Fitur TruePlay di Windows 10 Fall Creators Update Ialah Cara Microsoft Memerangi Cheater

Fall Creators Update adalah pembaruan besar keempat untuk Windows 10. Versi finalnya tersedia buat Windows Insider pada tanggal 26 September, dan dirilis ke publik hari Selasa kemarin. Fall Creators Update difokuskan pada banyak aspek di sistem operasi, dari mulai Windows Mixed Reality, upgrade pada app Photos, Edge, Store, keamanan, hingga gaming.

Namun satu hal krusial buat gamer malah belum sempat Microsoft bahas di blog Windows. Kehadiran fitur tersebut diyakini bisa meminimalkan peluang terjadinya kecurangan dalam permainan, terutama di pertandingan-pertandingan kompetitif. Dan akhirnya melalui page terpisah, Microsoft mengungkap dan menjelaskan fungsi dari fitur anti-cheat baru bernama TruePlay.

TruePlay adalah adalah satu set perkakas untuk membantu para developer game memerangi para cheater. Microsoft menjelaskan bahwa permainan-permainan yang memanfaatkannya akan selalu terproteksi, mengurangi peluang adanya eksploitasi. Sebagai tambahan, sebuah sistem di Windows 10 akan mengawasi sesi-sesi gaming tersebut, mencari perilaku tak wajar dan upaya manipulasi – yang umum terjadi di skenario-skenario cheating.

Data-data yang diperoleh sistem akan dikumpulkan. Dan selanjutnya, sistem secara sigap akan mengeluarkan peringatan jika perilaku ini dilakukan berulang kali. Dan demi memastikan privasi gamer tetap terjaga sembari mencegah terjadinya ‘false alarm‘, data-data tersebut hanya diberikan ke developer setelah sistem TruePlay yakin sudah mendeteksi adanya tindak kecurangan.

Buat memudahkan developer, Microsoft menyediakan fitur otomatis agar tidak memerlukan pengawasan secara aktif. TruePlay juga bukanlah sistem ‘block on launch‘, sehingga gamer yang tidak memilih buat mengaktifkannya tetap bisa menikmati permainan tersebut. Developer dipersilakan menentukan sendiri fitur dan konten apa yang bisa diakses oleh pemain jika TruePlay tak menyala.

TruePlay memiliki beberapa fungsi dasar: memonitor apakah game sedang berjalan di mode yang tidak diperkenankan memakai cheat, mengetahui status diperbolehkan atau tidaknya proses pemantauan pada permainan berdasarkan izin dari user, serta mengecek secara konstan kondisi dari sistem anti-cheat.

Melihat dari fungsinya secara keseluruhan, cara kerja TruePlay hampir serupa Valve Anti-Cheat, tapi ia hanya bisa dimanfaatkan oleh game-game berbasis Universal Windows Platform. Langkah ini merupakan satu dari banyak cara yang Microsoft lakukan supaya mereka lebih dominan lagi di ranah PC gaming.

Permainan-permainan yang dikembangkan berbasis UWP sendiri sempat mendapat kritik dari sejumlah  media terkait beragam restriksi teknis, misalnya belum ada dukungan terhadap setup multi-GPU serta software overlay semisal Fraps, hingga sulitnya melakukan modding.

Via PC Gamer.

Demi Windows 10 S, Spotify dan iTunes Bakal Singgah ke Windows Store

Windows 10 S ibaratnya Windows rasa iOS. Kenapa saya bisa bilang begitu? Karena pengguna nantinya cuma bisa meng-install aplikasi dari Windows Store saja. Sifat tertutup inilah yang sejatinya menjadi kunci atas peningkatan performa sekaligus keamanan Windows 10 S.

Kendati demikian, tidak sedikit pihak yang khawatir fungsionalitas Windows 10 S bisa berkurang karena keterbatasan aplikasi. Seperti yang kita tahu, sampai detik ini masih banyak aplikasi esensial yang belum masuk Windows Store, Spotify dan iTunes contohnya.

Kalau yang sesimpel aplikasi streaming musik saja tidak tersedia, bagaimana nasib aplikasi yang lebih kompleks dan dibutuhkan di segmen profesional? Well, Microsoft memastikan hal itu tidak terjadi. Pada event Build tahun ini, ada sejumlah pengumuman penting terkait Windows 10 S.

Yang pertama, Spotify dipastikan bakal tersedia lewat Windows Store. Selanjutnya, iTunes juga bakal singgah di Windows Store sebelum pergantian tahun. iTunes versi UWP (Universal Windows Platform) ini dipastikan punya fitur yang identik seperti versi desktop-nya selama ini, dimana pengguna tetap bisa mengakses layanan Apple Music maupun membeli konten dari iTunes Store.

Untuk aplikasi profesional, ada Autodesk yang berniat menghadirkan software rendering sekaligus 3D game engine mereka, Stingray, ke Windows Store. Sebelum ini, aplikasi menggambar Autodesk SketchBook sudah lebih dulu dibuatkan versi UWP-nya.

Meski secara garis besar Windows 10 S ditujukan buat kalangan pelajar, Microsoft juga tidak mau melupakan kalangan pebisnis. Hal ini terbukti dari niat SAP untuk membawa software Digital Boardroom mereka ke Windows Store mulai bulan ini juga.

Singkat cerita, sejatinya pengguna tidak perlu terlalu khawatir perihal ketersediaan aplikasi itu tadi. Kalau ternyata memang aplikasi yang sangat Anda perlukan tidak tersedia di Windows Store, Anda masih bisa meng-upgrade menjadi Windows 10 Pro dengan biaya sebesar $49.

Sumber: Microsoft.

Microsoft Memiliki Rencana Untuk Meleburkan Xbox One Dengan PC

Beberapa tahun memasuki era console ke-8, Microsoft terlihat mengambil langkah berbeda. Kini banyak judul-judul eksklusif Xbox mulai mereka sajikan di platform PC, dan belum lama kita tahu CEO Satya Nadella mengonfirmasi kedatangan Universal Windows Applications di Xbox One. Ternyata upaya raksasa asal Redmond itu lebih serius dari perkiraan banyak orang.

Dalam acara pers minggu lalu di San Franchisco, head of Xbox Phil Spencer menyampaikan bahwa Universal Windows Platform akan menjadi fokus strategi gaming mereka selanjutnya. Singkatnya, UWP adalah wadah pengembangan konten, memungkinkan aplikasi berjalan di PC, console dan perangkat bergerak. Artinya Microsoft mencoba meleburkan software di PC berbasis Windows dan Xbox. Ke depan, Anda tidak memerlukan console untuk memainkan game-game Xbox terbaru.

Dengan memindahkan model pengembangan ke Universal Windows Platform, aplikasi dapat dioperasikan di sistem yang kompatibel. Hal ini secara drastis mengubah ekosistem console. Sebelumnya, konsumen terdorong membeli console supaya mereka bisa menikmati sejumlah permainan eksklusif. Arahan baru tersebut bukan hanya berpeluang mendongkrak penjualan PC, namun berpotensi mengakhiri sejarah console game tradisional.

Dalam pernyataannya, Spencer mengakui kelemahan terbesar console. Sisi hardware serta software dari platform khusus gaming ini terkunci sejak awal, meminta gamer tetap setia hingga ia tutup usia sementara ekosistem menjadi semakin baik. Kemudian user akan menunggu sistem generasi selanjutnya. Tapi jika perkembangan berjalan sesuai visi Spencer, console akan kian menyerupai PC.

Di skenario tersebut, tidak ada ‘Xbox Two’ karena Xbox One tidak akan ketinggalan zaman. Platform software terpisah dari hardware, sehingga console bisa diperbarui dari waktu-kewaktu, misalnya membubuhkan prosesor maupun kartu grafis. Backward compatibility menjadi makin umum, hardware baru tetap sanggup menjalankan permainan-permainan lawas.

Kemudian karena produsen bisa lebih memfokuskan upaya pada inovasi hardware, maka gamer juga akan mendapatkan banyak terobosan-terobosan baru di console dibanding sebelumnya. Spencer menjelaskan, “Hal tersebut mirip yang kita sering lihat di PC, di mana saya masih dapat menikmati game-game Quake dan Doom lawas, tapi tetap bisa memainkan judul terkini di resolusi 4K.”

Sangat menarik, namun strategi tim Xbox memunculkan banyak pertanyaan, contohnya: Bagaimana upgrade sistem diimplementasikan? Bolehkah kita meng-upgrade-nya sendiri? Lalu bagaimana cara Microsoft menentukan harga sistem yang sudah mempunyai komponen baru? Dan lain sebagainya…

Via CNET. Sumber: The Guardian & Forbes.