MAXstream, Aplikasi Video Digital Telkomsel Tayangkan Pertandingan Asian Games 2018

Pesta olahraga Asian Games 2018 yang akan digelar di Jakarta dan Palembang sudah didepan mata, yakni tanggal 18 Agustus sampai 2 September. Bagian menarik menurut saya adalah masuknya cabang eSports, meski masih berstatus exhibition match tapi saya yakin memiliki daya tarik tersendiri.

Pertandingan Asian Games 2018 nanti bisa disaksikan kapan dan di mana pun dengan smartphone melalui aplikasi MAXstream. Buat yang belum tau, MAXstream adalah aplikasi video digital dari Telkomsel.

Nonton Pertandingan Asian Games 2018 di MAXstream

maxstream-aplikasi-video-digital-telkomsel-tayangkan-pertandingan-asian-games-2018-1

Operator seluler terbesar di Indonesia dengan jumlah pelanggan lebih dari 178 juta dan memiliki lebih dari 176.000 BTS itu telah memperkuat konten di aplikasi MAXstream dengan menggandeng salah satu anak perusahaan dari EMTEK Group, yaitu Vidio. EMTEK Group sendiri merupakan exclusive broadcast partner untuk Asian Games 2018.

Dengan kerja sama MAXstream dan video, pengguna layanan Telkomsel bisa menikmati tayangan Asian Games 2018 melalui 12 channels live streaming yang tersedia. Termasuk acara pesta pembukaan dan penutupan yang diselenggarakan di stadion utama Gelora Bung Karno, Jakarta.

Nonton Liga Sepakbola Dunia di MAXstream

maxstream-aplikasi-video-digital-telkomsel-tayangkan-pertandingan-asian-games-2018-5

Selain bekerja sama dengan Vidio, Telkomsel juga menggandeng beIN Sports – saluran olahraga global untuk menghadirkan siaran langsung liga sepak bola dunia seperti La Liga (Spanyol), Premier Leagues (Inggris), France Ligue 1 (Perancis), dan Major League Soccer (Amerika Serikat).

Sebenarnya tak cuma sepakbola, beIN Sports juga menyiarkan langsung olahraga lainnya seperti World Rally Championship, World Golf Championship, Davis Cup dan banyak lagi. Tapi, tentunya Anda harus berlangganan untuk menikmati saluran beIN Sports.

Apa itu Aplikasi MAXstream

Televisi berbayar dalam genggaman tangan, itulah MAXstream. Bedanya dengan YouTube atau IGTV adalah kita bisa menikmati konten premium dari beragam saluran video on demand, yakni film layar lebar, serta tayangan dari TV lokal dan juga internasional.

Ada tiga kategori saluran yang bisa dinikmati oleh pengguna MAXstream yaitu free channels, basic channels, dan premium channels.

Free channels bisa diakses gratis oleh pengguna Telkomsel ataupun non-pelanggan Telkomsel, yang terdiri dari saluran TV lokal seperti Net TV, TV One, Kompas TV, Metro TV, ANTV, dan Jak TV.

Sementara, basic channels khusus untuk pengguna Telkomsel saja, terdiri dari saluran internasional seperti Cartoon Network, WB TV, OH!K, Discovery Channel, Discovery Asia, EuroSport, Animal Planet, TLC, Blue Ant Entertainment, dan ZooMoo.

Sedangkan, untuk premium channels hanya tersedia untuk pengguna Telkomsel yang telah beli paket data bulanan, yaitu saluran Nick Jr.

Kita juga bisa menikmati tayangan bioskop dari beragam layanan video on demand dalam satu tempat, meliputi Hooq, Tribe, CatchPlay, Viu, dan Nickelodeon Play – tapi ada biaya tambahan yang dibebankan ke pengguna.

Biaya Langganan Paket Data

maxstream-aplikasi-video-digital-telkomsel-tayangkan-pertandingan-asian-games-2018-1

Karena dari Telkomsel, wajar saja MAXstream bisa dinikmati lebih terjangkau oleh pengguna layanan data Telkomsel.

Anda bisa memilih paket kuota data VideoMAX yang tersedia di aplikasi MAXstream, myTelkomsel dan *363#.

Paket add-on VideoMAX ini tersedia mulai dari Rp10.000 hingga Rp80.000 yang berisi kuota data 2GB hingga 20GB yang berlaku untuk 30 hari.

Kesepakatan Jangka Panjang Emtek dan Blackberry

Hari ini secara resmi CEO KMK Online Adi Sariaatmadja menyampaikan penjelasannya tentang kemitraan jangka panjang Emtek dengan Blackberry. Seperti yang telah diberitakan sebelumnya, bahwa kesepakatan antara BBM dan Emtek bernilai $207,5 juta (sekitar Rp 2,7 triliun) selama 6 tahun ke depan. Berita tersebut kemudian dicoba untuk dikoreksi oleh Adi mewakili Emtek dan juga BBM.

“Pertama ada kesimpangsiuran berita terkait istilah yang digunakan dalam perjanjian tersebut, yang dilaporkan bernilai $207,5 juta untuk jangka waktu enam tahun. Hal tersebut memberi kesan seolah-olah kemitraan ini akan berakhir setelah enam tahun dan tidaklah tepat,” kata Adi dalam rilisnya kepada DailySocial.

Dalam rilis tersebut tidak disebutkan berapa lama kesepakatan waktu antara Blackberry dengan Emtek, namun demikian Adi menegaskan kedua perusahaan melihat kesempatan besar untuk menumbuhkan bisnis konsumen BBM tidak hanya di Indonesia namun juga secara global.

Selain memanfaatkan fitur yang ada dalam channel yang ada, di BBM juga bisa dinikmati konten milik Emtek dengan sumber utama dari Vidio, platform video streaming dan konten milik Emtek.

Hal lain yang juga disinggung oleh Adi Sariaatmadja adalah mengenai kepemilikan 100 persen yang dikabarkan sepenuhnya dimiliki oleh Emtek. Dalam hal ini Adi menegaskan bahwa lisensi untuk perangkat lunak BBM beserta hak milik intelektualnya (IP) memang benar telah dimiliki oleh Emtek, untuk selanjutnya Emtek akan mengoperasikan platform tersebut untuk konsumen di Indonesia, di sisi lain Blackberry juga akan terus mengembangkan melalui BBM Protected.

“Banyak bisnis skala kecil di Indonesia memanfaatkan BBM untuk berkomunikasi dengan pelanggan mereka. Setelah kami menambahkan fitur pembayaran tidak ada yang tidak dapat kami lakukan. BBM saat ini telah menjadi aplikasi lebih berguna bagi merchant offline,” kata Adi.

Melalui KMK Online saat ini telah dibentuk unit konten digital milik Emtek untuk mengoperasikan BBM.

“Kami telah mendirikan sebuah kantor di Toronto agar kami dapat bekerja sama secara intensif dengan Blackberry. Kami juga memiliki tim di Waterloo, Mississauga dan Otawa di Kanada serta Singapura, Jakarta, Uni Emirat dan Afrika Selatan. Jelas bahwa kami tidak akan hengkang hanya setelah beberapa tahun,” kata Adi.

Tentunya masih banyak rencana yang akan diterapkan oleh KMK Online untuk mengembangkan BBM di Indonesia, mulai dari menghubungkan pengguna dengan merchant, mengombinasikan gudang data dan meningkatkan kemampuan kecerdasan artifisial (AI) untuk menyediakan konten BBM bagi pengguna. Namun yang paling penting adalah menciptakan ekosistem mobile yang sempurna.

Ingin Saingi YouTube, Emtek Group Hadirkan Konten Terintegrasi di Vidio

Keseriusan PT. Elang Mahkota Teknologi Tbk (Emtek), melalui anak perusahaannya PT Kreatif Media Karya (KMK), mengembangkan platform video yang terintegrasi, ditunjukkan dengan Vidio. Untuk menyatukan semua konten yang dimiliki Emtek Group, baru-baru ini konten video hingga live streaming dimigrasi langsung ke Vidio.

“Secara resmi semua konten video yang berasal dari Emtek Group tidak lagi kami upload di Youtube namun semua bisa dilihat langsung di Vidio.com. Youtube hanya kami gunakan untuk distribusi saja yang kemudian men-direct pengguna untuk mengunjungi langsung Vidio.com,” kata ‎Senior Vice President Emtek Digital Laode Hartanto kepada DailySocial.

Bukan hanya konten yang dimiliki oleh Emtek Group, semua televisi swasta yang ada di Indonesia bisa menggunakan Vidio untuk menampilkan live streaming dan konten lainnya. Kehadiran Vidio diharapkan bisa menggantikan posisi YouTube yang saat ini masih menjadi platform utama untuk konten dan live streaming.

“Diharapkan nantinya Vidio.com bukan hanya diposisikan sebagai platform milik Emtek Group tapi juga milik Indonesia,” kata Laode.

Terkait dengan pemain OTT lokal lainnya yang menawarkan layanan yang sama seperti Mivo, Laode mengklaim Vidio memiliki perbedaan yang cukup signifikan.

“Perbedaannya adalah ekslusivitas konten. Vidio.com akan memberikan layanan non-subscription base hingga akhir tahun, sementara pemain lainnya harus bayar dan harus registrasi untuk menonton konten dan live streaming yang ada,” kata Laode.

BlackBerry Messenger dan strategi digital Emtek Group

Vidio merupakan platform utama yang nantinya bisa menjadi sumber untuk strategi digital lainnya. Salah satu yang saat ini tengah dikembangkan adalah platform BlackBerry Messenger (BBM) yang baru-baru ini lisensinya dimiliki Emtek Group. Melaui BBM nantinya semua konten live streaming acara televisi di Indonesia bisa dinikmati di channel video BBM.

“Saat ini BBM sudah bertransformasi menjadi platform yang bukan hanya untuk chatting namun channel menarik lainnya, di antaranya adalah channel video yang memanfaatkan platform Vidio.com,” kata Laode.

Strategi lain yang rencananya akan dikembangkan Emtek Group untuk mengoptimalkan BBM adalah dengan memindahkan server yang saat ini berada di Kanada ke Indonesia. Diharapkan pemindahan server ini bisa mempercepat koneksi BBM yang selama ini masih dikeluhkan pengguna.

Kerja sama dengan Spotx

Baru-baru ini Emtek Group melalui KMK juga mengumumkan kerja samanya dengan Spotx, yang merupakan platform video inventory management. Kerja sama ini nantinya akan mengadopsi strategi programmatic video.

“Kerja sama dengan Spotx bukan bagian dari keluarga Emtek. Semuanya murni untuk kepentingan komersial sebagai vendor kerja sama untuk menjual inventory programmatic video,” kata Laode.

Dalam hal ini Spotx berfungsi sebagai re-seller untuk pengelolaan programmatic atau direct video. Programmatic sendiri adalah penjualan dengan metode automation. Diharapkan kerja sama ini bisa memberikan pemahaman dan edukasi kepada pengiklan untuk kemudian memanfaatkan platform Vidio untuk menampilkan iklannya kedalam konten eksklusif milik Emtek Group.

“Vidio.com adalah platform yang digunakan oleh Bintang, Bola, Liputan6 dan konten original Vidio.com. Semua sudah terintegrasi dalam satu platform,” kata Laode.

Dengan menargetkan kalangan millennial, diharapkan Vidio.com bisa menjadi platform pilihan untuk melihat konten original dan live streaming acara televisi dengan menampilkan ragam iklan yang berkualitas.

Application Information Will Show Up Here

Persaingan Stasiun Televisi Merambah ke Platform Streaming Video

Seperti kita ketahui bersama infrastruktur internet di Indonesia terus diupayakan oleh pemerintah dan pihak operator telekomunikasi untuk terus ditingkatkan agar menghasilkan kualitas internet yang baik dengan jangkauan yang luas. Dalam kurun waktu lima tahun terakhir bisa dibilang kecepatan dan kualitas internet Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan.

Dampak nyata terlihat pada konsumsi streaming yang meningkat cukup pesat, baik audio maupun video. Lambat laun pihak televisi pun mulai melirik platform video streaming untuk menempatkan konten-konten siaran mereka. Mulai dari MNC Group dengan MeTube, SCTV Group dengan Vidio dan yang paling baru Net dengan Zulu.

Jika Metube dan Vidio memungkinkan pengguna umum untuk bebas mengunggah video mereka ke platform tersebut, Zulu sementara ini hanya bisa digunakan untuk menikmati konten-konten NET TV yang diunggah ke Zulu. Jika ditelusuri lebih detil, Zulu terlihat masih dalam proses pengembangan. Salah satu contohnya bisa dilihat dari pemberitahuan bahwa aplikasi mobile mereka masih dikembangkan.

Dari segi konsep Zulu memang tampak seperti Netflik, iflix, dan layanan video on demand lainnya. Hanya saja saat ini semua konten yang tersedia di Zulu merupakan konten dari NET TV, lengkap dengan siaran langsungnya.

Sangat menarik melihat para stasiun TV berlomba-lomba untuk meramaikan sektor platform video streaming di tanah air. Persaingan antara stasiun TV sekarang juga merambah sektor platform video, meski untuk Zulu sedikit dengan konsep yang berbeda.

Menurut laporan DailySocial mengenai kebiasaan konsumen online di tahun 2016, lebih dari 32% responden mengakses layanan streaming setiap hari, dengan komposisi konten video sebanyak 52%. Sebuah kebiasaan yang cukup potensial untuk layanan-layanan streaming di Indonesia.

Menarik untuk melihat inovasi ketiganya. Vidio terus menggandeng para kreator video lokal, MeTube terlihat lebih “cantik” ketimbang saat pertama kali diperkenalkan, sementara Zulu yang baru masuk ke gelanggang pasti punya strategi khusus untuk menyeruak.

Hal penting yang menjadi faktor kritis agar sebuah layanan streaming bisa bertahan dan berkembang adalah konten dan teknologi.

Sisi teknologi kaitannya dengan kecepatan akses dan pengalaman pengguna. Bagaimana sebuah layanan tersebut menghasilkan sebuah platform yang mudah diakses dengan kualitas (gambar dan audio) yang baik.

Faktor lain yang tak kalah penting adalah kualitas (isi) konten. Dari ketiganya jelas Zulu yang paling ‘aman’ karena semua kontennya merupakan hasil siaran televisi yang lulus dari sensor KPI. Lain halnya dengan MeTube dan Vidio yang memungkinkan setiap pengguna bisa mengunggah video mereka sendiri. Harus ada sensor internal dari pihak-pihak penyedia platform untuk menjaga dan memastikan setiap video yang berada di platform mereka “aman” untuk ditonton semua kalangan.

Metube, “YouTube” Lokal yang Siap Ramaikan Persaingan Portal Video di Indonesia

Tren layanan video di Indonesia mulai dipandang menjanjikan. Setelah Liputan 6 dan SCTV menghadirkan Vidio, di tahun 2015 MNC Group menyusul dengan Metube. Metube adalah portal video yang memiliki konsep sangat mirip dengan Youtube. Selain menyediakan beberapa akun resmi milik MNC Group, Metube juga memungkinkan pengguna mengunggah videonya sendiri. Continue reading Metube, “YouTube” Lokal yang Siap Ramaikan Persaingan Portal Video di Indonesia

Vidio Siap Jadi Platform Berbagi Video Bercitarasa Lokal

Di tengah terus meningkatnya minat konsumsi konten di ranah digital. Tak dipungkiri, konten bergerak (video) punya peranan penting dalam persebaran konten digital, terlebih pada konten yang bermuatan hiburan. Kondisi seperti ini yang pada akhirnya melahirkan banyak platform video on-demand, seperti halnya dengan situs Vidio yang menawarkan ragam video konten hiburan dengan citarasa lokal.

Perlu diketahui, Vidio merupakan situs baru yang dikembangkan oleh jaringan perusahaan grup Emtek. Perusahaan ini dikenal sebagai induk dari banyak perusahaan yang fokus pada industri penyiaran lokal. Produknya yang telah lama dikenal oleh masyarakat seperti stasiun televisi nasional SCTV dan Indosiar. Dalam ranah digital, Emtek juga memiliki situs e-commerce Lakupon dan portal berita Liputan6. Vidio sendiri adalah pelebaran sayap bisnis terbarunya di ranah digital dengan mengandalkan konten video berbasis user generated content.

Seperti yang sudah disebutkan di awal, platform Vidio dikemas dengan citarasa yang sangat lokal. Hal ini dibuktikannya melalui ragam konten video yang tersaji didominasi oleh banyak acara dan serial tv hiburan populer yang ditayangkan oleh dua stasiun tv milik jaringan Emtek tersebut. Saat ini, konten yang diandalkan berupa episode sinetron dan beberapa variety show yang hingga kini masih merajai rating penonton secara nasional.

Untuk menjelajah ragam video di dalamnya terdapat empat opsi kanal yang tersedia yakni; kanal TV, Sinetron, Musik, dan Reality Show. Bagi Anda yang kini masih sering mengikuti program acara televisi, Anda mungkin akan sangat akrab dengan konten-konten yang terdapat dalam empat kategori ini. Jika ingin menyaksikan jenis video lain, jangan khawatir, Anda juga tetap bisa menyimak ragam video yang diunggah oleh pengguna umum, layaknya platform YouTube dan sejenisnya.

Demi memperkaya konten, Vidio juga memberi keleluasaan kepada pengguna dalam membuat channel terpadunya sendiri. Perlu diperhatikan, dalam membuat channel, pengguna diharuskan untuk membuat akun Liputan6 terlebih dahulu sebelum akhirnya bisa memperoleh akses penuh dalam platform Vidio.

Sejauh penjelajahan singkat saya terhadap situs ini, tak ada hal menarik dan inovatif yang ditawarkan Vidio. Dari segi konten maupun pemanfaatan fitur, Vidio hanya seakan-akan ingin menjadi “YouTube-nya” program acara tv nasional dengan pasar target pasar tertentu.

Peluang baik dalam jangka panjang mungkin akan sulit diraih bagi Vidio jika tetap bertahan dengan konsep dan ketersediaan kontennya saat ini. Mungkin ada baiknya bagi Vidio untuk mencari dan jauh mengembangkan dari konsep yang telah ada agar bisa memperoleh pasar yang niche dan berpotensi mendatangkan minat luas. Padahal, ketersediannya dalam platform mobile web sudah cukup baik untuk bisa menjelajah inovasi lain sebagai salah satu penyedia konten video.

[ilustrasi foto: Shutterstock]

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Avi Tejo Bhaskoro. 

Vidio Siap Jadi Platform Berbagi Video Bercitarasa Lokal

Di tengah terus meningkatnya minat konsumsi konten di ranah digital. Tak dipungkiri, konten bergerak (video) punya peranan penting dalam persebaran konten digital, terlebih pada konten yang bermuatan hiburan. Kondisi seperti ini yang pada akhirnya melahirkan banyak platform video on-demand, seperti halnya dengan situs Vidio yang menawarkan ragam video konten hiburan dengan citarasa lokal. Continue reading Vidio Siap Jadi Platform Berbagi Video Bercitarasa Lokal