Akhirnya, Smartphone Android Flagship Xiaomi Mi 10 Hadir di Indonesia

Perpindahan kepemimpinan antara Steven Shi dan Alvin Tse memang membuahkan perbedaan pada penjualan perangkat Xiaomi di Indonesia. Jika dulu Xiaomi sepertinya “ogah-ogahan” untuk menjual perangkat flagship di Indonesia, saat ini justru Alvin Tse menghadirkan Mi 10 di Indonesia.

Mi 10 sendiri memang bukan perangkat flagship paling tinggi yang dimiliki oleh Xiaomi. Namun, dengan masuknya perangkat yang satu ini menandakan bahwa Xiaomi memang benar-benar ingin mengambil pasar premium di Indonesia. Selama ini, dengan menjual perangkat Redmi saja di Indonesia, membuat Xiaomi memiliki citra hanya menjual smartphone murah saja.

Mi 10-03

Mi 10 sendiri diluncurkan oleh Xiaomi pada hari Jumat, tanggal 8 Mei 2020 yang lalu. Hal ini juga bertepatan dengan ulang tahun ke 10 dari Xiaomi. Tidak tanggung-tanggung, Xiaomi menjual perangkat yang satu ini pada harga Rp. 10 juta kembali Rp. 1.000.

Xiaomi juga menyematkan teknologi-teknologi baru pada perangkat Mi10-nya. Sayangnya, Mi 10 yang masuk ke Indonesia hanya bisa menggunakan satu SIM saja. Namun, Xiaomi tetap menyalakan fungsi 5G pada Mi 10.

Spesifikasi Xiaomi Mi10 dapat dilihat pada tabel berikut ini:

 

Xiaomi Mi 10
SoC Snapdragon 865
CPU 1×2.84 GHz Kryo 585 + 3×2.42 GHz Kryo 585 + 4×1.80 GHz Kryo 585
GPU Adreno 650
RAM 8 GB LPDDR5
Internal 256 GB UFS 3.0
Layar 6,67 inci Super AMOLED 2340 x 1080 90 Hz Gorilla Glass 5
Dimensi 162.5 x 74.8 x 9 mm
Bobot 208 gram
Baterai 4780 mAh
Kamera 108 MP utama, 13 MP Ultrawide, 2 MP Macro, 2 MP Depth, 20 MP Selfie
OS Android 10 MIUI 11

Selain Mi 10, ada tiga perangkat lainnya yang diluncurkan oleh Xiaomi. Ketiga perangkat yang selanjutnya ini termasuk dalam perangkat IoT.

Mi True Wireless Earphones 2-01

Mi True Wireless Earphones 2  adalah perangkat kedua yang diperkenalkan. Desain dari perangkat ini mirip dengan Airpod, namun memiliki batang yang lebih tebal. Selanjutnya adalah 10000mAh Mi Wireless Power Bank Essential mendukung pengisian fast wireless charging hingga 10W. Produk yang sudah mendapat Qi-certified ini juga mendukung pengisian cepat dua arah serta pengisian kabel hingga 18W.

Mi TV 4 32inch-01

Xiaomi juga memperkenalkan perangkat Mi TV 4 yang sudah diluncurkan sekitar satu bulan lalu. Namun yang diperkenalkan pada kali ini adalah yang berukuran 32 inci. Mi TV 4 32” juga dilengkapi dengan speaker 8W ganda, dukungan DTS-HD, 3 port konektivitas yaitu 3 HDMI port, 2 port USB, dan port Ethernet serta Wi-Fi, Bluetooth 4.2 dan Chromecast built-in.

Yang terakhir adalah Mi Robot Vacuum-Mop, sebuah pembersih otomatis yang memiliki fungsi menyapu dan mengepel. Vakum ini memiliki sistem navigasi visual yang baik sehingga tidak akan menabrak dinding atau kaki kursi. Robot ini pun juga dapat dikendalikan melalui remote control yang terdapat di aplikasi smartphone.

Mi Robot Vacuum Mop-01

Harga dari Xiaomi Mi 10 adalah Rp9.999.000. Sedangkan untuk Wireless Earphone 2 harganya adalah Rp999.000 dan Power Bank terbarunya memiliki harga Rp349.000. Untuk Mi Robot vacuum Mop dijual dengan harga Rp3.999.000. Dan terakhir, Mi TV 4 32 inci dijual dengan harga Rp2.199.000.

Mi 10 vs Mi 10 Pro

Sayang, Xiaomi Mi 10 Pro tidak direncanakan untuk masuk ke Indonesia. Padahal, Mi 10 Pro memiliki berbagai hal menarik yang mungkin bisa menggaet konsumen di Indonesia. Lalu apa perbedaan antara keduanya? Alvin Tse selaku Country Director Xiaomi Indonesia pun memaparkan perbedaannya.

Alvin Tse

Pada layar, perbedaannya hanyalah dari segi brightness. Mi 10 dapat menghasilkan tingkat kecerahan gambar hingga kecerahan maksimum 1120 nit, sementara Mi 10 Pro hingga 1200 nit. Mi 10 memiliki kapasitas baterai yang lebih besar dari Mi 10 Pro, yakni 4780mAh. Sedangkan Mi 10 Pro 4500mAh. Namun Mi 10 Pro memiliki pengisian daya ulang yang lebih cepat karena dilengkapi dengan 40W Wired Fast Charge dan 40W Wireless Charge, sementara Mi 10 memiliki 30W Wired dan 30W Wireless Charge.

Perbedaan paling besar terdapat pada konfigurasi kamera belakang. Baik Mi 10 maupun Mi 10 Pro sama-sama memiliki kamera belakang utama dengan sensor 108MP. Namun, konfigurasi kamera pada Mi 10 adalah 108MP+13MP+2MP+2MP dengan 7 lapisan lensa. Sedangkan Mi 10 Pro memiliki konfigurasi kamera 108MP+8MP+12MP+20MP dengan 8 lapisan lensa.

Pada aspek speaker hanya terdapat sedikit perbedaan. Mi 10 dan Mi 10 Pro sama-sama menggunakan sistem dual speaker stereo yang simetris pada bagian atas dan bawah. Untuk Mi 10 dual speaker ini terdiri dari dua buah speaker super linier 1216 dan ruang speaker setara 1.0cc. Sementara untuk Mi 10 Pro, Dual speaker ini terdiri dari dua buah speaker super linier 1216 dan ruang speaker setara 1.2cc.

Kualitas Kamera lebih baik dari sang Flagship Camera!

Xiaomi pernah mengatakan bahwa Mi Note 10 Pro merupakan flagship camera. Hal tersebut tentunya membawa kinerja kamera yang (seharusnya) paling baik di antara perangkat Xiaomi yang ada. Namun, beberapa situs mengatakan bahwa Mi 10 Pro memiliki hasil kamera yang paling baik di antara perangkat Mi.

10000mAh Mi Wireless PB-01

Alvin pun mengatakan bahwa pertama-tama, Mi Note 10 Pro diluncurkan sebelum Mi 10. Dalam jangka waktu tersebut, Xiaomi terus berambisi memberikan peningkatan pengalaman pada teknologi kameranya. Mi Note 10 disebut sebagai camera-flagship smartphone karena keunggulan utama dari smartphone tersebut adalah konfigurasi 5 kamera dengan sensor utama 108MP yang memberikan kesempatan pengguna untuk mengeksplor lebih banyak di fotografi dan videografi.

Prosesor dari Mi Note 10 Pro adalah Qualcomm Snapdragon 730G yang juga tangguh dan bagus untuk sehari-hari. Namun, keunggulan utama dari Mi Note 10 adalah pengaturan 5 kameranya. Sedangkan Mi 10 adalah the true all-rounded flagship experience salah satunya karena smartphone ini menggunakan Qualcomm Snapdragon 865 5G yang memberi kekuatan pemrosesan gambar yang lebih kuat.

Jadi itu sebabnya Xiaomi menyebut Mi Note 10 sebagai flagship camera, sedangkan Mi 10 series adalah full flagship. Itulah bagaimana mereka mengelompokkan Mi Note 10 Pro dan Mi 10.

5G Tidak dimatikan!

Tidak dapat dipungkiri bahwa Indonesia memang masih belum memiliki jaringan 5G. Beberapa vendor smartphone pun juga mematikan fungsi ini dikarenakan hal tersebut terasa “mubazir”. Namun ternyata berbeda dengan Xiaomi yang masih menyalakan fitur tersebut pada Mi 10.

Alvin Tse mengatakan bahwa Xiaomi memutuskan untuk unlock fitur 5G pada Mi 10 untuk mendukung pemerintah Indonesia dalam mempercepat infrastruktur 5G di Indonesia. Xiaomi juga melakukannya untuk mendukung pengguna mi 10 ketika mereka bepergian ke negara lain yang telah menerapkan jaringan 5G.

Fitur 5G sendiri sudah memiliki standar yang sudah ditetapkan oleh konsorsium yang bernama 3GPP. Modem yang ada pada Snapdragon 865 pun juga sudah mendukung Sub6G pada kanal n1/n3/n7/n28/n77/n78. Hal ini membuat Xiaomi tidak perlu lagi melakukan perubahan apa pun saat Indonesia menggunakan kanal yang ada yang sudah ditetapkan oleh konsorsium tersebut.

Koreksi 12 Mei 2020: Ada kesalahan penafsiran 10 tahun inovasi Xiaomi. Sudah diperbaiki. 

Google, Amazon dan Apple Berkolaborasi untuk Menciptakan Standar Konektivitas Perangkat Smart Home

Salah satu alasan mengapa tren perangkat smart home terkesan agak terhambat adalah belum adanya satu standar atau protokol yang bisa dijadikan acuan oleh semua produsen. Untuk sekarang, konsumen pada dasarnya diharuskan memilih satu dari sederet ekosistem; Google dengan Nest, Amazon dengan Echo, Apple dengan HomeKit, Samsung dengan SmartThings, dan masih banyak lagi.

Di Amerika Serikat, sebenarnya sudah ada satu protokol yang cukup populer, yakni Zigbee. Namun perusahaan yang memanfaatkannya dan yang tergabung dalam Zigbee Alliance masih belum begitu banyak. Itulah mengapa dinilai perlu ada standar baru yang melibatkan lebih banyak pihak, dan buah inisiatifnya adalah Connected Home over IP.

Di samping Zigbee Alliance, nama-nama besar di industri yang tergabung dalam proyek ini meliputi Google, Amazon, dan Apple. Tujuan dari proyek ini adalah menyederhanakan proses pengembangan di antara para pabrikan, serta meningkatkan kompatibilitas dari sisi konsumen.

Pendekatan yang diambil adalah dengan rute open-source, sehingga hasil akhirnya dapat membuahkan protokol baru yang dapat dimanfaatkan oleh semua produsen perangkat smart home tanpa terkecuali. Buat konsumen, ini berarti ke depannya kita tidak harus ‘terkunci’ dalam satu ekosistem smart home saja.

Masing-masing perusahaan yang tergabung dalam aliansi baru ini akan menyumbangkan sebagian teknologinya untuk diolah lagi menjadi standar konektivitas yang sifatnya universal. Google misalnya, mereka sejauh ini sudah punya dua protokol yang open-source, yakni Weave dan Thread, dan ini nantinya bakal menjadi salah satu fondasi dari standar baru yang ditetapkan.

Sumber: VentureBeat dan Google.

 

Philips Hue Play HDMI Sync Box Biarkan Lampu-Lampu Pintar Anda Menari Mengikuti Tayangan TV

Berkat kerja sama antara Razer dan Philips tahun lalu, lampu pintar Hue kini dapat ‘menari’ mengikuti jalannya sesi gaming di PC. Jadi yang menyala dalam beragam warna mengikuti apa yang tampil di layar bukan cuma periferal RGB besutan Razer saja, tapi juga deretan lampu Hue yang mengisi ruangan.

Kabar baiknya, level sinkronisasi yang sama kini juga bisa diwujudkan di ruang tamu atau ruang keluarga tempat kita menikmati hiburan bersama. Semuanya berkat perangkat bernama Philips Hue Play HDMI Sync Box yang baru saja diluncurkan.

Philips Hue Play HDMI Sync Box

Sesuai namanya, perangkat ini dirancang untuk mewujudkan sinkronisasi antara lampu Hue dan TV via HDMI. Ia dilengkapi empat port input HDMI, siap disambungkan dengan beragam perangkat, mulai dari set-top box sampai game console. Setelahnya, tinggal sambungkan Sync Box ke TV via output HDMI-nya.

Perangkat ini membutuhkan bantuan Hue Bridge agar bisa berkomunikasi dengan deretan lampu Hue di ruangan. Setelah semuanya siap, lampu-lampu Hue yang tersambung akan berganti-ganti warna dengan sendirinya menyesuaikan dengan apa yang sedang ditayangkan oleh TV. Istimewanya, setiap unit Hue yang tersambung bisa menyala dalam warna yang berbeda, menyesuaikan dengan posisinya masing-masing di sekitar TV.

Philips Hue Play HDMI Sync Box

Sync Box juga hadir bersama aplikasi pendampingnya sendiri. Lewat aplikasi ini, konsumen dapat menyesuaikan beragam parameter, mulai dari kecepatannya berganti warna hingga intensitas efek pencahayaannya.

Yang mungkin agak mengkhawatirkan dari perangkat ini adalah harganya. Philips membanderolnya seharga $230, dan itu sama sekali belum termasuk satu pun unit lampu Hue maupun Hue Bridge. Namun bagi konsumen yang memang sudah ‘terjerumus’ ke dalam ekosistem Hue, Philips Hue Play HDMI Sync Box bisa menjadi tambahan yang menarik buat ruang keluarganya.

Sumber: Signify.

IKEA Kian Serius Mengembangkan Ekosistem Rumah Pintar

Namanya kerap diasosiasikan dengan aksesori dan perabotan rumah siap rakit, sudah lebih dari satu dekade IKEA mengamankan gelar sebagai perusahaan retail furnitur terbesar di dunia. Dan sejak beberapa tahun lalu, brand asal Swedia ini berupaya untuk mengintegrasikan teknologi ke produk serta layanannya, dari mulai virtual maupun augmented reality, 3D printing, hingga melangsungkan kolaborasi bersama Sonos belum lama ini.

Tentu saja ranah smart home juga tidak luput dari perhatian IKEA. Di tahun 2012, mereka memulai proyek pengembangan rumah pintar dengan tujuan untuk membenamkan elemen digital dan teknologi ke solusi serta produk-produknya. Kali ini, perusahaan memutuskan untuk melakukan investasi lebih besar melalui penetapan IKEA Home Smart sebagai unit bisnis mandiri di bawah IKEA Sweden. Lewat langkah tersebut, IKEA ingin menggarap ekosistem smart home secara lebih menyeluruh.

IKEA 1

Lewat rilis pers, Björn Block yang ditunjuk untuk mengepalai divisi IKEA Home Smart menjelaskan bahwa pembentukan unit ini merupakan strategi perusahaan mengeksplorasi solusi melampaui penyediaan perabotan rumah tangga tradisional. Pada akhirnya, arahan tersebut diharapkan dapat memberikan konsumen produk-produk yang membuat kehidupan mereka jadi lebih baik, sembari mengajak pelanggan untuk ‘terus bergerak maju’.

Sejak dicetus, IKEA Home Smart memang punya misi untuk memperkaya segala aspek yang brand tawarkan. Awalnya, sang perusahaan furnitur melakukannya dengan meluncurkan perangkat-perangkat seperti pencahayaan pintar, unit wireless charging, serta sistem audio pintar yang dikerjakan secara kolaboratif bersama Sonos. Selain itu, IKEA juga pernah menciptakan sistem ramah lingkungan serta aplikasi pengaturan lampu pintar (tadinya dinamai  Trådfri seperti bohlam pintar, kemudian diubah jadi IKEA Home smart app).

IKEA 3
Björn Block.

Peter van der Poel selaku manager IKEA Range & Supply menyampaikan, Home Smart merupakan unit bisnis baru terbesar yang mereka dirikan sejak diperkenalkannya IKEA Children. Pembentukan Home Smart juga dianggap sebagai kelanjutan dari kolaborasi IKEA dengan perusahaan-perusahaan teknologi. Ke depannya, IKEA bercita-cita buat membuka kesempatan baru melalui perangkat-perangkat yang saling terhubung dalam satu ekosistem.

Pada akhirnya, Home Smart akan menjadi ujung tombak transformasi digital bagi seluruh lini bisnis IKEA. Ia dipercaya dapat menyempurnakan solusi yang sudah ada serta menciptakan peluang baru, terutama lewat bermacam-macam produk pintar.

IKEA 2

“Dan semua ini hanyalah sebuah permulaan,” kata Björn Block menutup pernyataannya.

Anda mungkin sudah tahu bahwa IKEA bukan satu-satunya perusahaan yang berkomitmen menyeriusi smart home. Sebelumnya, sejumlah raksasa teknologi dan elektronik telah cukup lama mendalami segmen ini, misalnya seperti Apple, Google sampai Xiaomi.

Masuk Dalam Fortune Global 500, Xiaomi Kian Agresif di Ranah Smart Home

Saat mendarat di Indonesia, saya masih ingat bagaimana Xiaomi mencoba menekankan bahwa mereka bukan sekadar produsen smartphone tapi juga perusahaan software. Namun kini kita tahu Xiaomi lebih dari itu. Ada banyak barang elektronik yang mereka sediakan, termasuk produk-produk home appliance. Dan sejak beberapa tahun silam, brand dari Beijing ini juga mulai menapaki ranah smart home.

Tepat di tanggal 29 Juli kemarin, Xiaomi mengumumkan bahwa mereka menjadi perusahaan termuda yang masuk dalam daftar Fortune Global 500 dan mengucapkan terima kasih pada dukungan seluruh pihak di Indonesia. Country head Steven Shi selaku head of Southeast Asia menjelaskan bagaimana Indonesia merupakan salah satu pasar terbesar dan mengungkapkan kembali komitmen perusahaan untuk ‘menyediakan berbagai produk teknologi inovatif’ di sini.

Sedikit mengenai Xiaomi di daftar Fortune Global 500: Perusahaan kabarnya menempati urutan ke-468 dengan pendapatan sebesar US$ 26.443,5 juta, dan Xiaomi hanya butuh waktu sembilan tahun untuk bisa sampai di sana. Segera setelah sambutannya usai, Steven Shi mengarahkan awak media buat menyimak tema besar berikutnya yang ingin Xiaomi angkat: smart home.

Mi 1

 

Smart home

Istilah rumah pintar mengacu pada tempat tinggal yang mengusung sistem automasi. Sistem ini biasanya mengatur pencahayaan, temperatur, aspek hiburan, perabotan elektronik, sampai keamanan. Walaupun sangat tersegmentasi akibat begitu banyaknya vendor, ranah smart home terus berkembang. Kabarnya, pasar home automation mencapai nilai US$ 5,77 miliar di tahun 2013 dan diperkirakan mampu menyentuh US$ 12,81 miliar di 2020.

Mi 12

Terkait smart home, Anda mungkin sudah familier dengan solusi yang Xiaomi tawarkan. Sang produsen sudah lama menawarkan integrasi antara sensor pintu/jendela, smart bulb, alarm, sampai automasi perangkat pemurni udara. Semua hal ini dijelaskan lebih detail di acara media gathering kemarin.

Mi 18

Xiaomi memang belum menghadirkan solusi smart home secara total di Indonesia, namun beberapa perkakas sudah mereka siapkan agar kita bisa mulai membangun sistem automasi. Tapi sebelum memulai semua itu, kita terlebih dulu perlu menentukan apa yang ingin dicapai dengan penerapan smart home: apakah untuk menyederhanakan rutinitas sehari-hari atau buat fungsi pengawasan?

Mi 10

 

Untuk memulainya

Buat membangun sistem automasi di rumah,  pertama-tama Anda membutuhkan set Mi Smart Sensor. Di dalam paketnya terdapat unit control hub, motion sensor, sensor pintu dan jendela serta wireless switch. Mi Control hub bisa diibaratkan sebagai otak dari ekosistem smart home, merupakan pusat dari segala kemampuan pintar yang memungkinkan perangkat bisa saling terhubung serta mempersilakan Anda melakukan berbagai pengaturan.

Mi 11

Selanjutnya via aplikasi Mi Home di perangkat bergerak, kita bisa mengustomisasi warna LED, menentukan ringtone, serta mengakses sensor dan perabotan pintar lain dari jarak jauh.

Mi 14

Rangkaian sensor pintu atau jendela juga punya peranan penting di skema rumah pintar Xiaomi. Misalnya, mereka dapat memberi tahu Anda jika ada pintu/jendela yang terbuka; atau Anda bisa memerintahkan agar unit pemurni udara mati atau beroperasi di mode rendah tenaga begitu pintu/jendela terbuka demi menghemat listrik.

Mi 9

Untuk kebutuhan pengawasan, Xiaomi turut menyertakan Mi Motion Sensor. Perangkat ini memanfaatkan inframerah serta lensa polyolefin buat mendeteksi gerakan orang ataupun peliharaan. Ia dirancang agar bisa diletakkan di mana saja, dapat berkerja jadi alarm serta mengaktifkan suatu perabotan tertentu secara otomatis.

Mi 16

Satu lagi bagian yang tak kalah penting adalah Mi Wireless Switch. Alat mungil ini terdiri dari tombol yang fungsinya dapat disesuaikan dengan kebutuhan – contohnya menyala-matikan semua perangkat pintar di rumah – dan kita bisa menaruhnya di mana saja (jadi jangan sampai hilang). Mi Wireless Switch dapat langsung bekerja tanpa proses setup.

Mi 15

 

Perabotan pintar Mi di Indonesia

Ada beberapa produk pintar Xiaomi yang sudah bisa dibeli secara resmi di Indonesia, di antaranya adalah Mi Bedside Lamp (Rp 700 ribu), Mi LED Desk Lamp (Rp 500 ribu), Mi Induction Heating Rice Cooker (Rp 1,3 juta), Mi Smart Kettle (Rp 560 ribu), Mi LED Smart Bulb (Rp 300 ribu), Mi Home Security Camera 360 (Rp 600 ribu), Mi Robot Vacuum (Rp 4,5 juta), serta tentu saja Mi Smart Sensor Set (Rp 1 juta).

Mi 3

Jantung dari Mi Bedside Lamp ialah pencahayaan berbasis LED RGB. Itu artinya Anda bisa memilih 16 juta warna lebih dan kustomisasinya dapat dilakukan langsung dengan sentuhan jari. ‘Lampu tidur’ ini tersambung via koneksi Bluetooth 4.2 atau Wi-Fi ke smartphone, kemudian ia juga kompatibel ke layanan Amazon Alexa serta Google Assistant.

Mi 4

Mi LED Desk Lamp punya karakteristik yang berbeda dari Bedside Lamp. Anda diperkenankan mengatur temperatur warna dari 2700K ke 5600K – biasanya warna kekuningan lebih bersahabat bagi mata saat membaca. Lampu ini bebas efek flickering, menyuguhkan empat variasi mode, kompatibel ke Alexa dan bisa diakses via Mi Home dan Google Assistant.

Mi 6

Mirip Bedside Lamp, Mi LED Smart Bulb turut menyajikan opsi 16 juta warna lebih serta mempersilakan kita untuk meredupkan cahaya dan mengubah ‘suhunya’. Semua pengaturan bisa dilakukan sepenuhnya via aplikasi Mi Home, dan ia tak memerlukan hub eksternal agar dapat beroperasi.

Mi 8

Mi Smart Kettle mampu menjaga temperatur hingga 12 jam. Di mode warm, Anda bahkan bisa menentukan suhu air secara spesifik. Berbicara aspek teknis, Smart Kettle dibekali lapisan baja anti-karat 304, memanfaatkan desain dua lapis agar tidak mudah melepuh, dan mampu menampung air sebanyak 1,5-liter.

Mi 2

Sesuai namanya, Mi Home Security Camera 360 1080 adalah kamera pengawas dengan poros putaran 360 derajat dan melihat keadaan sekitarnya di resolusi full-HD. Kamera pintar ini mampu memberi tahu Anda ketika mendeteksi gerakan serta efektif saat bekerja di kondisi temaram. Lagi-lagi, pengendalian bisa dilakukan sepenuhnya via app Mi Home di smartphone.

Mi 5

Mi Induction Heating Rice Cooker merupakan satu-satunya perangkat yang tidak disambungkan ke Mi App di sesi demo kemarin karena alasan keamanan. Singkatnya, rise cooker pintar ini mampu menanak nasi untuk jenis/resep masakan berbeda. Dan karena memanfaatkan teknik induksi, distribusi panas jadi lebih merata dan bumbunya jadi lebih menyerap.

Mi 7

Mi Robot Vacuum ialah alternatif yang jauh lebih terjangkau iRobot Roomba atau Dyson 360 Eye dan ia tidak kalah cerdas. Rangkaian sensor yang dimilikinya memungkinkan robot pembersih ini mendeteksi keadaan di sekitarnya dan merencanakan rute, serta otomatis akan kembali ke docking ketika tugasnya beres. Tentu saja Anda dapat mengendalikannya secara manual lewat app.

Kini Dilengkapi Bluetooth, Philips Hue Dapat Dikontrol dari Smartphone Tanpa Perlu Bergantung dengan Unit Hub

Berdasarkan observasi sekaligus pengalaman pribadi, salah satu alasan mengapa konsumen masih enggan menggunakan bohlam pintar di rumahnya adalah karena harganya cukup mahal. Banderol yang tinggi ini sebenarnya juga punya alasan tersendiri: untuk bisa berfungsi secara maksimal, bohlam pintar biasanya perlu bergantung pada sebuah unit hub yang menjadi perantaranya dengan koneksi Wi-Fi di rumah.

Problem itu sudah dipecahkan oleh Philips. Mereka baru saja merilis versi baru Hue, dan keunggulan utamanya adalah bohlam-bohlam ini turut dilengkapi konektivitas Bluetooth. Ini berarti konsumen dapat langsung mengontrolnya dari smartphone (atau via perintah suara menggunakan smart speaker Alexa), tanpa perlu membeli unit hub sebagai perantaranya.

Hilangnya ketergantungan Hue dengan unit hub ini merupakan kabar baik bagi konsumen yang belum pernah merasakan keuntungan memiliki bohlam pintar. Mereka cukup membeli satu atau dua bohlam, mencobanya selama beberapa hari, lalu kalau memang tertarik untuk menambah jumlahnya di kediaman masing-masing, mereka tinggal membeli unit hub-nya saja.

Unit hub ini masih diperlukan sebab kelemahan konektivitas Bluetooth adalah perihal jarak. Hue berkonektivitas Bluetooth ini hanya dapat dioperasikan dari jarak paling jauh 10 meter. Lebih dari itu, atau ketika Anda sudah meninggalkan kediaman dan ternyata lupa mematikan lampu di kamar, Anda pun sudah sepenuhnya kehilangan kendali.

Terlepas dari itu, Hue berbekal Bluetooth ini tetap sangat ideal buat sebagian besar konsumen, terutama mereka yang tinggal di apartemen berukuran tidak terlalu besar. Menurut Philips, unit hub baru dibutuhkan apabila konsumen menggunakan lebih dari 10 bohlam di kediamannya.

Sejauh ini, varian Philips Hue yang sudah kebagian jatah Bluetooth adalah A19 dan BR30. Menariknya, harganya tidak berubah terlalu signifikan: $15 untuk bohlam standar (menyala putih saja), $25 untuk bohlam ambiance (bisa diatur temperatur warnanya dari putih sampai kuning), dan $50 untuk bohlam unggulan yang bisa menyala warna-warni tergantung keinginan.

Sumber: The Verge.

Google Luncurkan Smart Display yang Lebih Besar dan Lebih Canggih: Nest Hub Max

Google mengakuisisi produsen perangkat smart home Nest pada awal tahun 2014. Pasca akuisisi, Nest rupanya masih beroperasi sendiri, hingga akhirnya pada pertengahan tahun lalu, diumumkan bahwa tim Nest resmi dilebur dengan divisi hardware Google yang menangani produk-produk seperti smart speaker Google Home maupun Chromecast.

Namun itu bukan berarti nama Nest sudah tinggal sejarah. Sebaliknya, Google justru baru saja mengumumkan bahwa mereka bakal mulai memasarkan lini produk Google Home di bawah branding Nest. Salah satu contohnya adalah Google Home Hub yang kini telah berganti nama menjadi Nest Hub.

Bersamaan dengan itu, Google turut mengungkap smart display speaker yang lebih gres lagi, yaitu Nest Hub Max. Sesuai namanya, ia merupakan versi lebih bongsor dari Nest Hub. Kalau Nest Hub cuma mengemas layar sentuh 7 inci, Nest Hub Max mengusung layar sentuh 10 inci dengan resolusi 1280 x 800.

Tubuh yang lebih besar juga berarti Hub Max lebih mumpuni perihal performa audio, dan itu diwujudkan lewat sepasang tweeter 18 mm dengan output 10 W, didampingi oleh subwoofer 75 mm dengan output 30 W. Namun ternyata Google tidak menyia-nyiakan ruang ekstra yang dimiliki Hub Max untuk itu saja.

Google Nest Hub Max

Berbeda dari Nest Hub, Hub Max mengemas kamera depan 6,5 megapixel dengan sudut pandang seluas 127 derajat. Video call jelas merupakan salah satu kegunaannya, dan Google pun tak lupa menyertakan fitur auto-framing supaya penggunanya selalu diposisikan di tengah bingkai layar selama percakapan video berlangsung – mirip seperti fitur yang ditawarkan Facebook Portal.

Juga menarik adalah bagaimana kehadiran kamera dapat membuat Hub Max jadi bisa difungsikan sebagai kamera pengawas suatu ruangan ketika penggunanya sedang berada di luar rumah. Seperti halnya kamera pengawas keluaran Nest, semuanya bisa dimonitor secara remote via aplikasi pendamping di smartphone.

Akan tetapi yang paling menarik adalah fitur bernama Face Match. Sebelum ini, Nest Hub sudah lebih dulu menawarkan fitur Voice Match, di mana Google Assistant yang terintegrasi mampu mengenali suara individu yang berbeda dan merespon dengan lebih spesifik. Face Match punya fungsi yang serupa, tapi yang dikenali bukanlah suara, melainkan wajah.

Jadi usai melewati proses pengenalan wajah dan datanya disimpan secara aman di perangkat, pengguna dapat langsung menikmati fitur Face Match. Setiap kali pengguna bergerak menghampiri Hub Max, kameranya bakal mengenalinya, lalu perangkat akan menampilkan informasi yang spesifik buat individu tersebut; entah itu agenda harian, panduan navigasi maupun info lainnya.

Google Nest Hub Max

Di Amerika Serikat, Nest Hub Max bakal dipasarkan mulai musim panas mendatang seharga $229. Google juga berencana membawanya ke lebih banyak negara, sayang Indonesia masih belum termasuk salah satunya (yang paling dekat adalah Singapura).

Dalam kesempatan yang sama, Google juga memperbarui banderol harga tiap-tiap produk dari lini Home-nya. Nest Hub (Google Home Hub) kini dijual seharga $129 saja di Amerika Serikat, sedangkan Google Home dan Google Home Max sekarang dihargai masing-masing $99 dan $299.

Sumber: Google.

Samsung Hadirkan QLED 8K TV ke Indonesia, Suguhkan Cinematic Experience di Rumah

Setelah diungkap secara detail pada ajang Samsung Forum 2019 di Singapura – bulan Maret lalu, Samsung Electronics Indonesia akhirnya menghadirkan rangkaian produk elektronik terbaru mereka ke Indonesia. Produk yang paling disorot ialah lini TV yang dilengkapi resolusi 8K pertama di dunia.

Ya, resolusi 8K mungkin terdengar sangat berlebihan untuk saat ini. Resolusi 8K artinya 4 kali lebih tinggi dari resolusi UHD (4K) dan 16 kali lebih tinggi dari resolusi 1080p.

Kenapa Samsung menghadirkan QLED 8K TV ini ke Indonesia? Dari sisi konten masih minim sekali, kecepatan internet untuk streaming konten 8K juga belum memadai, dan tentunya harganya sangat tinggi.

Samsung-QLED-8K-TV-5

Ubay Bayanudin selaku Senior Product Marketing Manager TV and AV Samsung Electronics Indonesia memaparkan alasannya, menurut Samsung tren TV dengan layar besar semakin tinggi di Indonesia. Berangkat dari situ, Samsung merasa TV yang besar juga perlu jumlah piksel yang lebih tinggi pula.

“Samsung adalah pioner, kami tidak mau membuat konsumen kami menunggu. Masa depan itu harus ada sekarang, kami membawa resolusi 8K sekarang.” Ungkap Ubay Bayanudin.

Dari sisi konten, ketersediaan konten dengan resolusi 4K memang sudah menjamur. Banyak smartphone dan kamera mirrorless yang mampu merekam video 4K. Meski begitu, kebanyakan standar konten saat ini masih berada di resolusi 1080p.

Samsung-QLED-8K-TV-4

Untuk mendobrak batasan minimnya ketersediaan konten 8K dan membawa masa depan sekarang juga, Samsung memperkenalkan fitur Intelligent AI-based upscaling. Sebuah solusi yang mampu meningkatkan kualitas gambar dari resolusi lebih rendah seperti SD, HD, FHD, dan 4K menjadi kualitas 8K yang lebih baik, sehingga gambar terlihat lebih nyata saat ditampilkan di QLED 8K TV.

Disebut AI karena memiliki engine yakni mechine learning super resolution dengan Quanntum Processor 8X yang mampu belajar menciptakan ribuan algoritma. Prosesor ini mampu melakukan render 33 juta piksel dengan kualitas 8K secara real-time dan high-res.

Samsung-QLED-8K-TV-1

Apapun yang ditonton, baik itu acara TV, streaming video, konten dari set top box atau dari USB sekalipun bisa ditampilkan dalam resolusi 8K pada QLED 8K TV ini. Upscaling sendiri ada tiga jenis, pertama membuat objek yang tidak ada menjadi ada, kedua menghilangkan noise, dan ketiga mempertajam pinggiran gambar.

Teknologi AI Upscaling Samsung ini mampu melakukan ketiganya. Data yang masuk akan diklasifikasikan dulu sebelum diolah atau di-upscalling, tentu saja semakin bagus source-nya semakin bagus juga hasilnya.

“R&D kami telah menghabiskan lebih dari sepuluh tahun untuk menggabungkan teknologi upscaling. Ini adalah permulaan era baru teknologi TV, industri TV menyajikan lini yang beragam sehingga kedepannya produk akan tersedia dengan harga yang lebih terjangkau. Kami yakin perkembangan teknologi yang tidak terbendung membuat konten 8K akan tersedia lebih cepat.” Tambah Ubay Bayanudin.

Tak hanya gambar, AI sound mampu menyempurnakan kualitas audio setiap adegan secara real-time. Kehadiran Bixby memungkinkan pengguna untuk berinteraksi dengan QLED 8K TV melalui perintah suara, yang akan membantu konsumen layaknya asisten pribadi.

pastedImage (2)

Samsung QLED TV 8K menawarkan resolusi 7.680×4.320 piksel dan tersedia dalam ukuran 65 inci hingga 98 inci. Dengan desain bezel-less yang modern, yang dapat memberikan sentuhan kontemporer pada ruangan Anda.

QLED 8K TV memiliki tingkat kecerahan 5.000 nit, standar yang kebanyakan dipakai oleh studio Holywood. Serta didukung oleh berbagi teknologi seperti Quanntum, Direct Full Array, HDR10+, dan lainnya.

Samsung-QLED-8K-TV-6

QLED 8K TV telah tersedia di pasaran Indonesia, berikut harganya:

  • 65 inci dengan harga Rp80.499.000
  • 75 inci dengan harga Rp119.999.000
  • 82 inci dengan harga Rp166.999.000
  • 98 inci dengan harga Rp1.499.000.000

Samsung-QLED-8K-TV-3

Samsung juga memperkenalkan rangkaian Digital Appliances terbaru sebagai solusi keluarga modern untuk mengoptimalkan keseharian mereka di rumah yaitu Kulkas Samsung Side by Side dengan teknologi SpaceMax berkapasitas penyimpanan terbesar di kelasnya, dan AC Inverter dengan Digital Inverter 8 Pole yang inovatif, mampu menghembuskan udara dingin lebih cepat dan penggunaan energi yang lebih efisien, sehingga dapat membuat keseharian konsumen lebih nyaman.

pastedImage

Kulkas Samsung Side by Side dengan SpaceMax telah tersedia di pasaran, dengan rangkaian harga Rp15.000.000 hingga Rp20.000.000. Sedangkan rangkaian Air Conditioner Inverter hadir dengan rangkaian harga Rp5.000.000 hingga Rp9.000.000.

LG Pamerkan Deretan Produk Hiburan dan Perabotan Rumah Berteknologi AI dan IoT

Internet of things pernah menjadi topik utama dalam pameran IT terbesar di Indonesia. Namun belakangan, istilah ini jadi jarang disebutkan – entah apakah karena publik sudah paham atau mereka malah belum melihat adanya fungsi praktis yang bisa membantu aktivitas sehari-hari. Tapi kondisi ini tidak mengurungkan niatan satu perusahaan elektronik untuk membawa produk-produk mutakhirnya ke nusantara.

Dalam acara konferensi pers minggu ini, LG memamerkan sederetan produk hiburan dan perabotan rumah tangga baru yang mengusung teknologi ThinQ dan didukung oleh internet of things serta kecerdasan buatan. Kombinasi semuanya memungkinkan perangkat-perangkat tersebut saling terhubung serta memungkinkan pengguna untuk mengaksesnya dari manapun ia berada berbekal smartphone dan koneksi internet.

Sang produsen Korea Selatan memperkenalkan teknologi ThinQ pada tahun 2017. Istiliah yang juga merupakan modifikasi dari kalimat think of you ini sengaja diramu agar interaksi manusia dan perangkat jadi lebih intuitif serta natural. Menurut LG, ThinQ siap menjadi jawaban atas gaya hidup konsumen dengan mobilitas tinggi.

LG 5

 

Mengenai ThinQ dan internet of things

Penerapan ThinQ sedikit berbeda-beda di tiap produk. Misalnya untuk televisi, ThinQ dapat mengingkatkan kualitas visual dan audio. Lalu buat perabotan elektronik di rumah, solusi LG  ini bisa menghemat waktu dan konsumsi energi, serta memastikan perangkat bekerja dengan lebih ramah lingkungan. Aspek-aspek lain yang turut terbantu dengan kehadiran ekosistem IoT ThinQ meliputi keamanan, kesehatan, hingga pengawasan dan kendali.

LG 1

Head of marketing LG Electronics Jay Jang menjelaskan bahwa teknologi-teknologi mutakhir di sana diyakini bisa memperpanjang umur produk. Jang bukan hanya membahas soal daya tahan pemakaian, tetapi kesiapan perangkat mendukung fitur anyar yang akan hadir di masa depan. Dengan begini, produk LG yang Anda miliki akan selalu relevan.

LG 8

Dalam diskusi singkat, PR senior supervisor Dhita Ayuningtyas mengakui memang masih banyak orang awam belum mampu memahami sepenuhnya kepraktisan yang disajikan ThinQ. Supaya mudah membayangkan, ia membuat sebuah pengandaian sederhana: saat Anda pulang bekerja, jalanan macet dan udara sedang begitu panas. Anda ingin segera menikmati kesejukkan di dalam rumah. Beberapa menit sebelum tiba, Anda bisa menggunakan aplikasi mobile untuk menyalakan AC, sehingga ketika sampai, rumah sudah dingin.

LG 16

Aplikasi SmartThinQ bukan hanya memberikan smartphone Anda kemampuan mengendalikan perabotan rumah dari jauh (selama perangkat tersambung ke Wi-Fi), namun mempersilakan pula pengguna buat melakukan proses diagnosis kesehatan serta mencari tahu konsumsi daya dari mesin cuci atau kulkas. App bahkan bisa memberikan notifikasi jika pencucian telah selesai.

LG 4

Sejauh ini, ThinQ yang dibahas oleh LG masih berada di ruang lingkup aplikasi dan internet of things. Lalu di mana letak penerapan kecerdasan buatannya?

LG 10

 

AI dan prosesor Alpha 9 Gen-2

Sejak beberapa tahun silam, LG telah mengembangkaan prosesor sendiri dengan tujuan untuk menyempurnakan penyajian visual di televisi mereka. Dan di CES 2019 Januari kemarin, perusahaan mengungkap ‘prosesor pintar’ Alpha 9 generasi kedua. Dibenamkan pada produk-produk baru andalan seperti OLED TV W9 dan NanoCell TV SM90, prosesor memungkinkan televisi beradaptasi terhadap konten yang sedang dihidangkan.

LG 11

Ketika AI Picture aktif, televisi akan secara otomatis bekerja memodifikasi output, misalnya memuluskan area-area dengan gradasi, serta menonjolkan tekstur dan detail. Kecerdasan buatan juga mampu menyesuaikan kecerahan gambar saat kondisi di sekitarnya terlalu terang atau gelap. Menariknya, televisi tidak sekadar menaik-turunkan brightness, namun tetap bisa menjaga kepekatan warna-warna gelap, memastikan gambar tetap tajam serta cerah.

LG 12

Prosesor Alpha 9 Gen-2 juga mampu menganalisis sumber audio bergantung dari jenisnya. Contohnya: televisi secara cerdas memperjelas suara vokal ketika Anda sedang menonton berita; meningkatkan efek bass sewaktu memutar film; dan selanjutnya, sistem segera mendongkrak frekuensi suara rendah dan tinggi saat tengah menghidangkan pertunjukan musik. Selain itu, ‘AI Sound’ di sana kabarnya bisa meng-upgrade output stereo menjadi surround sound 5.1.

LG 14

Tidak semua produk baru LG ditopang oleh teknologi ThinQ, hanya beberapa varian high-end. Selain dua model TV yang saya sebutkan di atas, dukungan ThinQ dapat Anda temukan di mesin cuci TwinWash, kulkas InstaView Door-in-Door, mesin cuci F2720SVTV dan T2735NTWV, serta sejumlah penyejuk udara Dual Inverter.

LG 13

 

Perabot rumah pintar di Indonesia?

Menjawab pertanyaan saya soal pandangan LG tentang kesiapan masyarakat Indonesia menerima penawaran-penawaran mutakhir ini, Jay Jang menyampaikan bahwa LG selalu berupaya menghadirkan teknologi canggih terlebih dulu walaupun mereka tahu infrastruktur masih belum siap. Perangkat-perangkat high-end tersebut sudah dapat beroperasi optimal, dan akan bisa bekerja lebih maksimal lagi saat segala fasilitas penopangnya tersedia.

LG 7

Sang head of marketing juga tak khawatir mengenai respons konsumen lokal terhadap barang-barang ber-AI dan IoT itu. Menurutnya, penduduk kita adalah individu-individu yang paling cepat beradaptasi dan mengikuti tren teknologi. Ambil contohnya sosial media. Jauh sebelum penduduk Korea Selatan familier dengan Facebook dan Instagram, kita telah lebih dulu menggunakannya. Jay Jang optimis, produk-produk anyar LG ini akan diterima dengan baik oleh khalayak.

LG 3

Ikea Manfaatkan 3D Printer Demi Menjadikan Perabotnya Lebih Mudah Diakses Kaum Difabel

Hingga kini 3D printer masih banyak dianggap sebagai alat bantu untuk membuat prototipe dalam keperluan desain produk. Di luar itu, 3D printer mungkin lebih banyak digunakan untuk memenuhi hobi seseorang. Namun bagi Ikea, 3D printer bisa menjadi solusi atas suatu misi yang mulia.

Hal itu sedang dibuktikan oleh Ikea Israel, yang bekerja sama dengan organisasi nirlaba Milbat, dalam mewujudkan proyek bernama ThisAbles. Mungkin sebagian dari Anda sudah bisa menebak dari namanya kalau proyek ini ditujukan untuk membantu kaum difabel, dan memang seperti itulah tujuan akhir yang hendak dicapai Ikea Israel.

Ikea ThisAbles

Ide yang mereka gagaskan adalah bagaimana cara memudahkan konsumen difabel mengakses perabot-perabot rumahnya dengan memanfaatkan 3D printer. ThisAbles pada dasarnya mengemas koleksi aksesori atau komponen pelengkap suatu perabot yang dibuat menggunakan 3D printer.

Salah satu contohnya adalah sebuah saklar berukuran jauh lebih besar daripada biasanya. Kemudian ada pula gagang untuk tirai kamar mandi, serta kaki sofa ekstra panjang. Ketiganya dirancang untuk membantu mereka yang menderita celebral palsy, yang kemampuan motoriknya begitu terbatas, agar tidak kesusahan menyala-matikan lampu meja, membuka-menutup tirai kamar mandi, serta beranjak dari sofa.

Ikea ThisAbles

Total ada 13 aksesori yang dirancang Milbat menggunakan 3D printer untuk dipasangkan ke perabot-perabot Ikea. Kendati demikian, konsumen juga bisa melakukan pemesanan khusus apabila perabot non-Ikea yang mereka miliki tidak kompatibel dengan rancangan aksesori yang tersedia.

Di samping membelinya langsung lewat toko fisik Ikea, konsumen juga dapat memesannya secara online di situs Milbat. Namun yang lebih menarik lagi, konsumen yang mempunyai 3D printer dapat mengunduh blueprint-nya secara cuma-cuma dan mencetak barangnya sendiri.

Semoga saja cabang Ikea di negara-negara lainnya juga tertarik mewujudkan proyek mulai seperti ThisAbles ini.

Sumber: Washington Post.