Laporan MPA: Vidio Miliki Lebih dari 4 Juta Pelanggan Berbayar, Jadi yang Terlaris di Indonesia

Laporan terbaru Media Partner Asia (MPA) bertajuk “Asia Pacific Video & Broadband Industry 2024” menyoroti bahwa industri konten video di Asia Pasifik telah mencapai pendapatan $145 miliar di tahun ini dan diperkirakan akan terus bertumbuh sampai $165 miliar di tahun 2028. Industri video terus mengalami pergeseran signifikan dari TV ke platform online dalam hal konsumsi, keterlibatan, dan monetisasi.

Salah satu bisnis yang terdorong atas tren tersebut adalah SVOD (Subscription Video On-Demand). Dari laporan yang sama, per akhir 2023 ini sejumlah penyedia SVOD yang beroperasi di Indonesia telah mendapatkan jutaan pelanggan berbayar. Menurut MPA, saat ini Vidio memiliki jumlah pelanggan premium terbanyak di Indonesia melebihi 4 juta pengguna orang, disusul Viu, Disney+ Hotstar, dan Netflix.

“Setelah melemah pada Q2 2023, pasar SVOD Indonesia telah pulih dengan permintaan yang lebih berkelanjutan berkat konten olahraga, lokal, dan Korea. Konten olahraga dan lokal tetap menjadi mesin utama bagi Vidio yang telah memimpin pertumbuhan kategori pada Q4 tahun 2023 dan diperkirakan akan tumbuh dengan pesat pada tahun 2024 dengan keseluruhan kategori diperkirakan akan menambah 1,3 – 1,4 juta pelanggan baru pada tahun 2024,” ujar CEO Media Partners Asia Vivek Couto.

Sebelumnya MPA juga merilis laporan pada pertengahan tahun ini, mengindikasikan bahwa ada penurunan derastis pelanggan SVOD yang diakibatkan platform video pendek seperti Tiktok. Asia Tenggara hanya menambahkan 7.000 pelanggan baru SVOD pada paruh pertama 2023. Angka tersebut turun dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar 3,7 juta pelanggan, adapun dibandingkan pada paruh kedua 2022, penurunannya jauh lebih tajam sebesar 7 juta pelanggan baru.

Proposisi nilai Vidio

Capaian Vidio ini menjadi preseden baik, pasalnya menjadi satu-satunya platform yang dikembangkan pelaku bisnis lokal (grup EMTEK) yang mampu bersaing di jajaran ranking atas bersama pemain regional dan global. Data MPA sekaligus memvalidasi, bahwa Vidio menjadi satu-satunya platform OTT lokal yang mematahkan dominasi pemain global dengan jumlah subcriber terbesar di seluruh negara Asia (di luar Tiongkok).

“Keberhasilan Vidio untuk dapat mengalahkan dominasi OTT global dan regional sebagai OTT dengan subscriber terbanyak di Indonesia, merupakan bukti bahwa bangsa Indonesia mampu untuk bersaing dengan pemain kelas dunia, dengan teknologi yang dibangun di dalam negeri dan kemampuan menyajikan ragam konten yang memang sesuai dengan selera masyarakat Indonesia,” ujar CEO Vidio Sutanto Hartono.

Menurut pernyataan yang disampaikan ke DailySocial.id, saat ini demografi pelanggan Vidio terbilang cukup berimbang. Kekuatan konten olahraga banyak didominasi oleh penikmat dari pengguna laki-laki, sementara konten serial drama didominasi audiens perempuan. Sepanjang tahun 2023 ini, Vidio memproduksi 21 judul original series, menjadi yang terbanyak di antara semua pemain OTT yang ada di Indonesia.

Adapun gabungan dari audiens film seri Open BO, Pertaruhan The Series Season 2, dan Merajut Dendam  secara total telah ditonton lebih dari 43 juta kali.

“Vidio berkomitmen menjadi platform OTT yang mengalokasikan investasi terbesar dalam mengembangkan konten lokal sebagai tulang punggung pertumbuhan Vidio ke depan, dan konten lokal ini menjadi pendorong bagi pelanggan untuk terus datang ke platform Vidio. Komitmen ini kami harap bisa turut mendukung pertumbuhan industri konten Indonesia sehingga suatu saat akan mampu untuk menembus pasar internasional,” imbuh Sutanto.

Sebelumnya di awal tahun ini posisi Vidio sempat tertinggal dengan beberapa rivalnya. Mengutip laporan JustWatch, pada Q1 2023 marketshare pasar SVOD lokal dipimpin Netflix dan Disney+ Hotstar dengan masing-masing menggenggam 22%. Sementara Vidio hanya 10%, di bawah iflix+WeTV (16%), dan Viu (12%). Secara umum laporan JustWatch menampilkan lanskap layanan streaming, memeriksa kehadiran pasar, konten, dan keterlibatan pengguna dari berbagai penyedia SVOD.

Strategi mempertahankan pangsa pasar

Industri OTT masih menyimpan potensi besar untuk dikembangkan. Menurut MPA, total pelanggan berbayar OTT per Q3 2023 di Indonesia mencapai 21 juta orang, sementara di Asia Tenggara sebanyak 48 orang. Dengan penetrasi OTT berbayar yang masih di bawah 10% dari populasi, pasar lokal masih terbilang sangat menjanjikan untuk terus dieksplorasi. Sejumlah strategi pun telah direncanakan Vidio untuk mempertahankan pertumbuhan di tahun 2024 mendatang.

Disampaikan, ada dua strategi utama yang terus akan digenjot Vidio guna menghasilkan proposisi nilai yang kuat dalam industri, yakni sebagai berikut:

  • Mempertahankan positioning “home of local original” sebagai OTT di Indonesia yang merilis original series lokal terbanyak.
  • Mempertahankan positioning “home of sports dengan terus menyajikan pertandingan-pertandingan olahraga terbaik; baik lokal maupun internasional.

Tahun 2023 ini, berbagai ajang olahraga unggulan secara live juga ditayangkan oleh Vidio. Mulai pertandingan lokal seperti : BRI Liga 1, Proliga, dan Livoli; hingga ajang internasional seperti Premier League, NBA, UEFA Champions League, Serie A, La Liga, Olimpiade, FIFA World Cup Qatar 2022, dan FIFA U-17 World Cup.

Perusahaan juga terus mengeksplorasi kerja sama strategis bersama para  mitranya, termasuk Grab dan Sinarmas yang belum lama ini turut masuk ke putaran pendanaan senilai Rp633 miliar. Salah satu kerja sama yang sudah berjalan berupa paket bundling Vidio yang tersedia di layanan Grab + OVO dan jaringan grup Sinarmas (Smartfren, MyRepublic, dan Dana).

Application Information Will Show Up Here

Vidio Aims for 30 Million Monthly Active Users to Intensify Additional Content

A video streaming app, Vidio, aims for 30 million monthly active users / MAU during this year. The premium based additional content and partnership with telco become the current priorities to acquire new users.

“We’re sure to exceed 30 million this year, because we’ve reached the milestones when Asian Games at 25 million (MAU). The download rate is unstable, but we’re sure to achieve it when we expand to the new content,” Vidio’s CEO, Sutanto Hartono said, Friday (3/22).

Based on Sutanto’s data, Vidio content has been watched for over 2.1 billion with 12.5 billion minutes total duration during last year.

“Our users are organic, not subscribers. This year we’ll add more partnership with telco.”

Vidio’s Deputy CEO, Hermawan Sutanto added, Vidio’s sport content is considered complete than the other video streaming players. From 21 free to air channel, mostly are sports.

“We can get the first position for sports channel because of last year’s events which mostly exclusive. We can grow into 20 million MAU naturally without any partnership with other telco,” he added.

Vidio has three kinds of services for users. First, there are 21 free-to-air local tv channels accessible for users. They also create in-house TV program live to complete the category.

Second, video on demand (VOD) consists of sinetron, films and series, news, sports, entertainment, music, and others. During September 2018 – February 2019, the most played content is sinetron (26.7%), films and series (17.9%), news (10.9%), sports (10.5%), and entertainment (9.6%).

Last, the subscription content (Vidio Premier) consists of international channels, such as sports, live TV, series, and films. It was launched on November 3rd, 2018. Sutanto’s mouth still sealed regarding Vidio Premier’s achievement.

In order to start the monetizing, Vidio starts to invest much for original content production this year. It’s from the collaboration of two production houses, Sinemart and Screen Play Films.

In addition, he also said Vidio is on process to partner with telco for bundling with data plans. This strategy should acquire more subscriber at a time.

Currently, the subscription fees to enjoy all Vidio content costs Rp30 thousand to Rp50 thousand, or Rp10 thousand per day.

“The OTT challenge is to build the habit for subscribing a content, it doesn’t exist. In the developed countries, this habit is getting formed for the OTT players finally provide valuable content. The serial content is intended for those who want to watch in shorter duration.”


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Vidio Bidik 30 Juta Pengguna Aktif Bulanan, Gencarkan Penambahan Konten

Aplikasi video streaming Vidio menargetkan 30 juta pengguna aktif bulanan (monthly active user / MAU) sepanjang tahun ini. Penambahan konten berbasis premium dan kerja sama dengan operator telekomunikasi menjadi prioritas agar dapat menarik pengguna baru.

“Kami cukup yakin tahun ini bisa tembus di angka 30 juta karena kami sudah sentuh milestone saat Asian Games di angka 25 juta [MAU]. Unduhan aplikasi itu memang naik turun, tapi saat kami mulai ekspansi ke konten-konten baru yakin bisa tembus,” ujar CEO Vidio Sutanto Hartono, Jumat (22/3).

Berdasarkan data yang dipaparkan Sutanto, konten Vidio telah ditonton selama lebih dari 2,1 miliar kali dengan total durasi 12,5 miliar menit sepanjang tahun lalu.

Saat Asian Games 2018 lalu, aplikasi diunduh 60 ribu kali secara rerata tiap harinya.

User kita semua ini hasil dari organik, belum ada yang berbayar. Tahun ini kita mau mulai perbanyak kerja sama dengan telko [operator telekomunikasi -red].”

Deputy CEO Vidio Hermawan Sutanto menambahkan, konten olahraga di Vidio tergolong lengkap dibandingkan pemain video streaming lainnya. Dari 21 tayangan free to air channel, mayoritas adalah tayangan olahraga.

“Kita bisa mendapat posisi pertama untuk tayangan sport karena tahun lalu banyak event-nya dan biasanya ini eksklusif. Kita bisa tumbuh dengan 20 juta MAU itu organik tanpa ada kerja sama tanpa [operator] telko manapun,” kata Hermawan.

Vidio memiliki tiga jenis layanan yang bisa dipilih pengguna. Pertama, ada 21 channel tv lokal free-to-air yang bisa diakses secara gratis oleh pengguna. Vidio juga membuat program TV live secara in house untuk melengkapi kategori.

Kedua, video on demand (VOD) berisi konten sinetron, film dan series, berita, olahraga, entertainment, musik, dan lainnya. Sepanjang September 2018-Februari 2019, konten yang paling banyak ditonton adalah sinetron (26,7%), film dan serial (17,9%), berita (10,9%), olahraga (10,5%), dan hiburan (9,6%).

Terakhir adalah konten berlangganan (bernama Vidio Premier) yang berisi tayangan internasional, baik itu olahraga, live TV, serial, dan film. Layanan ini baru dirilis pada 3 November 2018. Hermawan masih belum mau membeberkan pencapaian Vidio Premier saat ini.

Dalam rangka memulai strategi monetisasi, tahun ini Vidio mulai berinvestasi cukup banyak untuk memproduksi konten serial original. Ini adalah hasil kerja sama dengan dua rumah produksi, yakni Sinemart dan Screen Play Films.

Selain produksi konten original, Hermawan menyebut Vidio tengah memproses kerja sama dengan seluruh operator telekomunikasi untuk bundling dengan paket data. Diharapkan lewat strategi ini dapat menjaring lebih banyak pengguna berbayar secara sekaligus.

Saat ini biaya berlangganan untuk menikmati semua konten di Vidio dibanderol mulai dari Rp30 ribu sampai Rp50 ribu per bulan, atau Rp10 ribu per harinya.

“Tantangan OTT itu adalah membentuk kebiasaan untuk berlangganan setiap menikmati suatu konten, itu yang belum ada. Di negara maju kebiasaan ini mulai terbentuk karena pemain OTT pada akhirnya menyajikan konten yang memberikan value. Konten serial ini kami sengaja sasar untuk menyasar orang yang ingin nonton tapi dengan durasi lebih pendek.”

Application Information Will Show Up Here

Vidio Introduces “Premier” Feature with Exclusive Content

Launched in 2016, Vidio has transformed to be more than just a video platform. At the end of 2018, they create a new innovation for users by launching the Vidio Premier.

Ade Muti Dilapanga, Vidio’s Head of Marketing, said to DailySocial that Vidio Premier is a new feature for premium content, such as football channel airing Premier League, Serie A, La Liga, and others.

“Not only that, Vidio Premier also provide international tv channel, local films, Korean Drama, Hollywood, and so on.”

VOD content to linear channel

Vidio presents the entertainment variant to attract new users, especially those interested in video on demand (VOD) subscription format. Vidio Premier costs around Rp50 thousand per month.

“From VOD to the Linear Channel with various programs, such as sports, entertainment, and kids programs will be available in Vidio Premier,” he said.

In order to enjoy Vidio Premier exclusive programs, users can download the app and choose the Premier sign on the navigation bar. Later, users will be redirected to a specific page. These services are also accessible from the website.

“As a local youth Video Platform, we want to give our best for Indonesian people by providing exclusive and high-quality Premium content,” he concluded.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Vidio Luncurkan Fitur Premier, Hadirkan Konten Eksklusif Berbayar

Sejak diluncurkan pada tahun 2016 lalu, Vidio kini telah bertransformasi menjadi lebih dari sekadar platform video biasa. Akhir tahun 2018 ini, Vidio kembali menghadirkan inovasi baru untuk pelanggan dengan merilis Vidio Premier.

Kepada DailySocial, Head of Marketing Vidio Ade Muti Dilapanga menyebutkan, Vidio Premier adalah fitur terbaru yang menyajikan konten-konten premium seperti kanal sepak bola yang menyiarkan Premier League, Serie A, LaLiga dan lainnya.

“Tidak sampai di situ saja, Vidio Premier juga menyajikan kanal televisi internasional, film lokal, film Korea, Hollywood dan sejenisnya.”

Konten VOD hingga kanal linear

Varian hiburan tersebut sengaja dihadirkan oleh Vidio untuk menarik lebih banyak pengguna baru, khususnya yang berminat dengan format video on demand (VOD) berlangganan. Vidio Premier mengenakan biaya sekitar Rp50 ribu per bulan.

“Dari mulai VOD sampai dengan Linear Channel dengan berbagai program yaitu dari olahraga, hiburan, hingga program khusus untuk anak akan dapat dinikmati di Vidio Premier,” kata Ade.

Bagi pengguna yang ingin menikmati program eksklusif Vidio Premier, bisa mengunduh aplikasinya kemudian memilih tanda Premier pada navigation bar. Selanjutnya pengguna akan diarahkan ke halaman khusus Premier. Layanan tersebut dapat juga diakses dari kanal website.

“Sebagai Video Platform anak bangsa, kami ingin memberikan yang terbaik untuk masyarakat Indonesia dengan cara menyajikan konten Premium eksklusif dan juga berkualitas,” tutup Ade.

Application Information Will Show Up Here