Strategi Baru Microsoft Xbox Untuk ‘Mengantisipasi’ PlayStation 5

Penampilan Xbox Series X yang lebih menyerupai PC small form ketimbang console memberikan kita gambaran bahwa cara Microsoft menyajikan layanan dan konten hiburan telah berubah. Penyingkapan hardware next-gen itu dilakukan mendadak di The Game Awards 2019 ketika tak ada seorang pun menduganya. Di sepanjang kiprahnya, Microsoft selalu mengumumkan Xbox baru di acara mereka sendiri.

Alasan dilakukannya pengumuman Xbox Series X secara tiba-tiba memang berkaitan dengan arahan baru yang diambil perusahaan. Berdasarkan penuturan executive vice president of gaming Microsoft Phil Spencer dalam podcast Gamertag Radio, tim Xbox berencana untuk mengeksekusi langkah ‘berani’ demi mempromosikan produk anyar tersebut dan merebut pangsa pasar console dari Sony (yang berhasil mengapalkan lebih dari 102 unit PlayStation 4).

Pengungkapan Xbox Series X di The Game Awards 2019 ternyata merupakan gagasan dari salah satu bos marketing Xbox. Awalnya Spencer ragu dengan rencana ini, apalagi hanya ada sedikit game yang mampu menampilkan potensi Series X – misalnya Halo Infinite dan Hellblade 2. Tetapi sang marketing lead berhasil meyakinkan Spencer. Ia menyampaikan bahwa Microsoft perlu menerapkan strategi yang tak pernah perusahaan ambil sebelumnya.

Di podcast tersebut, Spencer juga mengaku, Xbox saat ini tidak berada di posisi yang ditargetkan sebelumnya. Xbox tidak akan bisa mendisrupsi pasar ataupun mengembangkan bisnis jika terus melakukan hal yang sama. Pada akhirnya, Spencer melihat peluang unik di The Game Awards. Geoff Keighley selaku pencipta (dan host) berhasil menciptakan acara yang mampu menarik jutaan pemirsa tiap tahunnya.

Alhasil, trailer perdana Hellblade 2: Senua’s Saga ditayangkan di sana. Walaupun tampak seperti animasi pre-rendered, konten sebetulnya diambil dari porsi in-engine permainan yang dijalankan dari Xbox Series X untuk memamerkan canggihnya kemampuan grafis console next-gen tersebut. Phil Spencer menyampaikan rasa puas terhadap respons khalayak, walaupun saat itu ia sempat cemas rencana mereka akan berantakan.

Selanjutnya, Microsoft akan memusatkan perhatiannya pada persiapan peluncuran Xbox generasi ke-empat itu, rencananya akan dilangsungkan di kuartal empat 2020. Tim mengaku siap mengantisipasi beragam hal, termasuk jika ada kejadian tak terduga.

Perlu diingat kembali bahwa Series X kemungkinan besar hanyalah satu dari beberapa model console next-gen yang akan Microsoft perkenalkan. Produsen menyarankan kita memanggil produk baru mereka sebagai ‘Xbox’ saja. Series X sepertinya merupakan varian high-end dan Microsoft akan menyediakan opsi yang lebih terjangkau. Perangkat juga kembali dibekali fitur backward compatibility, memungkinkannya menjalankan game-game Xbox One, Xbox 360 dan Xbox generasi pertama. Dengan begini, library permainan jadi lebih luas.

Via GameSpot.

Atlus Akan Meluncurkan Kembali Game Catherine di PlayStation 4 dan PS Vita

Catherine ialah buah dari upaya eksperimental Atlus untuk menggarap game bertema dewasa. Permainan ini dikerjakan oleh para talenta di belakang seri Persona, mengusung genre petua-langan dan puzzle. Tak disangka, respons gamer sangat positif. Meski hanya tersedia buat Xbox 360 dan PS3, Catherine kabarnya terjual sebanyak setengah juta kopi secara global di akhir tahun 2011.

Ternyata, sang publisher punya agenda untuk menghadirkan lagi Catherine buat platform game current-gen punya Sony. Berdasarkan laporan Famitsu, permainan dengan judul baru Catherine: Full Body itu sedang berada di tahap pengembangan. Game tetap memanfaatkan formula dan narasi yang sama, tetapi Atlus tak lupa memperbarui aspek visualnya serta membubuhkan beragam konten anyar.

Di Catherine: Full Body, Anda kembali bermain sebagai Vincent Brooks, pemuda berusia 32 tahun tanpa ambisi yang selalu takut pada komitmen. Ia akhirnya terpaksa memilih antara dua orang gadis – Katherine atau Catherine – setelah sebuah insiden aneh menimpanya. Skenario permainan terbagi dua. Di siang hari, Vincent dapat berinteraksi dengan kedua wanita itu, serta karakter-karakter yang ada di Stray Sheep Bar. Lalu di malam hari, Vincent harus bertahan hidup dalam mimpi buruknya.

Bagian ini merupakan gameplay utama Catherine. Di sana, Vincent ditantang untuk mendaki tangga raksasa dan tiba di puncak. Dan kadang, ia harus berhadapan dengan makhluk-makhluk mengerikan. Jika gagal dan terjatuh, maka Vincent juga akan tewas di dunia nyata. Kian cepat Anda menyelesaikan tugas itu, skor yang diperoleh semakin banyak, dan Anda akan mendapatkan penghargaan berdasarkan jumlahnya.

Pilihan-pilihan Anda di beberapa bagian dalam permainan akan memengaruhi perkembangan karakter Vincent dan rute narasi, direpresentasikan oleh ‘meteran moral’ – bergantung dari pesan singkat yang Anda kirim ke gadis-gadis tersebut, dan bagaimana Vincent berinteraksi dengan karakter lain. Catherine memiliki banyak ending, tergantung dari kecenderungan siapa yang lebih Anda sukai.

Di versi Full Body-nya, Atlus berencana untuk menambahkan tingkat kesulitan baru (gamer umumnya mengeluhkan level kesulitan Catherine yang tinggi), serta memodikasi mekanisme permainan buat memperumit teka-teki baloknya. Selain itu, developer juga akan memperkenalkan karakter baru (namanya Rin) serta menambahkan mode multiplayer online – dahulu tidak tersedia di versi Xbox 360 dan PlayStation 3-nya.

Atlus belum menginformasikan tanggal peluncuran Catherine: Full Body. Publisher akan untuk mengungkapnya di acara live stream pada tanggal 22 Desember nanti.

Via Polygon.

Microsoft Resmi Berhenti Memproduksi Kinect

Microsoft Kinect, dulunya sempat digadang-gadang sebagai salah satu inovasi teknologi tercanggih di industri hiburan, resmi dipensiunkan oleh penciptanya. Kabar ini disampaikan langsung oleh Alex Kipman selaku kreator Kinect itu sendiri, dan Matthew Lapsen selaku General Manager untuk Xbox Devices Marketing, melalui wawancaranya dengan Fast Company.

Kinect merupakan sebuah gebrakan teknologi ketika diumumkan pertama kali pada tahun 2009. Kehadirannya memungkinkan pengguna console Xbox 360 untuk bermain tanpa menggunakan controller, melainkan dengan gerakan tubuh dan tangannya.

Konsepnya memang mirip seperti yang ditawarkan Nintendo Wii, hanya saja Kinect tidak mengharuskan pemain memegang apa-apa. Kinect pada dasarnya merupakan bentuk upaya Microsoft dalam menghadirkan jenis input baru di samping keyboard, mouse dan layar sentuh, dengan sentuhan humanis yang melibatkan tubuh manusia.

Kinect untuk Xbox One / Microsoft
Kinect untuk Xbox One / Microsoft

Namun seiring berjalannya waktu, respon konsumen terhadap Kinect perlahan jadi berkurang ketika versi barunya diluncurkan bersama Xbox One. Kala itu, Microsoft sengaja membundel Kinect bersama Xbox One dengan visi bahwa sistem yang mereka ciptakan lebih dari sekadar gaming console.

Pada kenyataannya, mayoritas konsumen tidak sependapat dengan visi tersebut. Mereka menginginkan performa gaming yang lebih baik, bukan fitur yang terkesan gimmicky seperti menyalakan console menggunakan perintah suara. Situasi pun memburuk ketika sang rival asal Jepang, Sony, meluncurkan PlayStation 4.

Kala itu, Sony mencoba menyerang kelemahan Xbox One, yaitu performanya yang harus terbatasi karena harus ada porsi kecil yang disisakan untuk menenagai Kinect setiap saat. Sebaliknya, Sony berjanji tidak akan membatasi kinerja PS4 sama sekali, dan fokusnya murni hanya untuk gaming.

Mendapat perlawanan seperti itu, Microsoft dengan terpaksa memutuskan untuk tidak lagi membundel Kinect dengan Xbox One hanya setahun setelahnya, yang secara langsung memangkas harga jual console tersebut. Alhasil, perhatian terhadap Kinect pun terus menurun sampai di titik dimana perangkat tersebut terkesan terlupakan.

Teknologi yang dipakai Kinect juga terus dikembangkan dan disematkan ke perangkat macam HoloLens / Microsoft
Teknologi yang dipakai Kinect juga terus dikembangkan dan disematkan ke perangkat macam HoloLens / Microsoft

Keputusan Microsoft untuk berhenti memproduksi Kinect bisa saja dianggap sebagai kegagalan produk tersebut. Akan tetapi pada kenyataannya Kinect dan proses pengembangannya berjasa melahirkan teknologi-teknologi baru lainnya, macam asisten virtual Cortana dan headset HoloLens.

Kinect juga merupakan inspirasi di balik teknologi Face ID yang Apple sematkan pada iPhone X, dengan cara kerja yang cukup mirip. Singkat cerita, Kinect boleh tinggal sejarah, tapi ke depannya teknologi dasar yang menjadi fondasinya masih akan terus dikembangkan untuk berbagai macam keperluan lainnya.

Sumber: Fast Co Design.

4 Game Xbox 360 Legendaris Ini Mendapatkan Dukungan Xbox One X

Sebagai versi mutakhir dari console current-gen mereka, Xbox One X menyempurnakan penga-laman bermain lewat beberapa cara: menstabilkan frame rate, mengimplementasikan HDR10, menerapkan texture filtering hingga Vsync, serta mendongrak resolusi ke ultra-HD (4K). Namun ternyata bukan game-game console Xbox One saja yang memperoleh dukungan Xbox One X.

Bersamaan dengan pengumuman ekspansi kemampuan backward compatibility Xbox One sehingga bisa menjalankan permainan-permainan Xbox generasi pertama, Microsoft mengabarkan pada IGN bahwa Xbox One X juga siap meng-upgrade kualitas visual sejumlah game di sistem last-gen. Sebagai langkah awalnya, tim Xbox memilih empat judul legendaris di Xbox 360 yang akan memanfaatkan kecanggihan hardware Xbox One X. Demam nostalgia tampaknya sedang merebak di kalangan console maker

Game-game Xbox 360 yang turut memperoleh titel ‘Xbox One X Enhanced’ meliputi:

  • Assassin’s Creed
  • Fallout 3
  • Halo 3
  • The Elder Scrolls IV: Oblivion

Di beberapa permainan, elemen color depth mendapatkan banyak peningkatan. Restriksi 8-bit telah diangkat, di-upgrade ke 10-bit. Dengan begitu, gamer Xbox One X disuguhkan pixel on-screen sembilan kali lebih tinggi dari Xbox 360. Hal tersebut diakui oleh IGN dalam komparasi Halo 3 antara veri Enhanced dan standar via mode developer. Selain warna yang lebih kaya, frame-nya lebih stabil, tekstur lebih menonjol, lalu ujung objek tampil lebih halus.

Frank O’Connor selaku development director franchise Halo merespons dukungan Xbox One X pada Halo 3 dengan sangat antusias, dan mengakui peningkatan yang hadirkan oleh hardware gaming anyar Microsoft itu – seperti pengurangan efek jaggy dan noise. O’Connor turut menjelaskan alasan timnya memilih untuk memasukkan Halo 3 ke daftar Xbox One X Enhanced: ada banyak gamer ingin bisa menikmati versi ‘ultimate‘ permainan ini.

Meski demikian, masih tetap ada kemungkinan Microsoft Game Studios akan mencoba menghidangkan game-game Halo lawas di Xbox One X – misalnya Halo: Combat Evolved dan Halo 2 yang dahulu dirilis di Xbox generasi pertama.

IGN juga melaporkan kenaikan kualitas visual di Fallout 3, terutama saat berkunjung ke Megaton. Sekali lagi, objek-objek di dalam permainan terlihat lebih halus, kemudian teks di papan penunjuk arah jadi lebih tajam dan jelas.

Microsoft berencana melepas Xbox One X di tanggal 7 November 2017. Daftar lengkap permainan Xbox One X Enhanced bisa Anda lihat di sini.

The Witcher 2: Assassins of Kings Bisa Dinikmati Gratis Oleh Pemilik Xbox One

Berbeda dari The Witcher 3, setidaknya ada dua faktor yang menghalangi The Witcher 2: Assassins of Kings mendominasi penghargaan Game of the Year 2011. Pertama, game indie (saat itu) tersebut dijegal The Elder Scrolls V: Skyrim. Kemudian di awal peluncurannya, The Witcher 2 hanya tersedia untuk PC hingga CD Projekt Red melepasnya sembilan bulan kemudian di Xbox 360.

Jika Anda sangat menikmati Wild Hunt dan kebetulan belum sempat memainkan Assassins of Kings, sekarang adalah saat yang tepat. Permainan kedua di trilogi fantasi ciptaan penulis Andrzej Sapkowski itu bisa dimiliki secara gratis khusus gamer Xbox One. Bukan berarti The Witcher 2 dirilis tiba-tiba di console current-gen Microsoft. Kehadirannya di sana merupakan kontribusi dari fitur backward compatibility.

Tentu saja Anda ditawarkan versi ‘definitif’, diberi titel Enhanced Edition oleh sang developer, dengan jumlah konten tambahan gratis sebesar 10GB – berisi berjam-jam petualangan baru, mode arena, mode tutorial, serta 36 menit video sinematik ciptaan studio spesialis animasi CGI, Platige Image. Kedermawanan CD Projekt membuahkan hasil memuaskan, versi PC dan Xbox 360 The Witcher 2 mendapatkan respons yang sangat positif.

Berdasarkan laporan The Verge, penawaran spesial ini hanya bisa dinikmati konsumen di Amerika, Kanada, Perancis, Jerman dan Inggris. Namun dari update di Xbox Wire, The Witcher 2: Assassins of Kings dapat diakses semua region kecuali Jepang via Xbox Marketplace. Program telah dimulai sejak tanggal 21 Januari kemarin dan akan berakhir 5 Februari nanti (pukul 00:00 UTC).

Selain The Witcher 2, tim Xbox juga mengumumkan update list backward compatibility, meliputi:

  • Sam & Max Save the World
  • Aegis Wing
  • Counter-Strike: GO
  • Age of Booty
  • Space Giraffe
  • Soulcalibur
  • Skullgirls
  • Jeremy McGrath’s Offroad
  • Small Arms

“Selain menambah judul-judul baru ke daftar backward compatibility, kami juga akan mulai meluncurkan game begitu rampung, bukan lagi menyajikannya per bulan.” ujar Larry ‘Major Nelson’ Hyrb lewat situs resminya. “Artinya Anda tidak lagi harus menunggu, karena kami segera melepas permainan ketika mereka siap; atau tepatnya saat mereka sudah memperoleh persetujuan dari publisher dan tim teknisi.”

Anda bisa melihat daftar lengkap permainan backward compatibility Xbox One di sini. Dan Anda dapat membantu memperluas koleksi game-nya melalui voting di Xbox Uservoice.

Gambar: Steam.

Microsoft Update Daftar Game di Fitur Backward Compatibility Xbox One

Disajikan melalui update New Xbox One Experience bulan November lalu, kapabilitas backward compatibility di console anyar Microsoft direspons dengan sangat positif oleh khalayak. Semenjak tersedia, gamer menghabiskan lebih dari sembilan juta jam menikmati permainan Xbox 360 di Xbox One. Dan sesuai janji sang produsen, mereka terus memperbanyak jumlahnya.

Pada tanggal 17 Desember silam, Microsoft mengabarkan bahwa perbendaharaan game backward compatibility Xbox One telah di-update. Sebelumnya ada lebih dari 100 judul sudah dikonfirmasi, namun pengumuman ini terbilang spesial karena bersamanya, Microsoft membawa sejumlah game andalan Xbox 360 ke platform new-gen. Microsoft juga mengingatkan kita untuk mengecek daftar lengkapnya, siapa tahu Anda melewatkan permainan yang dinanti-nanti.

Terdapat 16 judul lagi yang masuk dalam list, mereka adalah:

  • Braid
  • Deus Ex: Human Revolution
  • Doritos Crash Course
  • Fable III
  • Halo: Reach
  • Hydro Thunder
  • Iron Brigade
  • Kane & Lynch 2
  • Motocross Madness
  • MS.PAC-MAN
  • Peggle
  • Portal: Still Alive
  • Spelunky
  • Splosion Man
  • Ticket to Ride
  • Zuma’s Revenge!

Kemunculan Halo: Reach memang disengaja. Halo 5: Guardians belum lama dirilis lalu babak kualifikasi live turnamen Halo World Championship segera dimulai tanggal 19 Desember besok sampai akhir Januari 2016. Fans yang ingin mendalami jagat Halo lebih dalam pasti sangat mengapresiasinya. Permainan-permainan lain yang menarik meliputi Braid, Deus Ex: Human Revolution, Fable III, Portal, dan Spelunky.

Bagi gamer Xbox One yang berniat membeli Deux Ex: Mankind Divided, Human Revolution sangat pas buat mengisi waktu hingga sekuelnya dilepas. Kemudian khusus para penggemar permainan puzzle dan platformer; Portal, Braid dan Spelunky harus dicoba (Braid ialah salah satu permainan indie terbaik di Xbox 360).

Microsoft turut menyingkap beberapa game backward compatibility Xbox One terpopuler berdasarkan jumlah pemain, yaitu: Fallout 3 (kemungkinan besar karena Fallout 4 juga baru diluncurkan), Gears of War 3, Just Cause 2, Assassin’s Creed II dan DiRT 3. Jika menginginkan judul spesifik hadir di daftar itu, Anda dipersilakan melakukan voting di Xbox User Voice.

“Ini hanyalah permulaan,” kata tim Xbox. “Kami akan terus bekerja dengan para rekan publisher untuk memperluas koleksi backward compatibility. Kami akan menambahkan jumlahnya secara berkala, jadi jangan lupa kembali mengunjungi Xbox Wire buat memperoleh informasi terkini mengenai game-game Xbox 360 apa saja yang dapat dimainkan di Xbox One.”

Sumber: Xbox Wire.

Microsoft: New Xbox One Experience Ialah Update Terbesar di Sepanjang Sejarah Console

Bagi tim Xbox dan para fans, 12 November 2015 ialah sebuah momentum penting. Di tanggal inilah Microsoft akhirnya resmi melepas New Xbox One Experience, sebuah update masif yang sangat dinanti, berisi perombakan pada penyajian konten dan ekosistem secara keseluruhan. Melaluinya, Microsoft mendapatkan peluang untuk memimpin kancah ‘perang console‘.

New Xbox One Experience membawa satu fitur yang berpotensi mengubah pandangan gamer console dalam menikmati hobi mereka: backward compatibility. Sejak diungkap perdana di ajang E3 2015, tim Xbox terus menyempurnakannya dibantu peserta program Preview. Namun se-signifikan apa update tersebut jika menakar dari perspektif sang produsen? Mike Nichols selaku CMO Xbox menjabarkannya di wawancara dengan GameSpot.

Menurut Nichols, New Xbox One Experience merupakan perilisan update paling besar untuk Xbox, bahkan mungkin terbesar di sepanjang sejarah console. Pembaruan terdiri atas perpaduan dua aspek, yaitu interface baru dan dukungan permainan-permainan Xbox 360. Nichols yakin, koleksi judul-judul klasik tersebut dapat memperkokoh jajaran game yang telah mereka siapkan buat Xbox One.

Mungkin Anda sudah tahu, salah satu target dari New Xbox One Experience ialah meng-upgrade dashboard agar akses lebih cepat serta intuitif. Sang chief marketing officer mengakui bahwa navigasi di UI Xbox One terkadang tidak gampang, bahkan beberapa fungsi sangat sulit ditemukan. Melalui update teranyar ini, Microsoft memangkas ‘jumlah tombol yang harus ditekan’ – diklaim menawarkan pengalaman sepuluh kali lebih baik, termasuk saat berinteraksi dengan teman.

New Xbox One Experience juga memperoleh dongkrakan di sisi kinerja berkat adopsi Windows 10. Kenaikannya memang tidak banyak, Mike Nichols menjelaskan bahwa efek yang paling dirasakan konsumen adalah peningkatan level kemudahan navigasi. Kita hanya butuh satu dua kali menekan tombol untuk masuk ke game atau mengaktifkan salah satu fitur console. Nichols juga menjamin, timnya bekerja keras demi memastikan semuanya berjalan optimal.

Dan tentu saja backward compatibility merupakan faktor paling esensial di New Xbox One Experience. Nichols menuturkan bagaimana dirinya sangat tercengang saat menyaksikan permainan Xbox 360 beroperasi di Xbox One untuk pertama kalinya. Tapi ketika itu mereka masih belum yakin buat menyuguhkannya di skala lebih serius. Untung saja para publisher merespons dengan begitu positif dan sangat mendukung gagasan Microsoft.

Perlu diketahui, New Xbox One Experience didistribusikan secara bergelombang. Jadi tak usah cemas jika update belum muncul di sistem Anda.

Sumber tambahan: Xbox.com.

Bulan Depan, Update New Xbox One Experience Bawa Fitur Backward Compatibility

Di kancah persaingan console, Microsoft akhirnya berhasil menyalip Sony dengan fitur backward compatibility Xbox One yang diungkap di E3 2015. Fungsinya sederhana, memungkinkan gamer menikmati permainan Xbox 360 di platform anyar, berpotensi merevolusi ekosistem gaming di Xbox. Tak lama setelah diumumkan, peserta program Xbox Preview dapat menjajalnya. Continue reading Bulan Depan, Update New Xbox One Experience Bawa Fitur Backward Compatibility

Microsoft Belum Lupa dengan Xbox 360, Rilis Update yang Cukup Signifikan

Sudah hampir dua tahun sejak console Xbox One meluncur ke pasaran. Namun Microsoft bukannya lupa dengan pendahulunya begitu saja. Buktinya, dalam ajang E3 2015 kemarin, mereka mengumumkan fitur backward compatibility yang pada dasarnya memungkinkan Xbox One untuk menjalankan gamegame Xbox 360. Continue reading Microsoft Belum Lupa dengan Xbox 360, Rilis Update yang Cukup Signifikan

Sebelum Dirilis, Inilah Hal yang Perlu Anda Ketahui Tentang Metal Gear Solid V

Seri Metal Gear karya Hideo Kojima telah berjalan hampir 30 tahun, dan para penggemarnya tahu, judul teranyar franchise itu akan segera dirilis dalam hitungan hari. Metal Gear Solid V: The Phantom Pain adalah salah satu permainan paling dinanti di 2015, tapi mungkin hanya fans terberatnya saja yang memahami seluk-beluk cerita dan latar belakang para karakter. Continue reading Sebelum Dirilis, Inilah Hal yang Perlu Anda Ketahui Tentang Metal Gear Solid V