Eve Spectrum Adalah Monitor yang Sangat Kapabel Hasil Rancangan 4.053 Orang

Masih ingat dengan Eve V, kloningan Surface Pro yang terlahir dari konsep crowdsourcing? Hampir semua aspek dari Eve V terdengar menarik, dan itu dikarenakan ribuan orang yang tergabung dalam komunitasnya turut berpartisipasi selama pengembangannya dengan cara memberikan masukan demi masukan terkait apa yang mereka inginkan dari sebuah tablet Windows 10.

Sukses dengan V, tim Eve yang bermarkas di Finlandia ini pun tertarik untuk menerapkan formula yang sama di kategori perangkat lain. Upaya mereka melahirkan Spectrum, sebuah monitor yang digarap dengan melibatkan 4.053 orang dalam komunitas Eve. Sebagai perbandingan, Eve V sebelumnya disebut melibatkan 1.453 orang.

Eve Spectrum

Lagi-lagi masukan dari banyak orang ini menghasilkan perangkat yang sangat menarik. Spectrum hadir dalam tiga varian, dan ketiganya mengusung spesifikasi yang sangat mumpuni. Semuanya ditenagai panel IPS berukuran 27 inci yang mendukung 98% spektrum warna DCI-P3, sedangkan perbedaannya terletak pada resolusi, refresh rate dan tingkat kecerahannya.

Varian yang termurah ($349) mengemas resolusi 1440p, refresh rate 165 Hz dan tingkat kecerahan maksimum 450 nit. Pada varian tengahnya ($489), resolusinya tetap 1440p, tapi refresh rate dan tingkat kecerahannya naik menjadi 240 Hz dan 750 nit. Varian termahalnya ($589) mengusung resolusi 4K dan refresh rate 144 Hz, dengan tingakt kecerahan 750 nit.

Eve Spectrum

Refresh rate setinggi itu menjadikannya ideal untuk gaming, dan Spectrum juga kompatibel dengan teknologi variable refresh rate dari Nvidia (G-Sync) maupun AMD (FreeSync). Satu hal yang saya sangat suka, Spectrum tidak mengadopsi desain ala perangkat gaming yang kelewat norak meskipun spesifikasinya sangat pantas ditandingkan dengan monitor gaming lain.

Bicara soal desain, Spectrum tidak dijual bersama dudukan monitor sehingga konsumen yang hendak menggantungkannya ke tembok bisa sedikit berhemat. Namun bagi yang membutuhkan, Eve menawarkan stand opsional seharga $99 yang amat fungsional; usai dipasang, monitor bisa diubah tinggi-rendahnya, didongakkan atau ditundukkan, serta diputar orientasinya dari landscape ke portrait.

Eve Spectrum

Daya tarik terakhir Spectrum adalah soal konektivitas. Spectrum mengemas segudang port di punggungnya: HDMI, 2x DisplayPort, 2x USB-C (satu yang bisa mengisi ulang laptop dengan output 100 W), 3x USB-A, jack audio 3,5 mm dan USB-B. Saya rasa sulit mencari monitor lain di rentang harga yang sama yang memiliki port sebanyak ini.

Satu hal yang bakal jadi kekurangan Eve Spectrum adalah perihal stok. Sebagai perusahaan yang masih muda, kapasitas produksi yang bisa dipenuhi Eve masih terbatas. Harga yang saya sebut tadi ($349, $489, dan $589) juga merupakan banderol termurah yang disiapkan untuk sejumlah pemesan awal – harganya akan terus naik seiring waktu, dan harga jualnya sudah pasti lebih mahal saat Spectrum sudah di tiba tangan para peritel.

Sumber: Eve via TheNextWeb.

Dampak Virus Corona, Pabrik Foxconn dan Samsung Tutup Sementara

Wabah virus Corona memang sedang menjadi satu masalah yang cukup besar belakangan ini. Apalagi mengingat Tiongkok merupakan negara yang bisa dibilang menjadi salah satu pusat ekonomi, terutama di Asia. Mengutip New York Times virus Corona dikabarkan sudah menjangkit lebih dari 4000 orang dengan 100 orang di antaranya meninggal.

Tak heran jika virus ini berdampak kepada ekonomi. Bahkan, virus corona juga memberi dampak kepada esports, membuat jadwal WESG 2019 Asia Pacific CS:GO jadi kembali ditunda. Tak hanya itu, baru-baru ini bahkan dikabarkan dua pabrik raksasa teknologi dunia ditutup gara-gara virus Corona. Dua pabrik tersebut adalah Foxconn dan Samsung Electronics.

Penutupan pabrik tersebut dikabarkan terjadi sebagai akibat dari isolasi beberapa kota di Tiongkok yang dilakukan untuk mencegah penyebaran virus Corona secara lebih luas. Alhasil, kejadian ini membuat fasilitas produksi tidak bisa berjalan dengan lancar karena banyak pekerja tidak bisa menglaju dari atau ke area pabrik.

Sumber:
Isolasi di beberapa kota Tiongkok menghambat para pekerja pabrik untuk menglaju dari ataupun ke fasilitas pabrik Foxconn dan Samsung. Sumber: Milwaukee Independent

Mengutip Medcom.id, salah satu yang kena imbas adalah fasilitas pabrik kota Suzhou sebelah barat Shanghai, tempat di mana fasilitas produksi Foxconn dan Samsung berada. Sudah hampir satu minggu pabrik di sana tutup, manajemen menginstruksikan sekitar 1000 pekerja untuk tidak kembali bekerja.

Foxconn sendiri merupakan salah satu pabrik multinasional pembuat peralatan elektronik. Pabrik tersebut dipercaya untuk membuat elektronik dari beberapa perusahaan teknologi terbesar. Beerapa produk yang dibuat di Foxconn adalah seperti produk-produk milik Apple, bahkan termasuk gaming console seperti PlayStation, ataupun Xbox.

Ini tentu akan memberi dampak kepada ekonomi dan juga kepada harga barang. Sementara permintaan terhadap produk tidak pernah berhenti, pasokan barang yang menipis karena penutupan pabrik tentu akan membuat harga barang jadi lebih mahal. Belum lagi masalah kelangkaan produk yang juga akan membuat sulit para konsumen.

Namun demikian, dikabarkan hal ini tidak akan berdampak kepada distribusi produk secara global. Mengutip dari The Verge, Foxconn memberikan pernyataan sebagai berikut: “Sebagai bagian dari kebijakan kami tidak bisa memberikan komentar terkait prosedur produksi yang dilakukan secara spesifik. Namun demikan kami bisa mengkonfirmasi bahwa kita sudah memiliki beberapa langkah-langkah pencegahan di fasilitas pabrik untuk memastikan kami bisa memenuhi kewajiban manufaktur kami secara global.”

Tim Cook

@tim_cook

As people in China and around the world celebrate the Lunar New Year, we send our love and support to the many impacted by the Coronavirus. Apple will be donating to groups on the ground helping support all of those affected.

2,327 people are talking about this

Menanggapi penyebaran virus Corona, Apple juga tidak tinggal diam begitu saja. Apple lewat cuitan sang CEO Tim Cook, mengatakan akan secara aktif membantu menanggulangi penyebaran ini. Dalam twit tersebut, Tim Cook mengatakan akan memberikan donasi kepada tim yang bertugas, serta secara aktif membantu mengobati mereka yang sudah terinfeksi.

Mengutip dari TechPowerUp, penutupan pabrik dikabarkan masih berlangsung sampai 1 atau 2 minggu ke depan. Pulihnya pabrik ini tentu tergantung dari pemerintah Tiongkok dalam mengatasi penyebaran virus Corona.

Sumber header: Think Computers

Torchlight Frontiers Berubah Jadi Torchlight III, Siap Sajikan Gameplay ARPG yang Lebih Tradisional

Pembuatan Torchlight berawal dari keinginan mantan developer Diablo, Max Schaefer dan kawan-kawan sesama pengembang veteran menciptakan MMO. Saat itu, Runic Games yang baru mereka dirikan hanya diperkuat oleh belasan orang developer. Sebelum memulai proyek besar itu, Runic memutuskan untuk melakukan sedikit pemanasan, yaitu lewat pengerjaan game berskala kecil dengan formula action-RPG.

Torchlight memperoleh respons positif dari gamer dan mendorong penggarapan Torchlight II. Di tengah pengerjaan sekuel tersebut, studio diakuisisi oleh Perfect World Entertainment. Meski sukses secara komersial dan merangkul jutaan fans, Schaefer ternyata masih berambisi menciptakan MMO. Pada akhirnya, ia mengundurkan diri dari Runic dan mendirikan studio Echtra Games. Karena ditinggalkan begitu banyak staf inti, Runic Games akhirnya ditutup.

Proyek pertama Echtra Games ialah Torchlight Frontiers, permainan shared world yang dibangun berlandaskan franchise Torchlight. Selain berbasis MMORPG dan menyuguhkan gameplay hack and slash, Frontiers rencananya akan disajikan sebagai judul free-to-play seperti banyak permainan Perfect World lain. Namun arahan tersebut tiba-tiba dirombak total. Baru saja, developer mengumumkan transisi Torchlight Frontiers menjadi Torchlight III.

Bergantinya judul tentu saja menandai perubahan pada desain permainan. Torchlight III dihidangkan layaknya judul premium, dan developer berupaya mengembalikan game ke akarnya, membangunnya sebagai sekuel sejati dari Torchlight I dan II. Permainan akan dilepas di PC lebih dulu lewat Steam. Via platform tersebut, Echtra Games juga berencana buat melangsungkan uji coba beta – fase tes alpha-nya sendiri telah dilangsungkan sejak game masih bertajuk Frontiers.

Dengan begini, konten Torchlight III diracik secara lebih tradisional. Petualangan Anda dimulai di sebuah tempat bernama Imperial Outpost yang diserbu oleh gerombolan goblin. Pemain ditugaskan untuk menyelidiki dan menghentikan sumber serangan ini. Saat menciptakan karakter, Anda bisa memilih mode offline dan online. Anda dipersilakan bermain sendirian di mode offline, tapi juga dapat menggunakan karakter itu di multiplayer online.

Banyak elemen di Frontiers yang dibongkar. Sistem progres di Torchlight III dibuat lebih familier dan sederhana (tak lagi bersifat horisontal berdasarkan item), kemudian mayoritas zona dirancang secara ‘tertutup’ sehingga pengalaman bermain jadi lebih baik. Kita tetap bisa bertemu pemain lain di wilayah kota jika Anda memilih mode online. Selanjutnya, Echtra Games turut menghapus store in-game yang transaksinya menggunakan uang sungguhan.

Torchlight III dijadwalkan untuk meluncur di tahun ini, namun developer belum memberikan tanggal pastinya. Konten yang sudah ada di versi closed alpha; seperti fitur, item-item koleksi dan pilihan kelas tetap dipertahankan. Belakangan, panggung action-RPG kembali memanas karena selain Torchlight III, kita tahu Diablo IV dan Path of Exile II juga akan hadir.

Sumber: Torchlight3.com.

EA Kabarnya Tengah Mengembangkan Game Star Wars: Knights of the Old Republic Baru

Banyak orang mungkin tidak puas dengan konklusi dari The Rise of Skywalker, namun fans sebetulnya bisa mengalihkan perhatiannya ke medium lain untuk memuaskan dagaha mereka terhadap Star Wars. Ada serial The Mandalorian di layanan Disney+, novel-novel brilian ‘canon‘ seperti Lost Stars dan trilogi Thrawn, serta tentu saja permainan video dengan Jedi: Fallen Order sebagai ujung tombaknya.

Setelah perkara lootbox yang menodai peluncuran Battlefront II, Jedi: Fallen Order menjadi satu-satunya harapan bagi franchise Star Wars untuk kembali bangkit di segmen video game. Berita baiknya, Jedi: Fallen Order berhasil memuaskan banyak pemain, bahkan sukses secara komersial. Dan kini gamer berharap elemen-elemen positif di sana turut diadopsi ke permainan Star Wars selanjutnya: bebas dari lootbox, DLC berbayar dan season pass.

Terkait game Star Wars, info terkini menyebutkan bahwa Electronic Arts berencana untuk menggarap penerus seri Knights of the Old Republic. Star Wars: KotOR ialah game role-playing buatan BioWare yang dirilis LucasArts di tahun 2003. Permainan melahirkan satu sekuel dan menjadi landasan bagi pengembangan MMORPG Star Wars: The Old Republic. Knights of the Old Republic awalnya disiapkan sebagai trilogi, namun proyek game ketiganya tak pernah lepas landas.

Keberadaan permainan Knights of the Old Republic anyar dilaporkan oleh Cinelinx lewat artikel eksklusifnya. Setidaknya ada tiga narasumber independen yang membocorkan informasi ini – satu informan bilang bahwa ini merupakan proyek remake dan satu lagi mengklaimnya sebagai sekuel. Arahan remake sendiri sepertinya lebih tepat untuk game Star Wars baru tersebut terkait retcon (revisi) terhadap konten non-film (Expanded Universe, kini disebut Legends) yang dilakukan Disney di tahun 2014.

Mengembangkan Knights of the Old Republic baru sebagai remake sebetulnya memudahkan tim developer karena mereka tidak perlu menggarapnya dari nol, cukup mengadopsi dan melakukan pengembangan dari konten yang ada di dua permainan sebelumnya. Sejauh ini, ada banyak elemen di Star Wars yang tadinya tak resmi (dianggap Legends) tetapi akhirnya diangkat ke film layar lebar serta serial televisi.

Soal keabsahan info ini, salah seorang narasumber Cinelinx adalah individu yang melaporkan keterlibatan aktor Ewan McGregor dalam film serial Obi-Wan Kenobi di Disney+. Pihak Disney telah mengonfirmasi kebenaran kabar tersebut di bulan Agustus 2019 kemarin.

Sebagai perusahaan yang memegang hak publikasi game Star Wars (sampai tahun 2023), saya penasaran studio apa yang Electronic Arts percayakan buat menggarap sekuel/remake Knights of the Old Republic. Apakah BioWare yang merupakan developer aslinya atau nama lain seperti Respawn atau DICE?

Via GamesRadar.

Betulkah Konami Sedang Menggarap 2 Game Silent Hill Baru?

Kolaborasi antara Hideo Kojima, sutradara Guillermo del Toro, Sony dan aktor Norman Reedus demi mengembangkan Death Stranding mungkin mungkin mampu mengobati kekecewaan karena pembatalan proyek Silent Hills. Tapi dengan melihat P.T. (versi demo game, singkatan dari playable teaser) yang begitu brilian, fans kini hanya bisa membayangkan seperti apa istimewanya Silent Hills jika permainan betul-betul digarap.

Meski Konami tak lagi memegang kendali atas Kojima Productions, mereka kabarnya masih punya hasrat untuk ‘menghidupkan kembali’ franchise Silent Hills. Menariknya lagi, perusahaan gaming asal Tokyo itu tak hanya berencana mengerjakan satu game, tetapi dua permainan Silent Hills sekaligus. Informasi ini datang dari pengguna Twitter bernama Aesthetic Gamer serta laporan situs Rely on Horror dari sumber terpisah.

Mungkin pertanyaan yang kini muncul adalah, apakah info dari Aesthetic Gamer ini akurat dan bisa dipercaya? Secara teknis, eksistensi game Silent Hill anyar belum dapat dipastikan hingga ada pengumuman resmi dari pihak Konami. Namun bocoran dari Aesthetic Gamer terkait permainan Capcom berkali-kali terbukti benar – salah satu yang paling baru ialah mengenai remake Resident Evil 3.

Berdasarkan keterangan Aesthetic Gamer, sejak dua tahun silam Konami sudah mulai mendekati sejumlah developer untuk membantu mereka mengerjakan permainan. Satu game dirancang sebagai ‘soft-reboot‘ dari franchise Silent Hill, lalu satu lagi digarap dengan formula episodik ala permainan TellTale Games (The Walking Dead, Minecraft: Story Mode) dan gaya penyajian drama interaktif Until Dawn.

Aesthetic Gamer menyampaikan hanya itu saja informasi yang bisa dibagikan. Ia pribadi memprediksi, ada kemungkinan salah satu game tersebut akan diumumkan tahun ini. Jika benar begitu, boleh jadi permainan akan diluncurkan di dua generasi console, dan ini sangat menarik. Saya juga berharap agar Konami tidak melakukan perjanjian eksklusif dengan pemilik platform tertentu agar game lebih mudah diakses.

Lewat artikel terpisah, Rely on Horror menguatkan laporan Aesthetic Gamer, “Kami berani memverifikasi keabsahan berita ini. Walaupun belum bisa mendiskusikan detailnya, kami telah mendengar informasi serupa dari sejumlah narasumber independen yang menyatakan bahwa game Silent Hill baru tengah dikembangkan. Kami berpendapat, dua informan ini adalah bukti terkuat Silent Hill siap bangkit dari kematian.”

Seandainya game Silent Hill anyar betul-betul disingkap di tahun 2020, kira-kira ajang apa yang Konami pilih untuk mengumumkannya? Apakah E3, Gamescom, TGS, PAX, atau event seperti Sony State of Play?

Via Eurogamer.

Menjadi Angka Pasti, Valve Mengubah Sistem Matchmaking MMR Dota 2

Valve mengubah kembali sistem  Matchmaking MMR Dota 2 nya dengan memberikan poin MMR yang tetap ketika menang atau kalah pada solo atau party MMR. Mereka mengakui kegagalannya pada eksperimen slow or fast queue yang dimulai beberapa bulan silam.

Menghilangya keberagaman poin MMR

Sebelumnya, Anda bisa mendapatkan poin MMR yang berbeda di setiap match MMR. Hal tersebut diakibatkan oleh perbedaan tingkat perbedaan MMR dengan lawan Anda. Apabila Anda melawan musuh yang memiliki MMR yang jauh lebih besar, maka Anda akan mendapatkan poin MMR yang lebih besar pula apabila menang. Pada patch kali ini, Valve berusaha untuk menghilangkan hal tersebut. Semua pertandingan mendapatkan poin MMR tetap. 30 poin MMR didapat apabila Anda memenangkan solo MMR. Demikian juga ketika Anda kalah di solo MMR, Anda akan kehilangan 30 poin MMR. Apabila Anda bermain party MMR, Anda hanya mendapatkan 20 poin MMR pada setiap kemenangan dan kehilangan 30 poin MMR Dota 2 apabila kalah.

Menurut saya hal ini sangat memudahkan pemain yang memiliki target setiap harinya untuk menggapai rank yang lebih tinggi. Anda bisa menghitung jelas beberapa kemenangan dan kekalahan yang didapat setiap harinya. Sebelumnya, Anda harus benar-benar memperhatikan pertambahan atau pengurangan angka MMR kalian ketika selesai bermain. Sekarang Anda dapat melihat perkembangan MMR Anda dengan lebih jelas dan berapa match lagi yang Anda butuhkan untuk meningkatkan medal.

Sama seperti matchmaking League of Legends

Sumber: NA League of Legends
Sumber: NA League of Legends

Sistem matchmaking di League of Legends mempersilakan pemainnya untuk memilih role sesuai keinginan. Tetapi kesempatan ini tidak untuk setiap game yang dimainkan. Setelah Anda bermain dengan role yang diinginkan, Anda akan diharuskan untuk melakukan queue dengan semua role. Hal ini untuk mengurangi waktu tunggu ketika melakukan queue. Valve mulai menerapkan hal yang sama di sistem matchmaking-nya. Anda akan mendapatkan role queue token apabila Anda memilih semua pilihan role ketika bermain. Role queue token ini mempersilahkan Anda untuk memilih role yang Anda inginkan ketika bermain.

Sumber: Dota 2
Sumber: Dota 2

Pada halaman update-nya, Valve menjelaskan bahwa sistem ini untuk menghasilkan kualitas game yang lebih baik. Menurut saya, hal ini belum tentu membuat kualitas pertandingan lebih baik. Karena orang dipaksa untuk bermain dengan role yang tidak mereka inginkan. Selain itu, masalahnya adalah masih banyak orang yang berbohong terhadap role yang mereka pilih demi mendapatkan waktu antrian yang lebih cepat. Misalnya, seperti kasus Anti Mage dengan role support atau Juggernaut offlane.

 

Ayo Dapatkan Harga Game Terbaik di Steam Lunar New Year Sale 2020

Satu dari banyak hal yang membuat Steam lebih unggul dibanding platform gaming lain adalah, untuk mendapatkan produk di harga terjangkau, kita tak perlu menunggu dilangsungkannya ajang sale musiman. Potongan harga bisa ditemukan tiap saat dan kadang dilakukan secara tiba-tiba, misalnya melalui program Midweek Madness atau di momen khusus seperti perayaan Tahun Baru Imlek.

Menyusul sejumlah laporan dari sumber terpercaya, Steam Lunar New Year Sale 2020 resmi dimulai di tanggal 23 Januari (atau tanggal 24 Januari pukul 1:00 pag WIB). Seperti biasa, pemangkasan harga diterapkan di hampir seluruh judul permainan. Program Steam sale spesial Imlek ini merupakan peluang berharga jika Anda sedang mengincar game blockbuster yang dibanderol terlalu mahal (misalnya Star Wars Jedi: Fallen Order) atau tak sengaja melewatkan Winter Sale 2019.

Steam Lunar New Year Sale 2020 1

Untuk memeriahkan program diskon, Valve juga kembali menerapkan sistem token melalui ‘Lunar Night Market’. Token diperoleh dengan melakukan transaksi (atau dari angpau yang Valve berikan selama empat hari). Anda akan memperoleh 107 token tiap pembelian konten seharga Rp 15 ribu, berlaku kelipatan. Token bisa ditukarkan dengan pernak-pernik bertema Imlek, misalnya stiker, efek chat room, tema profil, background beranimasi, hingga emoticon. Alternatifnya, token dapat digunakan buat membeli kupon diskon.

Steam Lunar New Year Sale dijadwalkan untuk berlangsung selama empat hari (hingga tanggal 28 Januari 2020 di Indonesia), sangat singkat dibanding sale musiman yang bisa sampai dua minggu. Jadi seandainya ada permainan yang Anda inginkan, segera cek lewat fitur search. Di laman utama Lunar New Year Sale, Steam menampilkan Featured Deals dan akan memperbaruinya tiap hari.

Steam Lunar New Year Sale 2020 3

Tak jauh dari sana, Anda dapat menemukan judul-judul rekomendasi Steam berdasarkan permainan yang di-follow atau sudah dimiliki sebelumnya. Selanjutnya, ada lebih banyak judul feature di bagian bawah, dan dilanjutkan oleh kolom Top Sellers yang diisi oleh game-game populer. Laman ditutup oleh bagian ‘Celebrating Year of the Rat’. Di sana, Valve meng-highlight segala macam permainan bertema tikus.

Steam Lunar New Year Sale 2020 2

Ini dia beberapa game esensial yang dijajakan di harga atraktif:

  • Ace Combat 7: Skies UnknownRp 275 ribu (dari Rp 550 ribu)
  • Age of Empires II: Definitive EditionRp 199 ribu (dari Rp 265 ribu)
  • Assassin’s Creed OdysseyRp 275 ribu (dari 690 ribu)
  • Dragon Ball FighterZRp 148 ribu (dari Rp 590 ribu)
  • Hitman 2Rp 264 ribu (dari Rp 800 ribu)
  • Red Dead Redemption IIRp 512 ribu (dari Rp 640 ribu)
  • Resident Evil 2Rp 165 ribu (dari Rp 500 ribu)
  • Sekiro: Shadows Die TwiceRp 474 ribu (dari Rp 730 ribu)
  • Shadow of the Tomb Raider: Definitive EditionRp 260 ribu (dari Rp 1,2 juta)
  • Sid Meier’s Civilization VIRp 150 ribu (dari Rp 600 ribu)
  • Star Wars Jedi: Fallen OrderRp 680 ribu (dari Rp 850 ribu)
  • Total War: Three KingdomsRp 406 ribu (dari Rp 541 ribu)
  • Watch Dogs 2Rp 172 ribu (dari Rp 690 ribu)

Fortnite dan TikTok Gelar #EmoteRoyaleContest

Fortnite dan TikTok mengumumkan kerja sama mereka untuk menjalankan event #EmoteRoyaleContest. Sebelumnya, Fortnite sudah beberapa kali membuat hal serupa seperti #BoogieDown Contest. #BoogieDown mempersilakan para peserta untuk mendaftarkan video mereka ke Facebook, Instagram dan Twitter. Melihat antusiasme penggemar Fortnite, TikTok berusaha untuk memanfaatkan hal tersebut dengan memindahkan kontes tersebut ke platform mereka. Kerja sama ini memang tidak mengherankan, mengingat baik TikTok dan Fortnite punya pasar yang sama-sama besar.

Peserta #EmoteRoyaleContent diharuskan untuk membuat akun TikTok dan mengunggah video tarian mereka ke TikTok. Jangan lupa juga untuk menyertakan #EmoteRoyaleContent di judul videonya. Ada beberapa peraturan yang dibuat oleh Epic Games untuk peserta yang ingin mengikuti kontes ini. Beberapa di antaranya adalah, peserta harus berumur di atas 13 tahun. Peserta juga diwajibkan untuk menggunakan lagu-lagu yang sudah disediakan oleh Epic Games. Pendaftaran peserta akan ditutup pada tanggal 24 Januari 2020. Yang spektakuler adalah, pemenang kontes tersebut berhak mengabadikan tariannya menjadi salah satu emote di game Fortnite.

Melalui website Fortnite, Streamer Imane “Pokimane” Anys dan Jordan Fisher memberikan contoh video yang harus diunggah oleh para peserta. Di video tersebut, tarian Pokimane dan Jordan sudah dijadikan emote oleh Fortnite. Sehingga para peserta mendapat gambaran seperti apa nantinya apabila tarian mereka dijadikan sebuah emote di Fortnite.

Fortnite memang dekat sekali dengan tarian. Fortnite membuat Floss Dance populer di tahun 2018 kemarin. Floss Dance awalnya adalah tarian yang dibuat oleh seorang anak laki-laki di panggung saat Katy Perry melakukan konser pada acara Saturday Night Life. Floss Dance bisa seterkenal ini karena viral di kalangan anak sekolah yang bermain Fortnite.

Apakah Warcraft III Reforged Akan Memiliki Custom Map?

Jelang rilisnya Warcraft III Reforged pada 28 Januari 2020 mendatang, banyak hal yang mungkin jadi pertanyaan terhadap satu game yang sangat berkesan di karir gaming kita. Soal bagaimana bentuk model karakter dan berbagai perubahannya sudah sempat kami bahas pada artikel sebelumnya.

Selain dari hal itu satu pertanyaan yang cukup penting dari game ini mungkin adalah soal kehadiran mod atau custom map. Karena, mau tidak mau, banyak kenangan kita bermain Warcraft III datang dari custom game buatan orang, termasuk Defense of the Ancient (DotA).

Mengutip dari artikel PCGamer, dikatakan bahwa Warcraft III: Reforged akan tetap mendukung mod dari game WC 3. “Pada dasarnya kedua game tersebut berasal dari game yang sama yang memungkinkan pemain dengan Warcraft 3 versi terdahulu bisa bermain dengan Warcraft III Reforged.” Ucap Game Designer Warcraft III Reforged Michael Scipione kepada PCGamer.

Sumber: Blizzard Official site
Sumber: Blizzard Official site

“Bicara soal custom map, mungkin kita hanya bisa bilang bahwa, jika ada yang tidak berfungsi, kami akan berusaha untuk memperbaiki hal tersebut. Tetapi pada intinya, kedua pemain tersebut (WC 3 lama atau versi Reforged) sama-sama bisa memainkan custom game.” lanjut Scipione.

Pada kesempatan lain StarCraft 2 Production Director, Tim Morton, yang turut bergabung di dalam tim Warcraft III Reforged juga mengatakan hal serupa kepada PCGamesN. “Kami berusaha memastikan custom map dapat berjalan dengan lancar di Warcraft III Reforged. Mengingat, seperti pada StarCraft Remastered, banyak orang melakukan ini dan itu sejak map-editor pertama kali muncul. Jadi kami bisa pastikan, bahwa salah satu hal yang kami kerjakan adalah memastikan semua custom maps bisa berjalan dengan lancar di Warcraft III: Reforged.” Ucap Morton kepada PCGamesN.

Warcraft III Reforged sendiri sebenarnya sudah memasuki fase beta. Jadi beberapa pemain yang sudah melakukan pre-purchase sudah bisa mencoba main dan beberapa di antaranya bahkan sudah memainkan custom map. Salah satunya seperti salah satu channel youtube ternama dari komunitas Dota regional Russia.

Mereka sudah sempat mencoba menjalankan Defense of the Ancients di Warcraft III: Reforged. Ternyata, tanpa diduga, semua berjalan dengan cukup lancar dan tentunya…Membawa nostalgia ke awal tahun 2000an saat Dota masih berupa custom map Warcraft III saja.

Tidak hanya itu saja, satu mode yang tak kalah legendaris dan mungkin kalian masih ingat adalah Element TD. Apakah custom map tersebut tersedia dan bisa dimainkan di Warcraft III Reforged? Ternyata masih sama. Custom map tersebut masih bisa berjalan lancar, bahkan bisa dimainkan secara multiplayer.

Jadi Anda tidak perlu khawatir. Apakah Warcraft III akan memiliki custom map? Jawabannya tentu saja iya! Dan tetap memiliki berbagai koleksi custom map seru yang dahulu biasa kita mainkan ketika zaman Defense of the Ancients.

Warcraft III Reforged rilis 28 Januari 2020 mendatang. Saat ini, Warcraft III Reforged sudah masuk masa Pre-Purchase dan dapat dibeli di laman resmi Blizzard Shop.

Tencent Mau Akuisisi Funcom, Developer Conan Exiles

Pada Oktober 2019, Tencent membeli 29 persen saham dari Funcom, developer asal Oslo, Norwegia yang membuat Conan Exiles dan Age of Conan. Sekarang, perusahaan asal Tiongkok itu menawarkan untuk membeli semua saham Funcom senilai US$148 juta. Mengingat Funcom sudah menjadi perusahaan terbuka, Tencent siap untuk membeli semua saham dari pemegang saham lainnya. Para pemegang saham bebas untuk menerima atau menolak tawaran ini, tapi dewan manajemen dan pengawas Funcom menyarankan agar mereka menerima tawaran Tencent.

Sementara itu, CEO Funcom, Rui Casais menyambut tawaran Tencent dengan antusias. Dia merasa, Tencent memiliki reputasi yang baik sebagai investor yang bertanggung jawab dalam jangka panjang. Tidak hanya itu, mereka juga memiliki kemampuan yang baik untuk menangani game-game online. Memang, Tencent dikenal sebagai perusahaan game terbesar di dunia. Saat ini, mereka memiliki saham dari berbagai developer game besar, seperti Riot Games, Epic, Supercell, Ubisoft, Paradox, dan Frontier. Pada awal bulan ini, Tencent juga membeli saham dari Universal Music Group.

Conan Exiles. | Sumber: Steam
Conan Exiles. | Sumber: Steam

“Kami memiliki hubungan dekat dengan Tencent, yang merupakan pemegang saham mayoritas kami dan kami senang dengan penawaran ini,” kata Casais, dikutip dari VentureBeat. “Kami akan terus membuat game-game hebat yang akan dimainkan oleh semua orang di dunia, dan kami percaya, dukungan dari Tencent akan membuat Funcom naik ke level berikutnya. Tencent dapat membantu operasional Funcom dan memberikan insight dari pengalaman mereka sebagai perusahaan besar di industri game.”

Tencent menawarkan untuk membeli saham Funcom seharga 17 krone Norwegia per lembar, 27,3 persen lebih tinggi dari harga saham Funcom pada 21 Januari 2020. Mereka mengatakan, mereka tidak berencana untuk mengubah bisnis Funcom dan akan terus mendukung game online buatan Funcom, seperti Conan Exiles, Secret World Legends, Age of Conan, dan Anarchy Online.

Funcom didirikan pada 1993. Beberapa tahun belakangan adalah tahun paling sukses mereka setelah mereka meluncurkan game survival online, Conan Exiles. Saat ini, mereka memiliki beberapa proyek game. Salah satu yang paling ditunggu adalah game multiplayer survival yang didasarkan pada cerita science-fiction buatan Frank Herbert, Dune.

“Kami kagum dengan kekuatan Funcom sebagai developer dari game multiplayer, action, dan survival. Funcom memiliki rekam jejak dalam membuat game baru yang berumur panjang,” kata Senior Vice President of Tenent, Steven Ma. “Kami senang karena kami bisa mendekatkan diri dengan Funcom dan tidak sabar untuk berkolaborasi dengan Funcom untuk membuat game yang lebih menyenangkan untuk semua gamer di dunia.”