Beberapa Startup Inisiasi Produk Tur Virtual, Coba Gairahkan Kembali Bisnis Pariwisata

Hari ini (20/5) marketplace digital agen umrah dan tur religi Travalal meluncurkan layanan baru. Disebut dengan “Virtual Reality Tourism“, merupakan program tur yang dikemas secara online, memanfaatkan teknologi video 360° dan live tour menggunakan aplikasi video conference. Ada berbagai destinasi wisata yang ditawarkan, baik lokal maupun luar negeri, termasuk mencantumkan wisata religi umrah virtual .

Founder & CEO Travalal Joyo Diharjo mengungkapkan, inisiatif ini dikembangkan sebagai langkah bertahan perusahaan di tengah pandemi. Seperti diketahui, terpaan Covid-19 berdampak cukup signifikan bagi industri perjalanan dan pariwisata di seluruh dunia.

“Kami berharap dengan virtual tourism ini, para pelaku industri pariwisata dapat memiliki potensi pekerjaan dan penghasilan baru sebagai penyelenggara wisata virtual. Kami tidak ingin berdiam diri tanpa solusi. Kami siap memberikan pelatihan bagi mereka. Nantinya, setelah terlatih, Travalal akan ikut membantu memasarkan jasa mereka,” imbuh Joyo.

Antourin juga tawarkan layanan serupa di tengah pembatasan sosial-fisik yang diberlakukan di banyak wilayah. Platform yang menawarkan perencanaan perjalanan liburan tersebut suguhkan berbagai paket tur virtual berbagai objek wisata di Indonesia dengan tarif yang relatif terjangkau.

Layaknya wisata betulan, tur virtual juga dilengkapi dengan pemadu wisata yang siap menerangkan dan menjawab pertanyaan soal objek-objek yang dikunjungi. Aplikasi konferensi seperti Zoom, Google Maps, dan Street View digunakan dalam pelaksanaannya.

Pemain global seperti Airbnb, TripAdvisor dan beberapa lainnya juga usung inisiatif serupa. Untuk Airbnb, melalui Online Experience-nya, tidak hanya program mengunjungi tempat wisata saja, namun menyajikan kegiatan bersama, misalnya memasak makanan khas Bali, yang dapat diikuti secara virtual.

Laman Online Experiences milik Airbnb
Laman Online Experiences milik Airbnb

Sejauh ini belum ada data komprehensif yang berhasil memvalidasi efektivitas dari kegiatan tur virtual, khususnya untuk pangsa pasar di Indonesia. Terlebih untuk menjawab “apakah mereka mau membayar untuk melakukan tur virtual?” Kendati secara konsep dasar sebenarnya mirip dengan konversi kegiatan belajar di kelas dengan kegiatan belajar virtual — yang mulai tervalidasi penerimaannya di kalangan pengguna. Bisnis yang terdampak pandemi memang tengah dipaksa untuk berinovasi menghadirkan “the new normal”-nya.

Ada yang tidak berhasil bertahan

Terjegal pandemi, bulan ini Airy memilih untuk menutup operasionalnya. Sejak awal tahun, saat pandemi Covid-19 mulai menghantui kawasan Asia Tenggara, terjadi penurunan yang cukup tajam untuk pengguna layanan Airy. Diperburuk dengan insiatif lockdown dan physical distancing di hampir semua negara yang menjadikan kegiatan bepergian (ke luar kota atau luar negeri) nyaris tidak dilakukan oleh orang-orang.

Mengamati kondisi yang terjadi saat ini, kepada DailySocial ekonom dari Center of Reform on Economics (CORE) Yusuf Rendy Manilet yakin pelaku OTA di Indonesia pasti terpukul akibat Covid-19. Akan tetapi Yusuf melihat mereka bukan tanpa harapan dalam situasi genting seperti sekarang.

“Menurut saya mereka bisa memanfaatkan potensi wisatawan domestik tapi yang sifatnya lebih lokal, seperti wisata kuliner,” ucap Yusuf.

Ambisi Travalal Menjadi Platform Perjalanan Ramah Muslim

Terungkapnya kasus penipuan First Travel dua tahun lalu membuka banyak cerita pahit terutama mereka yang tercatat sebagai calon jemaah umrah. Begitu halnya dengan Alki Adi Joyo Diharjo. Ia menjadikan kisah kegagalan berangkat umrah kerabatnya menjadi bekal bisnis berharga dan mendirikan platform marketplace umrah dan perjalanan ramah muslim, Travalal.

Dari kasus First Travel ia mempelajari bahwa informasi seperti tarif keberangkatan umrah dan edukasi untuk manajemen travel agent sangat minim.

“Selain sebagai marketplace umrah, Travalal juga mengkurasi restoran halal dan hotel ramah muslim di seluruh dunia,” ucap Joyo kepada DailySocial.

Travalal berdiri sejak 2018 namun mulai beroperasi secara komersial sejak tahun lalu melalui situsnya. Produk yang mereka jajakan merentang dari paket perjalanan umrah hingga direktori pemesanan restoran halal dan penginapan ramah muslim.

Untuk saat ini baru marketplace umrah yang sudah bisa diakses secara komersial, sementara direktori restoran dan penginapan segera meluncur dalam waktu dekat. “Akhir Februari ini sudah bisa diakses,” imbuh Joyo.

Indonesia sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia jelas adalah pasar yang sangat menarik pelaku bisnis umrah dan perjalanan ramah muslim. Pada 2018 saja jumlah jemaah umrah asal Indonesia mencapai 1 juta dengan nilai pasar sekitar Rp20 triliun dan diprediksi akan terus bertambah setiap tahun.

Model bisnis

Sebagai marketplace umrah, Travalal bekerja sama dengan agen perjalanan umrah sebagai penyedia jasanya. Joyo menyebut saat ini sudah ada 85 agen perjalanan yang menawarkan paket umrah dengan kisaran Rp18,5 juta hingga Rp40 juta ke atas. Dari setiap transaksi yang terjadi, Travalal mengambil margin keuntungan.

Di samping itu, Travalal menyediakan platform Software as a Service (SaaS) kepada agen perjalanan untuk Sales Data Management, Data User Management, dan pengolahan data lainnya. Menurut Joyo, produk ini dibuat karena sistem yang dipakai agen perjalanan di Indonesia masih terlampau konvensional.

“SaaS ini untuk mengelevasi bisnis mereka agar sistematis dan lebih efisien.”

Melalui sistem manajemen tersebut, ungkap Joyo, agen perjalanan dapat menyuplai informasi yang dibutuhkan oleh pelancong muslim mulai dari paket umrah terbaik, hotel, restoran halal, wifi portabel, tiket transportasi publik. Travalal mewajibkan mitra agen perjalanan mereka berlangganan sistem tersebut.

Target

Dengan model bisnis yang mengedepankan profit, Travalal tetap mencari jalan untuk meraih pendanaan. Joyo menyebut saat ini pihaknya sudah terlibat pembicaraan dengan sejumlah calon investor untuk fase pendanaan awal mereka.

Di samping soal pendanaan, Joyo menargetkan tahun ini Travalal bermitra dengan total 200 agen perjalanan, 4.000 restoran halal, dan 2.000 hotel ramah muslim.

“Sejauh ini belum ada platform untuk Muslim traveler yang selengkap kita di Indonesia. Lagipula untuk marketplace umrah belum ada market leader dan pasarnya masih sangat besar,” pungkas Joyo.