LAFC Adakan Turnamen Esports FIFA 20 Bersama Allied Esports

Pandemik virus corona menyebabkan banyak pertandingan olahraga dibatalkan, termasuk Major League Soccer (MLS), liga sepak bola di Amerika Utara. Dibatalkannya pertandingan menyebabkan sejumlah klub sepak bola mengalami masalah finansial. Pasalnya, mereka kehilangan pemasukan yang biasanya mereka dapatkan dari pertandingan. Untuk menggantikan pertandingan yang dibatalkan, Los Angeles Football Club (LAFC) berinisiatif membuat turnamen esports. Tujuannya adalah untuk berinteraksi dengan para fans mereka. Selain itu, mereka juga bisa mempromosikan sponsor mereka ketika mereka menyiarkan pertandingan esports.

LAFC bekerja sama dengan Allied esports untuk menyelenggarakan LAFC Gaming Charity Challenge Series. Turnamen FIFA 20 tersebut akan berisi 10 pertandingan dan disiarkan melalui platform streaming game Twitch. Seperti namanya, turnamen tersebut ditujukan untuk menggalang dana yang akan diberikan pada kegiatan amal terkait COVID-19.

“Musim MLS baru saja dimulai, jadi fans kami sangat haus akan kompetisi,” kata Alex Sale, LAFC Senior Manager of Business Development & Special Projects, seperti dikutip dari The Esports Observer. “Untuk kegiatan online pertama kami, kami mengadakan turnamen FIFA untuk amal.” Dia menjelaskan, proses transisi untuk melakukan kegiatan online dari membuat siaran pertandingan sepak bola offline bukanlah hal yang sulit.

eMLS Tournament Special
MLS menyelenggarakan turnamen esports untuk menggantikan pertandingan yang dibatalkan.

LAFC menyebutkan, siaran online pertama mereka mendapatkan sambutan yang hangat. Di Twitch, siaran tersebut memiliki 264 ribu unique viewers dan jumlah penonton concurrent rata-rata sebanyak 10,3 ribu orang. Melihat kesuksesan ini, mereka berencana untuk mengadakan lebih banyak kegiatan online. Mereka juga akan berusaha untuk menyesuaikan jadwal kegiatan online mereka dengan jadwal MLS.

Sebenarnya, MLS juga memiliki turnamen esports, yaitu eMLS. Turnamen eMLS diikuti oleh 25 peserta yang mewakili klub-klub di liga sepak bola Amerika Utara. LAFC baru saja bergabung dengan liga esports tersebut pada tahun ini. LAFC EVP and CBO Larry Freedman menjelaskan, alasan LAFC tidak langsung mengikuti eMLS ketika turnamen tersebut diselenggarakan adalah karena mereka ingin fokus pada MLS terlebih dulu. Memang, LAFC baru ikut dalam di MLS dalam tiga tahun terakhir.

“Para petinggi kami menganggap esports penting,” kata Freedman. “Esports memungkinkan kami untuk berinteraksi dengan fans dan membuka peluang kerja sama dengan rekan-rekan kami. Bagi kami, pertandingan eMLS sama pentingnya dengan pertandingan sepak bola tradisional, karena pertandingan tersebut memungkinkan kami untuk berinteraksi dengna para fans. Di beberapa kasus, pertandingan esports justru memiliki jangkauan audiens yang lebih luas.”

Freedman mengaku, pada awalnya, dia juga tidak percaya dengan hype atas esports. Dia berkata, “Jika Anda belum masuk ke industri esports, Anda mungkin tidak paham betapa besar dan menguntungkan indsutri tersebut.”

Menurut Freedman, salah satu keuntungan yang LAFC dapat dari keputusan mereka untuk membuat konten esports dan menyiarkannya di Twitch adalah mereka bisa menjangkau lebih banyak penonton. Berbeda dengan pertandingan sepak bola tradisional yang hanya bisa menjangkau penonton di satu negara karena disiarkan di channel televisi lokal, konten esports di Twitch memungkinkan LAFC untuk menjangkau penonton di luar Amerika Serikat. LAFC menyebutkan, konten yang mereka siarkan ditonton oleh masyarakat berbagai negara lain, seperti Kanada, Inggris, Jerman, dan Prancis.

Formula E Juga Gelar Turnamen Esports, Race at Home Challenge

Formula E akan menyelenggarakan turnamen esports berjudul “Race at Home Challenge“. Sama seperti Formula 1 dan NASCAR, alasan Formula E mengadakan turnamen esports adalah untuk menggantikan balapan yang terpaksa dibatalkan karena pandemik virus corona.

Jika dibandingkan dengan Formula 1 atau MotoGP, Formula E cukup terlambat dalam mengambil keputusan untuk menyelenggarakan balapan esports. Seperti yang disebutkan oleh AutoSport, CEO Formula E, Jamie Reigle menjelaskan, “Jika Anda tidak bisa menjadi yang pertama, maka pastikan Anda menawarkan sesuatu yang berbeda. Race at Home Challenge memiliki format yang unik.”

Dalam Race at Home Challenge, ada dua turnamen balapan virtual yang diadakan, yaitu kompetisi yang ditujukan untuk para pembalap profesional dan balapan yang dapat diikuti oleh gamer dan streamer. Selain itu, balapan ini akan menggunakan format battle royale. Jadi, pada akhir putaran, pembalap yang ada di posisi terakhir akan gugur. Peraturan ini akan diberlakukan sampai hanya ada 10 pembalap yang tersisa. Sepuluh peserta itu lalu akan beradu dalam satu putaran untuk menentukan sang pemenang.

formula e esports
Balapan esports Formula E akan gunakan platform rFactor 2. | Sumber: AutoSports

Race at Home Challenge akan dimulai pada 18 April 2020 dan akan berlangsung selama setidaknya 9 minggu. Balapan virtual ini akan diikuti oleh setidaknya 14 pembalap. Beberapa pembalap yang sudah mengonfirmasi kesertaan mereka antara lain pembalap Audi Lucas di Grassi dan Daniel Abt, pembalap BMW Alexander Sims dan Maximilian Guenther, pembalap Mercedes FE Stoffel Vandoorne, serta Mitch Evans yang mewakili Massa dan Jaguar. Selain itu, Antonio Felix Da Costa, pembalap asal Portugis yang mewakili DS Techeetah, juga akan ikut serta.

Sayangnya, ada banyak pembalap yang sudah mengikuti turnamen esports balapan lainnya. Terkait hal ini, Reigle memastikan bahwa jadwal turnamen esports Formula E tidak akan bertabrakan dengan pertandingan balapan virtual lain.

“Saya sangat tertarik untuk dapat kembali bersaing dengan para rival saya, walau saya harus melakukannya dari rumah,” kata Da Costa, menurut laporan Channel News Asia. “Saya telah mencoba simulator yang akan digunakan. Dengan senang hati, saya akan menghadapi berbagai tantangan baru yang ada. Ini justru akan mengasah kemampuan kami.”

Para peserta balapan Race at Home akan menggunakan rFactor 2 simulator software untuk bertanding. Dengan begitu, mereka bisa ikut dalam balapan tanpa harus keluar dari rumah.

Sumber header: Sean O’Kane / The Verge

EA Gelar Turnamen FIFA 20 Stay and Play Cup, Diikuti oleh 20 Atlet Sepak Bola

EA bakal menyelenggarakan turnamen FIFA 20 berjudul Stay and Play Cup. Turnamen tersebut akan diikuti oleh 20 klub Eropa yang diwakili oleh para pesepak bola ternama. Diselenggarakan secara online, Stay and Play Cup akan dimulai pada 15 April 2020. Setiap harinya, akan ada empat pertandingan yang diselenggarakan. Sementara babak semifinal dan final akan diadakan pada hari Minggu, 19 April 2020, menurut laporan Dot Esports.

CEO EA, Andrew Wilson mengatakan bahwa melalui turnamen online ini, EA berharap, mereka akan dapat menyatukan para fans sepak bola. “Kami mengadakan EA Sports FIFA 20 Stay and Play Cup dengan tujuan agar para penggemar sepak bola bisa bersatu. Kami berharap, jutaan fans sepak bola akan bisa kembali menonton dan mendukung klub serta atlet sepak bola favorit dalam turnamen,” kaat Wilson, seperti dikutip dari Inside the Games. “Masing-masing klub akan diwakili oleh pemain yang dipilih.”

Pertandingan Stay and Play Cup akan disiarkan di channel Twitch dan YouTube FIFA milik EA Sports. Selain itu, turnamen tersebut juga akan ditayangkan di sejumlah channel televisi. Di Amerika Serikat, turnamen itu akan disiarkan di ESPN, sementara di Italia, hak siar dipegang oleh Sky Sports, dan di Prancis, ES1 akan menyiarkan turnamen FIFA 20 ini. Selain mengadakan turnamen, EA juga akan memberikan donasi sebesar US$1 juta untuk Coronavirus Relief Fund.

Kebanyakan kegiatan olahraga harus dibatalkan karena pandemik virus corona, termasuk liga sepak bola. Namun, pertandingan esports masih bisa diselenggarakan secara online. Major League Soccer melihat hal ini sebagai kesempatan untuk mengadakan turnamen esports sendiri. Selain itu, juga ada beberapa turnamen FIFA 20 yang diadakan. Keberadaan turnamen esports sepak bola ini diharapkan akan bisa menjadi pengganti pertandingan sepak bola bagi para fans.

Inilah daftar pemain dan klub yang akan ikut serat dalam Stay and Play Cup.

AIK: Nabil Bahoui
Ajax: Sergiño Dest
Atlético Madrid: João Félix
Brondby: Jesper Lindström
Chelsea: Cesar Azpilicueta
Borussia Dortmund: Achraf Hakimi
Djurgården: Jesper Karlström
FC Copenhagen: Mo Daramy
HJK Helsinki: Nikolai Alho
Liverpool: Trent Alexander Arnold
Lyon: Bruno Guimarães
Manchester City: Phil Foden
Olympique de Marseille: Saif Khaoui
Paris Saint-Germain: Juan Bernat
PSV: Mohamed Ihattaren
Real Madrid: Vinicius Jr
Roma: Justin Kluivert
Tottenham: Serge Aurier
Porto: Fábio Silva
Valencia: Manu Vallejo

Saat Karantina, Bisakah Esports Gantikan Pertandingan Sepak Bola?

Pandemik virus corona menyebabkan berbagai kegiatan olahraga, termasuk liga sepak bola, dibatalkan. Pertandingan esports bisa menjadi alternatif untuk mengisi kekosongan yang ada. Salah satu turnamen esports sepak bola pertama yang diselenggarakan setelah virus corona mewabah adalah turnamen Ultimate Quaran-Team yang diadakan oleh klub sepak bola Leyton Orient. Turnamen tersebut mengadu 128 klub sepak bola profesional dari 16 negara dalam game FIFA 20.

Media Manager, Leyton Orient, Luke Lambourne merupakan otak di belakang penyelenggaraan turnamen tersebut. Meskipun begitu, dia mengaku terkejut melihat hangatnya sambutan masyarakat. Salah satu tujuan turnamen ini adalah untuk mengumpulkan dana bantuan bagi klub yang mengalami masalah finansial akibat virus corona.

“Ada beberapa tim besar asal Eropa yang ikut dalam turnamen kami. Manchester City dari Inggris diwakili oleh pemain esports mereka. Selain itu, juga ada beberapa klub Premier League yang turut serta, seperti Watford, Burnley, dan Norwich,” kata Lambourne, seperti dikutip dari Sky Sports. “Dari Eropa, PSV dan AS Roma juga ikut bertanding dalam turnamen ini, bersama dengan beberapa klub dari Prancis. Turnamen FIFA ini bahkan diikuti oleh klub-klub dari Major League Soccer (liga sepak bola Amerika Utara), seperti Orlando City dan DC United.” Pada akhirnya, turnamen Quaran-Team dimenangkan oleh Wolves.

Sepanjang turnamen, Orient menerima sumbangan untuk klub-klub EFL (English Football League) yang mengalami masalah finansial akibat virus corona. Selain itu, mereka juga memberikan donasi pada dua badan amal lainnya. Terkait donasi yang mereka dapatkan, Lambourne berkata, “Kami mendapatkan sumbangan hingga £55,000 (sekitar Rp1,1 miliar). Sebanyak 75 persen dari total donasi kami berikan untuk klub-klub EFL yang mengalami masalah keuangan. Tanpa pertandingan, ada banyak klub sepak bola yang kesulitan untuk bertahan karena tidak mendapatkan pemasukan. Sementara 25 persen dari total donasi diberikan untuk badan amal kesehatan mental dan World Health Organization.”

Turnamen Quaran-Team bukanlah satu-satunya turnamen esports sepak bola yang diadakan. Faktanya, belum lama ini, EA meluncurkan kompetisi bernama “Stay Home, Play Together”. Turnamen tersebut akan mengadu 16 pesepak bola profesoinal dari klub-klub Eropa, seperti Liverpool, Tottenham, dan Real Madrid. Pada kesempatan kali ini, EA juga akan memberikan donasi sebesar US$1 juta (sekitar Rp15,7 miliar) untuk Coronavirus Relief Fund.

Selain turnamen esports FIFA, para fans sepak bola juga bisa menonton pertandingan antara streamer atau pemain profesional melawan atlet sepak bola. Belum lama ini, Ryan Pessoa, yang mewakili Manchester City dalam pertandingan esports, menyiarkan pertandingannya dengan pemain Liverpool, Trent Alexander-Arnold di Twitch.

“Saya tahu Trent sering bermain FIFA di waktu luangnya. Dia memberitahu saya bahwa di Liverpool, dialah yang paling sering bermain game,” ujar Pessoa. Pada akhirnya, Pessoa memang berhasil mengalahkan Trent. Meskipun begitu, Pessoa mengatakan, permainan Trent sangat baik.

esports sepak bola
Marcus Rashford, Trent Alexander-Arnold, dan Lucy Bronze akan ikut serta dalam turnamen FIFA 20. | Sumber: Sky Sports

Apakah Esports Bisa Menggantikan Pertandingan Sepak Bola?

FIFA adalah salah satu game sepak bola yang paling realistik saat ini. Selain itu, di FIFA, Anda juga bisa menemukan klub dan pesepak bola di dunia nyata. “Di esports, kita punya e-Premier League. Jadi, seorang fans klub sepak bola bisa tetap mendukung tim favorit mereka dalam pertandingan esports,” ungkap Pessoa. Dia bercerita, banyak teman-temannya yang kini mulai menyadari betapa menyenangkannya bermain online. “Anda tidak harus bermain dengan orang yang Anda kenal. Anda bisa bermain dengan siapa saja di seluruh dunia dan menjalin pertemanan dengan mereka,” ujarnya.

Sementara itu, Spencer “Huge Gorilla” Ealing, juara FIFA World Championship 2017 yang kini menjadi kreator konten, berkata bahwa game FIFA bisa menjadi hiburan alternatif bagi fans sepak bola yang rindu untuk bermain atau menonton pertandingan sepak bola. Dalam game buatan EA tersebut, seseorang bisa bertanding melawan teman mereka, membangun tim impian di mode Pro Clubs, atau menonton konten buatan para streamer.

Pertandingan esports memang masih bisa diselenggarakan bahkan di tengah pandemik. Meskipun begitu, kompetisi esports sebenarnya juga terkena dampak dari virus corona. Pessoa berkata, kompetisi FIFA musim ini harus ditunda. “Ini sangat mengecewakan karena kebanyakan kompetisi esports sepak bola merupakan acara offline. Kami tidak punya banyak kompetisi yang diadakan secara online. Saya harap, EA akan menemukan cara untuk bisa mengadakan turnamen online,” aku Pessoa.

Sumber header: Goal.com

Musim Ditunda, Liga Sepak Bola Amerika Utara Adakan eMLS Tournament Special

Setelah mengadakan tiga pertandingan dalam musim ini, Major League Soccer harus ditunda karena pandemik virus corona. Alhasil, MLS memutuskan untuk mengadakan turnamen esports. Turnamen yang dinamai eMLS Tournament Special ini akan mengadu 16 tim yang menjadi perwakilan dari klub sepak bola di kawasan Amerika Utara. Masing-masing tim terdiri dari satu atlet sepak bola dan satu pemain FIFA profesional. Beberapa pesepak bola yang ikut serta dalam turnamen ini antara lain Francisco Calvo, Sean Johnson, Aaron Long, Diego Fagundez, dan Nani. Sementara itu, sejumlah pemain esports yang turun dalam turnamen FIFA ini adalah Fiddle, Godfather, Alekzandur, dan FIFA Abe.

eMLS Tournament Special akan dimulai pada 19 April 2020 dan akan berlangsung selama 1 bulan. Setiap minggu, akan ada lima pertandingan yang diselenggarakan. Format turnamen yang digunakan adalah single-elimination. Pertandingan dari turnamen FIFA ini akan diadakan secara online. Dengan begitu, para peserta dapat ikut serta dalam pertandingan dari tempat tinggal mereka masing-masing, menurut laporan Polygon.

Pada hari pertama turnamen, 19 April 2020, Chicago Fire akan bertemu dengan FC Cincinnati sementara Los Angeles FC akan melawan LA Galaxy. Anda bisa melihat jadwal pertandingan eMLS Tournament Special pada gambar di bawah ini.

eMLS Tournament Special
Jadwal pertandingan eMLS Tournament Special. | Sumber: Polygon

Pertandingan dari eMLS Tournament Special akan disiarkan di Fox Sports 1 dan Fox Deportes. Stu Holden, Rachel Bonnetta, dan Rodolfo Landeros akan menjadi komentator pertandingan sementara Mike LaBelle akan menyajikan analisa. Coca-Cola dan PlayStation menjadi presenting partner dari turnamen FIFA ini. Pada akhir pekan, setelah pertandingan disiarkan, MLS WORKS dan Fox Sports akan membuat donasi atas nama klub yang menang untuk Feeding America dan Food Banks Canada, lapor ESPN.

MLS bukanlah liga olahraga pertama yang beralih ke pertandingan esports setelah kompetisi ditunda atau dibatalkan. Major League Baseball juga memutuskan untuk mengadakan kompetisi esports, mengadu perwakilan dari 30 klub baseball dalam game MLB The Show 20. Formula 1 juga memilih untuk menyelenggarakan balapan virtual sebagai pengganti Grand Prix yang dibatalkan. NASCAR juga melakukan hal yang sama. Bekerja sama dengan iRacing, mereka mengadakan eNASCAR Pro Invitational Series, yang juga disiarkan di Fox Sports.

Intel Tunda Intel World Open Karena Corona

Intel mengumumkan bahwa Intel World Open akan ditunda ke tahun 2021. Mengingat Olimpiade Tokyo 2020 juga telah ditunda ke tahun depan, tidak heran jika Intel memutuskan untuk melakukan hal yang sama. Pada awalnya, Intel World Open memang diselenggarakan sebagai ajang pembuka Olimpiade Tokyo 2020. Alasan mengapa kedua ajang bergengsi ini ditunda adalah karena pandemik virus Corona.

Dalam Intel World Open, ada dua game yang akan diadu, yaitu Street Fighter V dan Rocket League. Masing-masing dari game tersebut menawarkan hadiah sebesar US$500 ribu (sekitar Rp7,9 miliar). Awalnya, Intel hendak mengadakan dua babak kualifikasi untuk Intel World Open, yaitu babak kualifikasi online dan kualifikasi LAN yang diadakan di Katowice.

Seharusnya, babak kualifikasi online untuk Intel World Open akan diadakan pada 2 Mei 2020. Sayangnya, masih belum diketahui tanggal penyelenggaraan Intel World Open pada tahun depan. Kemungkinan, turnamen tersebut akan digelar berdekatan dengan Olimpiade.

tunda intel world open
Intel tunda Intel World Open ke tahun 2021. | Sumber: Inven Global

“Karena pandemik COVID-19 (virus corona) di dunia dan ditundanya Olimpiade, kami memutuskan untuk menunda Intel World Open dan babak kualifikasi online yang seharusnya diadakan pada 2 Mei ke tahun depan,” kata Intel melalui akun resmi Twitter mereka, seperti yang disebutkan oleh Dot Esports. “Walaupun kami sangat menanti pertandingan antara para pemain Street Figter 5 dan Rocket League terbaik, kami tetap harus memprioritaskan keselamatan dan kesehatan komunitas.”

Pandemik virus corona memaksa banyak negara untuk menetapkan status lockdown. Selain itu, masyarakat juga dihimbau untuk tidak keluar dari rumah. Ini menyebabkan banyak kegiatan olahraga harus ditunda atau dibatalkan, mulai dari balapan, liga sepak bola, serta NBA. Namun, hal ini juga menjadi kesempatan bagi esports untuk mengisi kekosongan yang ada. Buktinya, ada beberapa kegiatan olahraga yang digantikan oleh pertandingan esports, seperti balapan NASCAR.

Sementara itu, Intel juga mengumumkan bahwa mereka akan memberikan sumbangan sebesar US$50 juta (sekitar Rp793 miliar) untuk mengatasi pandemik virus corona. Dana tersebut akan digunakan untuk riset tentang virus corona, peningkatan layanan kesehatan bagi pasien COVID-19, dan memudahkan akses ke edukasi online.

“Dunia menghadapi tantangan besar dalam mengatasi COVID-19,” kata CEO Intel, Bob Swan, lapor Digital Trends. “Intel berkomitmen untuk membuka akses ke teknologi yang bisa digunakan dalam mengatasi pandemik yang sedang terjadi. Kami juga ingin memudahkan akses ke teknologi baru dan membantu para ilmuwan untuk menemukan cara yang lebih baik dalam menghadapi pandemik di masa depan.”

Di Twitter, Jumlah Percakapan tentang Game Naik 71 Persen

Di Twitter, jumlah percakapan tentang game naik 71 persen dan jumlah pengguna yang membuat tweet tentang game naik 38 persen. Sementara di Amerika Serikat, jumlah kicauan tentang game naik 89 persen dan jumlah pengguna yang membahas game naik 50 persen. Tidak heran jika semakin banyak orang yang membahas tentang game di media sosial. Di tengah pandemi virus corona, yang memaksa banyak negara untuk menetapkan status lockdown atau menghimbau masyarakatnya untuk tetap di rumah, banyak orang yang mengisi waktunya dengan bermain game. Dalam satu bulan belakangan, Steam terus memecahkan rekor jumlah pengguna concurrent. Jumlah pemain dari Counter-Strike: Global Offensive dan Dota 2 juga terus naik.

Selain pandemi virus corona, hal lain yang membuat jumlah kicauan tentang game naik adalah peluncuran Animal Crossing: New Horizons, menurut Forbes. Seperti yang bisa Anda lihat pada grafik di bawah, jumlah tweet tentang game melonjak naik setelah New Horizons diluncurkan. Memang, baik di Amerika Serikat maupun di dunia, New Horizons merupakan game yang paling banyak dibicarakan. Kicauan tentang New Horizons tidak melulu berisi gameplay dari game tersebut, tapi juga tentang kode in-game untuk mengunduh desain buatan pemain lain.

twitter game
Setelah New Horizons diluncurkan, jumlah tweet yang membahas tentang game melonjak naik. | Sumber: Forbes

Secara global, game lain yang paling banyak dibicarakan di Twitter adalah Fate/Grand Order, diikuti oleh Final Fantasy, Ensemble Stars! dan Fortnite. Sementara di Amerika Serikat, game yang paling sering dibicarakan selain game terbaru Animal Crossing adalah Call of Duty, Final Fantasy, Fortnite, dan Fire Emblem. Sementara itu, organisasi esports yang paling banyak dibicarakan adalah FaZe Clan, diikuti oleh G2 Esports, MiBR, Fnatic, lalu Cloud9, lapor The Esports Observer. Negara yang memberikan kontribusi paling besar dalam lonjakan kicauan tentang game ini adalah Jepang, diikuti oleh Amerika Serikat, Korea Selatan, Prancis, dan Spanyol.

Di tengah pandemi virus corona, banyak turnamen olahraga yang dibatalkan dan digantikan dengan turnamen esports, seperti Formula 1 dan NASCAR. Selain itu, atlet basket dan sepak bola profesional juga ikut serta dalam turnamen esports. Biasanya, turnamen esports hanya disiarkan melalui platform streaming game dan media sosial. Namun, kali ini, pertandingan esports juga ditayangkan di channel televisi untuk mengisi kekosongan akibat batalnya berbagai kegiatan olahraga. Misalnya, FOX Sports memutuskan untuk menayangkan keseluruhan balapan eNASCAR iRacing Pro Invitational Series.

Sempat Ditunda Karena Corona, Call of Duty League Kembali Diadakan Pada 10 April 2020

Setelah sempat tertunda akibat pandemik virus corona, Call of Duty League (CDL) akan kembali digelar secara online pada 10-12 April 2020. Liga yang merupakan bagian dari Home Series ini akan berlangsung selama tiga hari. Pada hari pertama, akan diadakan group stage. Sementara babak knockout dan semifinal akan diadakan pada hari kedua, Sabtu, 11 April 2020. Pada hari terakhir, Minggu, 12 April 2020, akan digelar pertandingan final.

“Saya memiliki pengalaman bekerja di NFL selama bertahun-tahun. Saya tahu bagaimana olahraga bisa membuat orang-orang menjadi kembali bersemangat,” kata Johanna Faries, Commissioner, Call of Duty Esports, Activision Blizzard, seperti dikutip dari GamesBeat. “Tidak ada seorang pun yang senang dengan keadaan sekarang. Tapi, inilah kondisi yang harus kita hadapi. Kami bersukur karena Call of Duty League tetap bisa diselenggarakan dan menawarkan pertandingan yang menarik bagi fans yang kini sangat memerlukan hiburan.”

Activision Blizzard baru mulai mengadakan Call of Duty League pada tahun ini. Menggunakan model franchise, CDL diikuti oleh 12 tim dari 4 negara. Sama seperti Overwatch League, CDL menggunakan sistem kandang-tandang. Pada akhir pekan, sebuah tim CDL seharusnya menyelenggarakan turnamen Home Series. Kali ini, Dallas Empire seharusnya menjadi tuan rumah, lapor The Esports Observer. Namun, karena pandemik virus corona, maka Activision Blizzard memutuskan untuk mengadakan semua pertandingan CDL secara online. Mereka juga telah menyesuaikan jadwal dari CDL Home Series tahun ini.

call of duty league corona
Jadwal pertandingan Home Series dari Call of Duty League. | Sumber: Activision Blizzard

Dalam setiap turnamen Home Series, hanya 8 dari 12 tim yang akan berlaga. Kali ini, 8 tim yang ikut serta antara lain Chicago Huntsmen, Dallas Empire, Florida Mutineers, Los Angeles Guerrillas, Minnesota Rokkr, Paris Legion, Seattle Surge dan Toronto Ultra. Di setiap turnamen Home Series, semua tim akan mendapatkan poin berdasarkan performa mereka sepanjang kompetisi. Pada akhir musim, poin yang didapatkan masing-masing tim akan diakumulasikan. Poin ini akan digunakan untuk menentukan tim-tim yang lolos ke CDL Championship.

Meskipun Call of Duty League akhirnya dapat kembali diselenggarakan, ada kekhawatiran bahwa pertandingan tidak akan berjalan lancar. Salah satu masalah yang mungkin terjadi adalah latensi server atau para pemain yang terputus dari server. Masalah ini sempat terjadi dalam pertandingan eksibisi antara London Royal Ravens dan Florida Mutineers serta Paris Legion dan Los Angeles Guerrilas. Untuk mengantisipasi hal ini, Call of Duty League mengatakan bahwa mereka tengah menguji beberapa server baru di Amerika Serikat.

Selain Call of Duty League, Call of Duty Challengers dan City Circuits juga akan digelar secara online. Menurut laporan ESPN, Activision Blizzard juga berencana untuk mengadakan lima turnamen Challengers tambahan. Masing-masing dari turnamen itu akan menawarkan total hadiah sebesar US$50 ribu.

Proyek Cloud Gaming Amazon Tertunda Karena Corona

Amazon sukses masuk ke industri game dengan mengakuisisi platform streaming game, Twitch. Namun, mereka tampaknya tidak puas dengan itu. Perusaahaan e-commerce kini juga berencana untuk meluncurkan beberapa game sendiri serta platform cloud gaming, yang disebut Project Tempo oleh tim internal Amazon. Sayangnya, Amazon tampaknya harus menunda peluncuran platform cloud gaming mereka sampai tahun depan karena pandemi virus corona.

Sekarang, telah ada beberapa perusahaan teknologi besar yang sudah meluncurkan platform cloud gaming, seperti Google dengan Stadia dan NVIDIA dengan GeForce Now. Microsoft juga memiliki proyek serupa yang dinamai Project xCloud. Dikabarkan untuk mengembangkan Project Tempo, Amazon telah menguncurkan dana hingga ratusan juta dollar, menurut laporan Games Industry.

Selain membuat platform cloud gaming, Amazon juga berencana untuk meluncurkan game mereka sendiri. Game pertama yang akan mereka buat adalah game multiplayer sci-fi shooter yang berjudul Crucible. Amazon memercayakan pengembangan game tersebut pada Relentless, studio game-nya sendiri, yang terletak di Seattle. Sayangnya, sama seperti Project Tempo, peluncuran Crucible juga harus ditunda. Pada awalnya, Amazon berencana untuk memperkenalkan game ini pada awal Maret 2020 dan meluncurkannya pada 31 Maret 2020. Namun, Amazon akhirnya menunda waktu peluncurannya ke 14 April sebelum kembali menundanya ke bulan Mei.

New World. | Sumber: Amazon Games via New York Times

New World. | Sumber: Amazon Games via New York Times

“Rencana kami adalah untuk membawa karakteristik terbaik dari Amazon ke dunia game,” kata Mike Frazzini, Vice President for Game Services and Studios, Amazon, menurut laporan New York Times. “Kami telah mengembangkan game cukup lama, tapi membuat game memang proses yang tidak sebentar.”

Crucible bukan satu-satunya game yang ingin Amazon luncurkan. Mereka juga berencana untuk merilis game MMO berjudul New World. Game yang memiliki setting waktu pada abad ke-17 itu dikembangkan oleh studio game Double Helix Games, yang diakuisisi oleh Amazon pada 2014. Studio ini juga tengah mengembangkan game yang didasarkan pada franchise Lord of the Rings. Dengan Crucible dan New World, Amazon menargetkan para hardcore gamers.

Setelah meluncurkan Crucible dan New World pada Mei 2020, Amazon berencana untuk merilis game interaktif di Twitch pada musim panas di Amerika Serikat, yang biasanya berlangsung selama Juni sampai September. Saat ini, jutaan orang menonton streamer bermain game di Twitch. Dengan membuat game interaktif, mereka ingin mendekatkan para streamer dengan audiens mereka. “Kami ingin bisa merealisasikan ide dimana seorang pemain, streamer, dan penonton bisa berinteraksi di lingkungan yang sama di Twitch,” kata Frazzini.

Game-Game yang Peluncurannya Tertunda Akibat Pandemi Corona

Karena wabah COVID-19, pemerintah di sejumlah negara telah menurunkan larangan bagi warganya untuk keluar rumah. Dan demi membantu menyetop penyebaran virus, sejumlah layanan hiburan digital seperti Steam dan Epic Store sudah melepas sejumlah game secara gratis. Namun meski hal ini terdengar menyenangkan, pandemi corona tentu memberi dampak negatif terhadap semua hal – termasuk jadwal rilis permainan.

Anda mungkin sudah mendengar soal deretan game yang peluncurannya terpaksa harus diundur akibat kendala logistik – beberapa di antara mereka sangat dinanti. Lewat artikel ini, saya bermaksud untuk merangkum semua judul yang tanggal rilisnya dipastikan tertunda. Saya menduga, jika wabah corona tak juga mereda, daftar ini akan jadi bertambah panjang.

Berdasarkan pengamatan sementara ini, ada (sekitar) tujuh permainan yang telah dikonfirmasi mengalami penundaan. Ini dia:

 

Final Fantasy VII Remake

Sebagai respons tak terkendalinya penyebaran COVID-19, Square Enix melakukan penyesuaian di sisi distribusi agar remake Final Fantasy VII bisa tetap meluncur di tanggal 10 April 2020 – setidaknya untuk edisi digitalnya. Lewat Twitter, developer mengabarkan bahwa akan ada perubahan di segmen retail yang menyebabkan ketersediaan versi fisik permainan di sejumlah negara jadi terlambat.

 

The Last of Us Part II

Sekuel The Last of Us ini boleh dibilang sebagai game yang terkena dampak pandemi corona terparah. Karena Sony dan Naughty Dog bersikeras untuk merilis game di semua wilayah secara berbarengan, The Last of Us Part II akhirnya ditunda hingga waktu yang belum ditentukan. Kabarnya, status pengerjaan permainan saat ini sudah hampir rampung dan developer sedang memperbaiki bug.

 

Marvel’s Iron Man VR

Pengunduran Iron Man VR diumumkan berbarengan dengan The Last of Us Part II. Awalnya, game dijadwalkan buat dilepas pada tanggal 15 Mei, tapi sekarang tidak diketahui kapan ia akan tersedia. Iron Man VR merupakan judul mandiri, seperti Marvel’s Spider-Man, dengan twist virtual reality. Jagatnya terpisah dari permainan Avengers yang sedang digodok Crystal Dynamics dan Eidos Montreal.

 

Minecraft Dungeons

Spin-off game sandbox dan survival populer ini tadinya akan meluncur di bulan April, namun kemudian dimundurkan ke tanggal 26 Mei 2020. Permainan menyajikan gameplay dungeon crawler dengan konten berkonsep randomly-generated, sehingga pengalaman bermain tiap orang akan berbeda. Anda dapat menikmati Minecraft Dungeons bersama tiga orang kawan via mode multiplayer co-op.

 

The Outer Worlds (Switch)

The Outer Worlds ialah salah satu game role-playing terunik di tahun 2019. Setelah tersedia di PC, PS4 dan Xbox One, Obsidian Entertainment membutuhkan waktu beberapa bulan buat mem-porting game ke Nintendo Switch. Dan karena wabah virus corona, developer memilih untuk mengundur waktu pelepasannya dari tanggal 6 Maret ke 5 Juni 2020.

 

Super Smash Bros. Ultimate DLC

Ada beberapa karakter yang rencananya akan Bandai Namco hadirkan di Super Smash Bros. Ultimate lewat downloadable content, tapi penyediaannya terpaksa ditunda. Developer berjanji untuk merilis para fighter baru itu selambat-lambatnya di bulan Desember 2021 – semuanya tergantung situasi.

 

Wasteland 3

Karena COVID-19, penggarapan sekuel dari sekuel RPG taktis legendaris ini mesti dilakukan secara remote, dan kondisi tersebut tentu berdampak pada efektivitas kerja. Dengan anggaran tiga kali lipat dibanding modal pengembangan Wasteland 2, tim inXile berkomitmen untuk menghidangkan konten game sebaik mungkin, dan menarik waktu rilisnya dari 19 Mei ke 28 Agustus 2020.

 

Xbox Series X & Halo Infinite (?)

Microsoft sejauh ini belum mengabarkan perubahan agenda peluncuran Xbox Series X. Console masih dijadwalkan untuk tersedia di ‘musim libur’, dekat penghujung tahun 2020. Tetapi ada indikasi 343 Industries tidak bisa menyelesaikan Halo Infinite sebelum Xbox Series X dilepas, walaupun pengerjaannya turut dibantu oleh studio independen SkyBox Labs.

Via Metacritic.