[Review] Huawei P40, Versi Hemat dari P40 Pro Dalam Tubuh Compact

Huawei merilis trio smartphone flagship P40 series secara global pada bulan Maret 2020, meliputi P40, P40 Pro, dan P40 Pro+. Sebulan kemudian (April), Huawei membawa masuk P40 Pro ke Indonesia dengan harga Rp14.499.000.

Kemudian disusul P40 dan P40 Pro+ pada bulan Juni yang masing-masing dibanderol Rp9.999.000 dan Rp18.499.000. Di awal Juli ini, DailySocial kedatangan P40 yang merupakan versi paling compact dan termurah dari flagship Huawei P40 series.

Meski banyak yang disesuaikan, smartphone ini masih membawa sejumlah fitur esensial yang dimiliki oleh kedua saudaranya. Seperti chipset Kirin 990 5G dan kamera utama yang disebut Ultra Vision beresolusi 50MP dengan filter warna RYYB.

Sebagai informasi, saudaranya (P40 Pro) merupakan smartphone dengan kamera terbaik menurut DxOMark. Apakah kemampuan kamera P40 juga sebaik versi Pro dan fitur apa saja yang dikurangi? Berikut review Huawei P40 selengkapnya.

Tubuh Compact

review-huawei-p40-2
Desain Huawei P40 | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Compact adalah kesan pertama yang saya peroleh saat pertama kali berjumpa dengan Huawei P40. Berlayar 6,1 inci dalam aspek rasio 19.5:9 dengan bezel tipis di keempat sisi layarnya, membuat ukurannya terasa lebih pendek. Dimensi tepatnya 148.9×71.1×8.5 mm dengan bobot 175 gram.

Selain ukuran tubuhnya lebih ringkas, perhatian saya langsung tertuju pada tonjolan persegi panjang modul kamera belakangnya. Lantas saya langsung mencari case, namun ternyata tidak disertakan dalam paket penjualannya. Karena takut modul kamera belakangnya ini tergores, saya akhirnya lebih sering meletakkan P40 dengan posisi layar di bawah.

review-huawei-p40-3
Layar Huawei P40 | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Bicara soal layar, P40 masih menggunakan desain lama yakni FullView Display datar. Layar 6,1 incinya ditopang resolusi 1080×2340 piksel (422ppi), telah mendukung DCI-P3, dan HDR10. Menggunakan panel OLED dengan refresh rate standar sebatas 60Hz, bukan 90Hz seperti para saudaranya.

review-huawei-p40-4
Layar Huawei P40 | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Di pojok kiri atas terdapat dual punch-hole berbentuk bulat panjang, guna menampung kamera depan 32MP f/2.0 dan 3D IR camera. Serta, punya sudut-sudut layar yang agak membulat dan berfitur In-Screen Fingerprint generasi baru yang 30 persen lebih cepat. Sisi atas tak terdapat earpiece, sebab layarnya juga berfungsi sebagai earpiece, mengandalkan getaran untuk menghasilkan suara saat bertelepon.

Unit P40 yang saya review berwarna silver frost, bagian belakang terbuat dari materai kaca dengan finishing matte dan punya bingkai aluminium. Tubuhnya dilengkapi sertifikasi IP53 yang membuatnya tahan debu dan percikan. Untuk kelengkapan atributnya, sebelah sisi kanan terdapat tombol power dan volume. Lalu, ada mikrofon sekunder di sisi atas dan sisanya berkumpul di sisi bawah, meliputi SIM tray, mikrofon, port USB Type-C, dan speaker.

Huawei Mobile Service

review-huawei-p40-9
AppGallery | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Huawei P40 adalah smartphone Android 10 dengan EMUI 10.1, tanpa dukungan Google Mobile Services (GMS). Imbasnya perangkat ini tidak dilengkapi dengan aplikasi buatan Google dan tidak dapat mengakses Play Store.

Sejumlah aplikasi Google seperti Chrome dan Maps memang dapat berjalan pada Huawei P40. Namun, aplikasi Gmail, Keep, dan lainnya yang membutuhkan  Google Play Services (bagian dari GMS).

Sebagai gantinya, Huawei bekerja keras membangun ekosistem mereka sendiri. Menggunakan layanan Huawei Mobile Services (HMS) sejak Huawei Mate 30 Pro, dengan toko aplikasi bernama AppGallery.

Android tanpa Google, wajar bila kita mempertanyakan apakah Huawei P40 optimal digunakan sebagai smartphone sehari-hari? Faktanya memang banyak aplikasi dan layanan yang tidak bisa digunakan atau tidak optimal pada ponsel pintar ini.

Meski begitu, upaya Huawei dalam mengembangkan ekosistem HMS terbilang cepat, semakin banyak aplikasi populer yang bisa digunakan. Saat ini toko aplikasi resmi Huawei ini memiliki lebih dari 420 juta pengguna aktif bulanan dan daftar aplikasi yang terus bertambah, ada ratusan aplikasi baru yang terus ditambahkan setiap minggu.

Huawei berkomitmen untuk terus mengembangkan HMS termasuk dengan mitra dan pengembang lokal. Memperkaya AppGallery dengan dukungan aplikasi-aplikasi lokal populer dan saat ini sudah ada puluhan aplikasi lokal di AppGallery. Termasuk aplikasi e-commerce, perbankan, perjalanan, hiburan, berita dan jasa ekspedisi yang ada di Indonesia.

review-huawei-p40-10
Petal Search Widget – Find Apps | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Keterbatasan ketersediaan aplikasi dan game pada AppGallery juga disikapi Huawei dengan mengumumkan ketersediaan widget pencarian Petal Search Widget – Find Apps yang ditenagai oleh Petal Search. Alat pencarian baru ini memberikan akses kepada pengguna Huawei P40 sebagai cara lain untuk menemukan, menjelajahi, dan mengunduh aplikasi yang diperlukan.

Huawei AppGallery telah sepenuhnya terintegrasi ke dalam Petal Search Widget – Find Apps dan aplikasi apa pun yang sudah tersedia di AppGallery akan muncul di bagian atas setiap pencarian di alat baru ini. Sejumlah aplikasi yang saya butuhkan, seperti Adobe Lightroom Mobile, Instagram, Netflix, Spotify, dan aplikasi benchmark. Saya install dari Petal Search Widget dan dapat bekerja dengan baik, tapi tidak ada update aplikasi otomatis.

Triple Leica Camera dengan 3x Optical Zoom

review-huawei-p40-11
Triple Camera Leica Huawei P40 | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Huawei P40 memiliki kamera utama yang sama seperti versi Pro dan Pro+ yaitu Ultra Vision beresolusi 50MP. Sensor gambar ini berukuran 1/1.28 inci yang merupakan terbesar di kelas smartphone, dengan focal length 23mm, aperture f/1.9, dan OIS.

Susunan filter warna yang digunakan RYYB, bukan RGGB seperti yang ada pada kebanyakan smartphone. Bedanya bila pada susunan RGGB, dalam satu kotak 2×2 memiliki satu piksel merah, satu piksel biru, dan dua piksel hijau. Pada filter warna RYYB, Huawei mengganti warna hijau dengan warna kuning.

Menurut Huawei, susunan ini memungkinkan sensor mengumpulkan hingga 40 persen lebih banyak cahaya daripada filter RGGB biasa. Artinya kualitas foto di kondisi cahaya rendah bakal lebik baik.

Lalu, sistem autofocus-nya menggunakan omnidirectional phase detection autofocus pada semua piksel. Sehingga mampu menangkap fokus dengan lebih cepat, performa AF di cahaya rendah yang lebih baik, dan memungkinkan kita mendapatkan detail-detail kecil.

Secara default, kamera Ultra Vision pada Huawei P40 menggunakan struktur 4-in-1 pixel binning atau quad bayer yang menghasilkan bidikan beresolusi 12,5MP dengan ukuran per piksel yang besar yaitu 2,44um. Dalam pengujian kali ini saya menggunakannya untuk street photography dan hasilnya membuat saya terkesan.

Mode wide-angle Huawei P40 | Photo by Lukman Azis / Dailysocial
Mode wide-angle Huawei P40 | Photo by Lukman Azis / Dailysocial
Kamera utama Huawei P40 | Photo by Lukman Azis / Dailysocial
Kamera utama Huawei P40 | Photo by Lukman Azis / Dailysocial
3x optical zoom Huawei P40 | Photo by Lukman Azis / Dailysocial
3x optical zoom Huawei P40 | Photo by Lukman Azis / Dailysocial
5x hybrid zoom Huawei P40 | Photo by Lukman Azis / Dailysocial
5x hybrid zoom Huawei P40 | Photo by Lukman Azis / Dailysocial
30x digital zoom Huawei P40 | Photo by Lukman Azis / Dailysocial
30x digital zoom Huawei P40 | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Huawei P40 bisa diajak memotret dengan sangat baik di siang maupun malam hari, serta pada kondisi kontras tinggi sekalipun. Dynamic range-nya luas, bahkan tanpa perlu menggunakan mode HDR yang disediakan secara terpisah dan minim noise di cahaya rendah.

Proses pengambilan gambarnya didukung Master AI yang dapat mengenali dan menyetel pengaturan hingga 1.500 adegan yang berbeda. Saat Master AI aktif, kadang memang terasa bahwa saturasi warnanya sedikit dinaikkan sehingga warnanya lebih menonjol. Fitur ini bisa dengan mudah diaktifkan atau dinonaktifkan lewat ikon yang tersedia di antarmuka kamera.

Lalu, bila ingin menggunakan resolusi foto 50MP kita bisa geser ke mode Pro atau mode high-res. Perlu dicatat, bahwa saat memotret pada resolusi 50MP, kita kehilangan dukungan Master AI. Kabar baiknya, foto bisa disimpan dalam format Raw yang memberikan fleksibilitas lebih saat editing.

Mode Pro pada Huawei P40 fiturnya sangat lengkap, mulai dari ISO (50 – 409.600), shutter speed (1/4000 detik – 30 detik), exposure compensation (-4 hingga +4), white balance, metering mode (matrix, center-weighted, dan spot), dan focus mode (single, continuous, dan manual).

Lalu, ada kamera 8MP f/2.4 dengan lensa telephoto 80mm dan OIS yang menyuguhkan kemampuan memperbesar gambar 3x optical zoom, 5x hybrid zoom, dan 30x digital zoom. Meski kamera telephoto ini beresolusi 8MP, tapi hasilnya ditingkatkan menjadi 12,5MP, bahkan saat menggunakan 30x ditigal zoom. Sampai 5x pembesaran, menurut saya hasilnya masih bisa dinikmati. Lebih dari itu, detail foto akan cenderung pecah.

Satu lagi kamera 16MP f/2.2 dengan lensa ultra wide 17mm yang dapat digunakan memotret secara closeup selain foto ultra wide. Jepretan mode wide angle 16MP cukup bagus, bagian tengah foto tajam meski di sudut-sudutnya agak lunak.

Untuk perekam videonya, Huawei P40 mendukung 4K 30 fps dan 60 fps pada kamera utama dan kamera depan. Sedangkan, kamera dengan lensa ultra wide dan telephoto dibatasi 4K dan 1080p pada 30 fps. Lalu, terdapat mode slow-motion 1080p dengan opsi frame rate 120 fps, 240 fps, dan 960 fps. Serta, mode time-lapse pada 4K 30 fps.

Rekaman video bisa disimpan dalam pilihan codec H.264 dan H.265 yang menjanjikan ukuran file 35 persen lebih sedikit. Saat merekam video 1080p dengan kamera utama, Huawei P40 menggabungkan 16 piksel menjadi satu piksel berukuran 4,48 μm sehingga menghasilkan footage yang tajam dan bidang pandang lebar.

Stabilisasi video Huawei AIS, yaitu EIS untuk kamera depan dan ultra wide atau EIS + OIS untuk kamera utama dan telephoto, tersedia di semua mode perekaman termasuk 4K 60 fps dan secara otomatis aktif. Kamera depannya juga mendukung 4K 30/60 fps, sayang Huawei memangkas fitur autofocus. Padahal fitur ini tersedia pada versi Pro-nya dan sangat berguna saat digunakan untuk selfie maupun vlogging.

Chipset Kirin 990 5G

review-huawei-p40-15
AnTutu Huawei P40 | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Huawei P40 mengandalkan chipset Kirin 990 5G yang sama versi Pro dan Pro+. SoC ini mengemas CPU octa-core yang terdiri dari tiga cluster, meliputi dual-core Cortex-A76 dengan kecepatan 2.86GHz, dual-core Cortex-A76 2.36GHz, dan quad-core Cortex-A55 1.95GHz.

Pengolah grafisnya GPU Mali-G76 MP16 dengan tri-core NPU, bersama RAM 8GB dan storage 128GB yang bisa diperluas menggunakan Nano Memory mengorbankan slot SIM.  Untuk daya tahan baterainya, Huawei P40 dibekali kapasitas 3.800 mAh dengan fast charging 22.5W saja yang masih cukup cepat. Kita bisa mengisi baterai P40 dari 0 persen hingga 60 persen hanya dalam 30 menit, dan 90 persen dalam waktu satu jam.

Verdict

Pada Huawei Official Store di Tokopedia, Huawei P40 bisa didapat dengan harga promo Rp9.499.000 dan Rp12.499.000 untuk versi Pro-nya. Dengan chipset dan kamera utama Ultra Vision 50MP yang sama, awalnya saya berpikir dua faktor tersebut cukup untuk merekomendasikan Huawei P40.

Setelah menggunakan Huawei P40 sekitar tiga minggu, saya menemukan bahwa Huawei terlalu banyak memangkas fitur Huawei P40. Dari desainnya yang standar, refresh rate layar 60Hz, penurunan spesifikasi kamera, hilangnya fitur autofocus di kamera depan, dan banyak lagi.

Saya berpikir ulang, dengan selisih harga Rp3 juta maka Huawei P40 Pro adalah pilihan yang jauh lebih baik. Huawei P40 tetap sangat menarik, terutama bagi yang menginginkan smartphone dengan dimensi yang compact.

Sparks

  • Dimensi terbilang compact
  • Triple Leica Camera dengan Kamera Ultra Vision 50MP
  • 3x optical zoom dan 5x hybrid zoom
  • Chipset Kirin 990 5G yang powerful
  • Perekam video 4K 60 fps

Slacks

  • Menggunakan desain lama FullView Display
  • Refresh rate layar turun menjadi 60Hz
  • Tanpa Google Mobile Services
  • Tanpa fitur autofocus di kamera depan

ASUS Klaim Kuasai 55,2 Persen Pasar Perangkat Gaming di Indonesia

Buat yang lagi mencari perangkat gaming, biasanya konsumen bingung memilih antara laptop/PC desktop gaming berbasis Intel atau AMD. Sebab belakangan ini perangkat dengan prosesor AMD Ryzen semakin menjamur dan dibanderol relatif lebih terjangkau.

Menurut ASUS, berdasarkan laporan dari data lembaga riset GfK. Pada kuartal pertama tahun 2020, di Indonesia totalnya ada 410.000 unit perangkat gaming meliputi laptop gaming dan PC desktop gaming yang terjual dari seluruh brand.

ASUS-ROG-2020-3

Di mana sebesar 74,4 persen menggunakan prosesor besutan Intel dan 25,6 persen menggunakan prosesor AMD. Dari 74,4 persen perangkat gaming yang berbasis Intel, sebanyak 45,6 persen diantaranya menggunakan Intel Core i7 dan 28,7 persen Intel Core i5.

Sementara perangkat gaming berbasis AMD, dari 25,6 persen sebanyak 19,6 persen menggunakan Ryzen 5 dan Ryzen 7 6,1 persen. Meski pangsa pasar Intel jauh lebih besar, namun perangkat berbasis AMD ini mengalami kenaikan yang signifikan bila dibanding kuartal sebelumnya.

ASUS-ROG-2020-4

Sebagai pembanding, Intel Core i5 mengalami kenaikan 42,7 persen dan Intel Core i7 naik 48 persen. Sedangkan, AMD Ryzen 5 meningkat sampai 82 persen dan AMD Ryzen 7 meningkat 80,3 persen.

ASUS sendiri mengklaim bahwa mereka menguasai pangsa pasar sebesar 55,2 persen pada kuartal pertama 2020. Di mana, di kategori entry gaming dengan GPU GeForce GTX 1080 memperoleh 61,6 persen, lalu di kategori performance dengan GPU GTX 1660 Ti meraih 66,4 persen, dan di kategori high-end dengan GPU GeForce RTX 2070 mencapai 86,6 persen.

ASUS-ROG-2020-6

Lewat data ini, ASUS ingin menekankan bahwa konsumen atau para gamer percaya pada perangkat gaming high-end ASUS. Lalu, tujuan ASUS pada kuartal kedua tahun 2020 adalah mempertahankan pangsa pasar untuk perangkat gaming berbasis Intel sebanyak 50 persen. Serta, menguasai 80 persen pangsa pasar untuk perangkat gaming berbasis AMD.

“Tantangan terberat masih dari kondisi covid-19 ini. Tapi pelan-pelan sudah mulai recovery, makanya kita siapkan sebanyak mungkin varian PC gaming (laptop dan desktop) untuk memenuhi kebutuhan berbagai segmen pengguna yang ada“, ujar Muhammad Firman, Head of Public Relations, ASUS Indonesia.

Berdasarkan data GFK, pasar gaming di Indonesia meningkat sebesar 94 persen pada kuartal pertama tahun 2020 dibanding tahun sebelumnya. Persaingannya juga semakin ketat, belum lama ini Lenovo juga telah merilis laptop gaming yaitu Lenovo Ideapad Gaming 3i dan Legion 5i. Serta, kemarin HP membawa laptop gaming OMEN 15 2020 ke Indonesia.

Bagaimana dengan ASUS? Setelah beberapa waktu lalu merilis dua PC desktop gaming dan tiga laptop gaming bertenaga prosesor AMD Ryzen 4000 Series. ASUS juga tengah bersiap-siap meluncurkan beberapa laptop gaming ROG dengan prosesor Intel Core H-series atau seri performance generasi ke-10 pada tanggal 2 Agustus mendatang. Kita tunggu saja sekitar dua minggu lagi.

Software Lumix Streaming Kini Tersedia untuk MacOS

Bulan Juni lalu, Panasonic telah meluncurkan software yang menambah fungsi kamera mirrorless Lumix menjadi webcam. Adalah Lumix Tether for Streaming (beta) atau Lumix Streaming yang saat dirilis hanya tersedia untuk platfrom Windows 10.

Kini software Tether for Streaming juga telah tersedia untuk pengguna komputer dengan sistem MacOS. Sayangnya, model kamera yang didukung masih sedikit yaitu Lumix GH5, G9, GH5S, S1, S1R, dan S1H.

Sebagai informasi, Lumix Tether for Streaming ini dikembangkan berdasarkan Lumix Tether (Versi 1.7) yang awalnya dirancang untuk tethered shooting. Sehingga menampilkan elemen-elemen UI seperti autofocus dan control panel pada monitor PC.

Saat sesi video conferensi, tentu hal itu cukup mengganggu dan solusinya Panasonic menambahkan mode live view pada Lumix Streaming. Hal ini memungkinkan pengguna memilih opsi ‘camera view only‘, di mana elemen-elemen UI tersebut bisa disembunyikan atau ditampilkan selama USB tethering sesuai kebutuhan.

Selain itu, Panasonic juga mengumumkan pengembangan software yang disebut ‘Lumix Webcam’ untuk Windows dan MacOS. Apa bedanya
Tether for Streaming dengan Lumix Webcam?

Tether for Streaming pada dasarnya program untuk tethered shooting. Pengguna perlu menginstall software broadcasting supaya komputer dapat mendeteksi output tampilannya, sebelum akhirnya bisa digunakan pada layanan video conference seperti Zoom, Google Meet, dan lain sebagainya.

Sementara, dengan Lumix Webcam bisa langsung bisa digunakan untuk live streaming dan layanan video conference. Lumix Webcam rencananya akan dirilis pada bulan September di platform Windows 10 dan Oktober untuk macOS.

Kemudian, Panasonic juga merilis update firmware untuk enam kameranya yaitu Lumix GH5, GH5S, G9, G95, G85, dan GX9. Update kali ini terkait peningkatan kompatibilitas dengan Tripod Grip DMW-SHGR1 terbaru dari Panasonic dan menambahkan ‘operational stability‘ dengan lensa Lumix G Vario 12–32mm / F3.5–5.6

Sumber: DPreview

5G Belum Merata, Samsung Berbagi Visi Untuk Teknologi 6G

Saat ini, teknologi 5G memang baru tersedia di bebarapa negara. Di Indonesia sendiri sepertinya belum akan bisa menikmati kelebihan 5G pada tahun 2020 ini. Di saat penerapan jaringan 5G di seluruh dunia belum merata, Samsung telah jauh-jauh hari memproyeksikan keunggulan dari teknologi 6G.

Samsung telah merilis buku putih (white paper) yang berjudul “The Next Hyper-Connected Experience for All”. Di mana Samsung memvisualisasikan dampak positif di berbagai bidang dan juga hambatannya.

Perusahaan asal Korea Selatan ini mengatakan bahwa komersialisasi teknologi 6G paling awal bisa dilaksanakan pada tahun 2028. Sedangkan, komersialisasi massal dapat terjadi pada tahun 2030 atau sepuluh tahun mendatang dari sekarang.

Samsung-6G-white-paper-1

Baik manusia dan mesin akan menggunakan 6G, serta membawa Extended Reality yang lebih imersif, streaming AR ke layar 8K, mobile hologram, dan digital replica/digital twin. Sunghyun Choi, Head of Advanced Communications Research Center mengatakan bahwa timnya telah membentuk R&D 6G dan berkomitmen untuk memimpin standardisasi 6G bekerja sama dengan para pemangku kepentinga lintas industri, akademis, dan bidang pemerintahan.

Samsung menyatakan ada tiga kategori persyaratan yang harus dipenuhi saat penerapan 6G yaitu, kinerja, arsitektur dan kepercayaan. Nantinya jaringan 6G ini akan menawarkan kecepatan tertinggi 1.000 Gbps atau 50 kali lebih cepat ketimbang 5G. Serta, latensi kurang dari 100 microsecond atau seper sepeluh lebih rendah dari latensi 5G.

Samsung-6G-white-paper

Hal penting lainnya untuk mewujudkan jaringan 6G ialah pita frekuensi terahertz (THz), solusi antena baru, teknologi dupleks yang canggih, topologi jaringan yang lebih baik, dan penggunaan AI dalam komunikasi nirkabel, semua aspek ini perlu dikembangkan dari awal.

Ya, masih terlalu jauh bicara soal 6G. Mari berharap teknologi 5G bisa diimplementasikan di Indonesia dan dinikmati setidaknya tahun depan. Serta, bisa menerapkan teknologi 6G tepat pada waktunya bila nanti telah tersedia.

Sumber: GSMArena

[Review] Lenovo IdeaPad Gaming 3i, Asyik Buat Main Game dan Bikin Konten

Laptop gaming, selain dirancang untuk para gamer – juga merupakan pilihan ideal bagi para content creator. Baik itu YouTuber, desain grafis, fotografer, maupun editor video.

Sebab, spesifikasi tinggi pada laptop gaming juga dibutuhkan untuk menangani tugas-tugas berat seperti multitasking, rendering dan sebagainya. Meskipun harus mengorbankan portabilitas demi performa tinggi.

Salah satu pilihan ideal dan terbaru untuk bermain game dan membuat konten ialah Lenovo IdeaPad Gaming 3i. Penerus IdeaPad L340 ini punya spesifikasi yang cukup mumpuni.

IdeaPad Gaming 3i ditenagai prosesor Intel Core H-series generasi ke-10 dan kartu grafis hingga NVIDIA GeForce GTX 1650 Ti. Namun dibanderol dengan harga yang sangat kompetitif, penasaran? Simak review Lenovo IdeaPad Gaming 3i berikut.

Spesifikasi dan Harga

review-lenovo-ideapad-gaming-3i-2
Bagian depan Lenovo IdeaPad Gaming 3i | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Laptop gaming ini tersedia dalam dua jenis pengaturan RAM dengan total empat varian. Pertama menggunakan RAM 8GB DDR4 dengan kartu grafis NVIDIA GTX 1650. Prosesor yang digunakan adalah Intel Core i5-10300H dan Intel Core i7-10750H, masing-masing dibanderol Rp12.999.000 dan Rp14.999.000.

Kedua menggunakan RAM 16GB DDR4 dengan prosesor Intel Core i7-10750H. Bedanya pada penggunaan kartu grafisnya, di mana yang satu menggunakan NVIDIA GTX 1650 dan satu lagi memakai GTX 1650 Ti, masing-masing dijual dengan harga Rp15.999.000 dan Rp16.999.000.

Unit review Lenovo IdeaPad Gaming 3i yang saya uji merupakan varian dengan harga Rp15.999.000. Dengan prosesor Intel Core i7-10750H, GPU NVIDIA GTX 1650, dan RAM 16GB DDR4. Spesifikasi menurut CPU-Z dan GPU-Z sebagai berikut:

Desain dan Layar

review-lenovo-ideapad-gaming-3i-7
Layar Lenovo IdeaPad Gaming 3i | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Ukuran layar merupakan salah satu aspek penting yang mempengaruhi pengalaman bermain. Layar lapang 15,6 inci dengan resolusi FHD (1920×1080 piksel) pada IdeaPad Gaming 3i ini sanggup memberikan kepuasan untuk bermain game maupun bekerja.

Laptop ini mengemas narrow bezel design, di mana bezel samping layarnya cukup tipis dan webcam yang tersemat di sisi atas memiliki fitur TureBlock privacy shutter atau bisa ditutup. Layarnya menggunakan panel IPS dengan refresh rate 120Hz, color gamut 45% NTSC, brightness 250 nits, dan berlapis anti-glare.

Hadir dengan dimensi 359×249,6×24,9 mm, bobot 2,2 kg, dan ditambah charger 480 gram. Sebagai laptop gaming ketebalan dan beratnya sebetulnya bisa dimaklumi. Walaupun bobotnya cukup merepotkan dan makan tempat, tapi masih terbilang mudah untuk dibawa bepergian.

review-lenovo-ideapad-gaming-3i-11
Desain Lenovo IdeaPad Gaming 3i | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Tak seperti laptop gaming pada umumnya yang ramai, IdeaPad Gaming 3i justru tampil kalem dengan balutan warna Chameleon Blue dan satu lagi Onyx Black. Area depan mengemas soft-edge design dengan bagian tepi yang lembut dan hanya terdapat tulisan Lenovo kecil di pojok kanan atas.

Meski kontruksi tubuhnya sebagian besar dari material polikarbonat, namun IdeaPad Gaming 3i memiliki standar Military Grade MIL-STD-810G. Membuatnya tahan terhadap benturan dari ketinggian 122 cm dan bisa digunakan pada temperatur -25 hingga 63 derajat celsius.

review-lenovo-ideapad-gaming-3i-12
Desain Lenovo IdeaPad Gaming 3i | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Saat laptop gaming ini dibuka, IdeaPad Gaming 3i akan menyala secara otomatis. Fitur ini disebut Flip to Boot dan secara default aktif. Bila Anda tidak menyukai fitur ini bisa dinonaktifkan lewat aplikasi Lenovo Vantage.

Keyboard dan Konektivitas

review-lenovo-ideapad-gaming-3i-13
Keyboard Lenovo IdeaPad Gaming 3i | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Layar lapang juga memberi keuntungan pada tata letak keyboard-nya yang berukuran penuh dengan number pad. Serta, tombol panah berukuran besar yang posisinya agak menjorok ke bawah sehingga mudah diakses.

Keyboard-nya terasa nyaman saat ditekan dengan key travel 1,5mm, punya backlight berwarna biru, dan memberikan feedback tactile yang menyenangkan dan responsif terhadap tekanan jari. Serta, trackpad one-piece yang 30 persen lebih besar menggunakan Windows Precision Driver.

Sebagian besar port ditempatkan di sisi kiri, hal ini agar pengguna yang menggunakan mouse tidak terganggu dengan kabel. Mulai dari power input, ethernet RJ-45, HDMI 2.0, USB 3.1 Gen 1 (Type-A), USB 3.1 Gen 1 (Type-C), headphone/mic combo, dan power LED indicator. Sementara, di sisi kanan hanya terdapat satu port USB 3.1 Gen 1 (Type-A).

Sayangnya, tidak ada SD card reader pada laptop ini yang mana dibutuhkan oleh fotografer dan content creator. Lalu, untuk konektivitas nirkabelnya mendukung Intel Wi-Fi 6 AX201 (Wi-Fi 6/AX/) dan Bluetooth 5.

Bila nantinya butuh performa lebih di masa mendatang, IdeaPad Gaming 3i menyediakan dua slot RAM SO-DIMM dan mendukung Dual Channel. Serta, dua slot penyimpanan yaitu M.2 dan SATA 2.5 inci. Jadi memungkinkan pengguna menggunakan dua SSD atau satu SSD dan satu hard drive 2.5 inci.

Sistem Pendingin

review-lenovo-ideapad-gaming-3i-20
Lenovo IdeaPad Gaming 3i | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Untuk sistem pendinginnya, Ideapad Gaming 3i dilengkapi sistem dual fan dan dual vent. Serta, menggunakan desain termal baru dengan memanfaatkan dual vent dan heatmap yang ditingkatkan. Performa termal juga turut di-upgrade, kini mendukung TDP hingga 95W untuk prosesor dan GPU.

Lenovo pun menyediakan Q-Control yang memungkinkan pengguna untuk beralih ke thermal mode, yaitu performance, balance, dan juga quiet. Caranya dengan menekan kombinasi tombol Fn+Q. Sebagai catatan, untuk ke performace mode – kondisi laptop harus sambil di-charge.

Lenovo Vantage

review-lenovo-ideapad-gaming-3i-21
Lenovo Vantage | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Guna mengoptimalkan pengaturan dengan cepat pada berbagai skenario penggunaan, IdeaPad Gaming 3i dilengkapi aplikasi Lenovo Vantage.
Singkatnya Lenovo mengumpulkan pengaturan penting pada satu tempat, sehingga pengguna bisa personalisasi dan menyesuaikan sesuaikan kebutuhan.

Termasuk menampilkan informasi CPU, GPU, RAM, dan storage. Lalu, fitur-fitur seperti kemudahan beralih thermal mode (performance, balance, dan quiet), network boost, auto close, touchpad lock, Flip to Boot, dan banyak lagi. Serta, quick settings seperti untuk mengaktifkan fitur rapid charge, WiFi security, dan Dolby. Serta system tools, meliputi system update, power, media, dan hardware scan.

Bicara soal audio, IdeaPad Gaming 3i didukung Dolby Audio mengandalkan dua buah speaker 1.5W yang terletak di kanan dan kiri laptop. Lewat aplikasi Dolby Audio, pengguna bisa memilih berbagai profil audio yang disediakan untuk berbagai tugas berbeda. Termasuk movie, music, game, voice, dan personalize (custom).

Hardware & Performa

review-lenovo-ideapad-gaming-3i-22
Cinebench R15 Lenovo IdeaPad Gaming 3i | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Lenovo Ideapad Gaming 3i yang saya review ini merupakan varian dengan prosesor Intel Core Core i7-10750H yang memiliki enam core, delapan thread, dan TDP 45W. Bersama kartu grafis NVIDIA GeForce GTX 1650 4GB GDDR6, RAM 16GB DDR4-3200 (1600 MHz) dengan konfigurasi dual channel (2x 8GB), dan penyimpanan SSD berkapasitas 512GB M.2 NVMe PCIe.

Sebagai gambaran untuk menilai kemampuan kombinasi prosesor di atas, mari lihat hasil dari Cinebench R15 guna mengukur kemampuan sistem dalam rendering gambar. Software benchmark yang satu ini punya prinsip yang sama dengan software editing video seperti Adobe Premiere Pro.

IdeaPad Gaming 3i saya atur pada power mode best performace dan thermal mode performance. Pengujian sebanyak lima kali, saya mendapatkan skor CPU tertinggi 1.390 cb dan single core 210 cb. Kalau sudah melampaui angka 1.000, sudah terbilang kencang dan mencukupi sebagai laptop buat keperluan editing video.

Kalau untuk ketahanan baterainya, IdeaPad Gaming 3i dibekali baterai 45Wh. Pada pengujian, baterai ini dapat bertahan sekitar 4-6 jam untuk kebutuhan saya. Juga dilengkapi teknologi rapid charge yang dapat mengisi baterai dari 0 persen hingga 50 persen hanya dalam waktu 30 menit dan hingga 80 persen hanya dalam waktu satu jam.

Verdict

review-lenovo-ideapad-gaming-3i-30
Charger Lenovo IdeaPad Gaming 3i | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Lenovo IdeaPad Gaming 3i ini adalah mesin gaming mainstream entry-level yang secara spesifik ditujukan untuk memenuhi satu untuk para gamer dan dua untuk para content creator. Dari perspektif saya sebagai pembuat konten, IdeaPad Gaming 3i adalah laptop kerja yang cukup powerful tapi dibanderol relatif cukup terjangkau.

Ukuran layarnya luas, tata letak keyboard-nya di susun dengan baik, dan touchpad-nya juga besar. Sangat nyaman buat editing video, proses rendering-nya juga relatif cepat. Meskipun dimensi laptop, ketebalan, dan bobotnya lumayan merepotkan bagi yang punya mobilitas tinggi.

Sparks

  • Prosesor Intel Core generasi ke-10 yang powerful
  • Penyimpanan SSD 512GB dan RAM 16GB dual channel
  • Komponen laptop bisa di-upgrade
  • Layar dengan refresh rate 120 Hz
  • Tata letak keyboard yang tersusun sangat baik

Slacks

  • Ketebalan dan bobotnya cukup berat
  • Tidak ada SD card reader dan Thunderbolt 3

Menemani EOS R5, Canon Juga Umumkan Empat Lensa RF

Selain mengumumkan kamera mirrorless full frame EOS R5 dan R6, Canon juga menghadirkan empat lensa RF baru. Adalah RF 85mm F2 Macro IS STM, RF 100-500mm F4.5-7.1L IS USM, Canon RF 800mm F11 IS STM, dan RF 600mm F11 IS STM. Dengan ini, total lensa native untuk RF-mount berjumlah 14. Mari bahas satu per satu:

Canon RF 85mm F2 Macro IS STM

Lensa prime atau fix telephoto menengah ini harganya cukup terjangkau yaitu US$599 atau sekitar Rp8,6 jutaan. Tidak berbeda jauh dengan lensa RF 35mm F1.8 IS STM Macro yang dibanderol Rp8,8 juta di Indonesia.

Selain asyik buat foto portrait, lensa RF 85mm F2 Macro IS STM ini juga ideal untuk mengambil detail secara close-up. Jarak fokus minimumnya hanya 35mm dengan rasio pembesaran maksimum 0.5X. Artinya, subjek dapat direproduksi hanya setengah dari ukuran sebenarnya. Jadi, masih belum cukup untuk foto macro serangga atau yang berukuran kecil lainnya.

Secara optik, lensa ini terdiri dari 12 elemen dalam 11 grup, termasuk satu elemen UD (ultra low dispersion) untuk membantu mengurangi penyimpangan kromatik. Dimensinya relatif ringkas, dengan ukuran filter 67mm dan bobot 500 gram.

Lensa RF 85mm F2 Macro IS STM punya image stabilizer yang bisa mengurangi guncangan hingga lima stop dan hingga delapan stop bila dikenakan pada EOS R5 dan R6 yang punya IBIS.

Canon RF 100-500mm F4.5-7.1L IS USM

Ini adalah lensa super-zoom pertama Canon untuk RF-mount, yang ideal untuk memotret kegiatan olahraga dan wildlife photography. Sistem image stabilizer pada lensa dapat mengurangi guncangan hingga lima stop dan enam stop bila menggunakan EOS R5 dan R6.

Secara optik, lensa ini terdiri dari 20 elemen dalam 14 grup. Termasuk enam elemen UD (ultra low dispersion) dan satu ‘Super UD‘ yang membantu mengurangi penyimpanan kromatik. Kedua grup fokus digerakkan oleh Nano USM motor untuk memberikan autofocus yang cepat dan tenang.

Lensa RF 100-500mm F4.5-7.1L IS USM memiliki rasio perbesaran maksimum 0.12X dan 0.33X pada ujung lebar dan telefoto. Ukuran diameter filternya 77mm dan bobotnya 1.365 gram. Berapa harganya? Canon RF 100-500mm F4.5-7.1L IS USM dibanderol US$2.699 atau sekitar Rp39 jutaan.

Canon RF 600mm F11 IS STM dan RF 800mm F11 IS STM

Selanjutnya adalah sepasang lensa super-telephoto 600mm dan 800mm dengan fixed-aperture. Ya, Anda tidak salah baca, minimum dan maksimum aperture yang bisa digunakan hanya F11.

Canon menggunakan optik difraksi dual-layer tanpa celah (gapless dual-layer diffractive optics) dan aperture fix F11 sehingga memungkinkan Canon mengurangi ukuran dan panjang lensa. Canon juga mengatakan bahwa desain elemen DO tersebut memungkinkan harganya menjadi lebih terjangkau.

Keduanya dilengkapi image stabilization yang dapat mengurangi guncangan sebanyak lima stop pada lensa 600mm dan empat stop pada lensa 800mm. Saat terpasang pada EOS R5 dan R6, area jangkauan AF adalah 60×40 persen.

Canon juga memperkenalkan sepasang teleconverter RF 1.4x dan 2x. Misalkan kita menggunakan teleconverter 2x, artinya lensa 800mm dengan aperture F11 menjadi 1.600mm F22. Teleconverter tersebut juga kompatibel dengan lensa RF 100-500mm F4.5-7.1L IS USM.

Soal harga, Canon RF 600mm F11 IS STM dibanderol dengan harga US$699 (Rp10 jutaan), sedangkan Canon RF 800mm F11 IS STM US$899 (Rp13 jutaan). Sementara, teleconverter 1.4x dan 2x masing-masing akan dijual seharga US$499 (Rp7,2 jutaan) dan US$599 (Rp8,6 jutaan).

Sumber: DPreview

Canon EOS R5 dan R6 Resmi Diumumkan, Bawa IBIS dan Perekam Video 8K

Sejak awal tahun, Canon memang kerap menggembar-gemborkan fitur-fitur EOS R5, antara lain sensor 45MP baru, in-body image stabilizer (IBIS), dan perekam video 8K. Setelah penantian panjang, kini Canon akhirnya secara resmi mengumumkan EOS R5 dan EOS R6. Mari cari tahu lebih banyak.

Canon EOS R5

Dari sisi tampilan, EOS R5 mengadopsi desain bergaya SLR yang tampak familier seperti EOS R. Dengan LCD 3,2 inci 2,1 juta titik yang fully articulated dan electronic viewfinder (EVF) beresolusi 5,76 juta titik dengan magnification 0.76x.

Fitur M-Fn bar yang menjadi andalan EOS R dihilangkan, digantikan joystick konvensional dan tombol AF-On. Juga dilengkapi port USB Type-C 3.1 Gen2, jack mikrofon, jack headphone, dan dual slot kartu memori yang terdiri dari CFexpress dan SD card. Bila menggunakan kartu CFexpress, kamera dapat mengambil gambar dalam format 10-bit HEIF selain Raw dan JPEG.

Masuk ke dalam, EOS R5 menggunakan sensor full frame rancangan baru dengan resolusi mencapai 45MP dan prosesor DIGIC X seperti yang ditemukan pada kamera DSLR flagship Canon EOS-1D X III. Imbasnya, EOS R5 pun dapat memotret beruntun pada 20 fps dengan continuous focus menggunakan electronic shutter dan 12 fps dengan mechanical shutter.

Sistem autofocus-nya mengandalkan Dual Pixel CMOS AF generasi kedua yang mencakup 100 persen. Serta, dapat melacak orang dan hewan berkat penerapan machine learning. Fitur IBIS pada EOS R5 bisa mengurangi guncangan hingga delapan stop ketika dipasangkan dengan beberapa lensa RF.

Belakangan ini, kemampuan perekam video memang menjadi salah satu aspek penting. Tidak seperti EOS R yang tampaknya dikembangkan setengah hati, kali ini Canon mengeluarkan semuanya. EOS R5 dapat merekam video 8K pada 30 fps hingga 30 menit dengan pilihan Raw atau H.265. Sebagai pembanding, kamera mirrorless full frame video-centric Panasonic Lumix S1H menawarkan 6K 24 fps. Di sisi lain, penerus Sony A7S II belum kunjung datang.

Kalau resolusi 8K terasa ketinggian, EOS R5 bisa merekam video 4K dengan frame rate tinggi 120 fps. Dapat merekam video internal recording 10-bit 4:2:2 dengan dukungan C-Log dan HDR PQ. Semua fitur ini tentu membuat para filmmaker, videografer, dan para content creator tersenyum lebar.

Untuk daya tahan baterainya, menurut CIPA EOS R5 menyuguhkan 320 jepretan sekali charge bila menggunakan LCD, 220 jepretan bila menggunakan EVF pada 120 fps, dan 330 jepretan dengan EVF 60 fps. Canon menyediakan battery grip BG-R10 dengan harga US$349 atau sekitar Rp5 juta. Sementara, harga Canon EOS R5 dibanderol US$3899 atau sekitar Rp56,4 jutaan body only dan US$4999 atau Rp72,4 jutaan dengan lensa RF 24-105mm F4L.

Canon EOS R6

Seperti halnya EOS RP, EOS R6 versi terjangkau dari EOS R5 meski tidak menggunakan sensor 45MP dan tak mampu merekam video 8K atau 4K 120 fps. Sebaliknya EOS R6 hanya menggunakan sensor full frame beresolusi 20MP.

Meski begitu, EOS R6 masih membawa sejumlah fitur unggulan EOS R5. Sebut saja, IBIS yang mampu meredam getaran hingga delapan stop, ditenagai prosesor DIGIC X, sistem autofucus Dual Pixel CMOS II yang mencakup area 100 persen, dan burst shooting hingga 20 fps dengan electronic shutter.

Sementara, untuk perekam videonya mendukung UHD 4K/60p dengan sedikit crop atau hampir menggunakan seluruh lebar sensor. Mendukung pengambilan 10-bit 4:2:2 internal recording dengan C-Log atau HDR PQ.

Kalau dari tampilan, desain EOS R6 mirip dengan EOS R5 dengan layar yang fully articulated. Bedanya ukurannya sedikit lebih kecil, 3 inci dengan resolusi 1,62 juta titik dan EVF 3,69 juta titik. Selain itu, pada bagian atas LCD kecil hilang digantikan mode dial.

Kamera ini memiliki dua slot SD card standar UHS-II. Daya tahan baterainya mendukung 360 jepretan dengan LCD dan 250 dengan EVF pada mode 120 fps (240 di EVF 60 fps). EOS R6 dapat menggunakan battery grip BG-R10 yang sama seperti milik EOS R5.

Meski kemampuannya banyak dipangkas, EOS R6 masih dapat bersaing dengan kamera mirrorless full frame kompetitor. Berapa harga Canon EOS R6? Untuk body only dibanderol US$2.499 atau sekitar Rp36 jutaan, USD$2.899 (Rp41 jutaan) dengan lensa RF 24-105mm F4-7.1 IS STM, dan US$3.599 (Rp52 jutaan) dengan lensa RF 24-105mm F4L IS.

Sumber: DPreview

Samsung Bawa Fitur Kamera Flagship ke Galaxy A51 dan A71

Samsung telah merilis update firmware baru untuk pemilik smartphone Galaxy A51 dan Galaxy A71. Update kali ini cukup istimewa, sebab Samsung membenamkan fitur kamera yang sebelumnya hanya ada di smartphone flagship seri Galaxy S atau Note.

Pertama single take, di mana memungkinkan pengguna mengambil banyak foto sekaligus hanya dengan mengklik tombol shutter satu kali. Lalu, my filters yang memungkinkan pengguna berkreasi dengan berbagai filter khusus yang lebih dramatis.

Kemudian, ada juga fitur night hyperlapse yang berguna untuk mengambil foto pada kondisi minim cahaya. Selain itu, pengguna juga mendapatkan fitur Quick Share dan Music Share, serta pembaruan untuk aplikasi keyboard dan Gallery.

Pengguna Galaxy A51 dan A71 bisa menerjemahkan teks langsung dari tray keyboard. Serta, fungsi undo dan redo dengan sapuan dua jari ke kiri atau ke kanan pada keyboard.

Pada aplikasi Gallery, fitur Clean View akan mengelompokkan 100 foto dan Quick Crop memungkinkan pengguna untuk memotong gambar ketika sedang melakukan zoom. Tentu saja, pembaruan dengan nomor build A515FXXU3BTF4 untuk A51 dan A715FXXU2ATG1 untuk A71 juga meningatkan stabilitas sistem secara keseluruhan dan mungkin perbaikan bug.

Sumber: GSMArena

Intel Ungkap Spesifikasi Thunderbolt 4, Dukung Dua Monitor 4K atau Satu Monitor 8K

Intel pertama kali mengungkap Thunderbolt 4 pada bulan Januari lalu dan kini mereka mengungkap lebih banyak detail spesifikasinya. Dari sisi kecepatan, Thunderbolt 4 memang tidak lebih cepat dibanding generasi sebelumnya, kecepatan maksimumnya sama-sama mencapai 40 Gbps.

Meski begitu, Thunderbolt 4 mengemas sejumlah fitur baru guna memberikan kompatibilitas dan dukungan yang lebih luas. Thunderbolt 4 pun akan sepenuhnya kompatibel dengan generasi sebelumnya (Thunderbolt 3) dan USB4.

Thunderbolt 3

Intel meningkatkan kecepatan data untuk perangkat dengan PCIe hingga 32 Gbps (sebelumnya 16 Gbps). Serta, menambah dukungan dari yang sebelumnya satu monitor 4K menjadi dua layar 4K atau satu layar eksternal beresolusi 8K.

Thunderbolt-4

Selain itu, dock Thunderbolt 4 mendukung hingga empart port yaitu satu upstream dan tiga downstream. Lalu, mendukung kabel Thunderbolt universal yang panjangnya hingga 2 meter. Port Thunderbolt 4 juga bisa digunakan untuk mengisi daya laptop hingga 100W.

Mobile PC processor terbaru Intel dengan nama kode “Tiger Lake” akan menjadi yang pertama yang mengintegrasikan Thunderbolt 4. Developer kits Thunderbolt 4 dan certification testing juga sekarang sudah tersedia untuk para pengembang. Intel juga mengumumkan Thunderbolt 4 controller 8000 series yang kompatibel dengan Thunderbolt 3 yang sudah tersedia.

Sumber: GSMArena

Berteknologi Gimbal, Vivo X50 Series Tiba di Indonesia Pada 16 Juli

Vivo telah mengkonfirmasi akan meluncurkan smartphone kamera flagship X50 series mereka ke Indonesia, tepatnya pada tanggal 16 Juli mendatang. Buat yang belum mengetahui, Vivo X50 series merupakan smartphone yang mengusung teknologi stabilisasi gimbal.

Inovasi teknologi stabilisasi gimbal ini pertama kali muncul pada smartphone konsep Vivo APEX 2020. Namun pada X50 series, Vivo berhasil membuat ukuran lensanya 40 persen lebih kecil guna menekan ketebalan X50 series agar tetap tipis.

Bila dibandingkan dengan Optical Image Stabilization (OIS), teknologi stabilisasi gimbal pada Vivo X50 series diklaim 3.2x lebih baik dalam meredam getaran. Karena seperti halnya gimbal, seluruh sistem kamera akan bergerak sehingga lensa berada di posisi yang stabil untuk menghasilkan foto yang tajam dan tidak kabur.

Selain mengunggulkan teknologi stabilisasi gimbal, Vivo X50 series juga akan membawa fitur kamera pendukung lainnya. Antara lain Extreme Night Vision, seperti yang kalian ketahui saat mengambil foto malam kita harus memegang smartphone dengan stabil, teknologi stabilisasi gimbal tentunya akan meningkatkan tingkat keberhasilan untuk mendapatkan foto malam secara optimal.

Lalu, X50 series juga membawa kemampuan memperbesar gambar 5x optical zoom dan 60x Hyper Zoom. Serta Pro Sport Mode, untuk menangkap foto dengan objek yang bergerak cepat. Nah yang membuat saya begitu penasaran ialah seberapa baik penerapannya pada sisi videografi.

Kalau dari aspek tampilan, Vivo X50 series mengadopsi X-Class design yang dibalut dengan warna Alpha Grey. Sebetulnya masih ada banyak lagi fitur yang diusung X50 series dan untuk spesifikasi maupun harga nanti akan kita bahas lebih lanjut pada hari peluncuran resminya.

opt 7 Blind PO X50 horizontal (online)

Jelang peluncuran Vivo X50 series pada 16 Juli mendatang, Vivo telah membuka program Blind Pre-Order sejak tanggal 7 Juli hingga 15 Juli dengan menawarkan keringanan down payment sebesar Rp500.000. Dengan berbagai benefit tambahan dan hadiah menarik bagi konsumen yang ingin lebih dulu memiliki Vivo X50 series, seperti seperti Blibli Voucher senilai hingga Rp500.000, Vivo TWS Neo, dan Speaker Pintar Google Nest mini 2.