OPPO Terus Kuasai Penjualan Smartphone Tanah Air Sampai Kuartal Ketiga 2019

Empat bulan lalu, Canalys merilis data yang cukup mengejutkan terkait pangsa pasar smartphone di tanah air. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, OPPO berhasil menguasai pangsa pasar ponsel di Indonesia, merebut posisi nomor satu yang selama ini dipegang oleh Samsung.

Lebih mengejutkan lagi, hasil temuan Canalys itu ternyata berbeda jauh dari hasil riset Counterpoint untuk periode yang sama, yang masih mencatatkan Samsung sebagai penguasa pasar smartphone di Indonesia. Lalu mana yang lebih bisa kita percaya? Daripada membahas yang sudah lewat, lebih baik kita meninjau hasil riset untuk kuartal ketiga, dan kebetulan kali ini sumber datanya bertambah satu, yakni IDC.

Indonesia smartphone market share Q3 2019 - IDC

Seperti yang bisa kita lihat pada gambar, lima pabrikan smartphone dengan pangsa pasar terbesar di Indonesia versi IDC adalah, sesuai urutannya: OPPO, Vivo, Samsung, Realme, dan Xiaomi. Sebagian besar dari angka 26,2% yang dicatatkan OPPO berasal dari penjualan di segmen low-end dan mid-range.

Samsung di urutan ketiga dinilai kehilangan banyak pangsa pasar akibat deretan ponsel seri Galaxy A baru yang datang terlalu cepat, hanya terpaut beberapa bulan dari masing-masing pendahulunya. Juga menarik adalah Xiaomi, yang disebut penjualannya menurun akibat perangkat yang didistribusikan melalui jalur non-resmi.

Indonesia smartphone market share Q3 2019 - Canalys

Data estimasi versi IDC ini cukup mirip dengan versi Canalys, yang juga mencatatkan OPPO di posisi pertama. Bedanya, Canalys menempatkan Xiaomi di peringkat kedua, dan saya menduga mereka mengikutsertakan penjualan unit-unit Xiaomi non-resmi, sehingga persentasenya pun berbeda jauh dari yang dicatatkan IDC.

Untuk Samsung, raksasa Korea Selatan itu sama-sama menduduki posisi ketiga baik di data versi IDC maupun Canalys. Juga menarik untuk disorot adalah pertumbuhan tahun demi tahun (YoY growth) Vivo yang cukup signifikan di angka 74%. Kemungkinan besar kontributor utamanya adalah Vivo Z1 Pro, yang boleh dibilang berhasil menaikkan kelas Vivo ke segmen mid-range.

Indonesia smartphone market share Q3 2019 - Counterpoint

Terakhir, ada riset periode yang sama dari Counterpoint. Estimasi mereka rupanya berbeda sendiri, dengan Samsung yang masih menduduki posisi pertama, dan OPPO di posisi ketiga. Seperti yang bisa kita lihat pada tabel di atas, selisih angkanya memang tidak terlalu jauh antara Samsung, Xiaomi dan OPPO selaku tiga besar versi Counterpoint.

Terlepas dari itu, yang tidak bisa diragukan atau didebatkan adalah fakta bahwa brand asal Tiongkok benar-benar semakin mendominasi penjualan smartphone di tanah air. Kalau tren ini terus berlanjut, bukan tidak mungkin tahun depan ketiga pusat riset ini menyimpulkan hal yang sama, bahwa Samsung bukan lagi pabrikan ponsel nomor satu di Indonesia.

 

Xiaomi Mi Note 10 Resmi Diluncurkan, Smartphone Pertama dengan Kamera 108 Megapixel

Tanpa harus berlama-lama, Xiaomi akhirnya resmi meluncurkan Mi Note 10 setelah menyingkap teaser-nya beberapa hari lalu, dan hanya selang satu hari setelah versi untuk pasar Tiongkok-nya (Mi CC9 Pro) dirilis. Sesuai ekspektasi, nilai jual utama ponsel ini terletak pada kameranya.

Sekadar mengingatkan, Mi Note 10 hadir membawa lima kamera belakang: kamera utama 108 megapixel dengan ukuran fisik sensor yang lebih besar daripada biasanya (1/1,33 inci), kamera telephoto 5 megapixel dengan 5x optical zoom, kamera wide-angle 20 megapixel, kamera portrait 12 megapixel, dan kamera macro 2 megapixel yang mampu mengunci fokus pada objek dengan jarak hingga sedekat 1,5 cm.

Seperti halnya mayoritas smartphone lain belakangan ini, Mi Note 10 turut dilengkapi fitur Night Mode. Menariknya, Xiaomi bilang fitur ini bekerja dengan menggabungkan beberapa foto dalam format RAW, bukan JPEG, yang secara teori dapat menghasilkan foto dengan detail dan dynamic range yang lebih baik.

Xiaomi Mi Note 10

Mi Note 10 mengemas notch kecil pada layarnya, dan itu menjadi rumah atas kamera selfie 32 megapixel f/2.0. Layarnya ini merupakan panel AMOLED 6,47 inci beresolusi 1080p, dan di baliknya bernaung sensor sidik jari generasi baru yang diklaim 88% lebih tipis ketimbang sebelumnya.

Dampak positif dari penggunaan sensor sidik jari baru itu adalah ruang kosong berlebih pada Mi Note 10, yang akhirnya dimanfaatkan Xiaomi untuk menjejalkan baterai berkapasitas masif: 5.260 mAh, lengkap dengan dukungan fast charging 30 W, tapi sayangnya tanpa dukungan wireless charging.

Xiaomi Mi Note 10

Urusan spesifikasi, Mi Note 10 memang belum masuk kategori flagship, namun itu bukan berarti kinerjanya otomatis loyo. Chipset yang digunakan adalah Qualcomm Snapdragon 730G yang berada di kelas menengah, ditemani oleh RAM 6 GB dan storage internal sebesar 128 GB (tanpa slot microSD).

Kalau itu dirasa kurang berpotensi, masih ada Mi Note 10 Pro yang identik namun mengemas RAM dan storage lebih besar, persisnya 8 GB dan 256 GB. Kamera 108 megapixel milik Mi Note 10 Pro juga sedikit berbeda karena didampingi oleh lensa 8P, bukan 7P seperti pada Mi Note 10 standar. Dugaan saya, lensa 8P maksudnya adalah lensa yang strukturnya terdiri dari delapan elemen.

Xiaomi berencana memasarkan Mi Note 10 dan Mi Note 10 Pro di negara-negara Eropa terlebih dulu. Di sana, Mi Note 10 dibanderol 549 euro (± Rp 8,5 juta), sedangkan Mi Note 10 Pro dihargai 649 euro (± Rp 10 juta).

Sumber: GSM Arena.

[Review] Xiaomi Redmi Note 8 Pro: Feature Flagship, Kinerja Premium, Harga Mainstream, dan Ada NFC

“Yah, pake Mediatek”… Mungkin hal itulah yang pertama kali diucapkan banyak orang mengenai smartphone Xiaomi Redmi Note 8 Pro ini. Padahal, tidak sedikit SoC yang juga menggunakan prosesor ARM Cortex dan GPU ARM Mali pada SoC-nya. Selain itu, tidak sedikit pula vendor yang menyediakan pendingin yang layak didalam sebuah smartphone.

Xiaomi sadar akan hal ini. Oleh karena itu, mereka pun kembali menggunakan cip tercepat dari Mediatek dan digabung dengan pendingin yang mereka kenalkan dengan nama Liquid Cool. Hasilnya, panas yang timbul pada bagian badannya hanya terasa hangat saja.

Xiaomi Redmi Note 8 Pro

Hal tersebut yang saya rasakan pada saat menggunakan Redmi Note 8 Pro yang baru saja diluncurkan oleh Xiaomi ini. Terus terang saja, saya sangat penasaran dengan kinerja Mediatek Helio G90T ini yang pada peluncurannya memiliki nilai Antutu 7.2.3 yang sama dengan Snapdragon 845. Namun, hasilnya bisa dilihat pada segmen pengujian kami di bawah.

Mediatek G90T sendiri oleh Mediatek merupakan seri terbaru yang terpisah dari P dan X (yang saat ini kelihatannya sedang “ogah” diteruskan). Mediatek mengatakan seri G yang berarti Gaming ditujukan untuk mereka yang gemar bermain game mobile. Dan hal tersebut berarti bahwa Redmi Note 8 Pro akan berjalan baik saat digunakan untuk bermain game.

Spesifikasi lengkap dari Xiaomi Redmi Note 8 Pro adalah sebagai berikut

Redmi Note 8 Redmi Note 8 Pro
SoC Snapdragon 665 Mediatek Helio G90T MT6785T
CPU 4×2.0 GHz Kryo 260 + 4×1.8 GHz Kryo 260 2×2.05 GHz Cortex-A76 & 6×2.0 GHz Cortex-A55
GPU Adreno 610 Mali G76 MC4
RAM 3/4/6 GB 6 GB
Internal 32/64/128 GB 64/128 GB
Layar 6,3 inci IPS 2340 x 1080 Gorilla Glass 5 6,53 inci IPS 2340 x 1080 Gorilla Glass 5
Dimensi 158.3 x 75.3 x 8.4 mm 161.4 x 76.4 x 8.8 mm
Bobot 190 gram 200 gram
Baterai 4000 mAh 4500 mAh
Kamera 48 MP/12MP, 8 MP Wide, 2 MP Macro, 2MP depth, 13 MP selfie 64 MP/16 MP, 8 MP Wide, 2 MP Macro, 2MP depth, 20 MP selfie
OS Android 9 Pie MIUI 10

Hasil dari CPU-Z dan SensorBox adalah sebagai berikut

Unboxing

Seperti inilah isi dari paket penjualan Xiaomi Redmi Note 8 Pro

Xiaomi Redmi Note 8 Pro - Unboxing

Desain

Biasanya, desain antara perangkat pro dan non pro dari Xiaomi kurang lebih sama. Namun, hal tersebut berbeda dengan Redmi Note 8 Pro. Pada bagian belakangnya diklaim oleh Xiaomi terbuat dari bahan kaca dengan Gorilla Glass 5. Yang baru dari perangkat ini adalah Xiaomi memperkuat keempat sisi lengkungan dari Redmi Note 8 Pro sehingga lebih tahan saat terjatuh. Untuk warna yang saya dapatkan, dinamakan Forest Green.

Xiaomi Redmi Note 8 Pro - Atas

Resolusi layar yang dimiliki oleh Redmi Note 8 Pro sama dengan Redmi Note 8, yaitu 2340×1080 yang memiliki rasio 19,5:9. Sama seperti badan belakangnya, Redmi Note 8 Pro menggunakan layar dengan Gorilla Glass 5. GG5 sendiri sudah diklaim mampu bertahan terhadap benturan hingga 1 meter. Rasio layar berbanding badan dari Redmi Note 8 Pro juga lebih besar dari Redmi Note 8, yaitu sebesar 91,4%.

Layar bagian depan dari Redmi Note 8 Pro memiliki desain Dot Drop, yaitu poni kecil yang hanya memuat sebuah kamera dengan resolusi 20 MP. Hal ini tentu saja hanya menutupi sebagian kecil dari bar notifikasi pada Redmi Note 8 Pro. Akan tetapi, jika Anda tidak suka terhadap “notch“-nya, gunakan saja mode Dark Mode yang akan menghitamkan hampir semua layarnya dan membuat poni tidak terlihat.

Xiaomi Redmi Note 8 Pro - Bawah

Xiaomi juga memperkenalkan WiFi X Antenna pada Redmi Note 8 Pro. Hal ini membuat antenna WiFi pada Redmi Note 8 Pro terpasang pada sisi kanan atas serta pada sisi kiri tengah. Hal ini membuat pengguna yang sedang bermain game kerap menutupi bagian antenna WiFi sehingga menurunkan penerimaan sinyalnya.

Pada bagian belakang Redmi Note 8 Pro dapat ditemukan empat buah kamera lengkap dengan LED Flash. Selain itu, terdapat juga sensor sidik jari di bawah dari kameranya. NFC pun juga hadir ada Redmi Note 8 Pro ini. Sepertinya, cip NFC terletak didekat sensor sidik jari. Jadi untuk memindai kartu uang elektronik, dekatkan saja pada sensor sidik jari tersebut.

Xiaomi Redmi Note 8 Pro - Kiri

Pada bagian kanannya dapat ditemukan tombol power untuk menyalakan dan mematikan perangkat serta tombol volume naik dan turun. Pada bagian kirinya dapat ditemukan slot SIM dan microSD (sayangnya hybrid). Di bagian atasnya terdapat microphone kedua dan sensor infra merah. Di bagian bawahnya dapat ditemukan port Audio 3.5mm, USB-C, speaker, dan microphone.

Sistem operasi yang digunakan oleh Redmi Note 8 Pro adalah Android 9 Pie. Antar muka yang digunakan tentu saja buatan Xiaomi sendiri, yaitu MIUI versi 10. MIUI dari awal sudah meniadakan app drawer sehingga semua icon dan widget akan tergabung pada homescreen-nya. Xiaomi pun akan mengeluarkan MIUI 11 untuk Redmi Note 8 Pro ini.

Xiaomi Redmi Note 8 Pro - Kanan

Jaringan LTE

Xiaomi selalu mendukung kanal-kanal 4G LTE yang ada di Indonesia pada setiap smartphone mereka. Redmi Note 8 sendiri mendukung band 1(2100), 3(1800), 5(850), 7(2600), 8(900), 40(2300), dan 41(2500)  yang digunakan oleh semua operator seluler di Indonesia. Redmi Note 8 Pro menggunakan modem dengan LTE Cat 12 yang mendukung 3 Carrier Aggregation dengan kecepatan download sampai dengan 600 Mbps.

Kamera

Xiaomi Redmi Note 8 Pro digadang sebagai perangkat pertama di Indonesia yang menggunakan kamera 64 MP. Sensor yang satu ini dibuat oleh Samsung dengan mengandalkan teknologi Tetracell, yaitu ISOCELL GW1. Untuk kamera depannya, Xiaomi menyematkan kamera 20 MP dengan sensor ISOCELL S5K3T1.

Xiaomi Redmi Note 8 Pro - Kamera Belakang

Pada saat kondisi cahaya terang, kamera Redmi Note 8 Pro mampu mengambil gambar dengan sangat baik. Namun didalam ruangan, beberapa gambar yang diambil memperlihatkan penurunan ketajaman gambar serta mulai terlihatnya noise. Hal tersebut pun terjadi pada saat pengambilan gambar dengan mode malam. Oleh karena itu, pengguna harus dengan benar mengatur fokus mana yang diinginkan sehingga gambar yang baik akan bisa didapatkan.

Untuk hasil mode malam adalah sebagai berikut

Kamera selfie-nya pun juga sedikit “tricky“. Pengambilan gambar mengharuskan tangan untuk tidak bergoyang sedikit pun agar bisa mendapatkan hasil yang tajam. Selain itu, untuk menghindari noise yang berlebih, cahaya yang ada harus benar-benar pas. Saya sangat menyarankan untuk mengambil selfie dengan selalu menyalakan flash-nya yang menggunakan layar sebagai cahaya.

Untuk kamera makro yang memiliki resolusi 2 MP, hasilnya cukup baik. Walaupun resolusinya rendah, kameranya mampu mengambil detail yang cukup dan warna dengan cukup akurat.

Xiaomi pun memperkenalkan sebuah filter baru yang bisa mempercantik langit. Mereka menamakan “Sky Replacement“, yaitu akan mengubah langit di siang hari menjadi berbeda sesuai dengan keinginan.

Saat mencoba resolusi 16 MP dengan 64 MP pada obyek yang sama, saya cukup terkejut. Hal ini dikarenakan pada 16 MP, detail yang tertangkap terlihat lebih baik dari 64 MP nya, walaupun warnanya masih lebih akurat yang 64 MP. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini, di mana sebelah kiri adalah 16 MP dan sebelah kanan adalah 64 MP.

Xiaomi Redmi Note 8 Pro - 16vs64 MP

Pengujian

Xiaomi Redmi Note 8 Pro menggunakan chipset yang baru dari Mediatek, yaitu Helio G90T dengan dua inti prosesor kencang Cortex A76 berkecepatan 2,05 GHz. Enam inti lainnya adalah prosesor hemat daya Cortex A55 berkecepatan 2 GHz.

Pada pengujian kali ini, kami akan menguji dengan menggunakan aplikasi benchmark sintetis dan juga dengan game. Ada tiga game yang saya gunakan, yaitu COD Mobile, LifeAfter, dan PUBG Mobile. Ketiganya saya set pada seting tertinggi dan dalam waktu tertentu kami hitung framerate-nya dengan menggunakan GameBench Pro (http://www.gamebench.net). Anti Aliasing pun juga dinyalakan dalam pengujian kali ini.

Saat bermain game, hal unik yang terjadi adalah sensor panas menunjukkan bahwa CPU mengeluarkan panas 65 derajat celcius, namun panas yang terasa sangat tidak mengganggu. Hal ini tentu karena implementasi dari teknologi LiquidCool. Hasilnya memang hanya terasa sedikit hangat pada bagian belakangnya.

Kali ini saya hadirkan kembali Xiaomi Redmi Note 8 sebagai pembanding yang menggunakan Snapdragon 665. Dan karena cip G90T digadang untuk melawan SD730G, saya pun menghadirkan SoC tersebut untuk dibandingkan. Untuk hasil benchmark sintetisnya adalah sebagai berikut

Perlu diperhatikan pada Antutu, nilai yang Xiaomi berikan pada saat peluncurannya merupakan hasil dari Antutu 8. Oleh karena itu, saya hadirkan hasil dari Antutu 7 dan 8 agar dapat terlihat perbedaannya.

Untuk hasil benchmark gamingnya adalah sebagai berikut

Uji Baterai

Pengujian kami kali ini menggunakan video MP4 yang dimainkan secara berulang-ulang. Videonya sendiri menggunakan resolusi 1920×1080 dengan codec H.264 dan berdurasi 120 menit. Kami tidak menggunakan BatteryXPRT karena algoritma penghemat baterai yang sangat ketat pada MIUI 10 ini.

Pengujian berlangsung selama 12 jam 30 menit pada unit yang kami dapatkan. Setelah baterai habis dan perangkat mati, kami langsung menguji pengisian baterainya. Dengan menggunakan charger bawaan, pengisiannya hanya memakan sekitar satu setengah jam saja.

Verdict

Pada akhirnya, permintaan para konsumen kepada Xiaomi dipenuhi. Redmi Note 8 Pro saat ini sudah memiliki NFC yang saat ini di Indonesia selalu digunakan untuk mengisi uang elektronik. Selain itu, nantinya pengguna MRT dan Commuter Line juga bisa menggunakan NFC untuk membayar tiket masuk mereka.

Kinerja yang dimiliki oleh Redmi Note 8 Pro memang tidak perlu lagi dipertanyakan. Penggunaan Mediate Helio G90T memang sangat baik digunakan dalam bermain game. Hasil benchmark pun juga memperlihatkan bahwa secara keseluruhan, Redmi Note 8 Pro memiliki kinerja yang lebih baik dari perangkat dengan Snapdragon 730G.

Kamera juga merupakan andalan Xiaomi pada Redmi Note 8 Pro. Hasil dari setiap kamera yang ada memang cukup baik. Namun, bagi pengguna yang jeli, maka noise sudah pasti akan terlihat pada beberapa bagian yang bahkan tidak ditemukan pada kamera Redmi Note 8 yang saya review beberapa saat yang lalu. Semoga saja Xiaomi bisa memperbaiki hasil fotonya pada firmware berikutnya.

Xiaomi menjual Redmi Note 8 Pro dengan varian 6/128 GB dengan harga Rp. 3.499.000 saja. Dengan harga tersebut serta feature yang digunakan tentu saja membuat Redmi Note 8 Pro sangat menarik untuk dimiliki. Sepertinya baru kali ini Xiaomi menelurkan perangkat dengan kinerja tinggi serta feature yang lengkap di Indonesia.

Namun bagi konsumen yang tidak memiliki dana tiga jutaan, tentu saja Redmi Note 8 cukup menarik untuk dimiliki.

Sparks

  • Harga cukup terjangkau
  • NFC!
  • Tidak panas berkat LiquidCool
  • Kinerja kencang
  • Baterai besar
  • Fast Charger bawaan mengisi dengan cepat
  • WiFi X

Slacks

  • Hasil kamera masih harus di tweak lagi, tidak jelek, namun noise cukup terlihat
  • Slot SIM hybrid
  • Iklan pada aplikasi resmi Xiaomi

 

 

Xiaomi Resmi Perkenalkan Smartwatch Perdananya, Mi Watch

Smartwatch perdana Xiaomi, Mi Watch, akhirnya resmi diperkenalkan setelah sejumlah bocorannya beredar di media sosial beberapa hari lalu. Persis seperti yang sudah diduga, perangkat ini mengambil banyak inspirasi dari Apple Watch, terutama dari segi desain.

Kemiripannya dengan Apple Watch bisa kita lihat dari bentuk layar serta posisi crown dan satu tombol tambahannya di sisi kanan. Layarnya sendiri merupakan panel AMOLED 1,78 inci beresolusi tinggi, dengan kepadatan pixel di angka 326 ppi. Layar tersebut duduk di atas case berbahan aluminium atau stainless steel, lagi-lagi sama seperti yang Apple tawarkan.

Xiaomi Mi Watch

Spesifikasi Mi Watch tergolong cukup mumpuni. Chipset Qualcomm Snapdragon Wear 3100 ditunjuk menjadi otaknya, lengkap beserta dampingan RAM 1 GB dan storage 8 GB. Kapasitas baterainya pun cukup besar di angka 570 mAh, dan Xiaomi mengklaim perangkat ini mampu beroperasi hingga 36 jam nonstop dalam sekali pengisian.

Juga penting di ranah smartwatch adalah kehadiran GPS dan NFC, yang berarti Mi Watch dapat memonitor aktivitas seperti jogging atau bersepeda secara mandiri (tanpa harus mengandalkan GPS milik smartphone), serta bisa dipakai sebagai alat pembayaran elektronik. Dukungan eSIM dan jaringan 4G, serta keberadaan mikrofon dan speaker juga berarti perangkat ini siap dipakai untuk keperluan menelepon.

Beralih ke software, Mi Watch menjalankan sistem operasi MIUI for Watch yang berbasiskan Wear OS. Selain punya tampilan yang berbeda, OS ini juga mengemas app store-nya sendiri. Xiaomi pun tidak lupa menyertakan sejumlah aplikasi bawaan rancangannya sendiri seperti Tasks, Recorder atau Notes.

Xiaomi Mi Watch

Fungsi tracking yang ditawarkan Mi Watch cukup melimpah. Di samping heart-rate monitoring dan sleep tracking, perangkat juga dibekali sepuluh mode khusus untuk memonitor aktivitas-aktivitas seperti berlari atau berenang. Ya, Mi Watch tentunya telah dirancang supaya tahan air, namun tidak diketahui sampai sedalam apa.

Untuk sekarang, Xiaomi hanya akan memasarkan Mi Watch di Tiongkok saja. Varian aluminiumnya dihargai 1.299 yuan (± Rp 2,6 juta), sedangkan varian stainless steel-nya dihargai 1.999 yuan (± Rp 4 juta) dan baru akan menyusul pada bulan Desember mendatang.

Sumber: Engadget.

Xiaomi Bersiap Luncurkan Mi Note 10 dengan Lima Kamera Belakang, Salah Satunya Beresolusi 108 Megapixel

Redmi Note 8 Pro adalah smartphone yang cukup langka. Ia merupakan salah satu ponsel pertama dengan kamera belakang beresolusi 64 megapixel, dan jumlah ponsel sejenis sejauh ini masih tergolong sedikit. Namun belum lama berselang, Xiaomi sudah bersiap untuk meluncurkan ponsel dengan kamera yang lebih ganas lagi.

Ponsel yang dimaksud adalah Mi Note 10, yang dijadwalkan meluncur pada tanggal 14 November nanti, dan yang sendirinya merupakan versi global dari Mi CC9 Pro yang akan hadir lebih dulu di Tiongkok. Melalui Twitter, Xiaomi menyingkap teaser terkait setup lima kamera belakang yang ada pada Mi Note 10.

Cukup mencengangkan mengetahui bahwa sensor utamanya memiliki resolusi 108 megapixel. Sensor tersebut adalah ISOCELL Bright HMX, sensor yang sama seperti yang terdapat pada Mi Mix Alpha, dan yang merupakan hasil kerja sama langsung antara Samsung dan Xiaomi.

Samsung ISOCELL Bright HMX

Empat sisanya adalah kamera telephoto (5x optical zoom) 5 megapixel, kamera portrait 12 megapixel, kamera ultra-wide 20 megapixel, dan kamera macro 2 megapixel. Di depan, ada kamera selfie beresolusi 32 megapixel kalau mengacu pada info yang didapat mengenai Mi CC9 Pro.

Seperti yang bisa kita lihat, tidak ada sensor sidik jari di panel belakangnya, mengindikasikan kalau sensor sidik jarinya berada di balik layar. Layarnya sendiri dirumorkan merupakan panel OLED 6,47 inci beresolusi 1080p.

Detail lebih lengkapnya masih harus menunggu beberapa hari lagi. Bocoran lain yang cukup mengesankan adalah seputar baterainya, yang disebut memiliki kapasitas 5.260 mAh.

Sumber: GSM Arena.

[Review] Xiaomi Redmi Note 8: Kinerja Oke, Kamera Andal, Harga Hancur!

“Huuuaaaaa…”, itulah yang saya dengar pada saat sang Country Director Xiaomi Indonesia yang baru, Alvin Tse, mengumumkan harga dari salah satu smartphone terbaru mereka, Redmi Note 8. Xiaomi pada saat peluncurannya di tanggal 17 Oktober 2019 lalu memang mengejutkan para hadirin yang ada. Hal tersebut karena dengan spesifikasi tinggi, Xiaomi bisa menjual perangkat ini dengan harga di bawah dua juta rupiah! Xiaomi juga menjuluki Redmi Note 8 dengan sebutan Superstar!

Xiaomi Redmi Note 8

Redmi Note 8 pun kali ini sudah hadir di meja pengujian tim Dailysocial. Saya pun langsung membuka dan melakukan sesi unboxing dari perangkat yang satu ini dan bisa Anda lihat pada tautan ini. Dan sesuai janji, perangkat Redmi Note 8 pun saya review kali ini.

Xiaomi Redmi Note 8 memiliki spesifikasi sebagai berikut

Redmi Note 8

Redmi Note 7

SoC

Snapdragon 665

Snapdragon 660

CPU

4×2.0 GHz Kryo 260 + 4×1.8 GHz Kryo 260

GPU

Adreno 610

Adreno 512

RAM

3/4/6 GB

3/4/6 GB

Internal

32/64/128 GB

32/64/128 GB

Layar

6,3 inci IPS 2340 x 1080 Gorilla Glass 5

Dimensi

158.3 x 75.3 x 8.4 mm

159.2 x 75.2 x 8.1 mm

Bobot

190 gram

186 gram

Baterai

4000 mAh

Kamera

48 MP/12MP, 8 MP Wide, 2 MP Macro, 2MP depth, 13 MP selfie

48 MP / 12 MP, 5 MP depth, 13 MP selfie

OS

Android 9 Pie MIUI 10

Hasil dari CPU-Z dan Sensor Box adalah sebagai berikut

Dari bagian prosesor, sepertinya kedua SoC menggunakan frekuensi yang sama. Pembedanya ada pada GPU yang digunakan. Selain itu Redmi Note 8 juga memiliki bobot yang tipis lebih berat dari seri 7nya. UI yang digunakan juga masih sama, keduanya menggunakan MIUI 10.

Unboxing

Seperti inilah isi dari paket penjualan Redmi Note 8

Xiaomi Redmi Note 8 - unboxing

Desain

Desain dari Redmi Note 8 hampir tidak ada bedanya dengan Redmi Note 7. Pada bagian belakangnya diklaim oleh Xiaomi terbuat dari bahan kaca dengan Gorilla Glass 5. Desainnya sendiri dinamakan holografik S-Curve. Warna yang saya dapatkan adalah Space Black.

Xiaomi Redmi Note 8 - Belakang

Resolusi layar yang dimiliki oleh Redmi Note 8 sama dengan Redmi Note 7, yaitu 2340×1080 yang memiliki rasio 19,5:9. Sama seperti badan belakangnya, Redmi Note 8 menggunakan layar dengan Gorilla Glass 5. GG5 sendiri sudah diklaim mampu bertahan terhadap benturan hingga 1 meter. Rasio layar berbanding badan dari Redmi Note 8 juga lebih besar dari Redmi Note 7, yaitu sebesar 90%.

Xiaomi Redmi Note 8 - Atas

Layar bagian depan dari Redmi Note 8 memiliki desain Dot Drop, yaitu poni kecil yang hanya memuat sebuah kamera dengan resolusi 13 MP. Hal ini tentu saja hanya menutupi sebagian kecil dari bar notifikasi pada Redmi Note 8. Akan tetapi, jika Anda tidak suka terhadap “notch“-nya, gunakan saja mode Dark Mode yang akan menghitamkan hampir semua layarnya dan membuat poni tidak terlihat.

Xiaomi Redmi Note 8 - Kanan

Pada bagian belakang Redmi Note 8 dapat ditemukan empat buah kamera lengkap dengan LED Flash. Bagian ini cukup menonjol sehingga cukup merisaukan saat smartphone ditaruh di atas meja dan tergeser, membuat kaca lensa dapat baret, walau menggunakan kaca Sapphire. Oleh karenanya, gunakan saja back case transparan bawaannya sehingga dapat membuat bagian kameranya tidak menonjol. Selain itu juga ditemukan sensor sidik jari yang cukup kecil namun responsif.

Xiaomi Redmi Note 8 - Kiri

Pada bagian kanannya dapat ditemukan tombol power untuk menyalakan dan mematikan perangkat serta tombol volume naik dan turun. Pada bagian kirinya dapat ditemukan slot SIM dan microSD (bukan hybrid). Di bagian atasnya terdapat microphone kedua dan sensor infra merah. Di bagian bawahnya dapat ditemukan port Audio 3.5mm, USB-C, speaker, dan microphone.

Xiaomi Redmi Note 8 - Bawah

Sistem operasi yang digunakan oleh Redmi Note 8 adalah Android 9 Pie. Antar muka yang digunakan tentu saja buatan Xiaomi sendiri, yaitu MIUI versi 10. MIUI dari awal sudah meniadakan app drawer sehingga semua icon dan widget akan tergabung pada homescreen-nya.

Jaringan LTE

Xiaomi selalu mendukung kanal-kanal 4G LTE yang ada di Indonesia pada setiap smartphone mereka. Redmi Note 8 sendiri mendukung band 1(2100), 3(1800), 4(1700/2100), 5(850), 7(2600), 8(900),  20(800), 38(2600), dan 40(2300) yang digunakan oleh semua operator seluler di Indonesia. Redmi Note 8  menggunakan modem X12 dengan LTE Cat 12 yang mendukung 3 Carrier Aggregation dengan kecepatan download sampai dengan 600 Mbps.

Kamera

Pada saat peluncurannya, Xiaomi berbicara banyak mengenai kamera dari Redmi Note 8. Tentu saja, hal ini menjadi salah satu daya tarik seseorang pada saat membeli sebuah kamera. Xiaomi kembali menggunakan sensor Samsung ISOCELL GM1 pada Redmi Note 8 yang memiliki resolusi hingga 48 MP menggunakan teknologi Tetracell.

Kamera utamanya memang mampu menangkap detail yang baik pada saat cahaya yang ada cukup. Sayangnya, pada saat malam hari dan menggunakan mode malam, hasilnya malah kurang baik. Ada beberapa bayangan yang tidak seharusnya ada dan juga noise yang cukup tinggi pada bagian gelap. Semoga Xiaomi bisa membenahi mode malamnya pada firmware berikutnya.

Untuk hasil night mode adalah sebagai berikut

 

Kamera selfienya menggunakan Omnivision OV13855 PureCell dengan resolusi 13 MP. Hasil tangkapan kamera yang satu ini bisa dikatakan cukup baik dan mampu mengambil detail dengan cukup baik.

Lalu bagaimana dengan kamera makro yang memiliki resolusi 2 MP? Ternyata hasilnya tidak mengecewakan walaupun memiliki resolusi yang kecil. Kameranya mampu memproduksi warna yang cukup baik dan terlihat tidak pudar. Walaupun hasilnya tidak terlalu tajam, namun tidak banyak detail yang hilang pada kamera ini.

Pengujian

Xiaomi Redmi Note 8 menggunakan cip Snapdragon 665 yang merupakan kembaran dari Snapdragon 660 dengan sedikit peningkatan. Snapdragon 655 sendiri masih menggunakan Kryo 260 yang berbasis Cortex A73.

Dengan menggunakan SoC tersebut, kinerja bermain game sudah pasti tidak perlu diragukan lagi. Game yang kami coba pada perangkat ini adalah PUBG Mobile, LifeAfter, dan CoD Mobile. Sama seperti perangkat dengan layar yang lebar, pengguna masih harus menyesuaikan tombol yang ada karena secara default terletak dipinggir.

Dalam pengujian kali ini, saya membawa kembali SoC lama, SD 712 dan yang terbaru, SD 675. Tentu saja hal ini ditujukan untuk mengetahui seberapa baik SoC SD 665 dibandingkan kedua saudaranya tersebut

Uji Baterai

Pengujian kami kali ini menggunakan video MP4 yang dimainkan secara berulang-ulang. Videonya sendiri menggunakan resolusi 1920×1080 dengan codec H.264 dan berdurasi 120 menit. Kami tidak menggunakan BatteryXPRT karena algoritma penghemat baterai yang sangat ketat pada MIUI 10 ini.

Pengujian berlangsung selama 13 jam 20 menit pada unit yang kami dapatkan. Setelah baterai habis dan perangkat mati, kami langsung menguji pengisian baterainya. Dengan menggunakan charger bawaan, pengisiannya bisa memakan waktu sekitar dua setengah jam. Dengan menggunakan charger cepat, pengisiannya hanya memakan sekitar satu setengah jam saja.

Verdict

Akhirnya Xiaomi kembali menggetarkan pasar smartphone Indonesia dengan mengeluarkan Redmi Note 8. Bagaimana tidak, dengan spesifikasi yang cukup tinggi untuk sebuah smartphone mainstream, harganya masih masuk dalam perangkat entry level. Hal seperti inilah yang membuat Xiaomi menyebut Redme Note 8 Pro sebagai Superstar.

Xiaomi Redmi Note 8 - Extra

Kinerja yang dimiliki oleh smartphone ini dapat dibilang cukup kencang. Dengan Snapdragon 665, semua game yang ada di Google Play pun dapat dimainkan dengan baik, walaupun tidak semua bisa dimainkan dengan seting tertinggi. Selain itu, perangkat ini juga nyaman digunakan untuk melakukan editing gambar maupun video.

Kamera juga menjadi andalan dari perangkat yang satu ini. Kinerjanya mirip dengan sang pendahulu, Redmi Note 7. Sayang memang, mode malamnya masih kurang apik dalam mengambil gambar dengan tingkat lux rendah. Walaupun begitu, kamera lainnya masih cukup baik untuk digunakan dalam kegiatan sehari-hari.

Xiaomi menjual dengan harga Rp. 1.999.000 untuk 3/32GB, Rp. 2.199.000 untuk 4/64GB dan Rp. 2.799.000 untuk 6/128 GB. Untuk penjualan offline, harganya hanya terpaut lebih mahal Rp. 100.000 saja. Dengan harga seperti itu, membuat banyak perangkat pada level harga yang sama menjadi kurang menarik untuk dimiliki. Dan Xiaomi pun kali ini kembali menghancurkan harga pasar smartphone di Indonesia.

Yuk, kita lihat bagaimana perang harga pasar smartphone di Indonesia setelah Redmi Note 8 hadir. 😀

Sparks

  • Kinerja kencang
  • Hasil kamera utama, depan, dan makro baik
  • Responsif
  • Harga murah
  • Daya tahan baterai yang baik

Slacks

  • Night Mode butuh perbaikan
  • Tidak disertai dengan charger cepat, padahal mendukung Quick Charge 3.0

 

 

Smartwatch Pertama Xiaomi Punya Desain yang ‘Terinspirasi’ dari Apple Watch

Melihat bagaimana Xiaomi mendesain dan memperkenalkan produk, banyak orang menyebutnya sebagai ‘Apple dari Tiongkok‘ atau ‘adik kecil Apple’. Menariknya, konsumen (terutama fans) sama sekali tidak terganggu dengan panggilan tersebut, mungkin karena sang perusahaan asal Beijing itu selalu menawarkan ponsel pintar berspesifikasi tinggi plus fitur ala perangkat high-end di harga yang terjangkau.

Saat ini, Xiaomi telah melebarkan sayap bisnisnya ke berbagai ranah: perabotan elektronik rumah tangga, rumah pintar, mainan, laptop gaming, hingga monitor. Namun apapun yang mereka ciptakan, hingga waktu ke depan, perangkat Apple sepertinya akan terus menjadi kiblat bagi tim desain Xiaomi. Buktinya, baru-baru ini Xiaomi memperkenalkan smartwatch pertamanya yang mempunyai wujud sangat mirip Apple Watch. Mereka menamainya Mi Watch.

Mi Watch 1

Keberadaan Mi Watch terungkap ke publik lewat gambar dan video yang dirilis di Weibo minggu ini. Di sana, tersingkaplah sebuah perangkat berstruktur persegi panjang berpenampilan tak begitu berbeda dari Apple Watch. Namun jika dilihat lebih teliti, kedua produk memang punya perbedaan. Ketika Apple Watch punya tubuh ergonomis membundar, sisi samping Mi Watch tampak rata begitu saja.

Mirip Apple Watch, Mi Watch juga dilengkapi ‘digital crown‘ di sisi kanan atas (di arloji klasik, crown ialah kenop kecil yang berfungsi buat mengubah posisi jarum atau tanggal). Bagian ini berguna untuk menavigasi daftar aplikasi, membuka app video player serta memutar video. Dan seperti biasa, modul utama smartwatch tersambung ke strap. Berdasarkan beberapa gambar, Xiaomi tampaknya menyediakan opsi strap berbeda dan memperkenankan kita menggonta-gantinya.

Mi Watch 3

Uniknya, Mi Watch dapat bekerja layaknya smartphone mini. Perangkat ini kabarnya mendukung eSIM serta mempunyai speaker sehingga memungkinkan pengguna menerima atau melakukan panggilan telepon. Smartwatch mengusung sistem operasi ‘MIUI for Watch’ dan dengannya Anda diperkenankan menginstal aplikasi serta mengendalikan sistem rumah pintar.

Mi Watch 2

Mi Watch ditopang pula oleh konektivitas Wi-Fi, GPS dan NFC secara mandiri, lalu ia menyimpan motor linier buat menghasilkan vibrasi. Sebagai otak dari Mi Watch, Xiaomi mengandalkan system-on-chip buatan Qualcomm, yaitu platform Snapdragon Wear 3100.

Mi Watch 4

Smartwatch perdana Xiaomi rencananya akan mulai dipasarkan di tanggal 5 November 2019 besok. Buat sekarang, harganya masih belum diketahui. Perlu Anda ketahui bahwa Mi Watch bukanlah perangkat pertama yang meniru Apple Watch. Tahun lalu, Huami yang merupakan mitra eksklusif Xiaomi sempat merilis jam pintar mirip Apple Watch bernama Amazfit Bip. Belum diketahui seperti apa peran Huami dalam penggarapan Mi Watch.

Sumber: XDA Developers. Via The Verge.

Xiaomi Perkenalkan Monitor Gaming Perdananya, Mi Surface 34

Brand Xiaomi memang sulit dipisahkan dari smartphone-smartphone terjangkau, namun dari sejak awal mereka mendarat di Indonesia, perusahaan asal Beijing itu sempat menekankan bahwa mereka bukanlah sekadar pencipta ponsel. Kini ada banyak segmen yang jadi fokus Xiaomi: elektronik rumah tangga, sistem rumah pintar, televisi dan speaker, hingga aksesori fashion seperti tas, topi serta kacamata.

Xiaomi juga tidak asing dengan penyediaan perangkat gaming. Setelah meluncurkan Mi Gaming Laptop, perusahaan terus me-refresh-nya dengan hardware baru secara berkala. Dan di bulan Oktober ini, Xiaomi menyingkap produk monitor pertamanya. Yang menarik dari perangkat tersebut adalah, ia dilengkapi sejumlah fitur pendukung gaming. Perusahaan menamainya Mi Surface 34. Angka di belakang namanya mengindikasikan luas display, yaitu 34-inci.

Mi Surface 34 5

Mi Surface 34 menyuguhkan panel beresolusi 3440x1440p dengan tingkat kelengkungan 1500R dan aspek rasio 21:9. Perangkat dibekali refresh rate 144Hz, tingkat kecerahan 300nit, waktu respons 4-milidetik, dan menyimpan teknologi AMD FreeSync untuk meminimalkan efek stuttering serta tearing ketika game tengah dijalankan. Namun tentu saja, fitur ini hanya bekerja jika Anda menggunakan kartu grafis AMD Radeon.

Mi Surface 34 3

Selain dari data-data di atas, Xiaomi belum menyingkap detail lebih jauh, misalnya rasio kontras dan seperti apa kelengkapan konektivitas dari Mi Surface 34. Dari laporan PC Gamer, monitor ini mengusung jenis panel LED VA (vertical alignment) buatan Samsung. Secara umum, varian ini memiliki level kontras, kemampuan reproduksi warna dan refresh rate lebih baik dari IPS (in-plane switching), namun mempunyai waktu respons yang paling lambat dibanding jenis lain.

Mi Surface 34 4

Berdasarkan gambar-gambar di Weibo, Mi Surface 34 punya penampilan yang cukup elegan dan sederhana, sehingga cocok dipasangkan bersama beragam tipe PC desktop. Anda dihidangkan monitor berbingkai tipis. Tubuhnya berwarna hitam dan tak ada elemen-elemen mencolok yang berpotensi memecahkan konsentrasi saat Anda harus fokus (ber-gaming atau bekerja). Di sana hanya ada satu lampu LED putih sebagai indikator power. Selanjutnya, bagian leher tersambung ke kaki berstrukstur V.

Mi Surface 34 1

Sebagai monitor gaming, saya membayangkan kita bisa menyesuaikan tinggi display serta mengubah sudut kemiringannya, namun semua ini masih spekulasi.

Gerbang pre-order Mi Surface 34 kabarnya sudah dibuka, walaupun terbatas di wilayah Tiongkok saja. Harganya cukup kompetitif. Produk dijajakan seharga ¥ 2.000 atau kisaran US$ 283. Setelah dipasarkan secara luas, harganya akan naik jadi ¥ 2.500 (sekitar US$ 354). Alternatifnya, Xiaomi juga memperkenalkan monitor IPS 23,8-inci beresolusi 1080p yang dibanderol ¥ 700 (US$ 98).

Xiaomi Luncurkan Redmi Note 8, Note 8 Pro, dan Mi Band 4: Kembali Menghancurkan Harga Smartphone

Xiaomi kali ini kembali mengundang Dailysocial ke sebuah acara peluncuran pada tanggal 17 Oktober 2019. Pada peluncuran yang diadakan pada The Opus Tribrata dibilangan Jakarta Selatan tersebut, Xiaomi ternyata memiliki banyak hal yang ingin diumumkan untuk para media.

Hal pertama yang menjadi perhatian adalah naiknya Alvin Tse sebagai Country Director Xiaomi Indonesia, menggantikan Steven Shi. Alvin sendiri sebelumnya memegang merek Pocophone yang juga di bawah Xiaomi. Alvin kali ini langsung memimpin acara dengan mengumumkan tiga perangkat baru.

Xiaomi Redmi Note 8 - Launch

Xiaomi Redmi Note 8

Perangkat pertama yang diumumkan adalah Xiaomi Redmi Note 8, yang digadang sebagai superstar baru. Hal tersebut dikarenakan Redmi Note 8 memiliki peningkatan yang cukup signifikan dibandingkan dengan Redmi Note 7.

Xiaomi Redmi Note 8 - Non Pro

Redmi Note 8 sudah dilengkapi dengan layar 6.3 inci berponi Dot Drop. Selain itu, pada sudut-sudutnya, Xiaomi sudah memperkuat rangkanya sehingga akan bertahan saat terjatuh. Bagian depan dan belakangnya juga sudah dilengkapi dengan Gorilla Glass 5.

Kamera yang dimiliki oleh Redmi Note 8 ada empat buah, di mana kamera utamanya beresolusi 48 MP dengan sensor ISOCELL GM1, Ultra wide angle sebesar 8 MP, Makro 2MP, dan depth sensor 2 MP. Untuk baterainya, Xiaomi menyematkan kapasitas 4000 mAh dengan dukungan Quick Charge 3.0.

Redmi Note 8 Pro

Redmi Note 8 Pro mungkin merupakan jawaban dari apa yang saya tanyakan kepada Xiaomi selama bertahun-tahun: Kapan Redmi dilengkapi dengan NFC (Near Field Communication)? Dan Xiaomi menjawabnya dengan Redmi Note 8 Pro. Semoga saja, ini menjadi standar untuk semua perangkat Xiaomi di masa depan.

Redmi Note 8 Pro juga yang pertama menggunakan Mediatek Helio G90T. Cip yang satu ini digadang memiliki nilai Antutu setinggi 283.000, mirip dengan pencapaian dari cip Snapdragon 845 dari Qualcomm. Untuk masalah panasnya, Xiaomi sudah memberikan teknologi pendingin dengan cairan yang bernama LiquidCool.

Xiaomi Redmi Note 8 - Pro

Baterai yang disematkan memiliki kapasitas 4500 mAh. Dan Xiaomi juga sudah melengkapi charger 18 watt pada paket penjualannya. Hal ini tentu saja akan mempersingkat pengisian daya dari baterai besar tersebut.

Redmi Note 8 Pro merupakan smartphone pertama di Indonesia yang menggunakan kamera dengan resolusi 64 MP dengan sensor buatan Samsung yang bernama ISOCELL GW1. Hasilnya pun diklaim sangat tajam, sehingga mampu mengambil detail yang kecil dan dapat dilihat dengan baik pula saat di zoom.

Spesifikasi dari Redmi Note 8 dan Redmi Note 8 Pro adalah sebagai berikut

Redmi Note 8 Redmi Note 8 Pro
Soc Qualcomm Snapdragon 665 Mediatek Helio G90T
CPU 4×2.0 GHz Kryo 260 Gold + 4×1.8 GHz Kryo 260 Silver 2×2.05 GHz Cortex-A76 + 6×2.0 GHz Cortex-A55
GPU Adreno 610 Mali-G76 MC4
RAM 3 / 4 / 6 GB 6 GB
Internal 32 / 64 / 128 GB 64 / 128 GB
Baterai 4000 mAh 4500 mAh
NFC Tidak ada Ada
Layar 6.3” FHD+ Gorilla Glass 5 6.53″ FHD+ Gorilla Glass 5

Mi Band 4

Gelang olah raga dengan harga terjangkau dari Xiaomi juga telah ditunggu-tunggu kehadirannya. Pada kesempatan yang sama, Xiaomi juga mengeluarkan Mi Band 4. Gelang olah raga ini pun juga memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan pendahulunya.

Xiaomi Redmi Note 8 - Mi Band 4

Mi Band 4 menggunakan layar AMOLED berwarna yang berdimensi 0,95 inci. Layarnya juga sudah memiliki lapisan tempered glass, sehingga lebih tahan terhadap goresan. Bobotnya sendiri anya 22.1 gram saja.

Mi Band 4 juga digadang memiliki baterai yang mampu bertahan hingga 20 hari. Dengan sertifikasi 5 ATM, membuat gelang ini mampu bertahan 50 meter selama 10 menit didalam air. Mi Band 4 juga sudah memiliki monitor detak jantung yang berjalan selama 24 jam 7 hari.

Harga

Xiaomi Redmi Note 8 dijual dengan harga yang cukup terjangkau. Varian 3/32 GB dijual dengan harga Rp. 1.999.000, 4/64 GB dijual pada harga Rp. 2.199.000, dan 6/128 GB dijual dengan harga Rp. 2.799.000. Penjualan akan dimulai tanggal 23 Oktober 2019 dengan sistem flash sale.

Xiaomi Redmi Note 8 Pro dijual dengan harga yang juga lebih terjangkau. Varian 6/64 GB dijual dengan harga Rp. 2.999.000 dan 6/128 GB dijual dengan harga Rp. 3.399.000 saja. Dan untuk Mi Band 4 dijual pada harga Rp. 399.000. Penjualan akan dimulai pada tanggal 29 Oktober 2019.

Kamera Wide: Hanya 2 MP?

Hadirnya kamera makro pada kedua perangkat Redmi ini memang sepertinya mengikuti tren yang ada dipasar. Akan tetapi, kamera dengan resolusi 2 MP sepertinya tidak mempu menangkap detail gambar dengan cukup baik. Bahkan, pada saat dipresentasikan, hasilnya juga terlihat tidak tajam.

Xiaomi Redmi Note 8 - QnA

Saat ditanyakan kepada Alvin Tse, ternyata jawabannya adalah keseimbangan. Beliau mengatakan bahwa pada saat “meramu” sebuah smartphone ada yang harus ditingkatkan dan ada yang harus dikorbankan. Hal tersebut berujung pada harga perangkat yang terjangkau.

Tren makro juga saat ini baru saja dimulai. Alvin juga merasa bahwa menggunakan kamera 2 MP dengan lensa makro sudah cukup. Beliau takut jika langsung menggunakan resolusi tinggi, malah nantinya tidak akan ada peningkatan pada seri smartphone berikutnya.

Tidak bakal Ghoib?

Yes, saya membaca di hampir semua grup yang saya ikuti di Facebook. Hampir semua orang mengatakan bahwa Redmi Note 8 dan 8 Pro akan “Auto Ghoib” atau sulit ditemukan dipasaran. Hal tersebut mungkin karena banyak orang yang trauma dengan ketersediaan Redmi Note 5 dan 7 dipasaran beberapa waktu lalu.

Xiaomi Redmi Note 8 - Extra

Alvin mengatakan bahwa pada saat Flash Sale pertama, dia akan menyediakan sekitar 20.000 lebih unit smartphone. Xiaomi juga bakal menyediakan sejumlah 100.000 unit pada bulan pertama penjualannya. Hal tersebutlah yang menurut Alvin tidak akan membuat ghoib di pasaran.

Xiaomi Ungkap Mi Mix Alpha, Nyaris Seluruh Bodinya Merupakan Layar

Sejak tahun 2016, Xiaomi sudah menelurkan tiga smartphone eksperimental di bawah seri Mi Mix. Tahun ini bisa dibilang merupakan puncak dari keberanian mereka dalam berinovasi, dan itu mereka tunjukkan lewat smartphone ekstrem bernama Mi Mix Alpha.

Di saat pabrikan-pabrikan lain berlomba-lomba mengadopsi tren layar yang sisi kiri dan kanannya melengkung sampai menutupi bagian samping perangkat, Xiaomi rupanya ingin melampaui lebih jauh lagi. Layar Mi Mix Alpha bukan cuma melengkung sampai ke samping, tapi terus menyambung hingga ke bagian belakang ponsel.

Xiaomi Mi Mix Alpha

Xiaomi menyebutnya dengan istilah Surround Display, dan benar saja, nyaris seluruh penampang ponsel ini ditutupi oleh layar. Xiaomi bilang rasio layar ke bodinya mencapai angka 180%, tapi apalah arti angka tersebut kalau perangkatnya memang tidak menyisakan ruang untuk komponen lain yang bukan layar.

Namun sisa ruang tetap ada, spesifiknya untuk bezel tipis di atas dan bawah, serta rumah kamera di belakang yang memanjang sampai ke bawah. Xiaomi bilang rumah kameranya ini terbuat dari kaca safir utuh yang ditambatkan ke atas keramik, sedangkan rangka atas dan bawah Mi Mix Alpha sendiri terbuat dari bahan titanium, yang dikenal lebih kuat dari stainless steel meskipun lebih ringan.

Xiaomi Mi Mix Alpha

Bicara soal kamera, Mi Mix Alpha juga ingin membuat gebrakan melalui kamera utama beresolusi 108 megapixel. Sensor hasil kolaborasi Samsung dan Xiaomi ini bukan cuma mengunggulkan resolusi yang luar biasa tinggi saja, tapi juga ukuran penampang yang memang lebih besar dari biasanya di angka 1/1,33 inci, yang berarti ia bisa menyerap lebih banyak cahaya.

Urusan video, Xiaomi memang tidak menyinggungnya, akan tetapi Samsung sempat bilang bahwa sensor bikinannya ini sanggup merekam dalam resolusi 6K 30 fps. Optical Image Stabilization (OIS) tentu ada, bahkan Xiaomi menyebut OIS-nya berbasis empat poros. Sebagai perbandingan, kamera mirrorless paling top dari Sony mengemas sistem OIS lima poros.

Xiaomi Mi Mix Alpha

Di samping kamera 108 megapixel, masih ada dua kamera lain di belakang Mi Mix Alpha: kamera telephoto 12 megapixel berbekal teknologi dual pixel autofocus, serta kamera ultra-wide 20 megapixel yang siap menyenangkan hati para pencinta macro photography berkat kemampuannya menjepret subjek secara close-up hingga sedekat 1,5 cm.

Layar dan kamera kelas ekstrem itu tentu turut didampingi oleh spesifikasi kelas flagship: chipset Qualcomm Snapdragon 855+, RAM 12 GB dan storage internal tipe UFS 3.0 berkapasitas 512 GB. Baterainya pun besar, dengan kapasitas 4.050 mAh serta dukungan fast charging ber-output 40 W. Pertanyaan saya, apakah cukup besar untuk layar semasif ini?

Yang mungkin jadi pertanyaan lain adalah, ke mana semua tombol fisik yang biasa kita jumpai pada sebuah smartphone? Tidak ada. Sebagai gantinya, bagian layar yang berada di samping telah dibekali panel pressure-sensitive, yang menurut Xiaomi dapat menyimulasikan sensasi mengklik tombol fisik. Bagian sampingnya ini juga menjadi rumah untuk indikator seperti sinyal jaringan dan sisa baterai.

Bagian terbaiknya adalah, meski smartphone yang sudah mendukung jaringan 5G ini dikategorikan sebagai perangkat konsep, Xiaomi sudah punya niatan untuk memproduksinya dalam skala kecil menjelang akhir tahun nanti, dan menjualnya seharga 20.000 yuan (kurang lebih sekitar 40 jutaan rupiah).

Sumber: Xiaomi.