Rekap FFML Season 4 Divisi 1 Week 3: Paruh Musim Berakhir, Persaingan Kian Ketat

Turnamen Free Fire Master League (FFML) Season 4 Divisi 1 saat ini sudah memasuki paruh musim. 3 Minggu jalannya turnamen dilalui dengan pertempuran yang seru. Pada minggu ketiga ini pertandingan terjadi antara grup A dan C (matchday 5) serta grup B dan C (matchday 6).

Pada matchday 5 yang mempertemukan tim dari grup A dan C, tim dari grup C mendominasi 3 round awal. KINGS Esports, Island of Gods, dan RRQ Hades masing-masing mendapatkan 1 Booyah. Namun dalam 3 round berikutnya permainan tim grup A mulai membaik. BONAFIDE Esports berhasil mencuri 1 Booyah! Sementara NXL Ligagame berhasil mengamankan 2 Booyah! di 2 round terakhir.

Pada matchday 6 yang mempertemukan tim dari grup B dan C, terjadi kebalikan dari minggu lalu. Minggu lalu tim grup B berhasil tampil perkasa dan mendominasi tim dari grup C. Kini giliran tim grup C yang melakukannya. Dari 6 round yang dipertandingkan, 5 di antaranya berhasil dimenangi oleh tim grup C. Island of Gods, Siren GPX, dan KINGS Esports berhasil mendapatkan 1 Booyah. Kemudian The Prime Esports berhasil membawa 2 Booyah di hari itu. Sementara itu 1 Booyah lainnya berhasil dicuri oleh ONIC Olympus dari grup B.

Image Credit: FF Esports Indonesia

Dengan hasil itu, peta persaingan FFML Season 4 Divisi 1 semakin sengit lagi. Tim-tim masih mempunyai peluang yang sama untuk mengamankan posisi puncak masing-masing grup. Di grup A posisi pertama klasemen paruh musim berhasil diduduki oleh SES Alfaink dengan 67 poin. Di bawahnya ada BONAFIDE Esports dan NXL Ligagame dengan poin 58 dan 57 poin.

Kemudian di grup B posisi puncak sementara berhasil diamankan oleh ONIC Olympus dengan 70 poin. EVOS Divine membuntuti di posisi kedua dengan 65 poin. Sementara di grup C Siren GPX dan KINGS Esports masih mengamankan 2 posisi atas klasemen dengan 65 dan 64 poin.

Pertandingan minggu keempat yang akan dilaksanakan pada 11 dan 12 September 2021 mendatang sepertinya akan semakin sengit lagi. Tim-tim peserta FFML Season 4 ini akan mengerahkan kekuatannya di paruh akhir turnamen. Mereka berusaha untuk mengamankan 2 posisi atas klasemen tiap grup untuk mendapatkan slot otomatis menuju turnamen Free Fire Indonesia Master (FFIM) Fall 2021.

Daftar Turnamen Esports Terpopuler Pada Agustus 2021

Pada awal bulan, seperti biasa, Hybrid.co.id akan membuat daftar turnamen esports paling populer dari bulan sebelumnya. Salah satu hal yang menarik dalam daftar kali ini adalah kelima kompetisi hanya mengadu tiga game, yaitu Mobile Legends, PUBG Mobile, dan League of Legends. Satu hal menarik lainnya adalah dua kompetisi yang masuk dalam daftar turnamen esports terpopuler di Agustus 2021 merupakan turnamen esports yang digelar di Indonesia.

Berikut daftar turnamen esports terpopuler pada Agustus 2021, berdasarkan data dari Esports Charts.

5. PUBG Mobile Pro League Season 4 2021 Indonesia

Posisi ke-5 ditempati oleh PUBG Mobile Pro League (PMPL) Season 4 2021 Indonesia, yang berhasil mendapatkan peak viewers sebanyak 567 ribu orang. Hasil kerja sama Tencent, VSPN, KRAFTON, dan Lightspeed and Quantum Studios, PMPL ID Season 4 dimulai pada 24 Agustus 2021 dan berakhir pada 19 September 2021. Secara keseluruhan, waktu siaran PMPL ID Season 4 mencapai 53 jam. Sementara jumlah hours watched dari kompetisi itu mencapai 11,8 juta jam dengan jumlah average viewers mencapai 223,5 ribu orang.

Data penonton PMPL ID Season 4. | Sumber: Esports Charts

Sepanjang PMPL ID Season 4, babak yang paling populer adalah Ronde 7 pada minggu pertama, hari ke-2. Ronde yang diadakan pada 25 Agustus 2021 itu berhasil mendapatkan peak viewers sebanyak 567 ribu orang. Ronde 12 pada Super Weekend 1 hari ke-3 menjadi babak paling populer ke-2, diikuti oleh Ronde 5 pada Super Weekend 1, hari ke-1. Jumlah peak viewers dari Ronde 12 adalah 557,3 ribu orang dan Ronde 5 550,7 ribu orang. Di YouTube, PMPL ID Season 4 berhasil mendapatkan 23,6 juta views dengan 370,4 ribu likes.

4. MPL PH Season 8

Turnamen esports terpopuler ke-4 untuk bulan Agustus 2021 adalah Mobile Legends Professional League Philippines (MPL PH) Season 8. Pada bulan lalu, jumlah peak viewers dari kompetisi tersebut mencapai 458,9 ribu orang. Pertandingan terpopuler terjadi minggu ke-2 hari ke-3, ketika Blacklist International bertemu dengan Nexplay EVOS. Baik BI dan Nexplay EVOS memang dua tim yang paling populer di MPL PH. Sepanjang liga, Nexplay EVOS berhasil mendapatkan 2,38 juta hours watched dan 272,15 ribu average viewers. Sementara BI mendapatkan 1,84 juta jam hours watched dan 229,4 ribu average viewers.

Babak dan tim esports terpopuler sepanjang MPL PH S8. | Sumber: Esports Charts

MPL PH Season 8 dimulai pada 27 Agustus 2021 dan akan berakhir pada 31 Oktober 2021 mendatang. Saat ini, total durasi siaran dari kompetisi tersebut telah mencapai 37 jam. Sejauh ini, total hours watched dari MPL PH Season 8 mencapai 6,1 juta jam dengan jumlah average viewers sebanyak 167,4 ribu orang.  Kompetisi itu disiarkan di tiga platform, yaitu YouTube, TikTok, dan Facebook. Dari ketiga platform tersebut, Facebook menjadi platform yang paling populer, diikuti oleh YouTube. Di YouTube, jumlah views dari MPL PH Season 8 mencapai 11,9 juta views dengan 97,4 ribu likes.

3. LEC Summer 2021

League of Legends European Championship (LEC) Summer 2021 mulai digelar pada Juni 2021 hingga Agustus 2021. Pada puncaknya, kompetisi ini ditonton oleh 843,5 ribu orang. Babak yang menarik paling banyak penonton adalah pertandingan antara G2 dengan Fnatic, yang terjadi pada babak Playoffs, hari ke-6. Babak grand final — yang mengadu Fnatic dengan MAD Lions — justru menjadi pertandingan terpopuler kedua. Tidak heran jika pertandingan antara G2 dan Fnatic menjadi pertandingan paling populer, bahkan mengalahkan popularritas babak final. Pasalnya, Fnatic dan G2 merupakan dua tim terpopuler pada LEC Summer 2021.

Tim dan pertandingan terpopuler pada LEC Summer 2021. | Sumber: Esports Charts

Menurut data dari Esports Charts, total hours watched dari Fnatic mencapai 14 juta jam, sementara G2 memiliki 9,26 juta jam. Dari segi average viewers, kedua tim itu juga tetap menjadi tim paling populer di LEC Summer 2021. Fnatic memiliki 341,8 ribu average viewers dan G2 punya 235,7 ribu average viewers. Di YouTube, LEC Summer 2021 mendapatkan 16,3 juta views dengan 203,7 ribu likes. Sementara di Twitch, kompetisi itu disiarkan di 14 channel dengan total views mencapai 27,8 juta views.

Mengingat LEC Summer 2021 mengadu tim-tim League of Legends asal Eropa, kompetisi itu disiarkan dalam belasan bahasa. Siaran dalam bahasa Inggris masih menjadi siaran terpopuler dengan peak viewers sebanyak 532,5 ribu orang. Selain bahasa Inggris, siaran dalam bahasa Prancis dan Spanyol juga cukup populer.

2. LCK 2021 Summer

Sebelum ini, League of Legends Champions Korea (LCK) 2021 Summer juga sempat masuk ke dalam daftar turnamen esports terpopuler pada bulan Juni dan Juli 2021. Pada bulan Juli, LCK 2021 Summer duduk di peringkat ke-3. Dan pada Agustus 2021, kompetisi itu naik satu peringkat, menjadi peringkat ke-2.

Secara total, lama waktu siaran dari LCK 2021 Summer mencapai 295 jam, dengan total hours watched sebanyak 60,5 juta jam. Pada puncaknya, ada 1,3 juta orang yang menonton liga tersebut. Peak viewers tersebut tercapai pada babak final, yang mempertemukan T1 dengan DAMWON KIA. Sementara pertandingan terpopuler kedua adalah pertandingan antara T1 dengan Gen.G, yang terjadi di babak semifinal pada hari ke-2. Pertandingan tersebut berhasil menarik 907,9 ribu orang.

Data penonton LCK 2021 Summer. | Sumber: Esports Charts

LCK 2021 Summer disiarkan di YouTube dan Twitch. Di YouTube, liga tersebut mendapatkan 20,6 juta views dengan 223,6 ribu likes. Sementara di Twitch, LCK 2021 Summer disiarkan di 21 channels dan berhasil mendapatkan 61,2 juta views serta 259,1 ribu follows. Menariknya, LCK 2021 Summer juga menarik perhatian audiens dari Tiongkok. Hal ini terlihat dari meningkatnya jumlah view LCK 2021 Summer jika platform di Tiongkok dilibatkan.

Jika data dari platform streaming game asal Tiongkok dimasukkan, total peak viewers dari LCK 2021 Summer adalah 28,1 juta orang. Sementara total hours watched dari kompetisi itu mencapai 856 juta jam dengan jumlah average viewers mencapai 2,9 juta orang.

Data penonton LCK 2021 Summer berdasarkan platform. | Sumber: Esports Charts

Siaran LCK 2021 Summer dalam bahasa Korea masih menjadi siaran paling populer. Jumlah peak viewers dari siaran berbahasa Korea mencapai 599,9 ribu orang. Bahasa Inggris menjadi bahasa paling populer kedua dengan jumlah peak viewers mencapai 348,1 ribu orang. Dan bahasa paling populer ketiga adalah bahasa Vietnam, yang mendapatkan 293,2 ribu peak viewers.

1. MPL ID Season 8

Gelar turnamen esports paling populer pada Agustus 2021 jatuh ke Mobile Legends Professional League Indonesia (MPL ID) Season 8. Dengan durasi siaran selama 69 jam, MPL ID Season 8 berhasil mendapatkan 23,2 juta jam hours watched, dengan jumlah average viewers sebanyak 338,7 ribu orang. Sementara itu, jumlah peak viewers dari MPL ID Season 8 adalah 1,7 juta orang. Peak viewers tersebut tercapai ketika EVOS Legends bertemu dengan RRQ Hoshi di minggu ke-3 hari ke-2. Memang, baik RRQ Hoshi dan EVOS Legends merupakan tim terpopuler di MPL ID Season 8, seperti yang bisa Anda lihat pada grafik di bawah.

Tim dan pertandingan terpopuler di MPL ID Season 8. | Sumber: Esports Charts

MPL ID disiarkan di tiga platform, yaitu YouTube, Facebook, dan NimoTV. Liga ini paling populer di YouTube, dengan jumlah peak viewers sebanyak 913,6 ribu orang. Secara keseluruhan, MPL ID Season 8 mendapatkan 82,1 juta views dan 976,7 ribu likes di YouTube. Sementara itu, NimoTV menjadi platform paling populer kedua dengan jumlah peak viewers sebanyak 727,7 ribu orang. Facebook menjadi platform dengan penonton paling sedikit. Jumlah peak viewers di platform tersebut hanya mencapai 80,6 ribu orang.

Tampil Tak Terkalahkan, MBR Esports Juarai Wild Rift SEA Icon Series 2021: Fall – Indonesia

Turnamen Wild Rift SEA Icon Series 2021: Fall – Indonesia telah resmi berakhir. Pertempuran seru terjadi antara 2 tim kuat yakni BOOM Esports dan MBR Esports di partai grand final. MBR Esports akhrinya berhasil memenangkan turnamen ini setelah mengalahkan BOOM Esports dengan skor 4-0 langsung.

Penampilan MBR Esports dalam SEA Icon Series 2021: Fall – Indonesia memang tidak terkalahkan. Sejak babak kualifikasi 16 besar, MBR Esports tampil konsisten dan tidak pernah 1 kali pun mengalami kekalahan. Kemudian pada babak group stage MBR Esports juga berhasil mengungguli tim-tim kuat lainnya seperti ION Esports dan Eagle365 Esports. Tim ION Esports yang lebih dijagokan menjuarai turnamen ini akhirnya harus tereliminasi di babak group stage.

Pada babak playoff, penampilan MBR Esports juga tidak menurun. Mereka berhasil mengalahkan BOOM Esports di semifinals dan ECHO Esports di upper bracket finals dengan skor yang sama yakni 3-0. Hingga akhirnya di partai grand final MBR Esports berjumpa lagi dengan BOOM Esports dan mengalahkannya dengan skor 4-0.

Image Credit: Liquipedia

Dengan kemenangan ini maka MBR Esports berhak membawa pulang hadiah sebesar Rp75 juta sebagai juara pertama. Sedangkan BOOM Esports yang menempati posisi runner-up berhasil mengantongi hadiah sebesar Rp40 juta. Selain itu, sebagai finalis SEA Icon Series 2021: Fall – Indonesia baik MBR Esports maupun BOOM Esports berhak mewakili Indonesia di ajang SEA Championship 2021 yang akan digelar pada 14 September 2021 mendatang. Turnamen ini merupakan turnamen Wild Rift tingkat internasional yang mempertemukan tim-tim terbaik dari kawasan Asia Tenggara, Taiwan, Hongkong, dan Oseania.

SEA Icon Series 2021: Fall – Indonesia berjalan dengan sukses. Turnamen ini merupakan musim yang kedua tahun ini dari seri SEA Icon Series 2021. Turnamen SEA Icon Series 2021: Fall – Indonesia berlangsung dari tanggal 21 Agustus hingga 5 September 2021 kemarin dan memperebutkan total hadiah sebesar Rp170 juta. Turnamen sebelumnya yakni SEA Icon Series 2021: Summer – Indonesia digelar pada Juni 2021 kemarin dan memperebutkan total hadiah sebesar Rp190 juta. ONIC Esports tampil sebagai juara SEA Icon Series 2021: Summer – Indonesia kemarin setelah mengalahkan Bigetron Infinity di partai puncak.

Juarai PMPL SEA Ladies Season 4, Belletron ACE Raih Back to Back Champions

Turnamen PUBG Mobile khusus perempuan se-Asia Tenggara yakni PMPL SEA Ladies Season 4 telah berakhir. Turnamen yang diikuti oleh 16 tim dari 4 negara yakni Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Vietnam tersebut berhasil dimenangi oleh Belletron ACE. Belletron ACE merebut title “back to back champions” setelah menggungguli rival dari Indonesia lainnya yakni Alter Ego Dione di posisi kedua.

Pertandingan PMPL SEA Ladies Season 4 ini hanya mempertandingkan 2 round saja. Belletron ACE sempat tertinggal di round pertama karena hanya berada di posisi 7 dengan perolehan kills 7. Round pertama ini berhasil dimenangi oleh Invictus MY dari Malayisa dan Four Young Talent Girl dari Vietnam di posisi kedua.

Selanjutnya pada round kedua Belletron ACE tampil perkasa. Belletron ACE berhasil meraih Winner-Winner Chicken Dinner dan membunuh hingga 15 pemain dalam 1 round ini. Dengan total poin sebanyak 39 poin, Belletron ACE menjuarai PMPL SEA Ladies Season 4. Belletron ACE unggul 3 poin atas Alter Ego Dione di posisi kedua dengan 36 poin.

Image Credit: PUBG Mobile Esports Indonesia

Sementara itu 2 tim Indonesia lainnya yang mengikuti PMPL SEA Ladies Season 4 yakni Capital 9 Axe dan 88 Esports tampil buruk. Kedua tim hanya mampu berada di posisi 10 klasemen akhir untuk Capital 9 Axe dan posisi 16 untuk 88 Esports. 88 Esports menempati posisi juru kunci PMPL SEA Ladies Season 4. Padahal 88 Esports merupakan juara dari PMPL ID Season 4 2021 Ladies Tournament kemarin.

Belletron Ace yang kini dimotori oleh 2 pemain baru yakni Mute dan Jessie serta pemain lama Babyla, DevilDust, dan Kyra berhak menyandang ratu PUBG Mobile di Asia Tenggara. Dengan kemenangan ini juga, Bigetron ACE berhak membawa pulang hadiah sebesar US$500 atau sekitar Rp7,1 juta. Turnamen PMPL SEA Ladies Season 4 ini mengalami penurunan hadiah. Pada season sebelumnya total hadiah yang diperebutkan mencapai US$2.000 atau sekitar Rp28 juta, sekarang hanya US$500 atau sekitar Rp7,1 juta saja.

Ajang PMPL SEA Ladies sendiri merupakan turnamen yang digelar oleh Tencent Games guna mewadahi tim-tim PUBG Mobile perempuan di Asia Tenggara. PMPL SEA Ladies sudah memasuki musim yang keempat. Pada musim ketiga yang digelar April 2021 kemarin, turnamen ini juga berhasil dimenangi oleh Belletron ACE.

Rekap PMPL ID Season 4 Minggu 2: Bigetron RA Tumbang, Tim-Tim Underdog Bersaing Sengit

Turnamen PUBG Mobile Pro League (PMPL)  Season 4 2021: Indonesia Regular Season saat ini memasuki minggu yang kedua. Pada minggu yang kedua ini tim-tim kuat mulai kewalahan. Mereka kesulitan menghadapi tim-tim baru yang menjadi underdog dalam turnamen PMPL ID Season 4 kali ini.

Bigetron RA, Skylightz Gaming, DEWA United, dan Eagle 365 Esports adalah 4 tim yang gagal lolos ke dalam Super Weekend kali ini. Pasalnya, keempat tim tersebut bermain buruk dan berada di 4 klasemen terbawah saat pertarungan Weekdays berlangsung.

Tim Debutan Tunjukan Kemampuannya, Buat Tim Unggulan Kewalahan

Image Credit: Bigetron Esports

Dengan absennnya beberapa tim kuat, pertarungan Super Weekend minggu kedua ini berlangsung seru. Tim-tim debutan berusaha menunjukan kemampuannya melawan tim-tim papan atas PUBG Mobile di Indonesia. NERO Team tampil mengesankan pada minggu 2 dengan torehan 4 Winner-Winner Chicken Dinner dan mengoleksi 170 poin. Padahal pada minggu pertama kemarin, NERO Team gagal lolos ke Super Weekends. Sayangnya Nero Team masih berada di posisi kedua tertinggal 5 poin atas BONAFIDE yang tampil konsisten finis di papan atas meskipun hanya mampu mendapatkan 2 Winner-Winner Chicken Dinner saja.

Sementara tim-tim unggulan seperti LIVESCAPE, Genesis Dogma GIDS, dan Aura Fire harus berkutat di papan bawah klasemen Super Weekend minggu kedua. LIVESCAPE hanya mampu mendapatkan 81 poin dan berada di peringkat 12 klasemen. Di atasnya ada Genesis Dogma GIDS dengan 104 poin. Sementara Aura Fire berhasil mengumpulkan 124 poin dan berada di posisi 7 klasemen.

BONAFIDE Merangsek Ke Puncak Klasemen PMPL ID Season 4

Image Credit: PUBG Mobile Esports Indonesia

Dengan hasil tadi, maka klasemen sementara PMPL ID Season 4 kali ini menjadi semakin sengit. BONAFIDE langsung merangsek ke puncak klasemen lewat performa apiknya di minggu kedua dengan total poin sebesar 304 poin. Sementara pemimpin klasemen minggu kemarin yakni RRQ Ryu harus puas turun 1 peringkat dengan total poin sebesar 288 poin.

Penampilan apik NERO Team di minggu kedua ini juga menaikan peringkatnya menjadi di urutan 11 dengan 170 poin. Absennya Bigetron RA di Super Weekends minggu kedua ini langsung menurunkan peringkat mereka. Bigetron RA saat ini berada di posisi 13 dengan 141 poin dari 20 tim peserta PMPL ID Season 4.

Pertarungan minggu terakhir PMPL ID Season 4 pada minggu ketiga nanti sepertinya akan semakin seru lagi. Pertempuran memperebutkan posisi puncak untuk mendapatkan slot langsung menuju PMPL SEA Championship League Season 4 dan pertempuran memperebutkan 16 slot menuju babak Country Finals akan semakin seru dan sengit untuk ditonton.

Rekap MPL ID Season 8 Week 4: Tekuk EVOS dan ONIC, AE Tunjukkan Kelasnya

MPL Indonesia Season 8 kembali melanjutkan pertandingan sistem liganya di pekan keempat. Fase regular season di minggu kali ini membawa beberapa pertandingan seru, seperti Alter Ego melawan ONIC Esports.

Setelah Alter Ego tampil memukau di pekan ketiga MPL ID Season 8, rupanya momentum kemenangan tim tersebut belum usai.

Pertandingan pekan keempat berlangsung pada Jumat (3/9) sampai dengan Minggu (5/9) kemarin. Hari pertama dibuka dengan pertandingan antara Geek Fam melawan Aura Fire dan ONIC Esports melawan Bigetron Alpha.

Sumber: MPL Indonesia

 

Lalu di hari kedua ada pertandingan lanjutan dari Geek Fam yang melawan Bigetron Alpha, Aura Fire melawan RRQ Hoshi, dan laga pamungkas antara EVOS Legends melawan Alter Ego.

Hari terakhir menyajikan 2 pertandingan yaitu laga Rebellion Genflix melawan EVOS Legends dan Alter Ego melawan ONIC Esports.

Alter Ego Tampil Superior di Hadapan EVOS dan ONIC

Sumber: Alter Ego

Alter Ego lagi-lagi mendapatkan panggung di pekan keempat MPL ID Season 8. Hasil ini juga diperoleh melawan tim-tim yang diunggulkan seperti EVOS dan ONIC Esports.

Berbeda dengan pekan lalu yang bermain menghadapi juru kunci klasemen, kini lawan Alter Ego merupakan tim yang setia mengisi posisi 4 besar.

Pertandingan pertama Alter Ego dibuka dengan melawan EVOS Legends. Hasil akhir membawa kemenangan 2-1, namun hasil ini berlangsung cukup sengit mengingat Celiboy dkk. harus menelan kekalahan terlebih dahulu.

Namun Alter Ego mampu membalas di pertandingan kedua setelah inisiasi Nino dengan Benedetta mampu dimaksimalkan oleh Ahmad yang menggunakan Beatrix.

Laga berikutnya pun kembali menjadi milik Alter Ego setelah EVOS Legends gagal menjaga keunggulan di awal pertandingan. Kini Celiboy menjadi bintang dengan permainan liar Alucard hingga menit ke-11.

Tak berhenti di situ, ONIC Esports juga jadi target Alter Ego berikutnya. Meskipun demikian, tim yang diperkuat SANZ dkk. kalah bukan tanpa perlawanan.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by MPL Indonesia (@mpl.id.official)

Skor 2-1 untuk kemenangan Alter Ego menambah rekor positif tak terkalahkan sepanjang gelaran regular season MPL ID Season 8. Bahkan, Celiboy menjadi pemain dengan torehan kill terbanyak sekaligus yang pertama melewati angka 100 kill.

Hasil sebaliknya ditunjukkan Rebellion Genflix, tim yang mengakuisisi slot Genflix Aerowolf ini belum mendapatkan poin sama sekali di ajang MPL ID Season 8.

Berikut hasil akhir klasemen MPL ID Season 8 di pekan keempat:

 

View this post on Instagram

 

A post shared by MPL Indonesia (@mpl.id.official)

MPL ID Season 8 fase regular season masih akan menyajikan keseruan di pekan kelima pada 10 September 2021 mendatang.

The Four LPL Teams Representing China in the 2021 World Championship

With the conclusion of the 2021 League of Legends Professional League Regional Final, the wait for Worlds is also almost over. The four Chinese teams that will be participating in Worlds have also been finalized. Here are the four Chinese representatives, ordered by their seeds as well:

  1. EDward Gaming
  2. FunPlus Phoenix
  3. Royal Never Give UP
  4. LNG Esports

By now, you should probably already know why the list contains 4 teams instead of the usual 3. To recap, all the regions were initially given three representative seeds in Worlds. However, due to the outstanding performances of teams from LPL and LCK, China and South Korea have been granted an extra spot at the tournament.

Not many people expected EDward Gaming to be the 1st seed coming into Worlds. After being thrown into the lower bracket due to the unfortunate loss to Team WE, they kept EDG composure and fought its way to the finals. In the process, EDG beat LNG Esports 3-1, and revenge swept Team WE. FunPlus Phoenix were the heavy favorites going into the finals, but EDG convincingly beat them 3-1 and snatched the 1st seed to Worlds.

FPX initially had quite a dominant run at the 2021 LPL Summer Playoffs. They received a bye for the first three rounds, being one of the top seeds coming into the tournament. They also swept LNG and Team WE in the next two rounds while EDG was busy climbing its way out of the lower bracket. But they couldn’t close out the tournament and were only awarded the 2nd seed despite being 20 championship points ahead of EDG.

For the 3rd and 4th spot at Worlds, we will be turning out attention towards the 2021 LPL Regional Finals. Royal Never Give Up had an early and upsetting exit in the 2021 Summer Playoffs. However, being the 3rd team with the most championship points (after FPX and EDG), RNG secured a spot in the upper bracket of the Regional Finals. In the one and only matchup against Team WE, RNG swept the opposition, giving the team the 3rd seed at Worlds.

Proceeding the loss in the 2021 LPL Summer, LNG Esports was given a second chance in the Regional Finals. LNG was quick to capitalize on the opportunity, beating Rare Atom 3-0 and Team WE 3-1 (who just lost to RNG), securing the last ticket to Worlds 2021. However, being the 4th seed, LNG will have to start in the Play-Ins, unlike the other three teams that already claim their spot in the Group Stage.

Astralis Kini Punya Tim Rainbow Six, Tiket The International 10 Belum Dijual

Sebulan menjelang The International 10, Valve masih belum menjual tiket dari kompetisi tersebut. Sementara itu, liga League of Legends Tiongkok menunjukkan trofi baru yang dibuat oleh perusahaan perhiasan Tiffany and Cos. Astralis mengungkap bahwa mereka punya tim Rainbow Six yang akan bertanding di Amerika Utara, sementara TSM FTX buat tim Call of Duty: Mobile.

Astralis Akuisisi Disrupt Gaming, Jajaki Skena Esports Rainbow Six di Amerika Utara

Astralis baru saja mengakuisisi tim Rainbow Six dari Disrupt Gaming. Dengan ini, organisasi esports asal Eropa itu resmi melebarkan sayap mereka ke Amerika Utara. Melalui akuisisi ini, Astralis akan menguasai aset, staf penting, dan fasilitas milik Disrupt Gaming. Selain itu, tim Rainbow Six Disrupt Gaming akan berganti nama menjadi Astralis US. Mereka akan bertanding di liga Rainbow Six untuk kawasan Amerika Utara.

“Melakukan ekspansi ke Amerika Utara dan menjajaki Rainbow Six NA League adalah rencana besar untuk kami,” kata Pendiri dan Chief Revenue Officer, Astralis, Jakob Lund Kristensen, seperti dikutip dari Esports Insider. “Kami ingin membawa sesuatu yang baru dan menarik bagi fans Rainbow Six. Pada saat yang sama, kami ingin memberikan tim baru yang berlaga di liga dan game baru bagi semua fans Astralis di dunia.”

LPL Perkenalkan Trofi Baru, Buatan Tiffany and Co.

League of Legends Pro League (LPL) menunjukkan Silver Dragon Cup yang baru. Trofi tersebut dibuat oleh perusahaan perhiasan Tiffany and Co. dalam rangka untuk merayakan ulang tahun League of Legends ke-10 di Tiongkok. Informasi terkait Silver Dragon Cup baru tersebut diumumkan pertama kali pada LPL Summer Final, yang digelar di Hangzhou Olympic Sports Centre. Trofi itu ditempa oleh Shen XinPei, seorang Seniman Warisan Budaya Takbenda asal Tiongkok. Salah satu material yang digunakan untuk menempa trofi tersebut adalah kepingan dari Silver Dragon Cup yang lama.

Di Silver Dragon Cup baru, Anda akan menemukan ukiran nama dari tim-tim yang pernah memenangkan LPL Spring dan Summer Finals, termasuk EDward Gaming, tim esports yang memenangkan LoL Pro League pertama pada 2013. Kali ini merupakan kali kedua Tiffany and Co. bekerja sama dengan LoL Esports di Asia. Sebelum ini, Tiffany and Co. bekerja sama dengan liga League of Legends Korea untuk membuat cincin dan gelang yang menjadi bagian dari koleksi Tiffany 1837 Makers. Perhiasan tersebut juga diberikan pada setiap pemenang dari LCK selama tiga tahun, menurut laporan Esports Insider.

Kingston FURY Kerja Sama dengan Cloud9

Organisasi esports asal Amerika Utara, Cloud9, telah menjalin kerja sama dengan Kingston FURY. Melalui kerja sama ini, Kingston FURY akan menjadi rekan RAM resmi dari Cloud9. FURY adalah salah satu sub-merek milik Kingston, yang dikenal sebagai produsen RAM, SSD, dan memory cards. Melalui FURY, Kingston mencoba untuk membuat produk yang fokus pada performa. Mengingat HyperX telah dijual ke HP, FURY jadi satu-satunya sub-merek Kingston yang fokus pada performa. Saat ini, FURY merupakan merek untuk RAM performa tinggi yang digunakan di gaming PC.

“Kingston terus mendedikasikan diri untuk komunitas game dan esports, dengan mendesain produk yang dibuat secara khusus untuk para gamers dan tech enthusiasts,” kata Senior Director of Marketing, Kingston, Craig Tilmont, seperti dikutip dari Esports Insider. “Kami senang karena bisa bekerja sama dengan Cloud9, yang akan menggunakan RAM Kingston FURY di perangkat gaming mereka.”

TSM FTX Perkenalkan Tim CoD: Mobile

TSM FTX mulai menjajaki skena esports Call of Duty: Mobile setelah mengakuisisi tim dari Truly. Tim tersebut terdiri dari Solid, Cyzu, TipWrath, Hihi, Gamer, Slothy, dan haxs. Tim tersebut pertama kali bertanding di bawah nama TSM FTX pada babak playoffs dari CoD: Mobilw World Championship 2021, yang digelar pada 4-5 September 2021 kemarin. Dari babak playoffs tersebut, akan dipilih dua tim terbaik untuk mewakili kawasan Amerika Utara di 2021 World Championship Finals.

Pada Juni 2021, TSM menandatangani kontrak naming rights dengan bursa cryptocurrency, FTX. Ketika itu, mereka mengungkap bahwa mereka akan menggunakan dana yang mereka dapatkan untuk melakukan ekspansi global, termasuk menjajaki kompetisi mobile esports. Tak lama setelah itu, TSM mempekerjakan Jeff “SuiJeneris” Chau sebagai Director of Mobile. Chau adalah mantan pemain Vainglory profesional. Selain itu, dia juga pernah bekerja di Team Liquid dan Immortals, lapor Dot Esports.

Valve Belum Berikan Informasi Soal Penjualan Tiket TI10

The International 10 akan digelar pada awal Oktober mendatang. Namun, sampai saat ini, Valve belum memberikan informasi tentang penjualan tiket dari TI10. Tahun lalu, untuk pertama kalinya, penyelenggaraan The International harus ditunda karena pandemi COVID-19. Pada tahun ini, Valve kembali harus menunda TI10 sekitar dua bulan dari jadwal semula. Alasannya karena Sports Federation menolak untuk mengategorikan esports sebagai olahraga. Jadi,  sulit bagi para peserta TI10 untuk mendapatkan visa ke Swedia. Pada akhirnya, Valve memutuskan untuk memindahkan lokasi penyelneggaraan The International, dari Swedia ke Romania. Meskipun begitu, Valve belum mengeluarkan ketentuan terkait penonton offline untuk TI10 karena kemunculan varian baru dari COVID-19. .

“Kami harap, kami sudah bisa memberikan informasi tentang tiket dari TI10 saat ini. Namun, varian Delta memunculkan tantangan baru dalam usaha kami untuk mengadakan kompetisi offline yang aman,” ungkap Valve, menurut laporan Dot Esports. Jika pemerintah Romania mengubah peraturan terkait kedatangan wisatawan mancanegara, hal ini juga akan memengaruhi orang-orang yang ingin menonton TI10 secara langsung. Karena itu, sampai sekarang, Valve belum berani mengungkap tentang penjualan tiket TI10.

Menggali Akar Masalah Pelecehan Seksual di Esports Indonesia

Jika dibandingkan dengan olahraga tradisional, esports memang lebih inklusif. Mengingat esports tidak mengadu kekuatan fisik secara frontal, pemain laki-laki dan perempuan seharusnya bisa bermain dan bertanding bersama. Idealnya. Sayangnya, kita hidup di dunia yang jauh dari ideal. Dan sampai saat ini, industri esports masih didominasi oleh laki-laki.

Meskipun begitu, dunia esports tetap punya peran untuk perempuan. Pelaku esports juga terus berusaha untuk membuat industri ini menjadi semakin inklusif. Misalnya, dengan mengadakan kompetisi esports khusus perempuan untuk mengembangkan ekosistem esports perempuan. Namun, tentunya, dominasi pria di esports juga menimbulkan masalah sendiri. Salah satunya adalah pelecehan seksual.

Apa Itu Pelecehan Seksual dan Kenapa Masalah Ini Penting

Menurut Komisi Nasional Anti-Kekerasan Terhadap Perempuan alias Komnas Perempuan, pelecehan seksual adalah tindakan seksual lewat sentuhan fisik maupun non-fisik dengan sasaran organ seksual atau seksualitas korbannya. Sementara dalam jurnal The Psychology of Sexual Harassment disebutkan bahwa pelecehan seksual terjadi ketika seseorang mendapatkan komentar, gerakan, atau tindakan seksual yang tidak mereka inginkan karena gender mereka.

Para psikolog tertarik untuk meneliti masalah pelecehan seksual karena keberadaannya merupakan bukti dari ketidakadilan sosial. Selain itu, pelecehan seksual juga menyakiti sang korban, karena pelecehan membuat korban merasa sedih, malu, marah, kecewa, takut, dan stres. Korban bahkan bisa merasa kehilangan harga dirinya sebagai manusia karena dilecehkan. Semua hal ini bisa berujung pada korban mengidap Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD). Seolah hal itu tidak cukup buruk, pelecehan seksual juga bisa membuat korban memiliki membenci tubuhnya sendiri atau menjadi memiliki eating disorder atau gangguan makan.

Di dunia kerja, pelecehan seksual bisa membuat korban merasa tidak nyaman dan aman di lingkungan kerja, yang berakhir pada penurnan performa. Pelecehan juga bisa merusak kepercayaan diri korban. Dan ketika korban merasa dia harus mengundurkan diri karena lingkungan kerja yang tidak bersahabat, hal ini akan menyebabkan korban kehilangan karirnya.

Pelecehan seksual di tempat kerja bisa menunrunkan performa korban. | Sumber: The Conversation

Berdasarkan studi Fitzgerald et al (1997), pelecehan seksual bisa dikelompokkan menjadi tiga grup: gender harassment, unwanted sexual attention, dan sexual coercion. Gender harassment atau kekerasan berbasis gender mencakup perkataan atau tindakan bersifat menghina yang didasarkan pada gender seseorang. Contohnya adalah perkataan seksis yang disamarkan sebagai “bercanda” atau mengirimkan konten seksual pada seseorang tanpa persetujuan orang tersebut.

Sementara itu, secara harfiah, unwanted sexual attention berarti perhatian seksual yang tidak diinginkan. Catcalling adalah contoh paling sederhana dari perhatian seksual yang tidak diinginkan. Memberikan komentar menjurus innuendo tentang tubuh seseorang — tidak peduli positif atau negatif — juga masuk dalam kategori unwanted sexual attention. Tak terbatas pada lisan, unwanted sexual attention juga bisa mencakup tindakan, seperti meraba, mencubit, atau menggerayangi tubuh seseorang. Terus menerus mengajak seseorang pergi kencan — atau melakukan hal-hal lain dengan rating 18+ — walau orang tersebut telah menolak berkali-kali, hal ini juga masuk dalam unwanted sexual attention. Kunci dari jenis pelecehan ini adalah pada “tidak diinginkan”. Sebuah pujian yang menjurus ke innuendo pun bisa masuk dalam kategori pelecehan jika hal itu tidak diinginkan oleh korban.

Kategori terakhir adalah sexual coercion. Pada dasarnya, sexual coercion terjadi ketika seseorang mengiming-imingi orang lain dengan sesuatu agar dia mau melakukan tindakan seksual. Misalnya, seorang bos menjanjikan karyawannya kenaikan pangkat jika sang pekerja mau tidur dengan sang bos. Selain bujukan, sexual coercion juga mencakup saat seseorang memaksa orang lain melakukan tindakan seksual melalui ancaman. Sebagai contoh, ketika dosen pembimbing mengancam akan mempersulit proses bimbingan mahasiswa yang sedang mengerjakan tugas akhir jika sang mahasiswa tidak mau menuruti keinginan dosen melakukan hal seksual.

Apakah Pelecehan Seksual Terjadi di Esports?

Iya. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang pelecehan seksual yang terjadi di dunia esports, saya menghubungi dua caster perempuan ternama: Icha “Mocchalatte” Annisa dan Veronica “Velajave” Fortuna. Keduanya setuju, jenis pelecehan yang paling sering terjadi adalah pelecehan seksual verbal. Mereka juga mengatakan, walau seorang perempuan telah mengenakan pakaian tertutup — seperti blazer — hal ini tidak menjamin tidak ada orang yang akan melontarkan pelecehan seksual.

Dan jangan salah, pelecehan seksual verbal tidak melulu harus frontal, berupa ucapan yang tidak senonoh. Tanpa konteks, kata-kata yang diucapkan pelaku pelecehan verbal bisa terdengar seperti sesuatu yang diucapkan dalam percakapan sehari-hari, seperti: “Enak nih.” Contoh lainnya adalah “Ada yang menonjol tapi bukan bakat” — kalimat yang pernah dilontarkan oleh Rama Sugianto ketika dia sedang menjadi komentator dalam pertandingan sepak bola di TV nasional. Selain itu, pelecehan seksual verbal juga bisa secara langsung merendahkan fisik seseorang, baik terlalu kurus atau terlalu gemuk.

“Yang terlalu kurus dibuang dari event, tanpa menilai kemampuannya. Yang gendut dijadikan bahan bercanda di belakang. Yang penampilannya kurang, dijadikan bahan bully dan gosip. Yang punya dada besar, jadi bahan obrolan yang tidak pantas. Yang pakai baju tertutup dibilang munafik, yang pakai baju terbuka dibilang pelacur,” cerita Vela saat dihubungi melalui pesan singkat. “Kita sebagai perempuan direndahkan. Walau aku ngomong ini secara umum, karena pria juga banyak direndahkan dan dilecehkan, tapi dalam konteks ini, aku benar-benar membahas dari sisi perempuan.”

Walau pelecehan seksual verbal “hanya” berupa kata-kata, hal ini tetap bisa menjatuhkan mental korban. Icha mengaku bahwa dia pernah mengalami hal tersebut. “Dulu, pernah down banget, sampai nangis, padahal kerjaan belum selesai,” ungkapnya. “Tapi, ya gimana ya, kita nggak bisa buat mereka berhenti. Mereka begitu juga karena minim edukasi dan karena tidak ada sanksi yang menghukum mereka. Misal, kalau mereka komentar tidak enak pun, paling hanya di-ban saja sama admin.

“Tapi, mereka juga bisa langsung menyerang media sosial pribadi. Ya, memang mereka bisa diblokir, tapi ya hanya sebatas itu saja. Tidak ada sanksi apa-apa lagi untuk mereka,” jelas Icha. “Esports masih belum punya badan hukum yang melindungi para esports enthusiasts dari harassment. Satu-satunya sanksi yang mereka dapatkan cuma sanksi sosial saja.”

Jadi, ya, pelecehan seksual masih menjadi masalah yang di dunia esports Indonesia. Untuk mengatasi — atau setidaknya meminimalisir — masalah tersebut, saya akan mencoba untuk menguraikan beberapa alasan mengapa pelecehan seksual bisa terjadi.

Kurang Edukasi

Seperti yang disebutkan oleh Icha, salah satu alasan mengapa seseorang melakukan pelecehan seksual adalah karena ketidaktahuannya akan pelecehan seksual. Terkadang, pelaku pelecehan tidak sadar sedang melakukan pelecehan.  Atau, dia menganggap, apa yang dia lakukan tidak termasuk sebagai pelecehan seksual. Contohnya, catcalling. Ketika seorang laki-laki melakukan catcalling dengan memanggil seorang perempuan “cantik”, bisa jadi, sang pelaku justru merasa bahwa dia memberikan “pujian”. Padahal, seperti yang dibahas di atas, ketika seseorang memberikan perhatian seksual yang tidak diinginkan — tidak peduli apakah perhatian itu positif atau negatif — maka hal itu sudah masuk dalam kategori pelecehan seksual.

Di negara-negara berkembang seperti Amerika Serikat, perusahaan terkadang memberikan sensitivity training untuk para pekerja baru. Tujuannya adalah untuk mengajarkan cara memperlakukan orang lain, khususnya orang-orang yang masuk dalam golongan minoritas. Seseorang bisa menjadi golongan minoritas berdasarkan ras, gender, warna kulit, agama, orientasi seksual, dan lain sebagainya. Namun, di Indonesia, khususnya di bidang esports, belum ada sensitivity training yang mengajarkan tentang cara memperlakukan orang lain, dalam kasus ini perempuan, dengan patut.

Sensitivity training bisa membantu pekerja baru untuk mengerti cara memperlakukan orang lain. | Sumber: Evensi

Jika ketidaktahuan menjadi akar masalah, maka edukasi menjadi solusi. Sayangnya, melakukan edukasi massal pada pelaku dan penonton esports bukanlah perkara gampang. Icha menyebutkan, saat ini, sudah ada cukup banyak webinar edukatif tentang pelecehan seksual. Namun, jumlah peminatnya tidak banyak. Artikel ini pun sebenarnya bagian dari edukasi. Hanya saja, saya ragu bahwa semua orang yang mengklik berita ini akan membacanya sampai habis. Ketika ditanya tentang cara edukasi yang efektif, Icha menjawab, salah satu cara efektif untuk mengajarkan masyarakat akan pelecehan seksual adalah dengan mengadakan seminar offline.

“Acara face to face memang sudah yang paling tepat,” ujar Icha. “Tapi, saat pandemi seperti ini susah.” Dia bercerita, sebelum pandemi, dia pernah menjadi pembicara dalam gerakan edukasi untuk siswa SMA dan mahasiswa yang diadakan oleh Kaskus. “Yang aku tahu, anak-anak ini bisa lebih paham dan bisa tanya-tanya ketika mereka memang nggak paham materinya. Menurut aku, itu edukasi yang cukup efektif, apalagi untuk daerah-daerah yang jauh dari kota.”

Karena, Icha percaya, orang-orang yang tinggal jauh dari kota biasanya belum terlalu aktif di media sosial. Jadi, mereka belum terpapar pada perilaku netizen Indonesia — yang merupakan paling tidak sopan se-Asia Tenggara. Harapannya, setelah diberi pemaparan, mereka akan berlaku dengan lebih baik saat mereka akhirnya aktif di media sosial atau platform streaming.

CEO Morph, Yohannes “Joey” Siagian mengatakan, saat ini, telah mulai muncul usaha untuk memberikan edukasi tentang pelecehan seksual secara terkoordinir di dunia esports. Sebelum ini, memang sudah ada usaha untuk memberikan edukasi di tingkat individual. Namun, terkadang, orang yang mencoba untuk memberi edukasi justru dilawan

Absennya Konsekuensi

Kenapa koruptor — ahem, maling, maksudnya — tidak pernah jera? Ketika tertangkap pun, para maling masih bisa tertawa dan melambai ke kamera. Salah satu alasannya adalah karena hukuman yang ringan. Padahal, salah satu tujuan pemberian hukuman adalah untuk menimbulkan efek jera pada pelaku. Selain itu, hukuman juga berfungsi sebagai pencegah. Misalnya, jika ditetapkan bahwa hukuman untuk maling uang rakyat adalah hukuman mati, harusnya, orang-orang yang tergoda untuk korupsi akan berpikir dua kali sebelum mencuri.

Namun, di industri esports, belum ada lembaga khusus yang menangani masalah pelecehan seksual. Jadi, belum ada hukuman yang jelas untuk pelaku pecehan seksual. Dan ketiadaan hukuman ini menjadi salah satu alasan mengapa pelecehan seksual masih terjadi di esports.

“Ini (hukuman) sesuatu yang berpengaruh banget,” kata Joey saat dihubungi oleh Hybrid.co.id. “Tapi, sebenernya, menurut aku, untuk talent dan content creator yang melakukan hal seperti ini, jelas kok konsekuensinya apa: nggak ada. Karena selama mereka menghasilkan dana, nggak akan ditegur. Kecuali ada yang angkat bicara dan angkat suara. Tapi, itupun jarang terjadi.”

Seolah hal itu tidak cukup buruk, ketika korban pelecehan melaporkan kasus pada pihak berwenang — seperti manajemen tim atau eksekutif EO — dia justru dipersulit. Vela menceritakan pengalamannya terkait hal ini. “Hukum tentang harassment memang ada,” ungkapnya. “Aku pernah lapor, tapi pelaporannya sangat sulit. Ketika dilaporkan, cuma diterima, tapi nggak ada follow up, nggak ada updates.” Masalah pelecehan seksual akan menjadi semakin runyam ketika pelaku punya jabatan atau popularitas.

Lalu, siapa yang seharus memberikan hukuman pada pelaku pelecehan? Menurut Icha, jawaban dari pertanyaan ini tergantung pada siapa yang menjadi pelaku pelecehan. “Kalau pelaku adalah pemain, ya dari pihak manajemen,” katanya. “Pelaku jangan hanya disuruh minta maaf saja, tapi juga bisa dilakukan pemutusan kontrak kalau kasusnya memang sudah parah. Untuk freelancer, mungkin teguran halus, teguran kasar, dan sampai larangan untuk bisa bekerja di tempat tersebut.”

Icha menjadikan kasus Listy Chan sebagai perbandingan. Pada akhir 2020, muncul kabar bahwa Listy Chan berselingkuh dengan Ericko Lim. Skandal tersebut berakhir dengan pemecatan Listy Chan dari EVOS Esports. “Dia bikin kasus yang merugikan pihak manajemen, dan kontraknya langsung di-cut. Nah, kenapa pelaku pelecehan nggak diperlakukan dengan sama?” Icha bertanya. “Apalagi kan banyak tuh, kasus laki-laki melakukan pelecehan ke pemain atau talent perempuan.”

Kasus Listy Chan berakhir dengan pemecatan.

Ketika pelaku pelecehan seksual bisa terhindar dari hukuman, maka sanksi sosial bisa menjadi alternatif untuk membuatnya kapok. Sayangnya, karena minimnya edukasi, tidak banyak orang yang peduli akan pelecehan seksual. Icha bercerita, seorang Liaison Officer (LO) pernah melakukan pelecehan verbal padanya di hadapan rekan kerja mereka. Namun, tidak ada satu pun orang yang menegur sang pelaku. Menurut Icha, hal ini terjadi karena pelecehan yang dilakukan oleh sang LO dianggap sebagai “candaan tongkrongan” yang memang sudah lumrah.

Jika korban ingin tetap memberikan sanksi sosial pada pelaku pelecehan, dia bisa menggunakan media sosial; biarkan netizen Indonesia yang mencabik, memakan bulat-bulan, menghabisi memberikan efek jera pada pelaku. Vela bercerita, Monica “MomoChan” Mariska pernah membantunya melawan pelecehan seksual dengan mengunggah kasus tersebut ke media sosial. “MomoChan, dia pernah bantu aku, dia fight, fansnya bantu kasih sanksi sosial,” ujar Vela. “Pernah juga di-up ke Lambe MOBA, langsung banyak yang nyerang. Tapi, hal itu sebenarnya masuk ke ranah bullying. Orang banyak yang malah senang karena namanya dikenal.”

Senada dengan Vela, Icha juga mengatakan, jika seorang pelaku pelecehan seksual diviralkan di media sosial, dia tetap bisa mendapatkan untung, berupa banyak orang yang menjadi follower-nya. “Sanksi sosial memang cukup efektif. Pihak korban bisa mendapat permintaan maaf dan pelaku di-bully netizen,” kata Icha. “Tapi, pelaku tetap bisa dapat follower banyak. Jadi, belum tentu memberikan efek jera pada pihak lain.”

Di era remaja berani bertaruh nyawa — lari di hadapan truk yang tengah melaju kencang — demi membuat konten TikTok, saya tidak heran jika ada orang yang senang karena dia “populer” sebagai pelaku pelecehan seksual. Jika tidak percaya lihat saja salah satu selebriti yang baru saja keluar penjara namun dipuja-puja sejumlah media.

Bandwagon Fallacy

Bandwagon fallacy merupakan salah satu kesalahan pola pikir. Dalam bandwagon fallacy, seseorang mendasarkan argumennya berdasarkan opini populer. Dalam kasus ini, pelecehan seksual dianggap sebagai “hal biasa” karena banyak orang yang melakukannya. Joey menjelaskan, para kreator konten di dunia esports Indonesia pun sering membuat konten yang bersifat melecehkan.

“Kreator konten, baik manajemen ataupun individu, laki-laki dan perempuan, seolah menormalisasi perlakuan yang melecehkan,” kata Joey. “Kreator konten laki-laki membuat konten yang melecehkan perempuan. Sementara kreator konten perempuan juga tidak sedikit yang memanfaatkan seksualitas untuk mencari perhatian dan popularitas. Manajemen konten pun menggunakan paras cantik sebagai salah satu strategi mencari perhatian.” Lebih lanjut dia menjelaskan, “Kalau idola membuat perilaku tersebut seakan-akan it’s okay, ya, fans akan mengikuti. Apalagi fans yang masih berada di umur pembentukan identitas dan jati diri. Pada umur segitu, perilaku dan values masih sangat dipengaruhi oleh idola dan panutan.”

Mengidolakan seseorang bisa memengaruhi cara pikir kita. | Sumber: Medium

Dalam jurnal The Psychology of Sexual Harassment, dijelaskan bahwa dari sudut pandang biologi, seorang pria melakukan pelecehan pada perempuan karena dia berusaha untuk menunjukkan ketertarikannya. Hanya saja, sang perempuan yang tidak tertarik dengan sang laki-laki menyalahartikan usahanya itu sebagai pelecehan. Sementara dalam kasus pelecehan pada pria, hal itu ditujukan untuk merendahkan sang korban. Tujuannya adalah agar “nilai” sang korban sebagai pasangan akan jatuh.

Jurnal tersebut juga membahas tentang alasan di balik pelecehan seksual dari segi sosial-budaya. Di jurnal itu, tertulis bahwa pelecehan seksual terjadi karena proses sosial akan peran dari masing-masing gender. Secara tidak langsung, masyarakat mendukung dominasi laki-laki dan mewajarkan objektivikasi akan perempuan. Hal lain yang mendorong pelecehan seksual adalah karena budaya masyarakat yang cenderung menormalisasi kekerasan pada perempuan. Pelecehan seksual juga bisa digunakan sebagai alat untuk “menghukum” orang-orang yang berusaha untuk melakukan sesuatu yang berbeda dari gender norm. Misalnya, seorang perempuan yang punya aspirasi untuk menjadi pemimpin politik mungkin akan menjadi korban dari pelecehan seksual.

Penurunan Kualitas Konten

Di atas, sudah dijelaskan bagaimana konten yang dibuat kreator konten bisa memengaruhi pemikiran para penontonnya. Sekarang, pertanyaannya, kenapa para kreator konten membuat konten yang mengandung pelecehan seksual? Jawabannya sederhana, karena konten seperti itu laku. Salah satu sumber pemasukan kreator konten adalah dari iklan. Semakin banyak view dari konten yang sang kreator buat, semakin banyak pihak yang mau memasang iklan atau semakin mahal iklan yang bisa ditawarkan. Sayangnya, popularitas tidak menjamin kualitas.

Saat ini, semakin banyak orang yang tertarik untuk menjadi kreator konten, baik di YouTube, TikTok, atau platform lainnya. Masalahnya, jumlah kreator konten meningkat dengan lebih pesat daripada jumlah penonton atau lama waktu yang penonton bisa habiskan untuk menonton konten. Toh, waktu yang penonton bisa habiskan untuk menonton konten memang terbatas. Dalam sehari, kita hanya punya waktu 24 jam untuk melakukan kewajiban dan hobi kita. Hal ini berarti, persaingan antara kreator konten pun semakin ketat. Jadi, tidak heran jika sebagai kreator konten ingin mengambil jalan pintas dan fokus untuk membuat konten yang viral dan bukannya konten berkualitas. Dan konten berbau seksual menjadi salah satu jenis konten yang menjual.

Sex sells,” ujar Joey gamblang. “Lebih gampang untuk mendapatkan audiens dengan belahan dada dan suara sugestif. Tapi sebenarnya, ada banyak hal lain yang juga menjual, selain seks. Hanya saja, seks menjual dan mudah untuk dieksekusi.”

Kecenderungan untuk mendewakan view atau popularitas punya dampak buruk lain. Karena, mendorong orang-orang yang ingin populer untuk melakukan apa saja, walau mereka harus melakukan hal-hal berbahaya atau menjurus pada pornografi. Masalah ini juga diperburuk dengan betapa cepatnya penyebaran informasi di internet terjadi. Jadi, walau seseorang menjadi viral karena terlibat dalam sebuah kasus, kesalahannya bisa dilupakan setelah masalah viral baru muncul.

Logan Paul saat mengunjungi hutan Aokigahara. | Sumber: Polygon

Mari kita lihat Logan Paul, seorang vlogger, sebagai contoh. Dia pernah mengunggah video kontroversial yang menampilkan jenazah dari orang yang meninggal karena bunuh diri di Jepang. Dalam video tersebut, Paul menunjukkan perjalanannya bersama teman-temannya ke hutan Aokigahara, yang memang dikenal sebagai tempat bunuh diri, seperti yang disebutkan oleh BBC. Jadi, tidak aneh ketika dia dan teman-temannya menemukan jenazah dari seseorang yang melakukan bunuh diri. Masalahnya, Paul dan teman-temannya sama sekali tidak berusaha untuk menghargai jenazah sang korban dan justru bercanda dengan satu sama lain.

Video Paul memicu kemarahan dari para netizen. Setelah itu, dia pun menghapus videonya dan mengunggah video baru, yaitu video permintaan maaf. Ketika itu, pada 2018, Paul punya subscribers sebanyak 15 juta. Sekarang, jumlah subscribers-nya justru bertambah menjadi 23,2 juta orang. Hal ini menunjukkan, meskipun seorang kreator konten membuat konten yang bermasalah dan mendapat hujatan netizen, pada akhirnya, kesalahannya akan dilupakan.

Power Corrupts…

Berdasarkan studi dalam ilmu ekonomi, seseorang bisa mendapatkan kekuasaan ketika dia memberikan sumber daya pada orang lain dan membuat mereka sejahtera, menurut Dacher Keltner, dosen psikologi di University of California, Berkeley. Dia juga menyebutkan, jika seseorang berlaku rendah hati, maka orang-orang akan cenderung menghormati orang tersebut. Dan rasa hormat inilah yang menjadi awal dari kekuasaan seseorang.

“Ketika kita merasa berkuasa, dopamin akan mengalir ke otak kita. Kita merasa seolah-olah kita bisa melakukan apapun,” ujar Keltner dalam wawancaranya dengan PBS. Dopamin merupakan hormon yang punya banyak fungsi, mulai dari mengendalikan emosi, rasa senang, konsentrasi, dan juga rasa sakit. “Di sinilah paradoks akan kekuasaan muncul. Ketika kita merasa berkuasa, hal ini justru membuat kita menyalahgunakan kekuasaan.”

Keltner bercerita tentang apa yang terjadi ketika sekelompok orang dibawa ke laboratorium dan salah satu dari mereka ditunjuk untuk menjadi pemimpin. Orang yang tiba-tiba punya kuasa punya kecenderungan untuk bertindak secara impulsif: mereka mengambil lebih banyak sumber daya dari yang seharusnya.

“Mereka akan mengambil uang. Mereka menjadi kehilangan moral. Mereka berpikir bahwa tindakan amoral bukan masalah selama mereka yang melakukan tindakan tersebut,” ujar Keltner. “Mereka akan punya kecenderungan untuk mempercayai stereotipe. Kemungkinan, mereka juga tidak lagi memikirkan apa yang diperlukan oleh orang lain.” Lebih lanjut dia berkata, “Hal inilah yang disebut sebagai paradoks dari kekuasaan. Kita bisa mendapatkan kuasa dengan berlaku baik, tapi, ketika kita sudah mendapatkan kuasa, kita cenderung melakukan hal buruk.”

Keltner juga menyebutkan bahwa kutipan “power corrupts and absolute power corrupts absolutely” ada benarnya. Orang-orang yang punya kuasa punya kecenderungan untuk berbicara tidak sopan, selingkuh, dan mengambil sesuatu yang bukan miliknya. Dia lalu menjelaskan tentang studi yang dia lakukan untuk memperkuat argumennya.

Dalam studi yang dia namai “Cookie Monster Study”, Keltner membagi para peserta eksperimen ke dalam grup berisi tiga orang. Salah satu dari tiga orang tersebut akan dipilih untuk menjadi pemimpin. Pemilihan pemimpin tersebut bersifat acak. Ketiga peserta kemudian ditugaskan untuk membuat regulasi akan sebuah universitas. Dan mereka bisa bekerja bersama dengan baik. Beberapa saat kemudian, Keltner bercerita, para peneliti akan memberikan makanan pada ketiga orang tersebut, yaitu lima potong kue.

“Dan di sinilah penelitian yang sebenarnya dimulai,” kata Keltner. “Masing-masing peserta mengambil satu potong kue. Mereka memakan kue itu dan merasa senang. Semua kelompok yang kami teliti biasanya tidak memakan potongan kue kelima. Karena, mereka tidak ingin mengambil makanan terakhir yang tersisa. Jadi, pertanyaannya, siapa yang memakan potongan kue keempat? Biasanya, orang yang ditunjuk sebagai pemimpinlah yang akan mengambil kue tersebut.” Keltner mengatakan, memang, sang pemimpin tidak selalu mengambil potongan kue keempat (yang berarti ia mengambil jatah lebih banyak dibanding yang lain). Tapi, kemungkinan sang pemimpin mengambil kue keempat adalah dua per tiga.

Keltner menjelaskan, ketika seseorang memegang kuasa, hal ini akan memengaruhi moralnya, serta tindakannya terkait orang lain. “Ketika saya punya kuasa, saya merasa bahwa saya boleh memakan kue lebih banyak. Saya boleh memaki rekan kerja saya. Saya boleh menyentuh orang lain, selama saya senang, tanpa perlu memikirkan apakah orang yang saya sentuh juga senang. Pada akhirnya, kuasa membuat seseorang merasa bahwa dia punya hak atas lebih banyak sumber daya.”

Penutup

Ketika ditanya apakah pelecehan seksual di esports bisa hilang sepenuhnya, Joey menjawab dengan lugas: tidak. Menurutnya, berkaca pada sejarah, hal-hal yang dianggap buruk oleh masyarakat sekalipun — seperti rasisme — tidak bisa sepenuhnya hilang. Namun, dia menambahkan, jika masyarakat tidak lagi menganggap pelecehan sebagai hal yang lumrah dan komunitas esports bisa meregulasi diri sendiri terkait masalah ini, pelecehan seksual mungkin bisa diatasi.

Sebagai media, Hybrid.co.id bisa saja mengangkat topik pelecehan seksual dengan membahas drama atau skandal seputar pelecehan yang terjadi di dunia esports. Namun, kami lebih memilih untuk menggali faktor-faktor yang menjadi akar permasalahan dari pelecehan seksual itu sendiri. Karena, mengidentifikasi masalah dan mencari tahu penyebab masalah bisa jadi langkah pertama untuk menyelesaikan masalah tersebut. Tentu saja, saya tidak delusional dan percaya bahwa artikel ini akan serta-merta bisa menyelesaikan masalah pelecehan seksual di dunia esports Indonesia. But hey, you can’t say we didn’t try…

Sumber header: Vox

Forev, Mikoto, dan ninjaboogie Buat Tim Bernama Tolong Hamba, Ikuti Kualifikasi BTS Pro Series Season 8

Turnamen Dota 2 bertajuk BTS Pro Series akan memasuki season yang kedelapan. Pada season kali ini, Beyond the Summit selaku sang organizer akan menggelar di 2 wilayah yakni SEA (Asia Tenggara) dan Amerika. Total hadiah yang diperebutkan mencapai US$100.000 atau sekitar Rp1,4 miliar. Turnamen ini akan digelar secara online pada 7 hingga 26 September 2021 mendatang.

BTS Pro Series SEA Season 8 nantinya akan diikuti oleh 10 tim peserta. 8 tim sudah memastikan diri mengikuti turnamen ini lewat jalur undangan. Sedangkan 2 slot tersisa akan diperebutkan melalui babak kualifikasi. 8 tim undangan tersebut adalah Team SMG, OB.Neon, Galaxy Racer Esports, Motivate.Trust Gaming, BOOM Esports, Execration, Army Geniuses, dan Polaris Esports.

Sementara itu babak kualifikasi menuju BTS Pro Series SEA Season 8 akan dimulai pada 4 September 2021 ini. Banyak tim potensial yang mengikuti babak kualifikasinya. Salah satu tim yang menjadi sorotan adalah tim bernama “Tolong Hamba”. Tim ini diisi oleh para pemain hebat yang baru saja dilepas tim-tim Dota 2 di Asia Tenggara. Roster tim Tolong Hamba yakni Daniel “Ghost” Chan Kok Hong, Rafli Fathur “Mikoto” Rahman, Lee “Forev” Sang-don, Brizio Adi “Hyde” Putra, dan Michael “ninjaboogie” Ross Jr.

Ghost merupakan pemain asal Malaysia yang dahulunya bermain untuk Galaxy Racer dan Team Mystery. Kemudian Mikoto dan Hyde yang sebelumnya bermain untuk BOOM Esports. Selanjutnya Forev merupakan offlaner asal Korea Selatan yang pada awal tahun 2021 kemarin bermain untuk tim HOYO. Terakhir ada Ninjaboogie, pemain asal Filipina ini sebelumnya bermain untuk Team SMG.

Tolong hamba sepertinya akan menjadi penantang yang kuat bagi tim lain untuk lolos dari babak kualifikasi menuju BTS Pro Series SEA Season 8 ini. Babak kualifikasi BTS Pro Series SEA Season 8 akan akan menyediakan hingga 64 slot tim peserta.

Turnamen BTS Pro Series sendiri terakhir kali digelar di Season 7 pada 2 hingga 15 Agustus 2021 kemarin. Turnamen yang diikuti oleh 8 tim peserta Dota 2 dari Asia Tenggara tersebut berhasil dimenangkan oleh Galaxy Racer. Galaxy Racer berhasil mengalahkan tim kuat, Fnatic di partai grand final dengan skor 3-2.