Fnatic Jalin Kerja Sama Eksklusif dengan Platform Streaming Twitch

Platform streaming paling populer di dunia, Twitch, dikenal sering menjalin kerja sama dengan para pemain di ekosistem esports. Beberapa organisasi yang sudah mengikat kontrak dengan anak perusahaan Amazon ini antara lain Team Liquid, Cloud9, dan G2 Esports, semuanya adalah organisasi senior yang disegani. Kini, Twitch menjalin satu lagi kerja sama dengan tim senior, yaitu Fnatic.

Ikatan kerja antara Fnatic dan Twitch mencakup kontrak kerja sama eksklusif untuk siaran gaming, juga penciptaan konten talk show. Artinya mulai saat ini para atlet esports di bawah payung Fnatic hanya akan melakukan streaming di Twitch, tidak di platform lain. Kerja sama ini juga merupakan kolaborasi jangka panjang, namun pihan Fnatic tidak menyebutkan berapa nilai nominal kontraknya.

Fnatic memiliki sejumlah tim esports yang mencakup beberapa game, termasuk di antaranya Dota 2, League of Legends, Rainbow Six: Siege, Fortnite, dan lain-lain. Dengan kerja sama ini, Fnatic berharap penggemar dari seluruh game itu bisa mendapatkan hiburan yang lebih kreatif dan inovatif. Selain itu para penggemar juga bisa berinteraksi lebih dekat dengan para pemain profesional, serta berkesempatan memenangkan produk atau giveaway tertentu.

Fnatic - New Jersey
Jersey baru Fnatic yang diumumkan via Twitch | Sumber: Fnatic

“Tak diragukan lagi, Twitch adalah platform terbaik bagi para fans dan player dari sisi gameplay, dan di sinilah sebagian besar fans kami telah berinteraksi dengan konten-konten tersebut. Yang membuat kerja sama ini spesial adalah bahwa kami percaya Fnatic dan Twitch memiliki visi yang sama untuk menghadirkan esports ke setiap rumah lewat bentuk-bentuk konten baru yang memberikan pengalaman menonton luar biasa,” demikian kata Wouter Sleijffers, CEO Fnatic, dilansir dari Inven Global.

Event pertama hasil kerja sama Fnatic dan Twitch sudah diluncurkan pada awal 2019 lalu, berupa acara streaming Legends in Action Live. Acara tersebut disiarkan langsung secara global, di mana Fnatic mengungkap wujud jersey baru mereka yang melibatkan kerja sama besar dengan produsen smartphone OnePlus. Fnatic juga menyajikan acara tanya jawab dan wawancara eksklusif selama dua jam dalam rangka menyambut season baru League of Legends European Championship (LEC).

“Fnatic adalah tim esports legendaris dengan pengikut kuat di antara komunitas Twitch, menjadikan partnership eksklusif ini sangat cocok untuk layanan kami,” ujar Petya Zheleva, Esports Partnership Manager EMEA di Twitch. “Sebagai tempat utama esports yang fokus pada pengalaman streamer dan spectator, kami berencana bekerja secara dekat dengan Fnatic untuk mengembangkan lebih banyak engagement di sekitar konten menarik mereka.”

Selain Legends in Action Live, para pemain Fnatic juga menayangkan siaran streaming secara rutin terhitung mulai tanggal 1 Februari 2019. Di antara streamer itu adalah dua atlet CS:GO Fnatic, JW (Jesper Wecksell) dan KRIMZ (Freddy Johansson). Para penggemar bisa menyaksikannya tayangannya lewat channel Twitch JW, juga menikmati konten-konten lainnya lewat channel Twitch Fnatic.

Sumber: Inven Global, Jesper Wecksell

Twitch Umumkan Game Karaoke Berjudul Twitch Sings

Anda yang kerap mangkal di Twitch pastinya tahu betul bahwa interaksi antar penonton dan streamer merupakan salah satu kunci kesuksesan suatu channel. Membuat penonton terlibat merupakan salah satu cara untuk semakin ‘mengikat’ mereka dengan streamer favoritnya, dan Twitch rupanya sudah menyiapkan cara baru yang sangat menarik.

Namanya Twitch Sings, dan ini pada dasarnya merupakan game karaoke yang dikembangkan oleh Twitch bersama Harmonix, developer di balik game musikal berjudul Rock Band. Twitch mendeskripsikan Twitch Sings sebagai kategori game baru yang benar-benar ditakdirkan untuk medium streaming.

Dalam Twitch Sings, penonton bukan sebatas cheerleader untuk memeriahkan suasana, melainkan komponen esensial dalam game itu sendiri. Selain me-request lagu lewat chat dan memberikan tantangan yang spesifik, penonton juga bisa ikut menyanyi bersama streamer favoritnya, dan ini semua berlangsung secara live sebagaimana mestinya sesi karaoke dijalani.

Dari kacamata sederhana, tidak salah apabila ada yang menganggap Twitch Sings sebagai platform karaoke online. Pada awal peluncurannya nanti, Twitch menjanjikan ratusan lagu pada katalog Twitch Sings.

Untuk sekarang, Twitch Sings baru diuji bersama sejumlah streamer terpilih, sekaligus mereka yang tertarik untuk mendaftar sebagai beta tester. Rencananya, Twitch Sings bakal meluncur secara resmi di PC dan iOS pada tahun ini juga, lalu menyusul selanjutnya ke Android.

Selagi menunggu, Anda bisa melihat video demonstrasi Twitch Sings di bawah ini.

Sumber: SlashGear dan Polygon.

Twitch Diblokir di Tiongkok

Twitch telah melangkah begitu jauh dari saat ketika ia diperkenalkan sebagai spin-off Justin.tv. Banyak hal terjadi pada Twitch dalam kiprahnya selama tujuh tahun ini: kepopularitasannya mendorong sang perusahaan induk mengubah nama jadi Twitch Interactive, kemudian kita semua menjadi saksi bagaimana Amazon memutuskan buat mengakusisinya senilai US$ 970 juta.

Namun ada sebuah kabar buruk bagi para pengguna Twitch, khususnya mereka yang berdomisili di kawasan Tiongkok. Terhitung di minggu ini, platform video on demand dan streaming spesialis konten video game itu tidak lagi bisa diakses oleh user Tiongkok. Tak cuma itu: eksistensi aplikasi mobile-nya pun sudah menghilang dari Apple App Store lokal, padahal kepopuleran mereka sedang melonjak tinggi di sana.

Dari laporan The Verge, Twitch menempati urutan ketiga aplikasi gratis terpopuler di Tiongkok bulan lalu, dipicu oleh dipertandingkannya turnamen esports di Asian Games 2018. Tepat pada tanggal 27 Agustus silam, total unduhan app mobile Twitch meningkat 23 kali dibanding minggu sebelumnya. Menggunakan Twitch tampaknya merupakan satu dari sedikit cara untuk menonton pertandingan, apalagi Tiongkok memenangkan dua medali emas.

Terhitung di kuartal tiga 2017, Steam tetap menjadi platform video bertema gaming nomor satu di Amerika, menjadi favorit pengguna karena menawarkan keunggulan fitur dibanding YouTube Gaming. Lalu di bulan Mei 2018, Twitch berhasil menghimpun sekitar 2,2 juta broadcaster selama sebulan, dan diakses oleh 15 juta pengguna setiap hari. Rata-rata, ada satu juta user menikmati Twitch secara bersamaan.

Melesatnya Twitch juga didorong oleh meledaknya kepopuleran game fenomenal, salah satunya Fortnite, serta partisipasi para streamer terkenal hingga kalangan selebriti, misalnya Tyler ‘Ninja’ Blevins serta musisi rap Drake. Kedua individu ini berjasa dalam membantu Twitch mencetak rekor stream video paling banyak.

Pemblokiran tersebut tentu saja menuai kehebohan di Tiongkok, dan warganet mengekspresikan ketidaksetujuan mereka secara online. Seorang di antara mereka mengatakan bahwa ditutupnya akses ke Twitch ialah bentuk dari ‘penyerangan terhadap kebebasan berbicara’. Kita tahu, langkah serupa tak hanya berlaku buat Twitch. Pemerintah Tiongkok juga memblokir sejumlah platform media barat yang naik daun di negara itu – misalnya Facebook, YouTube dan Google.

Menariknya, saat ini pemblokiran Twitch belum dilakukan secara merata. Pengguna yang berlokasi di beberapa daerah (misalnya Changchun) masih bisa menyaksikan stream di Twitch, sedangkan user di daerah lain (Liaoning) sama sekali tak dapat mengaksesnya.

Sumber: The Verge & Abacus News.

Call of Duty dan FIFA Menjadi Ujung Tombak Perkembangan eSport di Console

Dipopulerkan di PC, eSport kini bisa Anda temukan hampir di seluruh platform hiburan. Medium terbaru penyajiannya adalah perangkat bergerak berkat meroketnya permainan MOBA dan battle royale. Namun berbeda dari PC dan mobile, pengembangan olahraga elektronik di console betul-betul bergantung dari besarnya komitmen para publisher dan pemilik platform.

Skala eSport di console memang lebih kecil dari PC, namun belakangan ini ia menunjukkan pertumbuhan yang menggembirakan. Tim analis Newzoo melaporkan bahwa ada dua judul yang berjasa mengangkat industri gaming kompetitif console, terutama di empat bulan pertama tahun 2018. Mereka ialah FIFA dan Call of Duty. Peningkatan bukan hanya terjadi pada total hadiah turnamen, tapi juga pada jumlah pemirsa.

Untuk memahami tingginya kenaikan minat khalayak terhadap eSport console, mari kita lihat pencapaian FIFA 18. Di bulan April 2018, permainan sepak bola punya EA tersebut berhasil naik 20 peringkat dan sukses mengamankan tempat di urutan 10 game eSport yang paling banyak ditonton di Twitch. Di periode yang sama, total hadiah turnamen permainan di console mencapai US$ 2,5 juta – dua kali lipat dibanding kuartal pertama 2017.

newzoo 2

Sejak Januari hingga April 2018, para user Twitch menghabiskan waktu 14,1 juta jam buat menyaksikan acara-acara kompetisi game ‘besar’ console (yakni turnamen dengan hadiah US$ 5.000 ke atas). Angka tersebut menandai pertumbuhan sebesar 95,5 persen dari momen yang sama di tahun lalu. Hal yang paling menarik dari eskalasi ini adalah, tidak ada kenaikan jumlah turnamen secara signifikan: 46 di 2018 dan 43 di 2017.

newzoo 1

Beberapa turnamen yang memberikan kontribusi besar bagi perkembangan eSport console meliputi dua kejuaraan FIFA 18 Ultimate Team Champions Cups, Call of Duty World League, serta Halo World Championship. Ditakar dari banyaknya penonton, Call of Duty memang paling populer, dengan total durasi di 5,8 juta jam. Lalu di urutan kedua ada FIFA 10 di 3,9 juta jam. Jika semuanya diakumulasi, eSport console menyumbang 4,5 persen penonton di Twitch dan YouTube Gaming.

Di sana, para publisher game raksasa-lah yang umumnya jadi penyelenggara turnamen eSport, contohnya Activision, Electronic Arts, Capcom, serta Microsoft. Di luar itu ada organisasi besar seperti MLG dan Evo.

Newzoo juga menyingkap tiga genre permainan favorit berdasarkan jumlah penonton. Pertama adalah fighting (41 persen), kedua shooter (38 persen) dan ketiga ialah olahraga (21 persen). Fighting berhasil merangkul pemirsa paling tinggi karena seperti yang bisa Anda lihat pada tabel di atas, ada banyak judul masuk ke daftar 20 besar game eSport, contohnya Street Fighter V, Super Smash Bros. Melee, Dragon Ball FighterZ dan Tekken 7.

Facebook Uji Fitur Premiere, Kreator Bisa Sajikan Video Rekaman Sebagai Siaran Langsung

Meski kerap diasosiasikan dengan gaming, Twitch punya jasa besar sebagai salah satu pelopor tren live streaming. Maka dari itu tidak heran apabila kompetitornya mengambil inspirasi darinya, seperti yang dilakukan Facebook baru-baru ini.

Fitur yang dijadikan kiblat adalah Twitch Premiere, yang memungkinkan kreator untuk mempublikasikan video yang sudah direkam dan diedit sebelumnya sebagai siaran langsung. Facebook saat ini sedang menguji fitur serupa, yang ternyata juga mereka sebut dengan istilah Premiere.

Jadi yang live sebenarnya bukanlah videonya, melainkan sesi menonton kita, sebab video Premiere juga dilengkapi fitur real-time chat sama seperti video Facebook Live standar. Kalau kata Engadget, pengalamannya kurang lebih sama seperti menonton episode perdana suatu serial TV, hanya saja dalam format online.

Dalam masa pengujiannya ini, Premiere baru bisa dimanfaatkan oleh kreator dalam jumlah terbatas saja, namun Facebook berjanji untuk membuka aksesnya secara lebih luas dalam waktu dekat.

Mengapa ini penting? Salah satu jawabannya adalah Facebook Watch, layanan video orisinil ala televisi yang Facebook luncurkan di AS pada bulan Agustus tahun lalu. Berkat Premiere, studio dan produser video di platform Watch dapat lebih dulu membangun hype sebelum videonya resmi dirilis; entah dengan menyajikan hitung mundur penayangannya, atau dengan mengirimkan notifikasi, yang memang hanya berlaku untuk video live saja.

Sumber: Engadget.

Susul Twitch, Mixer Bakal Hadirkan Fitur untuk Membeli Game Langsung dari Jendela Live Streaming

April tahun lalu, Twitch resmi menjadi platform distribusi video game seperti Steam. Ide yang ditawarkan Twitch ini terbilang menarik karena streamer jadi bisa mendapatkan penghasilan tambahan lewat game yang dibeli oleh penonton melalui channel mereka masing-masing. Persentasenya memang tidak besar, hanya 5%, tapi kalau dikalikan tetap saja lumayan.

Kini, Microsoft mencoba menerapkan langkah serupa pada layanan live streaming interaktifnya, Mixer. Ke depannya, penonton bisa membeli game maupun DLC langsung dari jendela live streaming yang disimaknya. Sekian persen dari nilai transaksinya (tidak ada informasi pasti berapa) akan masuk ke kantong para streamer.

Fitur ini mereka sebut dengan istilah Mixer Direct Purchase dan saat ini sedang dalam masa uji coba. Saat dirilis nanti, game dan DLC yang bisa dibeli adalah yang berasal dari Microsoft Store sendiri, baik game PC maupun Xbox. Tentu saja sudah ada rencana untuk menambahkan katalog game dari platform lain, seperti rute yang diambil oleh Twitch.

Selain Direct Purchase, Mixer juga akan kedatangan fitur untuk memberikan tip (donasi) kepada para streamer langsung dari platform Mixer sendiri, tanpa harus mengandalkan bantuan layanan pihak ketiga. Lalu untuk pengguna Xbox One, mereka nanti dapat men-subscribe ke channel spesifik langsung dari aplikasi Mixer di console tersebut.

Apa yang dilakukan Microsoft ini sejatinya merupakan upaya untuk membantu menyejahterakan komunitas streamer Mixer, memotivasi mereka untuk terus memproduksi konten selagi menjaring lebih banyak penggemar. Di saat yang sama, fitur Direct Purchase bisa menjadi alat untuk mendorong tingkat penjualan game di Microsoft Store.

Sumber: Engadget dan Mixer.

Melatih Kemampuan Prediksi Karyawan ala Twitch

Kegiatan analisis dan prediksi dewasa ini banyak terbantu dengan teknologi. Berbagai jenis layanan disuguhkan untuk membantu proses mengumpulkan, mengolah dan menyajikan data agar mudah dibaca dan dijadikan pertimbangan dalam mengambil keputusan. Namun di samping itu semua prediksi adalah sebuah hal yang komplit. Selain data, prediksi juga mengandalkan dan mempertimbangkan hal-hal yang lain. Seperti yang dilakukan oleh Twitch. Dalam sebuah tulisan diangkat bagaimana para karyawan Twitch dilatih untuk meningkatkan kualitas prediksi.

Prediksi yang baik adalah prediksi yang memiliki landasan. Dalam perusahaan landasan untuk memprediksi adalah data dan rekam jejak. Untuk mendapatkan kualitas prediksi data yang didapat pun harus akurat, setidaknya memiliki data yang lengkap. Budaya prediksi juga harus mulai dikembangkan oleh semua yang terlibat di dalam tim.

Seperti yang dilakukan Twitch misalnya, mereka percaya prediksi yang baik adalah berdasarkan angka-angka. Karena dengan angka-angka mereka dapat membantu para manajer memahami dan angka juga dapat memperjelas keputusan dan membantu tim untuk mengkomunikasikan prioritas yang mereka kerjakan.

Disampaikan Data Scientist Twitch Danny Hernandez pihaknya melakukan pelatihan prediksi untuk hampir semua elemen yang ada di tim. Sekarang posisi seperti product manager, engineers, researchers, business development hingga designer mendapat kesempatan untuk bisa memprediksi lebih baik dengan diadakannya pelatihan dan diberikan kesempatan.

Pertama mereka memberi pelatihan bukan untuk memprediksi masa depan tapi dengan memperkirakan metrik yang sebelumnya. Karena bagi pihak Twitch memahami angka bukan hanya memahami bisnis tetapi juga membantu karyawan untuk memperkirakan rata-rata penonton yang didapat, pertumbuhan penonton dari tahun ke tahun, atau berapa persen yang menonton melalui mobile.

Dari penuturan Danny pihaknya mempertajam perkiraan dengan memberikan interval, yang artinya mereka dapat mengukur perkiraan tertinggi dan terendah. Seperti memberikan interval tertinggi di angka 80% dan terendah di angka 20%.

Selanjutnya setelah semua karyawan memberikan perkiraan mereka dengan interval masing-masing, Twitch menyajikan jawaban yang benar sehingga karyawan mendapatkan umpan balik untuk menyesuaikan perkiraan mereka. Hal ini juga bisa menjadi salah satu acuan untuk melihat apakah karyawan terlalu percaya diri atau kurang percaya diri. Model seperti ini juga bisa mendapatkan wawasan mengenai prioritas yang dimiliki masing-masing karyawan.

pendekatan Twitch pun banyak menemui kendala. Ada tiga kendala yang disebutkan Danny, pertama skeptisme mengenai perkiraan tidak akan ampuh dan prediksi tidak akan akurat, karyawan takut perkiraan dan prediksi mereka disalah artikan oleh manajer dan keyakinan bahwa tidak ada data atau bukti yang cukup untuk membuat prediksi. Perkiraan dan prediksi memang harus diasah dan dilatih karena dalam perkembangannya startup membutuhkan kemampuan prediksi yang cukup baik ditunjang dengan data-data dan insting yang kuat.

Elgato Cam Link Ubah DSLR atau GoPro Jadi Webcam untuk Live Streaming

Anda ingin memulai kiprah sebagai broadcaster di Twitch, tapi bingung ketika dihadapkan dengan sederet pilihan webcam yang ada di pasaran, dan di saat yang sama Anda punya DSLR atau GoPro yang menggangur? Jangan khawatir, Elgato punya solusi yang sangat menarik buat Anda.

Mereka baru saja memperkenalkan produk bernama Cam Link. Perangkat ini pada prinsipnya merupakan dongle HDMI yang bertugas menyambungkan kamera apa saja (DSLR, mirrorless, camcorder, action cam) yang memiliki output HDMI ke port USB 3.0 milik laptop atau PC. Usai tersambung, kamera akan langsung terbaca sebagai webcam standar.

Dari situ pengguna bisa menyiarkan hasil rekaman videonya secara real-time dalam resolusi maksimum 1080p 60 fps dan latency yang sangat minimal. Kompatibel dengan Windows dan macOS, Cam Link mendukung berbagai macam software, mulai dari bikinan Elgato sendiri, OBS sampai layanan seperti YouTube dan tentu saja, Twitch.

Elgato Cam Link

Mengingat Cam Link tersambung langsung ke komputer, semua video yang direkam pun akan langsung disimpan ke hard drive milik PC. Dengan begitu, pengguna tak perlu cemas memory card kameranya tiba-tiba penuh di saat sedang asyik menyiarkan sesi gaming-nya.

Elgato Cam Link saat ini sudah dipasarkan seharga $130. Harganya memang setara webcam baru, tapi setidaknya kamera Anda jadi punya fungsi lain yang sebelumnya belum terbayangkan.

Sumber: Neowin.

Keluar dari Status Beta, Twitch Desktop App Akhirnya Meluncur ke Publik

Setelah dirilis dalam status beta pada bulan Maret lalu, Twitch Desktop App akhirnya meluncur dalam versi final. Aplikasi desktop ini datang sekitar satu bulan setelah Twitch for Mobile lebih dulu dirilis, dan sekarang komunitas penggunanya pun bisa mengakses Twitch dengan fungsionalitas yang lebih lengkap ketimbang melalui browser.

Alasan terbesar untuk mengakses Twitch lewat aplikasi desktop ketimbang versi web-nya adalah fitur voice dan video call. Video call sendiri terkesan sangat penting apalagi mengingat aplikasi chatting Discord yang dicintai kalangan gamer baru-baru ini juga mulai menguji fitur yang sama.

Fitur andalan lain Twitch Desktop App adalah Server, yang memungkinkan komunitas untuk tetap saling terhubung meskipun live stream dari kreator idolanya sudah usai. Twitch tidak lupa menghadirkan fitur Dark Mode, persis seperti yang diunggulkan oleh aplikasi mobile barunya tadi.

Terakhir, Twitch Desktop App juga menjadi rumah baru untuk CurseForge, komunitas modding yang menyimpan segudang mod sekaligus addon untuk gamegame seperti Minecraft, Skyrim, World of Warcraft dan masih banyak lagi. Ribuan mod yang tersedia di CurseForge ini bisa di-install langsung dari Twitch Desktop App.

Twitch Desktop App saat ini sudah tersedia dan bisa diunduh untuk platform Windows maupun macOS.

Sumber: Twitch.

Twitch Bersiap Luncurkan Aplikasi Mobile Baru dengan Fungsi Live Streaming

Sempat disinggung pada akhir tahun lalu, Twitch akhirnya mulai menghadirkan fitur mobile live streaming lewat sebuah aplikasi baru untuk perangkat Android maupun iOS. Berkat aplikasi baru ini, broadcaster hanya memerlukan satu app saja untuk bisa menyiarkan video langsung saat mereka berada jauh dari PC-nya.

Fitur ini sejatinya juga merupakan bagian dari upaya Twitch dalam mewujudkan visinya menjadi platform live streaming untuk kalangan mainstream, bukan hanya komunitas gamer saja. Sebelumnya mereka telah meluncurkan kategori baru, yakni IRL (In Real Life), yang mengemas semua video non-gaming, termasuk vlog harian.

Live streaming langsung dari ponsel dan tanpa software tambahan tentunya akan membantu menambah jumlah konten dalam kategori IRL tersebut. Broadcaster pun jadi tak perlu menunggu hingga tiba di rumah untuk bisa memberikan update kepada para follower-nya.

Selain fungsi live streaming, aplikasi ini juga akan kebagian jatah fitur Pulse, yang boleh dikatakan sebagai Facebook di dalam Twitch. Tampilan antarmukanya juga lebih mudah dinavigasikan ketimbang aplikasi Twitch Mobile yang lama, tidak ketinggalan juga fitur dark mode untuk sesi menonton di malam hari.

Aplikasi Twitch baru untuk Android dan iOS ini dijadwalkan meluncur dalam dua minggu ke depan mulai awal bulan Juli ini.

Sumber: Engadget.