-founder atau jajaran manajemen lainnya hingga rekan kerja. Kegiatan ini juga bisa membantu Anda ketika waktunya untuk mempekerjakan engineer atau tim lain yang paling krusial untuk tahap awal pembentukan sebuah startup.

Cermati kontrak

Hal terakhir yang baiknya selalu Anda perhatikan adalah untuk membaca dan mempelajari semua kontrak dengan baik. Jika Anda tidak mengerti atau merasa keberatan dengan beberapa poin yang ada, segera bicarakan dengan pihak yang relevan. Sebagai Founder Anda bertanggung jawab untuk mengetahui keseluruhan aspek dan hal-hal yang terjadi pada startup, mencermati kontrak merupakan hal yang baiknya dilakukan dengan baik.

Segmen Startup yang Menjadi Tren dan Berpotensi Dikembangkan

Sejak tahun 2008, inkubator startup ternama Y Combinator telah menerima ribuan startup yang mendaftarkan ide dan produk yang ditawarkan. Bermitra dengan Priceonomics, Y Combinator merilis tren, minat, dan hal-hal lainnya yang dirangkum dari ribuan ide serta produk yang didaftarkan oleh peserta yang ingin mendapatkan pendanaan dari Y Combinator.

Dari data tersebut, mencuat beberapa tren yang mulai bergeser dan prediksi teknologi yang akan semakin diminati 5 tahun ke depan.

Startup dan perusahaan teknologi yang menjadi inspirasi

Ada beberapa pertanyaan yang kerap ditanyakan oleh pihak Y Combinator ketika melakukan proses penyaringan kepada para pendaftar. Dari jawaban tersebut kemudian terkumpul startup yang yang menjadi inspirasi dan perusahaan teknologi mana yang kemudian menjadi kompetitor langsung.

Dari data yang dikumpulkan, sebagian besar produk yang ditawarkan mencoba untuk bersaing dengan perusahaan teknologi seperti Facebook, Google hingga Twitter dan Microsoft. Namun menjelang tahun 2014 data yang dikumpulkan menyebutkan Twitter dan Microsoft tidak lagi menjadi acuan kompetitor untuk perusahaan teknologi.

Menyinggung soal startup apa yang menjadi kompetitor sekaligus menjadi inspirasi dibuatnya sebuah produk, jawaban terbanyak yang dikumpulkan adalah mulai dari Airbnb, Uber hingga Instagram. Hal ini menunjukkan dengan makin menarik dan diminatinya layanan tersebut, memunculkan ide-ide baru untuk kemudian membuat produk yang serupa.

Hal lain yang menjadi catatan oleh tim Y Combinator adalah memasuki tahun 2010 sudah banyak produk yang mengedepankan aplikasi mobile dan secara perlahan mulai meninggalkan situs sebagai media utama. Diperkirakan sepanjang tahun 2016 dan beberapa tahun ke depan, akan makin banyak produk startup yang mengembangkan aplikasi terlebih dahulu dibandingkan situs.

Hal tersebut tentunya meningkatkan popularitas dan penggunaan perangkat pintar lainnya secara langsung. Y Combinator mencatat kebanyakan startup yang mendaftar memilih untuk mengembangkan teknologi untuk perangkat pintar seperti smartwatch dan wearable.

Platform lain yang saat ini tengah menunjukkan kenaikan yang cukup signifikan adalah messaging platform. Tercatat aplikasi seperti Slack, Whatsapp, dan WeChat mengalami jumlah kenaikan dan menjadi produk yang menginspirasi kebanyakan startup baru.

Slack merupakan startup yang menjadi pusat perhatian sepanjang tahun 2016 ini, dengan peningkatan yang dialami oleh perusahaan sebanyak 850%. Hal ini juga yang kemudian menginspirasi lebih banyak startup untuk membuat produk serupa.

Bangkitnya SaaS dan tenggelamnya ads

Perubahan yang ada dalam kebiasaan konsumen mengakses iklan juga kemudian menjadi salah satu peluang yang dikembangkan oleh pendaftar di Y Combinator.

Jika dulunya layanan yang mengedepankan advertising atau iklan menjadi favorit, kini platform Software-as-a-Service (Saas) semakin banyak dikembangkan. Tercatat kenaikannya mencapai 400% sejak tahun 2008, sementara advertising mengalami penurunan sebanyak 60%.

Hal menarik lainnya yang juga dicatat oleh Y Combinator adalah peningkatan teknologi Artificial Intelligence (AI). Kebanyakan produk yang ditawarkan kepada Y Combinator menerapkan AI untuk semua aplikasinya, sementara Y Combinator mencatat justru teknologi Machine Learning yang saat ini baru mulai diaplikasikan di Indonesia mulai mengalami penurunan.

Y Combinator juga mendapatkan hasil yang cukup mengejutkan terkait dengan bangkitnya tren Virtual reality atau VR yang semakin menarik untuk dikembangkan. Hal tersebut ternyata juga disambut dengan baik oleh startup yang mendaftar diri kepada Y Combinator.

Tips Mengorganisir Catatan Ke Dalam Folder Pada Notes di iOS

iOS 9 menambahkan beberapa fitur pada aplikasi pembuat catatan Notes dengan kemampuan formatting dan tools untuk corat-coret atau menggambar.

Selain itu, Notes App juga mengganti teknologi sinkronisasinya dari IMAP ke iCloud yang lebih cepat. Berkat hal ini Apple menuai banyak pujian dan menarik orang untuk mulai menggunakan Notes. Bahkan jika Anda sudah meng-update OS X ke El Capitan 10.11.4, Anda bisa langsung meng-import notes dari Evernote ke Notes.

Nah, jika sekarang Anda mulai menggunakan Notes, saya akan memberikan sedikit tips mengorganisir catatan yang Anda miliki.

Meski telah mendapat sejumlah perbaikan, namun aplikasi Notes masih belum memiliki fitur untuk mengorganisir catatan seperti kemudahan penambahan tag seperti yang dimiliki oleh Simplenote. Untuk mengkategorikan catatan, Anda bisa mengorganisirnya ke dalam folder. Caranya sebagai berikut:

Mengorganisir catatan di Notes App ke dalam folder

  1. Buka aplikasi Notes dan pilih daftar catatan yang Anda simpan
  2. Selanjutnya tap Edit pada bagian atas sebelah kanan dari daftar catatan dan pilih catatan yang ingin Anda pindah ke dalam sebuah folder
  3. Tap Move To… pada bagian bawah dan tap New Folder untuk membuat sebuah folder
  4. Beri nama folder dan tap Save
  5. Kini catatan Anda sudah berpindah ke folder tersebut
Tips Mengorganisir Catatan Ke Dalam Folder Pada Notes di iOS
Tips menggunakan aplikasi Notes di iOS
Tips Mengorganisir Catatan Ke Dalam Folder Pada Notes di iOS
Tips menggunakan aplikasi Notes di iOS
Tips Mengorganisir Catatan Ke Dalam Folder Pada Notes di iOS
Tips menggunakan aplikasi Notes di iOS
Tips Mengorganisir Catatan Ke Dalam Folder Pada Notes di iOS
Tips menggunakan aplikasi Notes di iOS

Berbicara mengenai tags, ada sedikit tips tambahan mengenai mengorganisir catatan di aplikasi Notes. Anda bisa menambahkan hashtags di bagian akhir catatan untuk memudahkan pencarian.

Misalnya pada sebuah catatan yang berisi tips dan trik iOS, Anda bisa menambahkan #tipsiOS pada bagian bawah catatan. Nah, jika Anda memperlukan catatan tersebut, cukup ketikkan #tipsiOS pada searchbar dan catatan yang terdapat tags tersebut akan keluar pada daftar pencarian.

Meski penambahan tags pada catatan belum semudah Simplenote namun setidaknya Anda bisa mencari catatan dengan cepat menggunakan cara ini.

Sekian tips mengorganisir catatan ke dalam folder pada aplikasi Notes. Jangan lewatkan juga tips dan trik mengoptimalkan aplikasi Notes di iOS dan OS X serta tips menggambar dan membuat checklist di aplikasi Notes.

Masih banyak tips terkait perangkat iOS yang akan saya bagikan, jadi selalu baca DailySocial ya untuk update berita serta tips dan trik terbaru.

Bagi pembaca DS.id yang sedang mencari perangkat iPhone 6s atau 6s Plus, Anda bisa mendapatkannya lewat tautan ini untuk iPhone 6s dan tautan ini untuk iPhone 6s Plus.

Top Five Things to Know About (and Before) Starting Up a High Growth Internet Business

Being your own boss may sound like heaven on earth, but most people do not fully understand what it takes to be a successful entrepreneur. What they see from the media is how successful (and rich) Bill Gates, Elon Musk and Jack Ma are. All the struggles, pains, and tears never made to the headlines.

Based on statistics from Paul Graham, of 511 companies that successfully got into the Y Combinator program only 37 were sold for US$40MM or more. That’s just a 7% success rate so you’ll definitely want to think carefully before starting your own company. Here are five things to know before taking the plunge:

1. Ask yourself if you are ready and totally passionate about your business

Entrepreneurship is not for everyone. Make sure you ask yourself many times if committing yourself to the singular success of your company is the kind of thing you want to pursue in life. On top of economic uncertainty, startups command much of the available time in your life hence potentially compromising on your family and social life. Are you ready to be on call and working 24/7?

2. Your business will most probably fail

Nine out of ten startups will fail, it is a hard truth. In addition, according to Bill Gross of Idealab one of the most important factors to success is not even under your control – that of market timing! When he ranked all 100 companies at Idealab he found timing accounted for 42% of the difference between success and failure.

Clearly, just because many startups fail doesn’t mean that your startup will experience the same. Successful entrepreneurs are highly resilient and driven and it can take many years before success if found. Be aware of such statistics and be realistic about your goals, but don’t get intimidated by them.

3. You will face competition, and it is a good thing

If you think you won’t have competition, you are wrong. There are plenty of companies competing for the same customer base. Additionally, they might be better than you and have more money to spend. So, it is very important to be prepared and never be discouraged by it. It should be your greatest motivation instead, embrace the competition and improve your product every day.

4. Find mentors and seek advice from them

Deciding what type of help you need is the first step before hunting mentors – you need to know what the mentors can do for you. Lois Zachary, the author of The Mentee’s Guide: Making Mentoring Work For You suggests the readers to start with a list. You may want a mentor who is well-connected, has expertise in your startup idea, good listener, or who can provide initial investment.

A mentor can provide pointers on business strategy, help expand networks and act as friend to motivate when things get rough. Look within your family, friends, university and even more mature businesses in different geographies or stages.

5. You don’t have to do it alone

Find a partner who can complement your skill sets and you won’t need to do everything on your own. Besides a business partner, make sure you have someone to share the ups and downs with, who will continuously support you all the way up. Things may get rough sometimes (or most of the time), but the real entrepreneur won’t get beaten up.

As Zig Ziglar said:

“You don’t have to be great to start, but you have to start to be great.”

Have the courage and work on your startup idea now! You may fail and learn something OR you may found the next Microsoft, Tesla or Alibaba. You choose.


Disclosure: This article is republished in collaboration with Convergence Ventures. It’s initially published at The Quad and written by Faiz A. Rahman

Menentukan Skalabilitas Startup

Saat ini mungkin Anda sedang merencanakan untuk melancarkan skalabilitas bisnis startup, dengan alasan yang beragam dan tentunya untuk kemajuan dari startup itu sendiri. Skalabilitas menjadi langkah yang idealnya wajib dilakukan oleh sebuah startup untuk bisa mendapatkan profit dan valuasi yang besar jumlahnya, namun demikian menurut artikel yang ditulis di blog pribadi Jon Westenberg, tidak semua startup harus memaksakan proses skalabilitas untuk startup mereka.

Ketika beberapa startup atau perusahaan teknologi lainnya telah berhasil melalui skalabilitas dengan cara tertentu, belum tentu proses tersebut ideal dan sesuai untuk bisnis Anda. Masih banyak proses dan aspek lain yang bisa dicermati untuk kemajuan dari startup Anda, seperti yang diungkapkan oleh Jon Westenberg,

“Memang benar saat ini kebanyakan dari venture capital enggan untuk berinvestasi kepada startup yang tidak memiliki ruang untuk proses skalabilitas, namun asumsi ini masih diperdebatkan kebenarannya, semua pilihan kembali lagi kepada Anda pemilik startup untuk menentukan pilihan yang tepat.”

Sebelum Anda memutuskan untuk mendirikan sebuah startup coba perhatikan 3 poin penting berikut:

1.Apakah startup akan menghasilkan uang?
2.Apakah startup yang didirikan bisa memberikan Anda kebanggaan?
3.Apakah Anda menikmati bekerja di startup?

Kesimpulan dari 3 poin di atas adalah, sejauh mana bisnis yang Anda jalankan bisa menghasilkan, seberapa besar aset yang Anda miliki bisa memberikan rasa bangga dan prestise untuk Anda sebagai seorang Founder dan tentunya Anda harus menikmati semua proses, pekerjaan serta rencana yang akan diwujudkan di startup milik Anda.

Bisnis yang tepat adalah bisnis yang ingin Anda ciptakan

Saat ini kebanyakan pemilik startup beranggapan untuk bisa mengembangkan startup proses skalabilitas harus bisa dilancarkan. Untuk bisa mewujudkan rencana tersebut berbagai cara pun dilakukan, mulai dari mempekerjakan tim dalam jumlah yang besar hingga membangun kantor yang dilengkapi dengan fasilitas  beragam dan teknologi paling canggih.

Namun demikian jika saat ini Anda masih belum bisa mewujudkan semua hal tersebut, fokuslah kepada growth, pendapatan dan ketahanan dari bisnis yang Anda miliki. Skalabilitas tidak melulu menjadi target utama Anda untuk mengembangkan bisnis.

“Membangun bisnis yang benar adalah bukan yang diinginkan oleh semua orang namun yang Anda (Founder) inginkan, bisnis yang bisa Anda lihat perkembangannya dalam waktu 10 hingga 15 tahun kedepan, bisnis yang Anda impikan dan memiliki masa depan dan potensi yang cerah dalam jangka panjang.”

Sisi Buruk Menjadi Seorang Entrepreneur

Dari permukaan, mungkin memiliki startup dan menjadi seorang entrepreneur nampak sangat menyenangkan, menguntungkan, dan bergengsi. Terlebih jika melihat bagaimana Founder, CEO, dan jajaran manajemen startup lainnya sering menghiasi pemberitaan. Juga kerap dibahas di berbagai media ketika produk yang dibuat menjadi aplikasi favorit banyak orang dan pendapatan mulai mengalir menjadi pundi-pundi perusahaan.

Namun tahukah Anda begitu banyak pengorbanan dan kerugian yang kerap ditemui oleh seorang entrepreneur setiap harinya. Belum lagi dengan kemungkinan startup bisa mengalami kegagalan, kehabisan biaya operasional, berhentinya co-founder secara tiba-tiba, keterlambatan peluncuran produk, dan investor yang memutuskan tidak memberikan dana lanjutan.

Artikel berikut ini akan mengupas sisi lain yang cukup suram di dunia startup. Dibutuhkan keinginan yang besar serta mindset yang benar untuk bisa menjadi seorang entrepreneur, seperti ditulis Pardeep Goyal.

Frustasi

Ketika semua ide, produk, dan proses tidak berjalan dengan sempurna sesuai rencana, rasa frustasi akan menghantui Anda dan bisa mempengaruhi kebijakan dan keputusan yang kemudian akan diambil.

Siapkan diri Anda untuk bisa menghadapi rasa frustasi setiap saat. Yang perlu diingat adalah rasa frustasi memang tidak bisa dihindari, tetapi paling tidak Anda bisa belajar dari semua kesalahan yang ada.

Kurang percaya diri

Menjadi entrepreneur artinya Anda harus bisa mengambil keputusan untuk keberhasilan usaha Anda sendiri. Seorang entrepreneur bisa jadi memiliki sifat kurang percaya diri terhadap semua keputusan yang harus diambil. Sebagai seorang entrepreneur, Anda tidak bisa secara terus menerus bertanya kepada orang lain atau mentor. Semua keputusan harus sepenuhnya Anda yang memutuskan.

Kebanggaan diri yang berkurang

Ketika kegagalan dalam menciptakan produk terjadi secara terus menerus, Anda pun kemudian mulai mempertanyakan kemampuan Anda. Apakah Anda cukup memiliki kapabilitas yang tinggi sebagai seorang entrepreneur?

Secara perlahan Anda mulai meragukan semua keputusan, ide, dan inovasi yang dilancarkan. Untuk bisa terbebas dari rasa tersebut, dibutuhkan ketegaran dan ketahanan menghadapi semua kesulitan.

Kecanduan bekerja

Menjadi seorang entrepreneur artinya Anda memiliki perusahaan sendiri dan semua keberhasilan ditentukan sejauh mana Anda giat bekerja. Secara perlahan Anda pun mulai menjadi seorang workaholic dan kecanduan bekerja. Kebanyakan dari mereka kemudian mulai beralih kepada alkohol atau rokok untuk mengurangi stres yang kerap melanda.

Kesulitan tidur

Tanggung jawab yang besar membuat Anda kerap melewatkan waktu tidur demi menyelesaikan tenggat waktu, melayani pelanggan, dan meluncurkan produk. Akibatnya Anda pun akan kesulitan menyesuaikan waktu tidur yang benar dan terkadang bekerja di waktu yang tidak “biasa”. Hal ini sudah menjadi kebiasaan yang paling sering dialami oleh entrepreneur.

Hubungan keluarga terganggu

Tanpa disadari Anda pun akan mulai kehilangan waktu bersama dengan keluarga, teman, kekasih, dan orang tua karena begitu banyaknya pekerjaan yang harus Anda selesaikan. Ketika Anda memiliki waktu yang cukup bersama keluarga, sebagian besar topik pembicaraan hanya seputar urusan pekerjaan, kesulitan mendapatkan dana, proses pencarian karyawan yang rumit, atau masalah lainnya.

Kebiasaan makan yang salah

Kesibukan yang menyita waktu Anda terkadang membuat Anda melewatkan waktu istirahat hingga makan. Hal yang paling sering dialami entrepreneur muda yang masing lajang dan belum berkeluarga adalah tidak terlalu memperhatikan makanan yang dikonsumsi. Mereka memilih untuk melupakan atau sekedar memakan makanan yang mudah dan cepat dikonsumsi.

Memastikan Bisnis Berkembang Melalui Pengembangan Diri

Menjadi pengusaha tidak sekadar memulai dan membangun bisnis, tetapi juga membangun kepercayaan masyarakat untuk menggunakan layanannya. Yang tidak kalah penting adalah mengembangkan diri sendiri. Hal itu bisa terjadi jika Anda, sebagai pengusaha, tetap sadar untuk terus berkembang.

Perkembangan diri menjadi penting bagi seorang pengusaha. Dengan cara itulah juga usahanya dapat berkembang. Ia tidak hanya harus  mampu menjadi wajah publik bisnisnya, namun juga denyut jantung yang mengerakkan seluruh nadi usaha yang dibangunnya.

Konsumen membeli atau mempergunakan produk Anda, biasanya juga dilatar belakangi oleh dua hal. Pertama adalah karena mereka percaya akan kualitasnya dan kedua karena mereka suka terhadap orang-orang dan ide-ide di balik bisnisnya.

Ada lima cara mudah namun penting untuk memperkuat bisnis Anda, dengan cara mengembangkan diri Anda sendiri. Tidak peduli berapa banyak uang yang telah Anda hasilkan, atau Anda sudah meraih sukses selalu ada ruang untuk pengembangan diri.

1. Memelihara kebiasaan sehat

Kebiasaan adalah kunci untuk melakukan perubahan dalam diri. Hal itu harus menjadi cara Anda menjalani hidup. Menciptakan kebiasaan sehat adalah melakukan pergeseran gaya hidup yang mendorong perubahan yang konstan.

Ini mungkin berarti menyingkirkan hal-hal dalam hidup Anda yang pada akhirnya tidak baik untuk Anda dan bisnis Anda. Olah raga, pilihan asupan gizi yang baik, dan membaca adalah beberapa kebiasaan yang dapat membantu Anda berkembang.

2. Mendedikasikan diri sebagai murid kehidupan

Untuk mencapai status “ahli”, syarat utamanya tentu Anda harus terus belajar. Selalu ada sesuatu yang baru untuk dipelajari. Berkomitmenlah untuk membaca buku-buku yang baik setiap minggu. Mengambil pelatihan, atau kursus online, mengadopsi mentor, akan membuat Anda memiliki pengetahuan tentang strategi yang dapat membantu Anda dan bisnis Anda. Ada banyak ahli yang hanya ahli dalam pikiran mereka. Seorang ahli yang sebenarnya, tetap seorang murid dari kehidupan yang tidak pernah lelah belajar.

3. Bergaul dengan pengusaha yang lebih sukses dari Anda

Rajin-rajinlah berdiskusi dengan para pengusaha sukses. Mereka mungkin akan memberitahu Anda bagian besar dari rahasia kesuksesan mereka dan secara langsung atau tidak langsung menjadi mentor Anda.

Para pengusaha sukses itu hampir dipastikan akan mengakui bahwa mentor yang baik sangat penting bagi seorang pebisnis. Seorang mentor adalah seseorang yang telah melakukan apa yang ingin Anda lakukan. Mereka sudah melihat dan melalui rintangan-rintangan yang Anda belum mengerti. Mereka memiliki pengalaman hidup yang bisa mencerahkan Anda.

Kita hidup dalam masa Anda memiliki lebih banyak peluang untuk dapat bergabung dan terhubung dengan mereka yang sudah sukses dengan mudah. Anda dapat menyerap pengetahuan dan kebijaksanaan mereka, bahkan mendapatkan saran khusus.

4. Jangan pernah puas, bahkan jika sudah meraih kesuksesan

Rasa cepat puas akan membunuh perkembangan Anda. Bersyukurlah untuk semua yang Anda miliki dalam hidup dan bisnis, tapi jangan campur adukkan perbedaan antara rasa syukur dan rasa puas. Bahkan ketika Anda sudah mencapai tingkat keberhasilan. Tidak pernah membiarkan diri merasa puas menjaga Anda untuk mencapai sukses yang lebih besar.

5. Selalu bertanya “mengapa?”

Setiap individu memulai bisnis karena suatu alasan. Kebanyakan, alasan-alasan itu timbul dari menjawab pertanyaan “mengapa?”. Mereka yang hanya melakukan bisnis untuk uang tidak akan bertahan lama.

Ketika Anda memulai bisnis untuk memecahkan masalah, fokus pada jawaban “mengapa”, ini bisa membantu Anda tumbuh. Ketika Anda menyadari selalu ada tingkatan keberhasilan baru untuk dicapai, Anda tidak akan pernah kehilangan rasa lapar.

Cara Log Out (Keluar) dari Aplikasi Facebook Messenger

Bagi pemilik akun Facebook, Messenger adalah aplikasi  yang wajib dipunyai juga jika ingin tetap bisa ngobrol dengan teman via chat. Pasalnya, Facebook telah memisahkan Messenger dari aplikasi utamanya, menjadi aplikasi mandiri yang berdiri sendiri.

Ada satu kelemahan di Facebook Messenger yang sering menimbulkan masalah bagi sejumlah pengguna. Yaitu ketidakhadiran menu log out (keluar) dari akun kecuali untuk fitur multi akun. Sehingga tak ada cara lain selain menggunakan trik berikut ini.

  • Dari smartphone Anda buka menu Setting – Apps atau Apps Manager.
Cara Logout (Keluar) dari Alikasi Facebook Messenger
Tampilan menu Settings di Asus ZenFone Laser

 

  • Berikutnya Anda akan dihantarkan ke jendela yang berisi daftar aplikasi yang terpasang. Cari dan temukan aplikasi Messenger kemudian tap.
Cara Logout (Keluar) dari Alikasi Facebook Messenger
Temukan aplikasi Messenger di daftar yang ditampilkan
  • Selanjutnya hapus seluruh data aplikasi dengan men-tap tombol Clear Data.
Cara Logout (Keluar) dari Alikasi Facebook Messenger
Hapus seluruh data aplikasi
  • Terakhir tap OK untuk mengonfirmasi penghapusan data aplikasi tersebut.
Cara Logout (Keluar) dari Alikasi Facebook Messenger
Konfirmasi penghapusan data aplikasi

Selesai, sekarang coba jalankan kembali aplikasi Facebook Messenger. Dijamin sekarang Anda sudah dalam posisi logout dan harus login dari awal untuk menggunakan seluruh fiturnya.

Sumber gambar header Messenger.