IDN Times Community Beri Kesempatan Penulis Lepas Mendulang Pendapatan

IDN Media mengumumkan ketersediaan IDN Times Community, sebuah platform berbasis user generated content (UGC), yang memberikan kesempatan penulis untuk mempublikasikan tulisan dan memperoleh pendapatan. IDN Media berharap bisa memperoleh 1 juta penulis di akhir tahun 2017 dan “mewujudkan” impian banyak orang yang berharap menulis bisa menjadi sebuah pekerjaan penuh waktu.

Langkah IDN Media ini mengikuti jejak UC dengan We-Media dan Baca dengan Nulis. Tidak disebutkan berapa budget yang disediakan IDN Media untuk program ini dan bagaimana proses perolehan pendapatan bagi tiap penulis. Mereka hanya menjanjikan potensi jutaan Rupiah yang bisa diperoleh penulis lepas di platform IDN Times Community. Bagian Community dikemas dan ditampilkan tak berbeda dengan bagian berita IDN Times pada umumnya.

Founder dan CEO IDN Media Winston Utomo dalam rilisnya mengatakan, “Kami sangat bersemangat dan antusias dalam merilis IDN Times Community. Menulis selama ini hanya dapat menjadi sebuah hobi bagi millennials di Indonesia. Dengan adanya platform ini, mereka akhirnya memiliki kesempatan untuk membuat hobi mereka menjadi sebuah pekerjaan profesional.”

Managing Partner East Ventures Willson Cuaca, yang merupakan salah satu investor IDN Media, menambahkan, “IDN Times Community tidak hanya sekedar platform menulis. Platform ini memberikan kontribusi untuk perkembangan ekonomi bangsa dengan membuka lapangan pekerjaan di seluruh penjuru Indonesia, terutama di daerah pelosok di mana tidak banyak kesempatan bekerja di industi kreatif. Ini akan menjadi terobosan besar di dunia media.”

Sebagai sebuah startup media, IDN Media telah mendapatkan pendanaan dalam 2 putaran dari 4 investor. Terakhir mereka memperoleh pendanaan Seri A dari North Base Media, GDP Venture, East Ventures, dan MNM Creative.

Pengembangan platform komunitas seperti yang dijalankan oleh tiga platform ini bisa disebut sebagai cara crowdsourcing untuk memperoleh konten yang lebih bervariatif tapi tidak melulu dihadapkan dengan keterbatasan sumberdaya.

Startup Adtech Adskom Segarkan Jajaran Manajemen

Startup adtech Adskom mengumumkan sejumlah perubahan di sisi manajemen. Mantan CTO Kartuku dan Chief Product Officer Go-Jek Rama Notowidigdo bergabung sebagai Chief Product Officer (CPO), sementara Co-Founder dan CTO Daniel Armanto keluar dari manajemen dan bergabung sebagai CTO Happy5. Happy5 adalah layanan social enterprise sektor sumberdaya manusia (HR) yang didirikan Doni Priliandi dan Rene Suhardono. Daniel tetap berkontribusi di Adskom sebagai penasihat teknis.

Adskom didirikan oleh Italo Gani dan Daniel Armanto tahun 2014 dan telah membuka kantornya di Silicon Valley dan India. Terakhir mereka menggalang dana Seri A di tahun 2015.

Pasar periklanan di Indonesia sendiri, menurut Adskom, akan terus bertumbuh stabil hingga tahun 2019 hingga mencapai angka US$19,58 miliar (Rp 260,7 triliun). Pada tahun tersebut, anggaran belanja iklan digital dan mobile akan berkisar di angka US$7,6 miliar (Rp 101,2 triliun).

Co-Founder dan CEO Adskom Italo Gani mengatakan, “Daniel Armanto sudah menjadi bagian dari keluarga Adskom sejak lama dan secara pribadi Daniel sudah menjadi seperti saudara sendiri. Terlebih kami merintis Adskom dari bawah. Daniel telah memutuskan untuk mengejar peluang baru di luar perusahaan, dan kami di Adskom berterima kasih atas kontribusi terhadap kemajuan perusahaan dalam tiga tahun terakhir ini. Sebagai pribadi dan atas nama perusahaan, kami berharap Daniel dapat berkiprah lebih baik lagi di masa depan lewat peran barunya. Kami juga menginformasikan bahwa Daniel masih tetap bersama kami sebagai penasihat teknis untuk Adskom.”

Daniel kepada DailySocial tentang keputusannya pindah ke Happy5 menyebutkan, “Membangun dan scaling platform interaktif selalu menjadi passion dan impian saya. Kini saya juga memiliki ketertarikan yang lebih besar terhadap bidang sumberdaya manusia.”

Adskom memiliki kekhususan di bidang programmatic advertising dan memiliki produk SSP (Supply Side Platform), Real Time Adjustment Tool, dan Data Targeting Tool.

“Kami menyadari bahwa persaingan dunia digital advertisement di Indonesia semakin ketat. Untuk itu, sebagai bagian dari fokus perusahaan untuk mencapai pertumbuhan yang menguntungkan, Adskom mengambil langkah signifikan dengan melakukan right-sizing perusahaan. Upaya ini kami harapkan dapat membuat Adskom terus berada dalam posisi terdepan,” pungkas Italo.

Deals@DS Minggu Ini (3 – 9 Februari 2017)

Sesuai komitmen kami, Deals@DS kami terus perbarui tiap minggunya. Kami memberikan diskon-diskon menarik dari berbagai layanan e-commerce, SaaS, cloud hosting, atau co-working space yang produk-produknya menjadi kebutuhan pembaca kami.

Untuk dapat menikmati penawaran ini, pembaca diwajibkan melakukan login, yang bisa dilakukan dengan menautkan akun Facebook atau LinkedIn. Tenang, kami menjaga privasi data-data Anda.

Berikut ini adalah promo yang sedang berjalan:

Tunggu apalagi, daftar sekarang dan nikmati privilege menjadi member dengan penambahan deals sepanjang waktu. Tentu saja syarat dan ketentuan berlaku.

Cermati Peroleh Dana Lanjutan dari Orange Growth Capital

Layanan e-commerce produk finansial Cermati mengumumkan perolehan dana tambahan (disebut Series A Extension) dari Orange Growth Capital senilai tujuh digit (lebih dari 1 juta dollar). Pendanaan disebutkan akan digunakan menambah jumlah pegawai, meningkatkan kualitas teknologi, dan memperbanyak jumlah produk yang ditawarkan Cermati. Secara jangka panjang Cermati ingin menjadi pemimpin pasar sektor ini di Indonesia.

Cermati sendiri baru saja mengumumkan pendanaan Seri A sebesar hampir 25 miliar Rupiah ($1,9 juta) dari East Ventures dan Beenos Plaza di bulan September lalu. Disebutkan pendanaan ini adalah yang pertama bagi Orange Growth Capital, yang fokus di pendanaan startup fintech, di Asia. Partner Orange Growth Capital Hans de Back akan bergabung sebagai anggota board Cermati.

Tentang alasannya berinvestasi di Cermati, Hans menyebutkan, “Bisnis ini memiliki potensi pertumbuhan yang besar karena pasar Indonesia adalah yang terbesar di Asia Tenggara. Di Indonesia sendiri tingkat konsumsi terus meningkat dan regulator mendukung pertumbuhan industri jasa finansial, dengan hanya 36 persen penduduk yang menjadi konsumen institusi finansial.”

Co-Founder dan CEO Cermati Andhy Koesnandar dalam pernyataannya menyebutkan, “Investasi ini akan mengakselerasi perkembangan kami untuk mencapai misi membuat produk finansial lebih terjangkau bagi lebih banyak orang Indonesia.”

Co-Founder dan CTO Oby Sumampouw menambahkan, “Kami akan menggunakan pendanaan ini untuk meningkatkan teknologi state-of-the art, data science, dan analytical tool kami. Kami membuka peluang lebih banyak talenta teknologi untuk bergabung dengan tim teknologi berkelas kami tahun ini.

Seperti halnya kompetitornya di segmen ini, Cermati telah berkembang dari layanan pembanding harga menjadi layanan e-commerce finansial yang melayani berbagai produk di sektor konsumsi (kredit) dan penyimpanan (tabungan dan deposito).

Selain sesama layanan fintech, Cermati akan bersaing dengan layanan marketplace besar, seperti Bukalapak dan Tokopedia, yang mulai melirik fintech sebagai lahan ekspansinya. Laporan Startup Teknologi DailySocial sendiri memprediksikan fintech sebagai sektor yang paling mendapat perhatian tahun ini.

Bukalapak awal tahun ini meluncurkan produk reksa dana BukaReksa bersama Bareksa, sementara Tokopedia dalam wawancaranya dengan DailySocial menyebutkan berencana membuka akses berbagai produk keuangan seperti pinjaman, asuransi, tabungan, dan investasi. Tokopedia akhir tahun lalu telah membuka layanan pembanding produk kartu kredit dan menerima pembayaran tagihan bulanan kartu kredit melalui platform Tokopedia.

Deals@DS Minggu Ini (27 Januari – 2 Februari 2017)

Sesuai komitmen kami, Deals@DS kami terus perbarui tiap minggunya. Kami memberikan diskon-diskon menarik dari berbagai layanan e-commerce, SaaS, cloud hosting, atau co-working space yang produk-produknya menjadi kebutuhan pembaca kami.

Untuk dapat menikmati penawaran ini, pembaca diwajibkan melakukan login, yang bisa dilakukan dengan menautkan akun Facebook atau LinkedIn. Tenang, kami menjaga privasi data-data Anda.

Berikut ini adalah promo yang sedang berjalan:

Tunggu apalagi, daftar sekarang dan nikmati privilege menjadi member dengan penambahan deals sepanjang waktu. Tentu saja syarat dan ketentuan berlaku.

Laporan DailySocial: Kondisi Industri Startup Teknologi Indonesia Tahun 2016

Dimulai tahun lalu, kami kembali merilis laporan tahunan kondisi startup teknologi Indonesia tahun 2016. Laporan ini berisi lanskap bisnis teknologi, rangkuman data dan informasi menarik, dan prediksi sektor yang bakal menarik perhatian di tahun 2017.

CEO DailySocial Rama Mamuaya mengatakan, “Report ini bertujuan untuk memberikan gambar besar mengenai posisi Indonesia dari sudut pandang ekosistem startup, dan menganalisis beberapa potensi pertumbuhan yang diharapkan bisa membantu para pelaku startup, korporasi, investor dan juga regulator.”

Beberapa hal menarik yang disampaikan dalam laporan 75 halaman ini di antaranya:

  • Go-Jek mendominasi pemberitaan tahun ini dengan perolehan pendanaan terbaru $550 juta yang mendorongnya menjadi startup unicorn pertama di Indonesia. Go-Jek juga mengakuisisi 4 startup teknologi India dan disebutkan telah mengakuisisi 1 layanan pemilik lisensi e-money lokal
  • 40% investasi startup tahun ini untuk tahap awal (seed) dan 24% untuk tahap Seri A
  • E-commerce dan Fintech bersaing ketat sebagai segmen yang paling banyak mendapatkan investasi, dengan masing-masing 21% dan 20%
  • MDI Ventures, Alpha JWC Ventures, East Ventures, dan 500 Startups adalah investor teraktif tahun 2016
  • Fintech diprediksikan menjadi sektor terpopuler, baik dari sisi investasi maupun perkembangan startup, tahun 2017
  • Kurangnya talenta dan akses ke pendanaan masih bakal jadi momok terbesar startup tahun 2017

Laporan lengkapnya dapat diakses member DailySocial (pendaftaran gratis!) di http://dly.social/startupreport2016.

10 Video Terpopuler #DStour dan #DScussion Sepanjang Tahun 2016

Tahun 2016 baru kita lewati. Ada banyak cerita yang dihadirkan, khususnya liputan startup dan kantor startup, sepanjang tahun lalu. Berikut ini kami hadirkan 10 video terpopuler DStour dan DScussion sepanjang tahun 2016 berdasarkan jumlah views. Tunggu liputan kami yang lebih segar tahun ini!

#DStour

1. Kunjungan ke kantor Tokopedia

2. Kunjungan ke kantor Lazada Indonesia

3. Kunjungan ke kantor MatahariMall

4. Kunjungan ke kantor BerryBenka

5. Kunjungan ke kantor Blibli

#DScussion

1. Wawancara dengan Co-Founder Kirim Intan Saraswati

2. Wawancara dengan CEO Alfacart Catherine Hindra Sutjahyo

3. Wawancara dengan Co-Founder dan CEO eFishery Gibran Huzaifah

4. Wawancara dengan Co-Founder dan CEO Snapcart Reynazran Royono

5. Wawancara dengan CEO Dimo Brata Rafly

Deals@DS Minggu Ini (20 – 26 Januari 2017)

Sesuai komitmen kami, Deals@DS kami terus perbarui tiap minggunya. Kami memberikan diskon-diskon menarik dari berbagai layanan e-commerce, SaaS, cloud hosting, atau co-working space yang produk-produknya menjadi kebutuhan pembaca kami.

Untuk dapat menikmati penawaran ini, pembaca diwajibkan melakukan login, yang bisa dilakukan dengan menautkan akun Facebook atau LinkedIn. Tenang, kami menjaga privasi data-data Anda.

Berikut ini adalah promo yang sedang berjalan:

Tunggu apalagi, daftar sekarang dan nikmati privilege menjadi member dengan penambahan deals sepanjang waktu. Tentu saja syarat dan ketentuan berlaku.

Layanan Fintech Tiongkok WeCash Masuki Pasar Indonesia

Layanan fintech Tiongkok WeCash, yang fokus mengembangkan produk evaluasi data kredit konsumen, pendeteksian fraud, dan pemberian pinjaman konsumsi, memasuki pasar Indonesia dengan menggandeng JAS Kapital dan Kresna Investments. Ini adalah langkah ekspansi WeCash kedua di Asia Tenggara setelah sebelumnya hadir di Singapura.

Perusahaan joint venture antara tiga pihak ini bernama PT Digital Tunai Kita (DTK) yang akan menggandeng bank dan perusahaan multifinance untuk memberikan pinjaman dengan jangkauan yang lebih luas. Secara model bisnis, DTK mirip dengan UangTeman karena sumber pendanaan pinjaman bukan berasal dari masyarakat umum.

“Kami senang dengan peluang berkontribusi di ekosistem fintech Indonesia dan bermitra dengan Kresna Investments dan JAS Kapital. Keduanya termasuk yang unggul di bidang perbankan, finansial, dan fintech,” ujar Chief Strategy Officer WeCash James Chan.

JAS Kapital adalah pengelola layanan e-money Mandiri E-Cash, sementara petualangan terbaru Kresna Investments adalah membantu grup pengelola Ranch Market (Supra Boga) mendirikan layanan online grocery KeSupermarket.

Dengan dukungan teknologi WeCash dan pengetahuan lokal JAS Kapital dan Kresna Investments diharapkan dapat mempercepat program inklusi keuangan yang digalakkan pemerintah dan menjangkau mereka yang selama ini sulit mendapatkan pinjaman langsung dari lembaga keuangan formal, seperti bank.

DTK akan dipimpin Direktur dan CEO James Chan dan COO Andry Huzain. Managing Director Kresna Investments Jahja Suryandy menjadi Presiden Komisaris DTK, sedangkan Co-Founder dan CEO WeCash George Zhi masuk di jajaran Komisaris.

Menurut Jahja, di tahun 2015 tingkat konsumsi finansial Indonesia mencapai $18.8 miliar (lebih dari 250 triliun Rupiah) dan menjadi $19.2 miliar di empat bulan pertama tahun 2016.

WeCash yang berdiri tahun 2014 telah memperoleh pendanaan total $26,51 juta (355 miliar Rupiah) dalam dua putaran.

“DTK akan membantu  kita membawa berbagai jenis layanan finansial dari mitra perbankan dan multifinance ke tangan puluhan juta masyarakat Indonesia,” tutup Co-Founder JAS Kapital Izak Jenie.

Modalku Luncurkan Aplikasi Android dan Ekspansi ke Bandung

Layanan peer-to-peer (P2P) lending Modalku mengumumkan ketersediaan aplikasi Android dan ekspansinya untuk melayani UKM di Bandung. Modalku menyebutkan telah mendanai lebih dari 125 UKM dengan nilai total 62 miliar Rupiah. Modalku yang awal tahun ini memperkenalkan logo baru berharap bisa merevolusi penyaluran kredit untuk UKM.

Peluncuran aplikasi mobile ini bisa jadi merupakan yang pertama di antara penyedia layanan P2P lending di Indonesia. Bertajuk “Modalku Dana Cepat”,  mereka menjanjikan pencairan hanya dalam waktu 10 menit.

Modalku adalah layanan P2P lending yang fokus untuk membantu UKM dengan modal pinjaman hingga 2 miliar Rupiah dengan tenor hingga 24 bulan.

Reynold Wijaya, Co-Founder dan CEO Modalku, dalam rilisnya berkata, “Kami bersyukur karena Modalku memulai tahun 2017 dengan kuat. Kami telah memfasilitasi pinjaman ke lebih dari 125 UKM dengan jumlah pinjaman lebih dari Rp 62 miliar, sambil mempertahankan tingkat kredit macet 0%. Sementara itu, pemberi pinjaman Modalku mendapatkan tingkat pengembalian menarik di atas bunga deposito ataupun obligasi.”

Ekspansinya di Bandung ditandai dengan pembukaan kantor perwakilan untuk memperluas jangkauan peminjaman modal usaha. Perusahaan berharap bisa mendirikan kantor perwakilan di kota-kota lain untuk mempercepat usahanya membantu UKM di Indonesia. Modalku pertengahan tahun lalu telah memperoleh pendanaan 100 miliar Rupiah yang dipimpin Sequoia India.

Application Information Will Show Up Here