Twitter Downtime : Amazon Tolak Bertanggung Jawab

Sejak hari minggu kemarin, pengguna Twitter nampaknya agak kesal dengan hilangnya tampilan avatar mereka di Twitter dan juga hilangnya beberapa DM yang mereka kirim (tentunya disertai dengan Fail Whale). Pengguna-pun dengan sigap langsung melirik ke Amazon, dimana avatar Twitter di-host di Amazon S3 dan diduga Amazon-lah yang sedang mengalami downtime. Selain avatar, Amazon S3 juga menyimpan background pictures, dan juga backup tambahan.

Namun Amazon melalui perwakilannya Kay Kinton menolak dihubungkan dengan downtime yang terjadi di twitter dengan menyatakan bahwa Amazon Web Services sedang dalam kondisi prima dan sama sekali tidak berhubungan dengan hilangnya beberapa avatar pengguna Twitter. Berbekal bukti report status di dashboard Amazon Web Service, Kay Kinton menunjukkan bahwa tidak terlihat adanya masalah dengan S3 ataupun layanan Amazon lainnya. Dan melalui sebuah blog post, Biz Stone juga tidak menyebutkan adanya keterlibatan Amazon Web Service di downtime Twitter.

Selain itu juga Twitter memiliki hubungan kerjasama dengan CEO Amazon Jeff Bezos, yang merupakan investor pribadi di layanan microblogging Twitter.

Google Akuisisi Twitter??

Sebuah drama menarik yang sedang panas dibicarakan di dunia maya, Google, sang raksasa internet berencana untuk mengakuisisi Twitter. Twitter yang bernilai (kurang lebih) 250 Juta dollar ini dikabarkan sedang memasuki tahap akhir mengenai proses akuisisi dengan Google. Ingat berita bahwa Facebook ingin mengakuisisi Twitter? Namun pembayaran sebesar 500 juta dollar itu dilakukan menggunakan saham Facebook yang waktu itu dianggap overvalued. Sekarang nampaknya proses Twitter + Google ini bisa berjalan mulus mengingat Evan Williams dan Biz Stone juga pernah menjual Blogger ke Google 5 tahun lalu, walaupun ada kemungkinan yang sama besar mereka akan menolak menjual Twitter ke Google. Tidak lama setelah menjual Blogger ke Google (Evan & Biz otomatis bekerja untuk Google) duo entrepreneur ini meninggalkan Google untuk membangun Obvious Inc (cikal bakal twitter).

Apa saja sih keuntungan bagi Google jika berhasil mengakuisisi Twitter? Salah satu keunggulan dari twitter (yang belum ada saingannya) adalah para Real Time Search Engine yang dimilikinya. Bayangkan berita dari seluruh penjuru dunia bisa sampai hanya dalam hitungan detik saja. Jika digabungkan dengan comprehensive search engine milik Google, maka bayangkan saja betapa kuatnya Google.com itu.

Lalu untungnya apa untuk twitter? Nah inilah pertanyaan yang paling tricky. Google memang dikenal sebagai perusahaan yang dinamis dan modern, namun baik Evan dan Biz pernah merasakan bekerja di Google dan tampaknya jelas kalau mereka tidak terlalu menyukainya.

Kalau anda di posisi Twitter, apakah anda mau diakuisisi oleh Google? Hayo kita tebak-tebakan 🙂

hat tip: edo sp. And salute to Ivan yang sudah berhasil meramal hal ini.. ketik REG IVAN untuk update ramalam tech-news dan akuisisi.hihihi 😀

Iklan Teks di Twitter?

Ada yang berbeda dengan halaman web Twitter pagi ini, mungkin tidak terlalu terlihat mencolok namun jelas terdapat perbedaan. Sekarang di halaman home web Twitter, dibawah lokasi Following/Followers/Updates terdapat block link, dalam kasus saya berupa tulisan “Widget”. Memang sih, link widget ini nantinya masuk ke salah satu halaman lain di Twitter yaitu halaman widget namun sepertinya hal ini membuka sebuah peluang baru untuk Twitter.

Kesulitan monetizing yang dihadapi Twitter, meskipun memiliki basis pengguna yang sangat besar, seperti memaksa Twitter untuk bekerja keras mencari peluang mendatangkan revenue. Iklan di website Twitter merupakan pilihan yang banyak disarankan, karena sebenarnya kebanyakan pengguna Twitter menggunakan aplikasi third party via API Twitter. Tentu saja tidak terlalu mengganggu bukan? Dan saya pribadi-pun tidak keberatan ada iklan di web Twitter selama tidak terlalu mengganggu.

Twitter Search Sudah Live!

Hari ini rupanya Twitter telah mengintegrasikan Search di situs utama Twitter setelah selama ini berada terpisah dari halaman home Twitter. Tampilannya memang tak banyak berubah namun setidaknya fitur search ini sudah cukup mapan untuk bisa diakses langsung dari halaman home. Info yang dihasilkan pun sepertinya tidak terlalu berbeda dengan Search yang sebelumnya hanya sekarang di bagian sidebar kanan ditambahkan section “Featured user” yang sepertinya cukup jelas menjadi salah satu model bisnis untuk Twitter.

Satu lagi pending task dari tim Twitter yang bisa dicoret, dan sekarang seharusnya mereka sudah mulai fokus untuk mengembangkan Groups sebagai salah satu fitur yang paling diinginkan pengguna Twitter.

Facebook Re-design

Facebook kemarin mengumumkan akan adanya perubahan tampilan pada homepage, profile page, dan stream activity. Dari screenshot yang dirilis Facebook, bisa langsung terlihat layout activity stream vertikal yang mirip seperti Twitter atau Friendfeed. Interpretasi inilah yang kemudian menarik banyak pihak menarik kesimpulan bahwa Facebook ingin membawa Twitter-experience ke Facebook. Sistem lifestream Twitter yang berputar sangat cepat dalam hitungan detik ini rupanya menarik perhatian Facebook dan ingin mengimplementasikan hal yang serupa di Facebook. Kalau di Twitter ada tag question “What are you doing?“, di Koprol ada “What’s happening over there?“, maka sekarang di Facebook digunakan “What’s on your mind?“. Saya bukan ahli design, tapi tak bisa disangkal ada banyak sekali kemiripan antara design Facebook yang baru dengan Twitter, dan Friendfeed.

Banyak pihak juga yang meng-highlight kegagalan Facebook mengakuisisi Twitter dan keputusasaan itu tertuang jelas di design Facebook yang baru. Message Broadcasting yang sangat diunggulkan di Twitter sekarang akan diujicobakan di Facebook, apakah kira-kira bisa terimplementasi dengan baik? Karena sejauh pengamatan saya, pengguna Facebook banyak yang tidak tertarik menggunakan Twitter karena hanya terbatas di fitur status updates saja. Apa yang terjadi ketika Facebook mulai memfokuskan pada konten feed dan lifestream? Satu ha yang pasti, mengubah kebiasaan pengguna merupakan hal yang hampir mustahil. Pengguna ada ujung tombok yang akan mengubah penyedia layanan, bukan sebaliknya.

Diluar dari sisi design, Facebook juga dikabarkan akan menghapus batasan 5000 teman untuk tiap anggota meskipun terdengar rumor bahwa batasan itu tetap ada namun bertambah menjadi 25.000 orang. Meskipun begitu, rumor ini belum dapat dikonfirmasi.

Google Twitter Search

Ingin mencari update status Twitter anda di Google? Search engine add-on khusus untuk Twitter mungkin bisa menjadi solusi untuk anda. Search Engine add-on ini dikembangkan oleh Steve Rubel dan sudah bisa langsung efektif digunakan. Silahkan lihat homepagenya di sini.

Hasil pencariannya pun terbilang akurat, namun sayangnya tidak diurutkan berdasarkan waktu terbaru.

[Video] Interview on CEOs

Tertarik dengan bagaimana para CEO dari web company besar? Bagaimana strategi mereka mulai dari Marketing, Community Management, Branding, sampai dengan metode revenue dan monetisasi. Berikut video-video interview dengan CEO dari Digg, Twitter, Amazon, NetFlix, dan Mozilla.

Semoga video-video ini bisa bermanfaat untuk anda, terutama untuk anda yang berbisnis di bidang web dan komunitas internet.

CEO Digg, Jay Adelson

CEO Twitter, Evan Williams

CEO Amazon, Jeff Bezos

CEO NetFlix, Reed Hastings

CEO Google, Eric Schmidt

John Lilly, the new CEO of Mozilla

Startup2Startup from Adaptive Path

Mari Kita Koprol

Kata siapa Indonesia tidak punya produk jejaring sosial berbasis lokasi? Ya, memang kemarin-kemarin belum ada namun Satya Witoelar mengubah semua itu. Koprol, demikian nama yang dipilih oleh Satya dan Fajar untuk aplikasi Location-based social networking lokal (microblogging) yang masih dalam versi beta ini. Meskipun masih dalam versi beta, rupanya tidak mencegahnya untuk memberikan buzz dengan skala nasional. Tidak tanggung-tanggung, Koprol langsung diliput oleh MetroTV dalam sesi Hot Topics mengenai jejaring sosial di Indonesia.

Beberapa hari yang lalu Satya mengundang saya ke markasnya di bilangan Fatmawati untuk berdiskusi mengenai social networking yang juga ternyata diliput oleh MetroTV sebagai bagian dari acara mereka. Dalam diskusi ini pun Satya dan Fajar memperkenalkan saya ke Koprol dan juga memberi saya invitation untuk menggunakannya. Saya pun sempat mencobanya dan langsung kagum dengan konsep yang memang selama ini sudah saya nantikan. Saya pribadi agak iri melihat Dopplr, ataupun Brightkite yang belum mampu mendukung tempat-tempat di Indonesia namun sekarang Koprol sudah menutupi kekurangan tersebut.

Koprol adalah sebuah situs jejaring sosial yang bisa dibilang gabungan antara Twitter, Plurk, dan Brightkite. Lifestream model seperti Twitter, Sistem komentar seperti Plurk, dan berbasis lokasi seperti Brightkite. Dalam perbincangan dengan Satya dan Fajar ( Founder Koprol ), target audience yang diincar memang tidak terlalu besar yaitu kalangan muda yang mobile dan tak lepas dari internet yang mobile pula. Para pengguna smartphone atau mobile internet device lainnya juga diincar untuk menggunakan Koprol dan Koprol ingin lebih dari sekedar trend blogger/plurker melainkan untuk menarik para pengguna situs jejaring sosial asing seperti Facebook dan Friendster.

Di Koprol ini, anda bisa check-in di lokasi tertentu (mis:Klender) lalu anda bisa melakukan posting status dan posting foto di lokasi anda tersebut. Yang menarik adalah melalui Koprol ini, anda dapat melihat siapa saja pengguna koprol yang juga sedang check-in di daerah yang sama dengan anda, sisanya ya terserah anda 🙂

Satu kelebihan yang ada di Koprol adalah anda bisa me-review lokasi-lokasi yang anda kunjungi. Tentunya tidak hanya terbatas hanya pada restoran, kafe, mal, dll melainkan juga kota, public places, dan lain-lain. Akan tetapi hal ini juga merupakan salah satu kelemahan yang masih ada di Koprol, dimana database tempat-tempat masih belum terlalu banyak namun demikian anda bisa membantu dengan men-submit tempat-tempat yang anda sering kunjungi melalui form feedback.

Hari minggu siang pun Koprol langsung melepas invite koprol ke para pengguna yang diberikan masing-masing 5 invite untuk dibagikan. Alhasil, teman-teman dari Plurk dan Twitter pun berdatangan ke Koprol dan langsung menggunakannya dan menguak beberapa bug yang tampak. Inilah gunanya ada label BETA version dan mendatangkan pengguna berdasarkan invitation, sehingga bug yang ada bisa langsung diperbaiki dan tidak terlalu mengecewakan pengguna (yang masih terbatas). Tak sampai disitu, gelombang pengunjung yang banyak secara tiba-tiba juga bahkan membuat server Koprol kewalahan dan sempat lambat untuk di-load. Namun beberapa saat kemudian akses sudah kembali normal dan pengguna sudah dapat ber-koprol dengan normal (??)

Salah satu kelemahan yang masih menjadi perdebatan mengenai location-based social networking yang juga menimpa Google Latitude, Brightkite, dan lain-lain adalah mengenai isu privasi. Google Latitude sampai sekarang tetap merupakan produk yang terbaik dalam mengkombinasikan fungsionalitas berbasis lokasi dan juga membentengin pengguna dengan setting privasi yang fleksibel dan mudah digunakan. Untuk Koprol sendiri, berhubung masih dalam tahap pengembangan maka fitur ini belum bisa digunakan namun akan segera di-rilis.

Dari sisi bisnis, saya pikir dengan konsep seperti ini Koprol sudah membuka banyak sekali peluang bisnis yang tentunya mendatangkan revenue untuk Koprol. Sepertinya Koprol tidak perlu bersusah-payah memikirkan strategi bisnis yang tepat karena jalan sudah terbuka sejak awal ketika ada interaksi antara pengguna, lokasi, dan juga review. Saya pribadi sangat optimis kalo Koprol bisa tetap berdiri kokoh dengan basis pengguna yang besar dan tetap sukses dari segi finansial.

Btw, saya masih punya 3 invite.. ada yang mau?

**UPDATE**

Masih ada 15 invite lagi, yang mau monggo komen 😉

Don’t Click

Wah! Barusan fenomena “Don’t Click” ini menghebohkan dunia per-Twitteran. Bayangkan, jutaan pengguna Twitter tertipu dengan viral message Don’t Click ini dengan rate kecepatan 2071 korban baru dalam 1 menit. Hampir semua orang dalam timeline saya terkena virus ini. Ya sebenarnya kata ‘virus’ ini hanya dalam konteks penyebaran diri yang sangat cepat, dan untungnya tidak menimbulkan dampak negatif selain mempermalukan diri sendiri LOL.

Nampaknya ada pengguna yang sedang iseng mencoba-coba kekuatan penyebaran informasi di Twitter, dan ternyata hasilnya memuaskan. Untung isinya hanyalah penyebaran teks biasa, bayangkan kalau isinya ternyata adalah iklan atau lebih buruk lagi : SPAM. Wah, bisa banyak sekali korban yang berjatuhan dan nampaknya dari Twitter sendiri tidak bisa melakukan banyak hal untuk mencegahnya.

Celah keamanan ini disebabkan kurangnya authentifikasi pengguna yang bisa di-hijack cookie Twitternya oleh spammer menggunakan javascript. Untuk lebih jelasnya mungkin nanti Toni Navinot bisa berkomentar.

785 korban baru hanya berselang beberapa detik saja.

Implementasi Twitter OAuth Sudah Dimulai

Hari ini Twitter secara diam-diam merilis Twitter OAuth untuk konsumsi beberapa developer dalam status private Beta. Apakah Twitter OAuth ini? Twitter OAuth adalah sebuah sistem autentifikasi/pengenalan user Twitter untuk menggunakan layanan berbasis Twitter. Contoh mudah, jika anda menggunakan layanan seperti Ping.fm atau HelloTXT atau Twitter-apps apapun maka anda harus memasukkan identitas/kredensial Twitter anda (user/password). Nah, Twitter OAuth dikembangkan untuk mencegah penggunaan user/password Twitter di tempat lain. Mengingat beberapa kejadian tidak enak yang berhubungan dengan account twitter, maka sepertinya langkah ini merupakan langkah yang tepat untuk menjamin keamanan pengguna.

Sejauh ini sudah ada kurang lebih 150 pengembang yang diberikan akses untuk berpartisipasi dalam pengembangan Twitter OAuth ini. Para pengembang ini nantinya akan mengembangkan aplikasi – aplikasi berbasis Twitter OAuth ini seperti yang terlihat di halaman khusus Twitter OAuth. Di halaman inilah para pengembang juga dapat me-review aplikasi Twitter mereka.

Para khalayak Twitter-pun menyambut hal ini dengan respons positif, karena semoga dengan adanya OAuth ini, pengguna tidak perlu lagi memberikan username/password Twitter mereka ke situs manapun.Hal

Rumor lain menyeruak seputar TweetDeck yang direncanakan dirilis besok. Ada tiga kemungkinan, pertama TweetDeck belum mengaplikasikan OAuth ini dan akan menunda rilisnya hingga diimplementasikan, atau kedua TweetDeck sudah mengaplikasikan OAuth dan menjadi aplikasi Twitter pertama yang menggunakannya. Dan kemungkinan ketiga, TweetDeck belum mengaplikasikannya namun tetap nekat untuk merilisnya besok dan tentunya akan mengecewakan *lumayan* banyak pihak.

sumber:readwriteweb