Betulkah Konami Sedang Menggarap 2 Game Silent Hill Baru?

Kolaborasi antara Hideo Kojima, sutradara Guillermo del Toro, Sony dan aktor Norman Reedus demi mengembangkan Death Stranding mungkin mungkin mampu mengobati kekecewaan karena pembatalan proyek Silent Hills. Tapi dengan melihat P.T. (versi demo game, singkatan dari playable teaser) yang begitu brilian, fans kini hanya bisa membayangkan seperti apa istimewanya Silent Hills jika permainan betul-betul digarap.

Meski Konami tak lagi memegang kendali atas Kojima Productions, mereka kabarnya masih punya hasrat untuk ‘menghidupkan kembali’ franchise Silent Hills. Menariknya lagi, perusahaan gaming asal Tokyo itu tak hanya berencana mengerjakan satu game, tetapi dua permainan Silent Hills sekaligus. Informasi ini datang dari pengguna Twitter bernama Aesthetic Gamer serta laporan situs Rely on Horror dari sumber terpisah.

Mungkin pertanyaan yang kini muncul adalah, apakah info dari Aesthetic Gamer ini akurat dan bisa dipercaya? Secara teknis, eksistensi game Silent Hill anyar belum dapat dipastikan hingga ada pengumuman resmi dari pihak Konami. Namun bocoran dari Aesthetic Gamer terkait permainan Capcom berkali-kali terbukti benar – salah satu yang paling baru ialah mengenai remake Resident Evil 3.

Berdasarkan keterangan Aesthetic Gamer, sejak dua tahun silam Konami sudah mulai mendekati sejumlah developer untuk membantu mereka mengerjakan permainan. Satu game dirancang sebagai ‘soft-reboot‘ dari franchise Silent Hill, lalu satu lagi digarap dengan formula episodik ala permainan TellTale Games (The Walking Dead, Minecraft: Story Mode) dan gaya penyajian drama interaktif Until Dawn.

Aesthetic Gamer menyampaikan hanya itu saja informasi yang bisa dibagikan. Ia pribadi memprediksi, ada kemungkinan salah satu game tersebut akan diumumkan tahun ini. Jika benar begitu, boleh jadi permainan akan diluncurkan di dua generasi console, dan ini sangat menarik. Saya juga berharap agar Konami tidak melakukan perjanjian eksklusif dengan pemilik platform tertentu agar game lebih mudah diakses.

Lewat artikel terpisah, Rely on Horror menguatkan laporan Aesthetic Gamer, “Kami berani memverifikasi keabsahan berita ini. Walaupun belum bisa mendiskusikan detailnya, kami telah mendengar informasi serupa dari sejumlah narasumber independen yang menyatakan bahwa game Silent Hill baru tengah dikembangkan. Kami berpendapat, dua informan ini adalah bukti terkuat Silent Hill siap bangkit dari kematian.”

Seandainya game Silent Hill anyar betul-betul disingkap di tahun 2020, kira-kira ajang apa yang Konami pilih untuk mengumumkannya? Apakah E3, Gamescom, TGS, PAX, atau event seperti Sony State of Play?

Via Eurogamer.

Ayo Dapatkan Harga Game Terbaik di Steam Lunar New Year Sale 2020

Satu dari banyak hal yang membuat Steam lebih unggul dibanding platform gaming lain adalah, untuk mendapatkan produk di harga terjangkau, kita tak perlu menunggu dilangsungkannya ajang sale musiman. Potongan harga bisa ditemukan tiap saat dan kadang dilakukan secara tiba-tiba, misalnya melalui program Midweek Madness atau di momen khusus seperti perayaan Tahun Baru Imlek.

Menyusul sejumlah laporan dari sumber terpercaya, Steam Lunar New Year Sale 2020 resmi dimulai di tanggal 23 Januari (atau tanggal 24 Januari pukul 1:00 pag WIB). Seperti biasa, pemangkasan harga diterapkan di hampir seluruh judul permainan. Program Steam sale spesial Imlek ini merupakan peluang berharga jika Anda sedang mengincar game blockbuster yang dibanderol terlalu mahal (misalnya Star Wars Jedi: Fallen Order) atau tak sengaja melewatkan Winter Sale 2019.

Steam Lunar New Year Sale 2020 1

Untuk memeriahkan program diskon, Valve juga kembali menerapkan sistem token melalui ‘Lunar Night Market’. Token diperoleh dengan melakukan transaksi (atau dari angpau yang Valve berikan selama empat hari). Anda akan memperoleh 107 token tiap pembelian konten seharga Rp 15 ribu, berlaku kelipatan. Token bisa ditukarkan dengan pernak-pernik bertema Imlek, misalnya stiker, efek chat room, tema profil, background beranimasi, hingga emoticon. Alternatifnya, token dapat digunakan buat membeli kupon diskon.

Steam Lunar New Year Sale dijadwalkan untuk berlangsung selama empat hari (hingga tanggal 28 Januari 2020 di Indonesia), sangat singkat dibanding sale musiman yang bisa sampai dua minggu. Jadi seandainya ada permainan yang Anda inginkan, segera cek lewat fitur search. Di laman utama Lunar New Year Sale, Steam menampilkan Featured Deals dan akan memperbaruinya tiap hari.

Steam Lunar New Year Sale 2020 3

Tak jauh dari sana, Anda dapat menemukan judul-judul rekomendasi Steam berdasarkan permainan yang di-follow atau sudah dimiliki sebelumnya. Selanjutnya, ada lebih banyak judul feature di bagian bawah, dan dilanjutkan oleh kolom Top Sellers yang diisi oleh game-game populer. Laman ditutup oleh bagian ‘Celebrating Year of the Rat’. Di sana, Valve meng-highlight segala macam permainan bertema tikus.

Steam Lunar New Year Sale 2020 2

Ini dia beberapa game esensial yang dijajakan di harga atraktif:

  • Ace Combat 7: Skies UnknownRp 275 ribu (dari Rp 550 ribu)
  • Age of Empires II: Definitive EditionRp 199 ribu (dari Rp 265 ribu)
  • Assassin’s Creed OdysseyRp 275 ribu (dari 690 ribu)
  • Dragon Ball FighterZRp 148 ribu (dari Rp 590 ribu)
  • Hitman 2Rp 264 ribu (dari Rp 800 ribu)
  • Red Dead Redemption IIRp 512 ribu (dari Rp 640 ribu)
  • Resident Evil 2Rp 165 ribu (dari Rp 500 ribu)
  • Sekiro: Shadows Die TwiceRp 474 ribu (dari Rp 730 ribu)
  • Shadow of the Tomb Raider: Definitive EditionRp 260 ribu (dari Rp 1,2 juta)
  • Sid Meier’s Civilization VIRp 150 ribu (dari Rp 600 ribu)
  • Star Wars Jedi: Fallen OrderRp 680 ribu (dari Rp 850 ribu)
  • Total War: Three KingdomsRp 406 ribu (dari Rp 541 ribu)
  • Watch Dogs 2Rp 172 ribu (dari Rp 690 ribu)

Fortnite dan TikTok Gelar #EmoteRoyaleContest

Fortnite dan TikTok mengumumkan kerja sama mereka untuk menjalankan event #EmoteRoyaleContest. Sebelumnya, Fortnite sudah beberapa kali membuat hal serupa seperti #BoogieDown Contest. #BoogieDown mempersilakan para peserta untuk mendaftarkan video mereka ke Facebook, Instagram dan Twitter. Melihat antusiasme penggemar Fortnite, TikTok berusaha untuk memanfaatkan hal tersebut dengan memindahkan kontes tersebut ke platform mereka. Kerja sama ini memang tidak mengherankan, mengingat baik TikTok dan Fortnite punya pasar yang sama-sama besar.

Peserta #EmoteRoyaleContent diharuskan untuk membuat akun TikTok dan mengunggah video tarian mereka ke TikTok. Jangan lupa juga untuk menyertakan #EmoteRoyaleContent di judul videonya. Ada beberapa peraturan yang dibuat oleh Epic Games untuk peserta yang ingin mengikuti kontes ini. Beberapa di antaranya adalah, peserta harus berumur di atas 13 tahun. Peserta juga diwajibkan untuk menggunakan lagu-lagu yang sudah disediakan oleh Epic Games. Pendaftaran peserta akan ditutup pada tanggal 24 Januari 2020. Yang spektakuler adalah, pemenang kontes tersebut berhak mengabadikan tariannya menjadi salah satu emote di game Fortnite.

Melalui website Fortnite, Streamer Imane “Pokimane” Anys dan Jordan Fisher memberikan contoh video yang harus diunggah oleh para peserta. Di video tersebut, tarian Pokimane dan Jordan sudah dijadikan emote oleh Fortnite. Sehingga para peserta mendapat gambaran seperti apa nantinya apabila tarian mereka dijadikan sebuah emote di Fortnite.

Fortnite memang dekat sekali dengan tarian. Fortnite membuat Floss Dance populer di tahun 2018 kemarin. Floss Dance awalnya adalah tarian yang dibuat oleh seorang anak laki-laki di panggung saat Katy Perry melakukan konser pada acara Saturday Night Life. Floss Dance bisa seterkenal ini karena viral di kalangan anak sekolah yang bermain Fortnite.

Apakah Warcraft III Reforged Akan Memiliki Custom Map?

Jelang rilisnya Warcraft III Reforged pada 28 Januari 2020 mendatang, banyak hal yang mungkin jadi pertanyaan terhadap satu game yang sangat berkesan di karir gaming kita. Soal bagaimana bentuk model karakter dan berbagai perubahannya sudah sempat kami bahas pada artikel sebelumnya.

Selain dari hal itu satu pertanyaan yang cukup penting dari game ini mungkin adalah soal kehadiran mod atau custom map. Karena, mau tidak mau, banyak kenangan kita bermain Warcraft III datang dari custom game buatan orang, termasuk Defense of the Ancient (DotA).

Mengutip dari artikel PCGamer, dikatakan bahwa Warcraft III: Reforged akan tetap mendukung mod dari game WC 3. “Pada dasarnya kedua game tersebut berasal dari game yang sama yang memungkinkan pemain dengan Warcraft 3 versi terdahulu bisa bermain dengan Warcraft III Reforged.” Ucap Game Designer Warcraft III Reforged Michael Scipione kepada PCGamer.

Sumber: Blizzard Official site
Sumber: Blizzard Official site

“Bicara soal custom map, mungkin kita hanya bisa bilang bahwa, jika ada yang tidak berfungsi, kami akan berusaha untuk memperbaiki hal tersebut. Tetapi pada intinya, kedua pemain tersebut (WC 3 lama atau versi Reforged) sama-sama bisa memainkan custom game.” lanjut Scipione.

Pada kesempatan lain StarCraft 2 Production Director, Tim Morton, yang turut bergabung di dalam tim Warcraft III Reforged juga mengatakan hal serupa kepada PCGamesN. “Kami berusaha memastikan custom map dapat berjalan dengan lancar di Warcraft III Reforged. Mengingat, seperti pada StarCraft Remastered, banyak orang melakukan ini dan itu sejak map-editor pertama kali muncul. Jadi kami bisa pastikan, bahwa salah satu hal yang kami kerjakan adalah memastikan semua custom maps bisa berjalan dengan lancar di Warcraft III: Reforged.” Ucap Morton kepada PCGamesN.

Warcraft III Reforged sendiri sebenarnya sudah memasuki fase beta. Jadi beberapa pemain yang sudah melakukan pre-purchase sudah bisa mencoba main dan beberapa di antaranya bahkan sudah memainkan custom map. Salah satunya seperti salah satu channel youtube ternama dari komunitas Dota regional Russia.

Mereka sudah sempat mencoba menjalankan Defense of the Ancients di Warcraft III: Reforged. Ternyata, tanpa diduga, semua berjalan dengan cukup lancar dan tentunya…Membawa nostalgia ke awal tahun 2000an saat Dota masih berupa custom map Warcraft III saja.

Tidak hanya itu saja, satu mode yang tak kalah legendaris dan mungkin kalian masih ingat adalah Element TD. Apakah custom map tersebut tersedia dan bisa dimainkan di Warcraft III Reforged? Ternyata masih sama. Custom map tersebut masih bisa berjalan lancar, bahkan bisa dimainkan secara multiplayer.

Jadi Anda tidak perlu khawatir. Apakah Warcraft III akan memiliki custom map? Jawabannya tentu saja iya! Dan tetap memiliki berbagai koleksi custom map seru yang dahulu biasa kita mainkan ketika zaman Defense of the Ancients.

Warcraft III Reforged rilis 28 Januari 2020 mendatang. Saat ini, Warcraft III Reforged sudah masuk masa Pre-Purchase dan dapat dibeli di laman resmi Blizzard Shop.

Tencent Mau Akuisisi Funcom, Developer Conan Exiles

Pada Oktober 2019, Tencent membeli 29 persen saham dari Funcom, developer asal Oslo, Norwegia yang membuat Conan Exiles dan Age of Conan. Sekarang, perusahaan asal Tiongkok itu menawarkan untuk membeli semua saham Funcom senilai US$148 juta. Mengingat Funcom sudah menjadi perusahaan terbuka, Tencent siap untuk membeli semua saham dari pemegang saham lainnya. Para pemegang saham bebas untuk menerima atau menolak tawaran ini, tapi dewan manajemen dan pengawas Funcom menyarankan agar mereka menerima tawaran Tencent.

Sementara itu, CEO Funcom, Rui Casais menyambut tawaran Tencent dengan antusias. Dia merasa, Tencent memiliki reputasi yang baik sebagai investor yang bertanggung jawab dalam jangka panjang. Tidak hanya itu, mereka juga memiliki kemampuan yang baik untuk menangani game-game online. Memang, Tencent dikenal sebagai perusahaan game terbesar di dunia. Saat ini, mereka memiliki saham dari berbagai developer game besar, seperti Riot Games, Epic, Supercell, Ubisoft, Paradox, dan Frontier. Pada awal bulan ini, Tencent juga membeli saham dari Universal Music Group.

Conan Exiles. | Sumber: Steam
Conan Exiles. | Sumber: Steam

“Kami memiliki hubungan dekat dengan Tencent, yang merupakan pemegang saham mayoritas kami dan kami senang dengan penawaran ini,” kata Casais, dikutip dari VentureBeat. “Kami akan terus membuat game-game hebat yang akan dimainkan oleh semua orang di dunia, dan kami percaya, dukungan dari Tencent akan membuat Funcom naik ke level berikutnya. Tencent dapat membantu operasional Funcom dan memberikan insight dari pengalaman mereka sebagai perusahaan besar di industri game.”

Tencent menawarkan untuk membeli saham Funcom seharga 17 krone Norwegia per lembar, 27,3 persen lebih tinggi dari harga saham Funcom pada 21 Januari 2020. Mereka mengatakan, mereka tidak berencana untuk mengubah bisnis Funcom dan akan terus mendukung game online buatan Funcom, seperti Conan Exiles, Secret World Legends, Age of Conan, dan Anarchy Online.

Funcom didirikan pada 1993. Beberapa tahun belakangan adalah tahun paling sukses mereka setelah mereka meluncurkan game survival online, Conan Exiles. Saat ini, mereka memiliki beberapa proyek game. Salah satu yang paling ditunggu adalah game multiplayer survival yang didasarkan pada cerita science-fiction buatan Frank Herbert, Dune.

“Kami kagum dengan kekuatan Funcom sebagai developer dari game multiplayer, action, dan survival. Funcom memiliki rekam jejak dalam membuat game baru yang berumur panjang,” kata Senior Vice President of Tenent, Steven Ma. “Kami senang karena kami bisa mendekatkan diri dengan Funcom dan tidak sabar untuk berkolaborasi dengan Funcom untuk membuat game yang lebih menyenangkan untuk semua gamer di dunia.”

RDR2 dan Darksiders Genesis Jadi Game Terlaris di Steam Bulan Desember 2019

Selain menyederhanakan proses distribusi konten dan jadi jembatan yang menghubungkan gamer dengan developer, Steam juga merupakan tempat munculnya fenomena menarik di gaming – misalnya permainan indie yang kepopulerannya meledak tiba-tiba. Melacak judul-judul unik di Steam kini jadi lebih mudah karena Valve secara konsisten menyingkap game-game berprofit terbesar dalam sebulan atau setahun.

Hari ini, Valve mengumumkan daftar permainan Steam terlaris di bulan Desember 2019. Periode ini terbilang spesial karena di masa itu developer juga melangsungkan program Summer Sale terbesar dan terakhir di 2019. Dari sana, terungkaplah 20 judul dengan kombinasi yang tidak biasa: game-game blockbuster terkenal, perwakilan dari ranah indie dan early access, hingga permainan virtual reality bertema dewasa.

Ini dia 20 game Steam terlaris di bulan lalu. Seperti biasa, Valve tidak mengungkap besarnya pemasukan atau angka penjualan. Dan berbeda dari Best of 2019, tidak ada indikator tier penjualan (Platinum, Gold, Silver atau Bronze) di sini. Permainan di bawah saya urutkan berdasarkan abjad.

  • Ashen
  • Boneworks
  • Darksiders Genesis
  • Day of Dragons
  • DJMax Respect V
  • Dragon Quest Builders 2
  • Endless World Idle RPG
  • GTFO
  • Hades
  • Halo: The Master Chief Collection
  • Hurtworld
  • Last Year
  • Nancy Drew: Midnight in Salem
  • Nostos
  • Red Dead Redemption 2
  • Sayonara Wild Hearts
  • Transport Fever 2
  • Vampire: The Masquerade – Coteries of New York
  • VR Paradise
  • Winter Resort Simulator

Dan di bawah ini adalah lima permainan free-to-play dengan pendapatan terbesar di Desember 2019:

  • Endless World Idle RPG
  • Inferna
  • Ironsight
  • Paunch
  • Ylands

Selain menjabarkan judul terlaris di Steam, Valve menjelaskan bagaimana mereka juga suka menggali metadata tim developer pencipta permainan. Satu contohnya: game-game di atas merupakan hasil karya studio yang berasal dari 13 negara berbeda. Hal ini memperlihatkan beragamnya kreator konten Steam. Itu berarti masing-masing developer mempunyai pandangan dan pengalaman berbeda yang memengaruhi tema, unsur budaya dan mekanisme dari permainan.

Menariknya lagi, banyak dari developer ini yang ternyata baru melakukan debutnya di Steam (meski mereka bukanlah pemula di bidang pengembangan game). Bulan Desember kemarin juga menjadi momen dirilisnya sejumlah permainan di Steam setelah sebelumnya mereka tersedia secara eksklusif di Epic Games Store, contohnya Ashen, Hades dan Sayonara Wild Hearts. Versi Steam Red Dead Redemption 2 juga dilepas sebulan lebih lambat dari peluncurannya di Rockstar Games Launcher.

Sesudah Winter Sale 2019, kabarnya Valve akan kembali melangsungkan program diskon, kali ini digelar untuk memeriahkan Tahun Baru Imlek 2020. Berdasarkan informasi dari SteamDB, Steam 2020 Lunar New Year Sale akan dimulai hari Jumat besok.

Warcraft III Reforged Akan Rilis, Bagaimana Perubahan Grafisnya?

Bagi Anda para penggemar Dota 2, Warcraft III tentu menjadi satu game yang membekas di kenangan Anda. Pasalnya sebelum Dota menjadi sebuah game standalone, ia hanya berawal sebagai game yang dibuat dengan mod Warcraft III lalu diberi nama Defense of the Ancient.

Kini, setelah 18 tahun berlalu sejak Warcraft III: Reign of Chaos (WC 3) pertama kali dirilis, Blizzard memutuskan untuk melakukan remaster dan merilis ulang WC 3 dengan nama Warcraft III Reforged.

Game yang satu ini akan dirilis pada tanggal 28 Januari 2020 mendatang. Hadir dengan berbagai macam pembaruan, mulai dari grafis sampai beberapa bagian gameplay, kira kira akan seperti apa jadinya Warcraft III Reforged?

Beberapa waktu yang lalu Blizzard merilis komparasi model hero dan unit pasukan WC 3 dengan Warcraft III Reforged? Kira kira bagaimana bentuknya? Apa saja perubahannya? Berikut beberapa di antarnya:

Illidan the Demon Hunter (Night Elf)

Sumber: Blizzard Official site
Sumber: Blizzard Official site

Sosok yang satu ini bisa dibilang ikon dari WC 3. Muncul sebagai sosok antagonis, penantang Arthas sang calon Lich King, sosok ini iterkenal kuat, mematikan, dan sulit dihentikan.

Jadi bagaimana dia di Warcraft III Reforged? Satu yang pasti, badannya tidak lagi kotak-kotak seperti dulu. Kini dia wajah bentuknya jadi terlihat lebih jelas karena jadi lebih detil dan berotot. Satu perubahan yang cukup terasa adalah warna tubuh dan tatonya yang kini terasa lebih “elf”, mengikuti skema warna yang ada di World of Warcraft.

Archer (Night Elf)

Sumber: Blizzard Official site
Sumber: Blizzard Official site

Pasukan dasar milik fraksi Night Elf. Walau sangat berguna, namun bentuk unit ini terbilang kurang jelas pada WC 3. Apalagi banyak unit di zaman WC 3 terlihat jadi lebih pendek dari apa yang kita bayangkan.

Maka dari itu, kini unit pasukan Night Elf Archer jadi lebih proporsional. Selain itu, busur yang jadi senjata utama Archer juga jadi lebih sederhana dan tradisional, tanpa ornamen yang berlebihan.

Jaina Proudmoore (Human)

Sumber: Blizzard Official site
Sumber: Blizzard Official site

Walau lebih dikenal sebagai Rylai the Crystal Maiden di Dota, tapi sosok yang satu ini sebenarnya adalah salah satu karakter di WC III yang bernama Jaina Proudmoore.

Kalau dulu, lagi-lagi, model hero ini kurang proporsional dan jadi lebih pendek. Kini dia tampil dengan berbagai ornamen di baju dan bentuk tubuhnya yang jadi lebih detil. Sebagai perbandingan, model Jaina terdahulu hanya memiliki 700 polygon saja, sementara model di Warcraft III Reforged memiliki 15.000 polygon.

Gryphon Rider (Human)

Sumber: Blizzard Official site
Sumber: Blizzard Official site

Kalau Anda memainkan WC 3 terdahulu, Anda mungkin sadar bahwa bentuk unit ini terlihat sangat tidak jelas. Hanya terlihat seperti burung membawa palu saja. Maka dari itu pada Warcraft III Reforged banyak perbaikan dilakukan pada unit Gryphon Rider milik Human.

Satu yang paling ditunjukkan adalah sosok Dwarf penunggang Gryphon yang jadi lebih detil. Tak lupa, palu yang jadi senjata andalan Gryphon Rider kini jadi lebih besar dan terlihat.

Arthas Death Knight (Undead)

Sumber: Blizzard Official site
Sumber: Blizzard Official site

Setelah menjadi bagian dari fraksi Undead, Arthas jadi menunggangi kuda tengkorak dan terlihat lebih menakutkan. Namun demikian, keterbatasan engine WC 3 malah membuat Arthas Death Knight jadi sedikit lucu dan lagi-lagi, lebih pendek dari yang apa kita bayangkan.

Pada Warcraft III Reforged, satu yang pasti adalah bentuknya yang lebih proporsional. Selain itu, bentuk armor untuk Arthas serta sang kuda pembawa kematian juga terlihat jadi ganas dan mematikan.

Frost Wyrm (Undead)

Sumber: Blizzard Official site
Sumber: Blizzard Official site

Frost Wyrm! Unit terkuat milik Undead. Dahulu ketika engine WC 3 masih cukup terbatas unit ini tetap menjadi teror bagi musuhnya, walau bentuknya kurang jelas. Pada Warcraft III Reforged, dijamin Anda jadi lebih bergidik ketika melihat sosok ini. Karena Frost Wyrm jadi lebih garang dengan tulang belulang yang lebih detil.

Warcraft III Reforged rilis 28 Januari 2020 mendatang. Saat ini, Warcraft III Reforged sudah masuk masa Pre-Purchase dan dapat dibeli di laman resmi Blizzard Shop. Bagaimana? Sudah siap untuk menyaksikan kembali petualangan Arthas dan Illidan dengan grafis yang kini jadi lebih detil?

Jelang Perilisan Half-Life: Alyx, Seri Game Half-Life Digratiskan Sementara

Pengumuman Half-Life: Alyx dilakukan ketika gamer terlena dan tidak menyangka Valve akan memberi kesempatan lagi untuk kembali ke jagat Half-Life 12 tahun sesudah Half-Life 2: Episode Two dirilis. Namun Alyx bukanlah game biasa. Kontennya disajikan secara eksklusif lewat perangkat virtual reality namun tetap menjanjikan pengalaman gaming blockbuster dengan dunia permainan yang ekspansif dan siap dieksplorasi.

Setelah digarap secara rahasia selama bertahun-tahun, Half-Life: Alyx akhirnya siap buat meluncur di kuartal pertama tahun 2020. Dan bermaksud untuk menyegarkan kembali memori Anda terhadap petualangan (dan perjuangan membebaskan Bumi dari alien) yang dilakukan oleh tokoh protagonis Gordon Freeman, Valve secara sementara menggratiskan permainan-permainan Half-Life sebelumnya hingga saat Half-Life: Alyx dilepas nanti.

Game yang dapat Anda nikmati secara cuma-cuma terdiri dari Half-Life (versi engine Source tahun 2004), Half-Life 2 (2004), Episode One (2006), dan Episode Two (2007); plus sejumlah expansion pack: Opposing Force dan Blue Shift. Semuanya dapat diakses tanpa perlu membayar selama kurang lebih dua bulan. Itu artinya selain cocok buat menyegarkan ingatan gamer veteran, program ini bisa jadi kesempatan bagi para pendatang baru untuk mendalami dan memahami dunia Half-Life.

Sayangnya, Valve tidak menyertakan Black Mesa di program ini. Alasannya mungkin karena bukan mereka yang mengembangkannya. Black Mesa adalah remake Half-Life pertama yang dikerjakan oleh pihak ketiga. Developer-nya, Crowbar Collective, merekonstruksi hampir seluruh aset permainan serta menambahkan skenario baru, memastikan konten, visual dan penyajiannya sekelas dengan game-game shooter modern.

Lewat Steam, Valve menyampaikan, “Half-Life: Alyx mengusung latar belakang sebelum Half-Life 2 dan episode-episode setelahnya. Developer berkeyakinan bahwa permainan baru dapat dinikmati secara maksimal jika kita sudah memainkan game-game sebelumnya, terutama Half-Life 2 serta dua episode penerusnya. Untuk itu, kami ingin membuat akses [ke semesta Half-Life] lebih mudah bagi pemain.”

Half-Life: Alyx membutuhkan headset virtual reality agar dapat dimainkan. Kabar baiknya, tidak ada pembatasan model HMD. Game siap mendukung HTC Vive, Oculus Rift, Oculus Quest, perangkat Windows Mixed Reality, serta produk buatan Valve sendiri, Index. Alyx rencananya akan dilepas di bulan Maret 2020, disuguhkan sebagai ‘full game‘ dan dibanderol seharga US$ 54 dengan penyesuaian di kawasan tertentu, termasuk Indonesia.

Sedikit catatan: khusus bagi pemilik Valve Index, Half-Life: Alyx akan diberikan secara gratis. Valve juga sudah menyiapkan sejumlah bonus menarik lain seperti SteamVR Home dan konten Counter-Strike: Go bertema Half-Life, serta skin senjata alternatif.

Via The Verge, sumber: Steam.

Perusahaan Induk TikTok Mau Buat Divisi Gaming, Siap Saingi Tencent?

Total pendapatan industri mobile game di Tiongkok akan mencapai hampir US$20 miliar pada 2020, menurut laporan Statista. Sementara menurut App Annie, pada tahun lalu, mobile game berkontribusi 72 persen dari total belanja konsumen di perangkat mobile. Ini menunjukkan betapa menggiurkannya pasar mobile game. Tidak heran jika ByteDance, perusahaan induk TikTok, dilaporkan berencana untuk membuat divisi game agar bisa masuk ke pasar mobile game.

Selama ini, pasar mobile game di Tiongkok dikuasai oleh Tencent, yang memiliki tiga game mobile multiplayer paling populer di dunia yaitu PUBG Mobile, Call of Duty: Mobile, dan Arena of Valor, yang di Tiongkok dikenal dengan nama Honour of Kings. Ketiga game ini memiliki model bisnis yang sama: game bisa dimainkan dengan gratis, tapi pemain juga bisa melakukan pembelian dalam game, yang terbukti memberikan pendapatan yang tidak kecil. ByteDance ingin melakukan hal yang sama.

Beberapa tahun belakangan, ByteDance memang telah mengeluarkan game-game kasual yang dipopulerkan melalui TikTok. Biasanya, pendapatan dari game kasual tersebut berasal dari iklan. Sekarang, ByteDance ingin menyelam lebih dalam ke pasar mobile game. Mereka tak lagi menargetkan gamer kasual, tapi hardcore gamer yang rela menghabiskan uang demi mendapatkan senjata, karakter, atau item kosmetik dalam game.

Selama ini, Tencent mendominasi pasar mobile gaming di Tiongkok. Namun, ByteDance berpotensi menggoyahkan status quo tersebut. Selain TikTok — yang di Tiongkok memiliki nama Douyin — ByteDance juga memiliki aplikasi agregator berita, Toutiao. Aplikasi tersebut merupakan salah satu channel utama yang digunakan oleh game publisher Tiongkok untuk mendapatkan pemain baru. Sebanyak 63 persen game publisher memasang iklan di aplikasi aggregator berita tersebut, menurut perusahaan riset asal Guangzhou, App Growing.

Pertumbuhan durasi waktu penggunaan TikTok. | Sumber: App Annie via Bloomberg
Pertumbuhan durasi waktu penggunaan TikTok. | Sumber: App Annie via Bloomberg

Popularitas TikTok juga terus naik. Pada 2019, total durasi waktu yang dihabiskan di TikTok naik tiga kali lipat menjadi 8,8 miliar jam. Indonesia menjadi salah satu negara yang mendorong pertumbuhan durasi menonton di TikTok. Pertumbuhan durasi penggunaan TikTok di Indonesia mencapai lebih dari 500 persen. Selain itu, selama ini, ByteDance sukses untuk bertahan, mandiri dari pengaruh dua konglomerasi Tiongkok, Tencent dan Alibaba Group.

“ByteDance telah mendominasi pasar aplikasi video pendek dengan total pengguna lebih dari satu miliar orang. Sekarang, ByteDance berencana membuat studio game dengan mengakusisi talenta dan developer game berpengalaman,” kata Daniel Ahmad, analis dari perusahaan riset gaming yang fokus di Asia, Niko Partners, menurut laporan Bloomberg. “ByteDance memiliki audiens yang banyak di dunia dan mereka juga telah berinvestasi di industri gaming, dua hal ini memungkinkan ByteDance untuk mendisrupsi pasar gaming pada tahun ini.”

ByteDance memang tidak memiliki pengalaman dalam industri game. Karena itu, mereka membajak staf veteran dari pesaing mereka, ungkap narasumber Bloomberg yang tak mau disebutkan namanya karena rencana ini bersifat rahasia. Salah satu tim dari divisi gaming ByteDance dipimpin oleh Wang Kuiwu, yang pernah bekerja di Perfect World, developer game besar dan juga penyelenggara turnamen esports di Tiongkok. Sementara divisi gaming ini akan dibawahi oleh Chief Strategy and Investment ByteDance, Yan Shou. Divisi tersebut terpisah dari divisi yang membuat game kasual.

TikTok bisa jadi alat bagi ByteDance untuk mempromosikan game mereka. | Sumber: Hindustan Times
TikTok bisa jadi alat bagi ByteDance untuk mempromosikan game mereka. | Sumber: Hindustan Times

Selain menarik staf veteran dari para pesaingnya, ByteDance juga membuka lowongan pekerjaan untuk staf marketing dan publishing di luar Tiongkok. Dalam salah satu lowongan pekerjaan yang dibuat oleh ByteDance, mereka menyebutkan bahwa mereka mencari orang-orang yang dapat bekerja dengan influencer dan menggunakan platform internal untuk mempromosikan game. Mereka juga membuka belasan lowongan pekerjaan terkait game, mulai dari manajer produk sampai desainer karakter 3D dengan lokasi di Beijing, Shanghai, dan Shenzhen.

Tak berhenti sampai di situ, ByteDance juga mengakuisisi game studio secara langsung. Dalam satu tahun belakangan, dua studio yang telah mereka beli adalah Mokun Digital Technology dan Levelup.ai. Mereka juga berhasil menarik tim utama dari Pangu Game, yang ada di bawah NetEase, perusahaan gaming terbesar kedua di Tiongkok. Mereka melakukan itu setelah NetEase membatalkan proyek-proyek yang tengah dikembangkan Pangu Game.

Rencananya, dua game pertama dari ByteDance akan dirilis pada musim semi ini. Mereka tidak hanya menargetkan para pemain di Tiongkok, tapi juga di seluruh dunia. Game pertama ByteDance akan menjadi game multiplayer dengan genre fantasi khas Tiongkok. Memang, Pangu memiliki pengalaman dalam membuat game seperti itu. Pada 2017, Pangu merilis game RPG untuk PC bernama Revelation Online. Dalam game itu, pemain bermain harus mengalahkan berbagai hewan mitologi Tiongkok.

Revelation Online dari Pangu Games. | Sumber: Duniaku
Revelation Online dari Pangu Games. | Sumber: Duniaku

 

Gaming adalah industri strategis bagi perusahaan teknologi di Tiongkok karena game bisa memberikan pendapatan besar berkat pemain yang banyak,” kata Ahmad. “Namun, walau ByteDance mungkin dapat membuat game-game populer untuk pasar Tiongkok, kami percaya, mereka akan tetap kesulitan untuk menantang Tencent.”

Tencent tidak hanya memiliki tiga game mobile populer, mereka juga memiliki lebih dari satu miliar pengguna pada aplikasi WeChat mereka. Dalam aplikasi itu, mereka juga menyediakan alat pembayaran. Tak hanya itu, Tencent juga memiliki hubungan dekat dengan regulator di Tiongkok, yang pada 2018 mulai membatasi jumlah dan jenis game yang dirilis di negara tersebut dalam rangka untuk mengatasi kecanduan game.

Hanya saja, melalui TikTok/Douyin, ByteDance telah memenangkan hati para remaja. Mereka bisa menggunakan platform video pendek mereka untuk mendorong penggunanya memainkan game buatan mereka. Strategi ini serupa dengan yang Tencent lakukan belasan tahun lalu. Ketika itu, Tencent memanfaatkan luasnya jangkauan platform media sosial mereka untuk masuk ke pasar gaming. Namun, ByteDance masih harus membuktikan bahwa mereka bisa mengeksekusi strategi ini dengan sukses.

Sumber header: ByteDance via TechInAsia

Industri Mobile Game Potensial, Telkom Mau Jadi Developer Game

Pendapatan dari industri mobile games di Indonesia pada 2020 akan mencapai US$672 juta, naik 4,8 persen jika dibandingkan dengan tahun lalu, menurut laporan dari Statista. Sementara itu, jumlah mobile gamer diperkirakan akan naik 9 persen menjadi 47,9 juta orang. Dan Average Revenue Per User (ARPU) pada tahun ini diperkirakan mencapai US$14,04, turun dari US$14,6 pada tahun lalu.

Segmen mobile game memang sudah menjadi segmen dengan kontribusi terbesar dalam industri game Indonesia. Meskipun begitu, ke depan, industri mobile game masih memiliki potensi untuk tumbuh. Pertumbuhan tersebut didorong oleh kemunculan game-game mobile populer seperti Pokemon Go, PUBG Mobile, dan Fortnite. Karena itu, tidak heran jika Telkom juga tertarik untuk masuk ke ranah game. Pada pertengahan 2019, perusahaan telekomunikasi itu mulai mendukung game developer melalui Indigo, inkubator startup mereka.

“Kami percaya, game akan memberikan kontribusi besar untuk pendapatan bisnis digital kami pada tahun ini, melewati kontribusi konten video. Lebih dari 50 persen pengguna ponsel memainkan game setiap harinya, jadi kami ingin mencoba untuk menjadi game developer dan mendorong pertumbuhan pendapatan dari game,” Digital Business Director, Telkom Indonesia, Faizal Djoemadi dalam wawancara dengan KrAsia.

 

Joddy Hernady (kiri) dan Faizal Djoemadi (kanan) | Sumber: KrAsia
Joddy Hernady (kiri) dan Faizal Djoemadi (kanan) | Sumber: KrAsia

Sementara itu, Senior Vice President of Media and Digital Business, Telkom Indonesia, Joddy Hernandy berkata, “Kapasitas kami sebagai perusahaan telekomunikasi adalah sebagai aggregator untuk game dan aplikasi OTT. Sementara platform pembayaran kami, LinkAja, terus tumbuh, tapi margin keuntungannya tidak besar. Di sisi lain, kami melihat pertumbuhan pesat di industri game, khususnya mobile game. Berdasarkan total pendapatan, Indonesia adalah pasar gaming terbesar ke-16 di dunia dan pasar terbesar di Asia Tenggara. Namun, kurang dari satu persen dari total developer di dunia berasal dari Indonesia. Karena itu, kami mau membuat game developer sendiri melalui inkubator kami.”

Dia menyebutkan, ada 10 tim developer dari Indonesia yang ikut serta dalam gelombang pertama. “Setidaknya ada 7 mobile game dan 3 game PC yang telah diproduksi melalui inkubator ini,” ujarnya.

Ketika ditanya tentang bagaimana Telkom akan dapat memonetisasi game, Joddy menjelaskan, Telkom telah bekerja sama dengan setidaknya 60 developer, termasuk developer dari Korea Selatan dan Tiongkok. Melalui kerja sama ini, mereka menjadi aggregator dari game-game buatan rekan developer mereka. Itu artinya, ketika pemain game melakukan in-game purchase menggunakan pulsa, maka Telkom akan mendapatkan untung. “Bersama Telkomsel, kami akan merilis game bernama Arena Master 2 pada tahun depan. Kami telah membeli lisensi game tersebut, dan kami akan bertanggung jawab atas promosi sesrta sales. Margin dari game ini lebih besar dari sekadar menjadi aggregator,” ungkapnya.

Setelah itu, Joddy mengungkap, Telkom akan berusaha untuk developer, yang memberikan keuntungan lebih besar daripada sekadar menjadi aggregator atau co-publisher. “Kami juga membuat layanan streaming game, Gameqoo, di cloud. Di sini, Anda bisa menemukan game-game yang dibuat oleh 60 rekan developer kami,” kata Joddy.