Logitech Luncurkan Reinkarnasi dari Mouse Gaming Klasik MX518

Merujuk pengalaman saya mengulas gaming gear, membujuk orang lain untuk menggunakan produk baru tidaklah mudah. Ada banyak faktor yang jadi pertimbangan. Bahkan ketika harga dan fiturnya sudah pas, kendala bisa muncul akibat kebiasaan pemakaian yang berbeda. Akibatnya, mereka mungkin akan berpendapat bahwa deretan periferal baru itu tak senyaman perangkat lawas.

Sejumlah produsen juga mulai menyadari bahwa desain orisinal tetaplah yang terbaik. Di bulan Juni 2018, Microsoft menghidupkan lagi IntelliMouse. Varian tersebut diperkenalkan pertama kali 23 tahun silam, dan kabarnya menjadi pilihan favorit gamer serta kiblat desain mouse gaming modern. Kali ini giliran Logitech yang mengambil langkah serupa. Produsen aksesori PC asal Swiss itu minggu ini mengumumkan peluncuran kembali mouse MX518 – di bawah sub brand Logitech G.

Logitech menjelaskan bahwa langkah ini merupakan respons mereka terhadap begitu tingginya permintaan fans. Melakukan debutnya di pertengahan 2000-an, MX518 merupakan mouse gaming terfavorit konsumen, dan banyak dari mereka yang meminta Logitech untuk melakukan pemugaran. Dalam melakukannya, tim desainer memutuskan buat mempertahankan apa yang membuat MX518 begitu disukai sembari menyempurnakan jeroannya.

Logitech G MX518 tetap mengusung penampilan klasik. Mouse menyajikan delapan buah tombol, memanfaatkan arahan desain ergonomis dengan tubuh membulat dan dilengkapi pula oleh cekungan untuk mengistirahatkan jempol Anda. Konstruksinya terbuat dari plastik, dipadu pelat abu-abu di bagian punggung yang membuatnya menyerupai sang pendahulu. Semua hal itu Logitech terapkan agar pengguna bisa merasakan sensasi dan kenyamanan yang pernah mereka rasakan.

MX518 2

Walaupun begitu, produsen tak lupa membubuhkan teknologi tercanggih yang bisa mereka temukan. Reinkarnasi MX518 itu dipersenjatai sensor Hero 16.000DPI yang juga dapat Anda temui di G502, dibekali prosesor ARM 32-bit demi memastikan mouse mampu merespons input di kecepatan 1-milidetik, dan ditopan oleh memori demi memperkenankan Anda menyimpan profil dan menggunakan setting familier di PC berbeda tanpa perlu menginstal software.

MX518 1

Berbicara soal piranti lunak, saya berasumsi Logitech G MX518 mendapatkan dukungan penuh dari Logitech Gaming Software serta ditunjang oleh kapabilitas programmable button. Berdasarkan trailer yang telah dipublikasikan, Logitech tampaknya mencoba menjaga kesederhanaan desain mouse dan tidak membubuhkan LED RGB di sana.

Versi baru MX518 ini sudah bisa di-pre-order melalui situs resmi Logitech, dibanderol seharga US$ 60. Namun sampai saat ini, produsen belum mengabarkan kapan sebetulnya produk akan tersedia.

Via PC Gamer.

Tencent Luncurkan Aturan Baru untuk Streaming Konten Seluruh Game Mereka

Sebagai salah satu perusahaan game tersukses dan terpopuler dunia, Tencent Games punya pengaruh yang sangat kuat di industri game. Dengan portofolio mencakup judul-judul raksasa seperti PUBG Mobile, Fortnite, dan League of Legends, Tencent punya kekuatan untuk menjangkau ratusan juta gamer serta anak muda di dunia. Tentu saja, semakin besar suatu kekuatan maka semakin besar pula tanggung jawabnya.

Untuk menjaga agar ekosistem gamer di sekitar produk-produk Tencent tetap sehat, mereka baru saja mengumumkan sejumlah aturan untuk streaming konten yang berkaitan dengan seluruh game mereka. Aturan ini berlaku terhadap platform, produksi, institusi, dan streamer mana pun yang menciptakan konten berbasis produk milik Tencent.

Aturan tersebut diumumkan pada tanggal 14 Februari 2019 lalu, tak lama setelah pemerintah Tiongkok menerapkan aturan baru terkait regulasi konten internet. Beberapa aturan itu antara lain:

  • Larangan melanggar aturan-aturan dasar undang-undang konstitusi, serta topik-topik sensitif seperti politik nasional, kewarganegaraan, agama, serta kedaerahan.
  • Larangan publikasi informasi ilegal, seperti pornografi, perjudian, sekte-sekte, terorisme, dan lain-lain.
  • Larangan perilaku yang merusak user experience ataupun brand Tencent.
  • Larangan menyebarkan informasi palsu ke pengguna lain dengan berpura-pura menjadi perwakilan resmi Tencent.
  • Larangan menyebarkan private server, cheat, hack, atau informasi account boosting (joki).
  • Larangan mempromosikan dan memicu kekerasan di dunia nyata.
  • Larangan melanggar privasi orang lain dan menyebarkan informasi mereka tanpa izin.
  • Larangan melanggar kontrak, memutuskan kontrak sepihak, atau menjalin perjanjian terlarang dengan pihak ketiga, selama masih berada di bawah kontrak suatu platform streaming.
  • Larangan melanggar hak cipta penerbit game atau content creator lain.
  • Larangan akan konten yang memunculkan pengaruh sosial negatif.
Haishi
Haishi (Jiang Haitao) | Sumber: China Daily

Menurut laporan dari Esports Observer, aturan tentang pelanggaran kontrak muncul setelah adanya kasus dari streamer Honor of Kings (Arena of Valor versi Tiongkok) yang bernama Haishi (Jiang Haitao). Ia memiliki kontrak dengan platform streaming Huya, namun kemudian menjalin kontrak lain dengan platform Douyu. Haishi akhirnya mendapat tuntutan pengadilan dari Huya, dan diwajibkan untuk membayar denda sebesar 49 juta Yuan (sekitar Rp102,1 miliar).

“Terdapat hubungan hak cipta yang natural antara konten gaming dan platform live streaming. Tencent, sebagai pemimpin platform gaming streaming dan penerbit game, memiliki tanggung jawab untuk mempromosikan standardisasi dan otorisasi konten streaming di industri,” demikian pernyataan Tencent yang diumumkan di media sosial Weibo.

Tencent sendiri sebetulnya memiliki modal yang tertanam di kedua platform, Huya maupun Douyu. Tapi mereka tetap berlaku adil dan menjunjung tinggi penghargaan atas kontrak serta hak cipta. Selain itu Tencent juga berinvestasi di platform video Bilibili, dan memiliki platform streaming sendiri bernama Penguin Esports. Dengan pengaruh seluas itu, penerapan aturan baru oleh Tencent ini akan memiliki imbas yang sangat besar pada dunia streaming, khususnya di Tiongkok. Mudah-mudahan saja dampaknya dapat membuat industri streaming tumbuh lebih positif.

Sumber: Esports Observer

Segala Game dan Update yang Nintendo Singkap di Nintendo Direct Bulan Februari 2019

Beberapa waktu lalu, bos Sony Worldwide Studios Shawn Layden menjelaskan bagaimana E3 telah kehilangan esensi nya, dan inilah alasannya mengapa Sony memutuskan untuk absen di acara tahun ini. Berkat meratanya internet, pemilik platform kini bisa mudah menjangkau fans secara langsung lewat event-event stream, satu contohnya adalah melalui acara seperti Nintendo Direct.

Nintendo Direct adalah presentasi online tempat perusahaan mengungkap seluruh informasi terkait produk-produk baru mereka. Yang membuat Direct unik adalah pelaksanaannya yang tidak dipatok di tanggal tertentu. Nintendo akan menggelarnya kapan pun mereka menginginkannya. Tiga bulan berlalu selepas event terakhir, dan presentasi Direct terkini baru saja rampung.

Jangan cemas jika Anda tidak sempat menyaksikannya. Lewat artikel ini, saya mencoba merangkum seluruh game dan update yang Nintendo singkap di Direct edisi Februari 2019.

 

Astral Chain

Astrail Chain adalah permainan action racikan tim di belakang Bayonetta dan Nier: Automata yang dipersembahkan hanya untuk para pemilik Switch. Berdasarkan trailer-nya, game menghidangkan pertempuran via mecha dan mengusung latar belakang cyberpunk.

 

Super Mario Maker 2

Nintendo rencananya akan meluncurkan Super Mario Maker 2 di Switch pada bulan Juni tahun ini.

 

Super Smash Bros. Ultimate update 3.0

Game fighting crossover buatan Bandai Namco ini akan kedatangan karakter Joker dari Persona 5. Selain itu, Nintendo juga akan melepas sejumlah action figure Amiibo bertema Smash, seperti Pokemon Trainer, Snake dari Metal Gear Solid, dan Simon Belmont dari Castlevania.

 

BoxBoy + BoxGirl

Merupakan game BoxBoy pertama untuk Switch. Permainan pertamanya dilepas pada tahun 2015 di 3DS, lalu disusul oleh Bye-Bye BoxBoy di 2017. BoxBoy + BoxGirl kabarnya menyuguhkan 270 level plus mode kooperatif dua pemain.

 

Captain Toad: Treasure Tracker

Nintendo berencana untuk meluncurkan DLC untuk versi Switch dari Treasure Tracker ini. Beberapa add-on disajikan gratis, dan sebagian lagi adalah downloadable content berbayar. Tanpa perlu mengeluarkan uang, Anda bisa segera menjajal mode co-op baru.

 

Marvel Ultimate Alliance 3: The Black Order

Kehadiran MUA3 secara eksklusif di Switch memang mengejutkan karena dua game terdahulunya dapat dinikmati oleh gamer di platform berbeda. Via update terbaru, Nintendo mengabarkan bahwa para Defenders akan bergabung di sana.

 

The Legend Of Zelda: Link’s Awakening

Link’s Awakening versi Switch ini adalah remake dari game berjudul sama yang dirilis pada tahun 1993 untuk Game Boy. Nintendo tidak mengubah penyajiannya terlalu jauh. Game tetap mempertahankan penggunaan perspektif top-down dan visual 2D.

 

Bloodstained: Ritual of the Night

Game action platformer 2D yang terinspirasi dari Castlevania ini dijadwalkan untuk melakukan pendaratan di Switch pada musim panas 2019. Tanggal pastinya masih belum diketahui.

 

Tetris 99

Tetris 99 boleh dikatakan sebagai perpaduan unik antara formula Tetris klasik dengan battle royale, mengadu 99 pemain dalam satu pertandingan. Game sudah bisa dimainkan hari ini, disuguhkan secara gratis.

 

Assassin’s Creed 3 Remaster

Versi remaster dari Assassin’s Creed III akan tiba di Nintendo Switch pada tanggal 21 Mei. Selain grafis yang diperbarui, game turut dibundel bersama Assassin’s Creed III: Liberation (dahulu tersedia di PS Vita) dan DLC Tyranny of King Washington.

 

Fire Emblem: Three Houses

Tree Houses merupakan salah satu permainan terbesar yang akan Nintendo luncurkan di Switch tahun ini. Di Direct, sang publisher memamerkan porsi pertempuran dan elemen role-playing-nya. Game akan dilepas pada tanggal 26 Juli.

 

Hellblade: Senua’s Sacrifice

Hal yang membuat Hellblade sukses adalah perpaduan unik antara tema gangguan mental, latar belakang mitos Nordik, dan gameplay action menegangkan. Ia memenangkan banyak penghargaan di tahun 2017, dan siap mendarat di Switch pada musim semi 2019.

 

Deltarune

Penerus Undertale kreasi Toby Fox akan tiba di Switch di tanggal 28 Februari nanti. Chapter 1-nya bisa diunduh gratis, namun Anda perlu mengeluarkan uang buat membeli Chapter-Chapter berikutnya. Sedikit trivia: Sadarkah Anda bahwa Deltrarune ialah anagram dari Undertale?

 

Yoshi’s Crafted World

Bersamaan dengan selesainya presentasi Direct, Nintendo melepas versi demo Yoshi’s Crafted World di Switch. Game ini pertama kali diumumkan di E3 2017, dan rencananya akan dirilis akhir bulan depan, tanggal 29 Maret.

 

Final Fantasy IX & Final Fantasy VII

Kejutan lagi dari Nintendo (dan Square Enix). Versi port Switch Final Fantasy IX sudah bisa Anda nikmati saat ini juga, dibanderol US$ 21. Selanjutnya, perilisan spin-off Chocobo’s Mystery Dungeon: Every Buddy dan Fantasy VII akan menyusul di tanggal 26 Maret. Semuanya disediakan via Nintendo Eshop.

Tayangan ulang Nintendo Direct edisi Februari 2019 bisa Anda nikmati di sini.

Via Gamespot.

Vainglory Hadir di Steam, Cross-Platform Masa Depan Esports MOBA?

Bicara soal gaming walau kedengarannya sederhana, namun kadang jadi rumit gara-gara banyaknya platform yang ditawarkan. Ada PC, konsol, dan mobile. Beberapa developer kadang meluncurkan game buatan mereka secara eksklusif pada platform tertentu; yang membuat gamers jadi tambah pusing memilih di mana mereka akan main. Tapi apa jadinya kalau ada game yang bisa dimainkan di segala platform?

Fortnite sudah mencoba melakukannya. Menjadi game Battle Royale yang bisa dimainkan di platform manapun berhasil membuat Fortnite jadi fenomena sosial sendiri di pasar barat sana. Mencoba meniru kesuksesan tersebut, salah satu dedengkot MOBA di mobile, Vainglory kini juga menjadi cross-platform dan resmi rilis di Steam pada hari ini (14 Februari 2019).

Sebelumnya, pengumuman tersebut sudah dilakukan oleh Super Evil Megacorp, lewat campaign yang disebut sebagai Vainglory X. Setelah beberapa saat melakukan pengujian lewat fase alpha build, kini akhirnya Vainglory mempublikasikan gamenya lewat platform Steam bersamaan dengan kehadiran update 4.0.

https://twitter.com/vainglory/status/1095791001623515139

Update 4.0 ini menghadirkan berbagai macam hal. Dari segi konten, ada hero baru bernama San Feng, berbagai skin untuk para hero, emote ping baru, dan lain sebagainya. Update konten lain yang juga dihadirkan adalah perubahan game mode, yang menghilangkan 3v3 casual, sehingga kini mode yang teredia adalah 5v5 casual & ranked, 3v3 ranked, rumble, dan blitz.

Kehadiran Vainglory pada platform Steam juga disertai dengan beberapa perubahan dari segi user interface untuk cross-platform. Beberapa perubahan ini dilakukan dengan fokus menciptakan tampilan menu yang nikmat dipandang bagi pemain di manapun platform tempat ia main. Dengan Vainglory kini hadir di Steam, pertanyaan berikutnya yang muncul adalah, bagaimana dengan esports Vainglory?

Selama ini belum pernah ada satu kali pun kompetisi esports yang diselenggarakan secara Cross-Platform. Vainglory sudah melakukannya, tapi hanya sebagai pertunjukkan saja atau yang biasa disebut sebagai showmatch. Kompetisi Fortnite saja tetap diadakan di PC meski game mereka sudah mendukung sistem cross-platform. Meski begitu, belum pernah dilakukan bukan berarti ide yang buruk untuk dilakukan.

Sumber
Vainglory yang bisa dimainkan dengan mouse dan keyboard di Samsung DEX adalah percobaan pertama SEMC untuk menciptakan MOBA antar platform. Sumber: Super Evil Megacorp Blog

Saya sempat membahas bagaimana Vainglory yang dulu merajai kini tertinggal jauh dari para juniornya. Pada artikel tersebut, saya menyatakan opini bagaimana Vainglory menang pada masanya karena langkah berani untuk mendobrak inovasi gaming pada platform mobile. Maka kehadiran cross-platform di Vainglory kini, yang mungkin adalah usaha Super Evil Megacorp pertahankan budaya inovasi, bisa jadi kunci kesuksesan mereka berikutnya.

Lalu bagaimana dari segi esports? Kalau boleh jujur, menurut saya tak ada banyak hal yang bisa ditawarkan dari program hiburan esports dengan ragam device PC, mobile, konsol. Kenapa? Karena porsi utama hiburan esports adalah tayangan in-game, bukan tayangan orang yang sedang memainkannya.

Namun, itu mungkin itu hanya opini kecil dari saya yang belum bisa melihat potensi bisnis esports dari sistem cross-platform ini. Mungkin bisa jadi, dengan sistem cross-platform, SEMC jadi bisa melakukan kerjasama dengan sponsor endemik yang lebih beragam, bisa menyandingkan sponsor pc gaming dan vendor smartphone.

Mungkin bisa jadi esports cross-platform menciptakan talent pool lebih besar. Jadi lebih banyak pemain, lebih banyak pro player, ekosistem esports Vainglory jadi lebih subur. Siapa yang tahu, kalau ternyata sistem cross-platform bakal jadi masa depan esports game MOBA.

Melepas Status ‘Beta’, Memperkenalkan Hybrid dengan Beragam Produk Baru

Hari ini, Hybrid.co.id melepas status ‘beta’ dan secara resmi hadir dengan layanan penuh dan 4 produk baru.

Sebagai holding company, beberapa waktu lalu CEO DailySocial telah memperkenalkan Hybrid sebagai produk baru dari inovasi yang ingin dihadirkan DailySocial. Kali ini izinkan kami, tim Hybrid, untuk memperkenalkan sendiri tentang layanan yang kami hadirkan untuk para pembaca dan penikmat esports (serta gaming secara general).

Hybrid.co.id hadir dari proses yang tidak sebentar, seperti hadirnya berbagai inovasi yang ada di DailySocial, kami melakukan uji atas konten seputar esports dan gaming dalam waktu yang cukup lama. Sampai akhirnya kami memutuskan bahwa ekosistem esports yang kini masih dalam tahap perkembangan memiliki banyak elemen yang patut disampaikan pada pembaca.

Hybrid hadir dengan tujuan untuk ikut serta membangun ekosistem esports dan gaming lokal ke arah yang lebih baik, maju dan berkembang. Seperti halnya yang dilakukan DailySocial selama 10 tahun ke belakang dan di masa yang akan datang, Hybrid pun berharap bisa memberikan kontribusi yang signifikan atas ekosistem esports secara keseluruhan. Bukan hanya sekedar media yang meliput tentang game dan kompetisi, tetapi yang membahas esports sebagai sebuah ekosistem. Itu kenapa, angle artikel yang kami hadirkan lebih merujuk pada edukasi, pembahasan elemen ekosistem secara mendalam, serta analisis dan prediksi. Angle artikel kami secara sadar menghindari drama-drama, terlebih yang merujuk pada urusan personal.

Kami memandang Hybrid.co.id sebagai sebuah ekosistem hub, sebagai sebuah platform. Untuk kami tidak hanya hadir sebagai sebuah media online saja tetapi mengembangkan juga berbagai program dan produk yang saling berkaitan menjadi sebuah lingkaran utuh. Layanan utama Hybrid sendiri terdiri dari 4: media, Hybrid Day, Hybrid Dojo dan Esports Database.

Media Hybrid.co.id sendiri telah online sejak akhir tahun dengan tim yang menurut kami bisa dibilang pengalaman dan memiliki jam terbang yang cukup baik. Ada Yabes Elia, senior editor yang memiliki pengalaman di ranah gaming serta esports yang tidak perlu lagi dipertanyakan, lalu para penulis seperti Ayyub Mustofa dengan gaya review serta relasi dengan developer lokal yang memberi warna menarik di Hybrid, Akbar Priono yang tidak hanya menjadi penulis tetapi juga caster, dan ada Yoga Wisesa, penulis DailySocial yang bisa memberikan review gadget dan game secara menyenangkan untuk Anda baca. Dan saya sendiri, Wiku Baskoro, yang bertugas menyiapkan lahan bermain yang nyaman untuk tim serta mengolah produk yang telah dan akan diluncurkan selanjutya.

Bersamaan dengan lepasnya status beta hari ini, Hybrid.co.id menghadirkan dua fitur baru, yaitu versi bahasa Inggris serta Hybrid Jobs. Anda bisa langsung melihat dua fitur ini di sini dan sini.

Hybrid Jobs

Untuk Hybrid Jobs sendiri, kami berharap bisa memberikan ruang yang lebih luas bagi ekosistem, karena seiring berkembangkan dunia esports, maka kebutuhan untuk mengisi berbagai posisi di organisasi esports akan semakin bertumbuh. Hybrid Jobs hadir secara gratis baik untuk pembaca maupun pemberi lowongan kerja, dengan metode pendaftaran untuk pemberi kerja sebagai sistem review agar lowongan yang dihadirkan memang benar.

Hybrid Day adalah program offline yang dijalankan bersama berbagai partner, tujuannya sederhana, untuk memberikan edukasi dan gambaran yang lebih mendalam tentang industri esports, terutama dari banyak elemen pendukung yang ada di belakangnya, mulai dari manajemen organisasi, tim, kompetisi, sponsorship dan lainnya.

Hybrid Dojo dan Esports Database adalah dua program yang bisa jadi sedikit ambisius namun menjadi mimpi yang kami berharap bisa berlanjut dan memberi kontribusi di ekosistem. Hybrid Dojo adalah ruang komunitas untuk berlatih, berguru dan berkompetisi. Dojo ini dihadirkan sebagai dukungan bagi komunitas, karena tidak bisa dipungkiri, berkembangnya esports tidak akan lepas dari pergerakan komunitas. Dojo juga akan menghadirkan coaching clinic dengan bentuk workshop satu bulan untuk para calon atlet esports yang ingin secara serius mempersiapkan diri mereka, akhir dari coaching clinic ini nantinya akan digelar kompetisi rookie, kami juga akan mengundang tim esports profesional untuk scouting talent.

Hybrid Dojo

Sedangkan Esports Database adalah produk yang saat ini masih dikembangkan, dan diharapkan bisa kami luncurkan pertengahan tahun. Esports database ingin kami kembangkan seperti yang kami lakukan pada startup database yang saat ini telah kami miliki dan digunakan untuk beberapa klien partner di Dailysocial.id. Harapannya, database ini bisa menjadi rujukan bagi semua unsur di ekosistem esports, baik yang berkecimpung di dalamnya, mereka yang tertarik dengan esports sampai dengan para pemilik merek yang juga merupakan bagian tak terpisahkan dari ekosistem.

Selain dari topik esports yang memang memegang porsi cukup besar di Hybrid, kami tidak melupakan sebuah mimpi lain yang embrionya telah muncul selama DailySocial hadir. Yaitu dukungan untuk pengembang game lokal. Hybrid memiliki semacam rubrik rutin yang akan mengangkat para developer game lokal, baik secara entitas bisnis maupun dari karya (game) yang mereka hadirkan. Ada pula mimpi yang kami sematkan, berharap esports di Indonesia nantinya akan menggunakan game buatan developer lokal.

Tidak lupa pula Hybrid akan menghadirkan review dan guide, baik tentang game ataupun gaming gear (gadget) yang tentunya tidak bisa terpisahkan dari media game. Gaming gear termasuk di dalamnya PC (dan laptop) serta hardware pendukung juga memberikan porsi yang cukup besar dalam perkembangan esports, karena dukungan para pabrikan ini sebagai alat bermain atau sponsorship.

Semua produk yang dihadirkan dikembangkan secara internal dengan tim developer yang juga mengembangkan produk di DailySocial, dukungan teknis secara internal tentunya memudahkan kami untuk terus memperbaiki bug dan fitur agar nyaman dinikmati.

Seperti yang disebutkan di atas, kami memandang Hybrid.co.id sebagai sebuah ekosistem hub, sebagai sebuah platform. Sebagai platform, fitur dan produk yang ada akan terus dikembangkan secara bertahap. Meski telah melepas versi ‘beta’ bukan berarti perbaikan atas bug dan fitur akan berhenti, namun akan terus dikembangkan dan ditambahkan.

Sebagai ekosistem hub, Hybrid sangat terbuka untuk kolaborasi dengan beragam elemen ekosistem esports dan gaming. Kami sadar bahwa ada banyak peran yang tidak bisa kami ambil, dan kolaborasi adalah salah satu solusi untuk ikut serta membangun ekosistem dan memberikan manfaat seluruh elemen di ekosistem.

Selamat menikmati, semoga Hybrid.co.id bisa menjadi acuan untuk konten esports dan gaming. Kolom kontak selau terbuka untuk diskusi dan kolaborasi, atau bisa juga ke email di [email protected] (wiku at dailysocial dot id).

Ubisoft Rombak Penyajian Rainbow Six Siege di Semua Edisi

Saat novel Rainbow Six dirilis lebih dari dua dekade silam, Tom Clancy mungkin tak pernah membayangkan kreasinya itu mencetus deretan permainan video ber-genre action. Ada belasan game Rainbow Six yang dirilis dalam rentang waktu 20 tahun – termasuk spin-off, sekuel dan expansion pack. Judul terakhirnya, Siege, dikenal sebagai salah satu game esports populer.

Kurang lebih dua setengah tahun setelah meluncur, Rainbow Six Siege berhasil menghimpun 40 juta pemain. Namun perjalanan yang ia lalui tidak selalu mulus. Saat baru dirilis, Siege dikritisi karena minimnya konten. Komunitasnya baru benar-benar tumbuh pesat sesudah Ubisoft menerapkan strategi ‘game sebagai layanan’ serta mengarahkan pengembangannya ke ranah esports. Rainbow Six Siege sendiri tidak asing dengan perubahan.

Minggu ini, developer memutuskan untuk merevisi penyajian permainan dalam rangka merayakan peluncuran season pass Year 4. Sebagai langkah awalnya, Ubisoft mengubah harga seluruh edisi game. Mulai sekarang, Rainbow Six Siege dapat Anda miliki dengan harga yang lebih muraht, baik jika Anda membeli edisi sandar maupun versi Ultimate. Berikut detailnya:

  • Edisi Standar menyuguhkan opsi 20 operator (karakter) dan akses ke seluruh mode game serta map. Versi ini ditawarkan di harga US$ 20, tapi khusus konsumen Indonesia, kita bisa membelinya cukup dengan mengeluarkan uang Rp 230 ribu.
  • Edisi Deluxe menyimpan konten versi standar ditambah opsi semua operator di update Year 1. Dibanderol US$ 30 (harga lokal Rp 345 ribu), bundel ini jauh lebih ekonomis ketimbang jika Anda membeli operatornya satu per satu.
  • Edisi Gold dibekali segala hal yang ada di Deluxe, dan Anda juga diberikan akses ‘VIP’ ke pilihan operator Year 4 ditambah bonus 600 R6 credit. Dapat Anda beli seharga US$ 60 atau Rp 690 ribu.
  • Edisi Ultimate disertai seluruh konten Gold, ditambah kebebasan memilih 44 operator yang dihidangkan oleh update Year 1 sampai Year 3, termasuk season pass Year 4. Tertarik? Siapkan modal sebesar US$ 100 (atau Rp 1,15 juta di Indonesia). Update Year 4 sendiri memperkenalkan delapan operator baru, dengan delapan item headgear dan seragam.

R6S 1

Selain membuat tiap edisi jadi lebih terjangkau, Ubisoft juga memangkas harga dari DLC yang mereka tawarkan. Kemudian seperti yang tertera di atas, 20 operator bisa langsung Anda mainkan begitu game dibeli. Masing-masing operator baru dapat Anda buka dengan mengeluarkan credit in-game antara 500 sampai 2.000, bisa Anda peroleh dari empat sampai sepuluh kali bertanding.

Kabar gembiranya lagi, seluruh edisi Rainbow Six Siege di Steam sedang mendapatkan diskon 50 persen, berlangsung hingga tanggal 19 Februari. Game dijajakan seharga mulai dari Rp 115 ribu saja.

Apex Legends Rangkul 25 Juta Pemain Lebih Dalam Waktu Seminggu

Keberhasilan Apex Legends merangkul begitu banyak pemain seolah-olah melunasi kurang memuaskannya penjualan Titanfall 2. Game baru Respawn Entertainment itu memberi banyak solusi atas keluhan pemain terhadap battle royale (misalnya lewat sistem ping) serta bisa berperan sebagai gerbang masuk mereka yang tadinya kurang familer dengan genre last man standing.

Sejauh ini, perjalanan Apex Legends terlihat begitu mulus. Hanya dalam tiga hari setelah perilisan, game FPS battle royale ini sukses mengumpulkan 10 juta pemain. Hari ini, Apex Legends menginjak usia tujuh hari, dan lagi-lagi ia mencetak rekor baru. CEO Respawn Vince Zampella mengabarkan bahwa kreasi timnya itu dimainkan oleh lebih dari 25 juta gamer, dengan total concurrent player (artinya game diakses berbarengan) mencapai 2 juta jiwa.

Selama seminggu ini, developer terus mendengar masukan, saran serta ide-ide baru pemain. Demi memastikan Apex Legends berumur panjang, mereka berniat untuk membangun konten game bersama komunitas. Meski demikian, Respawn tidak bisa mengungkap seluruh rencana mereka, namun developer sudah menyiapkan sejumlah agenda yang akan mereka eksekusi dalam waktu dekat.

Seperti Fortnite, Respawn akan menerapkan update musiman pada Apex Legends. Update ‘musim pertama’ akan meluncur di bulan Maret besok, bersamaan dengan pengenalan Battle Pass, serta sejumlah Legends (karakter), senjata, dan item baru. Selain itu, Respawn juga sudah siap merayakan Valentine bersama para gamer Apex Legends melalui loot serta pernak-pernik bertema Hari Kasih Sayang.

Di hari ini, tanggal 12 Februari, developer akan melangsungkan Rivals Apex Legends Challenge yang disponsori oleh Twitch. Rivals Apex Legends Challenge adalah turnamen ‘kecil-kecilan’ yang diikuti oleh 48 streamer paling terkenal. Pertandingan tentu saja dapat Anda saksikan langsung di situs live streaming game populer itu, via channel resmi Apex Legends. Babak selanjutnya akan dilangsungkan minggu depan, tanggal 19 Februari.

“Mewakilkan setiap orang yang bekerja di Respawn, saya ucapkan terima kasih,” Kata Zampella. “Semangat dan kegembiraan komunitas terhadap Apex Legends sangat memukau, dan kami di studio merasakannya dengan jelas. Kami tidak bisa mencapai semua itu tanpa dukungan Anda, dan saya berharap Anda akan terus bersama kami dalam perjalanan ini.”

Apex Legends ialah game selingan jika saya mulai merasa penat dengan Resident Evil 2 dan Red Dead Online. Belakangan, Apex juga mendorong saya untuk kembali menikmati mode multiplayer Titanfall 2, serta membuat saya menyadari kontribusi besar Respawn pada genre shooter.

Marco Reus Diangkat Menjadi Brand Ambassador HyperX

HyperX sudah cukup lama terkenal di dunia gaming sebagai penyedia perangkat (peripheral) dengan kualitas tinggi. Lini produk mereka mencakup gaming headset, keyboard, mouse, dan sebagainya yang mungkin sudah sering Anda lihat. Di dunia esports, anak perusahaan Kingston ini memiliki banyak kerja sama dengan tim besar dunia, termasuk Natus Vincere, Cloud9, dan Echo Fox. Bahkan, HyperX memiliki arena esports sendiri, yaitu HyperX Esports Arena Las Vegas.

Dalam urusan publikasi, HyperX dikenal dengan program brand ambassador yang terdiri dari beberapa influencer ataupun figur publik populer. Termasuk di dalamnya shroud, streamer Twitch yang memiliki lebih dari 5 juta subscriber, juga Post Malone, rapper Amerika Serikat yang albumnya telah meraih gelar multiplatinum. Beberapa waktu lalu, HyperX baru saja menambahkan seorang superstar sepak bola sebagai brand ambassador berikutnya. Ia dalam Marco Reus, kapten tim Borussia Dortmund.

Marco Reus - FIFA 17
Marco Reus saat menjadi bintang sampul FIFA 17 | Sumber: Amazon

Nama Marco Reus pasti sudah sangat familier di kalangan penyuka sepak bola. Tapi yang Anda mungkin belum tahu adalah bahwa pria berusia 29 tahun ini ternyata juga seorang penggemar berat game. Ia terutama menyukai seri FIFA, Call of Duty, serta NBA. Ketika EA Sports hendak merilis FIFA 17 beberapa tahun silam, mereka juga bekerja sama dengan Reus untuk menjadikannya model sampul game tersebut.

Gaming telah menjadi bagian besar dari kehidupan sehari-hari kita, mulai dari bermain di perangkat mobile saya, sampai pulang ke rumah selepas latihan dan bermain FIFA beberapa jam dengan teman-teman,” kata Reus dalam situs resmi HyperX. “Saya senang bisa bergabung dengan keluarga HyperX. Produk-produk mereka tidak hanya membuat saya tenggelam dalam permainan tapi juga membantu saya mengalahkan lawan-lawan. Saya berharap dapat memiliki kerja sama yang sukses dengan HyperX di masa depan.”

Dele Alli - HyperX
Dele Alli dari Tottenham Hotspur juga menjadi brand ambassador HyperX | Sumber: Esports News UK

Reus menjalin kontrak brand ambassador selama dua tahun dengan HyperX. Artinya, selama dua tahun ke depan Reus akan banyak sekali tampil di kampanye-kampanye pemasaran yang dibuat oleh HyperX. Reus juga akan menggunakan perangkat-perangkat HyperX ketika ia bermain game dan melakukan siaran live streaming. Beragamnya latar belakang brand ambassador ini merupakan bagian dari kampanye HyperX yang mengedepankan slogan “We’re All Gamers”.

Sementara itu, Paul Leaman, Vice President HyperX EMEA, menyatakan bahwa mereka sangat senang dapat menggaet para gaming enthusiast populer dari seluruh dunia. Ini sejalan dengan misi HyperX untuk menyediakan produk terbaik bagi segala jenis gamer. “Tujuan kami adalah memuaskan semua gamer tidak peduli apa platformnya. Baik Anda bermain di PC, console, atau mobile, HyperX punya produk untuk membantu para gamer meraih potensi terbaik mereka,” ujarnya.

Sumber: HyperX, Bundesliga

PUBG Rebut Gelar Game Terbaik di The Steam Awards 2018

Dalam kiprahnya selama 15 tahun, Steam telah berevolusi dari sebuah layanan distribusi hingga menjadi platform gaming berfitur terlengkap. Kini, ia turut menyediakan software non-game, bisa berperan sebagai jejaring sosial, serta turut dilengkapi fitur kurasi yang mempersilakan pengguna mengikuti reviewer favorit mereka. Dan mulai tahun 2016, Valve terus melangsungkan The Steam Awards.

The Steam Awards adalah acara pemberian penghargaan bagi game-game terbaik pilihan user. Tapi berbeda dari event sejenis, para finalis di sana tak cuma merupakan permainan yang dirilis di tahun itu. Banyak dari judul di Steam Awards 2018 yang sebetulnya sudah meluncur di tahun sebelumnya, masuk lagi di daftar nominasi karena mereka terus mendapatkan update dan jadi favorit pengguna Steam.

Steam Awards kali ini membuktikan pada kita bahwa game ‘lawas’ pun bisa merebut gelar paling bergengsi di sana. Minggu lalu, Valve akhirnya mengungkap para pemenang ajang penghargaan tahunan di platform distribusi digital terbesar di Bumi itu, dan game yang mencetus demam battle royale, PlayerUnknown’s Battlegrounds berhasil menyabet titel Game of the Year 2018.

Daftar lengkapnya bisa Anda simak di bawah ini.

 

Game of the Year: PlayerUnknown’s Battlegrounds

Finalis: Monster Hunter: World, Kingdom Come: Deliverance, Hitman 2, Assassin’s Creed: Odyssey

 

VR Game of the Year: The Elder Scrolls V: Skyrim VR

Finalis: VR Chat, Beat Saber, Fallout 4 VR, Superhot VR

 

Labor of Love: Grand Theft Auto V

(Game-game yang terus mendapatkan konten baru meskipun sudah tersedia cukup lama.)

Finalis: No Man’s Sky, Path of Exile, Dota 2, Stardew Valley

 

Best Developer: CD Projekt Red

Finalis: Ubisoft, Bethesda, Rockstar Games, Digital Extremes, Square Enix, Capcom, Paradox Interactive, Bandai Namco, Klei

 

Best Environment: The Witcher 3: Wild Hunt

(Permainan dengan pemandangan terindah.)

Finalis: Subnautica, Shadow of the Tomb Raider, Far Cry 5, Dark Souls III

 

Better With Friends: Tom Clancy’s Rainbow Six Siege

(Judul-judul multiplayer terbaik)

Finalis: Payday 2, Dead by Daylight, CS: GO, Overcooked! 2

 

Best Alternate History: Assassin’s Creed Odyssey

(Deratan game di kategori ini dilatarbelakangi tema sejarah alternatif yang unik.)

Finalis: Wolfenstein II: The New Colossus, Hearts of Iron IV, Civilization VI, Fallout 4

 

Most Fun With a Machine: Rocket League

(Permainan-permainan terbaik yang mengedepankan tema mesin/robot.)

Finalis: Euro Truck Simulator, Nier: Automata, Factorio, Space Engineers

Berbeda dari ajang sebelumnya, kategori game The Steam Awards 2018 terlihat lebih normal. Tidak ada lagi nama-nama jenaka seperti ‘Mom’s Spaghetti’ atau ‘Whoooaaaaaaa, dude!’. Saya menduga, hal ini merupakan cara Valve menyederhakan list serta membuat ajang ini lebih serius, karena gelar ‘Best Environment’ jelas terasa lebih prestisius ketimbang ‘I’m Not Crying, There’s Something In My Eye’.

Kemenangan PUBG di The Steam Awards 2018 sangat menarik. Saat ini, PlayerUnknown’s Battlegrounds masih menjadi judul paling populer di Steam dengan total pemain aktif terbanyak. Namun kemungkinan besar, alasan mengapa game battle royale kreasi PUBG Corp. itu jadi jawara adalah absennya Fortnite di Steam. Di Golden Joystick Awards 2018 – event gaming yang juga bersandar pada vote – karya Epic Games itu membawa pulang titel Game of the Year.

Sumber: Steam.

Film Adaptasi Game Ni no Kuni Akan Tayang di Layar Lebar Tahun Ini

Sebelum tiba di console, Ni no Kuni telah lebih dulu dikenal oleh gamer di Nintendo DS serta memantik rasa penasaran penikmat anime Jepang. Alasannya, game kreasi Level-5 ini bukan hanya mengadopsi artwork dari karya-karya Studio Ghibli, namun developer juga berkolaborasi langsung bersama studio film legendaris itu dalam menggarap aspek animasi serta sinematiknya.

Belum lama, Level-5 juga baru menikmati kesuksesan sekuel terbaru Ni no Kuni, Revenant Kingdom. Ia menjadi salah satu game yang berhasil memukau gamer serta media di tahun 2018, dan berhasil masuk di daftar finalis di sejumlah ajang gaming award bergensi. Hal paling menarik dari Revenant Kingdom ialah, Studio Ghibli malah tidak berpartisipasi dalam pengerjaannya. Developer sendiri tampak tak buru-buru untuk mengembangkan penerusnya karena perhatian mereka sedang tertuju pada proyek berbeda.

Proyek tersebut terungkap minggu lalu. Level-5 mengumumkan rencana penayangan film animasi Ni no Kuni di layar lebar. Sebagian besar pengerjaan film ditangani oleh tim developer sendiri, meski beberapa bagian dibantu pula oleh beberapa talenta punya hubungan dengan Studio Ghibli. Selanjutnya, Level-5 memberikan kepercayaan pada Warner Brothers untuk menekel proses distribusi.

Ninokuni 1

Level-5 sepertinya sedikit memodifikasi penulisan judul film ini – dari Ni no Kuni di game menjadi Ninokuni. Anda tak perlu memainkan game-game-nya aga bisa menikmati film tersebut. Ninokuni kabarnya akan menyajikan karakter dan jalan cerita baru, mengisahkan petualangan anak laki-laki bernama Yu di dunia magis, meski sebetulnya ia berasal dari dunia yang kita tinggali ini.

Eksistensi dua dunia yang berbeda merupakan tema utama Ni no Kuni, dan kembali diangkat di sana. Judul film/game itu punya arti ‘negeri kedua’, ‘dunia kedua’, atau ‘realita kedua’.

Film Ninokuni disutradarai oleh Yoshiyuki Momose. Ia adalah director of animation di Wrath of the White Witch dan Revenant Kingdom, dahulu pernah bekerja sebagai desainer karakter di Studio Ghibli. Kemudian, bagian musik dipercayakan pada talenta yang juga akrab di telinga fans Ghibli, yakni Joe Hisaishi – komposer film Spirited Away dan Princess Mononoke. Yang terakhir, CEO Level-5 Akihiro Hino turun tangan langsung untuk membuat screenplay dan jadi produser.

Ninokuni rencananya akan tayang secara terbatas di wilayah Jepang pada ‘musim panas’ tahun ini. Belum ada informasi soal apakah film juga akan didistribusikan secara global atau tidak.

Via Polygon.