Instagram dan Facebook Siapkan Tool Baru untuk Mematikan Notifikasi

Facebook dikenal rajin mengeluarkan fitur-fitur baru untuk “anak asuhnya”, WhatsApp dan Instagram, termasuk untuk layanan utamanya. Beberapa fitur dilaporkan sedang diuji oleh Facebook dalam satu tahun terakhir, dan kebiasaan itu belum akan berhenti. Dikutip dari Techcrunch, layanan jejaring sosial raksasa itu sedang disibukkan dengan garapan baru bernama Do Not Disturb yang kabarnya akan ditanamkan ke layanan utamanya dan juga Instagram.

Sesuai dengan terjemahan dari namanya, fitur ‘Jangan Ganggu’ ini berfungsi untuk membungkam pemberitahuan aplikasi Facebook dan menggabungkan semuanya dalam satu bagian yang disebut dengan Push, bertempat di bawah opsi Pemberitahuan di menu Pengaturan.

Dc06XN0VQAARFO6-1

Pengguna nantinya diberi kebebasan untuk mematikan pemberitahuan Facebook selama rentang waktu yang beragam, mulai dari 30 menit hingga 24 jam. Anda juga dapat memilih untuk mengaktifkannya tanpa batas waktu sampai menon-aktifkannya lagi secara manual. Satu lagi, meskipun pemberitahuan default tidak akan muncul di layar, tetapi notifikasi akan tetap terlihat saat aplikasi dibuka.

do not disturb

Fitur Do not Disturb disebut hanya tersedia untuk sejumlah kecil pengguna, dan Facebook sendiri belum bersedia memberikan keterangan kapan fitur itu akan digulirkan secara global.

Fitur terbaru ini terendus pertama kali ketika Facebook meluncurkan fitur baru ‘All Caught Up’ ke portofolio lainnya, Instagram awal pekan ini. Fitur baru ini digulirkan ke Android dan iOS, di mana tugasnya adalah membantu pengguna menemukan semua postingan baru dari 48 jam terakhir secara instan baik foto ataupun video. Dengan demikian, menghindarkan pengguna dari kebiasaan menggeser timeline yang menyita waktu.

Di waktu berbeda, Facebook juga sedang menguji fitur baru bernama ‘Your Time on Facebook yang memungkinkan pengguna mengetahui berapa banyak waktu yang mereka habiskan di layanan Facebook setiap harinya, dan juga memberi peringatan jika telah melampaui batas penggunaan harian.

Pengguna Instagram Kini Dapat Menyelipkan Soundtrack ke Stories-nya

Sepertinya tidak ada hari tanpa berita baru mengenai Instagram. Beberapa bulan lalu, beredar kabar bahwa Instagram sedang menggodok fitur yang memungkinkan pengguna untuk menambahkan musik ke Stories. Fitur tersebut sudah resmi dirilis sekarang, meski belum secara global.

Jadi pada deretan sticker yang tersedia untuk Stories, pengguna kini dapat memilih yang berlabel “Music”, lalu memilih satu dari ribuan lagu yang tersedia. Mencari lagu yang spesifik bisa dilakukan, demikian pula menyortirnya berdasarkan genre, mood atau yang sedang populer.

Usai memilih lagu, pengguna dapat menentukan bagian lagunya yang hendak dijadikan soundtrack pada Stories-nya. Di hasil jadinya, tampak sticker yang menunjukkan judul lagu beserta musisi yang membawakannya. Instagram pun juga memastikan bahwa para musisi bakal mendapatkan hak royaltinya.

Instagram Stories music sticker

Cara lain, pengguna juga bisa memilih lagu sebelum merekam video. Anda bisa bayangkan fitur ini bakal sering dipakai untuk lip sync, namun sayang untuk sementara fiturnya baru bisa dinikmati para pengguna perangkat iOS saja, sedangkan versi Android-nya baru akan menyusul dalam waktu dekat.

Instagram bilang bahwa mereka bakal terus menambah koleksi lagunya setiap hari. Fitur ini sekarang sudah tersedia di Instagram versi 51, tapi baru di 7 negara saja: Amerika Serikat, Inggris Raya, Perancis, Jerman, Swedia, Australia dan Selandia Baru.

Di samping itu, Instagram juga sempat mengumumkan bahwa pengguna aktif Stories kini mencapai 400 juta orang setiap harinya, naik dari 300 juta di bulan November lalu. Sebagai perbandingan, Instagram sendiri punya 1 miliar pengguna aktif setiap bulannya.

Sumber: Instagram dan TechCrunch.

Facebook Siapkan Fitur untuk Membungkam Kata Kunci Tertentu

Meskipun bukan berperan sebagai media berita, Facebook berupaya menghadirkan suguhan News Feed yang relevan bagi penggunanya secara konsisten. Mengingat platform media sosial mereka menjadi salah satu pilihan penerbit di seluruh dunia untuk membagikan konten-konten terbarunya. Untuk menghadirkan aliran News Feed yang relevan dan sesuai dengan minat, Facebook telah menawarkan beberapa opsi untuk digunakan, antara lain See First, Hide, Unfollow dan juga Snooze. Semuanya dihadirkan untuk menjaga relevansi dan juga kenyamanan penggunanya.

Tapi itu saja ternyata belum cukup. Yang paling baru, Facebook mengonfirmasi sedang menguji fitur tambahan yang dinamai Keyword Snooze, fitur yang memungkinkan pengguna membungkam atau mencegah bahasan dengan kata kunci tertentu tampil di News Feed selama 30 hari.

facebook-snooze-techcrunch

Penggunaannya bisa diterapkan untuk berbagai tujuan, misalnya mencegah bocoran film yang baru rilis, hoax, topik tertentu, bisa juga nama tokoh, dan lain sebagainya. Facebook mengonfirmasi kepada Techcrunch bahwa fitur ini hanya akan bekerja untuk membungkam teks, bukan gambar, sinonim ataupun iklan. Facebook punya tool lain untuk membungkam yang terakhir.

Fitur ini serupa dengan fitur Snooze yang terlihat sejak bulan Desember lalu. Bedanya, fitur Snooze berguna untuk membungkam seluruh postingan dari pengguna, grup atau Page tertentu. Juga selama 30 hari.

Seperti fitur baru lainnya, Keyword Snooze saat ini masih dalam tahap pengujian dan baru bisa dipergunakan setelah dirilis ke publik. Untuk sementara, Anda bisa menggunakan fitur Snooze untuk membungkam pengguna yang rasis, suka menyebar hoax atau berperilaku spamming.

Sumber NewsroomFB.

Twitter Makin Serius Perangi Spam dan Akun Palsu

Hampir semua media sosial dengan jumlah pengguna yang masif punya masalah seputar spam. Tidak terkecuali Twitter, yang setiap harinya harus rajin bersih-bersih platform-nya dari jeratan spam dan akun palsu. Upaya mereka belum bisa dikatakan sukses, tapi setidaknya terus menunjukkan kemajuan.

Pada bulan Mei kemarin, Twitter berhasil mengidentifikasi nyaris 10 juta akun yang menjurus ke spam maupun bot. Angkanya naik drastis jika dibandingkan data bulan Desember 2017, di mana jumlah akun yang teridentifikasi hanya mencapai 6,4 juta.

Salah satu rahasia di balik kemajuan ini adalah investasi Twitter terhadap teknologi machine learning. Sederhananya, sistem yang mereka buat sanggup mengidentifikasi akun bermasalah secara proaktif ketimbang hanya menunggu laporan dari para pengguna.

Dampak positifnya, rata-rata laporan pengguna Twitter terkait spam jadi menurun, yang tadinya sekitar 25.000 per hari di bulan Maret menjadi 17.000 per hari di bulan Mei. Ini berarti kita sebagai pengguna jadi lebih jarang diusik oleh spam, yang pada akhirnya bisa berujung pada interaksi yang lebih ‘sehat’.

Jumlah akun spam yang teridentifikasi Twitter setiap bulan

Namun ini saja tentu belum cukup, dan Twitter pun sudah menyiapkan sejumlah inisiatif lain guna memerangi spam dan akun palsu. Yang pertama, proses pembuatan akun palsu bakal lebih dipersulit, sebab Twitter akan meminta konfirmasi alamat email atau nomor telepon bagi para pendaftar baru.

Kedua, ‘gerak-gerik’ akun yang berpotensi menjurus ke spam bakal dibatasi. Jadi seandainya akun-akun ini telah dideteksi keberadaannya oleh Twitter, maka akun-akun tersebut tak akan lagi masuk hitungan follower maupun bentuk engagement lainnya, kecuali pemiliknya berhasil melewati semacam uji verifikasi, semisal dengan mengonfirmasi nomor telepon.

Untuk akun yang menjurus ke bot, yang umumnya menuliskan Tweet dalam jumlah besar dengan tagar yang sama, atau yang me-mention seseorang berkali-kali tanpa mendapat balasan sama sekali, Twitter bakal menindaknya dengan berbagai cara, mulai dari menghadapkannya dengan reCAPTCHA maupun permintaan reset password.

Sumber: Twitter. Gambar header: Pixabay.

Perangi Kejahatan Internet, Twitter Caplok Smyte

Secara historis, baik Facebook ataupun Twitter mempunyai catatan yang buruk dalam melindungi penggunanya dari penyalahgunaan, ancaman privasi dan cyber-bully. Tetapi Twitter tak ingin tinggal diam. Dalam rangka meredam pelecehan yang mengancam penggunanya, Twitter baru saja mengambil keputusan besar untuk membeli Smyte, sebuah startup berbasis di San Francisco yang bertujuan untuk membantu perusahaan memberantas spam, penipuan, penyalahgunaan online dan menjaga interaksi di layanannya tetap sehat.

Dalam blog resminya, Twitter berkata akan melakukan kombinasi alat dan proses peninjauan Smyte dengan teknologinya sendiri, membantu meningkatkan kualitas percakapan di layanan miliknya. Dengan begitu, maka tanggung jawab Smyte dalam menjaga keselamatan dan keamanan di beberapa perusahaan teknologi besar, dalam waktu dekat akan diimplementasikan ke Twitter.

screenshot-www.smyte.com-2018-06-22-11-04-04

Sebagai informasi. Didirikan pada tahun 2014 oleh mantan teknisi Instagram dan Google, Smyte dirancang untuk mengidentifikasi dan mencegah pelecehan, spam, skema phising dan bentuk penyalahgunaan digital lainnya. Menurut versi yang diarsipkan dari situs web-nya bulan lalu, Smyte membual beberapa klien TaskRabbit, Musically, Meetup, GoFundMe, dan Quora.

Platform Smyte pada dasarnya membantu perusahaan mengklasifikasikan tindakan secara real-time di aplikasinya. Ia kemudian meninjaunya secara manual dan mesin pembelajar lalu mengambil tindakan massal terhadap mereka. Smyte mempunyai rekam jejak menggunakan REST API dan kemampuan untuk membuat sendiri menggunakan IPython, scikit-learn dan TensorFlow.

Sebagai bagian dari akuisisi, Smyte akan menghentikan bisnis utamanya, efektif segera setelah akuisisi dinyatakan rampung.

Sumber berita Twitter.

Susul Instagram, Facebook Messenger Stories Kini Juga Dilengkapi Fitur Polling

Suka atau tidak, fitur Stories telah menjadi bagian penting dalam cara kita bersosialisasi di jagat maya. Adalah Snapchat yang bisa disebut sebagai inventor ide ini, namun yang memopulerkannya tidak lain dari Instagram. Dan seiring berjalannya waktu, Instagram terus menambahkan fitur-fitur baru ke dalam Stories-nya.

Salah satu yang cukup signifikan pengaruhnya adalah fitur polling alias pemungutan suara, yang pertama kali tersedia di Instagram Stories pada bulan Oktober lalu. Belum lama ini, Instagram malah memperbarui fitur polling-nya dengan sebuah metode interaksi baru yang mereka sebut dengan istilah Emoji Slider.

Dari data yang dikumpulkan TechCrunch, Instagram Stories terbukti merupakan salah satu yang memiliki jumlah pengguna aktif tertinggi di antara empat produk Facebook yang dilengkapi fitur Stories. Yang paling sedikit adalah Facebook Messenger Stories (70 juta pengguna), meski data ini berasal dari bulan September 2017.

Meski demikian, Facebook tidak melupakan eksistensi Messenger Stories begitu saja. Mereka malah baru saja menghadirkan fitur polling yang sama pada Messenger Stories. Cara kerjanya pun persis: unggah foto atau video, pilih sticker polling-nya, cantumkan pertanyaan beserta pilihan jawabannya, lalu swipe dari bawah ke atas untuk melihat daftar viewer sekaligus partisipannya.

Kehadiran fitur polling ini memang tidak akan langsung meningkatkan jumlah pengguna Messenger Stories secara drastis, tapi setidaknya para penggunanya sekarang jadi tidak perlu beralih ke Instagram atau Facebook Stories saat memerlukan pendapat banyak orang.

Sumber: VentureBeat.

Setelah 16 Tahun yang Manis, Perjalanan Stumbleupon Berakhir per 30 Juni

16 tahun lalu sebelum eranya Facebook dan Twitter, lahir layanan konten Stumbleupon, layanan atraktif yang menghadirkan tool penemuan berbagai jenis konten dengan beberapa klik mudah. Tapi, 5 hari ke depan adalah hari-hari terakhir bagi Stumbleupon karena sebagaimana diumumkan oleh founder-nya Garrett Camp, Stumbleupon akan menutup layanannya setelah 16 tahun yang manis.

Di Stumbleupon, pengguna dapat dengan mudah melompat dari satu konten ke konten lainnya hanya dengan satu klik. Layanan ini juga menjadi salah satu andalan blogger dan media untuk mendulang traffic atau sekadar mendongkrak popularitas web. Dalam tulisannya di Medium, Camp mengatakan selam 16 tahun beroperasi Stumblepon mengantarkan konten-konten pilihan ke lebih dari 40 juta pengguna dengan jumlah “stumble” mencapai 60 miliar. Di masa jayanya, Stumbleupon merupakan pionir penemuan konten di internet, sebelum konsep media sosial ala Facebook dan Twitter hadir.

Lalu bagaimana dengan 40 juta akun yang pernah berinteraksi di Stumbleupon?

Camp mengatakan meskipun Stumbleupon akan ditutup, namun untuk mempertahankan aset yang ditinggalkan, Camp memindahkan akun pengguna Stumbleupon ke portofolionya yang lain. Tapi bukan Uber, di mana Camp juga menjadi salah satu founder-nya. Melainkan layanan lain bernama Mix, web konten terkurasi baru yang ia dirikan tahun 2015 lalu.

Mix diibaratkan versi baru dari Stumbleupon yang mengalami regenerasi dari segi tampilan dan kesederhaan, tapi dengan kemampuan yang lebih baik. Beberapa di antaranya diadopsi dari Stumbleupon yang kemudian ditingkatkan.

Menurut Camp, internet sekarang sangat berbeda dari 16 tahun yang lalu, sehingga transisi dari Stumbleupon ke Mix diyakini akan lebih mudah. “Kami telah membangun Mix untuk bekerja pada setiap browser dan smartphone,” tulisnya, untuk membuat transisi semulus mungkin. Dengan beberapa klik Anda dapat mendaftar dan mengimpor konten-konten favorit Stumbleopon, minat dan tag, membuat Koleksi Mix yang mudah dibagikan dengan teman-teman. ”

Proses transisi dari Stumbleupon ke Mix disebut akan dimulai dalam beberapa bulan ke depan. Jadi, bagi Anda yang masih ingin melanjutkan perjalanan bersama Stumbleupon versi modern, bersiaplah untuk pindah ke rumah barunya.

Twitter Lite dan Twitter Versi Windows Kedatangan Sejumlah Fitur Baru

Berbahagialah para pengguna Twitter Lite, sebab Twitter baru saja menggulirkan pembaruan untuk aplikasi versi ringannya tersebut. Seperti yang kita tahu, Twitter Lite harus mengorbankan banyak fitur demi memprioritaskan kecepatan dan efisiensi data. Maka dari itu, penambahan fitur baru terbilang penting untuk disoroti.

Yang pertama adalah fitur Night Mode, di mana seperti aplikasi standarnya, tampilan Twitter Lite kini bisa diubah menjadi serba gelap supaya lebih nyaman digunakan di malam hari. Kesannya memang sepele, tapi dulu saya rela membayar lebih untuk aplikasi Twitter third party hanya demi membaca lini masa dalam tampilan serba gelap seperti ini.

Yang kedua ada update secara real-time untuk reply, Retweet dan jumlah like. Jadi selagi memantau sebuah Tweet yang sedang viral, pengguna Twitter Lite juga dapat melihat balasan-balasan baru yang muncul tanpa perlu melakukan apa-apa.

Terakhir, Twitter Lite juga kedatangan tampilan baru untuk jendela compose-nya, yang bertujuan untuk memudahkan pengguna berpindah antara Tweet dan lini masanya. Istimewanya, selain di Twitter Lite, tiga fitur baru ini juga bakal tersedia di situs Twitter versi mobile serta aplikasi Windows resminya.

Dari sudut pandang lain, pembaruan ini juga penting karena Twitter belum lama ini merevisi kebijakan API-nya untuk developer, yang sederhananya bakal menghambat perkembangan aplikasi Twitter pihak ketiga. Pengguna Twitter Lite pada dasarnya bisa sedikit lega melihat itikad baik Twitter untuk terus memperbarui aplikasi versi ringannya ini di saat opsi third party mulai terdengar kurang relevan.

Sumber: Engadget dan Twitter.

Application Information Will Show Up Here

Aplikasi Tweetbot 3 Resmi Dirilis untuk Pengguna Mac

Februari lalu, Twitter diam-diam ‘membunuh’ aplikasi Mac-nya, dan menganjurkan pengguna Mac untuk mengakses versi web-nya saja. Dari dulu aplikasi resmi Twitter memang tergolong kurang populer di kalangan pengguna Mac, dan keputusan ini malah semakin mendorong mereka untuk beralih ke aplikasi Twitter garapan developer pihak ketiga.

Salah satu yang cukup difavoritkan adalah Twitterrific 5, yang baru dirilis pada bulan Oktober lalu. Sekarang, ada lagi opsi baru yang tak kalah tenar, yakni Tweetbot 3. Versi baru ini secara langsung menggantikan Tweetbot 2 yang sudah eksis sejak tiga tahun silam, dan bersamanya tentu hadir tampilan beserta kumpulan fitur yang lebih modern.

Tweetbot 3 for Mac

Terkait tampilan, Tweetbot 3 for Mac akhirnya menghadirkan dark theme, yang akan mengubah interface jadi serba gelap sehingga tidak menyakitkan mata selagi dibuka di malam hari. Fitur multi-column yang menjadi andalan Tweetbot selama ini turut disempurnakan, di mana pengguna dapat menambahkan kolom lini masa baru semudah navigasi drag-and-drop saja.

Selanjutnya, fitur timeline filter yang cukup populer di kalangan pengguna Tweetbot untuk iOS akhirnya juga tersedia di versi Mac-nya. Fitur ini memungkinkan kita untuk memodifikasi lini masa agar hanya menampilkan tipe Tweet tertentu saja, misal hanya Tweet yang disertai media, Tweet yang disertai link, Retweet, atau yang mengemas kata kunci tertentu.

Tweetbot 3 for Mac

Sayangnya, peluncuran Tweetbot 3 for Mac ini rupanya juga harus dihantui oleh keputusan lain Twitter yang juga menuai kontroversi di kalangan developer, di mana mereka mengubah kebijakan API (application programming interface) yang bisa diakses oleh developer. Imbas dari perubahan ini pada dasarnya adalah, aplikasi pihak ketiga tidak lagi bisa me-refresh lini masa secara otomatis, dan push notification juga tak berfungsi.

Selebihnya, aplikasi seperti Twitterrific 5 atau Tweetbot 3 ini sebenarnya masih bisa berfungsi ketika kebijakan baru itu sudah diterapkan, hanya saja fitur-fiturnya jadi terbatasi. Developer Tweetbot sendiri bilang bahwa skenario terburuknya adalah, aplikasi tak lagi bisa menampilkan notifikasi dan memperbarui linimasa secara real-time (ada jeda 1 – 2 menit).

Terlepas dari itu, Tweetbot 3 saat ini sudah bisa diunduh langsung dari Mac App Store seharga Rp 149 ribu.

Sumber: TechCrunch dan MacRumors.

Penonton Terdaftar di YouTube Capai Angka 1,8 Miliar Setiap Bulannya

Google jelas frustasi karena berulang kali gagal mengembangkan layanan media sosial untuk menjegal Facebook. Tapi, di platform lain yang masih berhubungan dengan media sosial, yaitu video sharing, YouTube adalah juaranya. Yang belum tahu, YouTube merupakan salah satu portofolio penting milik raksasa mesin pencari tersebut.

Di ajang YouTube Brandcast baru-baru ini, CEO YouTube Susan Wojcicki mengungkapkan capaian barunya di tahun ini, bahwa YouTube kini memiliki 1,8 miliar penonton setiap bulan, di mana catatan tersebut hanya untuk pengguna yang menonton dengan login ke akun masing-masing.

Capaian baru ini tercatat sebagai salah satu prestasi istimewa YouTube, di mana pada bulan Juni tahun lalu, Susan Wojcicki mengonfirmasi penonton YouTube yang login dan menonton menyentuh angka 1,5 miliar setiap bulannya. Berarti, dalam 10 bulan, pengguna login di YouTube naik sebanyak 300 juta. Sayangnya, Wojcicki tidak membeberkan dengan rinci berapa banyak pengguna tak terdaftar yang menonton di layanan video sharing-nya. Jika digabungkan, kemungkinan besar YouTube ditonton lebih dari 2 miliar pengguna total setiap bulannya.

Kemudian YouTube juga mengungkapkan beberapa statistik terkait kanal dan YouTuber paling populer. Daftar saluran teratas di YouTube didominasi oleh YouTuber PewDiePie dengan pengikut sebanyak 62 juta, dan musisi Justin Bieber. Selain itu YouTube juga mengumumkan bahwa mereka berencana untuk ‘menggandakan’ konten asli di layanannya. Beberapa acara yang telah dipersiapkan, antara lain Will Smith: The Jump Off, Priyanka Chopra: If I Could Tell You Just One Thing, Jack Whitehall: Training Days, Best Shot, dan lain-lain. YouTube juga mengonfirmasi akan kembali menayangkan program Untitled Demi Lovato Project, The Super Slow Show Season 2, dan Kevin Hart: What the Fit Season 2.

Sumber berita Googleblog dan gambar header Pixabay.