Di Gaming, Microsoft Bakal Fokus ke Cloud Gaming dan Xbox Game Pass

Di Electronic Entertainment Expo (E3), CEO Microsoft, Satya Nadella dan Xbox Game Leader, Phil Spencer menjelaskan strategi Microsoft untuk mengembangkan divisi gaming mereka di masa depan. Nadella percaya, Microsoft punya tiga keuntungan jika dibandingkan dengan para pesaing mereka. Pertama, Microsoft punya teknologi cloud computing yang mumpuni. Kedua, Microsoft punya Xbox Game Pass, yang diluncurkan dengan tujuan untuk membiasakan gamers dengan sistem langganan. Keunggulan Microsoft yang terakhir adalah karena mereka juga fokus untuk memberdayakan kreator game.

“Sebagai perusahaan, Microsoft akan sangat serius di industri game. Kami percaya, kami bisa memimpin proses demokratisasi gaming dan menentukan masa depan dari dunia hiburan interaktif,” kata Nadella, seperti dikutip dari VentureBeat.

Teknologi Cloud Gaming

Di awal era kemunculan PC pada tahun 1970-an, tidak semua orang dapat bermain game. Alasannya, untuk bisa bermain game, seseorang membutuhkan mesin arcade, yang tidak bisa dimliiki oleh semua orang. Seiring dengan berkembangnya teknologi, barrier untuk bisa bermain game pun menjadi semakin rendah. Sekarang, orang-orang bisa memilih platform untuk bermain game, mulai dari di PC, konsol, atau smartphone.

“Waktu saya kecil, tidak ada orang yang membeli mesin Galaga atau Ms. Pac-Man untuk menaruhnya di rumah,” ujar Spencer. “Jika ingin bermain game, Anda harus pergi ke arcade. Sekarang, jika Anda tidak membeli konsol seharga ratusan dollar atau membangun high-end PC yang membutuhkan biaya hingga ribuan dollar, Anda tidak akan bisa memainkan game-game terbaru. Cloud memungkinkan kami untuk menghilangkan batasan ini, memudahkan orang-orang untuk bermain game.” Meskipun begitu, dia meyakinkan, keberadaan cloud gaming tidak akan menghilangkan kebutuhan akan  konsol atau PC.

“Melalui cloud, kita bisa memberikan pengalaman gaming yang memuaskan pada semua orang yang punya akses ke internet, meskipun mereka hanya punya perangkat murah,” kata Spencer. “Dengan cloud, para gamers bisa mendapatkan pengalaman bermain game sama seperti orang-orang yang menjalankan game-nya di perangkat mereka sendiri.”

Cloud gaming jadi salah satu fokus Microsoft. | Sumber: VentureBeat

Karena itu, Spencer mengatakan, Microsoft akan terus mengembangkan teknologi cloud gaming sehingga teknologi tersebut bisa digunakan di berbagai perangkat. Saat ini, Microsoft ingin membuat cloud gaming bisa diakses melalui smart TV yang terhubung ke internet. Cloud gaming bahkan akan tersedia di browser. Harapannya, para gamers akan bisa bermain game di smartphone melalui Azure. Namun, saat ini, proyek tersebut masih dalam tahap pengujian akhir.  Selain itu, Microsoft juga akan meluncurkan Game Pass Ultimate di lebih banyak negara. Tahun ini, mereka berencana untuk merilis Game Pass Ultimate di Australia, Brasil, Jepang, dan Meksiko. Cloud gaming juga akan menjadi bagian dari aplikasi Xbox di PC, memungkinkan gamers untuk mencoba sebuah game sebelum mengunduhnya.

Xbox Game Pass

Selain cloud computing, Spencer juga membahas rencana Microsoft terkait Xbox Game Pass. Game Pass merupakan layanan berlangganan game yang memungkinkan seseorang untuk memainkan semua game dalam katalog Game Pass selama mereka membayar biaya berlangganan setiap bulan — yaitu sekitar US$10 atau US$15 per bulan. Ketika mengembangkan Game Pass, Microsoft sempat khawatir layanan mereka tidak akan diterima dengan baik oleh gamers maupun kreator game. Meskipun begitu, Microsoft ingin agar divisi gaming mereka juga menggunakan model bisnis sistem berlangganan daripada menjual software via retail. Dengan Game Pass, Microsoft juga ingin mengubah cara gamers mengonsumsi game.

Microsoft mengatakan, tahun ini, jumlah pengguna Game Pass telah mencapai 18 juta orang. Menariknya, orang-orang yang berlangganan Game Pass cenderung memainkan lebih banyak game. Data dari Microsoft menunjukkan, pengguna Game Pass memainkan 40% game lebih banyak dari non-pengguna. Selain itu, 90% pelanggan Game Pass mengaku, mereka bahkan mencoba untuk memainkan game yang biasanya tidak akan mereka mainkan. Setelah mencoba, mereka menjadi terdorong untuk membeli game itu. Jadi, bagi developer yang mendaftarkan game mereka ke Game Pass, hal ini bisa meningkatkan penjualan game mereka.

“Dengan Game Pass, kami mengubah cara game dimainkan dan didistribusikan,” kata Nadella. “Konten menjadi pendorong pertumbuhan Game Pass. Karena itulah, saya tidak sabar untuk melihat hasil dari akuisisi ZeniMax, yang memungkinkan kami untuk membawa game-game legendaris ke Game Pass. Dan ketika Game Pass tersedia untuk browser, pengguna Game Pass bisa memainkan game dari konsol ke PC ke mobile.”

Game Pass memungkinkan pelanggan memainkan semua game di katalog Game Pass. | Sumber: VentureBeat

Selain peningkatan penjualan, keuntungan lain yang didapatkan oleh kreator game yang bekerja sama dengan Microsoft untuk memasukkan game mereka ke Game Pass adalah meningkatnya engagemet. Microsoft menyebutkan, engagement dari game yang masuk dalam katalog Game Pass mengalami kenaikan hingga lebih dari delapan kali lipat. Selain itu, spending pemilik Game Pass juga lebih besar 50% dari non-pengguna.

“Di awal industri game, satu-satunya cara untuk mendapatkan game adalah dengan membelinya,” kata Spencer. “Bagi banyak orang, hal ini justru membatasi cara mereka bermain. Model bisnis retail membatasi jumlah gamers yang bisa dijangkau oleh kreator game. Karena itu, kami membuat Game Pass, agar para gamers bisa memainkan lebih banyak game bersama teman-teman mereka. Pada akhirnya, hal ini akan membuat game lebih mudah dimainkan dan meningkatkan jumlah gamers.”

Masalah Dalam Mengembangkan Layanan Berlangganan Game

Tidak ada yang salah dengan visi Microsoft untuk mengubah cara gamers bermain game via Game Pass. Hanya saja, mempopulerkan layanan berlangganan game seperti Game Pass tidak akan mudah. Ada beberapa masalah yang Microsoft harus bisa pecahkan.

Game Pass — atau layanan langganan game lainnya — sering dibandingkan dengan Netflix. Namun, cara orang-orang mengonsumsi game berbeda dengan cara orang-orang mengonsumsi film. Salah satu keunggulan Netflix adalah mereka menawarkan banyak film dan seri TV dalam katalog mereka. Hal ini membuat orang-orang merasa, berlangganan Netflix akan lebih ekonomis daripada membeli atau menyewa semua film dan seri TV yang ada di Netflix.

Dengan Game Pass, Anda bisa memainkan cukup banyak game, hingga 300 judul. Meskipun begitu, waktu yang diperlukan untuk menamatkan game jauh lebih lama dari menonton film. Rata-rata, waktu yang diperlukan untuk menamatkan game adalah 35,5 jam. Jadi, meskipun Game Pass menawarkan banyak game, bagi gamers yang tidak punya banyak waktu luang, mereka tetap tidak akan bisa memainkan semua game yang tersedia di katalog Game Pass. Selain itu, Game Pass juga kurang menguntungkan bagi gamers yang suka untuk memainkan sedikit game dalam waktu lama.

Microsoft memang selalu bisa memperbanyak katalog game di Game Pass. Namun, pilihan game yang bisa mereka masukkan terbatas. Karena, mereka hanya akan bisa memasukkan game-game premium. Padahal, saat ini, semakin banyak game yang menggunakan model bisnis Free-to-Play. Faktanya, menurut McKinsey, industri game berbayar jauh lebih kecil daripada industri game F2P. Industri game premium hanya bernilai US$18,5 miliar, sementara industri game F2P mencapai US$90 miliar. Seolah hal itu tak cukup buruk, industri game premium didominasi oleh beberapa franchise saja. Sekitar 50% dari total pemasukan di industri game premium berasal dari 10 franchise terpopuler, seperti Grand Theft Auto, Call of Duty, Uncharted, dan FIFA.

Keunggulan lain yang dimiliki oleh Netflix adalah mereka menawarkan banyak konten orisinal. Memang, cara ini bisa digunakan oleh Microsoft atau perusahaan lain yang ingin menyediakan layanan berlangganan game. Sayangnya, biaya produksi membuat game — khususnya game AAA — sangat mahal. Tanpa menghitung biaya marketing, ongkos produksi game AAA bisa mencapai US$50 juta sampai US$100 juta. Meskipun begitu, tampaknya, Microsoft memang akan menjalankan strategi ini. Buktinya, belakangan, mereka sibuk mengakuisisi studio game. Dengan begitu, mereka bisa langsung memasukkan game-game buatan studio di bawah Microsoft langsung ke Game Pass.

Bocoran Tampilan Windows 11 Muncul Sebelum Diperkenalkan Resmi

Pada 2015 lalu, Microsoft sempat memberikan pengumuman bahwa mereka akan menjadikan Sistem Operasi (OS) Windows 10 mereka sebagai OS pemungkas. Namun 6 tahun berlalu, kelihatannya Microsoft berubah pikiran.

Hal tersebut terbukti dengan banyaknya bocoran tampilan dari apa yang dipercaya sebagai Windows 11. Bocoran awal dari Windows 11 ini awalnya diunggah di forum Baidu, sebelum akhirnya menyebar luas ke dunia maya.

Windows 11 dark mode (image credit: The Verge)

Dilansir dari The Verge, tampilan dari Windows 11 terlihat sangat mirip dengan OS eksperimen Microsoft untuk dual-screen yang dinamai Windows 10X. Namun sepertinya proyek tersebut dibatalkan dan diubah menjadi Windows 11.

Tampilan desktop dari bocoran Windows 11 ini menggunakan tatanan shortcut menu di tengah taskbar layaknya pada Windows 10X. Susunan ini juga dapat dipindah ke samping seperti tampilan lamanya bagi pengguna yang tidak nyaman.

Perubahan terbesar yang dilakukan ada pada start menu yang kini ditampilkan lebih sederhana. Windows 11 juga meninggalkan Live Tiles dan beralih dengan ikon-ikon yang lebih kecil. Pengguna masih dapat mengatur start menu ini dengan aplikasi-aplikasi yang dikehendaki.

Selain itu tampilan jendela baik untuk start menu, explorer, hingga pengaturan pada Windows 11 ini memiliki ujung yang membulat. Lengkap dengan ikon-ikon baru untuk berbagai aplikasi dan menu di dalamnya.

Aplikasi Xbox Live baru untuk Windows 11 (image credit: The Verge)

Selain tampilan, Microsoft juga dikabarkan bahwa Windows 11 ini akan punya integrasi yang lebih baik dengan aplikasi Xbox. Hal ini tentu merupakan kabar gembira bagi para gamer yang mungkin sempat mengalami eror ataupun hal mengganggu lain saat menggunakan aplikasi Xbox di Windows 10.

Versi yang bocor ini diyakini masih versi awal pengembangan sehingga masih ada beberapa fitur yang masih belum dimasukkan ke dalamnya. Salah satunya adalah fitur Widgets yang akhirnya kembali namun masih belum terintegrasi secara sempurna dengan OS-nya

Windows 11 widgets (image credit: The Verge)

Dengan semakin banyaknya bocoran dari Windows 11 ini, diprediksi bahwa Microsoft akan memberikan beta untuk OS baru ini tidak lama lagi. Terutama mengingat bahwa Windows akan mengadakan event spesial pada 24 Juni 2021 mendatang yang kemungkinan akan jadi event perkenalan perdana pada Windows 11 ini.

Sayangnya tidak ada informasi apakah para pemilik Windows 10 nantinya akan mendapatkan upgrade gratis seperti Windows 8 lalu atau tidak.

Microsoft Umumkan Forza Horizon 5, Bawa Game-nya Ke Mexico

Seri Forza Horizon tentunya menjadi salah satu seri yang disukai oleh banyak pecinta game balap mobil. Selalu menghadirkan dunia yang indah dan berbeda-beda untuk dijelajahi membuat setiap serinya menjadi unik.

Setelah sebelumnya para pemain diajak merasakan indahnya pedesaan Inggris, maka kini pemain diajak berpetualang di alam eksotis Mexico. Forza bahkan mendesrikpsikan seri ke-5 ini sebagai “seri Horizon terbesar dan paling beragam yang pernah ada”.

Forza Horizon 5 diumumkan pada Showcase milik Xbox dan Bethesda Games pada gelaran virtual E3 2021. Dalam presentasinya, game ini menunjukkan berbagai lokasi eksotis yang bisa diakses para pemain nantinya.

Mulai dari gunung berapi aktif bersalju yang dijelaskan sebagai titik tertinggi yang pernah ada dalam game Horizon dengan detail dan akurasi data fotogrametri yang realitstis. Selain gunung, dunia Forza Horizon 5 juga akan memiliki hamparan padang pasir luas, hutan hujan yang rimbun dan dipenuhi dengan reruntuhan kuno, hingga kota Guanajuato yang berwarna-warni.

Visual dari game ini tampil indah dan mengalami peningkatan yang lumayan signifikan dari game sebelumnya. Detail tekstur baik pada mobil dan lingkungan hingga penggunaan ray-tracing semakin membuat game ini tampak realistis.

Selain trailer, Microsoft juga memberikan trailer gameplay untuk lebih banyak menunjukkan detail dari game-nya. Yang pertama adalah campaign mode yang dalam deskripsinya dikatakan bahwa pemain akan mengeksplorasi beragam lokasi baru di Mexico untuk mengembangkan festival mereka. Mode ini kelihatannya tidak jauh berbeda dengan Horizon sebelumnya.

Dipamerkan juga “Horizon Live server” yang memungkinkan semua pemain yang ada di dalam game-nya adalah pemain asli. Pada instalasi sebelumnya, dunia dari Forza Horizon mayoritas diisi oleh AI bernama “Drivatar”

Salah satu hal kecil yang mendapat banyak perhatian dari banyak fans adalah ketika pada trailer tersebut memperlihatkan sebuah Mclaren 720 Spyder yang tengah berhenti untuk membuka atapnya. Fitur ini memang menjadi salah satu fitur yang diinginkan oleh para fans sejak lama.

Mini game baru bernama Pinata Pop

Ditampilkan juga berbagai mini games yang bisa dinikmati oleh para pemain nantinya. Mini games lama seperti mode ‘battle-royale’ mereka yaitu Eliminator kembali ke game ini. Mini games baru juga ditunjukkan seperti Pinata Pop yang akan meminta para pemain menabrak pinata di sekitar map.

Terakhir, Forza juga memperkenalkan fitur EventLab yang memungkinkan para pemain untuk membuat balapan, tantangan, stunts, dan bahkan mode game baru di dalam game-nya untuk dimainkan bersama-sama.

Forza Horizon 5 akan dirilis pada 9 November 2021 mendatang untuk konsol Xbox Series X|S, Xbox One, dan juga PC. Game ini juga akan masuk ke dalam Steam dan juga Xbox Game Pass Ultimate.

Microsoft Tengah Kembangkan Perangkat TV Stick untuk Cloud Gaming

Tren cloud gaming yang semakin populer belakangan ini menunjukkan bahwa agar bisa bermain video game, kita sebenarnya hanya membutuhkan sebuah layar, sebuah controller, dan koneksi internet yang cepat sekaligus stabil. Sejauh ini, layarnya bisa berupa smartphone atau laptop, tapi ke depannya, TV pun juga bakal termasuk.

Inilah yang tengah diupayakan oleh Microsoft. Lewat sebuah blog post, Microsoft menjabarkan rencana-rencana ke depan mereka untuk menyempurnakan ekosistem Xbox. Salah satu agendanya adalah bermitra dengan sejumlah produsen TV untuk mengintegrasikan “Xbox experience” langsung ke perangkat smart TV, sehingga sesi gaming bisa langsung dinikmati di TV tanpa bantuan hardware tambahan terkecuali sebuah controller.

Yang mereka maksud “Xbox experience” sudah pasti adalah fasilitas cloud gaming yang ditawarkan pada layanan berlangganan Xbox Game Pass Ultimate. Alternatifnya, tim Xbox juga sedang sibuk mengembangkan sebuah perangkat streaming yang bisa disambungkan ke TV atau monitor apapun untuk cloud gaming.

Microsoft memang belum menyingkap detail apapun mengenai perangkat tersebut, tapi kita semestinya sudah bisa membayangkan bahwa perangkat yang dimaksud bakal berfungsi layaknya sebuah Android TV stick. Entah TV-nya bisa terhubung ke internet atau tidak, cukup tancapkan perangkat streaming Xbox tersebut beserta sebuah controller, maka deretan game yang terdapat pada katalog Xbox Game Pass pun dapat langsung dimainkan di TV.

Dibandingkan layanan pesaing seperti Google Stadia atau Nvidia GeForce Now, kekuatan utama Xbox Game Pass Ultimate memang terletak pada katalog game-nya, yang dapat dinikmati secara menyeluruh tanpa memerlukan biaya tambahan. Xbox Game Pass Ultimate pada dasarnya adalah yang paling mendekati sebutan “Netflix-nya industri game“, dan itu mungkin bakal sulit terwujud seandainya Microsoft tidak agresif mengakuisisi studio game demi studio game.

Fokus Microsoft ke cloud gaming dan Xbox Game Pass ini sebenarnya tidak terlalu mengherankan mengingat mereka selama ini memang tidak pernah berniat mengambil untung dari penjualan console Xbox. Sebaliknya, laba yang didapat justru berasal dari penjualan video game dan tarif subscription yang dibayarkan oleh jutaan pelanggannya.

Via: Engadget.

Cyberpunk 2077 Punya Game Director Baru, Game Demon Slayer Bakal Tersedia Dalam Bahasa Inggris

Minggu lalu, muncul rumor baru tentang Nintendo Switch Pro. Dikabarkan, konsol itu akan diluncurkan pada September/Oktober 2021 sebagai pengganti dari Switch orisinal. Selain itu, CD Projekt juga menunjuk Game Director baru untuk Cyberpunk 2077. Pada minggu lalu, Sega juga mengonfirmasi bahwa mereka akan meluncurkan versi Inggris dari fighting game, Demon Slayer.

CD Projekt Tunjuk Game Director Baru untuk Cyberpunk

CD Projekt menunjuk Gabriel Amatangelo sebagai Game Director baru dari Cyberpunk 2077. Mereka mengambil keputusan ini setelah mantan Quest Director Mateusz Tomaszkiewicz mengundurkan diri dan keluar dari perusahaan. Amatangelo bergabung dengan CD Projekt pada Januari 2020 sebagai Creative Director untuk Cyberpunk. Sebelum itu, dia pernah menjabat sebagai Design Director untuk Dragon Age: Inquisition DLC dan juga Lead Designer di berbagai ekspansi dari Star Wars: The Old Republic. Sebagai Game Director dari Cyberpunk, dia akan bertanggung jawab untuk mengembangkan ekspansi dari Cyberpunk, menurut laporan GamesIndustry.

Sega Bakal Rilis Versi Inggris dari Game Demon Slayer

Sega Asia mengonfirmasi bahwa fighting game Demon Slayer juga akan diluncurkan dalam bahasa Inggris, dengan judul Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba – The Hinokami Chronicles. Mereka mengungkap, game itu dilengkapi dengan dua opsi voice, yaitu dalam bahasa Inggris dan bahasa Jepang. Soal subtitle, game tersebut menyediakan empat opsi subtitle, yaitu Inggris, Jepang, Mandarin Tradisional, dan Mandarin Sederhana. Dalam fighting game ini, Anda akan menemukan lebih dari 10 karakter dari Kimetsu no Yaiba, termasuk sang tokoh utama, Tanjiro Kamado, serta adiknya, Nezuko Kamado.

Menurut laporan IGN, game Demon Slayer akan dilengkapi dengan dua mode, yaitu Solo Mode dan Versus Mode. Dalam Solo Mode, Anda akan bermain dengan alur cerita yang sama seperti anime Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba. Di sini, Anda akan bermain sebagai Tanjiro dan harus menemukan cara untuk menyelamatkan Nezuko, yang telah menjadi seorang demon. Sementara di Versus Mode, Anda akan bisa bermain dengan pemain lain — baik secara offline atau online — untuk mengadu karakter yang Anda mainkan.

Switch Pro Dikabarkan Bakal Diluncurkan Pada September 2021

Muncul rumor baru tentang Nintendo Switch Pro. Dikabarkan, konsol itu akan diluncurkan sebagai pengganti dari Switch orisinal. Menurut laporan Bloomberg, yang mengutip narasumber anonim, proses perakitan dari Switch Pro ini akan dimulai pada Juli 2021. Sementara itu, konsol tersebut dikabarkan akan diluncurkan pada September atau Oktober 2021. Nintendo diperkirakan akan memberikan pengumuman terkait Switch Pro sebelum E3, yang dimulai pada 12 Juni 2021, lapor GamesIndustry. Sayangnya, tidak diketahui fitur baru apa saja yang akan dimiliki oleh Switch Pro ini. Satu hal yang pasti, konsol itu akan memiliki harga yang lebih mahal dari Switch versi orisinal.

Microsoft Bakal Gabung Konferensi Pers Xbox dan Bethesda

Microsoft mengonfirmasi bahwa mereka akan menggabungkan konferensi pers E3 untuk Xbox dengan Bethesda, yang telah mereka akuisisi pada tahun lalu. Konferensi pers itu akan diadakan pada 13 Juni 2021 dengan durasi selama 90 menit. Xbox Games Marketing GM, Aaron Grenberg mengungkap, showcase itu akan membahas tentang game-game yang akan diluncurkan oleh Bethesda dan Microsoft, serta game yang akan dirilis untuk Xbox dan Xbox Game Pass. Microsoft mengakuisisi perusahaan induk Bethesda, ZeniMax Media pada September 2020. Setelah itu, Bos Xbox, Phil Spencer mengonfirmasi rencana Microsoft untuk membuat game eksklusif untuk PC, Xbox, serta Game Pass.

Microsoft akan menggabung konferensi pers untuk Xbox dan Bethesda.

Noice Dapatkan US$5 Juta untuk Buat Platform Sosial Bagi Gamers

Noice baru saja mendapatkan investasi sebesar US$5 juta. Dana ini akan digunakan untuk membuat platform sosial bagi para gamers. Bermarkas di Helsinki, Finlandia, Noice didirikan oleh Jussi Laakkonen, yang merupakan pendiri dari Applifier, perusahaan mobile game video sharing yang diakuisisi oleh Unity Technologies pada 2014, menurut laporan VentureBeat.

Untuk membuat Noice, Laakkonen bekerja sama dengan Jenni Wilson, yang menjabat sebagai Lead Game Designer dan Co-founder. Sayangnya, mereka tidak memberikan informasi lengkap tentang apa yang akan startup mereka lakukan. Namun, mereka mengimplikasikan bahwa platform yang mereka buat akan menggabungkan user-generated content, sistem deep game, dan desain sosial yang menarik.

PlayStation 5 Kalahkan Xbox Series X, Switch Dominasi Penjualan 2021

Pertarungan konsol next-gen sudah dimulai sejak keduanya dirilis pada akhir tahun kemarin. Memasuki tahun 2021, ternyata PlayStation 5 jauh mengungguli XboX Series X/S hingga dua kali lipat. Namun penjualan keduanya ternyata masih kalah jauh bila dibandingkan dengan Nintendo Switch.

Laporan tersebut dikeluarkan oleh Ampere Analysis yang menampilkan bahwa, pada kuartal awal 2021 ini, sudah sebanyak 2,83 juta PS5 berhasil terjual. Lebih dari dua kali lipat dari jumlah konsol Series X yang terjual sebanyak 1,31 juta unit di kurun waktu yang sama.

Meskipun secara angka tertinggal jauh dari Sony, namun Microsoft sendiri melaporkan bahwa keuntungan hardware mereka sendiri naik hingga 232% dari tahun kemarin. Apalagi Microsoft juga tidak hanya bergantung pada penjualan konsolnya saja, namun juga pada layanan Xbox Game Pass mereka.

Baik Sony dan Microsoft sendiri masih diterpa dengan permasalahan produksi dan kesulitan untuk memenuhi permintaan di seluruh dunia. Kondisi ini sendiri diprediksi akan terus berlanjut selama 2021 ini. Sehingga para gamer pun kelihatannya masih akan kesulitan untuk menemukan konsol next-gen dengan harga sesuai dengan yang dikeluarkan oleh Sony maupun Microsoft.

Di sisi lain, kombinasi angka penjualan duna konsol next-gen ini ternyata masih jauh tertinggal oleh konsol hybrid Nintendo Switch. Yang pada kuartal pertama 2021 ini saja berhasil menjual hingga 5,86 juta unit. Angka tersebut sendiri membuat Switch telah total terjual 84 juta unit sejak dirilis pada 2017 lalu. Dan Nintendo sendiri masih memiliki rencana untuk meningkatkan produksi Nintendo Switch hingga 30 juta unit.

Image credit: Nintendo

Nintendo Switch sendiri mendapat peningkatan pamor yang sangat signifikan sejak pandemi terjadi dan banyak orang yang mencari hiburan untuk di rumah. Ditambah dengan meledaknya peluncuran Animal Crossing: New Horizon pada Maret tahun lalu yang membuat harga dari konsol ini sempat melonjak hingga dua kali lipat.

Baik Sony maupun Nintendo juga dikabarkan tengah bersiap-siap untuk merilis pembaruan untuk konsol mereka. Nintendo Switch akan mendapat penyegaran hardware setelah 4 tahun demi performa yang tentunya lebih baik, sedangkan Sony dirumorkan akan menggunakan arsitektur baru AMD 6nm pada PS5 2022 mendatang.

Microsoft Dikabarkan Tengah Mengerjakan Platform Modding untuk Xbox

Microsoft nampaknya terus mencari cara dan fitur baru untuk tampil lebih memikat ketimbang Sony dalam pertempuran console. Microsoft sendiri paham bahwa mereka masih kesulitan untuk melakukan head-to-head lewat game eksklusif melawan PlayStation. Maka satu hal yang kelihatannya diyakini oleh Microsoft akan disukai oleh para fansnya adalah modding.

Mod tentunya identik dengan game PC ketika komunitas fans dari suatu game melakukan modifikasi terhadap game tersebut dan membagikannya kepada yang lain. Dan nampaknya Microsoft ingin membawa kultur ‘modding’ ini ke dalam konsol Xbox mereka.

Hal ini muncul lewat bocoran info di Reddit (namun telah dihapus) dari sumber yang mengaku sebagai pihak ketiga yang terlibat dalam pengembangan game terbaru Bethesda Softworks (Starfields) yang akan memanfaatkan teknologi Creation Engine generasi selanjutnya.

Creation Engine (Image credit: Bethesda)

Yang menarik tentunya adalah fakta bahwa Creation Engine telah dirombak untuk mengikuti teknologi next-gen dan juga semakin mudah untuk melakukan modding. Banyak perbaikan yang kini memberikan para modder kebebasan untuk membuat mod yang lebih bervariasi.

Microsoft sendiri dikatakan tengah bekerja sama dengan Bethesda Softworks untuk mendorong Creation Engine terbaru ini agar memiliki sistem modding baru untuk konsol Xbox yang lebih luas. Buat yang kelewatan, Microsoft sebelumnya mengakuisisi ZeniMax, induk perusahaan dari Bethesda.

Bethesda Mod HUB

Bethesda Softworks merupakan salah satu developer yang dikenal ramah untuk komunitas modding dengan game-game mereka sendiri seperti seri Elder Scrolls, ataupun Fallout yang memang dibangun di atas Creation Engine. Di sisi lainnya, Microsoft juga bukan publisher ataupun developer yang anti modding — seperti beberapa publisher/developer game AAA macam EA atau Ubisoft. Microsoft Flight Simulator punya komunitas modding yang sangat aktif. Sedangkan Minecraft bahkan jadi salah satu game dengan ekosistem modding paling kondusif sampai hari ini.

Maka dari itu, cukup masuk akal jika Microsoft ingin mengimplementasikan modding ke dalam konsol mereka — mengingat ada banyak nilai positif yang bisa didapatkan dari membuka akses modding.

Minecraft (Image Credit: Nvidia)

Bila memang nantinya Microsoft dan Bethesda berhasil membuat sistem modding terintegrasi untuk Xbox, maka bukan tidak mungkin hal ini membawa tren baru bagi para pemain konsol. Terlebih lagi, banyak game bisa berumur lebih panjang karena memiliki komunitas modding yang aktif.

Analisa Tren Industri Game PC dan Konsol Sepanjang 2020 di Australia, AS, Jepang, Inggris, dan Eropa

Tahun 2020 adalah tahun yang unik bagi industri game, khususnya industri game PC dan konsol. Di tengah krisis ekonomi global, industri game justru tumbuh. Tak hanya itu, pandemi juga mengubah kebiasaan para gamer dalam membeli game. Selama ini, para gamer memang sudah mulai terbiasa membeli game di toko digital, seperti Steam, PlayStation Store, Nintnedo Eshop, dan lain sebagainya. Tren membeli game digital semakin populer karena ketetapan lockdown yang diputuskan oleh berbagai pemerintah di dunia.

GamesIndustry membuat laporan tentang tren di industri game PC dan konsol di Australia, Eropa, Jepang, Amerika Serikat, dan Inggris selama 2020. Berikut ulasannya.

 

Australia

Pada 2020, total penjualan game di Australia naik 35% menjadi 15,8 juta unit. Data itu dikumupulkan oleh Games Sales Data (GSD), yang melacak penjualan digital dan fisik dari game-game yang dirilis sepanjang 2020. Sayangnya, ada beberapa publisher yang enggan untuk memberikan data penjualan mereka pada GSD, seperti Nintendo dan Bethesda.

Jika dibandingkan dengan pasar game di Eropa atau Amerika Serikat, pasar game di Australia unik karena di sana, game fisik masih lebih digemari. Pada tahun lalu, angka penjualan game fisik mencapai 8,5 juta unit, naik 15% jika dibandingkan dengan pada 2019. Meskipun begitu, pertumbuhan penjualan game digital tetap lebih pesat, mencapai 68%. Sepanjang 2020, sebanyak 7,3 juta unit game digital terjual melalui PSN, Xbox Live, Steam, dan Nintendo Eshop.

Di Australia, game favorit para gamers adalah Animal Crossing: New Horizons. Hal ini menarik karena Nintendo tidak menjual New Horizons secara digital di sana. Jadi, semua penjualan New Horizons di Australia dilakukan secara offline. Sementara itu, game terpopuler kedua adalah Grand Theft Auto V. Angka penjualan game dari itu naik 23% jika dibandingkan dengan tahun 2019. Peringkat lima diduduki oleh Mario Kart 8: Deluxe. Total penjualan game itu selama 2020 naik 88% dari tahun 2019. GTA V diluncurkan pada 2013, sementara Mario Kart 8: Deluxe dirilis pada 2014. Meningkatnya penjualan dari dua game ini menunjukkan, para gamers di Australia kembali tertarik untuk membeli game-game lama selama pandemi COVID-19.

Daftar 10 game terpopuler di Australia.
Daftar 10 game terpopuler di Australia.

Meningkatnya penjualan game di Australia tak lepas dari meningkatnya penjualan konsol. Pada 2020, sebanyak 1,2 juta konsol terjual. Jika dibandingkan dengan 2019, penjualan konsol pada 2020 naik 49%. Salah satu hal yang mendorong penjualan konsol adalah popularitas Nintendo Switch, yang menjadi konsol paling populer di Australia pada 2020. Total penjualan Switch pada 2020 naik 88% dari 2019. Sementara PlayStation 4 harus puas dengan posisi konsol terpopuler kedua. PlayStation 5 ada di posisi ketiga, diikuti oleh Xbox One pada peringkat empat.

 

Eropa

Untuk menganalisa tren penjualan game dan konsol di Eropa, GamesIndustry juga menggunakan data dari GSD. Kawasan Eropa mencakup Belgia, Belanda, Luxemburg, Prancis, Jerman, Swiss, Austria, Spanyol, Portugis, Denmark, Norwegia, Swedia, Finlandia, Islandia, dan Polandia. Berdasarkan data dari GSD, pada 2020, ada 123,7 juta unit game yang terjual di Eropa. Jika dibandingkan dengan penjualan game pada 2019, angka penjualan game pada 2020 naik 19%. Dari total penjualan game tersebut, sebanyak 58,7 juta unit terjual secara online.

Untuk menganalisa penjualan game digital di Eropa, GamesIndustry tidak menyertakan negara-negara yang tidak menghitung penjualan game secara fisik dan digital. Selain itu, mereka juga tidak menghitung penjualan dari game-game buatan Nintendo, Bethesda, dan CD Projekt. Pasalnya, ketiga perusahaan itu tidak memberikan data penjualan game digital mereka. Dengan memperhitungkan dua faktor ini, total game digital yang terjual di Eropa pada 2020 mencapai 59% dari penjualan game secara keseluruhan. Sebagai perbandingan, pada 2019, angka penjualan game digital kurang dari 48%. Namun, populernya game digital pada 2020 bukan berarti orang-orang berhenti membeli game secara offline. Buktinya, sekitar 65 juta unit game terjual secara offline di Eropa pada 2020.

Tren industri gaming PC dan konsol di Eropa.
Tren industri gaming PC dan konsol di Eropa.

PlayStation 4 jadi platform paling populer untuk pembelian game digital. Sekitar 52% dari total penjualan game digital dilakukan di PS4. Pembelian game digital juga populer di PC, yang menyumbangkan 27% dari total penjualan game digital pada 2020. Sementara itu, PS4 juga mendominasi penjualan game secara offline. Sekitar 43% dari total penjualan game secara offline merupakan game untuk PS4. Selain game PS4, game untuk Nintendo Switch juga sering dibeli secara offline. Dari keseluruhan penjualan game secara offline di Eropa, sekitar 41% merupakan game untuk Switch.

Di Eropa, game paling populer adalah FIFA 21. Mengingat masyarakat Eropa memang merupakan penggemar sepak bola, hal ini tidak aneh. Sementara game terpopuler kedua adalah Grand Theft Auto V. Game buatan Rockstar itu bukan satu-satunya game yang tidak dirilis pada 2020 yang berhasil dalam daftar 10 game terpopuler di Eropa. Beberapa game lama lain yang juga populer di kalangan gamer Eropa sepanjang tahun lalu antara lain FIFA 2020, Red Dead Redemption 2, Mario Kart 8 Deluxe, dan Call of Duty: Modern Warfare.

 

Jepang

Di Jepang, total penjualan konsol sepanjang 2020 mencapai 6,85 juta unit, menurut data dari Famitsu. Nintendo Switch memberikan kontribusi 87% — sekitar 6 juta unit — dari total penjualan tersebut. Versi standar dari Switch terjual sebanyak 3,9 juta unit, sementara versi Lite lebih dari 2 juta unit. Setelah Switch, PlayStation 4 menjadi konsol kedua dengan penjualan terbanyak. Hanya saja, total penjualan dari konsol Sony itu jauh lebih sedikit dari Switch. Total penjualan PS4 hanya mencapai 543 ribu unit. Sementara penjualan konsol PlayStation 5 hanya mencapai 255 ribu unit.

Pada 2020, pemasukan industri game di Jepang tumbuh 12,5% dari 2019, menjadi US$3,5 miliar. Segmen yang mengalami pertumbuhan terbesar adalah penjualan hardware konsol, yang tumbuh sebesar 16,4%, menjadi US$1,8 miliar. Selain itu, segmen penjualan game offline juga naik 9% dari 2019, menjadi US$1,75 miliar. Famitsu menyebutkan, tahun 2020 merupakan kali pertama penjualan konsol dan game offline naik secara bersamaan sejak 2017.

Daftar 10 game PC dan konsol terpopuler di Jepang.
Daftar 10 game PC dan konsol terpopuler di Jepang.

Di Jepang, Animal Crossing: New Horizons menjadi game dengan penjualan fisik terbanyak. Diluncurkan pada Maret 2020, game itu terjual sebanyak 6,4 juta unit. Posisi kedua diisi oleh Ring Fit Adventure, yang terjual sebanyak 1,6 juta unit. Sebenarnya, game itu diluncurkan pada 2019. Dan pada tahun peluncurannya, game tersebut hanya terjual sebanyak 500 ribu unit. Game terpopuler ketiga di Jepang adalah Momotaro Dentetsu: Showa Heisei Reiwa mo Teiban! dengan total penjualan 1,23 juta unit.

 

Amerika Serikat

Di Amerika Serikat, total belanja para gamers mencapai US$56,9 miliar pada 2020, naik 27% dari 2019. Software memberikan kontribusi sebesar 86% dari total belanja tersebut. Sementara itu, total penjualan konsol naik 35%, dari US$3,9 miliar pada 2019, menjadi US$5,3 miliar pada 2020. Sama seperti di Jepang, Nintendo Switch menjadi konsol paling populer. Dari segi nilai penjualan, PlayStation 5 ada di posisi kedua. Namun, dari segi total unit yang terjual, PlayStation 4 yang lebih unggul.

Menariknya, penjualan hardware dan aksesori gaming PC di AS pada 2020 juga naik. Total belanja untuk hardware dan aksesori gaming PC mencapai US$4,5 miliar, naik 62% jika dibandingkan dengan pada 2019. Tak hanya itu, total penjualan game digital PC juga naik 19%, menjadi US$7,5 miliar. Stephen Baker, Technology Industry Advisor, NPD, mengungkap bahwa tahun 2020 adalah tahun yang bersejarah bagi industri gaming PC. Pasalnya, baik penjualan hardware PC maupun aksesori gaming PC mengalami kenaikan. Total pertumbuhan penjualan hardware PC mencapai 57%, sementara pertumbuhan penjualan aksesori mencapai 81%.

Tahun 2020 menjadi tahun penting bagi industri gaming PC di AS.
Tahun 2020 menjadi tahun penting bagi industri gaming PC di AS.

Pada 2021, Baker memperkirakan, penjualan hardware dan aksesori gaming PC akan naik 3%. “Lockdown selama pandemi COVID-19 punya peran penting dalam mendorong pertumbuhan industri gaming PC. Alasannya, banyak orang yang berusaha untuk mencari hiburan selama mereka tidak boleh keluar dari rumah,” kata Baker.

 

Inggris

Mengikuti tren global, industri game di Inggris juga berkembang pada 2020. Sepanjang 2020, ada 42,7 juta unit game yang terjual, naik 34% dari 2019. Sebagian besar — sekitar 24,5 juta unit — terjual secara digital. Hal itu berarti, penjualan game digital di Inggris naik 74% pada 2020 dari 2019. FIFA 21 menjadi game yang paling laku. Game sepak bola itu terjual sebanyak 2,2 juta unit pada 2020. Sementara posisi kedua diduduki oleh Call of Duty: Black Ops Cold War, yang terjual sebanyak 1,42 juta unit.

Pada 2020, perilaku gamers di Inggris juga mulai berubah. Sekarang, mereka lebih sering membeli game via toko digital. Faktanya, sekitar 67% dari keseluruhan game yang terjual pada 2020 dibeli melalui PSN, Xbox Live, Nintendo Eshop, dan Steam. Sebagai perbandingan, pada 2019, hanya 52% game yang dibeli secara digital. Sebelum pandemi, perubahan perilaku gamers di Inggris ini memang sudah terlihat. Namun, pandemi COVID-19 membuat semakin banyak gamers membeli game via toko digital. Walau penjualan game digital terus naik, masih banyak orang yang membeli game secara offline. Buktinya, sebanyak 18,2 juta unit game terjual secara offline pada 2020, naik 2% dari 2019.

Tak hanya penjualan game, penjualan konsol di Inggris juga naik. Sepanjang 2020, total penjualan konsol di Inggris mencapai 3,16 juta unit, naik 29,4% dari tahun 2019. Nintendo Switch menjadi konsol paling populer di Inggris selama 11 bulan. Angka penjualan Switch naik 52,2% jika dibandingkan dengan penjualan pada 2019. Sementara penjualan konsol lain justru turun. Misalnya, penjualan PlayStation 4 turun 35,3% dan Xbox One turun 42,3%. Setelah Nintendo Switch, konsol paling populer kedua di Inggris adalah PlayStation 5. Padahal, konsol itu baru dirilis pada pertengahan November 2020 dan Sony kesulitan untuk memenuhi tingginya permintaan dari konsol tersebut.

Industri Console Gaming Meraup Rp716 Triliun dari Pengeluaran Pemain di 2020

Pasar console gaming yang meliputi hardware, konten game, dan layanannya berhasil meraup U$53 miliar dari pemain — naik 19% dibanding tahun 2019.

Angka tersebut merupakan data dari Ampere Analysis yang baru saja merilis laporan mereka tentang pasar console gaming, dilaporkan dari GameIndustry.biz. Menurut data Ampere tadi, tahun 2020 mencatatkan rekor spending di industri console dengan pertumbuhan di 3 aspek yang disebutkan di atas.

Meski ada kenaikan dari Nintendo Switch, sebagian besar spending datang dari PlayStation. Laporan tersebut menyatakan bahwa Sony masih menguasai market share sebesar 46% di 2020 — turun dari 49% di 2019. Jika Anda tertarik mencari tahu tentang sejarah Nintendo yang sudah berusia 100 tahun lebih ataupun bagaimana Sony terjun ke industri console gaming, Anda bisa membacanya di tautan masing-masing.

Sedangkan console dari Microsoft juga mengalami penurunan market share meski hanya 1%, jadi 23%. Nintendo berhasil menempati peringkat kedua dengan 31% berkat 26 juta unit Switch yang didistribusikan. Sekitar US$7 miliar dihabiskan untuk membeli hardware Nintendo tahun lalu.

Credits: Gamasutra
Credits: Gamasutra

Sedangkan dari sisi software, 50% pengeluaran konsumen terjadi di console PlayStation. Namun uniknya, dalam hal penjualan game fisik, Nintendo yang memimpin pasar. Untuk konten digital keseluruhan, 2020 menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan karena meliputi 67% spending — naik dari 59% di 2019.

 

Microsoft Resmi Jadi Pemilik Bethesda, Beberapa Game Baru Nantinya Bakal Dijadikan Penawaran Eksklusif

September 2020 lalu, industri gaming sempat dibuat geger oleh rencana Microsoft untuk mengakuisisi induk perusahaan Bethesda, ZeniMax Media, dengan dana sebesar $7,5 miliar. Usai mendapatkan persetujuan dari United States Securities and Exchange Commission dan European Union Commission selaku badan yang mengawasi baru-baru ini, akuisisi tersebut akhirnya resmi selesai.

Microsoft mengumumkan kabarnya lewat blog resmi Xbox, menyambut kedatangan total delapan studio di bawah naungan ZeniMax Media ke keluarga besar Xbox Game Studios. Sebagai pengingat, delapan studio yang dimaksud adalah Bethesda Game Studios, id Software, ZeniMax Online Studios, Arkane, MachineGames, Tango Gameworks, Alpha Dog, dan Roundhouse Studios.

Tentu saja ini berarti Microsoft sekarang memiliki akses langsung ke sederet franchise game populer milik ZeniMax, di antaranya The Elder Scrolls, Fallout, Doom, Dishonored, Wolfenstein, The Evil Within, dan masih banyak lagi. Jadi tidak heran apabila Microsoft rela mengucurkan dana dengan nilai setara 108 triliun rupiah.

Satu catatan penting yang perlu digarisbawahi dari pengumuman ini adalah terkait rencana ke depan Microsoft. Dalam blog post-nya, Phil Spencer selaku orang nomor satu di divisi Xbox menyebutkan bahwa ke depannya akan ada sejumlah judul baru garapan Bethesda yang hanya akan dirilis secara eksklusif di platform Xbox dan PC.

Kata “baru” semestinya merujuk pada gamegame yang memang belum pernah diumumkan sama sekali. Namun di saat yang sama, judul-judul blockbuster yang sudah diumumkan, macam Starfield atau The Elder Scrolls 6, juga sama sekali belum ada kejelasan, sehingga menurut saya masih ada kemungkinan keduanya nanti bakal dijadikan penawaran eksklusif.

Rencana ini jelas kontras dengan yang disampaikan oleh Phil pada bulan Oktober 2020, yang pada dasarnya bisa diartikan bahwa Microsoft tidak punya niatan menjadikan game bikinan Bethesda eksklusif untuk platform Xbox. Namun seperti yang kita tahu, Xbox sekarang bukan cuma console saja, melainkan juga layanan cloud gaming (Xbox Game Pass) yang dapat diakses dari banyak perangkat.

Jadi seandainya nanti Starfield dan The Elder Scrolls 6 benar-benar dijadikan eksklusif, Microsoft menurut saya masih tetap bisa menjangkau banyak konsumen lewat Xbox Game Pass. Konsumen dari kubu kompetitor (Sony) pun tidak perlu berkecil hati, sebab mereka hanya perlu menyiapkan biaya berlangganan Xbox Game Pass — yang tentu jauh lebih terjangkau ketimbang harus membeli console Xbox — agar bisa ikut memainkannya.

Sumber: Xbox.