Mulai 14 April, Gamer PC Bisa Dapatkan Assassin’s Creed 2 Secara Gratis

Dari sekian banyak game Assassin’s Creed yang sudah dirilis, Origins merupakan favorit saya pribadi. Alasannya simpel: Origins mengubah sejumlah elemen gameplay, menjadikannya lebih mirip action RPG macam The Witcher 3, tapi di saat yang sama juga masih mempertahankan aspek stealth-nya.

Kendati demikian, favorit banyak orang masih Assassin’s Creed 2. Game tahun 2009 yang mengisahkan lakon berdarah Itali, Ezio Auditore, tersebut dicintai karena narasi yang dihadirkannya.

Dibanding game orisinalnya, AC2 tentu juga menghadirkan sejumlah penyempurnaan gameplay. Selain cerita yang begitu mendalam, setting lokasi AC2 di Itali era Renaissance beserta atmosfernya juga sangat menarik untuk dijelajahi.

Assassin's Creed 2

Kabar baiknya, Assassin’s Creed 2 versi PC bisa kita dapatkan secara cuma-cuma mulai 14 April. Ubisoft selaku developer sekaligus publisher-nya memutuskan untuk menggratiskan game itu melalui platform distribusi mereka sendiri, Uplay.

Sekali kita klaim, Assassin’s Creed 2 akan tersedia selamanya di library Uplay kita masing-masing. Pastikan Anda sudah mengunduh client Uplay di PC, lalu klaim game ini pada tanggal 14 April.

Tidak diketahui sampai kapan deal ini bakal berlangsung, tapi lebih amannya kita bisa mengklaimnya di Uplay begitu harganya berubah jadi gratis. Meng-install dan memainkannya boleh menyusul.

Grafiknya sudah pasti terasa agak melempem di tahun 2020 ini, akan tetapi tidak ada ruginya menghabiskan puluhan jam di masa swakarantina ini bersamanya. Buat yang tertarik melanjutkan cerita Ezio Auditore sampai habis, mereka bisa membeli dua game kelanjutannya, Assassin’s Creed Brotherhood dan Assassin’s Creed Revelations, yang mendapat potongan harga.

Sumber: Polygon.

Rainbow Six Siege Pecahkan Rekor Jumlah Pemain di Steam

Ubisoft meluncurkan Rainbow Six Siege pada 2015. Walau sempat mendapatkan kritik dari para pemain pada awal peluncuran, game tersebut kini menjadi salah satu game first-person shooters paling populer. Baru-baru ini, Siege memecahkan rekor baru, yaitu jumlah pemain di Steam. Pada puncaknya, jumlah concurrent player Siege di Steam mencapai 180.463, yang merupakan angka tertinggi sejak game itu diluncurkan. Memang, saat ini, Rainbow Six Siege sedang didiskon di Steam, yang pastinya membuat semakin banyak orang tertarik untuk memainkan game ini.

Menurut data dari Steam, Siege menjadi game dengan jumlah concurrent player tertinggi ke-5 dalam 24 jam belakangan. Empat game lain yang memiliki jumlah concurrent player lebih tinggi antara lain Counter-Strike: Global Offensive (896.092), Dota 2 (647.060), PlayerUnknown’s Battleground (584.139), dan Grand Theft Auto V (228.083). Data dari Steam Charts memang menunjukkan, perlahan tapi pasti, popularitas Siege naik sejak November 2019. Hal ini terlihat dari terus bertambahnya jumlah pemain game itu.

Satu hal yang harus diingat adalah jumlah pemain Siege pasti lebih banyak dari yang terlihat di Steam, karena kebanyakan gamer PC tidak memainkan Siege melalui Steam, tapi melalui Uplay, platform distribusi game milik Ubisoft. Selain itu, data dari Steam juga tidak menghitung pemain yang memainkan Siege di konsol. Menurut Benji-Sales, analis industri game, Rainbow Six Siege merupakan bukti bahwa dukungan jangka panjang dari developer bisa membuat umur game menjadi lebih panjang.

Sejak diluncurkan, Siege memang terus mendapatkan berbagai update, baik berupa operator atau peta baru. Ubisoft juga akan meluncurkan Operation Void Edge dalam waktu dekat, yang akan memberikan pemain dua operator baru untuk dimainkan. Mereka juga meyakinkan bahwa Siege akan bisa dimainkan di konsol generasi berikutnya. Walaupun Siege diluncurkan pada 2015, game itu kini memiliki 50 juta pemain. Esports menjadi salah satu cara Ubisoft untuk meningkatkan jumlah pemain Siege. Ubisoft mengaku, mereka masih akan terus mendukung Siege hingga 10 tahun ke depan.

Sumber: Dot Esports, GameSpot

Ubisoft Luncurkan Rabbids Coding, Game Gratis untuk Belajar Dasar-Dasar Pemrograman

Dewasa ini, ada banyak sekali cara untuk belajar ilmu pemrograman alias coding. Salah satunya adalah melalui video game, seperti yang ditawarkan oleh game terbaru bikinan Ubisoft yang berjudul Rabbids Coding.

Rabbids, bagi yang tidak tahu, merupakan karakter kelinci berwajah konyol yang pertama kali diperkenalkan sebagai antagonis lewat salah satu seri Rayman 12 tahun silam. Di game ini, koloni mamalia menyebalkan itu kembali berulah, kali ini menyerbu International Space Station dan mengacak-acak isinya.

Tugas para pemain adalah mengusir koloni Rabbids tersebut, entah dengan cara mengirimkan instruksi melalui perangkat pengendali pikiran, atau dengan memancing mereka menggunakan sosis. Kurang lebih demikian narasi yang dihadirkan oleh game ini.

Total ada 32 level yang harus diselesaikan, masing-masing dengan menyusun modul coding yang tepat dan sesimpel mungkin. Game ini mengandalkan interface building block yang mudah sekali dipahami. Selesai menyusun instruksi-instruksinya, anak-anak bisa mengujinya selagi mengamati apakah ada langkah yang salah.

Rabbids Coding

Ubisoft bilang bahwa Rabbids Coding dirancang untuk mengajarkan konsep-konsep dasar coding tanpa memerlukan instruksi maupun supervisi dari guru secara konstan. Anak-anak dibebaskan belajar sesuai kapabilitasnya masing-masing. Selama mereka sudah bisa membaca, mereka sudah cukup umur untuk memainkan game ini.

Ubisoft berharap game ini bisa dipakai sebagai salah satu bahan belajar di lingkungan sekolah. Sebagai perusahaan besar yang mempekerjakan kaum developer, Ubisoft punya komitmen untuk membantu menyiapkan generasi mendatang dari game developer, dan itulah yang akhirnya mendorong mereka untuk menciptakan game semacam Rabbids Coding ini.

Kabar terbaiknya, Rabbids Coding saat ini sudah bisa diunduh di PC secara cuma-cuma melalui Uplay. Anda akan diminta masuk menggunakan akun Uplay, jadi bagi yang belum punya, Anda bisa mendaftar terlebih dulu.

Sumber: Ubisoft.

Di E3 2019, Ubisoft Fokus Pada Franchise Game Andalan Sembari Mengekspansi Layanan

Bahkan dengan absennya Sony, E3 2019 tetap terasa seperti ajang di tahun-tahun sebelumnya: meriah, penuh hype, serta diwarnai kejadian tak terlupakan dan tidak bebas dari momen-momen canggung. Saya cukup yakin Anda sudah punya game terfavorit di E3 2019 dan boleh jadi di antaranya ialah Cyberpunk 2077, remake Final Fantasy VII, atau Star Wars Jedi: Fallen Order.

Kecuali bagi fans berat dan pemain setianya, game-game baru Ubisoft memang tidak seheboh permainan-permainan tersebut. Namun kabar gembiranya, publisher asal Perancis ini tetap berhasil memberikan presentasi secara mantap, dengan mencurahkan perhatian pada franchise-franchise andalanya, tapi tentu saja ada beberapa pengumuman permainan baru di panggung mereka.

Di luar itu, Ubisoft fokus memperkaya konten game-game yang sudah ada: For Honor, The Division 2, Rainbow Six Siege, serta menyingkap agenda peluncuran layanan berlangganan baru. Silakan simak rangkuman presentasi Ubisoft di E3 2019.

 

Watch Dogs Legion

Sempat bocor beberapa hari sebelum konferensi pers, Ubisoft akhirnya resmi mengumumkan game ketiga di seri Watch Dogs. Watch Dogs Legion mengambil latar belakang kota London di masa depan, dan seperti biasa, tetap mengedepankan formula open world dan mempersilakan kita untuk berjelajah. Namun ada satu aspek yang membuatnya sangat unik: Legion mempersilakan Anda buat merekrut NPC (non-playable character) dan bermain sebagai mereka.

Yang mengagumkannya lagi, tokoh-tokoh tersebut punya dialog dan latar belakang cerita sendiri. Anda dipersilakan memilih ahli robot, atlet MMA, hingga seorang nenek mantan pembunuh profesional. Fitur ini memang memberikan keleluasaan bermain, tapi perlu diingat bahwa kematian karakter-karakter ini bersifat permanen. Itu artinya, pemain didorong untuk menjaga mereka sebaik-baiknya.

Watch Dogs Legion akan meluncur pada tanggal 6 Maret 2020, dapat dinikmati di PC, Xbox One, PlayStation 4, dan Stadia. Anda juga sudah dipersilakan buat melakukan pre-order, baik edisi standar maupun kolektor.

 

Rainbow Six Siege

Mulai minggu ini, para gamer Rainbow Six Siege sudah bisa menikmati add-on Operation Phantom Sight. Update tersebut memperkenalkan dua operator baru, yaitu Nøkk dan Warden, serta peta Kafe Dostoyevsky yang telah disempurnakan. Selain itu, Ubisoft Montreal juga menerapkan sejumlah modifikasi pada gameplay: sistem Reverse Friendly Fire memperoleh upgrade, begitu pula bagian shop serta playlist Ranked.

 

Brawlhalla

Permainan fighting free-to-play ini akan kedatangan konten-konten bertema serial kartun Adventure Time. Program crossover antara Ubisoft dan Cartoon Network itu menghadirkan Finn, Jake dan Princess Bubblegum sebagai karakter yang dapat dimainkan, mode game Buddy, map ‘Tree Fort’ yang diadaptasi dari Adventure Time, bonus Gold, dan lain-lain.

 

Ghost Recon Breakpoint

Seperti dugaan kita sebelumnya, Ubisoft mengungkap lebih banyak detail terkait sekuel dari Wildlands ini di E3 2019. Di sesi pembuka, presentasi dibawakan oleh aktor Jon Bernthal. Di dalam game, ia berperan jadi tokoh antagonis Kolonel Cole D. Walker, mantan anggota tim Ghost yang disewa oleh Skell Technology untuk memimpin pasukan The Wolves. Selain prajurit musuh, para Ghost juga harus menghadapi drone tempur (hampir mirip Watch Dogs Legion).

Setelah sempat terdengar kabar bahwa Anda akan bermain sendiri tanpa bantuai AI di Breakpoint demi mengedepankan sensasi isolasi, community manager Laura Cordrey akhirnya mengabarkan kembalinya ‘AI squadmates‘. Itu berarti, di mode single-player Anda akan kembali ditemani rekan-rekan yang dikendalikan komputer.

Ghost Recon Breakpoint akan dilepas pada tanggal 4 Oktober 2019 di PC, Stadia, PS4 dan Xbox One. Sebelum momen itu tiba, Ubisoft akan melangsungkan tes beta pada bulan September.

 

Tom Clancy’s Elite Squad

Ubisoft juga sudah menyiapkan sesuatu bagi mereka yang gemar menikmati permainan di perangkat bergerak. Di E3 2019, mereka mengumumkan Elite Squad, game strategi yang dimeriahkan karakter-karakter dari beragam permainan Tom Clancy dan dihidangkan dalam arahan visual low-polygon. Di sana ada Sam Fisher (Splinter Cell), Megan dari The Division, serta Montane dan Caviera dari Rainbow Six.

 

Just Dance 2020

Seperti pendahulunya, permainan ritme versi 2020 ini menantang kita untuk mengikuti gerakan penari virtual, menggunakan controller motion atau smartphone. Just Dance 2020 rencananya akan tersedia di Switch, PlayStation 4, Xbox One dan Google Stadia pada tanggal 4 November. Itu artinya ia adalah permainan pertama di seri ini yang dirilis di platform cloud gaming.

 

For Honor

Sampai tanggal 27 Juni nanti, Ubisoft akan menggelar event in-game Shadows of the Hitokiri. Di sana ada mode Soul Rush baru yang mengadu dua tim untuk memperebutkan soul. Simak trailer-nya di sini.

 

Tom Clancy’s Rainbow Six Quarantine

Rainbow Six Quarantine mungkin boleh dikatakan sebagai permainan di jagat Tom Clancy pertama yang mengedepankan unsur survival horror. Ketika Rainbow Six Siege dititikberatkan pada pengalaman PvP, Quarantine didesain untuk menyuguhkan gameplay kooperatif. Elemen taktis kabarnya tetap dijaga (pengembangan game tetap berbasis Siege), dan di sana Anda bisa bermain bersama dua kawan lain.

Belum ada informasi kapan Rainbow Six Quarantine akan tersedia.

 

Gods & Monsters

Mencoba bermain-main dengan mitos Yunani lebih jauh, tim di belakang Assassin’s Creed terdorong untuk menggarap Gods & Monster, permainan action role-playing open world bertema fantasi. Game mengusung banyak elemen dari Odyssey, tapi terbebas dari latar belakang Assassin’s Creed dan kabarnya dirancang agar lebih mainstream. Anda juga dipersilakan untuk mengustomisasi penampilan karakter utamanya, seorang pemuda bernama Phoenix.

 

Uplay+

Mengikuti langkah Sony, Microsoft dan Electronic Arts, Ubisoft turut mengumumkan layanan berlangganannya sendiri. Sang publisher menamainya Uplay+, akan tersedia di bulan September 2019. Dengan membayarkan uang sebesar US$ 15 per bulan, Anda diberikan akses ke lebih dari 100 permainan, termasuk judul-judul terbaru semisal The Division 2, Assassin’s Creed Odyssey, Watch Dogs Legion, Ghost Recon Break Point, dan Rainbow Six Quarantine, serta permainan-permainan klasik seperti Beyond Good & Evil dan Heroes of Might and Magic.

Fitur Baru Assassin’s Creed Origins Mempersilakan Anda ‘Meretas’ Permainan

Walaupun bukan yang terbaik, Assassin’s Creed Origins merupakan satu dari sedikit game yang sukses menyajikan pengalaman berpetualang di era Mesir Kuno secara apik. Komitmen Ubisoft untuk memperkaya konten pasca-rilis juga perlu diapresiasi. Selain meluncurkan dua DLC premium besar, sang developer telah merilis mode edukatif hasil kerja keras mereka selama bertahun-tahun.

Dan minggu lalu, Ubisoft Montreal kembali melepas satu lagi add-on unik, kali ini dikhususkan untuk para penikmat Assassin’s Creed Origins di Windows PC. Melalui patch ke versi 1.5, mereka memperkenalkan fitur baru bernama Animus Control Panel. Sederhananya, ACP mempersilakan gamer mengatur sendiri pengalaman bermain Assassin’s Creed Unity dengan cara meretas permainan.

Animus Control Panel memberikan gamer paling awam kesempatan buat merasakan pengalaman menjadi modder tanpa adanya resiko merusak permainan. ACP dapat diakses dari opsi sub-menu Play atau di menu Uplay (tekan Shift + F2). Ia memungkinkan kita mengubah tokoh utama, kemampuan fisik mereka, bahkan mengubah hubungan antar-faksi yang ada di era itu – misalnya tentara Ptolemy, pemberontak dan bandit.

ACP bekerja dengan file save yang sudah ada. Jangan cemas Anda merusak progres di sana karena game akan membuat duplikatnya. Setelah itu, Anda tinggal mengutak-atik setting dan menerapkannya. Tentu saja modifikasi tersebut dapat mengubah keseimbangan dunia game dan boleh jadi mengakibatkan efek samping tak terduga. Namun perlu diingat: Anda merupakan penguasa Animus Control Panel. Dan jika berantakan, pemain bisa mengembalikan semuanya ke setting awal.

Fitur ini menyajikan banyak opsi kustomisasi dalam kolom berbeda. Beberapa contohnya meliputi pengaturan tingkat efektivitas serangan, kecepatan berlari, hingga mengubah lamanya perputaran siang dan malam. Ubisoft turut menyediakan preset seperti ‘god mode‘, mode super-sulit yang mewajibkan stealth, serta mode yang membuat dunianya kacau. Saat game tengah berjalan, Anda bisa bermain sebagai karakter selain Bayek.

Produser Jose Araiza menjelaskan bahwa Animus Control Panel dirancang buat memenuhi tipe pemain Assassin’s Creed Origins yang berbeda. Beberapa gamer mungkin merasa permainan ini terlalu lambat dan ingin memberinya bumbu ‘arcade‘; lalu untuk orang seperti saya yang merasa nightmare terlalu mudah, kita dapat mendongrak tingkat kesulitannya lebih jauh lagi.

Animus Control Panel tersaji gratis melalui patch terlepas dari apakah Anda membeli season pass atau tidak. Buat saya, kehadirannya memperpanjang umur permainan, memanggil kembali mereka yang sudah menamatkan Assassin’s Creed Origins untuk menikmatinya lagi dengan ‘rasa’ berbeda.

Razer Game Store Adalah Alternatif Steam Bagi Para Pemburu Hadiah

Di samping Steam, gamer sejatinya tidak kekurangan stok platform distribusi game digital lain, macam Uplay dari Ubisoft, Origin dari EA, sampai GOG.com. Maka dari itu, saya pribadi cukup terkejut ketika mendengar kabar bahwa Razer baru saja meluncurkan platform distribusi mereka sendiri yang diberi nama Razer Game Store.

Razer, seperti yang kita tahu, belum pernah mengembangkan game-nya sendiri; lain halnya dengan Steam, Uplay maupun Origin, yang memang terlahir dari tangan developer game, sehingga kedengarannya wajar apabila mereka hendak menjual game-nya dari tangan pertama. Lalu apa tujuan mereka membuka toko online khusus game-nya sendiri?

Pendekatan yang diambil Razer sedikit berbeda. Mereka sejatinya ingin memanfaatkan platform ini untuk mendongkrak penjualan hardware yang mereka buat. Caranya adalah dengan memberikan penawaran-penawaran menarik kepada konsumen yang membeli game melalui Razer Game Store, semisal voucher potongan harga untuk mouse atau keyboard Razer.

Razer Game Store

Salah satu contohnya, ketika masuk ke seksi “Razer Exclusives”, Anda akan disambut oleh empat game yang akan diganti setiap minggunya. Untuk minggu ini, ada Far Cry 5 (masih gres), Ni No Kuni II, Assassin’s Creed Origins dan Wolfenstein II. Beli salah satu, maka Anda akan langsung mendapat tiga reward yang berbeda: voucher diskon $15 untuk Razer Game Store, voucher diskon $10 untuk pembelian hardware di toko online Razer, serta kesempatan untuk menuai zSilver dua kali lebih banyak.

zSilver sendiri merupakan poin loyalty reward yang bisa diakumulasikan dan ditukarkan dengan beragam hadiah. Ini merupakan bagian dari sistem pembayaran digital bernama zVault yang Razer gagaskan. Selain zSilver, ada juga zGold yang merupakan mata uang digital. Nah, kalau Anda membeli game di Razer Game Store menggunakan zGold, zSilver yang diperoleh akan lebih banyak lagi.

Tampilan situs Razer Game Store / Razer
Tampilan situs Razer Game Store / Razer

Satu hal yang sangat membedakan Razer Game Store dari Steam adalah, punya Razer ini sama sekali tidak merangkap sebagai launcher. Semua game yang dibeli dari Razer Game Store masih harus diakses melalui Steam atau Uplay. Konsumen hanya akan mendapat kode aktivasi produknya di tiap transaksi.

Singkat cerita, ini bukanlah pesaing baru Steam, melainkan hanya toko alternatif bagi mereka yang haus reward, serta para penggemar setia produk-produk Razer. Razer Game Store saat ini sudah bisa diakses di seluruh dunia, hanya saja mata uang yang digunakan masih dolar Amerika, dan belum disesuaikan seperti di Steam.

Sumber: Razer.

Dapatkan Tiga Game Blockbuster Ini Gratis dari Ubisoft

Tidak ada alasan bagi gamer PC dengan mesin gaming mumpuninya untuk tidak menikmati hobi tersebut di musim liburan akhir tahun. Bahkan seandainya mereka sedang tidak memiliki modal buat berbelanja, permainan-permainan gratis sebetulnya tidak sulit ditemukan. Saya tidak ngacu pada judul-judul free-to-play, melainkan game-game berkualitas kelas blockbuster.

Setelah Humble Bundle dan GOG.com menyodorkan gamer dua permainan gratis, kali ini giliran publisher Ubisoft yang membagi-bagikan game mereka secara cuma-cuma. Menariknya, Anda tak hanya mendapatkan satu, namun tiga judul berbeda. Promo bertajuk Holiday Bundle ini merupakan bentuk dari perayaan ‘Happy Playdays’ yang dimulai pada tanggal 18 Desember kemarin.

Tiga permainan yang Anda miliki tersebut meliputi World in Conflict: Complete Edition, Assassin’s Creed IV: Black Flag, dan Watch Dogs. Penawaran ini cuma berlaku buat gamer di PC, disajikan via Uplay. Seperti program serupa dari platform lain, giveaway ini punya jangka waktu, hanya berlangsung hingga hari Sabtu tanggal 23 Desember 2017.

Sedikit perkenalan jika Anda kurang familier dengan ketiga judul tersebut:

  • World in Conflict adalah permainan real-time strategy bertema perang yang di-setting di jagat alternatif ketika pecah Perang Dunia ketiga di tahun 1989. WiC memperoleh banyak penghargaan ketika dirilis di 2007.
  • Assassin’s Creed IV: Black Flag ialah game Assassin’s Creed pertama yang mengusung latar belakang era bajak laut, difokuskan pada aspek penjelajahan di perairan. Ia juga disebut-sebut sebagai salah satu permainan terbaik di seri ini.
  • Watch Dogs sendiri tidak memperoleh respons sehangat dua game sebelumnya. Ia dipuji karena pemanfaatan elemen hacking dalam gameplay, tetapi dikritisi akibat grafis yang tidak sebaik di trailer, buruknya plot, dan adanya masalah teknis.

Di Steam, Assassin’s Creed IV Black Flag dijajakan seharga Rp 270 ribu, sedangkan Watch Dogs dibanderol Rp 360 ribu. Jika berhasil mengamankan kedua game ini, itu berarti Anda sudah menghemat anggaran belanja permainan video sebesar Rp 630 ribu. World in Conflict sendiri tidak tersedia di Steam, saat ini game dijual di GOG.com seharga US$ 2,5 (setelah diskon 75 persen).

Untuk mendapatkan ketiga permainan ini, Anda perlu mendaftarkan diri di layanan distribusi Uplay dan mengunduh software-nya. Selanjutnya, kunjungi page Happy Playdays 2017 Ubisof, dan klik tombol ‘Register for PC’ di masing-masing game. Permainan nantinya dapat diunduh dari bagian library Games di Uplay.

Ubisoft Lagi-Lagi Coba Saingi Steam, Kali Ini Lewat Ubisoft Club

Kesuksesan Steam mendorong publisher kompetitor untuk turut menggarap platform sejenis demi menyainginya, dan beberapa nama mungkin tidak asing lagi di telinga Anda. Di antara mereka, Uplay garapan Ubisoft boleh dikatakan yang memiliki reputasi paling negatif. Tapi Ubisoft menolak buat menyerah, mereka malah meluncurkan sebuah fitur baru di layanannya. Continue reading Ubisoft Lagi-Lagi Coba Saingi Steam, Kali Ini Lewat Ubisoft Club