Tak Mau Kalah dari Audi-Astralis, Mercedes-Benz Sponsori SK Gaming

Industri esports di barat sana mungkin bisa dibilang sudah hampir sama besar dengan industri olahraga. Hal tersebut terlihat salah satunya dari banyaknya brand besar yang sudah berinvestasi ke klub esports. Sebelumnya, Puma bekerjasama dengan Cloud9 sedangkan OnePlus dengan Fnatic yang menjadi sponsor utama dan muncul sebagai logo di dada.

Ternyata gelombang dukungan brand terhadap industri esports tidak berhenti sampai situ saja. Baru-baru ini ada tim esports lain yang mendapat kepercayaan tersebut. Ia adalah organisasi SK Gaming yang bekerja sama dengan salah satu merek mobil mewah Mercedes-Benz. Bukan hanya itu saja, SK Gaming juga bekerja sama dengan salah satu klub sepakbola Jerman, yaitu FC Koln.

Sumber: dexerto.com
Sumber: SK Gaming

Kerjasama ini muncul dalam bentuk investasi. Menurut Esports Insider, SK Gaming dikatakan melepas 67% saham mereka kepada dua brand tersebut. Sebagai bentuk dari kerjasama yang terjadi, logo dari Mercedes-Benz akan muncul di bagian depan jersey SK-Gaming sebagai logo dada dan ada tagar #effzeh sebagai logo lengan yang merupakan bentuk promosi branding dari tim FC Koln.

Terkait hal tersebut, Bettina Fetzer, VP Marketing Mercedes-Benz mengatakan kepada Esports Observer “Kami kagum dengan antusiasme generasi muda terhadap professional gaming. Kami juga kagum terhadap minat dari media baru ini (esports), serta bentuk komunikasi antar fans di dalam komunitas”

Mobil Mercedes dengan logo tim yang jadi cara marketing Mercedes dalam gelaran ESL Dota 2 Sumber: vpesports.com
Mobil Mercedes dengan logo tim yang jadi cara marketing Mercedes dalam gelaran ESL One Katowice 2018. Sumber: VPEsports

Ini bukan kali pertama Mercedes-Benz turut mendukung industri esports. Mereka sendiri pertama kali masuk industri esports dengan melakukan rekanan dengan salah satu penyelenggara esports terbesar di dunia yaitu ESL, tahun 2017. Sejak saat itu Mercedes-Benz selalu muncul di berbagai kompetisi ESL, bahkan menjadi salah satu hadiah bagi MVP dalam kompetisi Dota 2 dari ESL.

SK Gaming sendiri merupakan salah satu organisasi esports tertua di dunia. Pertama kali berdiri di Jerman pada tahun 1997, SK Gaming selama ini terkenal sebagai organisasi esport terkuat di CS:GO.

Sedangkan untuk pemain raksasa dari industri otomotif lainnya yang telah masuk ke esports adalah Audi yang sudah lebih dulu meminang salah satu tim terkuat di CS:GO lainnya asal Denmark, Astralis.

Lirik Peluang, Puma Kerjasama dengan Cloud9

Garis pembatas antara industri hiburan olahraga ‘tradisional’ dengan esports kini sudah semakin tipis. Jika melihat kasus di negara-negara barat, sejumlah atlet bahkan sudah mulai investasi di dunia esports.

Salah satu contohnya adalah tim esports asal Amerika Serikat Echo Fox, yang dimiliki oleh atlet bola basket Rick Fox, gara-gara anaknya yang seorang gamers dan melihat megahnya industri esports League of Legends di Amerika Serikat. Lalu ada juga pemain bola basket mega bintang Amerika Serikat, Shaquille O’Neal, yang merupakan salah satu jajaran pemilik tim NRG Esports.

Sumber: twitter @echofoxgg
Rick Fox, mantan pebasket NBA yang kini jadi pemilik tim esports Echo Fox. Sumber: twitter @echofoxgg

Bukan hanya itu saja, ternyata baru-baru ini brand olahraga Puma juga melirik bisnis esports dengan menjalin rekanan bersama salah satu organisasi esports besar, Cloud9. Mengutip esportsobserver.com, dikatakan bahwa bentuk kerjasama brand antara Puma dengan Cloud9 ini meliputi menjadikan Puma sebagai pakaian, celana, serta sepatu bagi tim Cloud9 pada saat mereka bertanding di League of Legends Championship Series (LCS).

Tak lupa logo Puma juga tampil menjadi logo dada di dalam jersey utama Cloud9. Kerjasama ini memberi kami kesempatan untuk menjadi bagian dari apa yang dicintai oleh anak-anak (gaming) dan bagaimana brand kita menggerakan budaya gaming kata Matt Shaw kepala bidang digital marketing Puma di artikel Esports Observer. “Cloud9 menurut kami adalah brand paling unik yang dapat membantu kami mencapai hal tersebut”.

Sumber: esportsobserver.com
Sumber: esportsobserver.com

Kerjasama Puma dengan industri video game ini sebenarnya tidak bisa dibilang sebagai yang pertama kalinya. Sebelumnya ia pernah bekerja sama dengan Pro Evolution Soccer 2014. Namun ini adalah kali pertama mereka bekerjasama dengan organisasi esports, dalam hal kerja sama apparel, layaknya bekerjasama dengan klub olahraga

Cloud9 sendiri memang merupakan salah satu klub organisasi esports terbesar baik di Amerika Serikat sendiri atau secara global. Di Indonesia, organisasi ini salah satunya dikenal lewat divisi Dota 2 yang mereka miliki. Berdiri sejak tahun 2013 lalu, saat ini Cloud9 sudah memiliki berbagai macam tim esports di berbagai divisi, terutama di cabang game besar seperti League of Legends, CS:GO, dan tentunya Dota 2.

OnePlus Terjun ke Dunia Esports dengan Menjadi Sponsor Tim Fnatic

OnePlus kini menjadi salah satu dari sekian banyak brand yang akhirnya terjun ke dunia esports. Perusahaan manufaktur smartphone asal Tiongkok itu baru saja mengumumkan kerja sama sponsorship dengan salah satu tim esports paling senior dunia yang telah berlaga sejak tahun 2004, Fnatic. Hal ini diungkap oleh OnePlus dan Fnatic dalam acara Legends in Action yang berlangsung di kota Berlin, Jerman, tanggal 13 Januari kemarin.

Menurut keterangan di situs resmi Fnatic, sponsorship ini adalah bagian dari kolaborasi jangka panjang yang telah berevolusi dalam beberapa tahun terakhir. Fnatic dan OnePlus sebelumnya sudah memiliki hubungan baik, dan menurut pihak OnePlus, perubahan relasi itu menjadi kerja sama yang lebih kuat adalah suatu hal yang natural.

Fnatic - New Jersey
Penampakan jersey baru Fnatic | Sumber: Fnatic

Gaming selalu menjadi bagian sentral dari OnePlus dan kerja sama dengan Fnatic, sejak awal, adalah hubungan natural yang lahir dari persahabatan: dua organisasi berpikiran serupa yang ingin mendobrak batas,” kata Carl Pei, Co-Founder OnePlus. Lanjutnya, “Kami sangat gembira ini bisa menjadi sponsorship global pertama kali di esports! Bersama, kami akan terus mengubah industri dan perilaku, lewat passion bersama untuk Never Settle.”

Never Settle adalah slogan OnePlus yang melambangkan keinginan mereka untuk terus menciptakan hal baru. Kini, Fnatic pun akan menggunakan slogan tersebut di dalam tim. Selain itu, bila Anda ingat, seragam jersey milik Fnatic biasanya memiliki logo atau tulisan “Fnatic” besar di tengahnya. Sejak kerja sama ini berjalan, logo Fnatic telah diganti dengan logo OnePlus. Perubahan tersebut menunjukkan bahwa ikatan antara Fnatic dan OnePlus bukan main-main.

“Ini adalah momen yang luar biasa signifikan dalam sejarah Fnatic. Saya sudah kenal Carl Pei sejak lama dan kami sama-sama memiliki visi untuk menantang norma dan selalu mencari sesuatu yang lebih—baik itu kesuksesan tim, produk, atau brand. Kami memiliki nilai-nilai yang sama terkait performa dan keinginan menjadi diri yang terbaik, jadi di OnePlus kami mendapatkan partner sempurna untuk membawa Fnatic ke era baru,” ujar Sam Matthews, Founder dan Chairman Fnatic di pernyataan resminya.

Untuk brand seperti OnePlus, pemilihan Fnatic sebagai partner esports memang terlihat menjanjikan. Fnatic punya reputasi sebagai tim dengan performa tangguh di nyaris semua cabang esports populer. Saat ini mereka memiliki tim di cabang Clash Royale, Counter-Strike: Global Offensive, Dota 2, FIFA, Fortnite, League of Legends, Rainbow Six: Siege, Rocket League, Rules of Survival, hingga Street Fighter V.

Fnatic - Heroes of the Storm
Fnatic divisi Heroes of the Storm yang baru saja bubar | Sumber: Fnatic

Divisi League of Legends menjadi divisi Fnatic yang paling sukses akhir-akhir ini, dengan raihan juara dua di kompetisi LoL World Championship 2018. Divisi Dota mereka juga lumayan baik, mereka finis peringkat delapan di Kuala Lumpur Major dan peringkat empat di ESL One Birmingham 2018. Sementara di dunia Rainbow Six: Siege, Fnatic adalah salah satu dari 8 tim yang berhasil menjadi finalis Pro League Season 8 dan maju ke turnamen Six Invitational 2019.

Beberapa hari lagi Fnatic akan bertanding di Chongqing Major sebagai salah satu wakil Asia Tenggara, sementara divisi LoL mereka akan berpartisipasi di League of Legends European Championship (LEC) 2019 Spring Season. Semoga saja kerja sama baru ini juga menjadi awal dari era keemasan baru bagi Fnatic.

Sumber: Appuals, Fnatic

3 Hal yang Harus Dimiliki untuk Mengembangkan Bisnis Esports

Most of the successful people I’ve known are the ones who do more listening than talking.” Bernard M. Baruch.

Bagaimanakah caranya mengembangkan bisnis esports? Apalagi jika harus menjual ke brand non-endemic? Bisa jadi itulah pertanyaan terbesar dari banyak orang di belakang layar yang berkecimpung di industri ini sekarang. Tahun 2018 kemarin esports memang melesat cepat ke pasar mainstream. Namun demikian, menurut saya pribadi, ada 2 tantangan yang masih harus diselesaikan agar esports menjadi sebuah industri yang sustainable.

Pertama, sirkulasi uang yang lebih luas dan cepat antara industri lain yang tak terkait langsung (non-endemik) dengan industri esports. Industri yang terisolasi di dalam ruang lingkupnya sendiri kemungkinan besar memang tak akan bertahan lama. Muasalnya, semakin banyak stakeholders yang berkepentingan di satu industri, semakin banyak pula yang bisa dikerjakan dan semakin banyak pula yang akan berjuang untuk membela kepentingannya masing-masing.

Kedua, butuh para profesional di belakang layar industri esports yang benar-benar tahu apa yang harus dilakukan; bukan yang hanya sekadar latah dan meniru orang-orang lainnya. Salah satu peran penting profesional yang dibutuhkan di esports saat ini adalah orang-orang yang bisa berjualan dan mengembangkan bisnis esports.

Karena itulah, untuk menjawab dua pertanyaan besar tadi, saya mengajak salah satu kawan saya untuk berbagi insight dan ceritanya di sini. Ia adalah Irliansyah Wijanarko, Chief Growth Officer dan Co-Founder dari RevivalTV.

Irliansyah saat presentasi di Press Conference MPL ID Season 2. Dokumentasi: Muhammad Thirafi Sidha/RevivalTV
Irliansyah saat presentasi di Press Conference MPL ID Season 2. Dokumentasi: Muhammad Thirafi Sidha/RevivalTV

Buat yang belum tahu, RevivalTV adalah event organizer dari Mobile Legends: Bang Bang (MLBB) Professional League (MPL) Indonesia di Season 1 dan 2. Sedangkan MPL adalah salah satu faktor paling krusial yang berhasil membuat exposure esports terdengar di industri mainstream ataupun pemerintahan. Saat Grand Final MPL Indonesia Season 1 yang membuat Mall Taman Anggrek penuh sesak, ketua MPR Zulkifli Hasan bahkan turut menghadiri acara tersebut.

Irli dan CEO RevivalTV, Ahmad Syahndy yang biasa dipanggil Senz, adalah dua orang yang membuat dan mengajukan konsep MPL yang disetujui oleh Moonton sebagai developer dan publisher dari MLBB. Konsep MPL ini juga bahkan digunakan oleh Moonton di negara-negara lainnya di Asia Tenggara, seperti Singapura, Filipina, dan yang lainnya.

RevivalTV sendiri juga saat ini bisa dibilang sebagai salah satu perusahaan esports yang paling besar di Indonesia, yang salah satunya berkat sepak terjang sang CGO nya. Saya kira hal-hal itu tadi bisa jadi justifikasi kenapa saya mengajak Irli untuk berbagi di sini.

Dokumentasi: MPL Indonesia / Muhammad Thirafi Sidha
Dokumentasi: MPL Indonesia / Muhammad Thirafi Sidha

1. Pengetahuan Mendalam tentang Produk

Pengetahuan mendalam tentang produk adalah hal pertama yang harus dikuasai oleh orang-orang yang ingin mengembangkan bisnis, menurut Irli. Produk di sini tak hanya berbicara soal produk yang Anda jual tapi juga produk dari klien yang ingin Anda dekati. “Research! Jangan manja dan jangan kelamaan mikir.” Ujar Irli.

Ia juga mengatakan bahwa untuk melakukan hal tersebut, ia butuh tim yang baik karena kita semua tak bisa bekerja sendirian. Tim yang baik menurutnya adalah tim yang bisa dipercaya untuk eksekusi dan memberinya informasi lebih seperti soal insightbudget, ataupun yang lainnya. Dengan pengetahuan produk yang baik, Business Development (BD) jadi bisa tahu apa yang bisa dilakukan dan bisa menawarkan paket yang lengkap.

Saya pun bertanya lebih jauh tentang contoh konkret bagaimana pengetahuan produk bisa berguna untuk meyakinkan pelaku industri non-endemik, industri perbankan atau yang punya produk finansial misalnya. Irli kemudian mencontohkan sebuah kerangka narasi yang bisa digunakan oleh produk finansial untuk terjun ke esports.

Sumber: MLBB
Sumber: MLBB

Misalnya seperti ini, esports saat ini mampu memberikan penghasilan kepada para pro player-nya yang masih berusia muda. Justru karena mereka masih muda, tentunya dibutuhkan juga kemampuan untuk mengatur keuangan. Produk perbankan itu bisa digunakan bagi mereka untuk lebih bijak dalam mengatur pengeluaran.

Produk finansial lainnya adalah asuransi pendidikan yang sangat relevan dengan para pro player. Mengingat usia produktif pro player lumayan singkat, mereka juga harus mengantongi ijazah agar tetap bisa survive setelah ‘pensiun’.

Meski begitu, Irli juga mengatakan bahwa produk-produk finansial tidak bisa begitu saja masuk ke komunitas esports. Mereka harus pelan-pelan membangun brand dan trust ke komunitas gaming. Institusi perbankan juga bisa berkolaborasi dengan para pemain di industri esports seperti RevivalTV, Mineski Event Team, ataupun yang lainnya untuk mengedukasi pasar gaming.

Itu tadi salah satu contoh yang dijelaskan Irli tentang bagaimana menyejajarkan produk esports dengan produk perbankan. Contoh lainnya tentu saja bisa Anda pikirkan lebih jauh jika Anda benar-benar punya keinginan untuk cari tahu soal produk esports dan produk klien yang ingin Anda tuju.

2. Networking, Trust, dan Person-to-person Business 

Daftar talents dari MET Indonesia. Dokumentasi: Hybrid
Daftar talents dari MET Indonesia. Dokumentasi: Hybrid

Itulah hal kedua yang harus dimiliki oleh orang-orang yang ingin bertugas mengembangkan bisnis esports, menurut sang CGO dari RevivalTV ini. Soal networking, Irli juga mengatakan, “perusahaannya boleh saingan tapi bukan berarti musuhan juga sama orang-orangnya. Karena kita tidak akan pernah tahu bakal dapat job ataupun inspirasi dari mana.”

Selain itu, yang Irli akui ‘doktrin’nya dari Senz (CEO RevivalTV), bisnis itu adalah soal person-to-person. “Yang namanya deal bisnis itu person-to-person, bukan company-to-company.” Ujar Irli. Namun demikian, Irli juga menambahkan bahwa hubungan antar individunya tetaplah harus gabungan antara personal dan bisnis.

Sedangkan untuk soal networking yang dimaksud Irli di sini tak hanya soal kenal dengan banyak orang namun juga sampai dengan membangun trust. Reputasi inilah yang mungkin tak mudah didapat karena harus membangun relasinya. Dalam membangun trust tadi, ada dua hal yang penting yang harus dijaga yaitu maintaining comunication dan delivering promises.

Berbicara soal reputasi, Irli juga menambahkan bahwa hal ini tak hanya dibangun ke klien namun juga ke atasan tempat kita bekerja dan tim kita sendiri.

Sumber:
Dokumentasi: Riot Games

Jika boleh saya menambahkan sedikit pendapat saya di sini yang mungkin bisa membantu Anda melancarkan penjualan dan ada korelasinya dengan pendapat Irli tadi soal trust.

Berhubung saya memang berangkat dari jurusan sastra dan punya pengalaman 10 tahun lebih di soal tulis menulis, konten, dan media, saya percaya bahwa berjualan itu juga soal merangkai narasi atau bahasa kerennya adalah storytelling. Ada beberapa tulisan menarik yang Anda bisa baca jika tertarik dengan premis saya tadi:

Namun demikian, kekuatan narasi yang Anda jual juga sepenuhnya bergantung pada reputasi Anda sebagai sang narator. Inilah kenapa saya juga sepenuhnya setuju dengan Irli tentang pentingnya membangun reputasi alias trust.

Seperti yang saya tuliskan di awal artikel ini, yang dibutuhkan esports Indonesia adalah sirkulasi uang yang lebih lebar dan lebih cepat dari industri terkait ataupun non-endemic. Karena itulah, jaringan dan reputasi yang dibutuhkan oleh seorang BD esports yang hebat tak hanya seputar industri esports semata namun juga di luar industri yang terkait langsung seperti e-commerce, F&B, telekomunikasi, finansial, pendidikan, hiburan, ataupun yang lainnya.

3. Jadilah Pendengar yang Baik

“Mulut bukanlah senjata utama seorang BD, tetapi telinga.” Ujar Irli penuh keyakinan. Banyak orang mungkin akan mengatakan lidah atau mulut yang ‘berbisa’ adalah senjata utama mereka-mereka yang pintar berjualan. Namun, Irli tak setuju dengan hal tersebut. Baginya, telinga adalah senjata yang lebih penting bagi seorang BD.

Muasalnya, Irli berargumen ketika kita mendengarkan atau lebih tepatnya memperhatikan (listening bukan hanya sekadar hearing), kita bisa mendengarkan masalah klien dan memberikan solusi yang dibutuhkan. Kenapa? Karena ketika kita berbicara, kemungkinan besar, kita tidak akan dapat mendengarkan dengan baik. Memberikan solusi yang dibutuhkan klien mungkin adalah adalah inti dari semua bentuk kesepakatan bisnis.

Saya pribadi juga sangat setuju dengan pendapat Irli di atas. Banyak orang memang lebih sering fokus untuk berkomentar (lisan ataupun tulisan) namun orang-orang tersebut mungkin lupa bahwa semua proses pembelajaran berbahasa (kembali lagi karena saya memang orang sastra) berawal dari yang pasif.

Kita lebih dulu bisa mendengar ketimbang berbicara. Kita juga harus bisa membaca sebelum menulis. Satu hal yang selalu saya katakan ke kawan-kawan yang ingin belajar menulis, “jangan berharap bisa jadi penulis yang baik, jika Anda tidak bisa jadi pembaca yang sabar.” Saya kira hukum yang sama juga berlaku soal berbicara: jangan berharap bisa berbicara dengan baik, jika Anda tak pernah mau belajar mendengar.

Keahlian atau kesabaran untuk menjadi seorang pendengar yang baik buat seorang BD di esports bahkan mungkin lebih penting lagi untuk dimiliki karena masih banyak sekali potensi bisnis di esports Indonesia yang masih bisa digarap. Karena, Irli juga menambahkan business development harusnya lebih dari sekedar sales atau menjual produk yang sudah ada namun juga menciptakan peluang-peluang baru yang belum pernah terpikirkan sebelumnya.

Dengan lebih banyak mendengar (ataupun membaca), peluang ide-ide baru bisnis di esports jadi lebih besar untuk dimunculkan. Toh, membiasakan diri untuk lebih banyak mendengarkan juga membuat kita lebih punya banyak pengetahuan karena, seperti yang pernah dikatakan Bill Nye, “Everyone you will ever meet knows something you don’t.”

Akhirnya, saya sendiri juga tak percaya bahwa membaca tulisan ini akan membuat Anda serta merta jadi seorang BD yang hebat karena ada satu hal lagi yang paling saya percayai, bahwa belajar itu adalah mengalami. Namun, semoga saja artikel ini mampu memberikan sedikit pencerahan buat Anda yang ingin belajar untuk mengembangkan bisnis esports.

Bermain Solid, Actoz Stars Red Juarai PUBG Asia Invitational 2019

Selesai sudah gelaran PUBG Asia Invitational 2018. Kompetisi yang diikuti oleh tim terbaik dari berbagai penjuru Asia ini akhirnya memahkotai tim Actoz Stars Red dari Korea Selatan sebagai raja PUBG Asia! Kompetisi ini sendiri diikuti oleh 5 regional dengan komposisi 4 tim dari China, 4 tim dari Korea Selatan, 4 tim dari Asia Tenggara, 2 tim dari Jepang, dan 2 tim dari Taiwan/Hong Kong/Macau.

Dari total 16 tim peserta, terselip dua tim peserta yang mewakili Indonesia yaitu tim Aerowolf 7 dan tim Rex Regum Qeon. Walau Rex Regum Qeon terbilang masih belum bisa memberikan hasil yang terbaik, namun cukup membanggakan melihat tim Aerowolf 7 berhasil menduduki posisi 7 walau tidak sama sekali mendapatkan Chicken Dinner.

Sumber: duniaku.net
Sumber: duniaku.net

Melihat jajaran tim peserta PUBG Asia Invitational 2019 sebenarnya tim Actoz Stars Red malah terbilang di luar dari radar prediksi salah satu casters PUBG Indonesia ternama, Arwanto ‘WawaMania’ Tanumiharja. Dalam artikel Hybrid yang membahas peluang Aerowolf 7 di PUBG Asia Invitational, Wawa malah memprediksi tim Afreeca Freecs Fatal, dan OGN Entus Force yang bakal berbahaya dari regional Korea Selatan.

Kalau melihat selama liga rutin PUBG Korea League sendiri memang dua tim tersebut menjadi yang paling berbahaya secara di atas kertas. Afreeca Freecs Fatal menjadi pemuncak klasemen dengan perbedaan poin yang jauh dari OGN Entus Force. Sementara tim Actoz Stars Red terbilang inkonsisten selama sepanjang musim, dan baru on-fire ketika final day saat mereka berhasil menjadi juara dan membantai musuh-musuhnya selama pertarungan panjang 5 ronde.

Dari tiga hari pertandingan dengan total 12 ronde, permainan Actoz Stars Red terbilang sangat solid. Starlord dan kawan-kawan berhasil mengumpulkan 5 Chicken Dinner dengan raihan Kill yang cukup besar, menggilas tim-tim asia lainnya. Menariknya, tim Tiongkok seperti Luminous Stars atau SSS malah kurang menonjol pada hari-hari berikutnya.

Sumber: duniaku.net
Sumber: duniaku.net

Luminous Stars malah lebih unik lagi, pada hari pertama mereka seperti kesetanan. Dapat tiga kali chicken dinner dan berakhir di posisi tiga pada ronde dua, walau tak dapat chicken dinner. Namun entah kenapa pada hari kedua dan ketiga permainan mereka turun anjlok! Hari kedua mereka rata-rata finish di peringkat belasan.

Sementara tim SSS malah tak bisa mendapatkan hasil yang terbaik, bahkan berada di posisi klasemen 9; lebih rendah daripada tim Aerowolf 7. Actoz Stars Red sebagai pemenang PUBG Asia Invittaional 2019 berhasil membawa pulang hadiah sebesar US$250 ribu (Sekitar Rp3,5 Milyar) dan menjadi raja PUBG di Asia.

Selesainya PUBG Asia Invitational ini bisa dibilang sebagai selesainya musim kompetisi 2018-2019. Setelahnya, kompetisi PUBG akan dilanjutkan dengan liga rutin di berbagai regional seperti NPL untuk Amerika Utara, PEL untuk Eropa, PKL untuk Korea, dan PJS untuk Jepang. Sementara kompetisi regional SEA akan diselenggarakan dengan sistem circuit dengan tim dari negara SEA akan berebut poin demi lolos ke kompetisi internasional.

Tencent dan Riot Games Dirikan Perusahaan Esports Baru, TJ Sports

Dua raksasa industri game, Tencent Games dan Riot Games, baru saja mengumumkan kerja sama baru di bidang esports. Kerja sama itu berwujud pembuatan perusahaan baru yang khusus menangani esports, bernama TJ Sports (Tengjing Sports). Pengumuman ini diungkap dalam acara 2019 China League of Legends Leader Summit, di kota Shanghai, pada tanggal 10 Januari lalu.

Menurut keterangan dari Ma Xiaoyi, Senior Vice President dari Tencent Group, perusahaan baru ini memiliki fokus pada hal-hal seputar bisnis League of Legends, baik jangka pendek ataupun jangka panjang. Beberapa kegiatan yang akan mereka lakukan antara lain penyelenggaraan turnamen, manajemen talenta, pembangunan esports venue, serta pembuatan produk-produk yang berkaitan dengan League of Legends.

TJ Sports
Peresmian TJ Sports | Sumber: Esports Observer

TJ Sports juga akan bekerja sama dengan Tencent atau Riot untuk menangani game mereka nantinya. Menurut laporan dari 36Kr dan dilansir dari Esports Observer, 50% saham TJ Sports dimiliki oleh Tencent, sementara 50% sisanya dipegang oleh Riot. Kepemimpinan perusahaan ini dipikul oleh dua orang co-CEO, yaitu Jin Yibo dan Lin Song. Jin Yibo sebelumnya adalah pimpinan divisi League of Legends di Tencent. Sedangkan Lin Song dulunya pernah bekerja di P&G, Kinsey, serta TripAdvisor, sebelum menjadi pimpinan cabang Riot Games di Tiongkok. Markas TJ Sports sendiri berlokasi di kota Shanghai.

“TJ Sports akan membangun tim penyelenggaraan turnamen terbaik untuk meningkatkan kualitas turnamen dan user experience kami, serta membuat standardisasi industri esports,” kata Xiaoyi, dilansir dari Esports Observer. Lanjutnya, “Di jangka panjang, TJ Sports berencana menjadi perusahaan operasi esports internasional, meningkatkan diversitas dan keberlanjutan industri esports dalam skala global.”

Invictus Gaming - Worlds 2018
Invictus Gaming, juara Worlds 2018 | Sumber: Rift Herald

Proyek TJ Sports dalam waktu dekat adalah League of Legends Pro League (LPL) 2019 yang berjalan mulai pada tanggal 14 Januari untuk periode Spring Season. TJ Sports telah menjalin kerja sama dengan berbagai perusahaan untuk kompetisi ini, termasuk di antaranya Mercedes-Ben, KFC, serta Weibo.

Berikut ini daftar partnership lengkap TJ Sports untuk LPL 2019:

  • Head Partner: Mercedes-Benz
  • Official Partner: KFC, Alienware, Hongmo, Zhanma, Yili Guliduo, Doritos, L’Oreal Men Expert, HUPU
  • Equipment Partner: DxRacer
  • Media Rights Partner: Huya, Douyu, Panda TV, Bilibili, Tencent Sports, Weibo

Selain sponsor yang sudah ada, Lin Song berkata bahwa LPL sedang mencari title sponsor untuk tahun 2019 ini. Ditambah lagi, Esports Observer pernah melaporkan bahwa Tencent sedang melakukan negosiasi sponsorship dengan Nike untuk LPL. Akan tetapi negosiasi ini sedang menemui jalan buntu, karena Nike ingin menjadi apparel sponsor eksklusif. Artinya semua tim LPL, termasuk pelatih dan manajer, hanya boleh memakai pakaian produk Nike saat tampil di pertandingan. Ini tentu menyulitkan, karena tim jadi tidak bisa menjalin kerja sama dengan brand pakaian lain.

Nicolo Laurent, CEO Riot Games, yakin bahwa TJ Sports dapat membawa League of Legends, sebagai esports, ke level yang lebih tinggi lagi. Pada tahun 2018 lalu, pertandingan final League of Legends World Championship telah ditonton oleh lebih dari 99 juta viewer. Sementara LPL sendiri telah memecahkan rekor dengan total jumlah tontonan sebanyak 15 miliar view. Kita lihat nanti sepesat apa pertumbuhan angka ini di tahun 2019.

Sumber: Esports Observer

EHOME Raih Gelar Juara Bucharest Minor, BOOM.ID Peringkat Tujuh

Turnamen Dota 2 Bucharest Minor telah mencapai puncaknya. Delapan tim dari berbagai penjuru dunia baru saja selesai bertarung habis-habisan untuk memperebutkan hadiah uang senilai US$300.000. Dan yang lebih penting lagi, slot kualifikasi terakhir untuk maju ke turnamen Chongqing Major. Gelar juara ini akhirnya jatuh ke tangan tim raksasa asal Tiongkok yang disegani, yaitu EHOME, dengan catatan tak terkalahkan.

EHOME maju ke Upper Bracket setelah mengalahkan Playmakers Esports dan OG, menjadikan mereka pemimpin klasemen Grup B. Sementara Grup A didominasi oleh Gambit Esports yang berasal dari Rusia, setelah mereka menjatuhkan TEAM TEAM dan Keen Gaming. Perjalanan EHOME maupun Gambit Gaming terlihat mulus, hingga akhirnya mereka saling berhadapan di Upper Bracket Finals.

EHOME menunjukkan permainan cantik dengan hero-hero hard carry seperti Anti-Mage, Sniper, dan Terrorblade, sementara kawan-kawan mereka melindungi dengan kemampuan tank dan crowd control. Di sisi lain, Gambit Esports tampak lebih mengutamakan permainan wombo combo. Mereka mengandalkan hero-hero seperti Tidehunter, Gyrocopter, serta Obsidian Destroyer untuk menghasilkan burst damage.

Kedua tim bertarung dengan sengit, bahkan salah satu ronde makan waktu hingga 70 menit lamanya. Tapi pada akhirnya Gambit Esports harus turun ke Lower Bracket setelah kalah dengan skor 2-0. Di Lower Bracket, Gambit Esports kembali melibas tim-tim lainnya, dan akhirnya mereka dapat melakukan rematch melawah EHOME di Grand Final.

EHOME di Grand Final bermain lebih agresif. Berbekal hero-hero hitter yang kuat di early game, seperti Sven dan Huskar, mereka mampu menghasilkan permainan sangat menekan. Namun Gambit Esports tidak menyerah dan berhasil mencuri satu angka di ronde kedua. EHOME pun dengan cepat beradaptasi, berganti lineup ke hero-hero yang ahli memberikan AoE damage seperti Jakiro, Shadow Fiend, Tiny, bahkan Leshrac. Ronde tiga dan empat dimenangkan EHOME dalam waktu sekitar 30 menit saja, dan mereka pulang membawa gelar juara serta uang .

Bucharest Minor juga jadi ajang laga tim BOOM.ID yang berasal dari Indonesia. BOOM.ID yang berada di Grup B sempat meraih kemenangan atas Playmakers Esports. Tapi kemudian mereka kalah dua kali dari OG, sehingga harus maju ke babak utama lewat Lower Bracket. Berhadapan dengan TEAM TEAM dari Amerika Serikat, BOOM.ID juga berhasil memenangkan satu ronde, namun akhirnya tereliminasi dengan skor 2-1.

EHOME - Bucharest Minor
EHOME setelah menjuarai Bucharest Minor | Sumber: EHOME

Menurut saya sendiri ini hasil yang tidak buruk. Meski belum juara, setidaknya BOOM.ID telah membuktikan bahwa tim Indonesia dapat menunjukkan perlawanan di turnamen besar. Mereka juga tidak pulang dengan tangan hampa, karena posisi peringkat tujuh memberikan hadiah berupa uang senilai US$7.500 (sekitar Rp105,8 juta) dan 20 DPC Point. Mudah-mudahan pengalaman yang diperoleh BOOM.ID bisa menjadi bekal untuk meningkatkan performa di kompetisi berikutnya.

Selanjutnya, EHOME harus terbang kembali ke Tiongkok untuk bertanding di Chongqing Major pada tanggal 19 Januari nanti. Mereka akan berhadapan dengan 15 dedengkot Dota dunia yang sudah lolos lebih dulu, termasuk Team Secret, Evil Geniuses, Team Liquid, Virtus.pro, dan lain-lain. Kesempatan memenangkan uang hadiah yang total bernilai US$1.000.000 tentunya merupakan hadiah yang manis menjelang Tahun Baru Imlek nanti.

Sumber: GosuGamers, Liquipedia

Cerita CEO tim RRQ Soal Tantangan Mengelola Tim Lintas Negara

Circle semakin mengecil, tersisa 13 orang dari empat tim. Meski tinggal tiga orang, RRQ.Athena berusaha semaksimal mungkin untuk menguasai area di dalam circle. Suara tembakkan datang dari berbagai sisi. Circle menutup, banyak korban berjatuhan sampai tersisa tim LHDouyu saja. Tim ini pun coba merangsek maju tapi terlambat, daerah circle sudah dikuasai RRQ.Athena. Mereka pun tinggal menembaki LHDouyu yang bergerak ke dalam circle secara ceroboh.

Cerita tadi adalah sepenggal petualangan heroik Chicken Dinner ronde ketiga pada hari pertama dari tim PUBG Mobile RRQ.Athena. Walau menyandang nama RRQ mereka tidak berasal dari Indonesia.

RRQ atau Rex Regum Qeon merupakan sebuah organisasi esports ternama yang berbasis di Jakarta, Indonesia. Organisasi atau klub ini pertama kali membumbungkan namanya lewat esports Dota 2. Prestasi mereka sangat baik di Dota 2 namun mereka sama sekali tidak lengah melihat peluang untuk merekrut tim di game lain.

Ketika esports mulai booming di Indonesia, RRQ pun segera mencatut beberapa nama terbaik pada beberapa cabang game lainnya. Contohnya seperti tim Oxygen (O2) dari Mobile Legends, tim Endeavour dari Point Blank, membuat tim Arena of Valor, menarik Eggsy pemain terbaik di FIFA 19, sampai membuat tim PUBG Mobile.

Namun menyandang nama King of Kings, RRQ tak serta merta puas merajai Indonesia saja. Memasuki tahun 2018 terlihat RRQ mulai giat mencoba ekspansi, mencatut talenta terbaik internasional untuk membawa bendera mereka. Salah satunya adalah tim RRQ.Athena, tim PUBG Mobile asal Thailand yang berhasil menjadi juara dunia lewat kompetisi PUBG Mobile Star Challenge 2018.

Sumber: twitter @PUBGMOBILE
Sumber: twitter @PUBGMOBILE

Kita semua penggemar esports mungkin jadi penasaran. Sebuah organisasi esports yang berbasis di Indonesia mengelola sebuah tim di negara lain? Bagaimana caranya? Apa tantangannya?

Hal ini sebenarnya sudah banyak dilakukan oleh organisasi esports lainnya. Nama besar seperti Fnatic contohnya. Mereka berbasis di Berlin, Jerman namun mereka mengelola tim esports di berbagai negara di dunia. Fnatic Dota berbasis di Kuala Lumpur Malaysia, Fnatic Rainbow Six berbasis di Australia, dan Fnatic, CS:GO berbasis di Swedia.

Namun untuk organisasi esports Indonesia, ini merupakan hal baru. Walau mungkin bukan yang pertama melakukannya di Indonesia, langkah RRQ ini terbilang sebagai langkah yang berani dan terbukti membuahkan hasil; membawa nama brand esports Indonesia jadi mendunia.

Maka dari itu, pada kesempatan Meet & Greet dengan tim RRQ.Athena yang Hybrid hadiri pada 10 Januari kemarin di Warunk Upnormal Grogol kemarin, kami pun menanyakan serba-serbi peran manajemen RRQ serta tantangan mengelola tim esports di luar Indonesia. Menjawab hal tersebut, Andrian Pauline (AP) selaku CEO tim RRQ pun angkat bicara.

Mengingat prestasi RRQ.Athena yang begitu gemilang, Hybrid cukup penasaran soal peran manajemen RRQ dalam mengelola tim tersebut. Menanggapi hal tersebut, AP pun mengakui bahwa sebenarnya kemenangan ini sepenuhnya ada di tangan tim Athena sendiri.

Sumber: dokumentasi Hybrid, Akbar Priono
Dokumentasi: Hybrid / Akbar Priono

Jadi kami kalau nggak salah baru 6 bulan caplok tim Athena ini, jadi saya akui peran RRQ cukup minim di sini. Gaming house gitu kami belum kasih, device pun baru beberapa bulan belakangan kami berikan. Jadi untuk kemenangan ini sepenuhnya ada di tangan tim Athena itu sendiri. Tambahan dukungan kami saat PMSC 2018 adalah dukungan moril dengan kehadiran manajemen RRQ di Dubai, Uni Emirat Arab, saat itu.Cerita AP.

Mengelola tim berisikan pemain dari luar negeri, tentu memberi tantangan tersendiri; misalnya soal perbedaan bahasa ataupun budaya. Terkait tantangan ini, kami juga menanyakan hal tersebut kepada AP. Ia pun menjawab bahwa justru mengelola pemain yang berasal dari Thailand memberikan RRQ pengetahuan baru dan pengalaman baru.

Iya, jadi yang kami cukup kaget adalah saat membahas kontrak ada klausul perkara lembur. Mereka (pemain Athena dari Thailand) cukup ketat soal ini dan memberi ketentuan bayaran lembur apabila latihan lebih dari jumlah jam yang diwajibkan manajemen. Ternyata dari situ ketahuan bahwa mereka latihannya sangat keras: diwajibkan 10 jam oleh manajemen, mereka latihannya malah sering overtime sampai 12 jam atau lebih. Jawab AP.

Sumber: Twitter @PUBGMOBILE
Sumber: Twitter @PUBGMOBILE

Siapa yang sangka kalau ternyata disiplin serta etos kerja para gamers Thailand begitu keras dan juga punya tekad yang kuat. Tak heran RRQ Athena bisa menjadi juara di PMSC 2018 kemarin.

Kami manajemen RRQ malah kaget, budaya esports para pemain Thailand ini luar biasa sekali: latihannya sangat keras, disiplin, juga sangat profesional. Maka dari itu mengetahui soal ini, kami pun ingin mencoba membawa budaya tersebut kepada divisi RRQ lainnya.” Tutup AP.

RRQ Athena adalah juara dunia kompetisi internasional PUBG Mobile yang bertajuk PUBG Mobile Star Challenge 2018 (PMSC 2018), di Dubai, Uni Emirat Arab tahun 2018 lalu. Tim yang berisikan pemain dari Thailand tersebut diakuisisi oleh Rex Regum Qeon, organisasi esport yang berbasis di Indonesia, setelah menunjukkan prestasi dan potensi permainannya.

Komunitas ISCC Gelar Liga Online Soulcalibur VI

Franchise Soulcalibur mungkin tidak sepopuler Tekken di Indonesia, tapi penggemar seri ini juga memiliki komunitas yang cukup aktif. Berdiri sejak tahun 2009, komunitas ini memiliki Facebook Group dengan anggota kurang lebih 180 orang. Anda dapet menemukan berbagai informasi, diskusi, gathering, dan info turnamen seputar Soulcalibur di dalamnya. Komunitas ini bernama ISCC, singkatan dari Indonesia Soul Calibur Community.

Selain sebagai ajang sharing, ISCC juga merupakan tempat untuk mengadakan berbagai kegiatan, termasuk bermain Soulcalibur VI bersama. Dan belum lama ini, ISCC baru saja mengumumkan pembukaan liga Soulcalibur VI online. Mirip seperti liga sepak bola, liga ini menggunakan format round robin dengan sistem poin. Season pertama liga online ini direncanakan berakhir pada tanggal 31 Januari 2019, namun karena sifatnya kasual, bisa saja diperpanjang bila masih ada pertandingan yang belum dimainkan.

Soulcalibur VI - Screenshot 1
Soulcalibur VI | Sumber: Microsoft

“Jadi liga ini konsepnya adalah untuk promote komunitas dan pemainnya, juga buat pelihara kelangsungan game-nya di Indonesia biar gak dead. Kita berharap dengan liga online otomatis semua player akan saling add friend list dan saling kenal jadi ke depannya mereka bisa saling match kasual dan saling tantang,” demikian ujar Andrew Widjaja, anggota ISCC yang mengoordinir liga online Soulcalibur VI, kepada Hybrid.

Sebelum ada liga online ini, ISCC sebenarnya sudah pernah mengadakan kompetisi kecil-kecilan lainnya. Namun saat itu kompetisi diadakan dengan sistem turnamen eliminasi. “Pas itu ada player yang relatif newbie, ketemu yang langganan juara. Baru mulai langsung mati, ga berasa main katanya. Jadi dapat masukan mending dibuat liga aja supaya bisa ketemu semua,” jelas Andrew.

Soulcalibur VI - Screenshot 2
Soulcalibur VI | Sumber: Microsoft

Liga online ISCC ini sifatnya murni kasual, jadi tidak ada hadiah materiil seperti turnamen-turnamen profesional. Akan tetapi ISCC dapat menggunakan hasil liga online ini bila ada turnamen offline atau event di masa depan. Misalnya, pemain-pemain yang memimpin klasemen liga akan mendapat seeding yang lebih baik di turnamen.

Selain itu liga online ini juga akan dijadikan acuan untuk menentukan perwakilan dalam pertandingan eksibisi Soulcalibur antar negara. ISCC biasanya mengadakan pertandingan kasual melawan pemain dari negara lain, kemudian ditayangkan secara live streaming. Posisi liga inilah yang menentukan siapa saja anggota “timnas” Soulcalibur VI yang mewakili Indonesia di eksibisi tersebut.

“Kalau ga ada liga gitu nanti (pemain yang) ga diajak kan bisa tersinggung. Dulu 2013 kita pernah bikin (eksibisi) Indonesia vs. Singapura, sukses. Sekarang pengen bikin lawan Hong Kong, Singapura, Malaysia, Vietnam, Thailand. Kalau lancar ya, kalau yang main masih pada minat nantinya,” kata Andrew.

ISCC - Photo
ISCC dalam turnamen Soulcalibur yang diadakan oleh Play Inc. | Sumber: Dokumentasi ISCC

Kekurangan liga online ini, menurutnya, tentu masih belum adanya hadiah. Di dunia fighting game memang seri Soulcalibur masih kurang mainstream dan sering dipandang sebelah mata. Banyak pemain yang hanya melihat sekilas lalu menganggap Soulcalibur hanyalah fighting game kasual, padahal sebetulnya seri ini punya gameplay yang sangat mendalam bila dipelajari dengan serius.

Di Indonesia pun, event yang mengangkat Soulcalibur di dalamnya terbilang jarang. Karena itulah ISCC berinisatif untuk mengadakan kegiatan sendiri. Anggota-anggota ISCC mayoritas sudah bekerja dan banyak yang sudah berkeluarga, jadi mereka tidak bisa seaktif dulu. Andrew berharap liga online seperti ini bisa memfasilitasi “mabar” para anggota ISCC yang tak punya waktu untuk bertatap muka, dan menarik pemain lain untuk aktif di komunitas. Terutama pemain-pemain yang berada di luar Jakarta.

Bila Anda berminat untuk mengikuti liga online Soulcalibur VI ini, Anda bisa langsung bergabung dengan Facebook Group ISCC melalui tautan berikut. Siapkah Anda unjuk kemampuan sebagai ahli senjata terkuat?

Sumber: Indonesia Soul Calibur Community

Tim Vietnam Juarai RoS PC SEA Championship Season 1 – 2018

6 Januari 2019 yang lalu, Rules of Survival (RoS) PC SEA Championship Season 1 akhirnya selesai digelar. Turnamen yang mempertemukan 15 tim dari 3 negara (Indonesia, Filipina, dan Vietnam) ini memperebutkan total hadiah sebesar Rp250 juta.

Di turnamen ini, masing-masing negara mengirimkan 5 tim perwakilan yang sebelumnya ditentukan oleh kualifikasi di tiap-tiap negara. Final kualifikasi untuk Indonesia sendiri yang digelar tanggal 22 Desember 2018 kemarin menghasilkan 5 tim terbaik yaitu:

  • LCE
  • A6
  • BTW EHO Esports
  • CNW
  • CO2
5 tim Indonesia yang berlaga. Dokumentasi: VNG
5 tim Indonesia yang berlaga di RoS PC SEA Championship Season 1. Dokumentasi: VNG

Selain memperebutkan kursi untuk bertanding di Grand Final 3 negara, kualifikasi Indonesia tadi juga menyediakan total hadiah sampai Rp70 juta. Sayangnya, kelima tim Indonesia tadi tak ada yang berhasil menjadi juara di acara puncaknya.

Di Grand Final RoS PC SEA Championship Season 1 yang terdiri dari 5 ronde tersebut, setiap harus berlomba-lomba untuk mendapatkan poin tertinggi dengan berbagai cara seperti mendapatkan kill ataupun berusaha mendapatkan ranking tertinggi dengan bertahan hidup lebih lama.

Tim-tim Indonesia sendiri sebenarnya bermain cukup baik di beberapa ronde. Misalnya tim BTW EHO yang tampil cukup mengesankan di ronde kedua ataupun tim LCE yang berhasil menunjukkan taringnya pada ronde ketiga. Sayangnya, pada ronde keempat dan kelima, tim-tim Vietnam seperti UDG ataupun Allstars bermain menggunakan strategi jangkarnya. Hal tersebut membuat tim-tim Indonesia yang lebih terbiasa bermain agresif dengan strategi Rush-and-Kill mulai kewalahan.

Klasemen akhir RoS PC SEA Championship Season 1. Sumber: VNG
Klasemen akhir RoS PC SEA Championship Season 1. Sumber: VNG

Tim Allstars dari Vietnam pun berhasil menjadi sang juara di gelaran ini dan membawa pulang hadiah sebesar Rp56 juta. Sedangkan tim Indonesia yang berhasil menempati posisi tertinggi adalah tim LCE, yang berhasil meraih posisi 7.

RoS PC SEA Championship Season 1 ini merupakan event internasional pertama yang digelar langsung oleh VNG selaku publisher RoS untuk PC di Asia Tenggara yang bertujuan untuk memberikan apresiasi kepada para pemain dan memberikan ruang kompetitif untuk komunitas di tingkat internasional. Rencananya, VNG akan kembali menggelar SEA Championship Season 2 di akhir tahun 2019 dan beberapa turnamen lainnya di 3 negara tadi.

Untuk informasi lebih lanjut soal game ataupun kompetisi RoS PC, Anda bisa langsung mengunjungi Facebook Fanpage dari RoS PC Indonesia.