Program Inkubasi dan Mentorship Marak di Indonesia

Dalam beberapa bulan terakhir, kita banyak melihat program inkubasi dan mentorship untuk startup founders bermunculan di Indonesia. Ada program-program seperti Merah Putih Inc (Dailysocial terlibat disini), East Ventures Alpha, Jakarta Founders Institute, Project Eden, Telkomsel Bootcamp dan beberapa program lainnya yang serupa.

Program-program ini mulai bermunculan dari awal tahun 2011, dan dalam beberapa bulan terakhir sangat terlihat beberapa entitas bisnis yang ingin mencoba masuk ke industri yang sedang bertumbuh ini. Perusahaan teknologi, telco dan bahkan grup bisnis besar termasuk yang sedang mendorong program-program semacam ini, yang pastinya berjalan sejajar dengan kepentingan bisnis mereka.

Tahun 2010 kemarin merupakan tahun dimana para investor berdatangan ke Indonesia, saya pun berkesempatan untuk bertemu dengan beberapa dari mereka yang ingin melihat-lihat, bertemu dengan entrepreneur, mencari kesempatan dimana mereka bisa berinvestasi di Indonesia. Kesimpulan: pasar sudah siap, namun para tech entrepreneur belum siap. Para investor ini tidak pernah kembali lagi ke Indonesia, mereka kecewa. Saya berkata pada mereka, bahwa saat ini Indonesia butuh lebih dari sekadar dana kapital, namun juga role-model, mentor yang bisa membimbing dan memberikan pengetahuan kepada para founder yang rata-rata masih berusia muda.

Continue reading Program Inkubasi dan Mentorship Marak di Indonesia

Tokone Usung Kenyamanan Pembayaran Ecommerce

Setelah tahun kemarin marak dengan peluncuran situs-situs ecommerce di Indonesia, kini situs Tokone yang didukung oleh Bank Mandiri telah live dan sepertinya cukup siap untuk masuk ke ranah persaingan ecommerce di Indonesia bersama raksasa-raksasa lainnya. Apakah Tokone siap untuk bersaing?

Pada dasarnya, konsep Tokone sama dengan kebanyakan situs ecommerce dan online marketplace lainnya. Mereka mengumpulkan merchant untuk bisa berjualan di situs mereka dan mengambil untung dari transaksi yang terjadi di situs mereka. Yang dikompetisikan hanyalah kenyamanan berbelanja, kemudahan transaksi dan tentu saja branding.

Continue reading Tokone Usung Kenyamanan Pembayaran Ecommerce

[Guest Post] Usability

Artikel tentang User Experience (UX) ini ditulis oleh Qonita Shahab, peneliti UX yang pernah bekerja di bidang TI. Ketertarikannya akan musik dan fotografi membantunya dalam mendesain prototipe sistem interaktif. Sejak mulai melakukan penelitian di bidang teknologi persuasif, Qonita belajar banyak tentang psikologi sosial dan penggunaan komunal atas teknologi. Anda bisa follow akun Twitter-nya di @uxqonita.

Kemarin adalah World Usability Day, yang diperingati setiap hari Kamis kedua di bulan November. Menariknya, saya menemukan artikel Rama Mamuaya di Dailysocial tentang UI/UX yang sebetulnya membahas tentang Usability. Usability adalah kegunaan, bagaimana suatu produk bisa berguna, dan dapat dengan mudah (dan baik) dipergunakan. Lalu UI dan UX itu apa?

Sejak menulis tentang UX untuk Dailysocial, saya belum pernah dapat permintaan khusus atau pertanyaan tentang apakah yang menjadi masalah dalam bidang UX di kalangan tech-startup Indonesia. Sehingga, saya memulai dengan menulis perkenalan tentang UX untuk menjabarkan bahwa UX itu sangat luas, dan bisa diuraikan satu persatu bidang-bidang pendukungnya.

Continue reading [Guest Post] Usability

Seperti Apakah UI/UX Yang Bagus?

Di banyak artikel di Dailysocial, kami banyak sekali menekankan pentingnya UI dan UX sebagai bagian yang penting sebagai pertimbangan kami menilai sebuah startup. Dan di tulisan opini ini, saya ingin mencoba mengambil kesimpulan berdasarkan pengalaman saya menggunakan layanan-layanan berbasis web.

Dan banyak pihak yang bertanya-tanya, seperti apakah UI/UX yang bagus? Tentu saja anda bisa mulai membaca beberapa artikel dari Qonita Shahab di DailySocial mengenai UI dan UX untuk layanan berbasis web, namun saya akan mencoba memaparkan cara yang lebih disederhanakan untuk mengerti mengenai UI dan UX layanan berbasis web.

Continue reading Seperti Apakah UI/UX Yang Bagus?

Indonesia Masih Dalam Tahap Awal di Industri Internet

Whitepaper dari Nielsen tentang Konsumen Digital di Asia tenggara yang kami bahas kemarin menyatakan bahwa tingkat penetrasi internet di Indonesia adalah 21%, tumbuh 20% per tahun. Rama membandingkan hal ini dengan Singapura dengan penetrasi internet sebesar 67% yang membuat tingkat adopsi di Indonesia terlihat sangat rendah, namun coba pertimbangkan pula faktor lain seperti jumlah penduduk antara kedua negara serta perbedaan geografis.

Penduduk di Indonesia telah mencapai 237.6 juta orang pada 2010 dengan tingkat pertumbuhan tahunan sebesar 1%. Pada tahun 2015 populasi penduduk akan berada di sekitar angka 249 juta. Perlu diingat bahwa sejak 1970, tingkat pertumbuhan penduduk Indonesia perlahan menurun dari 2,5% menjadi 1%. Sejak tahun 2005, laju pertumbuhan melambat sebanyak 0,2%. Bahwa tingkat adopsi 21% pada 2011 berarti ada lebih dari 50 juta individu yang terhubung dengan internet di Indonesia. Tentu saja, jumlah ini tergantung dari jumlah populasi yang digunakan sebagai referensi, saya menggunakan data publik Google untuk analisis ini.

Continue reading Indonesia Masih Dalam Tahap Awal di Industri Internet

Rakuten Akuisisi Kobo dan Peluangnya di Indonesia

Rakuten Ichiba mengumumkan pengakuisisian Kobo — penyedia layanan e-book dari Kanada — dan pengambilalihan kepemilikan 100% dengan pembayaran secara cash. Ini merupakan pertama kalinya situs marketplace asal Jepang membeli layanan konten. Setelah lama berkutat di penjualan berbagai macam barang, sekarang saatnya Rakuten menjual dagangannya sendiri. Kobo sendiri selain berjualan ebook secara online juga memiliki produk E-Reader, seperti halnya Amazon Kindle — dengan produk andalannya Kobo Vox yang berbasiskan Android.

Mengingat Rakuten Ichiba memiliki franchise di Indonesia, Rakuten Belanja Online (RBO), tentu saja saya berharap bahwa RBO bakal membantu Kobo memperluas pasarnya di Indonesia. Kenapa saya nampak excited dengan Kobo? Sejauh ini memang Kobo yang nampak dengan mudah dibeli produk-produknya di Indonesia, ketimbang Amazon. Apalagi Kobo juga melayani pembelian dengan PayPal. Dengan ketersediaan di berbagai platform — termasuk BlackBerry, iOS, dan Android — Kobo memiliki peluang memperoleh pasar yang lebih besar di Indonesia.

Continue reading Rakuten Akuisisi Kobo dan Peluangnya di Indonesia

Menantikan Dua Layanan Buatan Lokal, OpenKurir.com dan Jelajah.me

Salah satu kegiatan yang selalu saya sempatkan untuk dilakukan adalah mampir ke halaman Startuplokal Showcase untuk melihat apakah startup/layanan internet atau mobile baru yang akan dirilis atau sudah muncul dan menarik untuk dicoba.

Meski tidak semua menarik untuk saya coba, berdasarkan subjektivitas dan ketertarikan saya pribadi, namun sering kali saya tetap mencoba meng-klik dan mampir ke situs dari berbagai layanan yang ada.

Sebagain besar berakhir dengan hanya mampir beberapa menit dan langsung tab-nya saya tutup, namun beberapa membuat saya betah untuk mencoba layanan atau mencari lebih jauh tentang kemungkinan apa yang akan dibuat layanan tersebut.

Ada dua layanan yang menarik bagi saya, pertama adalah Jelajah.me dan satu lagi OpenKurir.com.

Continue reading Menantikan Dua Layanan Buatan Lokal, OpenKurir.com dan Jelajah.me

Pengguna Memang dan Harus Mengeluh

Artikel berseri tentang User Experience (UX) ini ditulis oleh Qonita Shahab, peneliti UX yang pernah bekerja di bidang TI. Ketertarikannya akan musik dan fotografi membantunya dalam mendesain prototipe sistem interaktif. Sejak mulai melakukan penelitian di bidang teknologi persuasif, Qonita belajar banyak tentang psikologi sosial dan penggunaan komunal atas teknologi. Anda bisa follow akun Twitter-nya di @uxqonita.

Pernahkah Anda mendengar tentang seruan seperti ini, “Stop complaining about Facebook’s changes, it’s free for God sake!”? Apakah Anda pernah dicap sebagai tukang mengeluh hanya dengan berbicara tentang hal ini? Saya ada di antara mereka yang berbicara tentang itu, tapi saya tidak peduli dengan label tukang keluh. Lagi pula, apa yang saya lakukan adalah memberi mereka (Facebook) masukan yang berharga.

Selain itu, saya juga tidak setuju kalau Facebook adalah sebuah layanan gratis. Tentu saja secara finansial kita tidak membayar apapun ke Facebook, namun pendekatan ini telah dijalankan secara praktis dalam waktu yang terlalu lama: memberikan akses gratis ke produk (sebagian dari produk tersebut) untuk memperkecil hambatan bagi pengguna dalam mengadopsi produk. Kita mungkin bertanya-tanya, sampai kapan Facebook tetap menjadi layanan gratis? Akankah di masa depan Facebook tiba-tiba menerapkan biaya atas layanan mereka?

Continue reading Pengguna Memang dan Harus Mengeluh

Bagaimana PriceArea Menyelamatkan Hari Saya dari Pengalaman Ecommerce Yang Buruk

Posting ini akan terdengar seperti promosi, tapi saya nyatakan dari awal bahwa (seperti biasa) saya tidak dibayar sepeserpun untuk tulisan-tulisan saya di Dailysocial. Namun, saya merasa bahwa posting ini penting untuk saya publish untuk menunjukkan pengalaman saya membeli barang via website ecommerce di Indonesia. Pengalaman saya ini bisa juga dialami oleh banyak pengunjung situs ecommerce, semoga bisa menjadi masukan bagi para pemilik situs.

Akhir minggu kemarin, saya sedang ingin membeli sebuah mouse wireless untuk membantu saya dalam bekerja dan memutuskan untuk membeli sebuah Magic Mouse. Saya-pun langsung browsing ke beberapa situs ecommerce untuk mencari situs yang menyediakan Magic Mouse dan juga metode pembayaran dan pengiriman yang nyaman.

Continue reading Bagaimana PriceArea Menyelamatkan Hari Saya dari Pengalaman Ecommerce Yang Buruk

Mungkinkah Ini Alasan Perusahaan Luar Negeri Tidak Membuka Kantor di Indonesia?

Baru-baru ini Google, RIM, Facebook dan Paypal mengumumkan tentang peresmian kantor mereka di Malaysia yang menimbulkan kontroversi di Indonesia. Banyak pihak yang berpendapat bahwa perusahaan-perusahaan tersebut seharusnya juga melirik Indonesia sebagai tempat berinvestasi dan bukan hanya Malaysia. Alasan yang paling banyak digunakan adalah karena perusahaan seperti Facebook dan RIM memiliki pengguna yang sangat besar di Indonesia.

Kita-pun terus menebak-nebak apakah alasan dibalik pemilihan Malaysia dan bukan Indonesia, sampai akhirnya saya masuk ke sebuah halaman Wikipedia Foreign Corrupt Practices Act. Apakah ini bisa menjadi salah satu alasan perusahaan-perusahaan tersebut tidak membuka kantor di Indonesia?

Continue reading Mungkinkah Ini Alasan Perusahaan Luar Negeri Tidak Membuka Kantor di Indonesia?