BlackBerry Ungguli iPhone dengan Rasio 12-banding-1, Android Kuasai 20% Pangsa Pasar Smartphone

Seiring dengan pertumbuhan pasar ponsel di Indonesia, kami mulai mengumpulkan beberapa data yang mungkin bisa membantu untuk memahami pasar mobile dengan lebih baik. Kami telah menulis beberapa artikel tentang masa depan smartphone dan feature phone, tapi kami belum memberikan dukungan data, jadi artikel ini akan melengkapi hal tersebut.

Indonesia mengklaim tingkat adopsi mobile internet sebesar 63 persen dengan peningkatan bulanan sebesar 158 persen. Pertumbuhan yang signifikan ini sebagian besar dipicu oleh ketersediaan perangkat smartphone yang lebih murah dengan fitur standar seperti web-browsing, Facebook, Twitter, chatting, email dan kamera. Banyak ponsel murah memasuki pasar rural secara massal dengan harga terendah sekitar Rp. 750rb dan paket data yang sangat murah mulai dari Rp. 35rb per bulan.

Hambatan untuk akses internet terus memudar.

Continue reading BlackBerry Ungguli iPhone dengan Rasio 12-banding-1, Android Kuasai 20% Pangsa Pasar Smartphone

Nantinya, Tidak Akan Ada Yang Namanya “SMARTPHONE”

Judul di atas adalah sebuah kesimpulan kasar. Kesimpulan ini muncul dari hasil pengamatan saya selama perjalanan ke beberapa kota di sekitar pulau Jawa. Sangat menyenangkan untuk melihat bagaimana teknologi diadopsi di daerah di luar kota-kota besar.

Anda dapat melihat semua orang menggunakan apa yang disebut “smartphone” di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung dan Yogyakarta, sedangkan kota-kota kecil di sekitarnya dipenuhi dengan apa yang disebut “feature phone”. Kategori smartphone diisi oleh iPhone, ponsel Samsung/LG/Sony Ericsson berbasis Android dan ponsel high-end Nokia sedangkan kategori feature phone terdiri Nexian, Skybee, Huawei dan perangkat yang harganya lebih murah.

Jadi saya berusaha sangat keras untuk mengerti pengkategorian ini, tetapi saya malah merasa pemisahan ini sangatlah dangkal.

Continue reading Nantinya, Tidak Akan Ada Yang Namanya “SMARTPHONE”

DetikDeal Tidak Lagi Menawarkan Deal, Seleksi Alam Mulai Terjadi?

Saya mendapatkan informasi bahwa DetikDeal, yang merupakan situs daily deals (atau lebih tepatnya untuk situs ini adalah group purchase) yang didukung oleh raksasa media online Detikcom, sudah tidak lagi memberikan promosi deals harian. Benar saja, promo terakhir di DetikDeal telah habis per tanggal 19 Agustus lalu. Entah apakah karena sudah mendekati Lebaran atau memang sudah melempar handuk, memang tidak banyak kegiatan yang terlihat di DetikDeal, pembelian per deal pun tidak banyak dan akun Twitter-nya hanya sekedar memuat feed deals yang lama tanpa ada interaksi dengan (calon) konsumen. DetikDeal sendiri baru berdiri di awal bulan Mei ini.

DetikDeal mungkin tidak sendirian dalam menghadapi kerasnya persaingan situs daily deals di Indonesia. Sejumlah situs daily deals lain yang saya iseng kunjungi — meski masih rajin menampilkan deals-nya — nampaknya mulai mendekati tanda-tanda kejenuhan. Kupon yang terjual lebih dari 100 untuk sebuah deal bisa dihitung dengan jari. Hanya ada dua situs yang benar-benar masih terlihat keaktifannya, DealKeren dan Disdus. Ini mungkin bukan kejutan mengingat keduanya masing-masing telah berafiliasi dengan raksasa daily deals dunia. DealKeren, yang mengklaim memiliki lebih dari 60% pangsa pasar, bahkan mampu menjual rata-rata lebih dari 1000 kupon setiap deals-nya.

Continue reading DetikDeal Tidak Lagi Menawarkan Deal, Seleksi Alam Mulai Terjadi?

Ideosource Gandeng Perusahaan Developer iOS Touchten

Ideosource, perusahaan investasi yang didalangi oleh mantan eksekutif Plasa.com, Andi S Boediman telah sukses mendapatkan portfolio baru yaitu perusahaan developer iOS Touchten.

Touchten adalah perusahaan gaming yang telah sukses memproduksi game populer Sushi Chain, yang sempat bertengger sebagai top 15 games di iTunes Store Jepang dan juga game seperti Castle Runner, War Mania, Free Kick Mania dan lain-lain. Touchten juga membuat aplikasi untuk platform iOS seperti aplikasi Health Myth, Kho Pinghoo.

Continue reading Ideosource Gandeng Perusahaan Developer iOS Touchten

PANDI dan Kecintaan Terhadap Domain .id

Berita yang disadur dari CHIP Online menyebutkan bahwa seiring pergantian kepengurusannya, PANDI (Pengelola Nama Domain Internet Indonesia) akan beralih fungsi dari “registry” dan “registrar” secara bersamaan, menjadi hanya sebagai “registry” yang meregulasi dan mengelola domain .id. Fungsi “registrar” yang menjual domain .id kepada konsumen akan diserahkan kepada setiap reseller yang mampu dan memenuhi syarat, termasuk reseller asing.

Kepemilikan domain di Indonesia memang belum besar. Dari 200 juta nama domain di Internet, hanya 250 ribu domain yang terdaftar di Indonesia. Dari angka tersebut, ternyata cuma 58 ribu yang menggunakan domain .id atau sekitar 23%. Demikian fakta yang dikemukakan oleh Ketua Umum PANDI yang baru, Andi Budimansyah. PANDI menginginkan penggunaan domain .id yang lebih besar dari konsumen Indonesia.

Continue reading PANDI dan Kecintaan Terhadap Domain .id

UKM dan Internet: ‘Lagu Lama’ atau Peluang Baru?

Minggu kemarin ada dua press release yang masuk wire@dailysocial, keduanya memberi info berhubungan dengan UKM, yang satu adalah SITTI dan satu lagi dariĀ Belibu.com.

Dalam siaran pers-nya SITTI menjelaskan bahwa melalui SITTI359 sedang mempersiapkan insisiatif bagi UKM (Usaha Kecil Menengah) di Indonesia. Program ini akan berkolaborasi dengan Satutempat.com, inisiatif bernama ‘Kedai UKM SITTI’ adalah sebuah end to end solution bagi UKM untuk meningkatkan penjualan melalui digital marketing. Akan diluncurkan bulan Oktober 2011, video-nya berkaitan tema ini disebarkan tanggal 17 Agustus 2011.

Sedangkan Belibu.com yang memberikan berbagai layanan media online dan menyasar entrepreneur lokal dan UKM sebagai acuan pengguna mereka. Belibu.com juga menyediakan fasilitas semacam liputan bagi para pelaku usaha yang nantinya diunggah ke situs mereka.

Continue reading UKM dan Internet: ‘Lagu Lama’ atau Peluang Baru?

Ketika Perusahaan Divaluasi Berdasarkan Jumlah Paten yang Dimilikinya

Setelah akuisisi terhadap (paten yang dimiliki oleh) Nortel dan kemudian Motorola Mobility, tiba-tiba paten menjadi sesuatu yang penting dan berharga. Di Amerika Serikat, paten nilainya mungkin menjadi lebih mahal dari emas. Di saat inovasi menjadi sangat kurang dan semua pihak mulai menciptakan hal yang sama, ada mimpi buruk yang mulai disemaikan oleh pemilik paten ini, ROYALTI, dan ratusan juta dollar berpindah tangan berdasarkan perintah pengadilan.

Coba tengok lagi berita yang sedang “panas” di Silicon Valley sana. InterDigital dan Kodak tiba-tiba menjadi primadona karena statusnya yang on-sale dan memiliki banyak paten. Palm kembali menjadi buah bibir setelah HP menghentikan pengembangan device-nya, simply karena Palm memiliki webOS dan sekian ribu paten. Kebanyakan dari kita malah belum pernah mendengar nama InterDigital sebelumnya, tapi dia sudah menjadi incaran perusahaan raksasa macam Apple dan Qualcomm.

Continue reading Ketika Perusahaan Divaluasi Berdasarkan Jumlah Paten yang Dimilikinya

Makan dari Kue yang Sama atau Tambahkan Kue Baru?

Perkembangan dunia startup di Indonesia tampaknya telah dibanjiri oleh investor serta pertumbuhan jumlah para pengusaha itu sendiri. Tetapi salah satu kekhawatiran yang hadir di kalangan beberapa pengusaha adalah keberadaan mayoritas investor yang berbasis di Jakarta, dan mereka lebih suka berurusan dengan perusahaan yang berbasis di Jakarta juga, bukan kota lain. Hal ini menciptakan perbedaan dan mungkin sedikit rasa iri di antara mereka yang berada di luar ibukota.

Jelas Indonesia jauh lebih besar dari hanya sekedar kota Jakarta dan meskipun Jakarta adalah pusat dari berbagai kegiatan, seperti bisnis, hiburan, dan politik bangsa Indonesia, tentunya wilayah lain tetap harus diperhatikan. Bahkan, mungkin seharusnya peran yang ada dibuat terpisah dan dibagi dengan kota lain, namun ini adalah bahasan lain, jadi mari kita kembali ke bahasan awal.

Hal yang utama dari masalah ini adalah persyaratan yang diberikan oleh para investor yang berbasis di Jakarta, bahwa para startup dan pengusaha yang akan mereka danai harus diboyong ke kota Jakarta juga.

Continue reading Makan dari Kue yang Sama atau Tambahkan Kue Baru?

Surat cinta untuk Yahoo! Koprol

Dear Koprol dan Yahoo!,

Kalian berdua telah bekerja sama selama lebih dari satu tahun dan Koprol sendiri telah ada selama lebih dari 2,5 tahun, namun sayangnya kita belum melihat adopsi layanan utama kalian oleh pihak ketiga hanya karena kurangnya akses ke API kalian. Ada apa sih? Kenapa kalian tidak berbenah diri lalu selesaikan itu API supaya bisa dipakai banyak pihak?

Banyak fitur yang dimiliki Yahoo! Koprol hadir lebih dahulu daripada Foursquare. Orang-orang di Foursquare benar-benar mengejar berbagai fasilitas dilayanan mereka yang notabene telah kalian kembangkan selama 2 tahun ke belakang. Beberapa diantaranya adalah hosting gambar, threaded comments, nearby venues, profil bisnis, dan ulasan tempat.

Continue reading Surat cinta untuk Yahoo! Koprol

Menjual Musik vs Menjual Musik Sebagai Pengalaman

Beberapa hari lalu, Menteri Komunikasi dan Informasi Indonesia mengumumkan bahwa ia akan memblokir 4shared bersama dengan 20 situs lainnya yang masuk dalam daftar pelanggaran hak cipta karena melanggar peraturan yang berlaku di Indonesia.

Selain itu, Menteri juga mengatakan bahwa biaya download sebuah lagu tidak boleh terlalu mahal, mengutip dari beliau, berkisar antara Rp 500 dan Rp 1000, menambahkan bahwa hak-hak pemilik dan penerbit diperlukan untuk membuat keuntungan untuk mempertahankan bisnis dan usaha kreatif mereka.

Menurutnya, orang tidak akan keberatan membayar jumlah tersebut untuk mendapatkan musik secara legal dari internet, dan metode pembayaran bisa dilakukan dengan kartu kredit atau dengan pulsa telepon.

Continue reading Menjual Musik vs Menjual Musik Sebagai Pengalaman