11 Rekomendasi Game PC Ringan Terbaik yang Seru dan Asyik

Seiring berjalannya waktu, game semakin punya banyak kompleks, mulai dari kualitas grafis, kompleksitas cerita, gameplay yang menarik, dlsb. Kendati demikian, kualitas sebuah game tidak melulu dinilai dari canggihnya spek yang ia gunakan.

Berikut ini adalah sejumlah judul game PC ringan yang telah Hybrid kumpulkan. Sebagai catatan, game-game yang dimasukkan mencakup game PC ringan online maupun offline, game PC ringan gratis maupun berbayar, dengan kisaran RAM antara 2 GB hingga 4 GB.

Minecraft

Game pertama yang ada di list ini adalah Minecraft. Game yang dirilis pada tahun 2011 ini merupakan salah satu game yang peminatnya masih tinggi sampai saat ini. Di game ini, Anda dapat membangun apapun yang Anda mau.

Sebagai game sandbox, gameplay Minecraft tidak terlalu kompleks. Anda hanya perlu memahami kontrol dasar dan fungsi dari bermacam-macam alat dan material yang digunakan.

Game ini dapat dimainkan sendirian ataupun multiplayer. Untuk bermain Minecraft, Anda dapat melihatnya di sini. Anda juga dapat lihat cara bermain bersama teman-teman Anda di sini.

System Requirements:

  • CPU: Intel Core i5-4690 3.5GHz/AMD A10-7800 APU 3.5 GHz.
  • Graphic Card: GeForce 700 Series/AMD Radeon Rx 200 Series.
  • OS: Windows 10.
  • RAM: 4 GB.
  • Storage: 4 GB.

Grand Theft Auto: San Andreas

Grand Theft Auto: San Andreas (GTA SA) adalah salah satu game yang paling ikonik dan legendaris yang pernah ada. Game dengan plot gangster ala Amerika ini memiliki gameplay yang unik dan kompleks. GTA SA merupakan salah satu game yang menjadi pioner untuk game open world.

Di game ini, Anda akan berperan sebagai Carl Johnson (CJ) yang sedang berusaha mengambil kontrol atas konflik antar geng. Di sini, Anda dapat melakukan berbagai macam hal, mulai dari menjalankan misi ataupun sekadar berpetualang sebebas-bebasnya.

System Requirements:

  • CPU: 1Ghz Pentium III or AMD Athlon Processor.
  • Graphic Card: 64MB Graphic Card.
  • OS: Microsoft Windows 2000/XP.
  • RAM: 256MB.
  • Storage: 3,6GB.

Stardew Valley

Stardew Valley merupakan salah satu game indie, yang sangat populer hingga saat ini. Setiap bulannya, pemain Stardew Valley dapat mencapai 30 ribu pemain. Gameplay yang santai, fitur yang banyak, serta grafis yang unik, menjadi daya pikat dari game ini.

Jika Anda sedang mencari game PC ringan dan tertarik bermain farming simulator, maka Stardew Valley patut dicoba. Game ini menawarkan suasana yang mirip dengan Harvest Moon, Story of Seasons, atau Animal Crossing. Anda dapat melihat detail Stardew Valley di sini.

System Requirements:

  • CPU: 2 Ghz.
  • Graphic Card: 256 mb Graphic Card.
  • OS: Windows Vista/7/8/10.
  • RAM: 2 GB.
  • Storage: 500 MB.

VALORANT

VALORANT merupakan game yang saat ini sedang naik daun. Popularitasnya mulai menyaingi game-game FPS PC lain, seperti CS:GO, Apex Legends, Overwatch, dan kawan-kawannya. Grafis dan gameplay yang game ini tawarkan juga tidak kalah menarik dengan game-game dengan genre yang sama.

Game yang dirilis pada bulan Juni 2020 ini secara mengejutkan tidak menuntut spek PC yang terlalu tinggi. VALORANT merupakan game free-2-play alias gratis. Jika Anda tertarik, Anda bisa langsung cek langkah-langkahnya di sini.

Sebelum bermain VALORANT, Anda memerlukan sebuah Riot Account, yang bisa Anda buat di sini. Walaupun gratis, VALORANT menyediakan beragam jenis skin menarik yang dapat dibeli oleh pemain. Simak caranya di sini.

System Requirements:

  • CPU: Intel i3-370M.
  • Graphic Card: Intel HD 3000.
  • OS: Windows 7/8/10 64-bit.
  • RAM: 4 GB.
  • Storage: 4-5 GB.

Yu-Gi-Oh! Duel Links

Yu-Gi-Oh! merupakan salah satu permainan kartu yang pernah meledak di berbagai belahan dunia, tak terkecuali Indonesia. Sebelum era digital seperti sekarang ini, dulu untuk bermain saja, pemain harus memiliki sejumlah kartu dan juga lawan main. Selain Yu-Gi-Oh! Duel Links, game yang memiliki gameplay serupa adalah Hearthstone, Magic: The Gathering, Gwent, Shadowverse, dll. Kemungkinan besar game-game kartu lainnya juga akan membutuhkan spesifikasi yang tidak terlalu berat.

Walaupun permainan kartu fisik sudah mulai ditinggalkan, namun Konami berhasil membangkitkan kembali permainan kartu ini di versi digitalnya. Game ini  dapat dimainkan di HP dan juga PC via Steam. Game ini gratis, namun Anda dapat membeli kartu untuk memperkuat Deck Anda dengan melakukan top-up.

System Requirements:

  • CPU: Intel Core i3-3210.
  • Graphic Card: Intel(R) HD Graphics 4000.
  • OS: Windows 10 Home 64bit.
  • RAM: 4 GB RAM.
  • Storage: 5 GB.

Dragon Age: Origins

Rekomendasi selanjutnya adalah Dragon Age: Origins, game RPG yang dirilis pada tahun 2009. Walaupun berusia lebih dari satu dekade, game ini masih layak dimainkan. Gameplay yang kompleks digabungkan dengan cerita yang dalam, menjadi daya pikat tersendiri bagi game ini.

Seperti kebanyakan game RPG lain, pemain diberi kebebasan memilih gender dan ras dari beberapa pilihan. Nantinya alur ceritanya dan dialog yang dihasilkan akan mengikuti hasil dari pembuatan karakter, sehingga menyebabkan cerita yang bervariasi. Pertarungan di game ini juga mengambil sistem real-time with pause. Jika Anda tertarik, Anda dapat melihat detailnya di Steam.

System Requirements:

  • CPU: Intel Core 2 SINGLE 1.6 Ghz Processor/AMD 64 2.0 Ghz Processor.
  • Graphic Card: ATI Radeon X850 256MB / NVIDIA GeForce 6600 GT 128MB.
  • OS: Windows 7.
  • RAM: 1 GB.
  • Storage: 20 GB.

Far Cry 2 & 3

Jika Anda suka dengan game petualangan, Anda mungkin pernah mendengar game Far Cry. Serial ini terkenal dengan gameplay yang seru dan cerita yang bagus, dengan tokoh antagonis yang ikonik di setiap serinya. Buat Anda yang masih kesulitan meng-upgrade kartu grafis untuk memainkan Far Cry 6 yang terakhir dirilis, Anda bisa memainkan game Far Cry yang lebih lawas.

Game single player ini mengkondisikan pemain untuk bertahan hidup di sebuah pulau tropis. Pemain akan mengungkap cerita di balik peristiwa yang ada di pulau tersebut.

Far Cry 3 merupakan salah satu game yang dianggap ikonik, bahkan saat dibandingkan dengan judul Far Cry yang lain. Jika spek PC Anda cukup untuk bermain Far Cry 3, maka otomatis Anda dapat memainkan Far Cry 2, yang tidak kalah menarik.

System Requirements Far Cry 3:

  • CPU: Intel Core 2 Duo E6700 @ 2.6 GHz/AMD Athlon 64 X2 6000+ @ 3.0Ghz
  • Graphic Card: NVidia 8800/AMD HD 2900.
  • OS: Windows 7.
  • RAM: 4 GB.
  • Storage: 15 GB.

Pillars of Eternity II: Deadfire

Game yang dirilis pada tahun 2018 ini menjadi salah satu game ringan yang sangat layak untuk dimainkan. Game ini memiliki genre cRPG (Classic RPG), sebuah variasi dari RPG yang lebih mengedepankan mekanik pertarungan serta cerita dan dialog yang bercabang. Contoh game cRPG lain adalah Divinity: Original Sin dan Baldur’s Gate. Genre cRPG juga biasanya cocok dimainkan di PC kelas kentang.

Genre tersebut sedikit berbeda dengan sebagian besar action RPG, yang berfokus pada equipment, leveling dan pertarungan real-time, seperti Diablo, Torchlight, Path of Exile, Borderlands, dan Dark Souls.

Game-game tersebut cenderung lebih populer, karena sistem pertarungan yang straight-forward, dibandingkan cRPG yang pasarnya lebih niche. Jika Anda tertarik, Anda dapat melihat info lebih detailnya di sini.

System Requirements:

  • CPU: Intel Core i3-2100T @ 2.50 GHz / AMD Phenom II X3 B73.
  • Graphic Card: DirectX 11 Compatible.
  • OS: Windows Vista 64.
  • RAM: 4 GB.
  • Storage: 45 GB.

Need For Speed: Underground 2 & Most Wanted

Serial Need For Speed merupakan serial yang sudah tidak usah diragukan lagi, apabila Anda menyukai game balap mobil. Untuk rekomendasi game PC ringan, Anda dapat bermain Need For Speed: Underground 2 dan Need For Speed: Most Wanted (2005).

Walaupun keduanya sama-sama game balap mobil, terdapat perbedaan mendasar di gameplay-nya. Jika Anda suka mengkostumisasi mobil Anda dengan leluasa, maka NFS: Underground 2 mungkin lebih cocok buat Anda. Namun jika Anda lebih suka balapan dengan berbagai gimmick, seperti fitur slow motion, kejar-kejaran dengan mobil polisi, sampai dikejar helikopter, maka NFS: Most Wanted (2005) bakal cocok buat Anda.

Jika spek PC Anda bisa bermain NFS: Most Wanted, maka otomatis Anda dapat bermain NFS: Underground 2.

System Requirements Need For Speed: Most Wanted (2005):

  • CPU: Pentium 4.
  • Graphic Card: NVIDIA GeForce2 MX+/ATI Radeon 7500+
  • OS: Windows 2000/XP.
  • RAM: 256 MB.
  • Storage: 3 GB.

Bioshock Infinite

Sekilas Bioshock Infinite memiliki grafis yang relatif bagus. Namun ternyata game ini tidak mengharuskan pemain untuk memiliki PC dengan spek canggih. Sedikit berbeda dengan Far Cry, Bioshock memiliki cerita dan suasana yang cukup dark dan kelam.

Walaupun sama-sama game action, namun Bioshock Infinite menggabungkan unsur teknologi dengan sihir, dengan kombinasi skill yang bervariasi. Jika Anda tertarik, Anda dapat melihat detail lebih lanjut di sini.

System Requirements:

  • CPU: Intel Core 2 DUO 2.4 GHz / AMD Athlon X2 2.7 GHz.
  • Graphic Card: DirectX10 Compatible ATI Radeon HD 3870 / NVIDIA 8800 GT / Intel HD 3000 Integrated Graphics.
  • OS: Windows Vista.
  • RAM: 2 GB.
  • Storage: 20 GB.

Dreadout

Game terakhir yang direkomendasikan adalah Dreadout. Bagi Anda yang doyan dengan game Horror, Dreadout patut Anda coba. Apalagi game ini tidak membutuhkan spek yang terlalu tinggi.

Karena mengambil setting di Tanah Air, Dreadout akan memberikan pengalaman menakutkan yang otentik, dengan hantu-hantu lokal. Game ini sudah pasti akan sangat berbeda dengan game horror lain, seperti Amnesia atau Outlast, yang bertempat di negara barat. Anda bisa melihat detailnya di sini.

System Requirements:

  • CPU: Intel Dual-Core 2.4 GHz or AMD Dual-Core Athlon 2.5 GHz.
  • Graphic Card: NVIDIA GeForce 8800GT or AMD Radeon HD 3830 or Intel HD Graphics 4000, 512 MB VRAM.
  • OS: Windows 7 / 8.
  • RAM: 4 GB.
  • Storage: 5 GB.

Penutup

Jadi untuk bermain game yang bagus, terkadang pemain tidak harus menyiapkan spesifikasi tertentu. Ternyata ada banyak game di luar sana, yang bagus untuk dimainkan sampai saat ini, baik game baru maupun lama.

Program AGI Bersama Pemerintah untuk Kembangkan Industri Game Lokal

Nilai industri game di Indonesia pada 2018 mencapai US$1,1 miliar (sekitar Rp15,7 triliun), menurut data dari Newzoo. Dengan begitu, Indonesia menjadi salah satu negara dengan pasar game terbesar di Asia Tenggara. Mengetahui besarnya nilai industri game Indonesia, pemerintah tertarik untuk mendukung para pelaku industri game lokal, termasuk developer game lokal.

Kolaborasi Pemerintah dengan AGI

Belakangan, ada beberapa menteri yang menunjukkan ketertarikan akan industri game dan esports. Salah satunya adalah Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan. Dia  mengatakan, pemerintah ingin agar gamers di Indonesia juga memainkan game-game buatan developer lokal. Tak hanya Luhut, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekfraf) Sandiaga Uno juga pernah angkat bicara. Dia menyebut esports sebagai “pandemic winner. Alasannya, karena industri competitive gaming tetap bisa tumbuh di tengah pandemi virus corona.

Pemerintah mengatakan bahwa mereka akan mendukung para pelaku industri game. Pertanyaannya, apa saja yang sudah pemerintah lakukan untuk mendukung pelaku industri game lokal? Untuk menjawab pertanyaan itu, saya menghubungi Program Manager, Asosiasi Game Indonesia (AGI), Febrianto Nur Anwari. Ketika ditanya tentang kapan pemerintah mulai menunjukkan ketertarikan dengan industri game, pria yang akrab dengan panggilan Febri ini menyebutkan, pemerintah sebenarnya sudah mulai peduli dengan industri game sejak lama.

“Dulu sejak zaman Menteri Pariwisatanya Bu Mari Eika Pangestu,” kata Febri ketika dihubungi melalui pesan singkat. Untuk informasi, Mari Eika Pangestu menjabat sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia pada 2011-2014, ketika Susilo Bambang Yudhoyono masih menjabat sebagai Presiden Indonesia. Lebih lanjut, Febri mengungkap, “Dukungan pemerintah semakin besar sejak ada Bekraf.”

GamePrime adalah salah satu acara dari Bekraf. | Sumber: Antara

Didirikan pada 2015, Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Bekraf) merupakan lembaga pemerintah non-kementerian yang ada di bawah tanggung jawab presiden. Pada 2019, Bekraf dilebur kembali ke Kemenparekraf. Meskipun begitu, pemerintah tetap menunjukkan keseriusan mereka untuk mengembangkan industri game di Indonesia.

Febri bercerita, saat ini, ada banyak rencana yang hendak AGI realisasikan bersama dengan Kemenkominfo dan Kemenparekraf. Salah satunya, AGI bersama Kemenparekraf membantu developer lokal untuk bisa ikut di eksibisi game yang diadakan di luar negeri, seperti DevCom di Jerman dan Tokyo Games Show di Jepang. Selain itu, bersama dengan Kominfo, AGI juga akan menggelar Indonesia Game Developer Exchange (IGDX). Febri mengungkap, IGDX akan punya empat fokus, yaitu Akademi, Bisnis, Konferensi, dan Karir.

“IGDX 2021 merupakan upaya meningkatkan kapasitas pelaku industri game dalam negeri dan mendorong industri game lokal untuk go global. Sehingga industri game Indonesia semakin hari semakin meningkat, baik dari sisi produsen maupun penggunanya,” jelas Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemkominfo, Semuel Abrijani Pangerapan, dikutip dari situs resmi Kominfo.

AGI gelar IGDX bersama Kemenkominfo. | Sumber: IGDX

“Saat ini, kita juga sedang diskusi intens dengan beberapa kementerian untuk merancang roadmap industri game sampai 2024,” ujar Febri. Dia lalu menjelaskan tentang alur kerja sama antara AGI dan pemerintah. “Biasanya, pemerintah akan reach out ke AGI, kira-kira apa sih yang dibutuhkan industri game Indonesia untuk berkembang,” jelasnya. “AGI lalu membuat proposal dan menyodorkannya ke pemerintah; kebutuhan dan juga program apa yang bisa dilakukan. Dari sini, AGI dan pemerintah terus berdialog untuk mewujudkan program tersebut.”

Febri mengungkap, waktu yang diperlukan untuk merealisasikan program AGI — dari diskusi sampai program berjalan — membutuhkan waktu yang beragam, tergantung pada skala program itu sendiri. “Kalau program besar seperti IGDX, kita biasanya membuat rencana satu tahun sebelumnya,” katanya. “Tapi, kalau yang kecil-kecil, ya sekitar 2-4 bulan. Kalau program yang berulang setiap tahun, biasanya persiapannya hanya perlu 1-2 bulan.”

Masalah SDM di Industri Game

Dalam wawancara dengan Hybrid.co.id, CEO Agate, Arief Widhiyasa mengatakan bahwa salah satu alasan mengapa industri game Indonesia belum semaju Jepang atau Amerika Serikat adalah karena industri game kita memang masih jauh lebih muda. Dia juga menyebutkan, kelangkaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berpengalaman merupakan salah satu masalah yang harus diatasi. Terkait hal ini, Febri menyebutkan, AGI sudah punya program untuk meningkatkan kualitas SDM di industri game.

“Untuk saat ini, kita coba untuk level up SDM yang sudah ada melalui IGDX Academy,” kata Febri. “Program itu adalah program mentoring selama 13 minggu yang menghadirkan banyak mentor, baik dari dalam maupun luar negeri. Sedangkan untuk pencetakan talenta baru, kami juga punya beberapa program seperti aliansi dengan kampus lewat Game Talent ID. Dan kini, AGI dengan dukungan Kominfo sedang merancang Standar Kompetisi Kerja Nasional (SKKNI) di bidang game development. Seharusnya, dalam waktu dekat, program itu masuk ke fase konvensi, sebelum disahkan.”

Game Talent ID jadi salah satu program AGI untuk cetak developer baru. | Sumber: Esportsnesia

Dalam peluncuran Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (BBI), Luhut mengatakan bahwa impor game di Indonesia mencapai 97%. Ketika itu, dia mengimplikasikan harapannya agar gamers Indonesia juga memainkan game-game lokal. Meskipun begitu, ARPU gamers Indonesia relatif lebih kecil dari negara-negara lain yang memiliki Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita lebih tinggi. Hal itu berarti, developer bisa mendapatkan pemasukan lebih besar dengan menyasar pasar game global. Namun, tentu saja, pasar global juga lebih menantang.

Tentang target pasar, Febri mengatakan, AGI tidak pernah mengarahkan developer lokal untuk menyasar pasar game lokal ataupun global. “Tergantung game dan developer-nya ya,” ujarnya. Sementara ketika ditanya soal target pemerintah tentang berapa besar pangsa pasar yang dikuasai developer lokal, dia menjawab, “Idealnya, kita bisa setidaknya impas, baik itu dari pasar sendiri ataupun melalui ekspor.”

Kingston Luncurkan RAM DDR5 dan SSD PCIe 4.0 dengan Performa Ugal-ugalan

Peluncuran keluarga prosesor 12th Gen Intel Core (Alder Lake) dan chipset Intel Z690 belum lama ini menandai kesiapan teknologi memori DDR5 untuk dikonsumsi oleh publik. Tanpa perlu menunggu lama, sejumlah pabrikan pun sudah mulai bersiap untuk memasarkan RAM DDR5 bikinannya, salah satunya Kingston.

DDR5 membawa sejumlah peningkatan signifikan dibanding generasi sebelumnya, tidak terkecuali lini memori Kingston Fury Beast DDR5 ini. Yang paling utama, DDR5 mengemas ECC on-die (ODECC) untuk meningkatkan stabilitas performa pada kecepatan ekstrem. Ini penting mengingat kecepatan default-nya sudah sangat tinggi di 4.800 MHz, belum lagi dukungannya terhadap teknologi overclocking generasi terbaru Intel XMP 3.0.

Meski menawarkan kinerja yang lebih gegas, konsumsi daya DDR5 justru lebih efisien berkat subchannel 32-bit ganda dan power management integrated circuit (PMIC) yang tertanam langsung di modul memori.

Kingston Fury Beast DDR5 tersedia dalam modul tunggal 16 GB atau bundel berisi dua keping (2 x 16 GB), dengan variasi kecepatan 4.800 MHz dan 5.200 MHz. Modul memorinya mengadopsi desain low-profile demi memaksimalkan kompatibilitas dengan CPU cooler yang berbodi bongsor. Seperti biasa, perangkat didukung oleh garansi seumur hidup yang terbatas.

Dalam kesempatan yang sama, Kingston turut memperkenalkan Kingston Fury Renegade PCIe 4.0 NVMe M.2 SSD. Di titik ini, kita mungkin sudah tidak terlalu terkejut melihat kecepatan fenomenal yang ditawarkan SSD PCIe 4.0, akan tetapi kinerja model yang satu ini tetap terdengar cukup mencengangkan, dengan kecepatan baca/tulis hingga 7.300/7.000 MB/s dan maksimum 1.000.000 IOPS.

Ketimbang mengandalkan heat sink yang tebal, Kingston sekali lagi menyematkan heat spreader tipis yang terbuat dari graphene aluminium untuk membantu membuang hawa panas yang dihasilkan.

Lini Kingston Fury Renegade SSD hadir dalam empat model dengan kapasitas yang berbeda-beda: 500 GB, 1 TB, 2 TB, dan 4 TB. Kecepatan baca di semua varian sama, tapi kecepatan tulis 7.000 MB/s tadi hanya bisa didapat di varian 2 TB dan 4 TB saja.

Masing-masing varian juga menawarkan angka total bytes written (TBW) yang berbeda: hingga 500 TBW untuk varian 500 GB, 1 PBW untuk varian 1 TB, 2 PBW untuk varian 2 TB, dan 4 PBW untuk varian 4 TB. Untuk garansinya, semua varian didukung oleh garansi terbatas selama lima tahun beserta dukungan teknis gratis.

Baik Kingston Fury Beast DDR5 dan Kingston Fury Renegade SSD kabarnya akan tersedia di pasaran pada pertengahan hingga akhir November. Sejauh ini belum ada informasi mengenai harga jual resminya.

Deaths in Games: What can We learn from Them?

With all that we have been through in the COVID-19 pandemic, it’s safe to say that we will not come out of this event the same person. In particular, all the chaos and outrage that the virus rained down upon our society has prompted me and a lot of people to rethink the occasion that all of us human beings are predestined to experience: death. For the past year, I began to notice that so many close individuals around me have died, whether it’s my relatives, friends’ family, or people in my communities. Most of their deaths were not even caused by COVID but by the surmounting pressure and stress that this new era has inflicted on their lives. 

However, when all of this turmoil around the world was going down, a majority of us are fortunate enough to be able to cope through video games. Thus, it begs the question of whether there are any correlations between death and video games? If there are, what are the valuable lessons we can take from them?

I am sure that all of you gamers out there is not a stranger when it comes do dying, in-game of course. Anyone who has played games in their life will have experienced some form of death inside a game. Most of us likely interpret dying as a mere level restart or a sign or that we didn’t perform to our expectations. However, blind to our perception, death in-game might actually serve a deeper purpose or function that can even re-wire our brain processes. But before discussing what these purposes are, let’s take a look at the unique approaches to death in various popular games or gaming genres.

The Games

Different games utilize death mechanics to induce different experiences for the players. Some urge players to learn from their mistakes. While others induce extreme and often comical rage and frustration. Some games also use death to send a unique, thought-provoking message to their players.

Dark Souls | Source: Steam

Dark SoulsBloodborne, and other similar dungeon crawling games are infamous for their annoying deaths. It is close to impossible to complete these games without dying to the point where death is literally part of the process itself. The game is essentially a vicious cycle of progress and death: you face a new challenge in the game, die, learn how to get past that part, and repeat. The game punishes and forces you to learn until you get it right. However, the most irritating part about dying in Dark Souls or Bloodborne is the “YOU DIED” message that pops out on your screen. Yes, we get it, we died, you really don’t have to add salt into our wounds.

A majority of competitive games like Dota 2CS:GO, or VALORANT, are incredibly unique since they utilize the element of death in a sport-like environment. Obviously, you can’t (or are unlikely to) die when playing traditional sports like football, basketball, or even boxing. However, the competitive games I mentioned use death to remove the players out of the game momentarily, rendering them useless to contribute to the team. Unlike Dark Souls, death in this fashion also forces you to carefully consider the decisions and actions you make in-game because there are no restarts; all the mistakes you make will compound and determine the fate of your victory in the match. Furthermore, your deaths will also affect your teammates and their morale, since these are all team games after all. You might die so much to the point where you get called a feeder or get reported for griefing the match; that is something no one wants.

Spiritfarer | Source: Xbox

While these two genres utilize death to amplify or use it as a mechanic in the game, Spiritfarer brilliantly tackles the event of death and grief like no other has done before. Chances are you have probably never heard Spiritfarer, so let me briefly introduce you to this criminally underrated game. Spiritfarer is an indie sandbox or simulation game that’s all about helping the spirits of the deceased accomplish their unfinished business on earth. The game gives the players deep-seated messages and a thought-provoking perspective on the concept of death or the afterlife, which can be extensively relevant during these times. The music and visuals are also fantastic, aesthetic, and allows you to immerse into the world of the characters. You should definitely try out this game, especially if you are interested in the topic.

Death and Taxes | Source: Wikipedia

Death and Taxes is also another sim game that discusses death by allowing players to choose who lives and dies, essentially being a grim reaper of sorts. You’ll be given a brief description of each of the souls that you will be judging. Their final fate, which you will determine, will ultimately shape the reality of the world. Although the game’s objectives are rather simple, Death and Taxes opens up about death in a way that helps people deal with this delicate issue and reflecting on it from a new perspective.

To Learn

As seen from Dark Souls and Dota 2, death encourages players to learn from their mistakes and grow. The more you die, the more you will know yourself and the game. Death in this fashion actually draws parallels to our failures in real life, as both of them represent the results of our mistakes. Similarly, there are always two ways to look at our downfalls or death in-game: we can see it as an outcome of our incompetency, or we can see it as an opportunity to learn and come out as a better person. However, only people who are to thrive both in life or games are the ones who adopted the latter perspective.

As a result, gaming could be incredibly beneficial to learn core and important life values as well. By constantly being bombarded with death and losses, you’ll eventually be able to endure failures and know how to use them to your advantage. Soon enough, your disappointments will turn into an unstoppable drive to try again, and death will be a force that brings about success.

There is a saying that goes “Death is not the opposite of life, but a part of it.” Although this might be referring to the afterlife, I think that gaming is perhaps a fitting embodiment of the quote. Through the deaths we experience in-game, we learn and progress in life. It teaches us invaluable lessons through mere projections of light in each pixel of your screen. More importantly, however, gaming shows that death or failure does not put a permanent roadblock in the journey of our lives but is a stepping stone to something much greater.

To Cope

Processing loss and grief in these troubled times can be a challenge. Fortunately, gaming has provided us with an avenue and safe space to cope and endure death. We have seen death-oriented games like Spiritfarer tackle this issue and provide some possible interpretations about the afterlife, which can undoubtedly aid us in our griefing journey. For others who prefer to seek to disconnect from the death of their loved ones, games can also serve as a necessary escape for our minds.

Roy Sugarman – a psychologist and the cofounder of Transhuman – also mentioned video games can help us unload all the complex emotions in the stages of grief. “Games put you in a metaphoric world where you can express a range of stuff honestly, where you can express grief,” says Sugarman. “For people who are isolated, video games bring you to another world where you can be disinhibited and expressive.”

Roy Sugarman

According to Sugarman, the anonymity that video games provide can help us express our emotions freely without any fear of judgment from the outside. As he put it, “You’re willing to show a lot more emotion to these metaphoric avatar-like creatures than you would face-to-face with some old guy with a beard.”

Furthermore, he thinks that the games have the capability to gather people in grief and bring about a much-needed sense of togetherness during their hard times. “There is a consistency of grief, distractibility, irritability, which is replaced by kind of an addictive contact with people,” Sugarman explains. “If you think about it in evolutionary terms, we all sacrifice a great deal for kinship or a sense of relatedness, and video games do all of this.”

We have seen this exact case last year when the gaming community lost one of the most beloved streamers on Twitch named Byron “Reckful” Bernstein. Thousands of players gathered in World of Warcraft for his funeral and memorial, showing to the world that video can be more than just a place to play. Of course, in-game funerals like these did not only happen on one occasion. Franchises like Final Fantasy and Animal crossing have also started to provide such services to be used by the player base.

Byron Daniel Bernstein, more known as “Reckful”

Conclusion

From this article, I hope that you have obtained a much deeper understanding of the meaning of death in games and how it could evoke different responses in players. Similarly, we could utilize all the in-game experiences that we have accumulated and translate them into valuable real-life lessons. However, perhaps the most essential thing we can take from dying in games is the appreciation that we are still alive today, and we should make the most out of it.

 

Featured Image: Unsplash

Fortnite Akan Ditutup di Tiongkok, New World Kehilangan Banyak Pemain

Perkembangan industri video game memang memiliki berbagai kejutan. Beberapa game dapat naik dan menjadi populer dengan cepat, namun ada juga yang harus turun dan mungkin bahkan akhirnya ditutup. Hal tersebut sama seperti yang dialami oleh game-game berikut ini:

Fortnite Khusus Tiongkok akan Ditutup Pada Pertengahan November Mendatang

Image Credit: Tencent

Popularitas Fortnite di seluruh dunia membuat Epic Games juga ingin mendapatkan pasar besar di Tiongkok. Bahkan mereka merilis judul khusus yaitu “Fortress Night” yang dibuat khusus untuk Tiongkok dan hanya tersedia lewat penyedia internet resmi Tiongkok saja.

Berita tersebut disebarkan oleh akun Twitter iFireMonkey yang memperlihatkan laman pengumuman penghentian tes dari Fortress Night tersebut yang telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris.

Dalam pengumuman tersebut dituliskan bahwa tes yang dilakukan terhadap Fortress Night telah berakhir dan mereka akan mematikan pendaftaran pengguna baru pada 1 November 2021 dan mematikan server game-nya pada 15 November 2021 mendatang.

New World Dikabarkan telah Kehilangan sekitar 135.000 Pemain dalam Sepekan

Image Credit: Amazon

Game terbaru dari Amazon Games, New World memang sempat menjadi sangat populer di kalangan para gamer beberapa pekan lalu. Namun popularitas tersebut ternyata tidak berlangsung lama, karena hanya sebulan setelah dirilis game ini langsung kehilangan banyak pemainnya.

Lewat data yang tersedia oleh Steam Charts dapat terlihat bahwa game MMO ini kehilangan sekitar 135.000 pemain setiap minggu sejak dirilis pada akhir September lalu. Padahal sebelumnya game ini pernah mencetak rekor pemain online bersamaan hingga 913.027 pemain.

Namun pada akhir Oktober lalu tercatat bahwa jumlah pemain dari New World kini hanya tinggal 508 ribu pemain. Berarti sekitar 400 ribu atau hampir separuh dari jumlah pemainnya telah non aktif. Penurunan drastis ini disebut karena game-nya yang sering mengalami ‘crash’ dan bahkan di beberapa kasus membuat kartu grafis yang digunakan rusak atau bricking.

Ubisoft Disebut Ingin Kembangkan Game Blockchain-nya Sendiri

Setelah menyatakan bahwa mereka akan lebih berfokus pada game-as-service, kini Ubisoft dikabarkan tengah mempertimbangkan untuk masuk ke ranah Cryptocurrency. Lewat proyek yang disebut REVV Motorsport, Ubisoft akan memungkinkan pemain untuk mendapat imbalan berupa kripto bernama REVV Token.

REVV Motorsport ini disebut sebagai game Play-to-Earn (P2E) dan merupakan proyek jangka panjang dari Ubisoft. Sang CEO Yves Guillemot mengatakan bahwa Ubisoft tengah berencana untuk membuat proyek yang dapat mengimplementasikan blockchain organik mereka sendiri.

“Seperti yang Anda lihat, bisnis ini selalu berkembang dengan banyak revolusi baru yang terjadi. Salah satu revolusi ini menurut kami adalah blockchain. Blockchain ini akan membuat lebih banyak manfaat, baik dari segi bisnis dan juga pemain,” ujar Yves.

Xepher dan Whitemon Bertahan di T1, Pokimane Jadi Co-owner EVO

Ada sejumlah berita menarik di dunia esports pada minggu lalu. Salah satunya, T1 mengumumkan bahwa mereka akan mempertahankan keseluruhan roster Dota 2 mereka. Selain itu, Pokimane juga mengungkap bahwa dia merupakan co-founder dari RTS, menjadikannya sebagi salah satu pemilik dari turnamen fighting game EVO. Masih di minggu lalu, DWG KIA bertemu dengan T1 di babak semi-final LWC 2021. Pertandingan itu ditonton oleh lebih dari 3,5 juta orang. Tak hanya itu, Riot Games juga mengumumkan kerja sama mereka dengan Amazon Prime Gaming.

Pokimane Jadi Salah Satu Pemilik Turnamen Fighting Game EVO

Pada minggu lalu, streamer Twitch Imane “Pokimane” Anys mengatakan, dia adalah salah satu pendiri dari RTS, perusahaan konsultasi brand dan manajemen talent. Di perusahaan itu, dia juga menjabat sebagai Chief Creative Officer. Hal itu berarti, Pokimane juga merupakan co-owner dari EVO, turnamen fighting game terbesar di dunia.

Seperti yang disebutkan oleh PC Gamer, RTS membeli EVO di Maret 2021. Sekarang, RTS menggelar EVO bersama dengan Sony. Sebagai co-founder dari RTS, Pokimane juga menjadi co-owner dari EVO, menurut laporan NME. EVO pertama kali diadakan pada 1996. Ketika itu, turnamen tersebut dinamai Battle By The Bay. Nama kompetisi diganti menjadi EVO pada 2002. Nama EVO terus digunakan sampai saat ini.

T1 Perbarui Kontrak dengan Tim Dota 2

T1 mengumumkan bahwa mereka akan mempertahankan tim Dota 2 mereka. Buktinya, mereka kembali menandatangani kontrak dengan Kuku, 23savage, Xepher, Whitemon, dan Karl. T1 merupakan organisasi esports asal Korea Selatan yang dikenal dengan tim League of Legends mereka. Mereka baru mencoba untuk bertanding di skena esports Dota 2 pada Agustus 2019. Namun, tim Dota 2 T1 baru menuai sukses pada Dota Pro Circuit (DPC) 2021. Tak hanya turnamen Major, tim Dota 2 T1 juga berhasil masuk ke The International. Namun, pada akhirnya, mereka harus puas untuk duduk di peringkat tujuh, menurut laporan Dot Esports.

Amazon Prime Gaming Kolaborasi dengan Riot Games

Amazon Prime Gaming mengumumkan kerja sama mereka dengan Riot Games. Melalui kerja sama ini, orang-orang yang berlangganan Amazon Prime akan mendapatkan item in-game eksklusif dan item kosmetik di game-game Riot, termasuk League of Legends, Wild Rift, VALORANT, dan Legends of Runeterra. Untuk mendapatkan item tersebut, Anda bisa menghubungkan akun Riot dengan Amazon Prime, lapor Esports Insider.

Selain itu, Prime Gaming juga akan menjadi sponsor global untuk kompetisi esports dari game-game Riot, termasuk kompetisi League of Legends di Amerika Utara dan Eropa, Timur Tengah, dan Afrika (EMEA). Kerja sama antara Amazon Prime dan Riot akan berjalan sepanjang 2022. Sebelum kerja sama ini, pelanggan Prime Gaming sebenarnya telah bisa mendapatkan item in-game di League of Legends sejak 2018. Namun, melalui kolaborasi baru ini, Prime Gaming juga akan menyediakan item untuk game-game Riot lainnya.

Pertandingan DWG KIA vs T1 Ditonton 3,5 Juta Orang

Pada akhir pekan kemarin, DWG KIA bertemu dengan T1 di babak semi-final League of Legends World Championship (LWC) 2021. Pada puncaknya, pertandingan itu ditonton oleh lebih dari 3,5 juta orang, menurut menurut data dari Esports Charts. Pertandingan antara DWG KIA dan T1 tidak hanya menarik karena ia merupakan babak semi-final dari LWC 2021, tapi juga karena dalam pertandingan itu, Faker — salah satu pemain terbaik di League of Legends — berhadapan dengan Showmaker, yang dianggap sebagai penerus Faker, menurut laporan Dot Esports. Pada akhirnya, DWG KIA berhasil mengalahkan T1 dengan skor 3-2.

DWG KIA bertemu dengan T1 di babak semi-final LWC 2021. | Sumber: Inven Global

Community Gaming Kerja Sama dengan Riot Games untuk Gelar VALORANT Elite Showdown

Platform turnamen esports, Community Gaming, menggandeng Riot Games untuk mengadakan VALORANT Elite Showdown. Kompetisi tier-2 itu bakal dimulai pada 5 November 2021 dan dapat diikuti oleh pemain-pemain dari Amerika Utara. Total hadiah yang ditawarkan oleh kompetisi itu adalah US$25 ribu. VALORANT Elite Showdown terbuka untuk umum. Dari babak kualifikasi terbuka, akan terpilih 32 tim untuk bertanding di babak utama, yang digelar pada 11 November 2021. Di babak utama, 32 tim yang lolos babak kualifikasi akan melawan 32 tim undangan, seperti Andbox, T1, NRG, Immortals, Complexity, Renegades, dan C9 White, menurut laporan Esports Insider.

ESL Gaming Kerja Sama dengan Platform NFT Immutable X

Penyelenggara turnamen esports ESL Gaming telah menandatangani kontrak kerja sama dengan platform bisnis NFT asal Australia, Immutable X. Melalui kerja sama ini, ESL Gaming akan meluncurkan platform NFT yang memungkinkan para fans untuk membeli, menjual, dan menukar aset ESL Pro Tour NFT, lapor Esports Insider. Berdasarkan rilis, fans dari ESL Pro Tour akan bisa membuat dan menukar NFT melalui Immutable X dengan cara yang aman dan ramah lingkungan.

Sumber header: The Verge

Sony Bakal Luncurkan Lebih Banyak Game di PC, Assassin’s Creed Valhalla Jadi Game Paling Menguntungkan ke-2 Ubisoft

Minggu lalu, Sony mengumumkan bahwa mereka akan meluncurkan lebih banyak game untuk PC. Karena itu, mereka mengubah nama dari publishing label mereka, menjadi PlayStation PC LLC. Sementara itu, Ubisoft mengumumkan laporan keuangan mereka. Mereka mengungkap, Assassin’s Creed: Valhalla sekarang merupakan game mereka yang paling menguntungkan kedua. Pada minggu lalu, developer World of Warcraft juga mengumumkan studio barunya, Notorious Studios.

Krafton Akuisisi Developer Subnautica

Pemilik PUBG Studios, Krafton, mengakuisisi Unknown Worlds, studio di balik game Subnautica. Sayangnya, tidak diketahui berapa nilai akuisisi tersebut.  Tidak banyak perubahan yang terjadi pada Unknown Worlds setelah akuisisi. Mereka tetap mempertahankan struktur perusahaan mereka dan mempekerkajan semua pegawai mereka. Tak hanya itu, mereka juga tetap akan beroperasi sebagai studio mandiri. Ke depan, Unknown Worlds juga akan tetap merilis update untuk Subnautica. Selain itu, mereka juga akan mengembangkan proyek baru yang akan tersedia dalma early access pada 2022.

Developer Subnautica akan tetap beroperasi mandiri.

“Unknown Worlds adalah developer yang tidak hanya mumpuni, tapi juga penuh dengan semangat. Mereka berhasil menunjukkan kreativitas mereka dan membuat game dengan dunia yang fokus pada pemain,” kata CEO Krafton, CH Kim, dikutip dari GamesIndustry. “Krafton akan memberikan semua yang kami bisa untuk mendukung mereka. Selain meningkatkan kemampuan kami dalam membuat game, Unknown Worlds juga punya tujuan yang sama dengan kami, yaitu menciptakan game yang unik semua gamers di dunia.”

Assassin’s Creed Valhalla Jadi Game Paling Menguntungkan ke-2 Ubisoft

Assassin’s Creed: Valhalla diluncurkan pada November 2020. Dan sekarang, game tersebut telah menjadi game dengan pemasukan terbesar kedua untuk Ubisoft. Informasi itu diungkap oleh Ubisoft ketika mereka mengumumkan laporan keuangan untuk semester pertama dari tahun fiskal ini. Dalam periode Maret-September 2021, Ubisoft mengungkap bahwa total pemasukan mereka turun 1% dari tahun lalu, menjadi EUR751 juta. Namun, pemasukan perusahaan pada kuartal dua naik 21%, menjadi EUR399 juta.

“Kami punya performa yang memuaskan pada Q2, dengan pemasukan melebihi perkiraan kami,” ujar CEO Ubisoft, Frédérick Duguet, menurut laporan GamesIndustry. “Pemasukan kami naik berkat kualitas dari Intellectual Property (IP) kami, termasuk Assassin’s Creed Valhalla yang sangat sukses.”

Sony Ganti Nama Publishing Label untuk Game PC Jadi PlayStation PC LLC

Sony baru saja mengubah nama publishing label untuk game PC mereka. Sekarang, game yang Sony luncurkan di Steam akan ada di bawah label PlayStation PC LLC. Keputusan Sony ini merupakan cerminan dari keinginan Sony untuk meluncurkan lebih banyak game di PC. Belum lama ini, PlayStation mengumumkan bahwa God of War — yang tadinya eksklusif untuk konsol PlayStation — bakal diluncurkan untuk PC pada Januari 2022.

Tak hanya itu, Uncharted: Legacy of Thieves Collection — berupa dua game Nathan Drake — juga bakal diluncurkan di PC pada awal 2022. Keputusan Sony untuk lebih serius di industri game PC tidak aneh. Pasalnya, selama ini, para eksekutif PlayStation memang telah menyebutkan bahwa mereka berencana untuk meluncurkan lebih banyak game untuk PC, lapor VentureBeat.

God of War bakal diluncurkan untuk PC.

Kepada GO, PlayStation Head, Jim Ryan berkata, “Kami punya kesempatan untuk memberikan akses dari game kami ke lebih banyak gamers dan meringankan beban ekonomi pengembangan game, yang tidak selalu sesederhana yang dikira banyak orang. Biaya untuk membuat game terus naik, seiring dengan meningkatnya kualitas IP. Selain itu, sekarang, kami juga bisa meluncurkan game untuk non-konsol gamers dengan lebih mudah.”

Mantan Developer World of Warcraft Buat Studio Baru

Mantan game designer dari World of Warcraft, Chris Kaleiki mengumumkan bahwa dia telah membuka studionya sendiri, yang dinamai Notorious Studios. Dia mengumumkan hal tersebut melalui Twitter pada minggu lalu. Dia juga menyebutkan, melalui studio barunya, dia akan fokus untuk membuat game RPG.

“Memutuskan untuk meninggalkan Blizzard adalah salah satu keputusan tersulit dalam hidup saya,” kata Kaleiki, menurut laporan NME. “Saat mempertimbangkan langkah saya berikutnya, saya tahu bahwa saya ingin membuat sesuatu dengan tim yang lebih kecil, tapi punya prinsip yang sama dengan Blizzard. Contonya, prinsip untuk mengutamakan pengalaman para pemain. Saya tahu, hal ini bukan hal yang mudah.”

10 Game PSP Terbaik yang Bisa Dimainkan di Android Lewat PPSSPP

PlayStation Portable atau PSP memang menjadi konsol genggam yang datang terlalu dini pada masanya. Dengan tren bermain game yang kala itu belum terlalu butuh mobilitas, Sony hanya mempertahankan konsol ini untuk dua generasi saja.

Meskipun begitu, konsol genggam ini juga memiliki beberapa game eksklusif dan juga judul-judul game terbaik sepanjang sejarah. Apalagi game-game ini juga masih menawarkan kualitas grafis hingga gameplay yang kualitasnya tidak kalah dengan game-game konsol kala itu.

Berita baiknya, bagi Anda yang mungkin dulu belum sempat memiliki PSP dan memainkan game-game terbaiknya maka Anda dapat memainkan berbagai game terbaik ini menggunakan emulator PPSSPP langsung di smartphone.

Berikut adalah daftar 10 game terbaik yang pernah dirilis untuk PSP yang kini bisa dimainkan di smartphone Android lewat emulator PPSSPP.

WWE Smackdown vs. RAW 2011

Image Credit: THQ

Ada masa ketika demam WWE sempat masuk ke Indonesia, dan di kala itu seri WWE Smackdown vs RAW bisa dibilang menjadi seri yang populer dimainkan.

WWE Smackdown vs RAW 2011 juga menjadi game terakhir dari serinya yang masih memuat daftar pegulat cukup modern namun masih mempertahankan gameplay arcade-nya yang menyenangkan.

Harvest Moon: Hero of Leaf Valley

Image Credit: Natsume

Game ini tentunya menjadi salah satu game wajib bagi para pecinta seri Harvest Moon. Nilai plus dari game ini adalah aspek nostalgia dan juga mekanis klasik gameplay-nya.

Apalagi untuk hitungan game yang mengedepankan aspek bertani dan beternak, Hero of Leaf Valley ini juga masih memiliki cerita yang seru dan bahkan memiliki empat buah ending yang bisa didapatkan.

Shin Megami Tensei: Persona 3 Portable

Image Credit: Atlus

Persona 3 merupakan salah satu game JRPG terbaik yang pernah dibuat Atlus. Dan dapat memainkan game-nya secara portabel tentunya menjadi keasyikan tersendiri.

Atlus juga memberikan beberapa improvisasi pada versi PSP mulai dari improvisasi mekanis dan bahkan konten-konten tambahan yang tentunya dapat menjadi nilai lebih.

Grand Theft Auto – Vice City Stories

Image Credit: Rockstar

Bagi para pecinta game open-world, Grand Theft Auto alias GTA pasti menjadi salah satu peringkat atas. Untungnya Rockstar juga mengeluarkan seri GTA yang khusus dibuat untuk para pemilik PSP.

Dari beberapa judul yang tersedia, Vice City Stories menjadi pilihan utama karena kontennya yang kaya, game ini juga tidak masuk ke dalam mobile, dan tentunya Vice City yang selalu punya tempat khusus di hati para penggemar GTA.

Assassin’s Creed – Bloodlines

Image Credit: Ubisoft

Seri Assassin’s Creed memang terus berkembang hingga sekarang lewat berbagai judul dengan karakter dan latar yang berbeda-beda. Namun nama Altair tetap menjadi salah satu Assassin legendaris yang ada dalam serinya.

Ternyata petualangan Altair memiliki kelanjutan dalam game PSP ini yang tentunya seru untuk diikuti dan tidak diceritakan dalam game platform lainnya.

Tekken 6

Image Credit: Bandai Namco

Untuk para pecinta game fighting, maka Tekken 6 bisa menjadi pilihan utama. Bandai Namco dengan piawai membuat game ini sangat mirip dengan versi konsolnya.

Terlepas dari beberapa keterbatasan konten karena kemampuan PSP, namun game ini tetap memberikan pengalaman bermain yang masih sama dengan versi konsolnya.

Naruto Shippuden – Ultimate Ninja Impact

Image Credit: Bandai Namco

Meskipun serial animasinya telah selesai dan dilanjutkan dengan Boruto, tetapi tidak bisa dibantah bahwa Naruto memang memberikan banyak kenangan manis termasuk untuk para gamer.

Dan Anda bisa bernostalgia lewat game yang satu ini. Ultimate Ninja Impact juga memiliki banyak konten yang bisa dinikmati berjam-jam.

Midnight Club LA Remix

Image Credit: Rockstar

Salah satu game balap di PSP terbaik namun kurang populer adalah Midnight Club: LA Remix. Bagaimana tidak Rockstar terbilang sangat piawai membawa game yang harusnya masuk ke PS3 tersebut ke dalam konsol portabel dengan hampir semua konten di game konsolnya.

Bahkan Rockstar melengkapi game ini dengan dua kota yang bisa dijelajahi dengan bebas. Fitur mewah ini tidak dimiliki di mayoritas game-game balap PSP, termasuk seri Need For Speed.

God of War – Ghost of Sparta

Image Credit: Santa Monica Studios

Sony menjadikan game ini sebagai salah satu game eksklusif bagi PSP yang membuatnya sangat berharga untuk dimainkan sekarang. Karena game ini punya cerita khusus yang bahkan menjadi kunci mengapa Kratos memilih untuk melakukan semua petualangannya.

Aksi Kratos dalam game ini juga tetap sama dengan apa yang ditawarkan dalam konsolnya. Kratos juga akan tetap akan melawan monster-monster raksasa dengan aksi-aksi yang memukau.

Metal Gear Solid: Peace Walker

Image Credit: Konami

Pada masa kejayaannya, Hideo Kojima memang dapat membuktikan bahwa dirinya mampu menghadirkan game Metal Gear Solid terbaik dengan kondisi apapun. Terlepas dari keterbatasan PSP, Peace Walker tetap menampilkan grafis berkualitas tinggi dan juga gameplay khas MGS yang sudah dikenal para pemain.

Ditambah dengan cerita berbobot yang akan membuat pemain terpacu untuk mengetahui lebih jauh. Sebagai tambahan game ini adalah game pertama yang dikerjakan oleh Hideo Kojima secara penuh.

Penutup

Sony memang masih belum memberikan informasi apapun untuk menghidupkan kembali PSP, namun dengan tumbuh suburnya pasar konsol genggam seperti Nintendo Switch dan diikuti dengan Steam Deck maka ini adalah saat yang tepat bagi PSP untuk kembali.

Namun untuk sekarang, gamer disuguhkan dengan berbagai nostalgia yang dapat dirasakan kembali dengan memainkan game-game terbaiknya dulu lewat smartphone menggunakan PPSSPP. Dan dengan performa smartphone yang kini terhitung tinggi tentunya memainkan game-game PSP yang sudah berumur bukanlah menjadi masalah.

Resident Evil Village dan The Sims 4 Dapatkan Update Gratis, Game Pertarungan Warner Bros Bocor

Ada banyak kejutan yang terjadi pada industri game untuk tahun 2021, seperti kehadiran Resident Evil Village yang memuaskan fans sekaligus pecinta game horor. The Sims 4 ternyata masih mendapatkan update meskipun telah dirilis 7 tahun yang lalu. Hingga Warner Bros yang dirumorkan tengah menggarap game saingan dari Smash Bros dan Nickelodeon All-Star Brawl.

Resident Evil Village Dikabarkan akan Dapat DLC Gratis

Image Credit: Capcom

Tidak dapat dipungkiri bahwa Resident Evil Village merupakan salah satu game terbaik sekaligus terseram yang dirilis pada tahun ini. Sebagai game yang berfokus pada pengalaman naratif single-player, RE:Village memang tidak memerlukan DLC apapun. Namun dari informasi terbaru malah mengatakan yang sebaliknya.

Dalam Laporan Integrasi Capcom, media The Loadout menemukan catatan kecil tentang Resident Evil Village. Secara detail dituliskan di halaman 49 dari laporan tersebut, tepatnya di dalam pembahasan “development strategy” dijelaskan bahwa mereka telah menyiapkan DLC tambahan gratis untuk beberapa judul mereka seperti Monster Hunter Rise dan dan Resident Evil Village.

Sayangnya tidak ada penjelasan DLC gratis apakah yang dimaksud. Mungkin saja mode permainan tambahan baru, atau bahkan hanya sekadar item kosmetik yang bisa didapatkan para pemain.

The Sims 4 Dapatkan Update Gratis Berupa Skenario Tantangan

the sims reality show
Image credit: EA

EA dan Maxis kelihatannya masih belum selesai dengan game simulasi kehidupan mereka, The Sims 4. Setelah sebelumnya telah merils ekspansi bertema pedesaan Inggris, maka kini The Sims 4 akan kedatangan update gratis baru lagi.

Update gratis yang disebut sebagai “Scenarios” ini diperlihatkan oleh Maxis pada saat livestream berkalanya. Update ini nantinya akan memungkinkan pemain untuk memulai permainan baru ataupun dengan file save lama, namun akan ada beberapa kondisi yang diterapkan dan juga target yang harus dipenuhi oleh para pemain.

Berita baiknya, Maxis menginformasikan bahwa update gratis ini akan tiba minggu depan. Dan ada dua tantangan yang akan dapat pemain pilih yaitu “Making Money” (mencari uang) dan “Finding Love After A Break Up” (menemukan cinta setelah putus). Maxis juga berjanji bahwa mereka akan menambahkan berbagai tantangan baru di masa depan.

Warner Bros Dirumorkan Buat Game Fighting Platformer-nya Sendiri.

Image credit: Imgur

Entah disengaja atau tidak namun sepertinya banyak publisher game yang melihat potensi besar dalam game-game fighting platformer seperti Smash Bros. Setelah sebelumnya Nickelodeon telah merilis Nickelodeon All-Star Brawl, maka kini giliran Warner Bros yang dikabarkan tengah mengerjakan game serupa dengan nama Multiversus.

Info ini datang dari forum Reddit yang awalnya mengutarakan bahwa developer Mortal Kombat, NetherRealm tengah mengembangkan game fighting dengan karakter-karakter ikonik dari semesta Warner Bros mulai dari DC Comics, Lord of the Rings, Scooby Doo, Game of Thrones, hingga Lebron James dari Space Jam 2.

Bocoran ini juga diperkuat dengan gambar-gambar konsep yang memperlihatkan bagaimana karakter, pemetaan kontrol, hingga konsep pertarungannya. Namun sayangnya meskipun telah memiliki banyak bukti, tetap tidak ada konfirmasi resmi dari Warner Bros mengenai Multiversus ini.

The Story of the Biggest Minecraft YouTuber: Dream

Dream is undoubtedly one of the biggest Minecraft content creators on YouTube. His speedy rise to fame through the fan-favorite Minecraft Manhunt series is also definitely a story to tell, breaking all records and expectations from the community. However, Dream is also not free from the fair share of controversies of famous pop culture stars today with his speedrunning allegations that occurred last year. With that said, let’s take a look at the story of how this Minecraft player from Florida was able to gather millions of loyal followers and become one of the most successful YouTubers in Minecraft History.

Before Youtube Popularity: How the Dream Team got assembled

Source: MunchyMC

Dream actually created his Youtube channel way back in 2014. However, we may never see what the old videos look like since Dream either private or unlisted all of them. What we do know about his activities in those days is playing in the Mc PVP server, where he also met his most notable partner in crime: Sapnap. Dream was never really into the grind of posting YouTube videos for a long time until he came up with an idea to create his own Minecraft server. This is ultimately when he learned his useful coding skills since he coded the entire server entirely by himself. His work also got noticed by BadBoyHalo, which used to be a much more popular YouTube channel than Dream and consequently asked him to join Bad’s server (MunchyMC) developer team. Coincidentally, Dream crossed paths with another favorite figure we all know as GeorgeNotFound in the dev team. And thus, the Dream team bond that we know and love today has been forged.

The Start of the YouTube Grind

Dream hadn’t made any moves on YouTube for 5 years after the creation of his channel. However, he decided to change his fate forever. He posted a comment on Discord, mentioning that he will be a giant YouTuber and that he will do anything to achieve this goal. Thus, he began studying the gears that run the YouTube website, how the infamous algorithm works, and how to manipulate it to his own advantage.

After months of research, he uploaded his legitimately first YouTube video entitled “This Cursed Minecraft Video Will Trigger You”. The video was relatively simple and essentially contains Dream breaking all the unwritten rules of Minecraft like mining dirt with a pickaxe, killing your pet dog, not using shear with right-click, and so on. Despite its simplicity, the video was able to blow up due to its easily sharable moments; not bad getting more than a million views for your first video. However, the video also shed some light on Dream’s programming capability when he was able to sleep in the nether and make a pig blow him 10 feet into the air.

Dream continued to post these “triggering” Minecraft videos for quite a while, and all of them were all viral hits. However, while most YouTuber’s might decide to stick with the winning formula of success, Dream improvised and initiated another project that is correlated with one of the biggest names on the website: PewDiePie.

The PewDiePie Saga

Source: PewDiePie

In July 2019, PewDiePie decided to create a YouTube series on Minecraft. The game was somewhat considered to be dead, and many avid fans have left the game for good. However, PewDiePie ultimately relighted Minecraft and brought back millions of audiences to the game. PewDiePie’s viewers were also incredibly curious in getting his Minecraft’s world seed, and Dream took this opportunity to do the impossible: locate the exact seed out of 18 quintillion possibilities. He gathered a team of Minecraft experts and tried to reverse engineer PewDiePie’s world seed using coordinate locations, maps, and other crazy shenanigans. They eventually succeeded and released the world seed to the public. However, a few hours later, PewDiePie spoiled the party by announcing that he won’t be releasing the world seed until he defeated the Ender Dragon. Dream ultimately was under fire from a barrage of criticism and made an apology video towards the matter. Luckily for him, some people recognized the sheer skill, effort, and time required to find the world seed, further growing his following on YouTube.

Before Manhunt

After the charade with PewDiePie, Dream quickly took advantage of the fame that he had accumulated and released yet a novel series on his channel called Minecraft Unsolved. The series tackles intriguing questions in Minecraft, such as the infamous Herobrine and the longest possible jump in the game. Needless to say, the series far exceeds expectations and showed the knowledge Dream had about Minecraft. The videos are also deeply researched and highly informative, which helped Dream establish his trust with his audience and the community.

The next series that Dream released was exponentially popular compared to the previous one, namely the coded Minecraft challenges. Here, Dream showcased his programming skills that he has learned to create Minecraft plugins that infinitely increase the game’s excitement. He also teamed up with all of his friends to complete these challenges. Some of the popular videos from this series are beating Minecraft with X-ray on, placing a massive black hole that slowly swallows everything, and random gravity flips.

Yet again, Dream continues to improvise and implement the element of PvP in these coding challenges. Instead of working together, Dream and his friends would duel to the death and be the last man alive. A popular video from this series is Minecraft Block Shuffle, where players have to stand in a designated block before the timer runs out. Minecraft Death Swap is another example of these PvP coded challenges and, this time, players would have to cleverly set traps before swapping positions with the opposition.

The Manhunt Era

Source: Dream

The YouTube series that needs no introduction. Dream created the Manhunt series as another iteration of the coded PvP challenges and titled the first video “Beating Minecraft, But My Friend Tries To Stop Me”. As we know, the videos displayed Dream’s prowess in Minecraft PvP in an incredibly fun fashion. He also did several modifications to Manhunt such as the “Assassin” video where Dream’s opponent will one-shot him but will freeze if Dream placed locks his crosshair on the opponent. It was also around this time that Dream broke through the 1 million subscriber mark, a feat that is probably not that amazing considering his later achievements. The Manhunt era eventually still lasts until today, producing over 25 videos and a million Reddit-worthy plays or clutches that you are all too familiar with. If by any chance you haven’t experienced any of this fun, here is the playlist for all of Dream’s Manhunt videos.

Dream SMP

The Dream SMP initially just started out as a private server between Dream and GeorgeNotFound, where they try to explore the new Nether Update in Minecraft. Soon, Dream invited some of his team crew, with the likes of Sapnap and ItsAlyssa, to join the server. Eventually, more content creators joined the fray, and the Dream SMP spiraled into all the chaos we all know today. The content made in the server ranges from drama, war, politics, friendship, and betrayal, you name it. Most of the events that occurred in Dream SMP are only shared on Twitch streams, so a majority of Dream’s YouTube fans might never get a full glance at what truly transpired in the server. However, you can check out the fascinating Dream SMP documentary below to catch up with all the drama.

Speedrunning & Cheating Controvery

To train for the Manhunt series, Dream decided to embargo his journey of Minecraft speed runs. After all, random seed Minecraft speedruns require a similar set of skills (excluding PvP) and achieve the same goal of eliminating the ender dragon, like Manhunt. Streaming and doing Minecraft speedrun essentially kills 2 birds with one stone: train for Manhunt, and try to get a world record in the speedrunning category. Dream did his speedrun streams for quite a while and things went pretty normally. However, in early October of 2020, Dream achieved a world record and placed 5th as the fastest runs in the 1.16 random seed category. He subsequently submitted his run on speedrun.com and his name was placed on the podium. 

Unbeknownst to Dream, another Minecraft speedrunning expert has been spectating his stream and noticed the significantly higher drop rates of Ender pearls in his runs, an integral item to have in this category. A few weeks later, Dream denied all allegations of cheating or tampering with his Minecraft drop rates, dismissing it as another form of cherry-picking random events.

However, after two months of rigorous investigation by the moderators of speedrun.com, Dream’s run was concluded to be not legitimate and was consequently removed from the leaderboards. A YouTube video on Geosquare’s channel (one of the speedrun.com mods) and an in-depth report were soon released to explain the whole matter. In short, the primary reason behind the verdict to discard the run was Dream’s insane drop rate odds of 1 in 7.5 trillion.

Guilty or not, Dream was considerably pissed off at the whole thing and went on a Twitter and discord rant that produced quite the drama, to say the least. Nevertheless, he still believes that the allegations are false and will soon hire an expert to back his perspective. On December 23, Dream released his response as well as the report made by an anonymous statistician claiming that Dream’s odds were much closer to 1 in 10 million, far less than the initial 7.5 trillion. However, the report eventually received a lot of criticism and other statistics or math experts, such as the likes of Matt Parker, quickly pointed out existing errors and still stand on the side of the moderators. At the end of the day, Dream did not get his speedrun reenlisted on the leaderboards, and the controversy was at a stalemate. On the one hand, we have people who believe in the maths and, on the other, we got people who do not exclude the chance of someone’s lottery-winning lucks.

Fortunately, the drama was finally concluded on May 30, 2021, when Dream made a statement that admits that he accidentally had a mod that tinkered with the item drop rates. So yes, Dream did cheat, but it is now only an issue of whether it was done unintentionally or blatantly

Other Ventures Outside YouTube

On April 2021, two YouTube giants, Dream and MrBeast, did a crossover no one expected. MrBeast collaborated with Dream to release the Dream Burger in his MrBeast Burger fast food restaurant.

Unbeknownst to most of Dream’s fans, he also released several songs on his music channel. His first-ever song, titled “Roadtrip” was released on February 4, 2021, as part of a collaboration project with PmBata.Mask” was released a few months later on May 21, and his latest song, “Change My Clothes“, which features Alec Benjamin, was released on August 19.

 

Featured Image: Dexerto