Mencoba Mode Kamera Nightscape & Super Slow-Mo Realme 3 Pro

Bicara soal smartphone terbaru Realme 3 Pro, tiga aspek yang paling menonjol darinya ialah performa, desain, dan kemampuan kameranya. Chipset Qualcomm Snapdragon 710 yang menjadi bagian inti pemrosesan, menjamin performa yang dikeluarkan lebih dari cukup untuk penggunaan harian dan keperluan gaming.

Panduan desain Dewdrop Full Screen dengan notch di bagian muka dan Speedway Design di punggungnya dengan efek gradasi berbentuk S, Realme 3 Pro pun tampil kekinian dalam balutan warna nitro blue atau lightning purple.

Realme-3-Pro

Dalam acara bertajuk ‘buka puasa bersama’ pada 14 Mei 2019 kemarin, Realme Indonesia bersama Chandler Qian, Camera Developer of realme Research & Development Team – menjelaskan lebih detail mengenai teknologi dibalik fitur-fitur kamera Realme 3 Pro. Pada acara ini, saya berkesempatan mencoba dua fitur kamera yang diunggulkan yaitu Super Slo-Mo Video 960 fps dan Nightscape mode.

Untuk mendapatkan video slow-motion yang bagus, menurut Chandler Qian – ada beberapa faktor yang harus diperhatikan. Misalnya cahaya yang harus berlimpah (rekomendasi siang hari), timing harus tepat karena akan ada sedikit jeda jangan sampai kehilangan momen, dan tentukan fokus karena area fokus akan dikunci setelah Anda mulai merekam.

Pada Realme 3 Pro, ada dua opsi yang bisa dipilih yaitu 960 fps dan 120 fps. Karena waktunya terlalu sore sekitar jam 5 an dan kondisi agak sedikit mendung, hasil slow-mo 960 fps menjadi kurang optimal – gelap dan terlihat banyak noise. Masih lebih acceptable untuk hasil video slow-mo 120 fps-nya.

Realme-3-Pro

Beralih ke fitur malam, yang disebut Nightscape mode. Chandler Qian menjelaskan, bahwa kamera akan mengambil multi foto – jadi tangan kita harus benar-benar stabil setidaknya selama dua detik setelah tombol ditekan dan bila perlu pakai tripod.

Selain itu, foto di malam hari bukan berarti tanpa dukungan sumber cahaya apapun. Cobalah melihat sekeliling Anda dan manfaatkan cahaya lampu. Satu lagi, cobalah foto portrait dengan subjek manusia. Berikut adalah beberapa hasil foto malam Realme 3 Pro.

Soal spesifikasi kameranya, Realme 3 Pro memiliki konfigurasi dual camera di belakang. Kamera utamanya menggunakan sensor Sony IMX519 beresolusi 16 MP (f/1.7, 1/2.6″, 1.22µm) dengan sistem Dual Pixel PDAF. Kamera sekunder 5 MP (f/2.4) sebagai depth sensor dan kamera depan 25 MP (f/2.0, 1/2.8″, 0.8µm).

Realme 3 Pro juga dilengkapi fitur VOOC Flash Charge 3.0 untuk pengisian baterai 4.045 mAh yang lebih cepat. Smartphone ini dijual dengan harga Rp2.999.000,- (4GB+64GB) dan Rp3.699.000,- (6GB+128GB). Realme juga mengadakan promo JepretRealmeDeal, Anda bisa mendapatkan potongan harga di toko official Realme di Tokopedia dan Lazada.

[Infografis] Fitur Gaming di OPPO F11

OPPO F11 tidak hanya handal untuk digunakan sebagai perangkat fotografi portrait termasuk malam hari, namun perangkat ini juga bisa dimaksimalkan untuk penggunaan dalam bermain game.

Perangkat dengan dukungan prosesor mediatek P70 dan 4GB untuk RAM serta ROM 128GB ini didukung oleh baterai yang cukup besar serta yang utama adalah VOOC Flash Charge untuk urusan pengisian daya yang cepat. Memungkinkan Anda untuk menikmati game tanpa harus menunggu waktu lama untuk mengisi baterai.

Keunggulan lain adalah adanya fitur Hyperboost untuk akselerasi perangkat keras dalam mendukung gamers serta ada pula fitur Game Space yang akan meningkatkan pengalaman bermain game Anda. Layar 6.53 inci dengan resolusi Full HD+ juga akan membawa Anda dalam pengalaman game yang menyenangkan.

Lebih lengkap untuk fitur gaming di OPPO F11, bisa Anda lihat di infografis berikut ini:

 

Print

Resmi Hadir di Indonesia, Ini Daya Tarik Realme 3 Pro dan Realme C2

Realme telah meluncurkan dua smartphone terbaru mereka di Indonesia; Realme 3 Pro yang datang dengan tagline ‘kecepatan ngebut’ dan ‘flagship for young‘. Serta, Realme C2 dengan tagline ‘layar besar, baterai besar’ dan ‘new entry-level king‘.

Realme 3 Pro

Realme-3-Pro-2

Chipset merupakan salah satu tolok ukur untuk menentukan performa dari smartphone dan daya tarik Realme 3 Pro terletak di sini. Sesuai dengan tagline ‘kecepatan ngebut’, bertenaga Mobile Platform Qualcomm Snapdragon 710 AIE – Realme 3 Pro menawarkan performa nyata yang powerful untuk penggunaan sehari-hari maupun aktivitas gaming.

SoC tersebut dibangun berdasarkan proses fabrikasi 10 nm dengan CPU octa-core, yang terdiri dari dual-core 2.2 GHz Kryo 360 Gold dan hexa-core 1.7 GHz Kryo 360 Silver, serta GPU Adreno 616. Performanya disokong besaran RAM 4 GB atau 6 GB dengan tangki baterai 4.045 mAh.

Realme-3-Pro-3

Desain smartphone ini juga menggambarkan kecepatannya, Speedway Design yang diadopsi Realme 3 Pro terinspirasi dari sirkuit Le Mans. Di mana bagian belakangnya memiliki efek gradasi berbentuk S yang melambangkan kecepatan dan cahaya.

Kalau tampang depannya, Realme 3 Pro mengusung desain layar Dewdrop Full Screen dengan notch. Hadir dengan panel IPS berukuran 6,3 inci, resolusinya Full HD+, dalam rasio 19.5:9, dan sudah dilapisi Corning Gorilla Glass 5.

Realme-3-Pro-5

Membawa tagline ‘flagship for young‘, menyoal fitur – Realme 3 Pro memang memboyong hampir semua fitur premium yang dimiliki oleh OPPO. Wajar saja, mengingat Realme sendiri merupakan sub brand dari OPPO.

Contohnya ialah teknologi fast charging VOOC 3 yang mempersingkat waktu pengisian daya menjadi hanya 80 menit, sistem operasi ColorOS 6 berbasis Android 9.0 Pie yang didalamnya termasuk fitur Hyper Boost 2.0 meliputi System Boost, Game Boost 2.0, dan App Boost. Pada Game Boost 2.0 sendiri terdapat Touch Boost yang mampu mengurangi waktu respon dan Frame Boost untuk stabilisasi frame rate.

Realme-3-Pro-1

Soal fotografi, Realme 3 Pro memiliki konfigurasi dual camera di belakang. Kamera utamanya menggunakan sensor Sony IMX519 beresolusi 16 MP (f/1.7, 1/2.6″, 1.22µm) dengan sistem Dual Pixel PDAF. Kamera sekunder 5 MP (f/2.4) sebagai depth sensor dan kamera depan 25 MP (f/2.0, 1/2.8″, 0.8µm). Lengkap dengan fitur Nightscape, Chrome Boost, Ultra HD mode, dan video editing.

Realme C2

Realme-C2-4

Beralih ke Realme C2, penerus dari Realme C1 ini diklaim oleh Realme sebagai ‘The New Entry-level King‘ di Indonesia. Bagian paling unik pada smartphone ini adalah desain diamond-cut pada bagian belakangnya yang tampil cukup mewah di kelas smartphone satu jutaan.

Sementara, pada bagian depannya Realme C2 mengusung desain Dewdrop Full Screen dengan notch. Panel IPS 6,1 inci miliknya beresolusi HD+ dalam rasio 19.5:9 dan penampang layarnya sudah dilapisi Corning Gorilla Glass 3.

Terkait fotografi, Realme telah membenamkan dua kamera belakang yaitu 13 MP dan 2 MP sebagai depth sensor. Fitur Chroma Boost menyertainya untuk mendapat foto dengan warna yang cerah. Sementara untuk kebutuhan face unlock, selfie, dan video call – pengguna akan mengandalkan kamera depan 5 MP.

Bila Realme C1 ditenagai chipset Qualcomm Snapdragon 450, Realme C2 beralih menggunakan Mediatek Helio P22. SoC ini dibangun berdasarkan proses fabrikasi 12 nm, yang terdiri dari CPU octa-core 2.0 GHz Cortex-A53, dan GPU PowerVR GE8320.

Untuk model terbarunya, baca juga di: Review Realme C3

Untuk menyokong performanya, smartphone Android 9.0 Pie dengan ColorOS 6 Lite ini didukung besaran RAM 2 GB atau 3 GB. Kapasitas baterainya 4.000 mAh yang diklaim mampu menemani penggunanya menonton video di YouTube selama 20 jam.

Harga dan Ketersediaan

Realme-C2-7

Realme 3 Pro dan Realme C2, masing-masing memiliki dua varian dan dua pilihan warna. Pre sale diadakan sejak tanggal 9 Mei dan first sale-nya akan diadakan 11 Mei.

Untuk Realme 3 Pro dengan RAM 4 GB dan storage 64 GB dibanderol dengan harga Rp2.999.000. Sementara, Realme 3 Pro dengan RAM 6 GB dan storage 128 GB dibanderol dengan harga Rp3.699.000 – tersedia dalam warna nitro blue dan lightning purple.

Sedangkan, Realme C2 dengan RAM 2 GB dan storage 16 GB dibanderol Rp1.499.00. Lalu, varian RAM 3 GB dan storage 32 GB dibanderol Rp1.699.000 – tersedia dalam pilihan warna diamond black dan diamond blue.

[Unboxing] Samsung Galaxy A70, Smartphone dengan Snapdragon 675 dan On Screen Fingerprint

Belakangan ini, Samsung sangat gencar memasarkan jajaran smartphone Galaxy A series di Indonesia. Sebelumnya mereka telah menghadirkan Galaxy A10, Galaxy A20, Galaxy A30, dan Galaxy A50.

Kini Samsung resmi merilis Galaxy A70, smartphone Android 9.0 Pie dengan antarmuka One UI ini dibanderol dengan harga Rp5.799.000. Bersenjata chipset Snapdragon 675, dukungan multi kamera, dan on screen fingerprint sensor.

Sebentar lagi, Samsung juga berencana membawa Galaxy A80 yang punya fitur rotating camera yang unik. Sebenarnya ada apa dengan Samsung?

Era of Live, Babak Baru Galaxy A Series

Samsung-Galaxy-A70-9

Samsung sudah berubah, pergerakan dan responsnya lebih luwes. Dulu inovasi fitur baru harus menunggu di seri flagship seperti Galaxy S series atau Galaxy Note series yang dirilis setahun sekali.

Setelah itu, barulah diturunkan ke seri smartphone di bawahnya. Tapi itu cerita lampau, karena dengan kampanye Era of Live – ‘New Galaxy A series’ dibekali dengan banyak fitur kekinian. Samsung pun menyudahi perjalanan Galaxy J series digantikan dengan Galaxy A series dengan target market generasi live.

Samsung-Galaxy-A70-`0

Sejalan dengan kebutuhan konsumen di segmen mid yang semakin tinggi dan tentu saja agar lebih dapat bersaing dengan para kompetitornya. Samsung juga tak segan mengadopsi fitur yang tengah tren, seperti notch, dukungan multi kamera, fast charging, hingga pembaca sidik jari di bawah layar.

Unboxing Samsung Galaxy A70

Samsung-Galaxy-A70-5

DNA Samsung Galaxy A70 sama dengan Galaxy A series lainnya, ada tiga hal yang diunggulkan yaitu design dan display, camera, serta convenience dan performance.

Unit yang saya coba berwarna black, aksesori seperti adaptor yang mendukung Super Fast Charging, kabel data USB type-C, dan earphone yang menyertainya pun berwarna hitam. Tidak ada case dalam paket penjualannya.

Samsung-Galaxy-A70-4

Desain Galaxy A70 sendiri tidak tampil neko-neko, kerangka aluminium, punggung dari material polikarbonat, dengan sudut-sudut yang agak melengkung yang cukup nyaman dalam genggaman tangan.

Masih membahas punggungnya yang punya finishing glossy dan warnanya lebih ke hitam abu-abu dengan efek prisma yang stylish seperti pelangi saat terkena cahaya.

Samsung-Galaxy-A70-8

Ada tiga modul kamera dan sebuah LED flash yang berjejer secara vertikal di pojok kiri atas. Lalu, ada tulisan Samsung dan informasi perangkat di bagian paling bawah.

Tidak ada area untuk fingerprint sensor di punggunnya, karena sudah dipindahkan ke dalam layar Galaxy A70. Meski pun fitur serupa on screen fingerprint ini sudah ada sejak tahun lalu di brand sebelah, namun fitur ini masih tergolong premium untuk smartphone kelas menengah.

Samsung-Galaxy-A70-6

Tampang depannya, Galaxy A70 mengusung desain layar Infinity-U dengan panel Super AMOLED berukuran 6,7 inci yang terbesar di lini Galaxy A, resolusinya Full HD+ dan uniknya ialah aspek rasio 20:9 yang menyuguhkan tampilan cinematic experience saat menonton video.

Samsung-Galaxy-A70-7

Smartphone ini sudah berjalan pada OS Android 9.0 Pie dengan sentuhan One UI yang lebih simpel dengan ukuran font dan ikon lebih jumbo. Sehingga layar seluas 6,7 inci yang besar pada Galaxy A70 bisa dapat dikuasai jari-jari dengan mudah. Fitur Bixby dan Samsung Pay juga telah menyertainya.

Triple Camera dengan Lensa Ultra Wide

Samsung-Galaxy-A70-10

Total ada empat kamera pada Galaxy A70, tiga diantaranya berada di belakang. Kamera utamanya 32 MP (f/1.7, PDAF) yang posisinya di tengah, lalu yang berada di bawah 8 MP (f/2.2) dengan lensa ultra wide 12mm, dan yang paling atas 5 MP (f/2.2) sebagai depth sensor. Kamera yang ke empat berada di depan, resolusinya juga 32 MP (f/2.0, 0.8µm).

Proses pengambilan fotonya sudah didukung kecerdasan buatan, disebut Intelligent Camera. Samsung menyematkan Scene Optimizer dan Color Optimization. Kamera Galaxy A70 dapat mengenali 20 scene dan juga menyesuaikan warna sesuai dengan kondisi pencahayaan.

Menurut Samsung kamera smartphone bukan sekedar untuk memotret dan selfie, tetapi mulai memasuki Era of Live. Untuk melakukan live streaming dan alat untuk produksi video bagi para content creator.

Kamera belakang Galaxy A70 mampu merekam video 4K pada 30 fps dan kamera depannya 1080p pada 30fps. Didukung pula, fitur seperti slow motion, hyperlapse, dan AR Emoji.

Harga dan Ketersediaan

Samsung-Galaxy-A70-2

Samsung Galaxy A70 telah tersedia di berbagai toko resmi Samsung dengan harga Rp5.799.000. Sekilas untuk spesifikasinya, Galaxy A70 disokong chipset Qualcomm Snapdragon 675 dengan RAM sebesar 6 GB dan memori internal 128 GB. Baterai 4.500 mAh yang dibenamkan dilengkapi juga dengan Super Fast Charging 25 watt.

Segmen mid tumbuh pesat di Indonesia, tahun-tahun sebelumnya beralih ke smartphone dengan spesifikasi secukupnya yang penting bisa dipakai untuk chatting dan akses media sosial. Namun saat ini kebutuhan konsumen terus meningkat yakni untuk mengambil foto, membuat konten video, bahkan live streaming.

Menurut data dari GFK yang dikeluarkan bulan Maret, Samsung memang masih menguasai pasar dengan meraih 49,7 persen. Melihat harga, fitur, dan spesifikasi yang dibawanya, jajaran Galaxy A series yang baru ini mampu bersaing secara kompetitif di kelasnya.

Mencoba Performa OPPO Reno 10x Zoom dengan SoC Snapdragon 855

Sudah tiga kali OPPO mengadakan acara khusus untuk seri smartphone terbaru OPPO Reno. Pertama menonton bersama streaming peluncuran OPPO Reno di Tiongkok, kedua mencoba langsung kemampuan fotografinya – terutama fitur 10x Lossless Zoom, dan ketiga ialah performance experience.

Sebenarnya kedudukan dari Reno series itu sendiri di mana? Aryo Meidianto selaku PR Manager OPPO Indonesia menekankan bahwa posisi Reno series berada di bawah Find series.

Reno series bukan masuk ke perangkat flagship, melainkan perangkat high-end atau premium. Tujuan OPPO adalah menawarkan perangkat high-end dengan chipset powerful seperti Snapdragon 855 pada Reno 10x Zoom dan Snapdragon 710 pada Reno dengan harga lebih terjangkau.

Karena ujung-ujungnya bakal bersikutan dengan F dan R series, maka ada kemungkinan kedua seri tersebut sepenuhnya akan digantikan OPPO Reno di masa depan.

Snapdragon 855 Mobile Platform

OPPO-Reno-10x-Zoom
Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Di acara OPPO Reno yang ketiga bertema performance experience, bahasan utamanya ialah chipset Qualcomm kelas ultra premium yang digunakannya yaitu Snapdragon 855. Sekencang apa sih?

Mobile Platform Snapdragon 855 dibangun berdasarkan process technology 7nm. Performa dari CPU-nya meningkat 45 persen, punya CPU octa-core Kryo 485 yang terdiri dari satu CPU 2,84 GHz, tiga CPU 2,42 GHz, dan empat CPU 1,8 GHz.

OPPO-Reno-10x-Zoom
Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Sementara, GPU-nya meningkat 20 persen dengan Adreno 640 – bila dibandingkan dengan Snapdragon 845. Di aplikasi benchmark AnTuTu, Reno 10x Zoom memperoleh skor 356.266 poin.

Performanya juga turut dioptimalkan berkat ColorOS 6 terbaru berbasis Android 9.0 Pie. Di dalamnya ada fitur bernama Hyper Boost 2.0 yang meliputi tiga fitur utama yaitu Game Boost 2.0, Touch Boost, dan Frame Boost yang siap mendongkrak pengalaman gaming.

OPPO-Reno-10x-Zoom
Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Saya sudah mencoba PUBG Mobile, Reno 10x dapat menaklukkan game battle royale ini dengan mudah. Mencapai level grafis tertinggi HDR dan frame rate tertinggi pada ultra. Berkat Touch Boost, respon layar saat bermain game ditingkatkan sehingga bisa lebih maksimal dalam bermain.

Reno 10x Lossless Zoom juga didukung teknologi VOOC flash charge yang akan mengisi penuh baterai hanya dalam waktu 80 menit saja.

Kamera 10x Hybrid Zoom

OPPO-Reno-10x-Zoom
Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Sekilas mengenai kemampuan kameranya, Reno 10x Zoom merupakan smartphone pertama yang menggunakan struktur periskop di salah satu kameranya. Artinya kemampuan memperbesar gambar menjadi nilai jual utama yakni menawarkan kemampuan hybrid zoom sebanyak 10x dan digital zoom sampai 20x.

Selain itu, smartphone ini juga memiliki kamera selfie pop-up mekanis yang disebut pivot rising camera. Kamera ditempatkan secara asimetris menyerupai sirip ikan hiu. Posisinya berada sedikit di sebelah kanan, karena menurut OPPO – 11 derajat merupakan sudut terbaik untuk memperoleh foto selfie yang memuaskan.

ASUS Merilis ZenBook Pro 14 UX480, Lebih Ringkas dan Punya ScreenPad

Pada bulan November tahun lalu, ASUS telah meluncurkan laptop ZenBook 15 UX580 yang memiliki fitur inovatif yang disebut ScreenPad yaitu touchpad berupa layar sentuh.

Bagi yang merasa ukuran layar 15,6 inci terlalu besar atau mencari alternatif yang lebih terjangkau, ASUS telah meliris laptop dengan layar 14 inci yaitu ZenBook Pro 14 UX480 dengan harga Rp26.999.000.

Laptop ini ditujukan untuk para profesional kreatif dan juga turut dilengkapi fitur ScreenPad. Selain berfungsi sebagai alat kontrol dan navigasi utama, ScreenPad juga dapat berfungsi sebagai layar kedua untuk menunjang produktivitas maupun menikmati hiburan.

Perbedaan Utama ZenBook Pro 14 UX480 dan 15 UX580

ASUS-ZenBook-Pro-UX480-9

Dari form factor, ZenBook Pro 14 UX480 memiliki dimensi yang jauh lebih ringkas yaitu 32,3×22,5×1,79 cm dan bobot 1,6 kg. Sementara, ZenBook Pro 15 UX580 berukuran 36,5×24,1×1,89 cm dengan berat 1,88 kg.

Panel layar 14 inci pada UX480 datang dengan resolusi Full HD, sedangkan layar 15,6 inci milik UX580 beresolusi 4K. Meski begitu, secara kualitas keduanya sudah sangat memanjakan mata.

ASUS-ZenBook-Pro-UX480

Selain itu karena resolusi layar UX480 lebih rendah, laptop ini menawarkan ketahanan baterai hingga 12,5 jam. Sedangkan, UX580 dengan layar 4K hanya bertahan sampai 9,5 jam saja.

Soal performa memang sebanding dengan harga, UX580 dibanderol Rp35.999.000 datang dengan konfigurasi lebih powerful. Meliputi prosesor Intel Core i7-8750H, graphic NVIDIA GeForce GTX 1050_v4G, RAM 16GB, dan storage 1TB PCIe SSD.

Sementara, UX480 yang dibanderol Rp26.999.000 memiliki konfigurasi prosesor Intel Core i7-8565U, graphic NVIDIA GeForce GTX 1050 (Max-Q) lengkap dengan VRAM GDDR5 sebesar 2GB, RAM 16GB DDR3L, dan storage SSD 512GB PCIe.

ScreenPad 5,5 Inci Full HD

ScreenPad pada ZenBook 14 UX480 mengusung panel Super IPS+ berukuran 5,5 inci, beresolusi Full HD (1920×1080 piksel) dengan teknologi wide-view 178 derajat. Ada lapisan kaca tambahan yang membuat ScreenPad tahan terhadap sidik jari dan noda, tapi membuat tampilan layarnya terlihat kurang jernih.

ScreenPad ini mendukung smart gesture dan mampu mengenali empat sentuhan jari. Bedanya dengan touchpad biasa, ada dua fungsi utama lain yang ditawarkan oleh ScreenPad. Pertama adalah ScreenPad Mode yang membuat ScreenPad sebagai ekstensi dari aplikasi yang sedang dijalankan dan menjalankan aplikasi khusus.

Fungsi kedua ialah Extension Mode, ScreenPad dapat berfungsi sebagai layar kedua dari ZenBook Pro 14 UX480. Berikut beberapa ScreenPad Mode yang tersedia:

  • ScreenPad Toolbar
  • ScreenPad Launcher
  • ScreenPad Music Player
  • ScreenPad Calendar
  • ScreenPad NumKey
  • ScreenPad Calculator
  • ScreenPad for Office
  • ScreenPad for YouTube

Desain Premium

ASUS ZenBook Pro 14 UX480 tampil elegan dengan warna Deep Dive Blue dan menggunakan desain Zen yang ikonik dengan Spun Metal Finish di bagian belakang layarnya. Layarnya memiliki bezel yang ultra-tipis (NanoEdge Display) dengan ketebalan 5,2 mm dan memiliki rasio screen-to-body hingga 86 persen.

Laptop ini menggunakan panel layar khusus menggunakan ASUS Calibration Technology sehingga mampu menghasilkan warna yang akurat dan didukung oleh sertifikasi kalibrasi warna dari PANTONE. Layarnya mampu mereproduksi warna pada color space sRGB sebesar 100% dan NTSC hingga 72% dengan tingkat Delta E kurang dari 3 poin.

Agar aktivitas mengetik lebih nyaman dan sirkulasi udara semakin lancar, laptop ini mengadopsi ErgoLift Design yang membuat body laptop ini membentuk sudut 3 derajat. Sistem pendinginan pun dapat bekerja lebih optimal sehingga performa tidak akan terganggu.

ASUS ZenBook Pro UX480 sudah menjalankan OS Windows 10 dan memiliki sistem keamanan terbaru yaitu Windows Hello yang mendukung teknologi facial recognition.

Saat ini, ASUS sendiri merupakan pemimpin pasar di segmen notebook dengan pangsa pasar 40 persen. Sementara, di segmen thin dan light berada di posisi kedua dengan pangsa pasar 27 persen.

Mengenal Sistem Full Frame Nikon Z dan Dua Lensa Nikkor Z Series Terbarunya

Saat Nikon merilis kamera full frame pertama mereka di Indonesia, yakni Nikon Z 6 dan Z 7 pada bulan Oktober 2018 – sudah ada tiga lensa yang tersedia. Meliputi NIKKOR Z 24-70 mm f/4 S, NIKKOR Z 35 mm f/1.8 S, dan NIKKOR Z 50 mm f/1.8 S.

Kini Nikon Indonesia telah meluncurkan dua lensa Nikon Z series, yaitu NIKKOR Z 24-70mm f/2.8 S dan lensa ultra-wide-angle zoom NIKKOR Z 14-30mm f/4 S. Sebelum lanjut bahas kedua lensa tersebut, mari cari tahu dulu kelebihan dari mount Nikon Z.

Mount Full Frame dengan Diameter Terbesar

Nikon Z bukan sekedar produk baru, tetapi merupakan sistem baru dengan mount baru. Nah diferensiasi dengan mount full frame dari para kompetitornya ialah ukuran diameter dari mount tersebut.

Sony dengan E-mount memiliki diameter 46 mm, Leica dengan L-mount yang juga digunakan oleh Panasonic punya diameter 51,6 mm, Canon dengan RF-mount hadir dengan diameter 54 mm, dan Nikon dengan Z-mount membanggakan diri dengan diameter mount paling besar; 55 mm.

Fotografi sangat erat hubungannya dengan cahaya, diameter mount yang besar ialah salah satu cara untuk memanfaatkan cahaya. Ketika cahaya masuk dari lensa, cahaya akan melewati mount sebelum mencapai sensor.

Ketika ukuran mount terlalu kecil, maka terpaksa cahaya harus dibelokkan. Lalu, bila mount lensanya besar maka cahaya akan masuk tanpa ada halangan. Menurut Nikon, hal tersebut akan sangat mempengaruhi kualitas foto yang dihasilkan.

Selain itu, dengan ukuran diameter lebih besar memungkinkan para desainer lensa lebih fleksibel membuat lensa dengan aperture yang sangat besar. Sebagai contoh lensa NIKKOR Z 58 mm f/0.95 S Noct yang rencananya akan tersedia pada tahun 2019 ini.

Sistem Nikon Z ini memiliki flange focal distance yang cukup pendek, hanya 16 mm sehingga sangat fleksibel untuk dipasangkan dengan lensa apapun. Sistem Z sangat penting bagi Nikon, karena inilah sistem sekarang dan masa depan mereka.

Roadmap Lensa S-Line

Nikon-Z-Series
Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Dua lensa yang baru saja dirilis ini termasuk dalam jajaran keluarga S-Line, yakni lensa seri high-end untuk Nikon Z series. Jadi, bila lensa tersebut sudah ada logo S-Line – artinya sudah mengadopsi semua teknologi high-end Nikon berikut ini.

  • Extra-low Dispersion (ED)
  • Aspherical (AS) Glass Elements
  • Nano Crystal Coat (N)
  • Fluorine (FL)

Saat ini sudah ada lima lensa Nikon Z dan akan lebih banyak lagi lensa yang dirilis pada tahun 2019 dan 2020. Tahun ini rencananya masih ada empat lensa lagi, yaitu NIKKOR Z 58 mm f/0.95 S Noct, 20 mm f/1.8 S, 85 mm f/1.8 S, dan 70-200 f/2.8 S. Lalu, ada tiga yang dijadwalkan hadir pada tahun depan yaitu 14-24 mm f/2.8 S, 24 mm f/1.8 S, dan 50 mm f/1.2 S.

Lensa NIKKOR Z 24-70mm f/2.8 S

Nikon-Z-Series
Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Pada kamera Nikon Z series, lensa NIKKOR Z 24-70 mm dengan aperture f/4 sudah menawarkan performa yang cukup mengesankan. Kehadiran lensa NIKKOR Z 24-70mm dengan aperture maksimum f/2.8 konstan untuk seluruh tingkatan zoom yang dipakai, menjadikannya lensa zoom serbaguna yang amat powerful dan menawarkan fungsionalitas tinggi.

Meski begitu, saya tidak menyangka bahwa ukuran lensa ini cukup ringkas dan beratnya hanya sekitar 805 gram. Desainnya juga tampil cukup ‘clean‘, berbeda dengan lensa-lensa DSLR Nikon yang biasanya terlihat cukup ramai.

Untuk memenuhi kebutuhan para videografer, lensa ini dilengkapi dengan Manual Ring terdedikasi sehingga transisi fokus berlangsung secara mulus dan Control Ring tambahan yang bisa disesuaikan.

Lalu, ada panel OLED yang mampu menyuguhkan informasi dengan cepat, seperti nilai aperture, lebar fokus, kedalaman, maupun setingan kamera yang lain tanpa perlu menengok ke viewfinder. Kini hadir pula tombol L-Fn (lens function) untuk membantu mengontrol kamera dengan cepat.

Nikon-Z-Series
Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Selain memiliki aperture yang lebih besar, yang membedakan dengan NIKKOR Z 24-70 mm f/4 S ialah teknologi multi-focusing yang mampu memangkas timbulnya lanturan-lanturan pada foto saat digunakan untuk membidik dalam jarak dekat, membantu mengisolasi subyek foto secara spesifik sekaligus mampu mempertahankan detil foto yang begitu kaya.

Meskipun dalam kondisi yang silau oleh cahaya matahari di latar belakang, pengambilan foto tetap bisa dilakukan dengan mudah. Teknologi anti refleksi Nano Crystal Coat dan ARNEO Coat yang tersemat menekan timbulnya reflektan yang seminimal mungkin saat ada cahaya yang masuk ke dalam frame secara tiba-tiba.

Lensa NIKKOR Z 14-30mm f/4 S

Nikon-Z-Series
Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Beralih ke NIKKOR Z 14-30mm f/4 S, lensa ultra-wide-angle zoom ini juga hadir dengan ukuran yang cukup ringkas dan bisa langsung dipasangkan dengan filter berdiameter 82 mm tanpa perlu pakai adaptor dan jarak fokus minimumnya 25 mm.

Untuk menekan distorsi, lensa ini dilengkapi 4 Aspherical Lens Element dan Nano Crystal Coat untuk menghalau efek ghosting dan flare. Total ada 14 elemen lensa di 9 grup. Berkat diameter mount Z yang besar, ketajaman dan detail dari tengah gambar sampai ke pinggir dipastikan rata.

Nikon-Z-Series
Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Body lensa ini juga sudah dust dan drip resistant dan memiliki desain yang ringkas, menjadikannya sangat praktis untuk dibawa dan digunakan kemanapun untuk kebutuhan fotografi landscape maupun cityscape. Di body-nya hanya terdapat satu cincin, disebut Control Ring dan yang bisa disesuaikan. Secara default fungsinya ialah untuk manual focus, tetapi dapat diganti untuk aperture control atau exposure compensation.

Nikon-Z-Series
Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Harga dan Ketersediaan

Nikon-Z-Series
Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Lensa NIKKOR Z 24-70mm f/2.8 S ditujukan untuk para professional dan advance amateur, baik untuk keperluan fotografi maupun videografi. Lensa ini dibanderol Rp31.999.000 dan mulai tersedia pada tanggal 4 Mei 2019.

Sementara, target audiens lensa NIKKOR Z 14-30mm f/4 S ialah advance amateur. Lensa ini dibanderol lebih terjangkau yaitu Rp19.999.000 dan tersedia mulai 4 Mei 2019.

Bagi para pemilik Nikon Z series, Nikon Indonesia juga mengumumkan program yang disebut ‘Privilege Membership Z Club’- di sini Anda akan mendapatkan penawaran spesial dan banyak lagi.

Kesan awal mencoba Nikon Z series ini adalah ternyata merupakan sistem full frame yang cukup compact. Soal teknologi kamera dan lensa-lensanya juga tak kalah canggih dengan para kompetitornya. Nikon bergerak dengan sangat hati-hati, tetapi pasti. Di ranah full frame ini, Sony memang sudah cukup matang, Panasonic secara mengejutkan bergerak cepat, sementara Canon masih terlihat menahan diri.

[Komparasi] Equipment Vlogging Sony RX0 II Vs. Sony A6400

Sony akhirnya meluncurkan RX0 II (model DSC-RX0M2) ke Indonesia, premium ultra-compact camera ini dibanderol dengan harga Rp9.999.000 dan akan tersedia pada akhir bulan Mei. Sebelumnya, saya sudah mengupas fitur-fitur unggulan dari Sony RX0 II saat peluncuran globalnya di Singapura – dalam acara bertajuk ‘Vlog With Sony‘.

Hadir dengan layar LCD yang dapat ditekuk hingga 180 derajat ke atas dan 90 derajat ke bawah, serta dilengkapi jack mikrofon – Sony RX0 II memang ditujukan sebagai equipment for vlogging. Buat kalian yang tertarik dengan Sony RX0 II, tetapi juga penasaran sama Sony A6400 – saya akan komparasi keduanya dan menguak kelebihan serta kekurangannya.

Portability Vs. Expandability

Sony-RX0-II-Vs-Sony-A6400-8

Dengan dimensi super kecil yakni 59×40,5×35 mm dan bobot hanya 132 gram, keutamaan Sony RX0 II terletak pada nilai ‘portability-nya’. Anda bisa membuat setup vlogging ideal yang ringkas dan tidak menarik perhatian orang. Serta, dapat dengan mudah masuk ke dalam kantong.

Kemampuan merekam video 4K pada 30p dengan full pixel readout dan tanpa pixel binning akan mengumpulkan sekitar 1,7 kali dari jumlah data yang dibutuhkan, oversampling ini akan mengurangi munculnya moire dan jaggies.

Selain itu, dukungan picture profile S-Log2 dan Time Code / User Bit memastikan hasil videonya bisa dioptimalkan. Sony RX0 II juga mampu video Super Slow Motion hingga 1000 fps, hasil 4K HDMI yang tidak terkompresi dan perekaman film proxy dalam waktu bersamaan.

Sony-RX0-II-Vs-Sony-A6400-1

Bentukan yang mungil membuatnya dapat menjangkau tempat-tempat yang sulit dan bisa menjadi solusi untuk multi-camera untuk mendapatkan angle yang lebih kreatif. Kerangka body-nya sangat tangguh, karena tahan debu dan air hingga 10 meter tanpa perlu aksesori tambahan seperti case. Tahan guncangan hingga 2 meter, serta tahan tindihan hingga 200 kg.

Pastikan semua port sudah tertutup rapat, layar tetap bisa di flip ke depan dan kamera bisa digunakan di pantai dan air laut, namun jangan lupa dibilas dengan air tawar setelah selesai menggunakannya. Selain itu, kemungkinan lecet saat kamera terjatuh bisa saja terjadi – meski Sony memastikan kamera tetap dapat beroperasi secara normal.

Dengan Sony RX0 II, Anda dapat lebih fleksibel dalam membuat konten. Seperti yang kalian ketahui, ada beberapa tempat menerapkan peraturan tidak boleh menggunakan kamera berjenis DSLR dan mirrorless, tetapi masih boleh memotret dengan kamera smartphone dan action camera atau ultra camera.

Sony-RX0-II-Vs-Sony-A6400-6

Sementara, Sony A6400 sebagai kamera mirrorless menawarkan ‘expandability‘. Anda bisa gonta-ganti lensa dan memasang lebih banyak aksesori seperti mikrofon eksternal, flash eksternal, L-bracket, hingga gimbal untuk setup video yang lebih serius.

Sama seperti RX0 II, A6400 memiliki layar LCD yang dapat ditekuk hingga 180 derajat ke atas. Namun fitur unggulan utama yang ditawarkan ialah sistem auto focus-nya yang disebut ‘Speed X AI’, meliputi Real-time Tracking, Real-time Eye AF, hingga Real-time Eye AF for Animals.

Spesifikasi Sony RX0 II dan Sony A6400

Sony-RX0-II-Vs-Sony-A6400-2

Bagian inti dari Sony RX0 II ialah image sensor 1.0-type stacked 15.3 MP dan dan prosesor Sony BIONZ X. Hadir dengan lensa fix wide-angle ZEISS Tessar T* 24mm, aperture f4.0, jarak fokus minimum 20cm, dan rentang ISO 80-12800.

Sony-RX0-II-Vs-Sony-A6400-11

Sementara, pada Sony A6400 tertanam sensor CMOS berukuran APS-C resolusi 24,2 MP dengan enhanced skin tone. Dipadu image processor Bionz X, rentang sensitivitasnya mencapai ISO 100 hingga ISO 32.000 dan bisa diperluas sampai 102.800. Kecepatan foto berturut-turut 11 fps dan 8 fps pada silent mode dengan buffer hingga 116 jepretan.

Soal video, kamera ini mampu merekam video 4K full pixel readout dan tanpa pixel binning pada 24 fps dan 30 fps, video Full HD pada 30 fps, 60 fps, dan 120 fps dengan bit rate maksimal 100 Mbps. Serta, mendukung profil gambar HLG (Hybrig Log-Gamma) S&Q, perekaman Proxy, S-Log2, dan S-Log3 untuk fleksibilitas color grading.

Easy Transfer

Sony-RX0-II-Vs-Sony-A6400-3

Menurut riset dari Sony, jumlah video yang di-upload ke internet meningkat pesat dari tahun ke tahun. Fakta menariknya ialah ternyata didominasi oleh kamera smartphone. Namun seiring berkembangnya channel, mereka pasti akan upgrade equipment untuk mendapatkan kualitas lebih baik.

Sony sendiri telah menciptakan rangkaian kamera dan aksesori untuk memenuhi kebutuhan para content creator, kedua kamera ini menawarkan teknologi canggih seperti Eye AF dan Natural Skin Tone sehingga Anda bisa fokus bercerita. Lalu dukungan shooting grip siap menunjang aktivitas vlogging sehari-hari, Anda dapat mulai record, stop, motret, dan melakukan zoom hanya dengan satu tangan saja.

Sony-RX0-II-Vs-Sony-A6400-4

Baik Sony RX0 II dan Sony A6400 mendukung aplikasi Imaging Edge Mobile, di mana Anda bisa mentransfer hasil foto mupun video beresolusi 4K sekalipun dengan instan ke smartphone. Dalam hal ini, Sony RX0 II lebih istimewa karena didukung fitur video editing terbaru dari Sony yang disebut Movie Edit add-on.

Saat ini, Sony RX0 II masih satu-satunya model kamera yang mendukung fitur editing video tersebut. Beberapa fitur diantaranya smooth gimbal-like image stabilization untuk memperhasil gerakan video, intelligent framing dari aspek rasio 16:9 ke 1:1, dan banyak lagi.

Verdict

Kedua kamera ini memang menawarkan fitur-fitur menarik yang menunjang para video content creator atau vlogger untuk menciptakan konten berkualitas dan juga kreatif. Mereka sudah pasti akan membutuhkan lebih dari satu kamera, tetapi sebelum melirik Sony RX0 II pastikan equipment utama Anda sudah lengkap – misalnya A6400 dengan lensa yang Anda inginkan dan mikrofon eksternal.

Sony RX0 II akan tersedia di Indonesia pada akhir bulan Mei dengan harga Rp9.999.000. Anda bisa mendapatkan paket khusus yakni bonus shooting grip GP-VPT1 senilai Rp1.499.000 dengan mengikuti pre-order dari tanggal 27 April-12 Mei 2019. Sementara, Sony A6400 body only dibanderol Rp12.999.999 dan Rp14.999.000 dengan lensa kit 16-50mm f/3.5-5.6 OSS.

[Hands-on] Vivo APEX 2019, Smartphone Konseptual Tanpa Tombol Fisik dan Lubang

Masih ingat dengan Vivo APEX pertama? Produk konseptual tersebut memamerkan cikal bakal fitur Pop Up Camera dan Screen Touch ID yang akhirnya berhasil diimplementasikan ke V series dan NEX series.

Saat ini Vivo sudah memiliki APEX generasi kedua yang disebut APEX 2019. Berbeda dengan APEX pertama, APEX 2019 berfokus pada ‘display‘ dan ‘design‘ yang sekaligus merepresentasikan akan seperti ini smartphone di masa mendatang berdasarkan riset dari R&D Vivo.

Vivo-APEX-2019-4

APEX sendiri adalah singkatan dari All Prototype Experience, bukan produk massal dan tidak dijual. Ada tiga kunci pada APEX 2019, yaitu Super Unibody Design, Full-Display Fingerprint Scanning, dan 5G Mobile Networking. Ayo bahas satu per satu.

Super Unibody Design

Vivo-APEX-2019-9

Vivo melucuti semua tombol-tombol fisik dan menambal lubang-lubang yang ada pada smartphone. Tombol power dan volume yang biasanya tersemat di sisi samping smartphone hilang. Bukan berarti Vivo melenyapkan fungsi penting tersebut, Vivo mengganti tombol fisik tersebut dengan menyisipkan sensor, teknologi ini disebut Touch Sense.

Lalu, bagaimana caranya Vivo mengakali absennya lubang-lubang pada speaker? Body Soundcasting Technology adalah jawabannya, singkatnya untuk memantulkan suara lewat body belakang ke layar – baik saat telepon maupun saat mendengarkan musik lewat speaker.

Selain itu, tanpa port microUSB maupun Type-C – harusnya bisa diatasi dengan wireless charging technology yang lebih praktis. Namun Vivo mengambil pendekatan yang berbeda, mereka justru menyematkan teknologi baru yang disebut MagPort. Jadi, menggunakan pin yang ada di belakang smartphone dan dock untuk proses charging.

Vivo-APEX-2019-2

Seluruh bagian APEX 2019 terbuat dari material kaca yang telah melalui proses yang kompleks dengan lengkungan yang ergonomis. Tanpa tombol fisik dan lubang-lubang, APEX 2019 seolah tanpa celah, tampil minimalis, dan terlihat futuristik. Perangkat ini tersedia dalam warna Titan Silver, Quartz White, dan Meteor Gray.

Full-Display Fingerprint Scanning

Vivo-APEX-2019-1

Screen Touch ID atau in-display fingerprint sensor menjadi elemen penting pada APEX 2019. Pada Vivo V11 Pro dan V15 Pro, hanya ada satu area saja yang bisa digunakan untuk autentikasi sidik jari pengguna.

Pada APEX 2019, seluruh penampang layar dapat digunakan untuk membuka kunci smartphone. Sayangnya, teknologi yang digunakan masih berbasis optikal dan bukan ultrasonik.

5G Mobile Networking

Vivo-APEX-2019-3

Gembar-gembor konektivitas 5G sedang menjadi topik hangat di ranah global. Vivo ingin menegaskan bahwa mereka telah siap menyongsong era 5G.

APEX 2019 memiliki 5G capability dan menggunakan teknologi eSIM. Karena baseband 5G yang besar, tetapi ruang motherboard (PCB) terbatas. Vivo menggunakan metode penumpukan 3D pada dual-motherboard.

Sebagai informasi, APEX 2019 tidak memiliki kamera depan dan sah-sah saja mengingat ini adalah produk konseptual yang tidak dijual. Setidaknya kita tahu, sebagian langkah Vivo di masa depan nanti.

Samsung Hadirkan QLED 8K TV ke Indonesia, Suguhkan Cinematic Experience di Rumah

Setelah diungkap secara detail pada ajang Samsung Forum 2019 di Singapura – bulan Maret lalu, Samsung Electronics Indonesia akhirnya menghadirkan rangkaian produk elektronik terbaru mereka ke Indonesia. Produk yang paling disorot ialah lini TV yang dilengkapi resolusi 8K pertama di dunia.

Ya, resolusi 8K mungkin terdengar sangat berlebihan untuk saat ini. Resolusi 8K artinya 4 kali lebih tinggi dari resolusi UHD (4K) dan 16 kali lebih tinggi dari resolusi 1080p.

Kenapa Samsung menghadirkan QLED 8K TV ini ke Indonesia? Dari sisi konten masih minim sekali, kecepatan internet untuk streaming konten 8K juga belum memadai, dan tentunya harganya sangat tinggi.

Samsung-QLED-8K-TV-5

Ubay Bayanudin selaku Senior Product Marketing Manager TV and AV Samsung Electronics Indonesia memaparkan alasannya, menurut Samsung tren TV dengan layar besar semakin tinggi di Indonesia. Berangkat dari situ, Samsung merasa TV yang besar juga perlu jumlah piksel yang lebih tinggi pula.

“Samsung adalah pioner, kami tidak mau membuat konsumen kami menunggu. Masa depan itu harus ada sekarang, kami membawa resolusi 8K sekarang.” Ungkap Ubay Bayanudin.

Dari sisi konten, ketersediaan konten dengan resolusi 4K memang sudah menjamur. Banyak smartphone dan kamera mirrorless yang mampu merekam video 4K. Meski begitu, kebanyakan standar konten saat ini masih berada di resolusi 1080p.

Samsung-QLED-8K-TV-4

Untuk mendobrak batasan minimnya ketersediaan konten 8K dan membawa masa depan sekarang juga, Samsung memperkenalkan fitur Intelligent AI-based upscaling. Sebuah solusi yang mampu meningkatkan kualitas gambar dari resolusi lebih rendah seperti SD, HD, FHD, dan 4K menjadi kualitas 8K yang lebih baik, sehingga gambar terlihat lebih nyata saat ditampilkan di QLED 8K TV.

Disebut AI karena memiliki engine yakni mechine learning super resolution dengan Quanntum Processor 8X yang mampu belajar menciptakan ribuan algoritma. Prosesor ini mampu melakukan render 33 juta piksel dengan kualitas 8K secara real-time dan high-res.

Samsung-QLED-8K-TV-1

Apapun yang ditonton, baik itu acara TV, streaming video, konten dari set top box atau dari USB sekalipun bisa ditampilkan dalam resolusi 8K pada QLED 8K TV ini. Upscaling sendiri ada tiga jenis, pertama membuat objek yang tidak ada menjadi ada, kedua menghilangkan noise, dan ketiga mempertajam pinggiran gambar.

Teknologi AI Upscaling Samsung ini mampu melakukan ketiganya. Data yang masuk akan diklasifikasikan dulu sebelum diolah atau di-upscalling, tentu saja semakin bagus source-nya semakin bagus juga hasilnya.

“R&D kami telah menghabiskan lebih dari sepuluh tahun untuk menggabungkan teknologi upscaling. Ini adalah permulaan era baru teknologi TV, industri TV menyajikan lini yang beragam sehingga kedepannya produk akan tersedia dengan harga yang lebih terjangkau. Kami yakin perkembangan teknologi yang tidak terbendung membuat konten 8K akan tersedia lebih cepat.” Tambah Ubay Bayanudin.

Tak hanya gambar, AI sound mampu menyempurnakan kualitas audio setiap adegan secara real-time. Kehadiran Bixby memungkinkan pengguna untuk berinteraksi dengan QLED 8K TV melalui perintah suara, yang akan membantu konsumen layaknya asisten pribadi.

pastedImage (2)

Samsung QLED TV 8K menawarkan resolusi 7.680×4.320 piksel dan tersedia dalam ukuran 65 inci hingga 98 inci. Dengan desain bezel-less yang modern, yang dapat memberikan sentuhan kontemporer pada ruangan Anda.

QLED 8K TV memiliki tingkat kecerahan 5.000 nit, standar yang kebanyakan dipakai oleh studio Holywood. Serta didukung oleh berbagi teknologi seperti Quanntum, Direct Full Array, HDR10+, dan lainnya.

Samsung-QLED-8K-TV-6

QLED 8K TV telah tersedia di pasaran Indonesia, berikut harganya:

  • 65 inci dengan harga Rp80.499.000
  • 75 inci dengan harga Rp119.999.000
  • 82 inci dengan harga Rp166.999.000
  • 98 inci dengan harga Rp1.499.000.000

Samsung-QLED-8K-TV-3

Samsung juga memperkenalkan rangkaian Digital Appliances terbaru sebagai solusi keluarga modern untuk mengoptimalkan keseharian mereka di rumah yaitu Kulkas Samsung Side by Side dengan teknologi SpaceMax berkapasitas penyimpanan terbesar di kelasnya, dan AC Inverter dengan Digital Inverter 8 Pole yang inovatif, mampu menghembuskan udara dingin lebih cepat dan penggunaan energi yang lebih efisien, sehingga dapat membuat keseharian konsumen lebih nyaman.

pastedImage

Kulkas Samsung Side by Side dengan SpaceMax telah tersedia di pasaran, dengan rangkaian harga Rp15.000.000 hingga Rp20.000.000. Sedangkan rangkaian Air Conditioner Inverter hadir dengan rangkaian harga Rp5.000.000 hingga Rp9.000.000.