Zomato Tutup Permanen di Indonesia, Pemain Direktori Semakin Tersisih

Aplikasi direktori restoran Zomato resmi menyetop operasional secara penuh di Indonesia. Pengumuman resmi disampaikan perusahaan melalui situsnya sejak pekan lalu. Aplikasinya masih bisa diakses khusus direktori penelusuran di India dan UEA saja. Namun, direktori lokasi di Indonesia kini sudah tidak tersedia.

“Saatnya mengucapkan perpisahan! Kehadiran kami di Indonesia merupakan perjalanan yang hebat, tetapi sayangnya kami harus menghentikan operasi kami di sini!. Tapi kami masih bisa menelusuri berbagai restoran dan memesan makan dari berbagai tempat makanan rekomendasi Zomato di India dan UAE,” tulis perusahaan.

Sebelumnya pada 2020, perusahaan memang sudah mengumumkan menutup kantor cabangnya di Indonesia pada Oktober 2020 lalu. Kala itu, layanan berlangganan Zomato Pro dan Zomato Gold, yang memungkinkan pengguna mendapat sejumlah benefit, seperti kemudahan reservasi restoran dan memilih menu makanan, ikut dihentikan.

Meski demikian, pengguna masih bisa mengakses layanan Zomato untuk menelusuri direktori restoran dan tempat makanan baik itu melalui situs dan aplikasi Zomato. Sebab, pemeliharaan konten di sini dilakukan langsung oleh tim Zomato di kantor pusat di India.

Zomato sendiri masuk ke pasar Indonesia pada November 2013 lalu setelah resmi hadir perdana di India pada Juli 2008.

Fokus perbaiki kinerja

Penutupan bisnis internasional Zomato adalah rangkaian upaya perusahaan yang kini berfokus mencapai pada titik impas. Sejak 2021, perusahaan telah menghentikan hampir semua bisnis internasionalnya, termasuk Amerika Serikat (AS), Inggris Raya (UK), Singapura, dan Lebanon.

Mengutip dari Business Insider India, CEO Zomato Deepinder Goyal, mengatakan, “Kami juga menutup operasi kami di Lebanon, yang merupakan satu-satunya bisnis internasional yang kami miliki (selain bisnis makan di UEA) setelah menutup sisa bisnis internasional kami yang beroperasi tahun lalu.”

Zomato telah mengidentifikasi tiga segmen geografis untuk menandai peta bisnis internasionalnya. Per 10 November 2021, terdiri atas:

  1. India
  2. Uni Emirat Arab (UEA)
  3. Rest of the World (Australia, Selandia Baru, Filipina, Indonesia, Malaysia, AS, Lebanon, Turki, Ceko, Slovakia, Polandia, Qatar, Irlandia)

India adalah pasar terbesar bagi Zomato dalam hal pendapatan, diikuti oleh UEA. Oleh karenanya, keduanya ini dipertahankan hingga sekarang. Di Uni Emirat Arab, Zomato bermain sebagai platform agregator makanan, sementara di kandangnya, sebagai bisnis pengiriman makanan.

Pemain tersisa

Hengkangnya Zomato di bisnis direktori restoran di Indonesia, kini menyisakan Qraved dan PergiKuliner yang kini masih beroperasi dengan model bisnis yang sama. Sisanya juga menyediakan layanan direktori, tetapi bukan jadi bisnis utama, seperti yang dilakukan oleh Chope dan Eatigo. Mereka berdua menyediakan layanan reservasi dan voucher makanan.

Dalam wawancara sebelumnya, Co-Founder PergiKuliner Oswin Liandow mengatakan bahwa hanya pemain lokal yang mampu bertahan, dan pada akhirnya menjadi juara di bisnis direktori restoran. Dia pun mengklaim bahwa PergiKuliner adalah satu-satunya platform penelusuran kuliner lokal dengan pertumbuhan jumlah ulasan yang objektif dan trafik yang tinggi.

Cakupan ulasan di PergiKuliner tersebar di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Bandung, dan Surabaya, mulai dari kedai kaki lima hingga restoran hotel bintang lima.

“PergiKuliner selama ini berupaya untuk fokus kepada pengguna. Untuk restoran, jika mereka memiliki bisnis yang baik dan makanan yang berkualitas, tentunya sangat relevan menjadi mitra kami karena kami berupaya memberikan ulasan yang obyektif,” kata Oswin.

Sebagai platform media, cara monetisasi PergiKuliner adalah periklanan untuk pemilik restoran. Konsepnya beragam, apakah restoran tersebut ingin di-highlight dari lokasi, menu, dan lainnya. Cara ini sesungguhnya dilakukan oleh berbagai platform sejenis, termasuk Zomato dan OpenRice yang sudah angkat kaki dari Indonesia.

Meskipun demikian, PergiKuliner mengklaim berupaya untuk bekerja sama dengan restoran yang memang telah memiliki popularitas baik, dari sisi harga, lokasi, hingga kualitas rasa makanan. Mereka melakukan proses kurasi terhadap siapapun yang ingin beriklan dan bisa menolak jika tidak sesuai persyaratan.

“Saya berupaya menekankan kepada tim bahwa misi kita adalah memberikan ulasan dan rekomendasi restoran secara obyektif. Menjadikan platform kami sebagai referensi yang akurat bagi pengguna.”

Daftar Startup yang Kolaps Sepanjang Paruh Kedua 2020

Pandemi yang belum berakhir menambah rentetan startup yang kolaps sepanjang semester II 2020. Meskipun demikian, pandemi bukanlah satu-satunya alasan kuat dibalik tutupnya startup ini.

Ada faktor lain yang menghantui, misalnya belum memiliki product market fit sehingga gagal mencapai bisnis yang berkelanjutan, kesalahan strategi perusahaan, atau masih banyak lagi.

Apapun itu, langkah menutup startup memiliki pertanggungjawaban yang harus diselesaikan ke investor, pegawai, dan stakeholder lainnya. DailySocial pernah menuliskan apa saja yang harus diselesaikan saat startup menutup bisnisnya.

Menurut catatan DailySocial, setidaknya ada lima startup yang menutup operasionalnya di Indonesia di paruh kedua tahun ini. Berikut ini daftarnya:

1. Sorabel

Penutupan Sorabel cukup mengejutkan, karena perusahaan sudah berada di later stage dan terakhir mengantongi pendanaan Pra Seri C pada Mei 2019 dari sejumlah investor. Kejora Ventures adalah salah satunya.

Mereka efektif tutup per 30 Juli 2020. Manajemen menyebutkan perusahaan telah melakukan usaha terbaik untuk menyelamatkan perusahaan, tapi gagal dan dengan berat hati menempuh jalur likuidasi.

Meski sudah dinyatakan tutup, Sorabel tidak benar-benar habis. Tim eks-Sorabel beralih ke startup e-logistics Swift Logistics yang kabarnya didirikan oleh para pendiri Sorabel. Swift memanfaatkan gudang eks Sorabel yang berlokasi di Cawang, Jakarta.

2. Ciayo

Ciayo, platform komik digital yang dikembangkan pengembang lokal, resmi tutup pada 30 Juli 2020. Meski alasan penutupan tidak dijelaskan, kehadiran platform sejenis dari perusahaan besar menimpulkan kompetisi yang lebih sengit, seperti LINE Webtoon atau KakaoPage.

Co-Founder Tjahjadi Handaja menyampaikan ia telah membangun Ciayo kurang lebih lima tahun hingga memiliki 160 orang karyawan. Perusahaan bermula sebagai platform social media virtual, lalu pivot menjadi aplikasi komik online dan melebarkan sayap ke game online pada 2016.

3. Blanja

Blanja resmi tutup terhitung pada 1 September 2020 setelah beroperasi selama enam tahun. Pihak Telkom, selaku induk dari Blanja, berdalih penutupan ini adalah bagian dari transformasi bisnis e-commerce di perseroan. Telkom hanya akan fokus pada bisnis e-commerce di segmen korporasi dan UMKM melalui transaksi B2B.

Positioning Blanja yang fokus pada B2B/C2C kurang menawan dibandingkan kompetitor. Menurut riset iPrice, per kuartal II 2020, posisi Blanja ada di peringkat 16.

4. Infokost

Setelah beroperasi selama 12 tahun, Infokost, startup listing properti indekos, resmi tutup pada 31 Desember 2020 mendatang. Sebelumnya, Infokost menyediakan lebih dari 20 ribu listing hunian berisi informasi lengkap, mulai dari data dan kelengkapan fasilitas di hunian, fasilitas umum seperti lokasi ATM dan minimarket, hingga peta lokasi.

Untuk aplikasi, mereka menyediakan aplikasi IbuKost untuk manajemen properti bagi pemilik atau pengelola kost. Aplikasi ini dilengkapi dengan fitur manajemen penghuni, layanan beriklan, menerima pemesanan/booking kamar, kontrol terhadap hunian dan penghuni, dan data statistik hunian.

5. Zomato Indonesia

Zomato, startup food discovery dari India, hengkang dari Indonesia (dan beberapa negara lainnya) karena ingin melakukan penyesuaian bisnis. Fitur berbayarnya, yakni Zomato Pro atau Zomato Gold, dihentikan.

Meski tim operasional dibubarkan, layanan dasar Zomato (direktori restoran) tetap bisa diakses di Indonesia, namun operasionalnya dikerjakan secara remote dari India. Di negara asalnya, perusahaan gencar dengan model bisnis sebagai jasa antar makanan.

Startup “Food Discovery” Tertatih-tatih Sepanjang Pandemi

Startup direktori dan review tempat makan (food discovery) ikut menjadi korban efek pandemi karena berkurangnya mobilitas masyarakat di kala waktu senggang untuk makan di luar rumah. Menurut catatan DailySocial, setidaknya tahun ini saja ada empat startup segmen ini yang gulung tikar di Indonesia.

Mereka adalah Eatsy, MariMakan, Club Alacarte, dan terakhir Zomato. Zomato baru saja membubarkan tim operasionalnya di Indonesia, meski aplikasi dan situsnya masih bisa diakses. Pemain yang tersisa, seperti Chope, Qraved, Eatigo, dan Traveloka Eats, mendiversifikasi bisnisnya ke pengiriman makanan demi menyesuaikan diri dengan kebiasaan baru. Hanya PergiKuliner yang masih bertahan sebagai startup direktori.

Menurut Founder dan Managing Partner AC Ventures Adrian Li, sebenarnya industri F&B di Indonesia bernilai miliaran dolar karena kelas menengah yang tumbuh pesat. Ini merupakan salah satu faktor mengapa industri ini terus menarik startup teknologi yang didukung oleh modal ventura.

Namun, bisnis direktori menjadi salah satu vertikal bisnis yang harus “gigit jari” karena mereka gagal memonetisasi dan mewujudkan visinya sebagai perusahaan berkelanjutan.

“Banyak dari model awal ini fokus sebagai direktori atau listing yang berhasil memperoleh dan mempertahankan traffic yang signifikan, tapi tidak mampu menghasilkan pendapatan iklan yang signifikan. Pada akhirnya bisnis tutup atau perlu pivot,” terang Adrian kepada DailySocial.

Lebih dalam dijelaskan, startup direktori kebanyakan mengandalkan iklan sebagai model bisnis inti. Sayangnya mereka tidak dapat mencapai skala monetisasi. Permasalahan terjadi karena pendapatan iklan yang rendah dari restoran, dominasi bisnis jaringan restoran vs standalone, dan tingginya konsentrasi bisnis restoran berbasis mal.

“Covid-19 hanya mempercepat penutupan perusahaan-perusahaan tersebut pada bisnis yang non sustainable di Indonesia.”

Oleh karena itu, sambungnya, perlu ada perubahan strategi bisnis dengan menjadikan food directory sebagai fitur tambahan, bukan sebagai bisnis yang berdiri sendiri. Bisnis seperti ini dapat menjadi mesin pencetak traffic yang efektif dan berguna untuk konsumen.

“Tapi dengan catatan harus tetap menghasilkan pendapatan langsung untuk restoran. Model ini potensial untuk ini menjual kupon, pengiriman, memesan terlebih dahulu, atau pick up. Kami telah melihat ini sebagai pendorong yang kuat untuk Gojek melalui Go-Food yang pada dasarnya listing + pengiriman.”

Chope masuk ke layanan pengiriman makanan

Formula yang disampaikan Adrian cukup mencerminkan kondisi yang terjadi sekarang ini. Banyak startup foodtech yang berbondong-bondong menyediakan jasa pengiriman makanan.

Chope jadi salah satu yang terjun ke sana, meski tidak langsung. Menurut penjelasan General Manager Chope Indonesia Karthik T. Shetty, pandemi ini membawa seluruh industri F&B dan perusahaan ke dalam posisi yang sulit. Chope sendiri fokus sebagai platform reservasi dine-in untuk konsumen yang ingin menikmati suguhan di restoran favorit.

Lockdown merupakan hambatan terbesar bagi Chope karena hal itu membuat bisnis kami benar-benar terhenti,” katanya.

 General Manager Chope Indonesia Karthik T. Shetty / Chope
General Manager Chope Indonesia Karthik T. Shetty / Chope

Kondisi tersebut tidak serta merta membuat Chope harus memberhentikan karyawan. Karthik memastikan tidak ada pemberhentian siapapun di tim Chope, baik di Indonesia atau di negara lain. “Kami semua mengambil pemotongan gaji dan untungnya model bisnis kami memungkinkan kami memiliki sejumlah cadangan yang tidak mengharuskan kami untuk layoff.”

Ia menceritakan, CEO perusahaan mengatakan “Don’t let a crisis go to waste!”. Jangan biarkan krisis jadi sia-sia (karena tidak melakukan apa-apa) kepada seluruh tim Chope. Oleh karena itu tim bekerja keras mengembangkan layanan baru Chope on Delivery.

Di Singapura, markas Chope, mereka bekerja sama dengan operator taksi lokal sebagai mitra pengirim makanan untuk mitra restoran Chope. Layanan ini hadir karena restoran kelas atas mengeluh karena biaya yang harus dibayarkan kepada kurir operator lokal terlalu mahal.

“Tim produk dan engineer kami bekerja non stop selama 72 jam untuk memodifikasi produk existing agar konsumen dapat memilih menu spesifik, terintegrasi dengan aplikasi taksi, dan kami mulai onboard restoran di Singapura untuk memasukkan menu mereka. Setiap pesanan akan dikirim ke taksi terdekat untuk melakukan pengiriman.”

Orang Singapura memang secara rutin memesan makanan di restoran kelas atas, sehingga cara ini berbanding terbalik dengan kondisi di Indonesia.

Untuk itu, Chope on Delivery di Indonesia dimodifikasi. Disebutkan Chope sulit menemukan mitra dalam waktu cepat dan proses integrasi yang memakan waktu. Karthik juga tidak ingin berkompetisi langsung dengan GoFood atau GrabFood.

Chope memiliki layanan e-commerce di dalam platform-nya. Akhirnya mereka menjual voucher dari berbagai paket menu, katering, maupun reguler, yang dijual mitra restoran. Pembeli dapat mengklaim voucher tersebut dengan mengontak restoran melalui WhatsApp. Pengiriman akan dilakukan melalui GoSend atau GrabExpress.

“Chope memberikan opsi untuk memilih dan memesan, tapi kami tidak melakukan pengiriman sendiri. Metode dengan WhatsApp ini banyak diapresiasi mitra restoran karena dianggap lebih mudah buat stafnya.”

Respons konsumen terhadap layanan ini, klaim Karthik, tidak buruk dari kacamata bisnis — meski belum signifikan jika dibandingkan sebelum pandemi.

“Namun yang terpenting adalah mitra restoran kami melihat bahwa kami masih berusaha melakukan berbagai hal untuk mendukung mereka dan mereka sangat menghargai hal ini. Melalui fitur ini, kami berusaha terus relevan dengan pengguna kami, sehingga mereka tidak perlu melupakan Chope sepenuhnya selama berbulan-bulan lockdown di Indonesia.”

Di luar layanan Chope on Delivery, perusahaan juga membuat diversifikasi bisnis lainnya dengan menjual tiket hotel karena banyak mitra restoran yang berlokasi di dalam hotel. Layanan “Save now, stay & dine later” memungkinkan konsumen untuk staycation di hotel dengan harga murah kapan saja dan menikmati berbagai fasilitas yang disediakan hotel.

Perusahaan membuat program dining voucher yang lebih fleksibel untuk membantu mitra restoran terhindar dari pembatalan dan konsumen yang tidak jadi datang (no-show). “Cara ini efektif menurunkan angka pembatalan karena konsumen dapat mengganti tanggal kedatangan. Tidak perlu membatalkan jika ada hal darurat.”

Ke depannya, Chope ingin memperkuat teknologinya untuk membantu lebih banyak restoran yang terdampak pandemi. Mitra dapat memaksimalkan pendapatannya dengan memanfaatkan sistem manajemen reservasi meja, membangun database yang dipersonalisasi dengan sistem CRM, dan mengantarkan lebih banyak pelanggan ke restoran. Tidak hanya berbentuk visibilitas pemasaran, tetapi juga melacak dan mengirim pelanggan ke restoran.

“Dalam jangka panjang, kami akan perluas layanan ke semua kota tier 1 dan 2 di Indonesia serta dengan perkembangan pesat di industri F&B di negara lainnya.”

PergiKuliner tetap bertahan sebagai direktori

Tim PergiKuliner / PergiKuliner
Tim PergiKuliner / PergiKuliner

DailySocial juga berkesempatan untuk mewawancarai CEO PergiKuliner Oswin Liandow. Ia menceritakan saat PSBB ketat diberlakukan pada Maret kemarin, traffic PergiKuliner terus berkurang. Sebulan setelah pandemi, traffic turun hingga minus 65% atau tersisa hanya sepertiga.

Buruknya kinerja ini harus diantisipasi secara cepat dengan berinovasi. “Kami memperkirakan kapan pandemi berakhir, bagaimana perubahan behavior user saat dan setelah pandemi, apa yang bisa kami lakukan, dan akhirnya ada banyak keputusan yang kami ambil,” tuturnya.

Keputusan terberat akhirnya harus diambil pada awal April dengan efisiensi karyawan. Oswin tidak menyebut berapa banyak karyawan yang terkena dampak. “Ini adalah keputusan terberat yang pernah saya ambil selama membangun PergiKuliner. Namun dengan semua pertimbangan yang ada, kami harus mengambil langkah ini.”

Berikutnya adalah memikirkan apa yang bisa dilakukan untuk mitra restoran. Akhirnya PergiKuliner memutuskan membantu mereka yang membuka jasa pengiriman gratis dengan membuat laman direktori khusus dengan tagar BebasOngkir. Program ini diklaim sukses. Ada ribuan restoran ikut berpartisipasi.

Setelah PSBB mulai dilonggarkan, perusahaan membuat QR Code untuk melihat menu restoran secara online melalui situs atau aplikasi PergiKuiliner. Diklaim ada ribuan restoran yang sudah menggunakan QR Code dan jumlahnya terus bertambah setiap harinya.

Logo PergiKuliner

Saat PSBB transisi dan mulai dibukanya makan di restoran secara terbatas, traffic PergiKuliner diklaim hampir kembali normal atau 90% dari sebelum pandemi. Oswin meyakini strateginya untuk tetap berada di direktori dan review tempat makan adalah benar karena selalu dibutuhkan.

“Ke depannya kami menyiapkan beberapa proyek baru untuk meningkatkan excitement user. Salah satunya PergiKuliner Berburu Kopi yang akan launch awal Desember. Pengguna bisa mendapatkan gratis satu kopi setelah pergi ke lima coffee shop berbeda. Mereka bisa memilih dari ratusan tenant yang berpartisipasi,” tutupnya.

Zomato to Disband Indonesia’s Local Operation

As an effect of the pandemic, Zomato is adjusting (downsizing) its business in Indonesia. After officially launched at the end of 2018, the Zomato Pro or Zomato Gold features were discontinued. It’s a paid service that users can use to get exclusive access to Zomato’s restaurant partners – including selecting menus and making reservations.

In the FAQ statement in the application, it is stated that the closure of this feature was due to the company’s decision to disband the local operational team in Indonesia – all employees affected by the layoff. As contacted, Zomato only provided information that Zomato’s basic service (restaurant directory) is still accessible in Indonesia, its operations are carried out remotely from India.

The F&B sector has been badly hit by Covid-19. Last May, Zomato reportedly laid off 13% of its total employees. Also, for those who stayed, there is still a deduction of up to 50%.

In order to strengthen the business foundation and accelerate growth,  Zomato’s parent company has been intensively raising series J funding since April 2020. The latest funds were announced a few days ago, Kora Investment participated in investing $52 million. According to Fintrackr, Zomato currently has a valuation of around $3.5 billion along with this round.

Zomato alone has been existing in Indonesia since 2013. Thanks to impressive business growth mid-decade, in 2016 the Indian startup has achieved Break-Even Point (BEP), including for its business unit in Indonesia.

Aside from Zomato, there are several similar services in Indonesia, two of which are Qraved and Eatigo.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian
Header: Depositphotos.com

Application Information Will Show Up Here

Lakukan Penyesuaian Bisnis, Zomato Bubarkan Tim Lokal di Indonesia

Terdampak pandemi, Zomato lakukan penyesuaian (perampingan) bisnisnya di Indonesia. Setelah diluncurkan sejak akhir tahun 2018 lalu, fitur Zomato Pro atau Zomato Gold dihentikan. Itu merupakan layanan berbayar yang bisa dimanfaatkan pengguna untuk mendapatkan akses eksklusif di mitra restoran Zomato – termasuk memilih menu dan melakukan reservasi.

Dalam keterangan FAQ di aplikasi disebutkan, penutupan fitur tersebut dilatarbelakangi keputusan perusahaan untuk membubarkan tim operasional lokal di Indonesia – seluruh tim lokal terdampak layoff. Ketika dihubungi, pihak Zomato hanya memberikan keterangan, bahwa layanan dasar Zomato (pencarian restoran) tetap bisa diakses di Indonesia, operasionalnya dikerjakan secara remote dari India.

Sektor F&B memang menjadi salah satu yang terdampak parah akibat Covid-19. Mei lalu, Zomato dilaporkan telah memberhentikan 13% dari total karyawannya. Bahkan untuk staf yang masih bekerja, terdapat pemotongan gaji sampai 50%.

Untuk perkuat fondasi bisnis dan genjot pertumbuhan, sejak April 2020 induk Zomato tengah gencar menggalang pendanaan seri J. Dana teranyar berhasil dibukukan beberapa hari lalu, Kora Investment berpartisipasi menyuntikkan $52 juta. Menurut Fintrackr, dengan putaran tersebut Zomato saat ini memiliki valuasi sekitar $3,5 miliar.

Zomato sendiri sudah hadir di Indonesia sejak tahun 2013. Berkat pertumbuhan bisnis yang mengesankan pertengahan dekade, di tahun 2016 startup asal India tersebut telah capai Break Event Point (BEP), termasuk untuk unit bisnisnya di Indonesia.

Selain Zomato, di Indonesia sendiri ada beberapa layanan serupa, dua di antaranya adalah Qraved atau Eatigo.

Application Information Will Show Up Here

Gambar Header: Depositphotos.com

Transformasi dan Masa Depan Platform Aplikasi Makanan

Di medio tahun 2015 sempat bermunculan platform food directory, review, dan informasi yang mengupas berbagai restoran hingga tempat makan. Tren tersebut bersamaan dengan makin masifnya pertumbuhan industri kuliner di Indonesia. Tidak hanya informasi seperti alamat dan kontak, platform tersebut juga menyematkan menu, foto-foto restoran, dan ulasan yang diberikan pengunjung.

Nama-nama platform lokal dan asing pun bermunculan di Indonesia. Zomato, Qraved, Pergikuliner adalah contoh nama yang populer. Meskipun kebanyakan masih fokus menawarkan informasi dan ulasan, platform tersebut sudah mulai bertransformasi menjadi platform gaya hidup yang menawarkan paket diskon.

Kehadiran layanan pengantaran makanan GoFood dan GrabFood menjadi salah satu alasan utama mengapa platform food directory kini mulai bertransformasi dan menawarkan fitur dan produk yang berbeda.

“Saya melihat justru mereka bisa dijadikan mitra yang potensial. Demikian juga dengan semua layanan e-commerce. Bentuknya seperti apa tentunya nanti bisa disesuaikan,” kata Marcomm Representative Pergikuliner Aprilia Prabawati.

Di negara Asia lain mulai banyak penerapan kolaborasi antara platform food apps dengan layanan e-commerce. Seperti yang terjadi di Tiongkok melalui kolaborasi antara Alibaba dengan food delivery units Ele.me dan Shopee dan Foody di Vietnam.

Media sosial tidak lagi jadi kanal utama

Transformasi layanan food apps dalam waktu 5 tahun terakhir
Transformasi layanan food apps dalam waktu 5 tahun terakhir

“Kami melihat media sosial sangat penting untuk melakukan branding, meningkatkan tingkat konversi, dan berpotensi melakukan kampanye viral. Namun pada tahun 2020, jangkauan organik menurun karena persaingan dan perubahan dalam algoritma sehingga kami merekomendasikan pedagang untuk juga memiliki saluran CRM langsung seperti akun resmi Qraved untuk mengkomunikasikan kampanye pemasaran,” kata CEO Qraved Steven Kim.

Aprilia menambahkan, “Idealnya kita ingin berdiri di platform milik kita sendiri, dan tidak terlalu bergantung kepada platform lain. Intinya kita tidak terlalu fokus dengan cara ini.”

Tahun 2020, ketika media sosial mulai banyak mengalami perubahan di sisi algoritma dan cara penggunaan, platform seperti ini tidak krusial dan idealnya tidak menjadi fokus untuk melancarkan kegiatan pemasaran.

“Jika melihat 5 tahun yang lalu, penggunaan media sosial masuk akal. Tetapi, di zaman sekarang ini, memanfaatkan media sosial sebagai bagian dari strategi pemasaran tidak dapat dilakukan lagi. Prioritas brand saat ini adalah lebih kepada memaksimalkan channel mana yang lebih relevan dimanfaatkan tidak lagi bergantung kepada media sosial,” kata Head of Business Zomato Indonesia Ravi Singh.

Saat ini Zomato dan Pergikuliner masing-masing mengklaim memiliki 3 juta pengguna aktif setiap bulannya.

Fokus ke kolaborasi

Kolaborasi dengan bisnis kuliner menjadi faktor pendukung yang menentukan pertumbuhan perusahaan. Pergikuliner, misalnya, menawarkan pilihan tersebut agar restoran memberikan kupon sesuai dengan persyaratan yang berlaku. Perusahaan mengklaim bisa memperoleh pendapatan melalui kemitraan ini.

Sementara Zomato, yang sejak dua tahun terakhir telah melancarkan program unggulannya Zomato Gold, mengklaim telah memiliki 1500 restoran yang bergabung dalam program ini. Zomato juga berhasil mengumpulkan sekitar 110 ribu pengguna berbayar.

“Layanan lain yang kami coba hadirkan untuk pengguna adalah Gold Special, di mana pelanggan bisa memiliki opsi diskon secara flat untuk semua tagihan yang dibebankan. Semua mitra restoran memiliki opsi untuk menentukan sendiri potongan harga mereka kepada pelanggan,” kata Ravi.

Bentuk kolaborasi lainnya yang dinilai lumayan ampuh mendongkrak pertumbuhan mitra dan pengguna adalah menjalin kerja sama dengan mall terkemuka untuk menawarkan promo, diskon atau penawaran menarik yang dimiliki restoran yang berlokasi di mall tersebut.

“Qraved telah meluncurkan kemitraan dengan mal-mal besar atau menambah pengalaman offline, termasuk [dengan] Plaza Indonesia, Pacific Place, Mall of Indonesia, PIK Avenue dan lainnya. Harapannya bisa membantu pemilik bisnis kuliner untuk melakukan interaksi langsung dengan pelanggan mereka sekaligus melakukan engagement secara online,” kata Steven.

Peluang ekspansi

Tidak mudah untuk memprediksi masa depan dan potensi platform aplikasi makanan. Satu hal yang pasti, platform informasi tempat makan tetap menjadi prioritas masing-masing platform, sesuai dengan komitmen awal. Untuk ekspansi layanan, mereka juga akan fokus ke berbagai kawasan, tak hanya di kota-kota besar.

Meskipun sebagian besar tidak memiliki layanan pengantaran makanan atau delivery service, tidak menutup kemungkinan layanan tersebut bakal dihadirkan suatu saat.

“Bisa jadi nantinya kami akan menambahkan layanan pengantaran makanan dan menawarkan layanan tersebut kepada mitra restoran. Namun untuk saat ini kami belum berencana. Mungkin 2 atau 3 tahun lagi,” kata Aprilia.

Pengembangan teknologi dan inovasi produk juga masih menjadi fokus, yang kebanyakan mulai mendorong penggunaan aplikasi kepada pengguna. Meskipun demikian, penggunaan situs tidak ditinggalkan, karena ternyata masing banyak pengguna yang mengakses layanan dari desktop atau mobile browser.

“Sebenarnya distribusi di Zomato sangat kontra-intuitif. Kami melihat traffic hingga saat ini lebih banyak yang mengakses di situs [atau mobile browser], dibandingkan dengan aplikasi. Kami tidak dapat melakukan pemisahan dari kedua platform tersebut,” kata Ravi.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Eatigo Resmi Meluncur di Indonesia, Hadirkan Platform Pemesanan Restoran

Platform pemesanan restoran asal Thailand, Eatigo, hari ini (22/1) meresmikan kehadirannya di Indonesia. Sebelumnya Eatigo telah hadir di 6 negara yaitu Hong Kong, Singapura, Thailand, Malaysia, India dan Filipina. Dipilihnya Indonesia sebagai negara ketujuh karena adanya kemiripan kultur masyarakat Indonesia dengan Malaysia dan Thailand — mulai banyak menggunakan aplikasi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari hingga gaya hidup.

Bantu restoran tingkatkan performa saat “low hour”

Eatigo menawarkan sistem reservasi dengan diskon hingga 50% di restoran terpilih. Dalam debut awalnya, Eatigo sudah bermitra dengan 250 restoran di Jabodetabek. Secara khusus Eatigo ingin membantu restoran meningkatkan performa mereka saat low hour, yang biasanya terjadi usai jam makan siang atau saat makan malam saja (biasa disebut peak hour).

“Konsep kita terbilang unik. Hanya restoran terpilih yang bersedia memberikan diskon kepada pengguna kami yang bisa bergabung menjadi merchant Eatigo,” kata Co-founder & Group CEO Eatigo Michael Cluzel.

Model ini sengaja dilancarkan demi menjamin hanya restoran populer saja yang bisa menjadi merchant Eatigo. Sejauh ini Eatigo tidak memiliki rencana untuk merekrut banyak restoran secara masif seperti yang dilakukan oleh layanan serupa.

“Proses kurasi restoran kita manfaatkan dari ulasan yang banyak beredar di platform restaurant review seperti TripAdvisor dan lainnya. Jika restoran tersebut memiliki rating yang baik, cukup populer dan banyak dicari oleh pengguna, akan kami pilih untuk bergabung dengan Eatigo,” kata Michael.

Untuk pemberian diskon sendiri, Eatigo memanfaatkan manajemen hasil (yield management) melalui diskon berbasis waktu. Eatigo membantu restoran mengubah permintaan dan membentuk traffic pengunjung dengan cara memaksimalkan kapasitas dan profitabilitas mereka.

Eatigo mengambil komisi sekitar 10% dari setiap transaksi yang terjadi memanfaatkan platform. Semua restoran yang tampil di aplikasi berdasarkan rekomendasi dan pilihan dari pengguna. Sejauh ini tidak ada iklan yang ditampilkan.

“Fokus kami adalah memanfaatkan low hour yang kerap terjadi di restoran dan meningkatkan keuntungan mereka hingga 30%. Dengan teknologi yang dimiliki, pemilik restoran bisa memonitor pemesanan sebelum dilakukan oleh pengguna di dashboard mereka,” kata Michael.

Investasi Eatigo untuk Indonesia

Didirikan pada tahun 2013, Eatigo saat ini telah membukukan lebih dari dua juta reservasi di 5 ribu restoran di Asia Tenggara. Eatigo juga telah mendapatkan total pendanaan seri C senilai $25,5 juta pada pertengahan tahun 2018 lalu, salah satunya dari TripAdvisor.

Investasi yang digelontorkan Eatigo di setiap kota basis ekspansi akan didasarkan pada pertumbuhan layanan. Untuk saat ini Eatigo masih fokus di Jabodetabek, namun jika memang ada demand dan pertumbuhan yang menjanjikan di kota lain, bukan tidak mungkin Eatigo akan memperluas jangkauan di luar Jabodetabek.

“Konsep ini bisa dibilang hanya dimiliki oleh Eatigo, memastikan pengguna bisa dapatkan diskon jika melakukan reservasi di Eatigo. Fokus kami saat ini juga penggunaan di aplikasi yang mencapai hingga 80% reservasi di aplikasi Eatigo,” kata Michael.

Sebelumnya Qraved yang telah meluncur di Indonesia lebih dulu juga menawarkan layanan pemesanan restoran. Namun saat ini Qraved sudah bertransformasi menjadi lifestyle app. Sementara Zomato yang masih cukup eksis dengan layanan dan platformnya sebagai restaurant review dan rekomendasi, juga mulai memberikan diskon di restoran terpilih melalui aplikasi.

Application Information Will Show Up Here

Zomato’s Exclusive “Zomato Gold” to be Launched in Indonesia

Previously launched in the UAE, Portugal, and India, the food directory portal Zomato plans to launch Zomato Gold feature in Indonesia. It is a subscription service for all users to have access to food and drinks exclusively at Zomato’s partners – currently partners with 400 popular restaurants in Indonesia.

As a food directory platform that has been existed for the past 5 years, Zomato claims to have helped many restaurants to get known by culinary lovers in Jabodetabek, Bandung, and Bali. Currently, Zomato Gold hasn’t officially launched and the registration is limited for 1000 first members.

The subscription program Zomato Gold has also been launched in India’s major cities as its origin country. Zomato claims to have positive responses from users in the region. With the complimentary dish from Zomato Gold, Zomato Gold’s restaurant partners will provide two complimentary drinks.

The restaurant’s curated menu presents an exclusive experience for Zomato Gold users. The available subscription is for 3 months to a year. There’s no information regarding the price range for subscription in Indonesia.

As one of the information service providers for restaurant globally, Zomato, which prioritizes technology in its platform often presents features aiming to facilitate users. Previously, Zomato has introduced Editor’s Note feature.

It aims to deliver stories of restaurant owners to its customers. This feature is available in 9 countries, including Indonesia, India, UAE, Portugal, and the Philippines. It contains photos, videos, and posts about restaurants.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Fitur Eksklusif “Zomato Gold” Segera Diluncurkan di Indonesia

Setelah sebelumnya meluncur di Uni Emirat Arab, Portugal dan India, portal direktori tempat makan Zomato berencana untuk meluncurkan fitur Zomato Gold di Indonesia. Zomato Gold adalah layanan berbayar yang bisa dimanfaatkan oleh pengguna untuk mendapatkan akses makanan dan minuman secara eksklusif di mitra restoran Zomato — telah memiliki sekitar 400 lebih restoran terpilih di Indonesia.

Sebagai platform food listing yang sudah hadir di Indonesia sejak 5 tahun yang lalu, Zomato mengklaim telah membantu banyak usaha restoran untuk lebih dikenal oleh para pecinta kuliner di Jabodetabek, Bandung, dan Bali. Saat ini Zomato Gold belum resmi diluncurkan dan masih membuka pendaftaran secara terbatas kepada 1000 orang pertama.

Program berbayar Zomato Gold juga telah diluncurkan di kota-kota besar di India sebagai negara asal Zomato. Di sana Zomato mengklaim mendapatkan respon yang positif dari pengguna. Dengan complimentary dish dari Zomato Gold, mitra restoran yang bergabung dengan Zomato Gold akan memberikan minuman dua complimentary.

Menu yang sebelumnya telah terkurasi oleh pihak restoran, menghadirkan pengalaman yang eksklusif untuk pengguna Zomato Gold. Paket berbayar Zomato Gold yang bisa dipilih oleh pengguna adalah berlangganan selama 3 bulan hingga satu tahun. Belum diinformasikan berapa kisaran harga berlangganan Zomato Gold di Indonesia.

Sebagai salah satu penyedia layanan informasi mengenai restoran secara global, Zomato yang mengedepankan teknologi dalam platform kerap menghadirkan fitur yang bertujuan untuk memudahkan pengguna. Sebelumnya Zomato juga telah menghadirkan fitur Editor’s Note.

Fitur tersebut bertujuan untuk mewadahi cerita yang ingin disampaikan pemilik restoran kepada pengunjung restorannya. Fitur ini telah tersedia di 9 negara seperti Indonesia, India, Doha, Portugal, dan Filipina. Fitur ini memuat foto, video, serta tulisan mengenai restoran.

Application Information Will Show Up Here

Pencapaian Zomato Indonesia Sepanjang Tahun 2016

Sebagai panduan restoran secara online termasuk daftar makanan, foto, ulasan, hingga rating, Zomato, yang berasal dari India, semakin mengukuhkan posisinya sebagai yang terdepan di Indonesia. Situs yang didirikan Deepinder Goyal ini mengedepankan algoritma untuk menentukan popularitas restoran yang terdapat di platform Zomato.

Algoritma ini tidak hanya mengkalkulasi rating restoran berdasarkan perhitungan rata-rata sederhana dari rating yang diberikan pengguna. Zomato mengklaim inovasi inilah yang membedakan Zomato dengan situs serupa yang bermain dalam industri kuliner berbasis teknologi.

“Zomato tidak hanya membantu pengguna dengan menyediakan informasi lengkap mengenai restoran, tetapi juga membantu pengguna ‘menemukan’ dan mencari restoran baru dengan fitur search dan nearby,” kata Country Manager Zomato Indonesia Karthik Shetty dalam rilisnya.

Rating yang diberikan pengguna memiliki bobot yang berbeda tergantung kredibilitas pengguna dari Zomato tersebut. Artinya,  pengguna perlu membangun status mereka di Zomato sebelum rating yang diberikan bisa memberikan dampak yang sama kuatnya dengan pengguna Zomato yang terbilang rutin menuliskan ulasan restoran di aplikasi dan situs Zomato.

Layanan lebih untuk pemilik restoran

Bukan hanya memanjakan para pecinta kuliner, Zomato juga menawarkan beragam layanan khusus yang bisa dimanfaatkan oleh pemilik restoran, diantaranya adalah iklan spanduk bagi restoran di Indonesia, analitik dan layanan tambahan lainnya. Saat ini Zomato tengah mengembangkan beberapa fitur yang bisa digunakan oleh pemilik restoran sekaligus pengguna.

“Zomato sedang membangun sebuah rangkaian produk dan jasa lengkap, termasuk fitur pemesanan makanan secara online untuk beberapa pasar, dan juga reservasi restoran secara online. Kami juga dalam proses untuk membangun sistem ‘ point-of-sale’ untuk restoran dan akan mengintegrasikannya dengan laman Zomato mereka yang menyediakan berbagai analitik yang dibutuhkan,” kata Karthik.

Pertumbuhan pengguna dan restoran

Perusahaan yang didukung oleh para investor ini kini mengklaim telah mencapai titik break even di awal tahun 2016 , dan telah mendapatkan investasi lebih dari $ 225 juta dari berbagai investor termasuk Sequoia Capital, Temasek Holdings, Vy Capital, dan Info Edge India.

Hingga akhir tahun 2016 Zomato telah memiliki informasi mendetil dari 30 ribu lebih restoran di Jakarta, Bali, dan Bandung. Informasi di Bandung rencananya segera diluncurkan dalam waktu dekat. Dalam hal trafik, saat ini Zomato di Jakarta dan Bali telah memiliki lebih dari 2 juta pengguna yang unik, dengan trafik bulanan mencapai 6 juta kunjungan untuk Jakarta saja.

“Trafik web dan aplikasi kami selalu bertumbuh dalam tingkat yang sehat dari bulan ke bulan di Indonesia, dan ini benar-benar memberikan kami dorongan yang besar,” kata Karthik.

Zomato juga memiliki fitur yang memungkinkan pengguna menciptakan daftar koleksi restoran mereka sendiri yang bisa dengan mudah mereka bagikan melalui SMS, WhatsApp, Path, Facebook, Twitter, dan lainnya. Selain itu integrasi dengan pihak ketiga yang selama ini telah dilancarkan diantaranya dengan Uber dan Instagram memberikan pilihan baru untuk pengguna.

“Selain pertumbuhan angka pengguna, jumlah ulasan dan foto yang diunggah baik mingguan atau pun bulanan juga merupakan aspek yang sangat menggembirakan. Dari sudut pandang bisnis, semua hal ini membuat pemasukan kami bertumbuh tiap bulan pada tingkat yang sehat,” kata Karthik.

Application Information Will Show Up Here