Google Tutup Layanan Live Streaming, Hangouts on Air

Anda tentu sepakat bahwa Google dulunya berharap Google+ dapat menjadi sebuah layanan populer sekelas atau bahkan mampu menjegal jejaring sosial Facebook. Tapi, sayangnya rencana itu tidak berjalan dengan mulus. Bahkan kini Google tampaknya punya rencana lain untuk Google+.

Perubahan radikal baru saja ditempuh oleh Google yang secara resmi mengumumkan pencopotan fitur Hangouts on Air, layanan streaming live terhitung sejak 12 September 2016. Bagi pengguna yang ingin meneruskan jadwal yang telah dibuat sebelumnya atau membuat siaran baru dapat beralih ke layanan YouTube Live pasca penutupan layanan.

Dalam halaman bantuannya, Google juga memberikan petunjuk langkah demi langkah bagaimana memulai, membuat jadwal dan mengatur siaran pasca pengalihan. Namun pengguna dipastikan kehilangan fitur tanya jawab yang sebelumnya ada di Hangouts on Air. Sebagai alternatif, Google menawarkan fitur serupa melalui Google Slides yang juga dapat dipergunakan di YouTube Live.

Hangouts on Air diciptakan pada tahun 2012 ketika Google melakukan sejumlah pembaruan ke layanan komunitas utamanya. Layanan ini sempat populer dan menjadi pilihan event-event akbar untuk menyiarkan acaranya. Dua di antara melibatkan nama besar Obama dan Pope Francis.

Tapi rupanya YouTube Live dipandang mempunyai kans yang lebih baik untuk berkembang dan berkontribusi. Layanan ini pun punya banyak kecocokan dengan tren terkini dan ekosistem yang sudah terbangun di layanan YouTube. Pertimbangan inilah yang sepertinya mendorong Google untuk menutup layanan Hangouts on Air dan mengalihkan fokus ke YouTube Live.

Penutupan ini merupakan langkah baru yang cukup mengejutkan setelah di tahun lalu Google juga memangkas pakem Google+ dengan memberikan kebebasan kepada pengguna untuk meninggalkan komentar di YouTube dan review aplikasi di Play Store tanpa akun. Sebuah keputusan yang makin menguatkan dugaan bahwa Google sudah menyerah mengejar Facebook.

Sumber berita Google.

Instagram Dikabarkan Sedang Godok Fitur “Save Draft”

Instagram dikabarkan kembali memulai pengujian fitur baru yang memungkinkan pengguna menyimpan draft sebelum di-posting ke jejaring sosial. Dengan begitu pengguna tidak harus membatalkan potongan postingan yang mengharuskan mereka memodifikasi ulang foto dari awal.

Pengujian fitur ini diendus oleh sejumlah pengguna yang beruntung mendapatkan jatah lebih dulu, yang kemudian mengunggahnya ke akun Twitter mereka. Tapi ini bukan kali pertama fitur Save Draft muncul ke permukaan. Fitur yang sama sempat terlihat pada bulan Juli lalu, sebelum akhirnya mulai diuji ke sejumlah kecil pengguna.

Fitur ini disebut sedang dalam tahap pengujian di sejumlah kecil pengguna
Fitur ini disebut sedang dalam tahap pengujian di sejumlah kecil pengguna

Penggunaannya cukup mudah, ketika pengguna men-tap tombol “back” saat membuat sebuah postingan atau mengakses kamera roll, sebuah jendela notifikasi akan muncul di depan layar. Jendela dialog tersebut menampilan tiga pilihan, Save Draft, Discard dan Cancel. Instagram juga menambahkan pesan, “If you go back now, your image edits will be discarded.” Selain itu Instagram juga menambahkan panel khusus yang berisikan pesan draft yang disimpan.

Panel draft yang berisikan pesan yang disimpan
Panel draft yang berisikan pesan yang disimpan

Kendati tak mengiyakan secara langsung, tapi kepada Techcrunch Instagram tak menampik bahwa pihaknya terus mencoba cara baru guna meningkatkan pengalaman penggunaan aplikasinya. Sayang belum ada konfirmasi resmi yang menyinggung soal kapan ketersediaan fitur ini secara global.

Instagram secara konsisten terus melakukan pembaruan untuk aplikasinya. Belum lama ini mereka meluncurkan Instagram Stories, fitur baru yang diadopsi dari salah satu fitur Snapchat. Sebelum itu, Instagram juga telah memastikan bakal merilis fitur moderasi untuk mencegah komentar-komentar tak pantas dari pengguna lain.

Sumber berita Techcrunch dan gambar header Pixabay.

Beberapa Bulan Lagi, Semua Pengguna Bisa Membuat Moment Sendiri di Twitter

Saat Twitter meluncurkan fitur Moments tahun lalu, tujuan yang ingin dicapai adalah menjadikan jejaring sosial tersebut lebih mudah dipahami oleh pengguna baru. Pun demikian, sejauh ini pengaruh Moments belum begitu terasa.

Faktor ketersediaan menjadi salah satu alasan – pengguna di Indonesia hingga kini belum bisa mengakses Moments dari halaman depan Twitter – tapi siapa saja yang bisa membuat sebuah Moment juga berdampak cukup besar. Sederhananya, tim kurator Twitter sendiri saja tidak cukup untuk menyuguhkan Moment yang menarik bagi semua pengguna.

Guna mengatasi masalah tersebut, Twitter berencana membuka akses Moments ke lebih banyak kreator. Diawali oleh tokoh-tokoh berpengaruh dan media publikasi, dalam beberapa bulan ke depan Moments juga bisa dibuat oleh semua pengguna tanpa terkecuali.

Salah satu contoh Moment bikinan tokoh berpengaruh berasal dari seorang aktivis HAM asal Amerika, DeRay Mckesson. Saat Anda klik link Moment buatannya di bawah ini, Anda bisa melihat kumpulan Tweet dari banyak pengguna Twitter berkaitan dengan kasus penembakan seorang pemuda kulit hitam oleh polisi di kota Ferguson yang memicu protes besar-besaran di AS.

Di sisi lain, sebuah Moment tidak harus berupa kumpulan Tweet banyak orang, tapi bisa juga berupa kumpulan Tweet dari satu akun saja mengenai sebuah topik. Contohnya adalah Moment racikan Allure Magazine dan Budweiser di bawah ini.

Sumber: TechCrunch dan Twitter.

Perangi Judul Clickbait, Facebook Rilis Formula News Feed Baru

Jejaring sosial raksasa, Facebook kembali menyatakan “perang” terhadap headline-headline “clickbait” dengan menerapkan algoritma baru ke news feed-nya. Seperti halnya sistem keamanan di dalam email yang berfungsi membedakan pesan spam, formula baru ini juga akan mendepak headline clickbait yang cenderung menjebak ke urutan yang lebih rendah ketimbang postingan lainnya. Selain urutan, postingan juga akan ditampilkan dengan intensitas yang lebih rendah.

Perubahan algoritma ini diumumkan kemarin waktu setempat, menargetkan dua jenis headline, yaitu headline yang menyembunyikan informasi sebenarnya dan headline yang melebih-lebihkan atau menyesatkan. Tujuan akhirnya adalah untuk memberikan postingan-postingan yang relevan dengan tiap-tiap pengguna. Sehingga postingan paling penting akan ditempatkan di peringkat teratas dalam news feed.

Dikutip dari rilis resminya, Facebook memberikan beberapa contoh headline yang dimaksudkan. Misalnya : “When She Looked Under Her Couch Cushions And Saw THIS… I Was SHOCKED!”; “He Put Garlic In His Shoes Before Going To Bed And What Happens Next Is Hard To Believe”; dan “The Dog Barked At The Deliveryman And His Reaction Was Priceless.” Familiar dengan judul-judul seperti ini? Nah, judul postingan seperti inilah yang ingin disingkirkan dari news feed oleh Facebook.

Perubahan ini menandai percobaan kedua Facebook dalam menghalau strategi headline clickbait yang kerap dipraktikkan oleh penerbit. Di bulan Agustus dua tahun lalu, Facebook juga pernah mengumumkan perubahan algoritma untuk news feed yang dirancang untuk menganalisa durasi waktu yang dihabiskan pengguna di dalam artikel. Dari analisis tersebut, Facebook akan menjatuhkan penalti kepada penerbit yang dinilai melakukan cara-cara yang tak etis.

Facebook menilai, jika pengguna mengklik sebuah tautan kemudian dalam sekejap kembali ke Facebook, itu berarti mereka tidak menemukan apa mereka harapkan dari judul.

Update pertama tersebut menggunakan pengguna sebagai bahan pertimbangan penalti, sebaliknya update kedua terbaru ini fokus pada perilaku penerbit. Kabar baiknya, jika penerbit berhenti melakukan metode clickbait, maka penalti yang dijatuhkan dapat dilepas dan mereka dapat memperbaiki peringkat postingan di dalam news feed.

Sumber berita FBnewsroom dan gambar header YouTube.

Snapchat Hadirkan Geosticker, Sticker Spesial yang Hanya Bisa Digunakan di Lokasi Tertentu

Snapchat baru-baru ini meluncurkan fitur yang cukup unik bernama Geosticker. Melihat namanya, bisa kita tebak bahwa fitur ini ada hubungannya dengan lokasi pengguna, dan yang pasti melibatkan sederet sticker konyol yang sudah menjadi ciri khas Snapchat.

Konsep Geosticker pada dasarnya mirip seperti fitur Geofilter yang dirilis tahun lalu. Kalau Geofilter menyajikan koleksi filter khusus yang hanya bisa diakses ketika pengguna berada di lokasi tertentu, Geosticker pun sama, hanya saja untuk sticker.

Jadi semisal pengguna sedang berlibur ke Paris, akan muncul sejumlah sticker spesial yang bisa ditambatkan ke foto-foto yang mereka ambil atau di dalam chat, cocok ketika pengguna sedang ingin pamer liburannya.

Geosticker sejauh ini tersedia di beberapa kota terpopuler di dunia: Los Angeles, New York City, San Francisco, Washington DC, Honolulu, London, Sydney, Sao Paulo, Paris dan Riyadh. Karena bergantung dengan lokasi, pengguna wajib mengaktifkan fitur location service pada perangkatnya masing-masing.

Di saat yang hampir bersamaan, Instagram baru-baru ini meluncurkan fitur Stories yang sangat mirip dalam hal nama maupun fungsi dengan milik Snapchat. Terlepas dari itu, setidaknya Snapchat masih menjadi raja sticker, apalagi didukung oleh fitur Geosticker ini.

Sumber: TheNextWeb.

Usai Diakuisisi Microsoft, LinkedIn Kini Hadirkan Konten Video

Belum lama setelah diakuisisi Microsoft, LinkedIn kini telah siap menghadirkan fitur baru berupa konten video. Sebelum ini konten video memang sudah cukup populer di kalangan pengguna LinkedIn, namun video-video tersebut umumnya berasal dari YouTube.

Apa yang LinkedIn lakukan adalah mengajak sekitar 500 “Influencer” – pengguna yang punya banyak follower dan rajin membuat konten dalam LinkedIn – untuk berdiri di depan kamera dan menciptakan video pendek berdurasi 30 detik. Dalam video tersebut, mereka diminta untuk membagikan uneg-unegnya mengenai topik-topik profesional yang sedang ngetren.

Konten semacam ini pada dasarnya bisa dilihat sebagai Quora versi video, dimana komunitas kerap menanyakan sejumlah pertanyaan serius terkait kepemimpinan maupun hal lainnya kepada orang-orang yang berpengaruh di industri.

Video dari masing-masing Influencer akan muncul dalam feed para follower-nya. Selanjutnya mereka bisa menyimak maupun berpartisipasi dalam diskusi bersama pengguna lain terkait topik yang dibicarakan maupun pendapat dari sang Influencer.

Video sendiri merupakan medium yang tepat untuk memicu engagement yang lebih besar dari para pengguna LinkedIn. Ketimbang hanya memanfaatkan jejaring sosial tersebut sebagai referensi lowongan pekerjaan, pengguna bisa mendapatkan insight yang membangun untuk bidangnya masing-masing melalui konten video semacam ini.

Video-video tersebut dibuat menggunakan aplikasi baru bernama LinkedIn Record – sejauh ini baru bisa digunakan oleh para Influencer tadi, dan tidak ada keterangan apakah LinkedIn akan membukanya untuk umum dalam waktu dekat. Terlepas dari itu, Anda yang penasaran bisa melihat contoh video dari pendiri LinkedIn, Reid Hoffman, yang membicarakan tentang peran kecerdasan buatan dalam dunia kerja.

Sumber: TechCrunch dan LinkedIn Blog.

Jelang Olimpiade 2016, Twitter Hadirkan Emoji Khusus dan Perbarui Fitur Moments

Gaung Olimpiade 2016 semakin mengeras mendekati upacara pembukaannya pada tanggal 5 Agustus besok. Raksasa teknologi tidak ingin ketinggalan momentum; Google telah menyiapkan cara baru untuk memantau informasi seputar Olimpiade 2016, dan kini giliran Twitter yang turut melakukan selebrasi dengan caranya sendiri.

Jejaring sosial berlambang burung tersebut memanfaatkan salah satu fitur andalannya, yaitu hashtag. Dengan menuliskan hashtag tertentu, pengguna bisa memakai emoji khusus dalam Tweet-nya masing-masing.

Emoji cabang-cabang olahraga Olimpiade 2016 beserta hashtag-nya di Twitter / Twitter
Emoji cabang-cabang olahraga Olimpiade 2016 beserta hashtag-nya di Twitter / Twitter

Emoji edisi Olimpiade tersebut mencakup bendera 207 negara yang berpartisipasi sekaligus cabang-cabang olahraga, medali dan emoji lain yang merujuk pada tema Rio 2016. Jadi saat Anda menuliskan Tweet dengan hashtag #INA, bendera Indonesia akan muncul secara otomatis. Demikian pula dengan hashtag #Badminton, #Judo dan sebagainya.

Twitter tidak lupa memperbarui fitur Moments supaya pengguna bisa lebih mudah memantau informasi seputar Olimpiade, dimana kini terdapat tab khusus Rio 2016. Seandainya pengguna tidak sempat mengikuti Tweet dari akun resmi @Rio2016 atau atlet-atlet favoritnya, Moments akan menyuguhkan hasil ringkasannya.

Tampilan tab Rio 2016 pada fitur Moments / Twitter
Tampilan tab Rio 2016 pada fitur Moments / Twitter

Highlight hasil pertandingan, perolehan medali dan lain sebagainya bisa dipantau lewat Moments. Sayang sekali sejauh ini Moments baru tersedia di Amerika Serikat, Australia, Brasil, Inggris Raya, Kanada dan Meksiko.

Namun jangan terlalu cepat berkecil hati, sebab Twitter masih menawarkan cara lain untuk membawa aura Rio 2016 ke dekat Anda lewat Periscope dan Vine. Untuk Periscope, akan hadir channel khusus yang mengemas video-video seputar Olimpiade 2016, sedangkan di Vine pengguna bisa menyimaknya dari tab Explore.

Sumber: Twitter Blog.

Twitter Buka Layanan Pengajuan Verifikasi Akun

Mulai sekarang dan seterusnya, pengguna Twitter bakal mendapatkan kemudahan untuk memperoleh tanda cek berwarna biru untuk akun mereka. Ikon yang menjadi idaman banyak orang, karena menjadi pertanda bahwa akun tersebut telah diverifikasi.

Pada dasarnya fitur ini ditujukan untuk publik figur, jurnalis, atlit, politikus dan orang penting lain yang banyak dikenal oleh publik. Twitter mengatakan bahwa tanda verifikasi ini akan membantu pengguna umum untuk mengidentifikasi bahwa publik figur tersebut asli, bukan kloningan. Selain tanda cek biru dan notifikasi dari pengguna terverifikasi lainnya, tidak ada pengalaman berbeda yang akan dijumpai oleh pengguna.

“Kami ingin memudahkan pengguna untuk menemukan profil penting di Twitter. Dengan pembukaan aplikasi kami berharap ada lebih banyak orang yang dapat mengikuti akun orang-orang penting dan sebaliknya memberikan akses yang lebih luas kepada publik figur untuk menjangkau lebih banyak pengikut.” Kata Tina Bhatnagar selaku vice president of user services Twitter.

Dalam rilis pers resminya Twitter mengatakan bahwa saat ini ada 187.000 pengguna yang sudah diverifikasi sejak tahun 2009 ketika fitur ini diluncurkan. Artinya, angka ini masih kurang dari 1% pengguna aktif bulanan Twitter yang mencapai 310 juta orang.

Layanan serupa sebenarnya pernah mereka luncurkan sebelumnya, tapi dikarenakan aplikasi yang masuk dinilai banyak yang belum memenuhi syarat kelayakan, Twitter memutuskan untuk menarik kembali layanan tersebut.

Di kelahiran kedua ini Twitter hanya mewajibkan pemohon untuk melengkapi beberapa informasi seperti nomor telepon, email, data diri, foto profil dan situs. Kemungkinan besar mereka juga akan meminta salinan kartu identitas sebelum memberikan status verifikasi. Jika Anda merasa memenuhi syarat yang diminta, silahkan ajukan permohonan di tautan ini.

Sumber berita Twitter, PRnewsWire.

Berbelanja di Pinterest Makin Mudah Berkat Fitur Shopping Bag dan Kurasi Produk

Pengguna Pinterest di Amerika Serikat patut berbahagia. Pasalnya, semenjak bulan November 2015 lalu, mereka bisa menemukan berbagai produk menarik di Pinterest sekaligus membelinya layaknya browsing di situs belanja online. Fitur bernama Pinterest Shop ini otomatis memberikan makna baru bagi jejaring sosial yang awalnya tak lebih dari sekadar bookmarking tool.

Pinterest sendiri menyadari bahwa fitur belanja ini memegang andil besar dalam pertumbuhan komunitas penggunanya. Untuk itu, mereka telah menyiapkan sejumlah fitur baru guna semakin menyempurnakan pengalaman pengguna yang memanfaatkan Pinterest sebagai pusat berbelanja online.

Yang pertama adalah fitur Shopping Bag, yang pada dasarnya sama persis seperti shopping cart pada sebagian besar situs belanja online. Shopping Bag memungkinkan pengguna untuk membeli produk dari penjual yang berbeda-beda, lalu membayar jumlah totalnya dalam satu tahap saja.

Fitur kurasi memudahkan pengguna menemukan produk yang sedang ngetren dari 20.000 penjual yang berbeda / Pinterest
Fitur kurasi memudahkan pengguna menemukan produk yang sedang ngetren dari 20.000 penjual yang berbeda / Pinterest

Fitur kedua adalah kurasi produk yang dilakukan oleh tim Pinterest sendiri. Mengingat sejauh ini Pinterest telah bermitra dengan sekitar 20.000 penjual, dengan jumlah produk yang mencapai lebih dari 10 juta, fitur kurasi ini setidaknya bisa memudahkan konsumen dalam menemukan produk-produk yang sedang ngetren.

Pinterest tidak lupa menghadirkan fitur Visual Search ke Pinterest Shop. Berkat fitur ini, pengguna bisa melakukan pencarian terhadap produk-produk yang relevan dengan yang mereka jumpai di suatu Pin. Menutup semua itu adalah opsi untuk menyortir barang berdasarkan popularitas, diskon dan lain sebagainya ketika melihat katalog yang ditawarkan sebuah brand.

Selain di Android, Pinterest Shop kini juga bisa diakses melalui web – versi iOS-nya dijanjikan akan segera menyusul. Sayangnya hingga kini masih belum ada kabar terkait rencana Pinterest menghadirkan fitur belanja ini ke kawasan lain.

Sumber: Pinterest Blog.

Facebook untuk iOS Kedatangan Fitur Slideshow, Otomatis Ciptakan Klip Pendek dari Beberapa Foto dan Video

Meski dari segi jumlah pengguna Facebook merupakan yang terbesar, fakta tersebut tidak membuat Zuckerberg dkk terus berinovasi demi menghadapi ‘perlawanan’ yang diberikan oleh rival-rivalnya. Sebut saja Snapchat, dimana fitur Stories-nya terbukti efektif menarik minat pengguna.

Serasa tidak mau kalah, Facebook kini hadir dengan fitur serupa bernama Slideshow. Fitur ini pada dasarnya akan membuatkan video secara otomatis yang disusun dari kompilasi beberapa foto dan video sekaligus, lengkap beserta musiknya.

Sebelumnya fitur ini sudah lebih dulu hadir lewat aplikasi Moments, namun Facebook kini memutuskan untuk membawanya ke aplikasi iOS-nya. Cara kerjanya sederhana: jika dalam 24 jam terakhir Anda mengambil lebih dari lima foto atau video, Facebook akan menyarankan Anda membuat Slideshow ketika hendak menulis status.

Selanjutnya proses pembuatan video akan berjalan secara otomatis. Algoritma Facebook akan menyortir foto dan video dengan sendirinya, lalu menggabungkannya dengan musik dan efek transisi yang menarik. Pengguna diberi kemudahan untuk menyuntingnya lebih lanjut, menambahkan atau menghapus foto dan memilih satu dari sepuluh tema yang ditawarkan: Inspired, Nostalgic, Playful, Night Out, Birthday, Epic, Thankful, Tropical, Bollywood dan Amped.

Slideshow juga bisa dibuat dengan menyentuh tombol “Try It” yang terdapat pada Slideshow unggahan pengguna lain. Fitur ini sudah bisa dinikmati oleh pengguna perangkat iOS mulai sekarang, sayang belum ada informasi kapan fitur ini bakal tersedia di Android.

Sumber: TechCrunch.