Industri Game Global Pecahkan Rekor Pendapatan di 2021

2021 masih menjadi tahun yang berat bagi industri game, namun setidaknya pertumbuhan pendapatan untuk industri ini masih terus meningkat. Dilaporkan oleh Newzoo, industri video game disebut mampu memperoleh pendapatan mencapai $180,3 miliar atau sekitar Rp 2,563 triliun.

Angka fantastis tersebut bahkan mencetak rekor baru untuk pendapatan global industri video game. Tahun 2021 ini juga mengalami pertumbuhan sebesar 1,4% dibandingkan dengan tahun lalu. Peningkatan tersebut dapat diraih karena industri video game masih mendapat keuntungan dari lockdown dan peraturan kerja dari rumah (WFH) yang masih terjadi.

Pasar mobile memang masih tetap mendominasi pasar video game global dengan 52%, diikuti dengan game konsol dengan 28%, dan pasar PC berada di urutan terakhir dengan 20%. Dengan presentase tersebut, pasar game mobile berhasil menyumbang pendapatan hampir $100 miliar atau lebih tepatnya $93,2 miliar (Rp1,324 triliun).

Image credit: Newzoo

Padahal, Newzoo sendiri sempat memberikan prediksi pada awal tahun ini bahwa ada kemungkinan industri video game malah akan menyusut sebesar 1,1%. Prediksi para analis ini meleset karena masih tumbuh suburnya pasar game mobile, dan juga performa pasar PC dan konsol yang mampu melebihi ekspektasi.

Newzoo awalnya memperkirakan bahwa adanya berbagai masalah di industri game seperti penundaan game-game AAA serta kelangkaan konsol dan berbagai part PC yang terjadi akan mempengaruhi tren belanja para gamer tahun ini.

Pengamatan terhadap industri video game pada tahun ini juga memberikan fakta baru bahwa pasar video game tidak lagi menjadi bisnis musiman yang tergantung pada perilisan judul-judul terkenal seperti dahulu.

Image credit: Valve

Hal tersebut dikarenakan banyak game yang kini menggunakan model bisnis game-as-a-service yang konsisten terus mengeluarkan update berupa season pass, battle pass, atau bahkan ekspansi untuk game-nya. Sehingga, para publisher game tidak lagi dipusingkan dengan siklus perilisan game tahunan yang harus dicapai.

Fakta menarik lainnya datang dari pasar cloud gaming yang ternyata mengalami peningkatan cukup signifikan pada tahun ini. Bahkan pendapatan dari pasar cloud gaming mampu meningkat hingga dua kali lipat daripada tahun lalu.

Sektor video game lainnya, seperti esport juga mengalami pertumbuhan hingga 14,5% dari tahun lalu. Sektor pendukung seperti live streaming juga ikut naik sebesar 12,7% bila dibandingkan tahun sebelumnya. Bahkan Twitch mampu memecahkan rekor siarannya tahun ini dengan jumlah durasi tayangan yang mencapai 23,3 miliar jam.

Benchmark Awal GPU Intel Arc Tunjukkan Performa Menjanjikan

Intel saat ini memang tengah bersiap untuk meluncurkan GPU pertamanya yang diberi nama Intel Arc. Intel memang tidak memberikan banyak informasi mengenai GPU pertamanya ini selain rumor bahwa GPU tersebut nantinya akan bersaing dengan GPU high-end seperti NVIDIA RTX 3070 dan AMD Radeon RX 6700 XT.

Mendekati perkenalan resminya yang kemungkinan besar akan dilakukan pada gelaran CES 2022 Januari mendatang, hasil benchmark dari GPU Intel tersebut ternyata sudah mulai muncul di jagat maya. Salah satunya yang ditemukan dan diunggah oleh akun Twitter @Tum_Apisak.

Dalam cuitan tersebut, Apisak hanya memberikan caption “Intel(R) Xe Graphics” dengan foto hasil benchmark terhadap kartu grafis Intel DG2 tersebut di game Ashes of the Singularity beserta dengan link ke lama web resminya.

Sayangnya, hasil benchmark tersebut cukup mencurigakan karena banyak informasi mengenai kartu grafis tersebut yang tidak ditampilkan. Kemudian entah mengapa benchmark yang dilakukan tersebut hanya menggunakan pengaturan grafis medium di resolusi 1080p.

Padahal dalam data benchmark yang terpampang, tertulis bahwa pengetesan dilakukan dengan prosesor Intel Core i9-12900k yang merupakan prosesor tertinggi gen 12 milik Intel. Prosesor tersebut ditandemkan dengan RAM 32 GB yang seharusnya cukup untuk melakukan benchmark di kualitas grafis tertinggi dengan resolusi 4K sekalipun.

Kemudian game Ashes of Singularity yang digunakan juga cukup mencurigakan karena game ini bukan game yang umum digunakan untuk benchmark. Apalagi untuk melakukan tes terhadap GPU, Ashes of Singularity sendiri merupakan game yang lebih condong ke beban CPU (CPU-bound).

Image credit: Apisak on Twitter

Namun terlepas dari semua hal yang mencurigakan tersebut, GPU Intel misterius tersebut memperlihatkan performa yang cukup meyakinkan. Dari tabel performa yang disertakan oleh Apisak diperlihatkan bahwa kartu grafis ini punya skor performa di atas RTX 3070 Ti dan bahkan berada sedikit di bawah RTX 3080 Ti.

Hasil pengetesan tersebut tentu sejalan dengan rumor yang ada pada GPU Intel ini. Sehingga kemungkinan besar GPU intel Arc Alchemist ini akan langsung masuk ke pasar persaingan GPU high-end melawan NVIDIA dan AMD. Semoga saja nantinya Intel dapat memberikan harga yang menarik untuk membuat fans yakin untuk beralih ke GPU baru tersebut.

Weird West, Immersive Sim Baru Ciptaan Kreator Dishonored, Ditunda Perilisannya Hingga Maret 2022

2022 punya banyak game yang sangat layak untuk dinantikan, belum lagi yang diumumkan di ajang The Game Awards 2021 kemarin. Salah satu yang paling saya tunggu-tunggu adalah Weird West, sebuah immersive sim karya WolfEye Studios. Awalnya dijadwalkan hadir di bulan Januari, sayang perilisannya terpaksa diundur sampai 31 Maret 2022.

Lewat Twitter, Devolver Digital selaku publisher-nya mengumumkan bahwa berdasarkan masukan dari para beta tester, Weird West masih perlu dipoles lebih lanjut agar bisa menjadi sesuatu yang benar-benar spesial untuk dimainkan. Pengumuman ini menerima banyak sambutan positif, menunjukkan bahwa gamer sebetulnya tidak keberatan menunggu lebih lama ketimbang disuguhi game yang belum matang seperti Cyberpunk 2077 maupun remaster GTA Trilogy.

Game development bukanlah pekerjaan yang mudah, apalagi kalau yang digarap adalah immersive sim yang terkenal sangat kompleks. Pendiri WolfEye Studios sekaligus creative director Weird West, Raphaël Colantonio, menjelaskan bahwa ada banyak sekali yang bisa terjadi dalam sebuah immersive sim, dan terkadang itu bisa menimbulkan sejumlah problem.

WolfEye memang baru berdiri sejak tahun 2019, namun Raphaël dan timnya sudah tidak asing lagi dengan genre immersive sim. Buat yang tidak tahu, Raphaël merupakan pendiri sekaligus pimpinan Arkane Studios selama 18 tahun. Selama di Arkane, Raphaël memimpin pengembangan game-game seperti Arx Fatalis, Dark Messiah, Dishonored, dan Prey, yang semuanya merupakan immersive sim.

Pada umumnya, immersive sim disajikan dalam perspektif orang pertama (first-person). Namun Weird West rupanya tidak demikian dan justru mengadopsi tampilan isometrik, membuatnya kelihatan mirip seperti RPG klasik macam Fallout. Namanya immersive sim, Weird West bakal membebaskan pemain melakukan apa saja dalam menjalankan misinya, sebab memang hampir tidak ada yang benar atau salah di kategori game semacam ini.

Juga unik adalah adanya lima playable character di Weird West, masing-masing dengan jalan ceritanya sendiri, akan tetapi konsekuensinya berkesinambungan. Buat yang penasaran dengan gameplay-nya, silakan tonton trailer-nya di bawah ini.

Sumber: PC Gamer.

Berkat Gadget Ini, Grafik yang Dihasilkan Nintendo Switch Bisa Kelihatan Lebih Mulus di TV 4K

Keterbatasan hardware milik Nintendo Switch membuatnya kurang ideal ditandemkan dengan TV 4K dalam posisi docked. Tidak jarang, beberapa bagian pada gambar tampak agak kabur di TV 4K, belum lagi bagian-bagian pinggir objek yang kelihatan bergerigi karena tidak adanya anti-aliasing.

Bahkan Switch OLED yang lebih baru pun tidak luput dari problem ini, sebab model tersebut memang tidak membawa peningkatan performa sama sekali. Solusinya? Ganti TV Full-HD. Oke, saya bercanda. Yang mungkin lebih masuk akal adalah dengan membeli perangkat bernama Marseille mClassic berikut ini.

Oleh pengembangnya, perangkat ini dideskripsikan sebagai pengolah grafis eksternal buat Switch maupun sejumlah konsol lain. Pada praktiknya, ia merupakan sebuah adaptor HDMI canggih yang dibekali chip pengolah khusus. Chip tersebut bertugas meng-upscale resolusi sekaligus menerapkan teknik anti-aliasing, sehingga pada akhirnya gambar yang tersaji di TV bisa kelihatan lebih tajam.

Perlu dicatat, proses upscaling-nya tidak akan secara ajaib menyulap resolusi 720p menjadi 4K begitu saja, melainkan berlangsung secara bertahap, semisal 720p ke 1080p, atau 1080p ke 1440p. Namun meski output yang tersaji bukanlah 4K, gambar yang dihasilkan saat menggunakan mClassic tetap akan terlihat lebih tajam ketimbang ketika konsol dicolokkan ke TV secara langsung.

Istimewanya, ini semua diwujudkan tanpa menambah latensi yang berarti, sehingga gameplay bakal tetap berjalan mulus seperti biasanya. Cara penggunaannya sendiri terkesan sangat mudah: pasangkan mClassic ke port HDMI milik konsol (bisa dengan bantuan kabel extension jika perlu), sambungkan mClassic ke sumber listrik via USB, lalu sambungkan kabel HDMI (versi 2.0 atau atasnya) dari mClassic ke TV.

Kalau lampu indikatornya sudah menyala hijau, berarti upscaling-nya sudah aktif. Geser lampu sekaligus tuas tersebut ke kanan, maka yang menyala adalah warna biru, dan ini menandakan perangkat sedang berada dalam mode Retro yang ditujukan untuk konsol-konsol lawas dengan output aspect ratio 4:3. Geser ke paling kiri, maka lampunya akan mati, yang berarti perangkat tidak sedang melakukan pemrosesan apa-apa.

Di situs resminya, Marseille mClassic dijual seharga $100, cukup mahal untuk sebuah aksesori buat Nintendo Switch. Kendati demikian, kalau Anda rutin menggunakan Switch dalam posisi docked di TV 4K, produk ini mungkin bisa jadi pertimbangan untuk sedikit memanjakan mata.

Sumber: Tom’s Guide.

Vivo S12 dan S12 Pro Resmi dengan Chipset 5G Dimensity dan Dual Kamera Selfie

vivo telah memperkenalkan dua smartphone seri S terbarunya, mereka adalah vivo S12 dan S12 Pro. Keduanya ditenagai chipset 5G seri Dimensity dari MediaTek, serta sangat mengunggulkan kemampuan dual kamera selfie yang dilengkapi dengan sistem autofocus dan dual LED flash.

Untuk menyisipkan dua unit kamera depan, duo vivo S12 menggunakan desain notch bergaya poni. Sementara, dua LED flash-nya disematkan ke dalam bezel tipis di bagian atas pada sebelah kanan dan kirinya. Menariknya flash tersebut dapat diatur secara manual ke nada warna yang diinginkan antara 3000K hingga 6000K.

vivo S12

Dari segi desain, vivo S12 tampil stylish dengan bingkai flat. Ia mengusung panel AMOLED 6,44 inch FHD+ datar dengan refresh rate tinggi 90 Hz dan touch sampling rate 180 Hz.

Versi Pro-nya memiliki panel AMOLED 6,56 inci FHD+ dengan tepian melengkung. Didukung refresh rate yang sama, tetapi dengan touch sampling rate sedikit lebih tinggi yakni 240 Hz.

vivo S12 Pro

Beralih ke bagian belakang, duo vivo S12 tidak lagi menggunakan desain kamera belakang yang disebut dual tone step. Bingkainya dicat senada dengan warna barunya yang tanpa efek gradasi, opsi warnanya termasuk emas, biru, dan hitam.

Total ada lima unit kamera yang melekat pada bodi seri vivo S12. Dua di bagian depan, dengan kamera utama 44MP untuk vivo S12 dan 50MP untuk vivo S12 Pro. Ditemani kamera sekunder 8MP dengan lensa ultrawide. Lalu, tiga kamera di belakang dengan kamera utama 108MP, 8MP dengan lensa ultrawide, dan 2MP macro.

Untuk dapur pacunya, smartphone Android 11 dengan Origin OS Ocean ini ditenagai MediaTek Dimensity 1100 dan Dimensity 1200 untuk versi Pro. Kapasitas baterainya 4.200 mAh dan 4.300 mAh (versi Pro) dengan fast charging 44W.

Harga vivo S12 di Tiongkok dijual mulai dari CNY 2.799 (Rp6,2 jutaan) untuk varian dasar 8GB/256GB dan CNY 2.999 (Rp6,7 jutaan) untuk versi 12GB/256GB. Sementara, vivo S12 Pro dibanderol mulai dari CNY 3.399 (Rp7,5 jutaan) untuk opsi 8GB/256GB dan CNY 3.699 (Rp8,2 jutaan) untuk varian 12GB/256GB.

Sumber: GSMArena

Cetak Sejarah Baru, Hades jadi Game Pertama yang Menang Hugo Award

Tidak perlu diragukan jika Hades merupakansalah satu game indie terbaik yang pernah dibuat. Game yang dirilis tahun lalu ini berhasil memenangkan beragam penghargaan dan juga mendapat review yang sangat positif dari para gamer. Di 2021 ini, Hades bahkan akhirnya mencetak sejarah sebagai video game pertama yang memenangkan penghargaan Hugo Award.

Hugo Awards merupakan sebuah ajang penghargaan tahunan yang diadakan pada gelaran World Science Fiction Convention. Hugo Awards akan mengapresiasi berbagai macam karya fiksi ilmiah atau fantasi terbaik setiap tahunnya. Kategori video game menjadi kategori yang paling baru dalam penghargaan ini. Keputusan untuk mengikutsertakan video game diambil karena popularitas video game sebagai salah satu pilihan hiburan utama selama pandemi.

“Mulai awal 2020, banyak dari kita yang menghabiskan banyak waktu lebih dari yang kita bayangkan untuk bermain video game. Penghargaan ini akan memberikan kesempatan bagi para fans untuk merayakan game-game yang menurut mereka bermakna, menyenangkan, dan juga istimewa selama setahun ini.” ungkap Colette Fozzard, Co-chair dari Hugo Awards.

Persaingan yang terjadi dalam penghargaan perdana ini juga cukup sengit. Karene selain Hades, game-game yang berhasil masuk nominasi merupakan game yang juga tidak sedikit memperoleh penghargaan. Nominasi lainnya antara lain The Last of Us Part 2, Final Fantasy 7 Remake, Animal Crossing: New Horizons, Spiritfarer, dan juga Blaseball.

Kemenangan prestisius ini tentunya disambut gembira oleh sang developer, Supergiant Games yang sayangnya tidak dapat menghadiri langsung ajang penghargaan tersebut. Sang creative director Greg Kasavin akhirnya memberikan pidato penerimaan penghargaannya lewat cuitan di Twitter.

Dalam video-nya tersebut, Greg mengungkapkan bahwa dirinya dan tim merasa terhormat menjadi penerima penghargaan Hugo Award dalam kategori Best Video Game. Dirinya juga merasa bersyukur bahwa penghargaan tersebut kini mengakui hasil kerja orang-orang dalam industri video game, apalagi pengakuan tertinggi dari penghargaan tersebut diberikan kepada hasil kerja mereka.

Dengan ditetapkannya Hades sebagai video game terbaik pertama yang memperoleh penghargaan Hugo Awards serta semakin besarnya pengaruh video game terhadap semakin banyak orang, kemungkinan besar kategori video game terbaik ini dapat menjadi kategori permanen yang akan diadakan ke depannya.

[Tekno] Instagram Sedang Aktif Mencari Cara untuk Mengintegrasikan NFT ke Platformnya

Pembahasan mengenai NFT hampir selalu dikaitkan dengan metaverse. Pasalnya, tidak sedikit yang percaya bahwa NFT merupakan salah satu komponen kunci untuk merealisasikan konsep metaverse secara matang. Bagi Facebook Meta yang tengah berfokus mewujudkan konsep metaverse, ini berarti mereka juga perlu mengekspos NFT kepada publik.

Sejauh ini Meta memang belum menjabarkan rencana-rencananya secara spesifik, namun ada kemungkinan Instagram bakal jadi senjata utamanya dalam memperkenalkan NFT ke hadapan publik. Lewat sebuah story yang diunggah pekan lalu, bos besar Instagram, Adam Mosseri, mengonfirmasi bahwa timnya tengah aktif mendalami soal NFT.

“Belum ada yang bisa diumumkan, tapi pastinya kami secara aktif mengeksplorasi NFT dan bagaimana kami bisa menjadikannya lebih mudah diakses oleh audiens yang lebih luas,” jawab Adam terhadap seseorang yang menanyakan seputar integrasi NFT di Instagram. Menurutnya, keterlibatan Instagram dalam tren NFT juga bisa menjadi alternatif lain untuk membantu kalangan kreator.

Komentar yang terakhir ini pada dasarnya merupakan indikasi kuat bahwa Instagram nantinya juga bakal menghadirkan sejumlah tool yang dapat membantu kreator NFT memamerkan karya-karyanya. Namun seperti yang Adam bilang, sejauh ini mereka belum berani mengumumkan apa-apa, menandakan bahwa semuanya masih eksperimental.

Kabar mengenai ketertarikan Instagram terhadap NFT ini sebenarnya sudah bisa diendus sejak bulan Juni lalu, tepatnya ketika seorang developer bernama Alessando Paluzzi menemukan bahwa Instagram tengah menguji fitur bernama Collectibles secara tertutup. Belum lama ini, Alessandro juga memamerkan sejumlah tangkapan layar yang menunjukkan integrasi beberapa crypto wallet populer seperti MetaMask dan Coinbase di Instagram.

Seperti apa jelasnya integrasi NFT di Instagram ini masih tanda tanya besar. Apakah nantinya Instagram bakal mengakomodasi prosesnya dari awal sampai akhir? Apakah pengguna bisa dengan mudah minting koleksi foto dan videonya di Instagram menjadi aset NFT yang siap dijual? Bagaimana dengan filter AR, apakah ini juga dapat dijadikan NFT untuk digunakan di metaverse ke depannya? Semuanya masih spekulatif dan perlu konfirmasi lebih lanjut.

Sumber: Markets Insider. Gambar header: Brett Jordan via Unsplash.

Ubisoft Dilaporkan Ditinggal Banyak Karyawan Terbaiknya

Developer dan publisher game Ubisoft kelihatannya tengah mengalami tahun yang cukup berat. Game-game rilisan mereka tahun ini yang mendapat review kurang memuaskan, lagi kontroversi terhadap proyek NFT dari perusahaannya, hingga status sebagai perusahaan game yang paling dibenci di Twitter

Sayangnya hal tersebut tidak berhenti di situ. Karena, laporan terbaru oleh Axios menyebutkan bahwa Ubisoft tengah mengalami “great exodus”. Perusahaan game yang memiliki lebih dari 20.000 karyawan ini kini tengah mengalami pengunduran diri masal dari para karyawannya. Saking parahnya, proses pengembangan game-game Ubisoft selanjutnya jadi ikut terganggu.

Informasi yang didapat dari dua sumber rahasia tersebut bahkan membeberkan bahwa Ubisoft telah kehilangan 5 dari total 25 developer terbaiknya yang sebelumnya mengerjakan Far Cry 6 dan, lebih parahnya, mereka juga kehilangan 12 dari 50 developer terbaiknya yang mengerjakan Assassin’s Creed Valhalla.

Penyelidikan lebih lanjut menunjukkan bahwa mayoritas orang yang mengundurkan diri dari Ubisoft merupakan para developer Top-level. Bahkan menurut riset yang dilakukan terhadap halaman LinkedIn milik Ubisoft Quebec dan Ubisoft Montreal menunjukkan bahwa kedua studio tersebut mengalami penurunan karyawan hingga 60 orang dalam kurun waktu 12 bulan.

Image credit: Ubisoft Montreal

Mayoritas karyawan yang hengkang tersebut menyebutkan masalah rendahnya gaji yang diberikan serta tingginya jam kerja. Selain itu, banyak karyawan yang merasa frustasi dengan arah kreatif yang diambil oleh Ubisoft. Hal ini membuat banyak developer senior memilih keluar dari Studio untuk menjajal hal baru.

Namun di sisi lain para developer baru juga kebingungan dengan tugas mereka yang akhirnya membuat mereka ikut keluar. Bahkan seorang mantan developer Ubisoft bercerita bahwa dirinya dihubungi oleh koleganya yang masih bekerja di Ubisoft untuk membantu mereka menyelesaikan masalah terkait salah satu game-nya karena memang sudah tidak ada anggota yang memahami sistemnya.

Apalagi pihak eksekutif Ubisoft mengatakan bahwa kondisi yang mereka alami tersebut masih berada di level normal untuk skala industri. Hal ini membuat lebih sulit menentukan seberapa buruk kondisi yang tengah dialami Ubisoft.

Namun bila jajaran eksekutif tidak segera menangani masalah yang dialami oleh para developer-nya, maka masalah ini akan terus menjadi semakin besar karena akan semakin banyak juga proyek masa depan Ubisoft yang akan terkendala.

LG DualUp Monitor Adalah Monitor Impian Para Editor Video

Populasi laptop dengan layar yang memiliki aspect ratio 16:10 atau 3:2 terus bertambah belakangan ini, mengindikasikan adanya pergeseran tren di kalangan konsumen. Dibanding layar widescreen standar dengan aspect ratio 16:9, layar 16:10 atau 3:2 mampu menyajikan lebih banyak konten secara vertikal, dan ini dipercaya dapat berdampak positif terhadap produktivitas.

“Lebih banyak” itu relatif. Pada layar 16:10 misalnya, yang dimaksud lebih banyak biasanya cuma beberapa baris teks ekstra. Namun bagaimana kalau yang diincar sebenarnya adalah dua kali lebih banyak? Kalau itu yang dicari, mungkin monitor terbaru LG ini bisa jadi solusi.

Seperti yang bisa dilihat, monitor ini justru memanjang secara vertikal ketimbang horizontal. Teknisnya, perangkat bernama LG DualUp Monitor (28MQ780) ini merupakan sebuah monitor IPS 27,6 inci dengan resolusi 2560 x 2880 dan aspect ratio 16:18. Di rasio seperti itu, layarnya justru kelihatan hampir mengotak seperti format foto orisinal Instagram.

Monitor ini tidak bisa disamakan dengan monitor widescreen biasa (16:9) yang diputar 90°. Pasalnya, lebarnya sama persis seperti monitor 16:9 dalam posisi normal. Perbandingan yang lebih tepat adalah jika Anda menumpuk dua monitor 16:9. Menurut LG, menggunakan monitor ini sama seperti menggunakan dua monitor 21,5 inci beresolusi QHD (2560 x 1440).

Pada gambar-gambar promosinya, LG menunjukkan monitornya yang sedang dipakai untuk menyunting video, dan ini memang merupakan salah satu skenario penggunaannya yang paling ideal; tampilan timeline di bawah, preview-nya di atas. Menurut LG, bentuk layar yang unik semacam ini bisa membantu meminimalkan risiko sakit leher, sebab pengguna jadi lebih jarang menoleh ke kiri-kanan.

Harganya jualnya sejauh ini masih belum diketahui, dan LG hanya bilang mereka bakal menyingkap lebih banyak informasi di event CES pada tanggal 4 Januari 2022 mendatang. Bersamaan dengan monitor unik itu, LG turut mengumumkan satu monitor lain yang cukup spesial, yakni LG UltraFine Display (32UQ85R).

Monitor dengan layar 4K 31,5 inci ini istimewa berkat jenis panel yang digunakan, yaitu panel Nano IPS Black yang memiliki rasio kontras 2.000:1 (dua kali lipat panel Nano IPS yang terdapat pada LG DualUp tadi) dan color gamut 98% DCI-P3. Yang menjadi target pasarnya adalah kalangan profesional, jadi jangan heran kalau LG turut menyertakan sensor kalibrasi warna otomatis yang bisa dilepas-pasang dalam paket penjualannya.

Sumber: Ars Technica dan LG.

Imoo Pembuat Watch Phone untuk Anak Resmi Bergabung dengan Olike Indonesia

Smartwatch merupakan perangkat wearable yang menjadi pendamping sempurna untuk smartphone. Umumnya jam tangan pintar ini didesain untuk mendukung gaya hidup sehat, tetapi ada juga perangkat khusus yang ditujukan untuk anak-anak.

Salah satunya dari imoo dengan produk watch phone yang mementingkan dua hal, yaitu komunikasi dan keamanan. imoo sendiri menjual produk jam tangan yang bisa bertelepon khusus untuk anak berumur 3-12 tahun sejak tahun 2019.

Kini imoo resmi bergabung dengan Olike Indonesia, PT. OASE Teknologi Asia yang menaungi Olike Indonesia resmi bekerja sama dan menjadi distributor utama dari produk imoo. “Kami berbahagia dengan bergabungnya imoo ke dalam keluarga besar kami. Produk yang sangat digemari dengan fitur canggihnya yang membuat anak dan orang tua merasa aman dan nyaman,” Ungkap Anthoni Roderick P. selaku Public Relations Olike Indonesia.

Sejauh ini imoo telah merilis empat watch phone dengan mengedepankan dua hal penting tersebut. Berawal dari imoo Y1 yang merupakan watch phone pertama yang bisa melakukan panggilan telepon dan pesan suara bagi anak. Kemudian ada Z2 bisa melakukan panggilan video, Z5 dilengkapi konektivitas 4G dengan chipset Qualcomm Snapdragon Wear 2100, hingga yang terbaru Z6 dengan dual flip camera.

Berbagai fitur canggih juga dimiliki semua tipe watch phone imoo. Sebut saja, swimming waterproof IPX8 yang membuatnya bisa dipakai berenang hingga kedalaman 20 meter, long standby battery berkapasitas 680 mAh yang mampu bertahan hampir 7 hari dalam sekali charge, dan GPS yang membuat lokasi semakin akurat.

imoo juga menyediakan fitur untuk mendukung tumbuh kembang anak seperti pada Z6 yaitu adanya fitur AI Scanner untuk memberitahu apa saja yang ada di sekitar anak. Fitur ini di gunakan dengan cara memotret hewan maupun tumbuhan, lalu sistem akan membaca gambar dan memberikan informasi terkait gambarnya. Selain itu ada pula fitur hitung langkah, class mode, hingga beragam aplikasi edukatif yang di kemas dengan menyenangkan untuk belajar berhitung dan berbahasa inggris.

Jam tangan pintar imoo sendiri tahun ini mengalami peningkatan penjualan sebesar 28% dibandingkan tahun 2020 di Indonesia. Di penghujung tahun ini, imoo juga menghadirkan beragam promo spesial di e-commerce official imoo dan imoo official shop.