Aulia Halimatussadiah dan Eksistensinya Bersama Girls In Tech Indonesia

Peran serta perempuan di dunia teknologi digital hingga akhir tahun 2015 memiliki peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan tahun 2007 silam. Mulai dari jumlah pelatihan, komunitas hingga kompetisi yang ada, sudah banyak menelurkan pengusaha wanita yang menggunakan teknologi untuk bisnis mereka. Salah satu pelaku startup perempuan yang cukup aktif menunjukkan eksistensinya di dunia teknologi digital adalah Aulia ‘Ollie’ Halimatussadiah. Penulis buku dan juga Co-Founder Nulisbuku ini, telah menyelami dunia startup sejak tahun 2007. Hingga kini sudah banyak prestasi serta peran serta Ollie di dunia teknologi.

Kegiatan yang saat ini secara aktif dijalani oleh Ollie adalah dengan Girls In Tech Indonesia, komunitas perempuan asal Amerika serikat yang memfokuskan pengembangan potensi para entrepreneur perempuan. Di Girls In Tech Indonesia, Ollie selaku Co-Founder bersama dengan tim lainnya, kerap menggelar kegiatan postif, yang bertujuan untuk meningkatkan peluang para pengusaha perempuan di Indonesia untuk bisa bersentuhan lebih banyak dengan teknologi.

“Tahun 2011 teman saya Anantya, Founder Think.Web, mengajak saya untuk membuat Girls in Tech Indonesia sebagai bagian dari network Girls in Tech yang ada di seluruh dunia. Kami ingin lebih banyak wanita paham bahwa teknologi bisa menjadi katalis untuk kesuksesan mereka. Kami membuat meetup pertama di bulan Januari 2011 yang rutin dilakukan per 3 bulan hingga saat ini,” kata Ollie.

Potensi pengusaha perempuan Indonesia

Ollie sendiri mencatat hingga kini makin banyak minat serta peran serta kaum perempuan untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan di bidang teknologi. Hal tersebut terlihat dari berbagai acara, kompetisi, hingga workshop yang digelar selama ini.

“Sudah banyak improvement dari saat saya pertama kali berkiprah di dunia startup sekitar tahun 2007. Sekarang jumlah perempuan di dunia startup sudah meningkat, semakin banyak pertemuan dan workshop untuk wanita, dan semakin banyak role model dan success stories yang muncul,” ungkap Ollie.

Bersama dengan tim lainnya di Girls In Tech, Ollie secara rutin menggelar kegiatan yang bertujuan untuk memberikan peluang kepada pengusaha perempuan untuk memanfaatkan teknologi demi meningkatkan usaha mereka. Salah satu kegiatan yang baru-baru ini digelar adalah WomenWin khusus untuk entrepreneur perempuan di Indonesia.

Melalui program WomenWin bekerja sama dengan Twitter dan Appsco’s Girls In Tech Indonesia, ingin menciptakan lebih banyak success story perempuan yang menggunakan teknologi untuk perkembangan karier, bisnis, dan aktivitasnya. Diharapkan, semakin banyak role model akan menginspirasi lebih banyak perempuan untuk berkiprah di bidang teknologi.

“Semua perempuan di Girls in Tech Indonesia mempunyai drive untuk berkarya, baik melalui bisnisnya sendiri, maupun bekerja di perusahaan, juga melalui kegiatan sosial. Dan diharapkan teknologi akan menjadi alat untuk mempercepat pertumbuhan kegiatan mereka tersebut,” kata Ollie.

Meskipun demikian masih ada tantangan yang harus dihadapi oleh perempuan Indonesia terkait dengan keterlibatan mereka di dunia teknologi. Hal-hal sederhana seperti tidak percaya diri, enggan untuk mencoba, hingga batasan-batasan lainnya, menurut Ollie, merupakan tantangan yang masih terjadi di kalangan perempuan saat ini.

“Tantangan terbesar perempuan adalah diri mereka sendiri. Pola pikir dan belief system yang mereka punya bisa jadi membatasi gerak mereka di bidang teknologi. Misal, anggapan bahwa teknologi itu susah dan ribet akan membuat perempuan tidak berani mencoba. Padahal jika mereka mau mencoba, mereka akan mengerti betapa mengasikkan dan besarnya peluang di dunia teknologi,” kata Ollie.

Meluncurkan startup baru

Bicara mengenai rencana tahun 2016, Ollie yang nampaknya tidak pernah berhenti untuk menciptakan ide-ide baru berencana untuk memberi kejutan kepada publik. Masih enggan untuk menyebutkan proyek apa yang akan segera diluncurkan, Ollie hanya memberikan sedikit bocoran bahwa startup baru yang akan diluncurkan tentunya masih berbasis teknologi.

“Saya sedang membangun startup baru tetap di bidang konten dan pembangunan komunitas. Wish me luck! It’s a digital media network, tapi belum bisa cerita apa-apa dulu. Tunggu kabar dari saya selanjutnya,” tutup Ollie.

3 Keuntungan Menjalankan Startup Secara Bootstrapping

Banyak alasan mengapa akhirnya banyak pendiri startup memilih untuk melakukan bootstrapping untuk pendanaan operasional startup. Di antaranya adalah tidak mau diawasi dan dikontrol oleh investor, ingin fokus mengembangkan produk, hingga ketidaksiapan pendiri startup untuk melakukan penggalangan dana karena lebih memilih mencari revenue dan profit.

Bootstrapping memang merupakan pilihan yang mudah jika Anda sudah cukup memiliki modal untuk memenuhi kebutuhan yang ada, dan sudah banyak startup yang berawal dari bootstrap saat ini sukses mendulang keuntungan tanpa bantuan dari angel investor hingga venture capital.

Tips DailySocial kali ini, yang diramu dari sebuah pertanyaan menarik di Quora, akan menyoroti tiga aspek yang membantu Anda untuk mengembangkan startup secara bootstrap.

Fokus kepada produk

Masalah yang kerap datang kepada startup yang mendapatkan pendanaan oleh investor hingga venture capital adalah tingginya ego dan tingkat kekuasaan yang dimiliki oleh mereka. Terkadang para investor dan VC tidak terlalu mengerti dengan produk yang dimiliki oleh startup dan memaksakan ide-ide yang tidak perlu. Jika saat ini startup Anda melakukan bootstrap, selamat! Paling tidak Anda memiliki kontrol penuh atas seluruh kegiatan yang berlangsung di startup dan tentunya bertanggung jawab terhadap perkembangan hingga perbaikan yang ada. Fokuslah hanya kepada produk, pengalaman pengguna, dan pastinya penjualan.

Dalam hal ini startup yang melakukan bootstrap terbilang adalah ‘underdog’ yang harus bersaing dengan startup yang memiliki pendanaan dalam jumlah besar dari para investor. Yang perlu diingat adalah, meskipun dana yang mereka miliki jauh lebih banyak dari pada Anda, namun sebagian besar waktu yang mereka habiskan harus memberikan perhatian lebih kepada investor, menuruti semua kemauan yang ada, hingga membuat laporan secara rutin. Di sisi lain Anda memiliki waktu lebih untuk mengembangkan produk tanpa adanya gangguan, tekanan, dan ekspektasi yang tinggi.

Eksekusi

Bagaimana produk Anda nantinya dapat diterima dengan baik oleh pasar tentunya tergantung dari eksekusi yang dillakukan. Tentunya sudah menjadi rahasia umum bahwa eksekusi menentukan perkembangan startup. Keuntungan lain dengan cara bootstrapping adalah fokus yang lebih untuk melakukan eksekusi yang baik. Berikan layanan, fitur dan produk yang baik untuk konsumen Anda, berikan perhatian lebih kepada semua proses yang ada, munculkan ide-ide baru serta inovasi lebih yang belum dilirik atau tidak dilakukan oleh kompetitor.

Salah satu tips kesuksesan dari pengusaha sukses asal Amerika Serikat, yang juga pemilik Avis, Robert Townsend adalah ketika perusahaan berusaha untuk mendapatkan keuntungan sejak awal tentunya tidak akan mengalami kesuksesan yang panjang. Diperlukan produk yang baik, eksekusi yang sempurna, dan jangan khawatir tentang kompetitor yang ada.

Satu hal lagi yang perlu diperhatikan adalah semakin besar valuasi sebuah perusahaan semakin besar pula ekspektasi dari para pemangku kebijakan, investor dan pihak terkait lainnya. Jika mereka bisa melalui semua proses tersebut dengan kesuksesan maka akan mengalami keuntungan jangka panjang, namun jika mereka gagal untuk memenuhi tuntutan tersebut maka kegagalan dalam jumlah besar akan terjadi.

Kembali ke tujuan awal startup

Bootstrap juga secara alami menuntut Anda pemilik startup untuk bisa lebih menghargai jumlah tim yang ada, waktu, dan pastinya dana yang tersedia. Kebanyakan startup yang mendapatkanpendanaan dari investor akan menambah jumlah engineer hingga tim lainnya. Hal tersebut akan berpengaruh kepada biaya oprasional dan jumlah tim yang ada. Idealnya tim yang kecil biasanya lebih mudah berkolaborasi untuk menciptakan ide-ide dan inovasi baru.

Kembalilah ke tujuan awal Anda saat mendirikan startup. Fokus mana yang ingin Anda prioritaskan, berapa besar perkembangan produk yang ingin Anda capai, target pasar seperti apa yang ingin Anda raih dan lainnya. Coba manfaatkan sebaik-baiknya startup milik Anda dengan pendanaan seadanya, namun bisa menghasilkan produk yang tidak kalah bagus dibanding pesaing.

Meneliti Penyebab Kegagalan Startup

Dalam tulisan di halaman Medium-nya, Kristoffer Tjalve mengkategorikan 4 aspek yang mempengaruhi kegagalan terbesar startup. Tulisan tersebut terinspirasi dari “18 kesalahan yang membunuh startup” yang ditulis oleh Co-Founder Y Combinator Paul Graham. Secara lugas diuraikan pula empat kategori tersebut yang ternyata saling berhubungan berdasarkan tahap-tahap yang dilalui pemilik startup. Empat kategori tersebut adalah orang, masalah, proses dan konteks.

Orang (termasuk pendiri serta anggota tim)

Mencari anggota tim merupakan salah satu hal yang wajib dilakukan oleh pendiri startup. Anda sebagai Founder bertanggung jawab untuk menemukan Co-Founder, CTO hingga anggota tim pendukung lainnya demi kesuksesan dari startup. Jika startup Anda saat ini masih belum memiliki Co-Founder, Anda sebagai Founder dituntut untuk memiliki kemampuan membuat produk, menjual produk, dan melakukan eksekusi. Kurangnya kemampuan dan fokus  bisa menyebabkan startup tidak bisa mengalamai growth yang signifikan, untuk membangun perusahaan yang sukses, Anda dituntut untuk selalu optimis, dan fokus 100% kepada perkembangan produk, dan tentunya menghargai semua masukan dari anggota tim.

Menciptakan rasa loyalitas, kecintaan serta kebanggaan tersendiri kepada produk yang startup Anda tawarkan kepada anggota tim merupakan salah satu kunci kesuksesan jangka panjang sebuah startup. Namun yang paling penting di sini tentunya mempekerjakan orang-orang yang memiliki kemampuan, dapat bekerja dengan mandiri dan mampu memberikan ide-ide serta kontribusi yang kreatif untuk kemajuan perusahaan. Untuk posisi kunci di perusahaan, carilah tenaga ahli yang sudah pakar di bidangnya.

Masalah

Salah satu kesalahan terbesar sebagian besar startup adalah menciptakan produk yang sama dengan target pasar yang bermacam-macam. Kemudian masalah lainnya adalah kebanyakan startup menciptakan produk yang tidak diinginkan oleh orang. Adalah menjadi suatu hal yang sia-sia jika produk yang telah Anda buat menggunakan teknologi terkini dan menghabiskan uang yang besar jumlahnya namun tidak diminati oleh publik.

Co-Founder Y Combinator Paul Graham menegaskan:

“Sebagian besar ide startup terlihat mustahil untuk diwujudkan, jika ide tersebut terbukti sukses tidak heran jika orang sebelumnya telah melakukan hal yang sama.”

Bagaimana membuat produk untuk konsumsi beberapa orang saja? Ide ini menyulitkan untuk berkembang, menambah jumlah konsumen, hingga mendapatkan keuntungan lebih. Namun hal ini bisa saja Anda lakukan dan coba, jika produk yang Anda buat memilki teknologi yang terkini dan digawangi oleh tim yang solid. Contoh kesuksesan setelah menerapkan ide untuk kaum niche tersebut adalah Elon Musk dengan Tesla dan Google dengan proyek Google X-nya.

Proses

Tahap yang satu ini merupakan posisi penting untuk perkembangan. Agar startup Anda mampu menjalani proses yang ada dengan lancar mulailah untuk mengerjakan proses yang ada secara bertahap. Paul Graham kerap menganjurkan kepada startup untuk memulai pekerjaan dengan hal-hal kecil terlebih dahulu, hindari untuk melakukan skalabilitas. Proses lain yang harus diterapkan dengan benar adalah jangan terlalu lama mengembangkan produk dan terlambat untuk menguraikan feedback. Hal ini bisa mempengaruhi kemajuan dari startup. Idealnya startup Anda memang wajib diluncurkan ketika semua komponen telah selesai dengan sempurna, namun jika terlalu lama dalam prosesnya juga tidak baik untuk kemajuan startup.

Aspek lain yang juga harus diperhatikan adalah menghindari untuk membuat banyak fitur demi menciptakan produk yang terkini dan canggih. Cobalah untuk mengembangkan fitur yang ada sebaik mungkin dan tonjolkan fitur tersebut sebagai salah satu fitur andalan produk Anda.

Hal lain yang harus diperhatikan saat proses adalah penentuan metrik. Fase yang wajib dilalu saat menentukan metrik di antaranya adalah membangun, memperkirakan, dan belajar. Terapkan tiga hal ini untuk bisa menentukan metrik yang sesuai untuk startup Anda.

Hal terakhir yang wajib dilalui oleh startup adalah masalah pendanaan, apakah itu penggalangan dana, memanfaatkan pendanaan, hingga mendapatkan keuntungan yang akan berimbas kepada valuasi perusahaan.

Konteks

Sebaik apa pun produk yang Anda buat, kegagalan merupakan hal yang sulit untuk dihindari. Banyak hal yang mempengaruhi kegagalan, di antaranya adalah kurangnya infrastruktur, masalah regulasi, kultur perusahaan, dan lainnya. Ekosistem startup yang baik mempengaruhi kesuksesan dari startup. Untuk itu carilah lokasi yang tepat untuk mengembangkan startup Anda, temukan atau buatlah ekosistem yang ideal dan lakukan dengan benar pengelolaan keuangan startup Anda.

5 Kiat Sukses Founder Perempuan

Hingga akhir tahun 2015, DailySocial mencatat beberapa pendiri startup perempuan mulai bermunculan. Sebut saja co-founder dan CTO NulisBuku Aulia Halimatussaidah, founder dan CEO HijUp Diajeng Lestari, co-founder dan CEO Berrykitchen Cynthia Tenggara, dan lainnya. Hal ini membuktikan founder perempuan di Indonesia sudah mulai cerdas melihat potensi yang ada, menargetkan pasar yang sesuai, dan membuat produk yang baik.

Dalam tips DailySocial kali ini, founder Blooming Founder, sebuah jaringan khusus untuk entrepreneur perempuan di London, Lu Li berbagi lima tips ampuh yang bisa Anda terapkan sebagai calon entrepreneur perempuan.

1. Mencari bisnis yang sesuai

Banyak yang mengatakan menemukan bisnis yang tepat sama saja dengan mencari pasangan hidup. Awalnya boleh terkesan manis dan menyenangkan namun untuk menjaga hubungan tersebut diperlukan kesabaran dan kerja keras. Begitu juga dengan membangun bisnis, diperlukan keyakinan serta pengetahuan yang jelas tentang apa yang ingin Anda kerjakan.

Yang paling mudah tentunya adalah menjalankan bisnis yang Anda sukai, mengerti, dan bisa menghasilkan. Tidak ada salahnya untuk melakukan pivot ketika model bisnis awal tidak dapat berjalan dengan baik. Selama Anda bisa dengan cepat menemukan model bisnis yang baru, perusahaan akan dapat bergerak maju menemukan target pasar, mengembangkan produk yang baik, hingga akhirnya menghasilkan.

Berikut ini adalah contoh diagram yang menggambarkan menemukan happy place terhadap bisnis yang akan digarap.

2. Menerima timbal balik dan validasi

Yang perlu diperhatikan ketika model bisnis sudah ditemukan adalah membuat rencana bisnis dan kemudian mulailah keluar untuk melakukan validasi produk. Hal ini penting dilakukan di awal agar dapat mengumpulkan sebanyak-banyaknya feedback hingga validasi. Ketika produk yang ditawarkan bisa diterima oleh pelanggan potensial, langkah selanjutnya yang akan ditempuh menjadi lebih mudah dan tentunya jelas.

Jangan pernah takut bahwa ide bisnis Anda nantinya akan diketahui atau bahkan ditiru oleh pesaing lainnya. Cobalah membuat produk dengan kualitas lebih baik, menjadi pendengar yang baik untuk pelanggan potensial Anda, dan menerima semua feedback yang ada.

3. Mendahulukan pelanggan, baru kemudian investor

Melakukan penggalangan dana dari investor adalah hal yang wajar dilakukan oleh startup. Namun demikian, perlu diingat bahwa kesuksesan yang datang di perusahaan Anda bukan hanya berasal dari investor, melainkan porsi besar berasal dari pelanggan dengan adanya pemasukan (dan ujung-ujungnya profit).

Di awal merintis startup, habiskan waktu lebih banyak untuk pelanggan Anda, kemudian jika waktunya tepat baru penggalangan dana bisa dilakukan. Kunci keberhasilan penggalangan dana adalah ketika perusahaan Anda telah mendapatkan cukup banyak uang dari pelanggan. Hal ini akan memberikan nilai lebih kepada startup Anda ketika mulai melakukan pertemuan dengan para investor.

4. Memperluas jaringan

Founder yang sukses adalah founder yang secara cerdas bisa menempatkan diri mereka dengan baik di publik. Perluas jaringan Anda dengan mengikuti kegiatan yang positif untuk startup Anda, bergabung dengan komunitas startup, dan acara lainnya. Mintalah bantuan kepada sesama pendiri startup, pakar, ahli, mentor, konsultan, dan lainnya yang bisa memberikan kontribusi kepada startup milik Anda.

5. Menyiapkan diri

Menjadi seorang entrepreneur memerlukan keberanian dan kreativitas untuk menciptakan peluang baru. Jangan pernah ragu atau takut ketika kesempatan hingga tawaran-tawaran mulai datang menghampiri. Coba pelajari dan mulai kerjakan semua kesempatan yang ada sebaiknya.

Jika bukan sekarang Anda memperlihatkan kemampuan Anda sebagai founder, mengembangkan produk yang dimiliki, dan tim yang ada, kemungkinan besar akan sulit bagi Anda bergerak maju bersama perusahaan. Sebagai seorang founder, Anda dituntut untuk bisa melakukan semua. Pastikan Anda siap, memiliki wawasan dan pengetahuan yang luas, dan tentunya memiliki produk yang baik untuk ditawarkan ke pasar.

Carijasa Ramaikan Marketplace Layanan Jasa di Indonesia

Ketika mencari melalui mesin pencari seperti Google dan lainnya tidak memuaskan Anda untuk mencari jasa yang dibutuhkan, mulai hadir layanan yang memberikan pilihan di sektor ini. Melihat besarnya potensi tersebut, satu lagi startup baru mulai mengembangkan layanan di sektor serupa, yaitu Carijasa. Perusahaan ini berdiri sebagai hasil impian Ravi Melwani dan Mizno Kruge.

Sebelumnya Ravi telah memiliki pengalaman luas dalam industri waralaba, branding, strategi pemsaran dan pengembangan bisnis. Ravi juga berhasil mengembangkan perushaan waralabanya menjadi 25 cabang dan menciptakan waralaba kopi dengan lebih dari 80 cabang sebelum akhirnya mencari tantangan baru. Sementara Mizno adalah praktisi teknis yang telah memiliki pengalaman bekerja sebagai lead developer, developer full stack, dan Chief Architect di perusahaan startup dan korporasi besar sebelum mencoba merintis startup sendiri.

“Kami memiliki visi dan misi yang sama dan saling mengkomplemen satu sama lain. Saya (Rafi) seorang business strategist dan Mizno adalah seorang technical wiz. Kami sepakat bahwa Indonesia memerlukan sesuatu platform yang bisa membantu orang-orang mencari jasa dengan tidak waswas dan juga bisa melihat profil-profil penyedia jasa,” kata Ravi.

Saat ini Carijasa sudah mempunyai lebih dari 2500 penyedia jasa yang mencakup fotografer/videografer, perusahaan katering, wedding organizer, servis komputer, interior design, konsultan pajak, dan lainnya. Pengguna aktif Carijasa sudah mencapai 1000 klien dengan lebih dari 10 transaksi per hari.

Cara kerja di Carijasa terbilang mudah. Anda yang hendak mencari layanan tinggal menuliskan kebutuhannya di kolom formulir yang ada. Platform kemudian akan mencarikan penyedia jasa yang sesuai. Nantinya penyedia jasa tersebut bakal mengirimkan lembar quotation. Proses transaksi akan dilanjutkan secara offline.

Saat ini layanan yang paling diminati pengguna adalah jasa make up, jasa pekerjaan rumah (bikin genteng, pasang keramik/flooring, interior), dan juga pekerjaan kantor (penerjemah, kargo dan belakangan ini konsultan pajak).

Strategi pemasaran Carijasa

Meskipun saat ini layanan serupa sudah banyak ditawarkan di Indonesia, namun Carijasa mengklaim layanan yang ditawarkan berbeda dan tentunya mempunya kelebihan. Bukan hanya pada strategi pemasaran namun juga kepada produknya.

“Produk Carijasa yang [secara] holistik membantu penyedia jasa pemasarkan atau branding diri mereka melalui profile page mereka, seperti di Linkedin atau Facebook. Profile page ini dilengkapi dengan rating, seperti response time dan job completion rate,[supaya] menjadi suatu yang menarik untuk penyedia jasa,” kata Ravi.

Dari sisi klien, Carijasa memliki perbedaan dengan memberi peluang kepada pengguna untuk melakukan negosiasi harga dengan penyedia jasa melalui fitur nego. Selain itu mereka menyediakan layanan messaging yang bisa dimanfaatkan untuk berkomunikasi dengan penyedia jasa.

“Plafrom kami mendukung kemungkinan untuk bertransaksi melalui Carijasa. Kami menyebut layanan ini sebagai secured payment atau lebih dikenal sebagai escrow payment,” ungkap Ravi.

Operasional Carijasa hingga saat ini masih didanai secara bootstrapping. Mereka pun masih memanfaatkan area co-working space untuk bekerja. Ravi menegaskan saat ini tengah dijajaki bantuan dari beberapa investor dan VC untuk pendanaan Carijasa.

Saat ini Carijasa bisa diakses melalui situs di desktop dan mobile. Di tahun 2016 mendatang, Carijasa segera meluncurkan aplikasi di platform Android dan iOS. Mereka juga berencana akan berekspansi ke kota-kota besar lainnya di Indonesia.

Belajar Bagaimana Memphis Menjadi Kota Teknologi Baru

Jika mendengar nama kota Memphis, Tennessee, pasti yang langsung diingat adalah Elvis Presley, makanan, dan pusat kegiatan musik di bagian Selatan Amerika Serikat. Namun saat ini, dinamika kota Memphis telah banyak menghasilkan wirausahawan kelas dunia. Seperti diungkapkan Jan Bouten, Partner Innova Memphis, sebuah VC lokal, saat ini kota Memphis sudah mulai berevolusi menjadi kota modern dengan semakin banyak munculnya startup.

Ada tiga alasan mengapa akhirnya Memphis begitu sexy dilirik pelaku startup hingga venture capital. Mereka adalah:

1. Kota memiliki keunggulan tersendiri

Memphis memiliki keunggulan di fasilitas kesehatan yang mumpuni. Dengan populasi hanya sekitar 600 ribuan orang, mereka memiliki sejumlah rumah sakit besar dan institusi riset kesehatan berskala nasional.

Brad Silver, CEO dan Co-Founder startup yang menyediakan layanan analytics kesehatan Quire, mengatakan:

“Penting bagi Anda pelaku startup untuk menyesuaikan visi dan misi perusahaan dengan kemajuan dari kota tempat Anda tinggal.”

Memphis juga merupakan rumah bagi FedEx, sebuah layanan logistik kelas dunia. Untuk mendukung ekosistem startup, FedEx menginisiasi akselerator startup di sektor ini.

Dua hal ini menjadi contoh bagaimana startup dikembangkan di sebuah kota. Carilah kekuatan industri sebuah kota dan bangunlah ekosistem startup yang berkutat di sektor tersebut.

2. Kolaborasi antar komponen dibutuhkan

Sebuah kota memiliki permasalahannya masing-masing. Untuk membangun sebuah ekosistem, komponen-komponen yang terlibat harus saling bekerja sama dan menutupi kekurangan masing-masing.

Dalam kasus Memphis, dikatakan kota ini kurang memiliki strategi dan kegiatan yang dapat mendorong kewirausahaan. Untuk mewujudkan hal tersebut, didirikan EPIcenter Memphis untuk menciptakan 1000 wirausahawan dan 500 startup dalam waktu 10 tahun ke depan.

3. Biaya memulai yang lebih murah

Biaya hidup di Silicon Valley tergolong paling mahal di antara kota-kota lainnya di Amerika Serikat. Hal ini dimanfaatkan kota-kota lain, dalam hal ini Memphis, yang saat ini berada di peringkat 9 sebagai kota dengan biaya termurah untuk startup. Jika biaya hidup lebih murah, para pelaku startup bisa mengalokasikan dana lebih untuk pengembangan produk dan pemasaran.

Belajar dari Memphis

Poin-poin yang telah disebutkan di atas bisa menjadi acuan untuk mulai melirik kota lain di Indonesia dan tidak fokus di Jakarta. Selain dapat menghemat biaya produksi, kota lain di luar Jakarta bisa menjadi wilayah baru yang menarik untuk dieksplorasi.

Yang perlu diperhatikan adalah jangan terlalu fokus kepada masih sedikitnya perhatian investor untuk melirik kota di luar Jakarta atau masih kurangnya infrastruktur dan fasilitas untuk startup. Cobalah memulai untuk membuat produk yang bisa dimanfaatkan sepenuhnya oleh warga kota.

Seperti Memphis yang memiliki fasilitas kesehatan yang mumpuni, carilah kekuatan kota yang Anda tempati sekarang dan kembangkan produk yang mampu memberikan nilai tambah bagi warganya.

Dukung Startup di Indonesia, Kadin Bentuk Badan Startup Teknologi

Dukungan terhadap layanan transportasi berbasis aplikasi Go-Jek, Grab, Uber dan lainnya kembali datang. Kali ini dari Badan Startup Teknologi di bawah naungan Kamar Dagang Indonesia (Kadin). Usai dilantik sebagai Ketua Badan Pengembangan Startup Teknologi Kadin, Patrick Walujo, yang merupakan Pendiri Northstar Group serta salah satu investor awal Go-Jek, menegaskan akan memanfaatkan momentum dukungan tersebut untuk melakukan rangkaian evaluasi dan melindungi sektor UKM teknologi startup.

“Jangan sampai mereka mulai besar lalu malah kita ganggu tanpa mencoba mengerti dulu bisnisnya,” ucap Patrick kepada Kontan.

Kadin mencatat saat ini pera pelaku startup teknologi di Indonesia mengalami pertumbuhan yang signifikan dibandingkan dengan negara di Asia tenggara lainnya. Hingga Desember 2015 jumlah startup diperkirakan mencapai 300 perusahaan, jauh lebih banyak dibandingkan 5 tahun lalu yang hanya mencapai angka puluhan.

Makin maraknya kehadiran layanan transportasi berbasis aplikasi terbukti telah memberikan lapangan pekerjaan dalam jumlah yang besar kepada masyarakat di Indonesia. Lebih dari 500 ribu orang kini berkontribusi melalui berbagai startup dengan lebih dari 30 juta konsumen. Di tahun 2015 ini disebutkan ekosistem startup telah menarik puluhan triliun investasi dari para investor lokal dan asing.

Diharapkan pemerintah bisa lebih memberikan dukungan serta memudahkan regulasi yang ada. Jangan sampai ketika makin banyak masyarakat Indonesia yang berinovasi harus terhambat dengan adanya peraturan lama yang terlambat untuk diadaptasi terhadap perkembangan teknologi saat ini.

“Dan mereka baru di tahap permulaan. Bayangkan kerugian kita sebagai bangsa bila mereka justru terhambat. Yang rugi pastinya kita sendiri,” tambah Patrick yang mengaku baru mulai tertarik dan menggeluti industri startup teknologi dalam empat tahun terakhir.

10 Tips Jitu untuk Calon Wirausahawan Baru

Dalam tips DailySocial kali ini, wirausahawan muda Lithuania, yang juga pendiri majalah online untuk pengusaha desain Despreneur Tomas Laurinavicius, merangkum 10 tips ampuh yang bisa diterapkan jika di tahun 2016 nanti Anda berencana untuk mendirikan startup atau berencana untuk merilis startup Anda.

Rangkuman tips ini merupakan hasil pengamatan Tomas selama ia menjadi freelancer dan bekerja di perusahaan ternama. Diharapkan tips yang dibagikan bisa membantu para Founder terhindar dari kesalahan dan tentunya bisa menghemat waktu dan uang.

Membangun tim yang solid

Ketika ide yang fantastis telah Anda temukan, hal selanjutnya yang mempengaruhi keberhasilan sebuah startup adalah tim yang solid. Lakukan proses perekrutan dengan tepat, cari tahu apa yang memotivasi tim Anda sehingga tercipta hubungan yang baik, bentuk tim yang mampu berkolaborasi dengan baik dan tentunya bisa memberikan kontribusi yang prima untuk kemajuan startup Anda.

Investasi ke desain

Visual yang diterapkan dengan baik akan menjadi faktor 90% tentang bagaimana produk Anda akan diterima. Untuk itu investasikanlah tenaga, inovasi, dan tentunya dana yang Anda miliki dalam hal pembuatan desain. Seperti ditegaskan Steve Jobs, desain yang baik bukan hanya dilihat dari tampilan yang bagus dan kecanggihan yang ditawarkan, melainkan bagaimana desain itu bekerja dengan baik.

Menciptakan produk yang menjual

Pada dasarnya adalah bisnis merupakan konsep yang sederhana. Jika Anda bisa menawarkan solusi atas kendala yang dimiliki oleh konsumen, secara otomatis konsumen Anda akan rela mengeluarkan uang untuk membayar. Menjadi hal yang penting untuk mencari tahu dengan benar produk yang dibutuhkan konsumen.

Menjalani proses yang ada

Sebagian besar wirausahawan baru ingin melakukan dalam waktu cepat besar dan viral, Hal tersebut bisa berakibat buruk karena terkesan terlalu tergesa-gesa. Hormati proses yang ada, jalankan product-market fit, dan lakukan trial-and-error hingga menemukan formula yang tepat, fitur yang sesuai, dan layanan yang diinginkan oleh calon pelanggan Anda. Jika semua hal tersebut sudah Anda terapkan, ketika saatnya untuk scale up hal tersebut bisa Anda jalankan dengan lancar.

Membuat fitur yang sederhana dan berkualitas

Kesalahan lain yang kerap dilakukan oleh wirausahawan baru adalah membuat produk dengan fitur-fitur tambahan yang banyak jumlahnya. Hal ini baiknya dihindari karena idealnya adalah fitur yang sedikit jumlahnya namun berkualitas, jauh lebih menguntungkan, dan tentunya berpotensi untuk dijual. Yang perlu diingat adalah fokuskan kepada hal-hal yang detil namun memiliki kualitas yang prima.

Fokus ke pasar yang luas dengan pendekatan yang unik

Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk menarik perhatian konsumen adalah produk yang unik dengan target pasar yang luas. Contohnya adalah aplikasi akunting namun khusus untuk profesi tertentu, misalnya make up artist, perancang busana, dan lainnya. Produk Anda tetap bersifat umum namun target pasar yang dibidik lebih fokus dan tentunya unik.

Validasi

Produk yang baik adalah produk yang telah dilakukan uji coba kepada konsumen dan tentunya dapat diterima dengan baik. Lakukan validasi di awal proses pengembangan dan buktikan kepada publik bahwa produk Anda mampu untuk menuntaskan masalah dan memberikan solusi yang dibutuhkan oleh konsumen. Lebih baik melakukan investasi saat melakukan validasi serta memperbaiki kegagalan daripada berinvestasi di produk yang ada tanpa validasi namun tidak ada konsumen yang ingin menggunakan produk Anda.

Bersabar

Dibutuhkan setidaknya 3-5 tahun untuk melihat tanda-tanda kesuksesan dan produk yang Anda miliki. Dalam kurun waktu tersebut Anda sebagai Founder dituntut untuk mengembangkan produk, membentuk tim, mendengarkan feedback dari konsumen, menganalisis target pasar, melakukan penjualan dan pemasaran, melebarkan jaringan, melakukan pitching terhadap ide yang dimiliki, dan tentunya belajar dari kesalahan serta berusaha untuk memperbaikinya.

Menciptakan kultur perusahaan

Kultur perusahaan yang dinamis mempengaruhi kinerja dari tim yang tentunya mendukung kemajuan dari startup Anda. Untuk itu bangunlah kultur perusahaan yang ada sebaik mungkin, ciptakan nuansa kolaborasi dengan anggota tim Anda secara efektif dan fleksibel, dan bangunlah suasana kerja yang mendukung Anda dan tentunya anggota tim Anda setiap harinya.

Membuat produk untuk kepentingan orang banyak

Produk startup yang baik adalah produk yang mampu membantu kepentingan orang banyak serta membuat kehidupan dan tentunya lingkungan sekitar menikmati keuntungan serta efek yang dihasilkan. Untuk itu buatlah produk yang baik dan bermanfaat bukan hanya untuk Anda, melainkan juga lingkungan sekitar dan tentunya orang banyak.

Lima Hal Yang Perlu Diperhatikan Ketika Mengembangkan Layanan On-Demand

Layanan on-demand yang ditawarkan oleh Go-Jek, Uber, Grab Taxi dan beberapa pemain lainnya terbukti diminati oleh pasar karena mampu memberikan proses yang cepat, mudah dan tentunya terjangkau. Dari semua keberhasilan yang telah dilakukan oleh perusahaan tersebut, ada beberapa hal yang sejatinya bisa dipetik jika Anda berencana untuk menawarkan atau mendirikan startup dengan fitur layanan on-demand.

Berikut ini adalah lima poin penting yang bisa Anda terapkan, seperti yang dirangkum oleh Early Stage Investor di Index Ventures Martin Mignot dalam tulisan yang diterbitkan di blog pribadinya.

1. Seberapa cepat layanan ditawarkan?

Tidak bisa dipungkiri saat ini kecepatan merupakan potensi yang bisa menjadi peluang lebih untuk usaha apa pun. Ketika Anda memutuskan untuk mengembangkan layanan on-demand, hal ini harus menjadi prioritas dan pemikiran utama. Contoh sederhana adalah, berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh pengguna memesan taksi? Berapa lama waktu yang dibutuhkan pada saat memesan makanan? Seberapa cepat dokumen yang bisa diantarkan? Jasa pembantu rumah tangga dalam membersihkan kantor atau rumah Anda berapa lama? Buatlah pilihan serta eksekusi yang tepat saat membuat produk on-demand.

2. Seberapa sering kebutuhan di perlukan?

Salah satu kunci keberhasilan Go-Jek, Grabbike, Uber dan startup sejenis lainnya adalah semua layanan yang ditawarkan diperlukan oleh sebagian besar orang, dan setiap hari. Untuk menciptakan produk yang diminati oleh konsumen, harus dipastikan terlebih dahulu produk tersebut dibutuhkan setiap harinya.

Saat ini sudah ada lebih dari 1,5 juta aplikasi yang beredar, menurut data yang dihimpun Martin 80% dari pengguna hanya menggunakan empat aplikasi secara reguler setiap harinya. Artinya jika tidak ada alasan yang tepat untuk menggunakan aplikasi setiap hari, bisa jadi produk atau aplikasi yang Anda tawarkan akan dilupakan bahkan akan dihapus.

Salah satu cara untuk membuat konsumen secara rutin menggunakan aplikasi Anda adalah menambahkan fitur-fitur baru serta inovasi yang sifatnya memudahkan serta memfasilitasi pengguna. Ciptakan pula user experience yang sederhana dan tentunya user-friendly.

3. Seberapa sulit proses yang ada?

Idealnya adalah semua fitur yang ada tawarkan harus memiliki direct approach atau pendekatan langsung, dan hindari proses yang membutuhkan waktu serta runtutan yang cukup lama. Proses yang terlalu kompleks menyulitkan. Buat antarmuka yang sederhana, jika perlu hanya dengan satu tombol saja.

Hal lainnya yang patut untuk dicatat adalah proses yang terlalu sulit cenderung membutuhkan banyak interaksi langsung antara konsumen dan penyedia layanan, yang dapat menyebabkan berbagai isu dalam pelayanan aplikasi.

4. Teknologi mobile membantu percepatan usaha?

Saat ini sebagian besar konsumen melakukan aktivitas langsung dari perangkat mobile mereka. Untuk itu penting bagi pengembang memprioritaskan aplikasi mobile guna mendukung kebutuhan tersebut. Selain membuat pengalaman antarmuka menjadi lebih mudah, teknologi mobile juga mampu menciptakan inovasi yang sebelumnya sulit untuk dihadirkan.

5. Apakah produk Anda menghasilkan pendapatan?

Kendala terbesar yang dihadapi oleh startup penyedia layanan on-demand adalah bagaimana bisa menghadirkan teknologi terkini yang dapat merangkul semua target pasar yang ada sekaligus menghasilkan pendapatan? Untuk dapat mengakomodir tujuan tersebut sebagian besar startup masih mengandalkan uang yang didapatkan oleh investor dan VC, dan mensubsidi semua layanan dengan memberikan harga yang murah.

Cara ini terbukti ampuh untuk meraih lebih banyak konsumen, mempopulerkan layanan dan pastinya menarik lebih banyak investor. Namun demikian efek samping yang harus Anda jalani tentunya adalah tingginya jumlah dana yang akan Anda habiskan dengan menawarkan harga yang rendah kepada pengguna dengan kenyamanan lebih yang Anda tawarkan.

Namun startup juga harus memiliki visi, ketika komunitas pengguna sudah terbentuk, layanan sudah kuat dari sisi teknologi dan fitur. Sehingga ketika subsidi dihentikan, pengguna masih tetap setia menggunakan layanan tersebut karena kenyamanan yang diberikan.

Kiat Sukses Tingkatkan Skala Bisnis di Startup

Ketika startup sudah memiliki cukup banyak dana, anggota tim hingga produk yang diterima oleh pangsa pasar, tahap selanjutnya yang harus diperhatikan adalah masa peningkatan skala bisnis (scale-up). Mengidentifikasi peluang baru merupakan salah satu cara yang bisa ditempuh agar startup Anda mampu mengalami kemajuan dan pastinya mengamankan pendapatan untuk jangka tahun-tahun mendatang.

Founder LinkedIn Reid Hoffman dalam tulisannya merangkum rahasia sukses para pakar dan ahli teknologi saat menjalani proses scale-up. Dan berikut poin-poin utama yang disorot Hoffman.

Tidak hanya pendanaan, proses scale-up membutuhkan pengembangan sumber daya pendukung lainnya

Yang perlu diperhatikan ketika Anda baru mulai melakukan scale-up, bukan hanya dana yang tersimpan akan digunakan secara sepenuhnya, namun Anda pun perlu untuk mempekerjakan pegawai lebih banyak. Siapkan diri Anda untuk memasuki teritori baru yang memacu Anda untuk bergerak lebih cepat, mengeluarkan uang lebih banyak dan tentunya dengan risiko lebih besar yang menentukan kesuksesan jangka panjang, jika Anda mampu menjalani proses scale-up.

Namun tak perlu terburu-buru untuk merekrut pegawai baru

Hindari untuk mempekerjakan banyak pegawai jika perusahaan Anda belum siap untuk melakukan scale-up. Seperti yang diungkapkan oleh Sam Altman, President at Y Combinator. Yang perlu diketahui adalah :

  • Airbnb membutuhkan waktu 9 bulan sampai akhirnya mempekerjakan satu orang pegawai.
  • Dropbox membutuhkan waktu yang sangat lama untuk mempekerjakan pegawai pertama.
  • Stripe membutuhkan waktu 6 bulan sebelum akhirnya menambah satu pegawai baru.

Jika Anda belum yakin untuk menambah jumlah pegawai, upayakan jumlah tim yang ada untuk mengembangkan produk, ketika sudah waktunya secara alami penambahan pegawai akan terjadi.

Rekrut orang yang tepat untuk bisnis Anda

Proses perekrutan merupakan kunci keberhasilan dari proses scale-up. Dalam buku yang dirilis oleh Google dengan judul “How Google Works”, sebagian besar keberhasilan dari Google adalah proses perekrutan kandidat yang tepat. Secara pribadi Larry Page, Sergey Brin serta Brian Chesky mengulas satu persatu calon kandidat yang layak untuk dijadikan pegawai sedikitnya hingga 100 orang.

Yang perlu diperhatikan adalah proses perekrutan akan lebih mudah dilakukan ketika perusahaan sudah masuk ke tahap scale-up, namun demikian ketika jumlah pegawai makin bertambah jangan pernah menurunkan standar atau kualifikasi dari perusahaan. Seperti yang ditegaskan oleh Founder dan ex-CEO VMware Diane Greene.

Membutuhkan adaptasi cepat di setiap situasi

Setiap tahap yang akan dilalui memiliki sifat dan proses yang berbeda, untuk perlu dilakukan adaptasi dan penyesuaian di setiap tahap scale-up. Hal ini juga ditegaskan oleh Executive Chairman Alphabet Inc. Eric Shmidt perlunya dilakukan perubahan di setiap proses dan tahapan untuk tingkatkan skala bisnis.

Siap menghadapi kompetitor saat bisnis sudah bertumbuh

Salah satu alasan mengapa perusahaan wajib untuk melakukan scale-up adalah kompetitor. Seperti yang ditegaskan ex-CEO Mozilla John Lilly. Pada awal persaingan tidak begitu penting, karena target pasar sudah jelas dan mudah untuk disasar, namun ketika sudah memasuki tahap selanjutnya perusahaan lain akan melakukan hal yang sama, menawarkan produk serupa. Di sinilah persaingan dan jumlah kompetitor akan semakin meningkat.

Hal tersebut juga diungkapkan oleh Founder dan  CEO Airbnb Brian Chesky, yang perlu dilakukan ketika proses scale-up dilakukan adalah tidak harus tergesa-gesa, lakukan scale-up secara perlahan namun pasti dan dikerjakan dengan tepat. Seperti yang dilakukan oleh Brian dengan Airbnb, diawali dengan memfokuskan bisnis di kawasan Amerika Serikat sebelum merembet ke ranah yang lebih luas.

Fokus mendapatkan traction pengguna

Lebih baik memiliki 100 orang yang mencintai produk Anda dari pada memiliki 1 juta orang yang hanya menyukai produk Anda. Seperti yang diungkapkan oleh Co-Founder Y Combinator Paul Graham. Kesalahan terbesar dari pemilik startup adalah ketika waktunya membuat aplikasi berharap agar aplikasi tersebut langsung menjadi viral dan menjangkau jutaan pengguna. Hal tersebut menjadi tidak berguna jika jutaan orang tersebut hanya melihat dan menyukai saja.

Proses scale-up akan lebih mudah dilakukan jika produk yang Anda miliki telah berhasil meraih perhatian 100 orang yang bukan hanya menyukai produk Anda namun mencintainya.

Scale-up harus segera dilaksanakan pada momen yang tepat

Kapan waktunya untuk scale-up? VP Product Strategy LinkedIn mencatat beberapa poin penting yang wajib diketahui ketika sudah sampai saat yang tepat untuk melakukan scale-up. Ketika jumlah pegawai Anda sudah mencapai 150 orang atau lebih, merupakan pertanda yang pasti untuk segera melakukan scale-up. Selain itu di tahap ini biasanya perusahaan telah memiliki traction serta pendapatan. Untuk mendukung pertumbuhan organisasi, scale-up harus segera dilakukan.

Buatlah susunan tim untuk mendukung kinerja bisnis

Buatlah pengelompokan tim di perusahaan. Dengan demikian masing-masing tim akan saling mendukung kemajuan serta pergerakan dari perusahaan. Contoh sederhana yang dilakukan oleh Partner di Greylock dan ex-CEO Mozilla John Lilly adalah :

  • Tim 1 – Fokus kepada teknis, produk, desain, pertumbuhan dan beberapa poin yang mendukung pengembangan produk.
  • Tim 2 – Fokus kepada memberikan dukungan kepada Team 1 yang terdiri atas bagian legal, PR, CS, penjualan, operasional, HR dan lainnya.

Inovasi dimulai dari sebuah tim kecil

Produk terbaik dihasilkan dari tim dengan jumlah yang kecil. Meskipun saat ini perusahaan Anda sedang menjalani proses scale-up, selalu prioritaskan tim dengan jumlah yang kecil untuk menciptakan produk baru yang kreatif.  Seperti yang diceritakan oleh Eric Schmidt di Google selalu ada 1 hingga 2 orang yang bekerja dalam kelompok berbagi ide satu dan lainnya.

Contoh lain yang bisa ditiru adalah, Windows diciptakan oleh satu orang, UNIX dibuat oleh dua orang saja, Java dibuat oleh satu orang, Gmail berasal dari ide dua orang pegawai, Android berasal dari kumpulan ide tim yang kecil, Linux dibuat oleh satu orang dan contoh lainnya.

CEO menjalankan tugasnya dengan benar

Seorang CEO sebuah perusahaan wajib untuk memiliki kemampuan bekerja dengan cepat, memiliki kepekaan terhadap perkembangan produk, mampu menjadi pemimpin di bawah pengawasan para pemangku kebijakan dan yang pasti melakukan koordinasi yang baik saat proses scale-up. Pada dasarnya fungsi CEO dapat dikerucutkan menjadi tiga hal berikut:

  • Strategi.
  • Kultur (hanya Founder dan CEO yang bisa mendesain kultur bisnis).
  • Menentukan pihak manajemen senior untuk perusahaan.
  • Memiliki opsi terhadap produk (seorang CEO bisa secara fokus mengembangkan produk atau melakukan pengembangan yang lain untuk produk yang berbeda).

Perusahaan yang sedang berkembang menuntut CEO dan tentunya engineer untuk menciptakan inovasi terbaru. Ketika perusahaan Anda telah menjalani proses product market fit, tahap selanjutnya adalah scaling pendapatan dan mencari lanskap pertumbuhan, vertikal dan geografi yang berbeda.